Anda di halaman 1dari 5

1.

Dunia sedang mengalami era globalisasi sehingga perdagangan bebas akan terjadi
diberbagai negara termasuk Indonesia (Indonesia telah menjadi anggota WTO pada bulan
mei 1998 WTO adalah organisasi yang bergerak pada semua bidang perdagangan dunia
seperti hasil bumi, kontruksi bangunan, bidang kesehatan, jasa dan lain-lain) perubahan ini
membuat persaingan bebas diberbagai bidang, sebagai seorang perawat/tenaga paramedis
harus berfikir dan berpandangan global dengan adanya perdagangan bebas dibidang jasa
maka seorang perawat profesional akan merawat pasien dari berbagai belahan dunia.untuk
meningkatkan profesionalisme menyambut era globalisasi bidang keperawatan
mengembangkan suatu asuhan keperawatan dengan pendekatan transkultural. Jelaskan apa
itu keperawatan transkultural dan tujuan penggunaan keperawatan transkultural?
2. Teori pendekatan transkultural diambil dari teori siapa dan apa nama model teori tersebut?
3. Jelaskan konsep utama teori model transkultural?
4. Jelaskan beberapa faktor yang perlu dan penting diperhatikan ketika pengkajian berdasarkan
model dan teori keperawatan transkultural?
5. Tuliskan dua diagnosa keperawatan transkultural yang anda ketahui?
6. Sebutkan dan jelaskan 3 prinsip rencana tindakan keperawatan transkultural?
7. Contoh kasus 1; Ibu Juriah berusia 35 tahun suku melayu, pendidikan terakhir SMP,
pekerjaan ibu rumah tangga, melahirkan anak ke tiga pada saat pengkajian pasien menolak
untuk makan telur dan daging karena berdasarkan budaya pasien setelah melahirkan sampai
hari keempat puluh pasien harus berpantang dan tidak dianjurkan untuk makan daging, telur
dan ikan. Berdasarkan kasus tersebut jelaskan prinsip penanganan, diagnosa keperawatan
yang timbul dan rencana intervensi berdasarkan pendekatan model keperawatan
transkultural?
8. Contoh kasus 2: Maria berusia 19 tahun, gadis Meksiko-Amerika bersama keluarganya
datang ke unit Emergency dengan keluhan sesak nafas. RR 30 x permenit, nadi 90 x permenit
setelah dilakukan pemeriksaan fisik klien didiagnosa mengalami Asma Bronchiale dan harus
menjalani rawat inap. Sesaat kemudian paman klien datang membawa sesajen berupa
bunga dan perlengkapannya yang mengeluarkan asap dan meletakkannya dibawah tempat
tidur pasien. Kondisi tersebut menbuat polusi udara dan menperberat penyakit pasien .
paman nya percaya klien terkena voodoo,harapan pamannya sesajen tersebut dapat
mempercepat kesembuhan klien. Berdasarkan kasus tersebut jelaskan prinsip penanganan,
diagnosa keperawatan yang timbul dan rencana intervensi berdasarkan pendekatan model
keperawatan transkultural?
JAWABAN

1. Keperawatan transkultural yaitu ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada prilaku
individu atau kelompok,serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan prilaku
sehat dan prilaku sakit secara fisik dan psikoskultural sesuai latar belakang budaya. Tujuan
pengunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur dengan nilai-nilai
dan norma spesifik yang dimiliki kelompok lain dan memberikan asuhan keperawatan yang
konkret secara kultur untuk memperbaiki asuhan bagi orang atau kelompok yang kulturnya
sama maupun berbeda yang berarti membantu klien melalui asuhan keperawatan berdasar
kultur untuk sembuh dari penyakit untuk mencegah kondisi yang dapat membatasi
kesehatan atau kesejahteraan klien
2. Berdasarkan teori Leininger dan Leininger′s sunrise model
3. Ada 9 konsep utama transkultural yaitu:
a. Culture care: nilai-nilai, keyakinan,norma, pandangan hidup yang dipelajari dan
diturunkan serta diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan
kesejahteraan dan kesehatan serta meningkatkan kondisi dan cara hidupnya
b. World view: cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupanya
sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.
c. Culture and social structure demention : pengaruh dari faktor budaya tertentu yang
mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi
dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi
prilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda.
d. Generic care sistem : budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu,
mendukung, memperoleh kondisi kesehatan , memperbaiki atau meningkatkan
kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematian
e. Profesional sistem : pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan
kesehatan yang memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi
pendidikan formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara profesional.
f. Culture care preservation
g. Culture care akomodation
h. Cultural care repattering
i. Culture congruent/nursing care: suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai
budaya/ keyakinan dan cara hidup individu/golongan dalam upaya memberikan
asuhan keperawatan yang bermanfaat.
4. Ada 7 faktor yang harus diperhatikan pada pengkajiaan transkultural
a. Faktor teknologi: berkaitan dengan teknologi kesehatan maka perawat perlu
mengkaji persepsi klien tentang pengunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan,
persepsi sehat- sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
b. Faktor agama dan falsafah hidup : agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan diatas kehidupan sendiri.
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti :agama yang dianut, kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, beriktiar untuk sembuh tanpa
putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi klien
terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap situasinya saat ini, cara pandang
klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan penularan kepada orang
lain
c. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan : yang perlu dikaji oleh perawat meliputi:
nama lengkap dan panggilan didalam keluarga, umur dan TTL, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga,
kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya: ikut kelompok olah raga
atau pengajian.
d. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup: hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan
nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah : posisi dan jabatan misalnya ketua adat
atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukan klien,
kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan
kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat
pergi kesekolah atau kekantor.
e. Faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku : kebijakan dan peraturan
rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural, seperti peraturan
dan kebijakan dapat berkaitan dengan jam berkunjung, klien harus memakai baju
seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban klien
yang harus dikontrakkan oleh rumah sakit, cara pembayaran untuk klien yang
dirawat.
f. Faktor ekonomi
g. Faktor pendidikan
5. Dua diagnosa keperawatan transkultural
a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
b. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini
6. Tiga prinsip rencana tindakan keperawatan transkultural
a. Cultural care preservation or maintenance atau perlindungan perawatan budaya
atau pemeliharaan . tindakan keperawatan ini merujuk pada keputusan profesional
yang sifatnya membantu, mendukung budaya klien untuk merawat atau menjaga
keadaan kesehatan untuk sembuh dari sakit atau menghadapi kematian
b. Cultural care accommodation or negotiation atau akomodasi perawatan budaya
atau negosiasi budaya. tindakan keperawatan ini merujuk pada keputusan
profesional yang sifatnya membantu, mendukung dan memungkinkan budaya
tertentu beradaptasi atau bernegosiasi demi status kesehatan yang menguntungkan
atau memuaskan atau untuk menghadapi kematian

