Skripsi Lengkap Mira Ok
Skripsi Lengkap Mira Ok
SKRIPSI
Oleh:
MIRA NIRMALA
NPM : 1311080029
SKRIPSI
Oleh:
MIRA NIRMALA
NPM. 1311080029
Oleh
Mira Nirmala
Keterampilan dasar konseling merupakan keterampilan guru bimbingan
konseling (bk) dalam menangkap atau merespon pernyataan peserta didik dan
mengkomunikasikannya kembali kepada peserta didik. Dalam melaksanakan layanan
konseling individu, guru bk harus mampu menerapkan dan menguasai keterampilan
dasar konseling karena dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses
konseling untuk mencapai tujuan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan keterampilan dasar konseling oleh guru bk untuk
membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta didik di SMK Negeri 3
Bandar Lampung. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah
satu guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 3 Bandar Lampung, metode
pengumpulan datanya menggunakan observasi partisipan dimana peneliti turut serta
ambil bagian dalam proses orang yang di observasi, analisis data menggunakan
teknik analisis kualitatif dengan 3 cara yaitu; reduksi dan kategorisasi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa
keterampilan dasar konseling yang digunakan oleh guru bk dalam proses layanan
konseling individu untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar peserta
didik diantaranya yaitu: attending (pemusatan perhatian), dorongan minimum
(memberi dorongan), refleksi (penegasan masalah), pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup. Dari hasil penelitian bahwa keterampilan dasar konseling yang
digunakan oleh guru bk dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik
meskipun dengan lima keterampilan dasar yang guru bk gunakan. Secara profesional
sebagai seorang guru bk keterampilan dasar konseling sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan pekerjaannya. Jika keterampilan ini secara terus menerus
dilakukan dan dipraktekkan akan menjadi bagian dari kebiasaan yang tidak
terpisahkan dari pengalaman, yang seharusnya semakin baik dan berkesan.
....... ........
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS: Ar-Ra’d Ayat 11)1
1
Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya Asy-Syifa, (Semarang: Raja Publik Sing,
2010).h.250
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan sebagai tanda cinta, sayang pada orang-orang
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sehran dan Ibu Emi Rohidayah yang selalu
do’a dan kasih sayangnya yang tiada henti-hentinya hingga dapat menyelesaikan
kuliah ini.
2. Kakakku Subhi Haryanto, Mery Susanti, Johansah, dan Ahmad Jupriko Hadi
Aisyah Azahrah, M. Arif Alfaqih, Lutfi Zaki Muazam Serin, Kanza Sabrina
Penulis lahir tanggal 30 Juli 1995 di Desa Pura Jaya, Kecamatan Kebun Tebu,
formal: SDN 1 Pura Jaya pada tahun 2001 lulus tahun 2007. Kemudian melanjutkan
di SMPN 1 Kebun Tebu pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010. Kemudian penulis
melanjutkan lagi di SMAN 1 Kebun Tebu dari tahun 2010sampai dengan 2013.
Raden Intan Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, pada FakultasTarbiyah dan Keguruan program
Nyata (KKN) di Desa Buyut Baru Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung
Tengah selama 40 hari. Selanjutnya pada tahun yang sama, Penulis mengikuti Praktek
Lampung. Kegiatan yang pernah penulis ikuti yaitu bergabung dalam UKM Pramuka
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
SWT yang telah melimpahkan karunia berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan
Bandar Lampung, dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam disampaikan
setia.
Skripsiinimerupakanbagiandaripersyaratanuntukmenyelesaikanstudi program
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang ilmu Tarbiyah. Atas
bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini taklupa dihaturkan terima
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, MPd, selaku Dekan Fakultas tarbiyah dan
2. Bapak Andi Thahir, M.A.,Ed.D, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling.
waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan bagi tersusunnya
skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu Dosen serta para staf/karyawan Fakultas Tarbiyah UIN Raden
mengikuti perkuliahan;
8. Ibu Dini Afini, S.Pd selaku Guru Bimbingan dan Konseling SMKN 3 Bandar
peneliti saat wawancara dan terima kasih telah menyediakan waktunya untuk
Terimakasihatasdukungandankerjasamanya.
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung angkatan 2013 khususnya
semoga silaturahmi tetap terjalin dan terjaga dan ilmu yang kita dapatkan
bermanfaat, Amin.
11. Sahabat sekaligus seperti keluarga yang selalu saling mendukung dan
memberikan motivasi satu dengan yang lain disaat gairah jiwa menurun dan
kalian selalu ada, Alpizon, Apri Yanti, Dewi Rosita, Nur Azizah, Febriawan,
Munik Yuni A, Rosnaeni. Semoga kita selalu terjaga dan kita dapat
12. UKM Pramuka UIN Raden Intan, seluruh kk Purna Racana, teman seangkatan
Akhirnya, Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan semua pihak yang
cukupberartidalampengembanganilmupengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
MIRA NIRMALA
NPM.1311080029
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................ 7
C. Batasan Masalah ..................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 44
B. Saran ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. ....................................................................................................... Tabel
Proses Konseling........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai memungkinkan
tahapan perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih terarah, sehingga guru
bimbingan dan konseling bertindak sebagai fasilitator pemberi bantuan dalam jangka
Konseling merupakan satu proses yang melibatkan hubungan dua arah antara
2
Noriah Mohd. Ishak, Zuria Mahmud & Salleh Amat, Hubungan dual di kalangan
kaunselor: satu kajian kes. Jurnal PERKAMA, vol. 11,(Kuala Lumpur Persatuan Kaunseling
Malaysia 2005). h.37-60
3
Sofyan Willis, konseling individual teori dan praktek, (Bandung: Alfabeta 2013).h.50
mengenali diri, persekitaran dan cara-cara mengendali tugasan dan
perhubungan dengan orang lain.4
yang berprofesi di bidang konseling kepada individu yang memiliki kesulitan dan
biasa dilakukan dengan cara face to face, sehingga individu yang mendapatkan
adanya hubungan antara orang yang memberi bantuan dengan yang menerima
yang maksimal agar terciptanya hubungan yang berkesan antara klien dan
konselor.6 Konselor perlu memiliki berbagai teknik dan terampil dalam berbagai
4
Mizan & Halimatun, Kaunseling Individu, (Malaysia: Fajar Bakti 2006).h.3
5
Sofyan Willis. Op Cit.h.36
6
Geldard Kathryn & Geldard David, Keterampilan Praktik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011).h.53
teori agar dapat memberikan bimbingan yang baik kepada klien.7 Sememangnya
keterampilan konseling adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru konseling
dalam berbagai teknik keterampilan dasar komunikasi, seperti (1) tahap pembukaan
empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka, mengikuti
dan tindak lanjut, merencanakan pertemuan selanjutnya serta berpisah secara formal. 8
Sejauh ini diduga belum semua guru bimbingan dan konseling yang berada di
dalam negeri maupun luar negeri telah mencapai kualifikasi sesuai standar profesinya
7
Paw Eng See, Noriah Mohd Ishak & Salleh Amat. 2008. Lukisan sebagai proses diagnosis dan
intervensi rawatan dalam sesi kaunseling. Jurnal PERKAMA, vol.14. (Kuala Lumpur: Persatuan
Kaunseling Malaysia). h. 1-22
8
Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar, (Makasaar:Program
Pascasarjana UNM, 2011).h.8
dari pada keterampilan.9Hal ini tentu dapat menjadikan sebagai referensi perbaikan
bimbingan dan konseling masuk pada kategori tidak memuaskan, sebagian kecil
(35,71%) masuk pada kategori memuaskan, dan tidak ada guru bimbingan dan
ditunjukkan dengan rata-rata skor pencapaian 19,36 atau sekitar 52,18%. Skor ini
betul dikuasai dengan baik. Kedua, hasil identifikasi penguasaan guru pembimbing
9
Harold L. Hackney, (2011), Development of a Pre-practicum Counseling Skills Model, Volume
11, Issue 2, 102–109.
