Anda di halaman 1dari 62

Nursing Theory

1. Leininger
2. Ramona T Mercer
3. C. Kolcaba

Dhina Widayati
Falsafah & Teori Keperawatan

1
1. Leininger
Sunrise Model _Cultural Care
PENGERTIAN TRANSCUITURAL
NURSING

–  Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang


luas dalam keperawatan yang  berfokus pada komparatif studi dan
analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku
caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body
of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal
dalam keperawatan.

–  Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan


didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia, termasuk sosial
struktur, sudut pandang, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi
bahasa dan etnik serta sistem professional.
–  Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah
kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur.
Hubungan model dan paradigm
keperawatan
–  MANUSIA :seseorang yang diberi perawatan dan
harus diperhatikan kebutuhannya
– KESEHATAN :konsep yang penting dalam
perawatan transkultural
–  LINGKUNGAN : tidak didefinisikan secara khusus, namun jika
dilihat bahwa telah terwakili dalam kebudayaan, maka
lingkungan adalah inti utama dari teori M. Leininger
– KEPERAWATAN : Leininger menyajikan 3 tindakan
yang sebangun dengan kebudayaan klien yaitu Cultural care
preservation, accomodation dan repatterning
Perbedaan Budaya Menurut  Leininger

PRESERVASI ASUHAN  KULTU RAL


– Preservasi asuhan cultural berarti bahwa keperawatan melibatkan penghargaan
yang penuh terhadap pandangan budaya dan ritual pasien serta kerabatnya.

  ADAPTASI ASUHAN KULTUR AL


– Akomodasi/ adaptasi asuhan kultural melibatkan negosiasi dengan pasien dan
kerabatnya dalam rangka menyesuaikan pandangan dan ritual tertentu yang
berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan

  REKONSTRU KSI/Repatterning ASUHAN  KULTU RAL


Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan pasien dan
kerabatnya dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang
berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan dengan cara yang bermakna bagi
mereka.
HUBUNGAN TEORI
MODEL Leininger DENGAN
KONSEP CARING
– Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural
dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan
kelompok lain.
– Leininger menggunakan metode ethnomethods sebagai
cara untuk melakukan pendekatan dalam mempelajari
caring karena metode ini secara langsung menyentuh
bagaimana cara pandang, kepercayaan dan pola hidup
yang dinyatakan secara benar .
 ALASAN UTAMA
MEMPELAJARI CARING
–  Konsep caring muncul secara kritis pada pertumbuhan,perkembangan,&
kemampuan bertahan makhluk hidup.

– Mengerti secara menyeluruh aturan pemberian & penerima pelayanan pd


kultur yg berbeda.

– Caring adlh studi untuk memenuhi kebutuhan yg esensial untuk proses


penyembuhan kelompok.
 Hubungan teori  Leininger
dengan konsep holism
– Perawat perlu melakukan asuhan kep
secara menyeluruh/holistic care, karena objek kep adalah
manusia yg merupakan individu yg utuh shg harus dilakukan
secara menyeluruh.

– Perbedaan : asuhan kep menyeluruh berfokus memadukan


berbagai praktek & ilmu pengetahuan ke dalam satu
kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pd
memadukan sentiment kepedulian dan praktek perawat yg
bertujuan meningkatkan kesejahtraan pasien.
 Hubungan teori  Leininger
dengan konsep  humanism
– Tindakan keperawatan mengacu pd pemahaman hubungan sehat,sakit,dan perilaku manusia.

– Perawatan manusia membutuhkan perawat yg memahami prilaku & respon manusia terhadap masalah
kesehatan.

– Perawat juga harus bisa memberikan kenyamanan , perhatian dan empati kpd pasien & keluarganya.
– Hubungan konsep ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pd klien dgn memandang klien sbg
individu sbg personal lengkap dgn fungsinya

– .
Konsep Utama Teori Transkultural
1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan
diturunkan serta diasumsikan yang dapat membantu
mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta meningkatkan
kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang
kehidupannya sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Dimensi Culture and Social Structure
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang
mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi,
pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan
berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan
yang berbeda
Lanjutan……………

4. Generic Care System


Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu,
mendukung, memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki
atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi
kecacatan dan kematiannya.

5. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan
kesehatan yang memiliki pengetahuan dari proses
pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
Lanjutan……………

6. Culture Care Preservation


Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan
professional untuk mengambil keputusan dalam
memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau
kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.

7. Culture Care Acomodation


Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang
dengan budaya tertentu untuk beradaptasi/berunding
terha terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
Lanjutan……………

8. Cultural Care Repattering.


Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan
pengambilan keputusan professional yang dapat membawa
perubahan cara hidup seseorang.

9. Culture Congruent / Nursing Care


Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya /
keyakinan dan cara hidup individu/ golongan atau institusi
dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang
bermanfaat.
Frame
Work
a. Faktor teknologi
(tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih


atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam
pelayanan kesehatan.
Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari
bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup
(religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan


yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan
motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di
atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri.

Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama


yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan
keluarga (kinship and social factors)

– Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor :


nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir,
jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
(cultural value and life ways)

– Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan


ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-
norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan
terbatas pada penganut budaya terkait.
– Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam
kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan
kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan
yang berlaku (political and legal
factors)
– Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu
dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995).
– Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah
anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical
factors)

– Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-


sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya
agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya
: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
 Faktor pendidikan
(educational factors)

– Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien


dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.
– Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti bukti ilmiah yang rasional
dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
– Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya
untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Ramona T Mercer-
2 Maternal Role Attainment
Riwayat Hidup
– 1950 mennerima gelar diploma dari sekolah keperawatan St. Margaret di
Montgomery, Alabama.
– 1960 melanjutkan study setelah bekerja sebagai staf keperawatan, kepala
keperawatan, dan instruktur di bidang pediatri, obstetri, dan penyakit
menular.
– 1962 menyelesaikan sarjana keperawatan di Universitas New Mexico,
Albuquerque.
– 1964 memperoleh gelar master di bidang keperawatan maternitas-anak dari
Universitas Emory
– 1973 menyelesaikan Ph.D di bidang keperawatan maternitas pada Universitas
Pitsburg
– Pindah ke California dan mendapat posisi sebagai asisten profesor di
departemen family health care nursing di Universitas California, San Fransisco

– 1977 dipromosikan menjadi associate professor dan 1983 menjadi professor


TEORI RAMONA MERCER
 > menekankan pd stres ante partum (sebelum persalinan) dan p’capaian peran
ibu.
2 Pokok bahasan :
1.Efek stres ante partum
2.P’capaian peran ibu

Efek stres ante partum


Ex: distosia, perdarahan, SC.

Ante partum stres : komplikasi dr resiko k’hmlan &


pengalaman negatif dlm hdp seorang wanita.
7-an asuhan: m’beri dukungan slm hml u/ m’kurangi ketidak
kepercayaan diri seorang wanita.
6 Faktor yg m’punyai hubungan dg status kesh:
1. Hub interpersonal (individu)
2. Peran klg (suami, mertua, dll)
3. Stres ante partum
4. Dukungan sos (social support)
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, keraguan, depresi (tekanan)
Dari Faktor Social Suppport, Mercer
mengidentifikasi 4 faktor pendukung:
1. Emotional support (dukungan emosi)
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan
mengerti.
2. Informational support (dukungan infoemasi)
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu
sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
3. Physical support (dukungan fisik)
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan
tambahan dana
4. Appraisal support (dukungan penilaian)
Ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya
sendiri dan pencapaiaan peran ibu
3 model yg saling b’hub antara
Independent variabel & dependen variabel
dengan status kesehatan:
1. peran individu
2. peran timbal balik (ibu-bapak, ibu-anak,
ibu-orla)
3. peran klg
4 Tahap dlm p’laksanaan peran ibu
menurut Mercer:

1. Anticipatory
a/ masa sblm mjd ibu, wnt memulai p’nyesuaian sos &
psikologi thd peran barunya belajar
2. Formal
mulai memasuki peran sesungguhnya s’org ibu, perlu
bimbingan peran
3. Informal
mulai pd saat wnt tlh mampu menemukan jln yg unik dlm
m’laks peran ibu.
4. Personal
tahap akhir p’capaian peran, pd tahap ini wnt tlh mahir
m’laks peran sbg ibu.
 Pencapaian Peran Ibu.

