Disusun oleh:
Husnul Hidayat, ST, MT
Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA
Pendahuluan
Fotogrametri sebagai metode pemodelan objek 3D memiliki 2 kelebihan utama, yaitu
mampu menghasilkan data bentuk dan ukuran objek sekaligus memperoleh informasi
visual berupa tekstur objek dari foto. Dalam usaha memperoleh bentuk, ukuran, dan
tampilan model yang akurat kadangkala diperlukan lebih dari satu foto untuk satu
objek tertentu. Dengan demikian model 3D dapat digambar dari berbagai sudut
pandang yang tentunya hasilnya akan lebih akurat dibanding proses pemodelan yang
hanya mengandalkan satu foto saja. Akurasi ini dipengaruhi oleh kualitas foto yang
digunakan, kualitas geometri posisi dan orientasi kamera, serta kualitas data ukuran
referensi di lapangan. Apabila ketiga kriteria tersebut telah terpenuhi, maka proses
pemodelan selanjutnya dapat dilakukan dengan lancar.
Praktikum kali ini merupakan kelanjutan dari topik praktikum sebelumnya. Apabila
pada praktikum sebelumnya mahasiswa telah mempelajari prosedur orientasi foto,
maka praktikum kali ini lebih menitikberatkan pada proses penggambaran model 3D
menggunakan lebih dari satu foto. Proses pemodelan dilakukan dengan pendekatan
bentuk-bentuk geometri sederhana (primitive shapes) yang saling dikombinasikan
satu sama lain sesuai kompleksitas objek. Diharapkan mahasiswa mampu
memahami proses penggambaran bentuk geometri dasar, mengedit dan
mengkombinasikan bentuk, dan mengekstrak tekstur objek dari foto. Dengan
demikian akan diperoleh model 3D yang konsisten dengan kenampakannya di foto
dari berbagai sudut pandang, sesuai dengan ukuran sesungguhnya di lapangan, serta
menarik secara visual karena benar-benar menunjukkan keadaan objek
sesungguhnya di lapangan.
Sedangkan peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini terdiri dari perangkat keras
dan perangkat lunak:
1. Perangkat keras komputer atau laptop, disarankan dengan spesfikasi prosesor
minimal Intel Core i3 atau yang setara dan telah memiliki kartu grafis. Peserta
boleh menggunakan laptop sendiri pada saat praktikum.
2. Software Autodesk ImageModeler 2009
Cara Kerja
1. Jalankan software Autodesk ImageModeler 2009.
2. Klik menu File>Open untuk membuka file project yang telah dikerjakan
sebelumnya, atau bisa juga menggunakan menu File>Recent Projects dan
pilih file project yang ingin dilanjutkan.
Workspace/Viewport
Combo box
Load Panoramas
Gambar 3. Contoh tampilan proses modeling. Kiri atas: tampilan lock view &
wireframe. Kanan atas: lock view & solid. Kiri bawah: orbit view & wireframe.
Kanan bawah: orbit view & solid
Wireframe/Solid
Inverse Selection/Back face/Face
normal/Smart edge
4. Untuk bernavigasi dalam tampilan 2D maupun 3D, gunakan scroll mouse untuk
memperbesar/memperkecil tampilan. Untuk pan tampilan gunakan tombol
Alt+klik kiri. Sedangkan untuk tampilan 3D orbit gunakan tombol Alt+klik
kanan. Untuk kembali ke tampilan 2D semula, klik kanan dan pilih Lock View.
Create Primitive
Primitive type
Gambar 5. Menambahkan objek primitive
6. Pada saat membuat bentuk primitif, klik pada salah satu titik locator yang
menjadi titik pangkal objek tersebut (misalnya titik sudutnya), lalu geserlah
kursor sedemikian rupa untuk menentukan arah dan ukuran bentuk primitif
tersebut. Boleh mengklik titik pada locator lainnya untuk membantu
menentukan arah dan ukuran masing-masing bentuk primitif.
Gambar 6. Menggambar bentuk primitif kubus. Urutan klik: locator 11, locator
7, locator 6.
7. Pengguna dapat melihat proses pemodelan dari sudut pandang lain secara real
time untuk melihat konsistensi hasil pemodelan. Kadangkala suatu bentuk
geometri yang sudah digambarkan sesuai dengan tampilan fotonya, namun
apabila dilihat dari sudut pandang lain ada sedikit pergeseran posisi. Dengan
demikian perlu dilakukan proses editing bentuk objek agar posisinya sesuai.