10
Little, C., Packman, J., Smaby, M. H., & Maddux, C. D, (2005), The Skilled Counselor Training
Model: Skills acquisition, self-assessment, and cognitive complexity. CounselorEducation and
Supervision, 44, 189-201.
11
Ilfiandra, Agustin M, dan Ipah S, Peningkatan Mutu Tata Kelola Layanan Bimbingan dan
Konseling pada Sekolah Menengah Atas di Provinsi Jawa Barat. (Bandung: UPI, 2006).h.6
yang kadang-kadang digunakan sampai yang belum digunakan adalah ; Keterampilan
paraphrase.12 Hal ini senada dengan pendapat Fitriana Mahadhita, bahwa minat
peserta didik dalam mengikuti konseling individu dapat dipengaruhi oleh kemampuan
konseling selama ini hanya sebagian guru pembimbing (47%) yang menggunakan
keterampilan konseling secara optimal. Sebagian guru pembimbing yang lain (53%)
keterampilan konseling yang mereka kuasai memang sangat kurang, ini disebabkan
oleh karena tidak adanya kompetensi yang mereka miliki berupa pengetahuan dan
wawasan yang luas tentang konseling. Beberapa hal yang terjadi di lapangan
misalnya seperti penstrukturan konseling tidak jelas, konselor larut dalam konseling,
12
Rosita Endang Kusmaryani, Rita Eka Izzaty, Agus Triyanto. (2010). Pengembangan Modul
Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing. (Universitas Negeri
Yogyakarta).h.2
13
Fitriana Mahadhita, Hubungan Antara Keterampilan dasar konseling (KDK) Dengan Minat
Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/
2015,(Semarang: UNESA, 2015).h.7
14
Rosita Endang Kusmaryani, “Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di
Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, Vol. 40 No. 2, (Yogyakarta: FKIP UNY, 2010).h.11.
konseling hanya ngobrol biasa dan hanya bersifat nasihat biasa, konseli tidak siap
konseling, konselor kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal),
hasil bahwa guru-guru konseling di kota Bandar Lampung masih kurang dalam
masih banyak memberikan contoh keterampilan yang kurang tepat.16 Hal tersebut
menunjukan bahwa keterampilan dasar konseling sangat penting dimiliki oleh Guru
Bimbingan dan Konseling. Hal ini diungkapkan pula oleh Tan, McLeod, dan Willis
bahwa Guru Bimbingan dan Konseling dapat mencapai tujuan yang diharapkan
Oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti ingin melihat penggunaan keterampilan
15
Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing Di Sma/Smk Se Kota Makassar, (Makasar: Program Pasca
Sarjana UNM 2011).h.2
16
Nova Erlina.,dkk, Keterampilan Menjalankan Sesi Konseling oleh Guru-guru Konseling di kota
Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, 2016).h.89
17
Rosita Endang Kusmaryani,Op Cit. h.12
18
Nova Erlina,dkk, Kemahiran Asas Konseling Dalam Kalangan Guru Konseling Sekolah
Menengah, Book 3, Asean Comparative Education Research Network Conference, (Malaysia:
Universiti Kebangsaan Malaysia, 2016).h.1
keterampilan dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah
B. Identifikasi Masalah
belum optimal.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana penggunaan
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
teori-teori yang telah didapat. Dan bagi peneliti selanjutnya, sebagai bekal
disekolah.
dicapai.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Guru BK untuk mengatasi masalah peserta didk. Subjek penelitian adalah satu orang
LANDASAN TEORI
proses konseling untuk mencapai tujuan konseling. Dengan harapan bahwa konseli
sendiri. Di dalam proses konseling dikenal adanya tiga tahap, dan ini harus diketahui
oleh konselor sekolah. Tiga tahap tersebut adalah 1). tahap awal, 2). tahap
pengembangan, dan 3). tahap terminal konseling. Setiap tahap ada keterampilan-
yang utuh. Apabila proses ini gagal untuk dibangun maka suatu keterampilan yang
19
Asrowi, “Model Pengembangan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Untuk
Meningkatkan Efektivitas Konseling Individual Guru-Guru Bk Smp”,(Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2013), h.5
tidak mampu menerapkan keterampilan dasar konseling dengan baik dan benar maka
konseling.21
merupakan kunci keberhasilan agar tujuan konseling dapat tercapai. Konselor yang
efektif harus mampu merespon konseli dengan teknik atau keterampilan yang benar,
sesuai keadaan konseli saat itu. Respon yang baik seperti pernyataan-pernyataan
verbal dan non verbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong konseli
untuk terbuka sehinga dapat menyatakan dengan bebas perasaan, pikiran, dan
pengalamannya.22
20
Mei Melinda, Denok Setiawati, Pengembangan Media Keterampilan Dasar Konseling Berbasis
Software dalam Layanan Informasi di SMAN 11 Surabaya, ( Surabaya: UNESA,2015).h.3
21
Ivey, A.E dan Ivey, M.B. Intentional Interviewing and Counseling:Facilitating Client
Development and Multicultural Society, (CA; Brooks/Cole, 2003).h.11.
