Saat ini secara umum kata history diartikan sebagai masa lampau umat manusia.
(Gottschalk, 1985: 33) Sjamsuddin mencatat beberapa definisi sejarah yang
dikemukakan oleh ilmuwan, (Sjamsuddin, 2007: 7) yaitu:
1. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, bangunan yang disusun
penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Disebut subjektif tidak lain karena
sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek (penulis).
2. Sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa ituse
ndiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.
Dari beberapa pengertian sejarah di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
penelitian terhadap semua aspek kehidupan manusia pada masa lalu, seperti
politik, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, hukum, seni, budaya, peradaban,
pemikiran, dan lain sebagainya. Dengan demkian, semua hal yang berkaitan
dengan manusia dan masa lalu merupakan kajian dari sejarah. Oleh sebab itu,
sejarah memiliki kaitan dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama ilmu-ilmu yang
mengkaji manusia, seperti politik, hukum, ekonomi, dan lainnya. Ilmuilmu
tersebut dapat digunakan sebagai ―alat bantu‖ untuk memperdalam fakta-fakta
sejarah.
Pengertian Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-hadharah al-Islamiyah. Kata
Arab ini juga sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kebudayaan Islam. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih
banyak orang yang menyinonimkan dua kata kebudayaan (Arab, ats-tsaqafah;
Inggris, culture) dan peradaban (Arab, al-hadharah; Inggris, civilization)
(Supriyadi, 2008: 18). Kata kebudayaan berasal dari kata ―budi‖ dan ―daya‖
ditambah awalan ke dan akhiran an. Budi berarti akal dan daya berarti kekuatan.
Sementara itu, peradaban berasal dari bahasa Arab ―adab‖ yang berarti bernilai
tinggi. (Musyrifah, 2003: 3)
Dari pengertian sejarah dan peradaban Islam di atas maka dapat dirumuskan
pengertian tentang Sejarah Peradaban Islam, yaitu:
Akan tetapi, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial, objek
sejarah peradaban Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh
ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan
kata lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek. Namun yang membedakan sifat
sejarah dengan ilmu sosial lainnya adalah sejarah bersifat memanjang dalam
waktu sedangkan ilmu sosial meruang dalam waktu.