Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

OTITIS MEDIA AKUT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Komunitas Dasar Profesi
Program Profesi Ners STIKes Kuningan
Dosen pengampu : TIM

Disusun Oleh:
REVITA AYU SELVIANA
JNR0200117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2021
A. Pengkajian

1. BIODATA

Perawat Menanyakan identitas klien meliputi nama, umur, suku/bangsa, jenis

kelamin, status perkawinan, agama, pendidikan, alamatm pekerjaan, nomor register

(A.Aziz Alimul Hidayat, 2008:100).

2. RIWAYAT SAKIT dan SEHAT

a. Keluhan Utama

Biasanya klien mengeluh nyeri telinga

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Biasanya klien memiliki riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga,
alergi
c. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien merasakan sakit telinga/ nyeri, penurunan/ tidak ada ketajaman
pendengaran pada satu atau kedua telinga, titinus, perasaan penuh pada telinga,
suara bergema dari suara sendiri, bunyi”letupan” sewaktu menguap atau menelan,
pasien merasa pusing serta gatal pada telinga, tanda-tanda vital ( suhu bisa sampai
40o C ), dan cairan pada telinga yaitu hitam, kemerahan, jernih, kuning.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini sebelumnya.

3. POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Biasanya klien yang mengalami penyakit otitis media ini tidak mempedulikan
sebuah gejala kecil yang ditimbulkan, misalnya nyeri pada telinga sehingga ini
menyebabkan penanganan kesehatan tidak secepatnya dilakukan. Klien akan segera
berobat ke pelayanan kesehatan jika sudah mencapai stadium lanjut seperti
keluarnya cairan dari telinga dan nyeri yang dirasakan secara terus-menerus.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Biasanya pada sebagian klien otitis media mengalami anoreksia, mual dan muntah.
c. Pola Eliminasi
Biasanya klien dengan Otitis media tidak mengalami masalah terhadap pola
eliminasai Namun, pengeluaran secret atau cairan yang keluar dari telinga harus
diperhatikan banyaknya dan warna cairan.
d. Pola Aktivitas-Latihan
Biasanya klien dengan otitis media mengalami gangguan dalam beraktifitas karena
nyeri yang dirasakan.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Biasanya klien merasa istirahat dan tidurnya terganggu akibat nyeri yang dirsakan.
f. Pola Kognitif-Perseptual
Biasanya klien mengalami penurunan pendengaran  karena masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril dan tidak
berpengaruh terhadap penglihatannya.
g. Pola Persepsi-Konsep Diri
Biasanya klien dengan otitis media akan menjauhi lingkungan sekitarnya karena
memikirkan penyakitnya, merasa cemas, malu, depresi ataupun takut akan
menularkan penyakitnya kepada orang lain.
h. Pola Hubungan-Peran
Biasanya klien akan merasa harga diri rendah, minder, dan menjauh dari
lingkungan karena malu akibat bau busuk pada cairan yang keluar dari telinganya.
Keluarga berperan membantu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, memotivasi
klien dan juga membantu aktivitas sosial antara klien dengan keluarga dan
lingkungan sekitar.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola seksualitas karena merasa malu
dan rendah diri terhadap penyakitnya.
j. Pola Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien dengan otitis media mengalam cemas dan takut terhadap
penyakitnya.
k. Pola Nilai dan Keyakinan
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadahnya dan
semakin mendekatkan diri pada Tuhan untuk kesembuhan penyakitnya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Kesadaran composmentis, GCS 4,5,6.
b. TTV
1. Suhu
Pada umumnya, suhu tubuh mengalami kenaikan Nyeri akut b.d peradangan
membran tympani ( suhu bisa sampai 40o C ).
2. Nadi
Nadi mengalami kenaikan akibat dari nyeri.
3. Tekanan Darah
Tekanan darah mengalami kenaikan akibat dari nyeri.
4. Pernafasan
Takipneu.

c. Head to too
a. Kepala
- Telinga
1. Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan
pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan,
tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE
sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
2. Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari
klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.
- Mulut
Terdapat halitosis
1. Inspeksi
a. Bibir                : Mukosa bibir kering.
b. Lidah               : Agak kotor, tidak ada pembengkakan.
- Kulit
1. Inspeksi
Warna kulit     : Kemerahan
2. Palpasi
a. Suhu : Teraba panas
b. Kelembaban    : Kering
c. Tekstur            : Kasar
d. Turgor             : Jelek atau tidak elastis

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan
otoskop. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani.
Untuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap nanah atau
cairan lainnya dari telinga.
1. pemeriksaan diagnostic
- Tes audiometri : pendengaran menurun
- Xray : terhadap kondisi patologi, misal kolestetam, kekaburan mastoid

2. Pemeriksaan pendengaran

Test suara bisikan, tes garputala (Test Rinne, Test Weber, dan Test Swabach).

