GASTRITIS
DI KELURAHAN SIDOMUKTI KECAMATAN KRAKSAAN
KABUPATEN PROBOLINGGO
STUDI KASUS
Oleh:
NABILA HAFINA
(NIM. 14401.18.19016)
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Proposal
ini dilakukan dalam Rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Ahli Madya Keperawatan pada STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak pada penyusunan Proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., MM, selaku ketua yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo, yang telah memberikan
fasilitas pada kami untuk menyelesaikan studi pada STIKes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr.H. Nur Hamim, SKM., NS., M.Kes, selaku Ketua STIKes Hafsahawaty
Pesantren Zainul Hasan, yang telah banyak memberikan dorongan dan
motivasi kepada peneliti, sehingga dapat terselesaikan Proposal ini.
3. Mariani, S.Kep.,Ns.,M.PH selaku ketua Program Studi D3 Keperawatan
yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
4. Titik Suhartini S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku sebagai dosen pembimbing I
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
dalam penyusunan Proposal ini.
5. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakaan STIKes
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
6. Bapak dan ibu dosen Prodi D3 Keperawatan Stikes Hafshawaty pesantren
zainul Hasan Genggong, yang telah memberikan bekal bagi peneliti
melalui materi – materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan Proposal, juga kepada seluruh tenaga administrasi yang
telah tulus ikhlas melayani keperluan peneliti selama menjalani studi dan
penulisannya.
7. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan berupa
dukungan material dan doa terbaik sehingga Proposal ini dapat selesai
tepat waktu.
8. Sahabat – sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan Stikes yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan
semangat sehingga Proposal ini dapat teselesaikan, saya hanya dapat
mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih
atas bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
Proposal ini.
10. Selannjutnya peneliti menyadari bahwa Proposal ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan
kritik yang kontruktif senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya peneliti
berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membaca terutama Citivits Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 3
1.4 Manfaat penelitian............................................................................. 3
3.5.2 Observasi.................................................................................. 28
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan..........................................................................................60
5.2 Saran ................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI........................................................................ 28
DAFTAR BAGAN
Gastrititis………………………………………………………. 25
BAB 1
PENDAHULUAN
Remaja di era globalisasi modernisasi seperti saat ini, gaya hidup atau
life style sangat mempengaruhi kehidupan terutama pada generasi milenial
yang niasa disebut remaja. Remaja cenderung mempunyai aktivitas lebih
banyak dan kebiasaan makan yang buruk sehingga dapat mengakibatkan gaya
hidup tidak sehat. Misalnya ketidak tepatan waktu makan . Juga kebiasaan
mengonsumsi seperti junk food, fast food, merokok dan sering mengalami
stress. Kesibukan yang berlebihan juga kebiasaan makan yang kurang baik
seperti diatas jika dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan masalah
kesehatan. Salah satunya masalah kesehatan yang sedang trend saat ini
dikalangan remaja ialah gastritis (Milwati, 2019).
Penyakit gastritis atau sering disebut dengan penyakit maag. Gastritis
ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakraturan pola makan.
Misalnya berlebihan mengonsumsi makanan pedas, mengonsumsi protein
tinggi dan minum kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017).
Kejadian penyakit gastritis terjadi karena pola hidup yang bebas
sehingga berdampak pada kesehatan tubuh. Badan penelitian kesehatan dunia
World Health Organization (WHO) mengadakan tinjauan terhadap delapan
negara dunia dan mendapat beberapa hasil presentasi angka kejadian Gastritis
di dunia. Dimulai dari negara yang kejadian Gastritis paling tinggi yaitu
Amerika mencapai 47 juta penderita pada tahun 2018 kemudian diikuti oleh
India mencapai 43 juta penderita, lalu di beberapa negara lainnya seperti
Inggris sebanyak 40 juta penderita, China sebanyak 38 juta penderita, Jepang
sebanyak 35 juta penderita, Kanada sebanyak 33 juta penderita, Perancis
sebanyak 29,5 juta penderita dan Indonesia sebanyak 25 juta penderita
(Lopman et all, 2017).