22
Sofyan Willis, konseling individual teori dan praktek, (Bandung: Alfabeta 2013).h.157
Aspek kompetensi kepribadian konselor lainnya yang masih perlu
tugas seorang konselor merupakan jati diri yang merefleksikan seberapa sungguh-
didasarkan pada tujuan untuk menumbuhkan suatu kondisi yang harus dilalui oleh
kondisi involving, exploring, understanding dan acting pada konseli. Secara rinci
23
Ulya Makhmudah, Mempersiapkan Kompetensi Kepribadian Calon Konselor untuk
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 1, No. 1
(Surakatra: Universitas Sebelas Maret 2017).h.7
24
Anne Hafina, Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education ; Join
Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia Teknik Latihan Keterampilan Dasar Konseling
individual, (Bandung: UPI, 2010).h.3
komunikasi dengan konseli, konselor harus menggunakan respon-respon yang
mendengarkan, empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka,
konseling akan tiba pada suatu keadaan proses konseling yang berjalan secara
efektif.26
Menurut Tan ada 12 tugas inti konseling yang berkaitan dengan tahap-
tahap konseling dan dapat mempengaruhi proses konseling, yaitu: (1) contacting
evaluating, (11) terminating, dan (12) following. Selanjutnya, Tan menambahkan ada
25
Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar , (Makasaar:Program
Pascasarjana UNM, 2011).h.8
26
Anne Hafina, Op Cit.h.2
empat tipe keterampilan konseling : keterampilan dasar konseling, keterampilan
meliputi kontak mata, bahasa tubuh, jarak, tekanan suara, dan alur verbal (verbal
perilaku verbal, dorongan, parafrase dan membuat kesimpulan, refleksi perasaan dan
mengajukan pertanyaan; c) Self attending skills, meliputi kesadaran diri, humor, sikap
nonjudgmental terhadap diri, sikap nonjudgmental terhadap orang lain, genuine dan
27
Rosita Endang Kusmaryani, Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing Di
Yogyakarta. Jurnal KEPENDIDIKAN, Vol.40, No.2,(Yogyakarta: UNY, 2010).h.4
reasurrance, silence, rejection, advice, konfrontasi, interpretasi, summary dan
terminasi.28
sesi konseling menurut Sofyan Willis , yaitu: (1) Attending (perhatian); (2) Empati;
(3) Refleksi; (4) Eksplorasi; (5) Menangkap Pesan; (6) Bertanya Untuk Membuka
Diam; (18) Mengambil Inisiatif; (19) Memberi Nasehat; (20) Pemberian Informasi;
dasar konseling ke dalam 3 tahapan dalam proses konseling, dapat dilihat dari tabel
berikut:
konseling maka dapat disimpulkan keterampilan dasar konseling yang harus dimiliki
mendengarkan.
informasi.
4. Empati yakni keterampilan memahami perasaan dan pikiran konseli.
ungkapan konseli.
dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan
nonverbal.
sehingga dapat difokuskan pada masalah-masalah dalam cara yang lebih baru
konseling.
Walaupun setiap tahapan konseling mempunyai keterampilan-keterampilan
diatas, tidak berarti aturannya kaku seperti itu. Artinya konselor dengan kemampuan
dan seni akan melakukan konseling dengan teknik-teknik yah bervariasi dan berganda
(multi technique). Hal ini terjadi karena setiap klien berbeda kepribadian
(kemampuan, sikap, motivasi kehadiran, temperamen), respon lisan dan bahasa badan
dan sebagainya.
1. Bisa saja teknik ditahap awal digunakan di tahap pertengahan dan akhir.
2. Respon konselor mungkin meliputi satu, dua atau lebih teknik konseling
(multi technique).
Contoh 1
Ko: “ Bolehkah saya mendengarkan lebih rinci perasaan malas yang saudara
Contoh 2
Ko: ” Ya,..., lalu..., emmh..., apa perasaan saudara saat itu?” (dorongan
Contoh 3
Ko: “Saya lihat anda begitu gugup, dan saya memahami kecemasan anda.
Dari respon konselor dalam contoh 1, 2, dan 3, masih dapat dimasukan teknik
attending dan empati (primer dan advance), sehingga akan menjadi lebih dari 3
Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/ 2015” .
Hasil penelitian nya menunjukan bahwa keterampilan dasar konseling termasuk dalam
kategori tinggi (75,49%) dan minat siswa mengikuti layanan konseling individu termasuk
kategori tinggi (79,31%). Serta ada hubungan yang signifikan antara keterampilan dasar
konseling dengan minat siswa mengikuti layanan konseling individu di SMA Negeri 1
Godong Tahun Ajaran 2014/2015. Dengan demikian dapat diprediksikan ketika Keterampilan
Dasar Konseling (KDK) yang dikuasai konselor tinggi maka minat siswa mengikuti layanan
konseling individu juga akan tinggi.30 Penelitian Dominika Triastuti yang berjudul
SMA Negeri Se-kabupaten Bantul”. Subjek penelitian yang berjumlah 63 guru hanya
dapat diteliti sejumlah 60 guru dikarenakan adanya ketidaksediaan untuk diteliti dari
30
Mahadhita, Fitriana. Hubungan Antara Keterampilan dasar konseling (KDK) Dengan Minat
Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Godong Tahun Ajaran 2014/ 2015.