6. PENGOBATAN

- Pemberian antibiotic : Amoksili, Sefalosforin, Cefriaxone, Makrolida,

Clindamicyn.

- Tetes Telinga : Akilen Ear Drop 2x3 tetes


7. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada Telinga. (D.0077)

2. Gangguan komunikasi beruhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

(D.0119)

3. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit. (D.0130)

4. Resiko Infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadaap pajanan

pathogen. (D.0142)
8. INTERVENSI

N Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)


o
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada Telinga. SLKI: SIKI :
(D.0077) Setelah dilakukan Manajemen nyeri
Kategori : Psikologis asuhan keperawatan Observasi
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan selama 3 x 24 jam - Identifikasi
diharapkan nyeri lokasi,
Definisi : pada pasien karakteristik,
Pengalaman sensorik atau emosional dengan kerusakan jaringan berkurang dengan durasi, frekuensi,
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan kriteria hasil : kualitas,

berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 Tingkat Nyeri intensitas nyeri

bulan. 1. Nyeri berkurang - Identifikasi skala


dengan skala 2 nyeri
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologi (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma) 2. Pasien tidak - Identifikasi respon
2. Agen pencedera kimiawi (mis.Terbakar, bahan kimia iritan) mengeluh nyeri nyeri nonverbal
3. Agen pencedera fisik (mis.Abses, amputasi,prosedur operasi, 3. Pasien tampak - Identifikasi

trauma, dll). tenang factor yang

Gejala dan Tanda Mayor : 4. Pasien dapat memperingan


tidur dengan dan
Subjektif : mengeluh nyeri
tenang memperberat
Objektif :
1. Tampak meringis Frekuensi nadi dalam
nyeri
2. Bersikap proaktif (mis.waspada, posisi menhindari nyeri) batas normal (60- - Identifikasi
3. Gelisah 100 x/menit) pengetahuan dan
4. Frekuensi nadi meningkat 6. Tekanan keyakinan
5. Sulit tidur darah tentang nyeri
dalam - Identifikasi budaya
Gejala dan tanda minor
batas terhadap respon
Subjektif : -Objektif
normal nyeri
1. Tekanan darah meningkat
(90/60
2. Pola nafas berubah - Identifikasi
mmHg –
3. Nafsu makan berubah pengaruh
120/80
4. Proses berpikir terganggu nyeri terhadap
mmHg)
5. Menarik diri kualitas hidup
6. Berfokus pada diri sendiri 7. RR dalam batas
pasien
diaforesisi normal (16-20
- Monitor efek
x/menit)
samping
Kontrol Nyeri penggunaan
1. Melaporkan analgetik
bahwa nyeri - Monitor
berkurang keberhasilan
dengan terapi
menggunakan komplementer
manajemen yang sudah
diberikan
nyeri
Terapeutik
2. Mampu
- Fasilitasi istirahat
mengenali
tidur
nyeri (skala,
- Kontrol
intensitas,
lingkungan yang
frekuensi
memperberat
dan tanda
nyeri ( missal:
nyeri)
suhu ruangan,
Status
pencahayaan
Kenyamanan
dan kebisingan).
1. Menyatakan rasa
- Beri teknik
nyaman setelah nyeri
non
berkurang
farmakologis
untuk
meredakan
nyeri
(aromaterapi,
terapi pijat,
hypnosis,
biofeedback,
teknik
imajinasi
terbimbimbing,
teknik tarik
napas dalam
dan kompres
hangat/ dingin)
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
2. Gangguan komunikasi beruhubungan dengan efek kehilangan SLKI: SIKI :
pendengaran. Setelah dilakukan Observasi
(D.0119) asuhan keperawatan - Periksa kemampuan
Penyebab : selama 3 x 24 jam pendengaran
1. Penurunan sirkulasi sereberal diharapkan - Monitor akumulasi
2. Gangguan neuromuskular Gangguan serumen berlebihan
3. Gangguan pendengaran komunikasi - Identifikasi metode
4. Gangguan muskuloskeletal berkurang/hilang: komunikasi yang
5. Kelainan palatum - Kemampuan disukai pasien)
6. Hambatan fisik (mis. Terpasang trakheostomi, intubasi, berbicara Terapeutik
krikotiroidektomi) meningkat - Gunakan Bahasa yang
7. Hambatan individu (mis.ketakutan, kecemasan, merasa malu, - Kemampuan sederhana
emosional, kurang privasi). mendengar - Gunakan Bahasa
8. Hambatan psikologis (mis. Gangguan psikotik, gangguan konsep meningkat isyarat, jika perlu
diri, harga diri rendah, gangguan emosi). - Kesesuaian - Fasilitasi penggunaan
9. Hambatan lingkungan (mis. Ketidakcukupan informasi, ketiadaan ekspresi alat bantu
orang terdekat, ketidaksesuaian budaya, Bahasa asing). wajah/tubuh - Berhadapan dengan
Gejala danTanda Mayor menigkat pasien secara langsung
Subjektif : - - Respon perilaku - Pertahankan kontak
Objektif : pemahaman mata selama
- Tidak mampu berbicara atau mendengar komunikasi berkomunikasi
- Menunjukan respon tidak sesuai membaik - Hindari kebisingan saat
Gejala dan Tanda Minor (SLKI, hal:49) berkomunikasi
Subjektif : - - Pertahankan
Objektif : kebersihan telinga
- Afasia (SIKI, hal:374).
- Disfaksia
- Afraksia
- Disleksia
- Disartia
- Afonia
- Dislania
- Pelo
- Gagap
- Tidak ada kontak mata
- Sulit memahami komunikasi
- Sulit mempertahankan komunikasi
- Sulit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
- Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
- Sulit menyusun kalimat
- Verbalisasi tidak tepat
- Sulit mengungkapkan kat-kata
- Disorientasi orang, ruang, waktu
- Deficit penglihatan
- Delusi