• Mnrt Mercer p’capaian peran dimulai stlh bayi lahir y/ 3 bln s/d 7 bln PP.
• Peran ibu dapat dicapai bila ibu dekat dengan bayinya, termasuk
mengekspresikan kepuasan dan perhargaan.
• Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan,
status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh
dalam pencapaiaan peran ibu.
Faktor yg m’pengaruhi wnt dlm p’capaian peran
ibu y/ :
1. Faktor ibu (umur, persepsi ibu,stres sos,duk
sos,konsep diri,sifat pribadi,sikap thd
m’besarkan anak,status kesh
ibu,memisahkan ibu & anak secepatnya)
2. Faktor bayi ( temperamen, kesh bayi )
3. Faktor lain ( latr belkng etnik, status
p’kawinan,status sos)
4 Faktor dlm masa
adaptasi :
a. Physical recovery phase/ fase pemulihan fisik (lahir-
1bln)
b. Achivement phase/ fase pencapaian (2- 4/5 bln)
c. Disruption phase/ fase gangguan (6- 8 bln)
d. Reorganization phase/ fase pembentukan kembali (8-
12 bln)
3 fase pertama mrpk adaptasi thd fungsi tbh
Peran nurse yg diharapkan o/ Mercer a/:
M’bantu wnt dlm melaksanakan tgsnya dlm
adaptasi peran fungsi ibu
m’identifikasi faktor apa yg m’pengaruhi
peran ibu dan kontribusi dr stres ante
partum.
Definisi Konsep Mayor
Penjelasan model konsep Mercer
4 tahap penguasaan peran

1. Antisipatori : dimulai selama kehamilan,


penyesuaian peran selama hamil,
- Riwayat ANC, Imunisasi TT, keluhan selama hamil
dan penanganannya.
- Riwayat psikologi selama hamil
- Interaksi sosial selama hamil
- Harapan terhadap kehamilan
- Peran yang dilakukan selama hamil
2. Formal : tahapan ini dimulai dari kelahiran bayi yang
mencakup proses pembelajaran dan pengambilan
peran menjadi ibu
- Riwayat kelahiran bayi
- Fase penerimaan terhadap bayi
- Bonding attachment
- Interaksi sosial selama kelahiran bayi
- Peran ayah dalam kelahiran
3. Informal : Wanita membuat peran barunya dalam
kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan
tujuan ke depan.
- Orang yang terlibat dalam perawatan bayi
- Pengalaman dalam perawatan bayi
- Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang
4. Personal: Pengalaman wanita, kepercayaan diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan
pencapaian peran ibu.
- pandangan ibu terhadap perannya
- pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu
- kepercayaan diri dalam menjalankan peran
Model Maternal Role Attainment

Ayah

B Ibu B Bayi baru


lahir
a a
b b b
c cc
c
d d
4 Tahap Maternal Role Identity:
a. Commitment and Preparation (Pregnancy)
b. Acquintance, practice, and physical restoration (2 minggu
pertama)
c. Approaching Normalization (Minggu kedua sampai 4 bulan)
d. Integration of maternal identity (± 4 bulan)
Tahap Perkembangan Respons Bayi:

a. Kontak mata dengan ibu ketika diajak bicara, reflek menggenggam.


b. Reflek tersenyum dan perilaku tenang dalam respons pada asuhan ibu.

c. Perilaku interaktif dengan ibu.


d. Reflek meraih ibu, peningkatan gerak.
Paradigma Keperawatan
Bedasarkan Model Konseptual
Ramona T. Mercer
– Manusia
- Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi
orang tua jika telah melalui mother-infant dyad.
- kepercayaan diri, harga diri, interaksi dengan
bayinya dan ayah dari bayinya atau orang lain
dapat saling mempengaruhi.
– Lingkungan
- Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan
mempengaruhi peran maternal
– Kesehatan
- persepsi kesehatan yang lalu, kesehatan saat
ini, harapan tentang kesehatan, kekhawatirkan
dan perhatian tentang kesehatan, status
kesehatan bayi baru lahir mempengaruhi
pencapaian peran maternal