Pada objek terpilih, akan muncul alat bantu untuk menggeser objek sesuai arah
sumbu X, Y, atau Z. Pengguna dapat menggeser objek yang dimaksud supaya
keadaannya menjadi lebih sesuai dengan kenampakan di foto. Pada saat
menggeser objek ini sebaiknya gunakan layout yang dapat menampilkan lebih
dari satu foto agar konsistensi kenampakan objek dari berbagai foto dapat
diperiksa secara langsung.
9. Dengan cara yang sama pengguna dapat menambahkan dan mengedit objek-
objek lain agar memiliki kenampakan yang konsisten di semua foto. Berikut ini
adalah contoh objek lain yang sudah ditambahkan dan diedit agar sesuai
dengan fotonya:
11. Untuk membuat tekstur objek, klik pada tab Texturing. Pada tab tersebut
terdapat beberapa tool untuk mengekstrak tekstur objek. Namun umumnya
hanya tool tertentu saja yang diperlukan untuk mengekstrak tekstur. Klik pada
objek yang akan diekstrak teksturnya (bisa satu objek utuh, atau hanya satu
permukaan saja). Lalu klik tool Create UV Mapping:
12. Setelah UV Mapping dibuat, klik pada objek lalu klik tool Extract texture. Akan
muncul kotak dialog pemilihan foto yang digunakan untuk mengekstrak tekstur.
Tidak semua foto harus digunakan untuk mengekstrak tekstur, namun perlu
disesuaikan dengan kualitas foto. Gunakan foto yang menunjukkan permukaan
objek secara jelas (misalnya foto tampak depan) dan tidak ada objek
penghalang di depannya.
Isikan parameter tekstur yang diperlukan (Texture Size, Extraction Mode, dan
Blending Mode). Lalu klik OK.
13. Lakukan proses texturing hingga seluruh model telah diberikan warna seperti
gambar berikut:
∑𝑛𝑖=1(𝑢𝑖 − 𝑣𝑖 )2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √
𝑛
Nilai RMSE yang rendah menunjukkan kesalahan yang rendah, sehingga dapat
dikatakan memiliki ketelitian yang tinggi.
Tugas
1. Lakukan proses pemodelan objek sesuai dengan panduan langkah-langkah yang
sudah ditunjukkan. Peserta harus dapat menggambar model 3D objek secara
utuh baik bentuk maupun warnanya.
2. Dari hasil proses pemodelan tersebut lakukan analisis ketelitian geometrik produk
model 3D final. Analisis akurasi hanya didasarkan pada sampel ukuran panjang
Referensi
Alexandru, A. 2016. Introduction in Architectural Photogrammetry. Journal of Young
Scientist, Volume IV, 2016 ISSN 2344 - 1283; ISSN CD-ROM 2344 - 1291;
ISSN Online 2344 - 1305; ISSN-L 2344 – 1283
Autodesk. 2009. Autodesk ImageModeler 2009 User Guide. Autodesk Inc.
Biljecki, F., Ledoux, H., dan Stoter, J. 2014. Redefining the Level of Detail for 3D
models. GIM International, 28(11):21–23, November 2014a.
Fraser, C. 2015. Advances in Close-Range Photogrammetry. Photogrammetric Week
2015. Wichmann/VDE Verlag, Berlin & Offenbach, 2015
Grussenmeyer, P., Hanke, K ., Streilein, A. 2002. Architectural photogrammetry.
Chapter in «Digital Photogrammetry», diedit oleh M. Kasser and Y. Egels,
Taylor & Francis(2002), pp. 300-33
Hartley, Richard I. 1995. In Defense of the 8-Point Algorithm. PDF: 1995 GE-
Corporate Research and Development, Schenectady , NY.
Hartley, R. dan Zisserman, A. 2003. Multiple View Geometry in Computer Vision.
Cambridge: Cambridge University Press
Longuet-Higgens, H.C. 1981. A Computer Algorithm for reconstructing a scene from
two projections. Nature, 293:133-135, Sept 1981
Luhmann, T., et. al. 2006. Close Range Photogrammetry: Principles, Techniques, and
Applications. Dunbeath: Whittles Publishing.