3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. SLKI SIKI


(D.0130) Setelah dilakukan Observasi :
Penyebab asuhan keperawatan - Identifikasi penyebab
1. Dehidrasi selama 3 x 24 jam hipertemia
2. Terpapar lingkungan panas diharapkan Suhu (mis.dehihdrasi,
3. Proses penyakit (mis. Infeksi dan kanker) tubuh membaik: terpapar lingkungan
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan - Tidak menggigil panas, penggunaan
5. Peningkatan laju metabolissme - Suhu tubuh incubator).
6. Respon trauma membaik dalam - Monitor suhu tubuh
7. Aktivitas berlebih rentang normal - Monitor kadar
8. Penggunaan incubator elektrolit
Gejala dan tanda - Monitor haluaran
a. Mayor Subyektif Tidak tersedia Obyektif urine
o Suhu tubuh diatas nilai normal
- Monitor komplikasi
b. Minor Subyektif Tidak tersedia Obyektif
akibat hipertermia
o Kulit merah
Terapeutik :
o Kejang
o Takardi
o Tachipnea
o Kulit terasa hangat

Kondisi Klinis Terkait


o Proses infeksi
o Hipertiroid
o Stroke
o Dehidrasi
o Trauma
Prematuritas
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis.selimut
hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila).
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan eletrolit
intravena, jika perlu.
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadaap SLKI : SIKI
pajanan pathogen. Setelah dilakukan Observasi :
(D.0142) asuhan keperawatan - Monitor tanda dan
selama 3 x 24 jam gejala infeksi local dan
diharapkan resiko sistemik
infeksi menurun : Terapeutik :
- Tidak terdapat - Berikan perawatan
batuk, pilek dan kulit pada area edema
demam - Cuci tangan sebelum
- Mebran timpani dan sesudah kontak
tidak tampak dengan pasien dan
kemerahan lingkungan pasien
- Tidak Nyeri - Pertahankan teknik
- Tidak tampak aseptic pada pasien
bengkak beresiko tinggi
- Tidak ada kotoran Edukasi :
telinga yang - Jelaskan tanda dan
berlebihan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar
- Ajarkan cara
memeriksa luka atau
luka operasi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, bila perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat A.A (2008). Metode Penelitian Kebidadan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika

PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator

diagnostik, Edisi 1. Jakarta. DPD PPNI

PPNI. 2018. Standar Diagnosa Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan

Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPD PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPD PPNI

Anda mungkin juga menyukai