(Online), tersedia di: journal. lib.unnes.ac.id/22538, (diakses pada tanggal 20 Maret 2017.h. 4
tiga guru Bimbingan dan Konseling dengan alasan kesibukan sekolah. Jumlah guru
S2 non-Bimbingan, dan Konseling 6 guru (10%). Data diperoleh dari hasil analisis
Bimbingan dan Konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul tidak ada guru (0%)
rendah maupun kategori rendah, 1 guru (1,67%) dalam kategori sedang, 32 guru
(53,33%) dalam kategori tinggi, dan 27 guru (45%) kategori sangat tinggi. Hasil
pada guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri se-Kabupaten Bantul berada dalam
dalam pelaksanaaan konseling selama ini hanya sebagian guru pembimbing (47%)
secara optimal. Padahal berdasarkan deskripsi data subjek penelitian, sebagian besar
guru pembimbing ini telah bekerja sebagai guru pembimbing lebih dari 10 tahun, usia
mereka di atas 40 tahun serta berlatar belakang pendidikan BK. Tentu saja, kondisi
31
Dominika Triastuti, “Tingkat Pemahaman Keterampilan Konseling Pada Guru Bimbingan Dan
Konseling Sma Negeri Se-Kabupaten Bantul”. (Jurnal Skripsi Program sarjana program studi
bimbingan dan konseling Jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan Fakultas ilmu pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta, Oktober, 2014),h.5.
ini cukup memprihatinkan. Keterampilan konseling yang mestinya sudah ditekuni
selama lebih dari 10 tahun, ternyata belum sepenuhnya dikuasai dengan baik.32
konseling sebagai basis dan metode pengajaran sebagian besar digunakan untuk
sebagai pentingnya tentu saja untuk pendidikan konselor. Salah satu masalah utama
adalah jumlah berlebihan siswa. Dalam terang hasil, itu bisa menyatakan bahwa
32
Rosita Endang Kusmaryani, “Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di
Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, Vol. 40 No. 2, (November 2010), h. 10-11.
33
Mine Aladaga, “Counseling Skills Pre-Practicum Training at Guidance and Counseling
Undergraduate Programs: A Qualitative Investigation”, (Ege University, 2013), h.1
Tekanan Akademik di Kalangan Pelajar: Satu Tinjauan di Universiti Malaysia
Sarawak” uji korelasi Pearson pula digunakan untuk mengukur hubungan menolong
di antara sifat dengan persepsi Pembimbing Rakan Siswa terhadap tiga rincian
analisa temuan penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sifat
tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara sifat menolong dengan persepsi
D. Kerangka Berfikir
menekankan adanya hubungan antara orang yang memberi bantuan dengan yang
34
Eshantee Engkamat, Persepsi Pembimbing Rakan Siswa Terhadap Kemahiran Menolong dalam
Menangani Tekanan Akademik di Kalangan Pelajar: Satu Tinjauan di Universiti Malaysia Sarawak,
(University Malaysia Sarawak, 2005).h.2
mendengarkan, serta mempunyai minat, pengetahuan, dan keterampilan.
Hubungan konseling harus dapat memudahkan dan memungkinkan orang
yang dibantu untuk hidup lebih mawas diri dan harmonis.” 35
antara klien dan konselor. 36 Konselor perlu memiliki berbagai teknik dan terampil
dalam berbagai teori agar dapat memberikan bimbingan yang baik kepada klien. 37
Agar proses konseling dapat berjalan secara efektif, keahlian dari guru
guru bimbingan dan konseling karena dapat membantu guru bimbingan dan konseling
merupakan kunci keberhasilan agar tujuan konseling dapat tercapai. Konselor yang
35
Sofyan Willis. Op Cit.h.36
36
Geldard Kathryn & Geldard David, Keterampilan Praktik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011). h.53
37
Paw Eng See, Noriah Mohd Ishak & Salleh Amat, Lukisan sebagai proses diagnosis dan
intervensi rawatan dalam sesi kaunseling. Jurnal PERKAMA, vol.14. (Kuala Lumpur: Persatuan
Kaunseling Malaysia, 2008).h. 1-22
38
Yeptha Briandana Satyawan, Tingkat Pemahaman Keterampilan Dasar Konseling Pada Guru
Bk Smp Se Kecamatan Banyumas, Jurnal: Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Vol.3, No.4,
(Yogyakarta: UNY, 2017).h.2
efektif harus mampu merespon konseli dengan teknik atau keterampilan yang benar,
sesuai keadaan konseli saat itu. Respon yang baik seperti pernyataan-pernyataan
verbal dan non verbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong konseli
untuk terbuka sehinga dapat menyatakan dengan bebas perasaan, pikiran, dan
pengalamannya.39
beragam keterampilan konseling diperlukan praktek yang terus menerus. Selama lima
tahun terakhir ini sudah terlihat kecenderungan adanya keseimbangaan antara teori
dengan praktek konseling. Hal ini mengingatkan kita pada suatu kurun waktu dimana
banyak lulusan yang hebat dalam teori dan lemah sekali dalam praktek konseling.
Keterampilan konseling sangat penting dimiliki oleh Guru Bimbingan dan Konseling.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat mencapai tujuan yang diharapkan apabila Guru
39
Sofyan Willis, Op cit,h.157
Berikut dapat digambarkan alur kerangka berfikir dalam penelitian ini :
Konselor
Konseling Individu
Gambar 1
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
adalah penelitian yang berdasar pada latar belakang ilmiah sebagai kebutuhan,
analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori
lebih mementingkan proses dari pada hasil, memilih seperangkat komponen untuk
menulis keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian
40
Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), H. 4
41
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), H. 36
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 15
43
S. Margono, Op. Cit, h. 41
44
Maman Rachman, strategi dan langkah-langkah penelitian pendidikan, (Semarang: IKIP
Semarang Pers, 1993), h. 11
mempelajari permasalahan ilmiah yang terjadi dengan cara menggambarkan
situasi atau kejadian sebagaimana adanya.
berupa kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara, catatan
lapangan, foto, dokumen pribadi, dan lainnya. Sesuai dengan tema yang peniliti
bahas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), dimana
dasar konseling oleh Guru BK untuk membantu menyelesaikan masalah minat belajar
peserta didik.
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti. Subjek penelitian
ini adalah 1 orang Guru BK di SMK Negeri 3 Bandar Lampung. Sebagai objek
dan akan memberikan informasi tentang objek yang akan diteliti, selain itu guru bk
berlokasi di Jln Cut Mutia No. 21 RT 01/ RW 05 Kel. Gulak-Galik Kec.Teluk betung
metode observasi partisipan (berperan serta). Dalam observasi ini, peneliti terlibat
langsung dengan aktivitas orang yang sedang diamati atau sumber data penelitian.
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami.
pola, memilih yang mana penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta 2015).h.334
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, peneliti
menggunakan teknik analisis kualitatif, ada tiga komponen dalam analisis data
kualitatif,46yaitu:
untuk itu perlu dicatat dan rinci. Semakin lama peneliti kepalangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu
dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
data selanjutnya.