Berdasarkan penelitian Nur Ramadhani Hidayat tahun 2017
menunjukkan bahwa pola makan pasien gastritis di Puskesmas Poasia Kota
Kendari sebagian besar memiliki pola makan yang berisiko sebanyak 28
responden (57,1%). Sedangkan yang tidak berisiko sebanyak 21 responden
(42,9%). Pola makan dari segi frekuensi pasien Gastritis di Puskesmas Poasia
Kota Kendari yang tidak berisiko sebanyak 24 responden (49,0%) dan yang
berisiko sebanyak 25 responden (51,0%). Pola makan dari segi jenis
makananan yang dikonsumsi pasien gastritis di Puskesmas Poasia Kota
Kendari yang berisiko sebanyak 38 responden (77,6%) dan yang tidak
berisiko sebanyak 11 responden (22,4%). Hasil dari penelitian perlu adanya
peningkatan upaya promotif dan preventif oleh pihak Puskesmas Poasia Kota
Kendari khususnya bagi tenaga kesehatan tentang penyakit Gastritis.
Pengobatan, serta diit penderita Gastritis khususnya tenaga kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya pada penderita
Gastritis sehingga meningkatkan motivasi masyarakat dalam upaya menjaga
pola makan sebagai salah satu penatalaksanaan penyakit Gastritis.
Berdasarkan penelitian yang lain menurut Sarni Anggoro pada tahun
2019 di Provinsi Jawa Tengah angka kejadian penderita Gastritis mencapai
31,2%. Teknik analisis data menggunakan uji statistik regressi logistic.
Hasinya menujukkan tingkat signifikan 0,014, karena probabilitas (0,014) jauh
lebih kecil 0,05 artinya ada pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
kepatuhan pola makan pada siswa penderita gastritis. Tingkat signifikan
0,014, karena probabilitas (0,014) jauh lebih kecil dari 0,05 artinya ada
pengaruh antara teman sebaya terhadap kepatuhan pola makan pada siswa
penderita gastritis. Tingkat signifikan 0,014, karena probabilitas (0,014) jauh
lebih kecil dari 0,05 artinya ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap
kepatuhan pola makan pada siswa penderita gastritis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pola makan pada penderita Gastritis di SMPN 5
Banguntapan adalah pengaruh pengetahuan dan sikap, pengaruh antara teman
sebaya, dukungan keluarga terhadap kepatuhan pola makan pada siswa
penderita Gastritis.
Berdasarkan penelitian yang lain menurut Almas Abyana Nick pada
tahun 2019 mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadian gastritis
pada remaja usia 19-22 tahun di Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki
kebiasaan makan baik sejumlah 10 orang (27%), dan yang memiliki kebiasaan
makan buruk sejumlah 27 orang (73%). Responden yang mengalami gastritis
sejumlah 32 orang (86,5%), dan yang tidak terjadi gastritis sejumlah 5 orang
(13,5%). Tabulasi silang didapatkan hasil responden yang memiliki kebiasaan
makan baik dan terjadi gastritis sejumlah 8 orang (80%), dan yang tidak
terjadi gastritis sejumlah 2 orang (20%). Dan yang memiliki kebiasaan makan
buruk yang terjadi gastritis sejumlah 24 orang (88,9%), yang tidak mengalami
gastritis sejumlah 3 orang (11,1%). Hasil uji Spearman Rank test p =0,016
(<0,05). Kesimpulan dari peneliti ini adalah ada hubungan kebiasaan makan
dengan kejadian gastritis pada remaja usia 19-22 tahun di Desa Mayangan
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengaturan pola makan.
Salah satunya pada penyakit gastritis. Gastritis dapat menyerang orang dengan
segala usia, pada salah satunya remaja. Gastritis sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet. Salah satunya makan terlalu banyak, terlalu cepat,
makan makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi bakteri
(Black dan Hawks, 2014). Penyebab lain termasuk merokok, obat-obatan
inflamasi, alkohol. Selanjutnya zat makan, termasuk terlalu banyak
mengonsumsi teh, kopi, cengkeh dan merica juga dapat menyebabkan
terjadinya gastritis pada remaja.
