Disusun Oleh:
Dini Melinda
Dwi Sinta Lestari
Ega Rukmana
Idhar Prayogi
Faula Ayuningrum
Revita Ayu Selviana
Risza Apriani Fauziyah
Minor
1) Perubahan preload
(a) Suara murmur jantung
(b) BB bertambah
(c) PAWP meningkat
2) Perubahan afterload
(a) PVR meningkat/menurun
(b) SVR meningkat/menurun
3) Perubahan kontraktilitas
(a) Cardiac indek menurun
(b) Left ventrikular stroke work indeks menurun
(c) Stroke volume indeks menurun
4) Gelisah
5) Cemas
c. Intervensi
1) Monitor tekanan darah
2) Monitor intake dan output cairan
3) Monitor saturasi oksigen
4) Monitor keluhan nyeri dada
5) Monitor EKG 12 sadapan
3. Dx: Gangguan pertukaran gas
a. Penyebab
1) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2) Penurunan membrane alveolus-kapiler
b. Tanda dan gejala
Mayor
1) Dyspnea
2) PCO2 meningkat/ menurun
3) PO2 menurun
4) Takikardia
5) pH arteri meningkat/menurun
6) bunyi napas tambahan
Minor
1) Pusing
2) Penglihatan kabur
3) Sianosis
4) Diaphoresis
5) Gelisah
6) Napas cuping hidung
7) Pola nafas abnormal
8) Warna kulit abnormal
9) Kesadaran menurun
c. Intervensi
1) Pemantauan respirasi
(a) Observasi
(1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
(2) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
(3) Monitor saturasi oksigen
(4) Auskultasi bunyi nafas
(5) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
(6) Monitor nilai AGD
(7) Monitor hasil x-ray thoraks
(b) Terapeutik
(1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
(2) Dokumentasikan hasil pemantauan
(c) Edukasi
(1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
(2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2) Terapi oksigen
(a) Observasi
(1) Monitor kecepatan aliran oksigen
(2) Monitor alat terapi oksigen
(3) Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
(4) Monitor tanda tanda hipoventilasi
(5) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
(6) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
(b) Terapeutik
(1) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
(2) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
4. Dx: Pola napas tidak efektif
a. Penyebab
1) Depresi pusat pernapasan
2) Hambatan upaya napas
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuscular
6) Gangguan neurologis
7) Penurunan energy
8) Obesitas
9) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
10) Sindrom hipoventilasi
11) Kerusakan inervasi diafragma
12) Cedera pada medulla spinalis
13) Efek agen farmakologis
14) Kecemasan
b. Tanda dan gejala
Mayor
1) Dyspnea
2) Penggunaan otot bantu pernafasan
3) Fase ekspirasi memanjang
4) Pola nafas abnormal
Minor
1) Ortopnea
2) Pernafasan pursed lips
3) Pernapasan cuping hidung
4) Diameter thoraks anterior posterior meningkat
5) Ventilasi semenit menurun
6) Kapasitas vital menurun
7) Tekanan ekspirasi menurun
8) Tekanan inspirasi menurun
9) Ekskursi dada berubah
c. Intervensi
1) Manajemen jalan nafas
a) Observasi
(1) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
(2) Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi)
b) Terapeutik
(1) Posisikan semi fowler
(2) Berikan minuman hangat
(3) Berikan oksigen
c) Edukasi
(1) Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
(2) Ajarkan teknik batuk efektif
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
2) Pemantauan respirasi
a) Observasi
(1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
(2) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
(3) Monitor saturasi oksigen
(4) Auskultasi bunyi nafas
(5) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
(6) Monitor nilai AGD
(7) Monitor hasil x-ray thoraks
b) Terapeutik
(1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
(2) Dokumentasikan hasil pemantauan
c) Edukasi
(1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
(2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
5. Dx: gangguan perfusi jaringan serebral tidak efektif
a. Penyebab
1) Keabnormalan masa prothrombin dn/atau tromboplastin parsial
2) Oenurunan kinerja ventrikel kiri
3) Ateroklerosis
4) Fibrilasi atrium
5) Tumor otak
6) Stenosis karotis
7) Miksoma atrimum
8) Aneurisma serebri
9) Koagulopati intravaskuler diseminata
10) Embolisme
11) Cedera kepala
12) Hiperkolesteronemia
13) Hipertensi
14) Endocarditis
15) Katup prostetik mekanis
16) Stenosis mitral
17) Neoplasma otak
18) Infark miokard akut
19) Sindrom sick sinus
20) Penyalahgunaan zat
21) Terapi trombolitik
22) Efek samping tindakan (mis. Tidakan operasi bypass)
b. Intervensi
Mandiri :
1) Monitor status neurologi
2) Pantau tanda-tanda vital tiap jam
3) Evaluasi pupil, reflex terhadap cahaya
4) Pantau adanya peningkatan TIK
5) Posisikan kepala lebih tinggi 30-45°
Kolaborasi