46
John Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Penelitian: memilih di antara lima
pendekatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).h.253
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “yang paling
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. 47
3. Penarikan Kesimpulan
47
Ibid. h.341
BAB IV
A. Hasil Penelitian
oleh konselor. Hal ini tergambar saat sesi konseling berlangsung. Salah satunya
adalah dari berbagai keterampilan dasar konseling guru bk hanya menggunakan lima
mendengarkan.
a. Posisi tubuh: berhadapan dengan peserta didik, jarak duduk Guru BK-
Berikut contoh dialog sesi konseling oleh guru bk pada keterampilan dasar
attending:
Contoh dialog 1
namanya?
Contoh dialog 2
Guru BK : Gimana sih? Apa kabarmu hari ini? Pelajaran siapa sekarang?
dan isi sebagai hasil pengamatan konselor terhadap perilaku verbal dan
keterampilan dasar refleksi pada sesi konseling 1 dan 4 pada sesi konseling 2.
refleksi:
Contoh dialog 1
Guru Bk : Dari pada kelas X sekarang perkembanganmu sudah cukup
ya.
Contoh dialog 2
Guru BK : Jadi gini, kamu kan masih tanggung jawab orang tuamu.
apa? Mesin jahit. Itu pake apa? Itu pake goyang apa pake
mesin? Perlu pake apa? Perlu pake kaki gk? Pake kaki
Guru BK : “itu gk bisa kalo gk kerja sama dengan orang tua, jadi nanti
kan? Satu dua tiga 3 tahun, ini masih satu tahun berapa
3. Dorongan minimal
klien yang bercerita dalam sesi konseling. Maksudnya selama sesi konseling
konselor faham dan mengikuti apa yang sedang dikatakan klien.49 Dalam
48
Abdul Ghani, Kemahiran Asas Kounseling, (Malaysia: University Pendidikan Sultan Idris, 2003),
h.48
49
Mizan & Halimatun, Kaunseling Individu, (Malaysia:Fajar bakti Sdn. Bhd, 2006).h.51
proses sesi koneling guru bk menggunakan 2 pernyataan keterampilan dasar
Contoh Dialog 2
Peserta didik : Kesulitan di jurusan ini memulai dari buat pola buk
Guru BK : Teruuusss..?
4. Pertanyaan terbuka
autonomi kepada klien untuk bercerita.51 Dalam proses sesi konseling guru bk
Contoh dialog 1
solusinya?
50
Sofyan Willis. Op.Cit. h. 165
51
Mizan & Halimatun. Op Cit. H. 66
Guru BK : Gimana cara benerin absen, biar gk ada alfa biar masuk terus?
solusinya?
Peserta didik : Jangan leha-leha dirumah buk. Bangun pagi biar gk telat buk
Peserta didik : dicoba berulang-ulang, belajar lagi buk, kalau gak ngrti
Contoh dialog 2
dimana?
Guru BK : Heeh, jadi kalau seperti itu gimana caranya supaya Asih bisa
Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi juga ada yang
apakah, adakah, dan harus dijawab dengan ya atau tidak atau dengan kata-kata
pada sesi konseling 2. Berikut beberapa contoh dialog sesi konseling dengan
Contoh dialog 1
Contoh dialog 2
pada sesi konseling 1 dan 4 pada sesi konseling 2, 2 pernyataan keterampilan dasar
sesi konseling 1 dan 8 pertanyaan tertutup pada sesi konseling 2, dan menggunakan 9
tertutup pada sesi konseling 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses
digunakan yaitu keterampilan dasar konseling pertanyaan terbuka dan tertutup dilihat
dari banyaknya pernyataan tentang keterampilan tersebut di proses konseling guru bk.
C. Pembahasan
klien.52 Selain itu, pada penelitian Capuzzi dan Gross mendapati bahwa kepahaman
mengenai fungsi BK serta peranan konselor masih lemah dan tidak tepat. 53
52
Mohamed Sharif, Roslee dan Sulaiman Shakib Kemahiran Asas Seorang Kaunselor.
SeminarAntara bangsa Guru-Guru Agama Singapura (PERGAS, 2010),) pada 14-15 Jun 2003.
53
Capuzzi, D. & Gross, D. (2013).Introduction to the Counseling Profession. (6th ed).
NY:Routledge.
sekolah di Indonesia belum memberikan fokus pada keterampilan dasar pada saat
membantu klien.54 Selain itu, sebahagian besar konselor tidak fokus dan menguasai
konseling guru bk di smk negeri 3 bandar lampung dalam dua proses sesi
seperti yang dikemukakan oleh Carkhuff dalam Abimanyu dan Manrihu di dalam
mendengarkan, empati, refleksi; (2) tahap eksplorasi masalah yaitu mengajak terbuka,
54
Bultsma, S. A. Supervision experiences of new professional school counselors. Michigan
Journal of Counseling: Research, Theory, and Practice (2012).h.3
dan tindak lanjut, merencanakan pertemuan selanjutnya serta berpisah secara
formal.56 Sehingga dalam proses konseling akan memberikan dampak konseling yang
lebih bermakna dan akan tiba pada suatu keadaan proses konseling yang berjalan
secara efektif.