Pada beberapa faktor diatas menimbulkan dampak atau gejala pada
penderitanya. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis menurut Webster J.
(2014) adalah mual, muntah ( kemungkinan disertai darah ), dan nyeri. Selain
itu gejala lain yang bisa muncul pada penyakit gastritis adalah
ketidaknyamanan, mual, anoreksia, muntah, cegukan, nyeri abdominal,
kembung (Black dan Hawks, 2014). Gastritis yang tidak ditangani dengan
cepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah pada keparahan yaitu
pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus peptikum, perforasi lambung, dan
anemia (Ikatan Dokter Indonesia, 2014).
Pada usia remaja diperlukan pengaturan pada pola makannya. Remaja
yang aktif dalam organisasi tentu memiliki kesibukan yang lebih. Sebagai
akibat, banyak remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji. Oleh karena itu,
menghindari makanan cepat saji, makanan pedas, dan serta menghindari
minuman yang mengandung alkohol itu penting dalam menangani penyakit
gastritis pada remaja.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian
mengenai manajemen diet pada remaja yang mengalami gastritis di kelurahan
sidomukti kraksaan.
TINJAUAN PUSTAKA
1) Gastritis akut
Gastritis akut merupakan peradangan mukosa lambung yang menyebabkan
pendarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan. Gastritis akut suatu
penyakit yang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan dapat
disembuhkan (Suratum, 2010).
2) Gastritis kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri
helicobacter pylory. Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia muda
yang menyebabkan penipisan dan degenerasi dinding lambung (McCance
& Huether, 2006).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A
daan tipe B (Suzane et al, 2007) :
Gastritis tipe A (kronik fundal) sering disebut gastritis autoimun.
Tipe ini sering dihubungkan dengan penurunan mukosa yang
mengakibatkan penurunan produksi antibodi. Anemia pernisiosa
terjadi pada fundus dari lambung.
Gastritis tipe B (antrum) terjadi karena bakteri helicobacter pylory
yang mengakibatkan ulkus pada lambung.
1) Pola makan
Gastritis dapat disebabkan pola makan yang tidak teratur yaitu
frekuensi makan, jenis makanan, dan jumlah makanan, sehingga asam
lambung akan mengalami peningkatan. Pola makan merupakan masalah
yang dapat mempengaruhi kekambuhan gastritis (Misnadiarly, 2009).
2) Stres
Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin
terhadap saluran pencernaan sehingga berisiko untuk mengalami gastritis
(Saroinsong, 2014).
3) Alkohol dan merokok
Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan rokok akan merangsang
produksi asam lambung yang berlebih. Alkohol dan rokok dan
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga memperlambat
mekanisme kerja sel pelindung dalam melindungi dinding dari asam
lambung (Rahma, 2013).
4) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat anti inflamasi non steroid merupakan jenis obat yang
memiliki efek yang menyebabkan gastritis. OAINS bersifat analgetik,
antipiretik, dan anti inflamasi. Obat analgetik hanya efektif terhadap nyeri.
Sedangkan obat antipiretik akan menurunkan suhu dalam keadaan demam
dan meringankan gejala nyeri (Hidayah, 2012).
1. Makan teratur
Makan dengan jarak teratur adalah prinsip utama bagi penderita
gastritis. Makanlah dalam porsi kecil setiap 3 jam sekali. Jangan pernah
membiarkan perut terlalu lama kosong. Selain mengurangi makan, cobalah
lebih teratur berolahraga, misalnya jalan kaki selama 30 menit sehari.
2. Step By Step
Sebaiknya, usaha menurunkan berat badan tidak dilakukan secara
drastis. Capailah berat badan ideal dalam beberapa tahap. Misalnya, tahap
pertama adalah menentukan target penurunan berat badan sekitar 5-10 %
atau 4-9 kg dari berat badan saat ini. Setelah target pertama tercapai,
barulah menentukan target kedua dan selanjutnya.
3. Perkecil porsi makan
Kurangi jumlah makanan hingga 1/3 atau ½ dari porsi yang biasa
anda makan. Sebagai gantinya makaanlah buah-buahan segar yang tidak
asam serta minum susu nonfat tanpa gula atau teh hangat tanpa gula.