– Keperawatan
- keperawatan adalah profesi yang dinamis
dengan tiga fokus utama yaitu promosi
kesehatan, mencegah kesakitan dan
menyediakan layanan keperawatan bagi yang
memerlukan untuk mendapatkan kesehatan
yang optimal
Penerimaan
45 oleh keperawatan
– Pelayanan
penting diaplikasikan dalam melakukan pendekatan pada praktek keperawatan
maternitas, baik terutama keperawatan meternitas di komunitas. Mengingat
bentuk pendidikan, dukungan dan bimbingan yang dapat diberikan kepada ibu
dan keluarga dapat berlangsung lama dan berkesinambungan,
– Pendidikan
Konsep Mercer banyak digunakan dalam keperawatan maternitas dan
keperawatan anak. Teori ini memberikan kerangka kerja yang jelas kepada para
siswa untuk belajar merencanakan dan menyediakan pelayanann untuk orang tua
diberbagai setting dan situasi tertentu.
– Penelitian
Teori Mercer banyak digunakan dalam penelitian sebagai evidence based dalam
riset keperawatan. Sank (1991) menggunakan teori Mercer dalam disertasinya di
universitas Texas, USA dengan judul ``Factors in the Prenatal Period That Affect
Parental Role Attaintment During the Postpartum Period in Black American
Mothers and Fathers`` dan berbagai penelitian lainnya.
3 Chaterine Kolcaba
Comfort Theory
Konsep Mayor
– Health Care Needs
– Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai
suatu kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi
pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi
oleh penerima support system tradisional.
– Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring,
laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang
berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan
edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial
dan intervensi.
Comfort

– Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai


hubungan yang kuat dalam keperawatan.
– Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu
pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief),
ketenangan (ease), dan (transcedence) yang dapat
terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi
aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Tipe Comfort

– Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient)


memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik
– Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
– Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu
mencapai diatas masalahnya.
Derivasi konteks kenyamanan

– Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh


– Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri,
yang meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna
kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih
tinggi.
– Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi,
pengaruh dari luar.
– Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan hubungan sosial
Comfort Measures
tiga tipe intervensi comfort

– Standart comfort intervention yaitu Teknis pengukuran


kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang
ada, seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia
darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini
didesain untuk membantu mempertahankan atau
mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta
mencegah komplikasi.
– Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain
untuk menurunkan kecemasan, memberikan informasi,
harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan
pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis atau
dalam menghadapi kematian dengan cara yang sesuai
dengan budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu
dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima
pengajaran baru.
– Comfort food for the soul, meliputi intervensi yang
menjadikan penguatan dalam sesuatu hal yang tidak dapat
dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi
pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik,
mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak
memiliki waktu untuk memberikan comfort food untuk jiwa
(kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi tipe intervensi
comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh
institusi terhadap perawatan kenyamanan.
Enhanced Comfort

– Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada


pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini
Intervening variables

– Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat


dimodifikasi oleh perawat.
– Variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap,
status emosional, support system, prognosis, financial atau
ekonomi, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si
resipien.
Health Seeking Behavior
(HSBs)

– Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome


berikutnya yang berhubungan dengan pencarian kesehatan
yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat.
– HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait
dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi
imun,dll.)
Institusional integrity

– Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan


keseluruhan dari organisasi pelayanan kesehatan pada
area local, regional, dan nasional.
– Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai
pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
Frame Work
Best
practices

Health Nursing interventions over time


Enhanced comfort Health
Care Over time Seeking
Need
+ + Intervening
variables
behavior Institutional
integrity

Best
policies

Internal
External
behaviors
behaviors

Peaceful
Death
Holistic comfort

– Dalam perspektif pandangan Kolcaba didefinisikan sebagai


suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan relief,
ease, and transcendence yang dapat terpenuhi dalam
empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikosipiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Asumsi Mayor

– Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa


Kenyamanan adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan
yang kuat dengan ilmu perawatan.
– Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga
mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan.
– Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat
pasien dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti
mereka berada di dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan
pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2006).
– Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu
perawatan yang merupakan bagian penting dari teori
comfort. apalagi, ketika intervensi kenyamanan dikirimkan
secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara
teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah
kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan
sendirinya klien akan mencapai kesehatan yang diinginkan
dalam mencari kesembuhan (HSBS).
62

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai