Nizwardi Azkha*
136
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)
Melihat keberkaitan tersebut, sudah tujuan wisata, disamping tidak tersedianya tempat
selayaknya bila perhatian dan kepedulian terhadap pengelolaan sampah dan kurangnya sarana sanitasi
lingkungan patut mendapat prioritas. Bukan hanya seperti MCK, dan saluran air yang tidak baik.
untuk mencari sebuah kondisi lingkungan yang ideal,
Lingkungan Biologis
akan tetapi lebih jauh lagi pada upaya peningkatan
produktivitas sumber daya manusia. Kondisi ini dapat Lingkungan biologis ini dapat memberi
tercapai bila masyarakat semakin meningkatkan pengaruh negatif terhadap kesehatan. Jasad renik
kepeduliannya akan kebersihan dan kesehatan seperti virus, jamur, bakteri, cacing dan parasit
lingkungan, dan ini memerlukan faktor-faktor penting lainnya yang bersifat patogen dapat menimbulkan
yang dapat membangkitkan bentuk kepedulian penyakit. Begitu juga hewan seperti serangga,
tersebut khususnya di daerah tujuan wisata. nyamuk, lalat, ular, tikus, anjing dan lainnya dapat
Supaya mempunyai nilai bagi berperan sebagai perantara penyakit menular.
pengembangan pariwisata haruslah bertujuan untuk Lingkungan Sosial
rekreasi dan berlibur agar dapat memelihara semangat
kerja dengan melihat pemandangan alam, kazanah Lingkungan sosial memberikan dampak
budaya, dan sekaligus dapat memperkaya ilmu negatif yang khusus terhadap kesehatan masyarakat,
pengetahuan. seperti timbulnya berbagai penyakit yang bersifat
Dilihat dari alasan kenapa orang pergi somatik, psikosomatik dan psikososial. Derunya
bertamasya dari sudut kesehatan adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
menghilangkan stress, supaya pikiran tenang lagi, akhirnya juga menjadi masalah tersendiri.
kesehatan dan lain sebagainya, yang penting Alkoholisme, penyakit akibat hubungan seksual
bagaimana mereka dengan keluarga bisa bersenang- (AIDS) yang menakutkan bagi kalangan orang tua.
senang. Untuk itu bagi pelaku pariwisata terutama Belum lagi masalah kriminalitas yang kian
bagi pemandu wisata sudah seharusnya memahami meningkat.
keadaan yang demikian, pengunjung yang datang Guna menjaga pengaruh negatif yang
ingin untuk dilakukan dengan rasa kasih sayang dan ditimbulkan oleh ketiga jenis lingkungan tersebut
dihormati, agar mereka betah untuk berlama-lama di maka pengetahuan masyarakat khususnya pada
lokasi wisata. daerah tujuan wisata tentang kesehatan lingkungan
ini harus benar-benar ditingkatkan.
Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat Dengan mengetahui secara jelas dan
Dalam penerapan konsep kesehatan gamblang mengenai masalah kesehatan lingkungan
lingkungan yang perlu diperhatikan masyarakat, Ada ini maka kesadaran masyarakat maupun pengunjung
tiga faktor lingkungan yang perlu mendapat perhatian dan pelaku wisata lainnya akan timbul. Kesadaran
adalah lingkungan fisik, biologis dan sosial. inilah yang menjadi kunci timbulnya kepedulian
masyarakat tentang kebersihan dan kesehatan
Lingkungan Fisik
lingkungan.
Lingkungan fisik ini menyangkut air bersih,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat
udara, limbah cair dan padat, kotoran serta polutan
Peduli Akan Kebersihan dan Kesehatan
lain yang umumnya dapat dilihat. Selain udara yang
Lingkungan
tercemar oleh polutan, limbah padat (sampah) juga
menjadi masalah kesehatan lingkungan yang rawan, Masyarakat sebagai penghuni dan pengguna
terutama di daerah tujuan wisata. Pembuangan dan lingkungan pada dasarnya sangat peduli terhadap
penanganan sampah yang tidak tepat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Namun
mengurangi kebersihan, kesehatan dan estetika kepedulian tersebut akan tumbuh berkembang bila
lingkungan. Limbah cair domestik yang berasal dari diiringi faktor yang mempengaruhi tumbuhnya
kamar mandi, pencucian dan dapur serta industri juga kepedulian itu. Bentuk kepedulian yang bisa
banyak menimbulkan pencemaran terutama pada air dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari
tanah, sumur serta air permukaan. Sumber datangnya bisa karena pengaruh orang lain, institusi
pencemaran pada daerah tujuan wisata adalah dari pemerintah atau bahkan bisa juga dari kesadaran
pedagang makanan, minuman, rumah makan, masyarakat.
asongan, pengunjung dan penduduk pada daerah
137
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)
138
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)
jentik, airnya cukup bila perlu harus 2. Keracunan makanan dan Pestisida
dengan keramik, cahaya cukup. 3. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Sehingga pengunjung merasa puas 4. Penyakit dengan serangan mendadak seperti
dengan sarana tsb. jantung, hypertensi dll.
Tempat Pembuangan Sampah 5. Keselamatan dan kecelakaan
Sementara, setiap jarak 100 m harus
Pemecahannya
tersedia TPS yang bersih dan
tertutup, kemudian sampah ini harus 1. Pembentukan forum pariwisata sehat
dibuang setiap hari. Dilengkapi juga 2. Promosi Kesehatan
papan pengumuman dan himbauan 3. Pemberdayaan masyarakat
agar membuang sampah pada 4. Kemitraan
tempatnya. 5. Pembudayaan Hidup Bersih dan Sehat
tersedia riol yang bersih dan airnya 6. Sapta Pesona
mengalir. Kesimpulan
5. Sarana dan Prasarana Transport, harus
aman, nyaman, bersih dan sehat. 1. Lingkungan merupakan salah satu faktor
6. Sarana Pelayanan Kesehatan, harus yang berpengaruh terhadap derjat kesehatan
memadai, tersedia pelayanan set iap waktu, manusia dan masyarakat.
dan petugas yang profesional dan ramah. 2. Kualitas sumber daya manusia sangat
7. Jaringan Informasi Pariwisata dan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Kesehatan Lengkap. 3. Kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
8. Perangkat Pengamanan Wisatawan. dan kesehatan lingkungan pada umumnya
dipengaruhi oleh empat faktor yaitu yuridis,
Masalah Kesehatan Di Daerah Tujuan Wisata faktor sarana, faktor keteladanan dan faktor
1. Penularan berbagai jenis penyakit seperti media informasi.
Diare, Malaria, DHF, TBC, AIDS & penyakit
Kelamin.
Kepustakaan :
1. Depkes. RI (1999). Program Pariwisata Sehat, Jakarta.
2. Ardika, I.G (2001). Pariwisata Sebagai Perwujudan Hak Azazi
Manusia, Orasi Ilmiah, Jakarta, Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata.
3. Marsongko, E.P (2001). Elemen-elemen Kebudayaan dan
Pariwisata, Bandung.
4. Ismayanti Istanto (1998). Psikologi Pelayanan, Diktat di
lingkungan Universitas Sahid.
5. Kantor Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian (2000). Kode etik
Pariwisata Dunia, Jakarta.
6. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2002). Pariwisata Inti
Rakyat, Jakarta.
139