Sebagai teman minum teh anda bisa memilih biskuit sehat. Selain itu
hindari makanan yang diolah dengan minyak atau santan kental.
Jika anda dinyatakan positif menderita gastritis sebaiknya kenali
jenis-jenis makanan yang tidak mengganggu gastritis anda. Salah satu cara
untuk mengurangi kambuhnya gastritis adalah makan dalam porsi kecil,
namun frekuensinya sering. Misalnya, anda sering mengonsumsi makanan
ringan tiap 1 atau 2 jam sekali sebelum atau sesudah makan besar guna
menghindari perut dalam keadaan kosong.
Istilah remaja atau adolesence berasal dari bahasa latin adolesscere (kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang artinya “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa” (Hurlock, 2006). Remaja adalah periode perkembangan dimana
individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13-20 tahun (Potter&Perry, 2005). Remaja berada dalam
status interim sebagai akibat dari posisi yang diberikan oleh orang tua dan
masyarakat dan melalui usahanya sendiri yang selanjutnya memberikan prestasi
tertentu bagi dirinya (Soetjiningsih, 2005). Masa peralihan dari yang sangat
bergantung dengan orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan
untuk sanggup berdiri sendiri. Berdasarkan dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia
dimana dapat menjadi sebuah titik awal sebagai sebuah usaha mencapai
kemandirian.
Selain Carson (2008), ahli lain juga membagi masa remaja menjadi 3 periode
kehidupan diantaranya Konzier, Stanhope dan Lancaster serta Wong. Konzier
(2006) membagi masa remaja menjadi awal (12-13 tahun), remaja tengah (14-16
tahun), dan remaja akhir (17-20 tahun). Sedangkan Stanhope dan Lancaster
membagi menjadi remaja awal (10-13 tahun), remaja tengah (14-16 tahun),
remaja akhir (17-21 tahun).
Menurut Potter & Perry (2005) masa remaja adalah masa mencari identitas
diri, adanya keinginan untuk dapat menerima oleh teman sebaya dan mulai
tertarik oleh lawan jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua
itu sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan
dan frekuensi makan. Remaja takut merasa gemuk sehingga remaja menghindari
sarapan dan makan siang atau hanya makan sehari sekali. Hal itu menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan lambat. Berikut ini karakteristik
perilaku makan yang dimiliki remaja :
1. Pola makan
2. Stres
Gastritis 3. Alkohol dan Merokok
4. OAINS (Obat Anti
Inflamasi Non Steroid)
Klasifikasi Gastritis
1. Gastritis Akut
2. Gastritis Kronis
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
NO Kegiatan Bulan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1. Pembuatan Proposal
2. Study pendahuluan
3. Ujian Proposal 1 KTI
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Penyusunan Laporan
6. Ujian Hasil Penelitian
7. Perbaikan KTI
8. Pengumpulan KTI
3.1.2. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan
hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2016) mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation), observasi yang secara terang-terangan, tersamar
(overt observation dan covert observation), dan observasi
berpartisipasi (participant observation).
3.1.3. Alat Perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara,
agar peneliti dapat berkonsentrasi pada saat pengambilan data tanpa
harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subyek. Dalam
pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah
mendapat ijin dari subyek untuk mempergunakan alat tersebut pad
saat wawancara berlangsung. Alat perekam yang digunakan pada
saat melakukan melakukan penelitian dengan menggunakan
handphone oppo A7 2019, Kapasitas RAM: 4GB, ROM: 64 GB.
Mahaji Putri, R. S., Agustin, H., &. W. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan
Timbulnya Gastritis Pada Pasien Di Universitas Muhammadiyah
Malang Medical Center (Umc). Jurnal Keperawatan,1(2), 156-164.
‘
Lampiran 1
Peneliti Responden
(………………………….) (………………………….)
Peneliti Responden
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
I. Identitas Subyek
Nama (Inisial) :
TTL/Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal/Jam wawancara :
NO PERTANYAAN RESPONDEN
1. Makan
Teratur 2 1
3. Perkecil
Porsi 2 3
Makan