peserta didik, apalagi jika guru bk menggunakan keterampilan dasar yang maksimal
atau guru bk menguasai semua keterampilan dasar konseling. Karena mungkin dalam
proses konseling tidak semua keterampilan dasar itu digunakan, hanya sebagian saja
yang digunakan dilihat dari permasalahan yang ada pada peserta didik. Memang
konselingnya, tidak berarti aturannya kaku seperti itu. Artinya konselor dengan
kemampuan dan seni akan melakukan konseling dengan teknik-teknik yang bervariasi
Beberapa hal yang terjadi di lapangan juga ada beberapa masalah mengapa
keterampilan dasar yang digunakan oleh guru bk tidak maksimum misalnya seperti
penstrukturan konseling tidak jelas, konselor larut dalam konseling, konseling hanya
ngobrol biasa dan hanya bersifat nasihat biasa, konseli tidak siap konseling, konselor
56
Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi konseling terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing di SMA/SMK se Kota Makassar , (Makasaar:Program
Pascasarjana UNM, 2011).h.8
57
kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal. Dalam hal ini ada
beberapa alasan mengapa guru bk hanya menggunakan keterampilan sebatas itu saja:
konseling. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan rata-rata skor pencapaian 19,36 atau
sekitar 52,18%. Skor ini juga menunjukkan bahwa keterampilan konseling belum
keterampilan yang diurutkan mulai dari yang kadang-kadang digunakan sampai yang
pemfokusan, memberi dorongan, paraphrase.58 Hal ini terjadi karena setiap klien
lisan dan bahasa badan dan sebagainya.59 Hal serupa pula dengan hasil penelitian
57
Ramdana, Pengaruh Latihan Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Terhadap Penguasaan
Kompetensi Profesional Guru Pembimbing Di Sma/Smk Se Kota Makassar, (Makasar: Program Pasca
Sarjana UNM 2011).h.2
58
Rosita Endang Kusmaryani, dkk, Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk
Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing. (Universitas Negeri Yogyakarta, 2010).h.2
59
Sofyan Willis, Op Cit,h.173
klarifikasi, pemecahan masalah, pemokusan, dan memberi dorongan. Hal ini tentu
pelaksanaaan konseling selama ini hanya sebagian guru pembimbing (47%) yang
yang lain (53%) belum dapat menggunakan keterampilan konseling secara optimal.
Keterampilan dasar awal konseling sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dengan pekerjaannya. Jika keterampilan ini secara terus menerus dilakukan dan
dipraktekkan akan menjadi bagian dari kebiasaan yang tidak terpisahkan dari
pengalaman, yang seharusnya semakin baik dan sempurna. Hal senada juga
disampaikan oleh Barbara okun agar pertolongan konselor efektif, maka mereka
mencakup , aspek pesan verbal dan non verbal (konten kognitif dan afektif),
memahami pesan nonverbal (konten afektif dan perilaku), dan merespon secara
verbal dan nonverbal. Dari beberapa temuan yang ungkapan permasalahannya karena
tidak ada waktu khusus untuk melakukan konseling secara individual dikarenakan
yang paling utama dalam pemilihan calon konselor. Oleh yang demikian, setiap
konseling sebagai syarat utama untuk memberi perkhidmatan konseling yang lebih
60
Zainatul Azura, Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecekapan Kemahiran Dan
Perkembangan Personal Dalam Kalangan Guru-Guru Kaunseling Daerah Kulaijaya Johor
,(Malaysia: UTM, 2011).h.3
BAB V
A. Kesimpulan
keterampilan dasar tersebut hasil penelitian menunjukan bahwa guru bk sudah dapat
dasar konseling guru bk kusai maka dalam proses konseling akan tiba pada suatu
keadaan proses konseling yang berjalan secara efektif dan berkesan. Dalam hal ini
ada beberapa alasan mengapa guru bk hanya menggunakan keterampilan sebatas itu
konseling.
B. Saran
1. Guru BK di Sekolah
mestinya dimiliki, sehingga peserta didik merasa puas dan merasa lebih baik
3. Peneliti
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah agar dilakukan penelitian yang lebih
intropeksi diri konselor terkait keterampilan yang ada pada diri konselor
masing-masing.
4. Pembaca
Penelitian ini diharapkan bukan hanya untuk dibaca namun juga dipahami
sebaik mungkin, karena sedikit banyak dalam penelitian ini akan berguna bagi
konselor dan calon-calon konselor untuk menjadi seorang konselor yang lebih
Abu, Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004.
Creswell, John, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015.
Engkamat, Eshantee, Persepsi Pembimbing Rakan Siswa Terhadap Kemahiran
Menolong dalam Menangani Tekanan Akademik di Kalangan Pelajar: Satu
Tinjauan di Universiti Malaysia Sarawak, University Malaysia Sarawak,
2005.
Erman, Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Krisnawati, Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPS Melalui Metode Karya Wisata
Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Baran Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2009/2010 (Semarang:STAIN Salatiga, 2010).
Little, C., Packman, J., Smaby, M. H., & Maddux, C. D, The Skilled Counselor
Training Model: Skills acquisition, self-assessment, and cognitive complexity.
CounselorEducation and Supervision 44,2005.
Salleh Amat, Noriah Mohd & Ishak, Zuria Mahmud Hubungan dual di kalangan
kaunselor: satu kajian kes. Jurnal PERKAMA, vol. 11, Kuala Lumpur
Persatuan Kaunseling Malaysia 2005.
Sofyan Willis, konseling individual teori dan praktek, Bandung: Alfabeta 2013.
Paw Eng See, Noriah Mohd Ishak & Salleh Amat, Lukisan sebagai proses diagnosis
dan intervensi rawatan dalam sesi kaunseling. Jurnal PERKAMA, vol.14.
(Kuala Lumpur: Persatuan Kaunseling Malaysia 2008.
LAMPIRAN
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI
A. Tujuan Observasi :
C. Pelaksanaan observasi
1. Hari/Tanggal :
2. Waktu :
A. Identitas Sekolah
B. Alamat
C. SK Pendirian
dengan nama SKKA persiapan dan beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 74
Tanjung Karang. Pada Bulan Januari 1968 dengan SK. NO. 88/IDTK 5/1968,
SKKA persiapan berganti nama menjadi SKKA Negeri, dan mulai menempati
gedung sendiri di Jl. Cut Mutia No.21 Teluk Betung yang merupakan bantuan
dari Gubernur KDH Tk I Lampung, yaitu Bpk Zainal Abidin Pagar Alam.
Berdasarkan SK Mendikbud No. 0290/1976 Tanggal 09 Desember 1976
SKKA Negeri berubah menjadi SMKK Negeri Tanjung Karung, kemudian pada
Pada Awal pembentukan sampai tahun 1980 dibuka jurusan memasak dan
Memasak, Menjahit, dan Tata Laksana Rumah Tangga (TLRT). Pada tahun
tahun pelajaran 2002/2003 di buka jurusan Usaha Jasa Pariwisata (UJP). Dari
dipimpin oleh:
Diera globalisasi dewasa ini di perlukan SDM yang siap dan tangguh
dengan berbagai tantangan salah satu untuk menunjukan itu maka SMK Negeri 3
Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dan bersifat
kejuruan non teknik yang bertanggung jawab untuk menyiapkan tenaga-tenaga
dihadapi.