c. Culture care repatterning on restructuring atau perumusan kembali dan


restrukturisasi. tindakan keperawatan ini merujuk pada keputusan profesional yang
sifatnya membantu, mendukung dan memungkinkan pasien merubah cara hidup
mereka untuk pola baru yang secara budaya berarti dan memuaskan.
7. Perawat melakukan prinsip cultural care accommodation or negotiation keputusan
profesional ini bersifat membantu, mendukung dan memungkinkan budaya tertentu
beradaptasi atau bernegosiasi demi status kesehatan yang menguntungkan.
Diagnosa keperawatan : perubahan nutrisi b/d kepercayaan tentang nilai budaya terhadap
makanan ditandai dengan :
DO : pasien menolak protein hewani
DS : klien mengatakan tidak boleh makan daging dan telur setelah melahirkan
Tujuan : setelah diberi penjelasan oleh perawat :
- Klien mengerti pentingnya kebutuhan nutrisi untuk ibu melahirkan
- Klien dan keluarga menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang dampak
makan makanan yang kurang protein bagi penyembuhan
- Kriteria hasil: setelah 3 x pertemuan klien dapat menceritakan tentang pentingnya
kebutuhan nutrisi bagi ibu dan bayi serta menerima akomodasi yang dianjurkan perawat

Rencana tindakan:

- Tingkatkan kesadaran klien tentang jenis atau tipe makanan yang dikomsumsi
- Beri kesempatan klien untuk mengekspersikan budayanya terkait dengan pantangan dan
anjuran setelah melahirkan
- Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
- Negosiasikan dengan klien tujuan masuakan nutrisi untuk setiap kali makan
- Lakukan kerjasama dengan bagian diet untuk mengganti protein hewani dengan protein
nabati
8. Prinsip tindakan keperawatan yang harus dilakukan perawat profesional adalah prinsip
culture care repatterning on restructuring tindakan ini bersifat membantu , mendukung dan
memungkinkan pasien merubah cara hidup mereka untuk pola baru yang secara budaya
berarti dan memuaskan.
Diagnosa keperawatan : distres kultural b/d batasan atau pencegahan praktik ritual
keagamaan atau budaya di RS ditandai dengan :
DS : keluarga mengatakan sesajen tersebut mempercepat kesembuhan
DO : keluarga membawa sesajen yang mengeluarkan asap dikamar pasien
Tujuan : setelah diberi penjelasan oleh perawat:
- Klien dan keluarga menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang dampak
dari sesajen
- Klien menerima tindakan dengan prinsip culture care repatterning on restructuring
- Kriteria hasil : setelah 2 x pertemuan klien dapat menerima perubahan yang akan
diterapkan perawat dan mengidentifikasi alternatif untuk membentuk pola koping

Rencana tindakan:

- Kaji seberapa jauh keyakinan keluarga dan pasien


- Anjurkan keluarga klien menyalakan sesajen dirumah dan mendoakan dari rumah
- Kaji klien terhadap perubahan –perubahan yang baru dialami klien
- Gali pengertian klien tentang masalah-masalah dan pengharapannya pada pengobatan
dan hasil- hasil yang diharapkan
- Tetapkan apakah keyakinan realistis atau tepat

Anda mungkin juga menyukai