Adapun bidang keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Bandar Lampung antara
lain:
1. Tata Boga
2. Tata Busana
5. Akomodasi Perhotelan
E. Visi
F. Misi
I. Profil
A. Sekolah : SMK 3 Bandar Lampung
B. Kelas /Jurusan : XI
C. Sasaran Layanan : Peserta didik
D. Alokasi waktu : 1 x 45 Menit
E. Bidang Layanan : Pribadi
F. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengentasan
G. Bentuk Layanan : Individual
H. Tempat Layanan : Ruang Bimbingan Konseling
Isilah dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan
keadaan waktu proses konseling berjalan.
.......................
Lampiran 2 : Laiseg
PENILAIAN HASIL
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
LAISEG
Bandar Lampung..................2017
Observer
....................................
Lampiran 3 : Laijapen
PENILAIAN HASIL
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
LAIJAPEN
5. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada
pemberi layanan?
..................................................................................................................................
Bandar Lampung..................2017
Observer
....................................
Lampiran 4 : Laijapang
PENILAIAN HASIL
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
LAIJAPANG
....................................
Sesi Konseling Individu
“Silahkan duduk?”
Guru BK : “Gimana sih? Apa kabarmu hari ini? pelajaran siapa sekarang?”
Guru BK : “iya, tentang minat belajarnya Asih ya. Kan dari kelas 1 memang
asih kan sudah beberapa kali dipanggil mengenai minat belajar nya
asih”
Guru BK : “lupa....?”
Guru BK : “dua..wali kelas juga sudah menyampaikan ya sama orang tua, jadi
pada kesempatan ini...ibu mau melakukan konseling dengan asih
masalah asih tentang minat belajarnya. Jadi yang pertama ibu pengen
kamu menceritakan dulu apa kesulitanmu dan perkembanganmu saat
ini? Kesulitanmu dulu apa?”
Peserta didik : “kesulitan di jurusan ini memulai dari buat pola buk..”
Guru BK : “terusss...?”
Peserta didik : “belum bisa ngedisign nya juga, itu difoto copy aja”
Guru BK : “itu dari segi kertasnya. Tapi kamu membuat nya itu ngerti gk?”
Guru BK : “sama kawan...kalau masalah seperti itu kan masalah bahan praktek
ya?
Guru BK : “sebentar lagi mau PKL, masa buat garis lurus aja belum bisa?..kira-
kira itu kekurangannya dimana?”
Guru BK : “tapi kenapa kata wali kelasnya sudah dilakukan berulang ulang
masih aja salah?”
Peserta didik : “kalo ngedisgn udh agak bisa tapi mola belum lurus-lurus buk”
Guru BK : “manusia itu sama, punya hidung, punya mata, punya telinga. Punya
tangan dua kan?”
Guru BK : “sekarang kan halangan nya katanya tadi kaki mu sakit, nah supaya
kakimu gk sakit...kamu juga tidak terhambat prakteknya, apa yang
harus kamu lakukan?”
Guru BK : “kalo kaki sakit kan fisik..kalo orang sakit kemana? Kalo orang sakit
berobat gk?”
Peserta didik : “udah buk..udah pas kelas satu..tapi pas lama jahit kakinya maih
sering sakit”.
Guru BK : “naahhh...kan masih dirasa, berarti kan belum tuntas..orang tua udh
tau belum?”
Guru BK : “praktek..jadi nanti, ini kan orang tua sudah pernah dipanggil. kalau
nanti eee..ternyata itu msih menjadi hambatan kamu, orang tua tidak
ada tindakan, dari dipanggl itu dan dari sekarang kamu sudah kami
kasih arahan nanti orang tua mu kami panggil lagi. Biar bisa menindak
lanjuti..kenapa nak? Karena sebentar lagi kamu PKL di kelas XI.. ya?
Nanti bulan..bulan berapa?”
Guru BK : “hah?”
Guru BK : “iya..Januari, kalau itu masih menjadi hambatan kamu maka akan
susah di PKL nya. Ya kan? Bener gk ibu?”
Pesert didik : “iya buk (menganggukan kepala) tapi ibu saya sudah nyari”
Guru BK : “iya..maksud ibu, untuk masalah mu ini (menunjuk ke kaki), itu kan
menjadi salah satu hambatan, kalo bisa kita kan gk ada hambatannya,
biar kita lancar,ya kan?”
Guru BK : “kalo masih gak ngerti juga tanya sama kawan..ya kan?
Guru BK : “itu gk bisa kalo gk kerja sama dengan orang tua, jadi nanti kalau
perkembangannya masih seperti ini, orang tua mu tidak menindak
lanjuti, kmi akan panggil orag tuamu. Nah sekarang menurut asih
seperti apa? Asih maunya seperti apa?”
Guru BK : “apanya?”
Peserta didik : “enggak (senyum) itukan sakit udah lama tapi baru dirasa aja”
Guru BK : “iya..bener.itu berartikan masih ada yang sakit kalo masih kerasa.
Berarti belum tuntas dong ngobatinnya. Kalo udah tuntas itu udah gak
sakit lagi. Asih mau begini aja (menunjuk ke kaki) iya?”
Peserta didik : “engak buk “(menggelengkan kepala)”
Guru BK : “praktek..ya! kalau kita punya masalah kita haru pahami dlu
masalahnya dulu Asih.....ya! baru bisa cari jalaaan...?”
Peserta didik : “keluar”
Guru BK : “jalan keluarnya...kalau kita tidak memahami masalah, enggk akan
ketemu jalan keluarnya. Jadi kalau punya masalah, harus tau dulu inti
masalahnya apa. Kenapa asih, kok sulit kalau praktek?
Cariii..cariiii..apa sih yang kurang dari Asih. Oh ternyata saya ini sulit
faham..bagaimana caranya asih faham?..bertanya sama
kawan..bertanya sama..?”
Peserta didik : “sama Guru”
Guru BK : “ya kan? Itu..ya..apalagi kesulitan Asih? Oh ternyata pada saat saya
praktek kaki saya suka sakit. Akhirnya membuat saya lamban.
Bagaimana mengatasinya, karena Asih masih anak-anak masih ada
orang tua kendala itu harus konsultasi dengan oran tua. Jadi hambatan-
hambatan itu bisa diminimalisir sama asih gk jadi hambatan yang terus
menerus, knapa? Karena nanti asih disini sampai kelas tiga. Ya kan?
Satu dua tiga 3 tahun, ini masih satu tahun berapa bulan, masih
panjang perjalanan asih”
Guru BK : “Asih kan? Jadi sekarang menurut asih solusinya seperti apa? Jalan
keluarnya?”
Peserta didik : “tadinya saya tidak minat dibusana buk”
Guru BK : “kan sekarang asih sudah dijurusan ini, jadi g usah flash back
lagi..sekarang dijurusan ini asih punya kesulitan belajar. Dari yang ibu
utarakan tadi jadi jalan keluarnya apa?”
Peserta didik : “hmmm”
Guru BK : “kok bingung..?
Peserta didik : “belajar lagi buk..”
Guru BK : “terus..apa lagi? Bertanya..?
Peserta didik : “bertanya dengan kawan dan guru”
Guru Bk : “iya, untuk kakinya gimana jalan keluarnya?”
Peserta didik : “berobat buk”
Guru Bk : “berobat ya..jadi begitu..untuk Asih hmm. Kalau di dilihat
perkembangannya kalo nanti asih masih begini, tidak ada tindak
lanjutnya.. nanti kami panggil lagi.kita akan melakukan konseling lagi
untuk asih melakukan perkembangan selanjutnya. Karena itu hrus
continew asih sampai asih punya perubahan. Jadi nanti kita buat janji
lagi. Kapan kita konsul lagi...asih mau gk jadi siswa yang baik? Nanti
hasilnya baik?”
Peserta didik : “mau buk (menganggukan kepala)”
Guru BK : “asih harus ada kemauan untuk berubah, kalau g ada jemauan gk kan
bisa” okee asih tanda tangan dulu disini (memberikan buku biodata)
Peserta didik : “(tanda tangan)”
Guru BK : “jadi itu tadi kesimpulannya itu tadi, satu asih harus terus
memperhatikan terus kaki yang sakit harus berobat, sampai disini ada
yang mau asih tanyakan?”
Peserta didik : “gak ada buk”
Guru BK : “sudah cukup” baiklah cukup sampai disni. Terimakasih ya asih”
(berjabat tangan).
Sesi Konseling Individu
“Ibu mau kasih tau dulu, kamu kan sudah kelas XI. Sebelumnya di
kelas X kan km kesulitan di jurusanmu, karena tidak sesuai dengan
jurusanmu juga. Nah untuk yang kelas XI ini Buk Ummi wali kelasmu
sudah menjelaskan ke ibu. Kamu sudh cukup baik, sudah lumayan
prakteknya, kesulitan minat belajarmu sudah berkurang. Bener gx?”
Guru BK : “tapi karena tidak keterima dijurusn itu, akhirnya kamu masuk di
jurusan busana.”
Peserta didik : “iya buk”
Guru BK : “sekarang kan sudah kelas XI, masih g kamu berminat di jurusan
perhotelan?”
Peserta didik : “Sudah enggak buk, mulai menikmati jurusan butik busana”.
Guru BK : “sudah mantap belum?, karena gini nak, sekarang kan kamu sudah
kelas XI kalau kamu masih menyesal aja dengan jurusan mu mau
sampe kelas berapa kamu nyeselnya? Jadi sekarang kamu harus mulai
menikmati proses mu djurusan ini, biar nanti hasilnya memuaskan”
Peerta didik : “gk ada yang mau nganter suratnya buk, saya sakit.”
Guru BK : “jadi nak, sekarang udh kela XI perauran masih tetap sama. Kenapa?
Ya itu tadi karena kamu alfa akan mempengaruhi kenaikan kelas dan
akan mempengaruhi hasil belajar mu juga. Serin kamu tidak masuk
maka akan sering ketinggalan. Ibu rasa itu suah sering kamu denger”.
Guru BK : “sekarang sudah kelas XI, pelajaran praktek sudah semakin banyak,
bisa ngikutin gx kamu sekarang?
Guru BK : “suka tidur aja? Itu masalah itu him. Kenapa dirimu suka tidur
dikelas?”
Guru Bk : “sebenarnya boleh kerja, asalkan bisa bagi waktu. Tidak lalai dengan
pelajaran sekolah. Terus tugs-tugas prakteknya gimana kamu?”
Peserta didik : “ingin lebih nyaman, menumbuhkan minat saya dijurusan ini buk”
Guru BK : “kelas XI ini kamu ada PKL di bulan januari, jadi itulah saatya kamu
menunjukan produktifitas ketermpilan mu ya!”
Guru BK : “kalo kamu bagus nanti, insyaallah siapa tau kamu di pesen “nanti
kamu bekerja disini ya” apalagi kamu laki-laki. Jangan salah loh
tukang jahit kepake itu laki-laki. Tapi kenapa jarang laki-lakinya
dijurusan ini?
Guru BK : “karena belum banyak yang tahu jurusan ini membawa peluang
untuk laki-laki. Kamu lihat teler-teler itu banyak yang laki-laki atau
perempuan?”
Guru BK : “karena perempuan itu kadang cukup buka jaitan dirumah saja, tanta
teller kamu tahu him?” itu memang uni-uni tapi yang ngukur udanya
suaminya. Saya gk tau kelebihan laki-laki atau perempuan tentang
menjahit. Apa kalau laki-laki lebih rapih,. Itu semua artinya ada
kesempatan buat kamu, jadi kamu belajar yang bener. Perubahan mu
sudah cukup baik dari kelas X sampai XI satu tahun ini. Pengalaman
yang jelek yg sudah-sudah jangan diulangi lagi.”
Guru BK : “dari semua masalahmu, jadi sekarang menurut kamu apa solusinya?
1..apa?”
Peserta didik : “jangaan leha-leha dirumah buk, bangun pagi biar gk telat buk”
Guru BK : “terus berikutnya biar kamu ikutin ujian praktek lancar, nialinya
bagus, prakteknya bagus gimana?”
Peserta didik : “dicoba beruulang-ulang, belajar lagi buk, kalau gk ngerti bertanya
buk”
Guru BK : “iya, jangan mau bertanya sama kawan, kamu jelas harus punya skill
yang lebih ya!”
Guru BK : “oke. Rahman terimakasih , oh iya ada yang mau kamu tanyakan?”
Guru BK : “cukup untuk hari ini, mudah-mudahan ada manfaatnya ya. Kalau
nanti ada suatu hal yang diceritakan lagi bisa ketemu ibu lagi diruang
BK”.