Anda di halaman 1dari 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


IPA TERPADU DI MTs NEGERI 1 KENDARI

SKRIPSI

Oleh

RINDA NATASYA ARINDI


NIM. 16 01 01 07 001

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2020

65
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
IPA TERPADU DI MTs NEGERI 1 KENDARI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Oleh

RINDA NATASYA ARINDI


NIM. 16 01 01 07 001

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2020

65
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PROGRAM STUDI TADRIS IPA
Jln. Sultan Qaimuddin No.17 Telp(0401 3193710) Fax. 393710 E-mail.stain_kdi@yahoo.co.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs Negeri 1

Kendari” yang ditulis oleh Rinda Natasya Arindi, NIM: 16010107001, mahasiswa Program

Studi Tadris IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, telah diuji dan dipersentasekan dalam

ujian skripsi pada tanggal 15 Juli 2020 M., bertepatan dengan 15 Dzulqaidah 1441 H, dan

dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

Kendari, 20 Juli 2020 M.


20 Dzulqaidah 1441 H.

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Hj. St. Kuraedah, M. Ag ( )

Sekretaris : Ismaun, S.Si., M.Si ( )

Anggota : Hasrin Lamote, S.Pd., M.Sc ( )

Diketahui Oleh:
Dekan,

Dr. Masdin, M.Pd


NIP. 196712311999031065

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa segala informasi dalam skripsi berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA Terpadu Di MTs Negeri 1 Kendari” di bawah bimbingan Ismaun, S.Si., M.Si telah
diperoleh dan disajikan sesuai dengan peraturan akademik dan kode etik IAIN Kendari. Saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Semua
sumber rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah disebutkan di dalam daftar pustaka.
Dengan penuh kesadaran saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri.
Jika kemudian hari terbukti skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiasi, dibuat oleh orang
lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.

Kendari, 20 Juli 2020 M


20 Dzulqaidah 1441 H
Penulis

Rinda Natasya Arindi


NIM. 16010107001
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Institut Agama Islam Negeri Kendari, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Rinda Natasya Arindi
NIM : 16010107001
Program Studi : Tadris IPA
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut
Agama Islam Negeri Kendari Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs Negeri 1 Kendari”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini
Institut Agama Islam Negeri Kendari berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Kendari
Pada tanggal : 13 Agustus 2020

Yang menyatakan

Rinda Natasya Arindi


KATA PENGANTAR

‫هَّٰلِل‬
‫ِين َربِّ ِ ْٱل َحمْ ُد‬
َ ‫ْٱل َعالَم‬

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul:

Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA Terpadu. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

untuk mengikuti ujian skripsi pada Program Studi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

berkat dukungan dari berbagai pihak, terkhusus kepada kedua orang tua yaitu Ayah yang

bernama Jainuddin Suang dan Ibu bernama Miria Santi yang telah mencurahkan segenap

usaha dan doanya kepada penulis, oleh karena itu terima kasih yang sangat mendalam

disampaikan kepada semua pihak yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Ibu Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd selaku Rektor IAIN Kendari, para Wakil Rektor,

Dosen, dan segenap karyawan IAIN Kendari.

2. Bapak Dr. Masdin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Kendari beserta jajarannya.

3. Bapak Hasrin Lamote S.Pd.,M.Sc. selaku ketua Prodi Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Kendari beserta jajarannya.


4. Bapak Ismaun S.Si., M.Si sebagai pembimbing yang telah banyak membantu,

mengarahkan dan membimbing penulis selama proses observasi dari awal hingga pada

tahap ini.

5. Bapak Hasrin Lamote S.Pd.,M.Sc dan Ibu Dr. Hj. St. Kuraedah M.Ag sebagai dewan

penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari

yang ramah dan cekatan dalam melayani setiap keluhan penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

7. Bapak La Duku, S.Ag., M.Pd selaku kepala sekolah MTsN 1 Kendari yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di MTsN 1 Kendari.

8. Pihak sekolah serta siswa dan siswi di MTsN 1 Kendari yang telah berkenan menjadi

subjek penelitian.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Tadris IPA Angkatan 2016, yang selalu bersama-

sama saling membantu dan memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kebersamaan

kita membawa kenangan indah dan bermanfaat. Mohon maaf atas segala salah dan

khilaf.

10. Kepada sahabat-sahabat penulis yang tak sempat disebutkan namanya satu persatu

dengan ini saya ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini pasti memiiliki kekurangan. Oleh karena itu,

dengan tangan terbuka penulis berharap agar segenap pembaca berkenan memberikan kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan pengembangan keilmuan

dikesempatan berikutnya.

vi
Akhirnya kepada Allah SWT penulis menghaturkan rasa syukur karena skripsi ini

dapat terselesaikan, semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Allahumma

Aamiin.

Kendari, 17 Juli 2020


Peneliti

Rinda Natasya Arindi


NIM.16010107001

vii
ABSTRAK

Rinda Natasya Arindi NIM. 16010107001. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs
Negeri 1 Kendari. Dibimbing Oleh: Ismaun, S.Si., M.Si

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa yang salah satunya
disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Sehingga peneliti
melakukan eksperimen pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), (2) Pengaruh
penggunaan model pembelajaran Think Pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA Terpadu di MTs Negeri 1 Kendari. Penelitian ini menggunakan model
rancangan Control Group Posttest Design. Pendekatan ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Experimental. Instrumen yang digunakan adalah
hasil tes belajar kognitif siswa dengan materi Sistem Pernapasan pada Manusia. Populasi
penelitian adalah kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari Tahun Ajaran 2019/2020. Sampel
penelitian adalah kelas VIII.3 berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10
berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol, yang diperoleh melalui teknik Purposive
Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest 70,933 pada kelas eksperimen, sedangkan pada
kelas kontrol nilai rata-rata posttest 64,667. Kriteria penilaian keberhasilan belajar dalam
penelitian eksperimen ini adalah baik, karena terdapat 80 % siswa yang berhasil mencapai
KKM yaitu 67 dari jumlah keseluruhan siswa. (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu,
ditunjukkan pada hasil uji thitung = 5,684 > ttabel = 1,67.

Kata Kunci : Hasil belajar, model Think Pair Share (TPS), sistem pernapasan
pada manusia
ABSTRACT

Rinda Natasya Arindi NIM. 16010107001. The Effect of Think Pair Share (TPS)
Learning Model on Student Learning Outcomes in Integrated Science Subjects in State
MTs 1 Kendari. Supervised by: Ismaun, S.Sc., M.Sc.
This research was motivated by the low student learning outcomes, one of which was
caused by the use of learning models that were less varied. So the researcher conducted a
learning experiment using the Think Pair Share (TPS) learning model. This study aimed to
determine: (1) Differences in student learning outcomes by using Think Pair Share (TPS)
learning models, (2) The influence of the use of Think Pair share learning models (TPS) on
student learning outcomes in Integrated Science subjects in State MTs 1 Kendari. This study
used a Posttest Design Control Group design model. This approach used a quantitative
approach to the type of Quasi Experimental research. The instrument used was the results of
students' cognitive learning tests with respiratory system material in humans. The population
of the study was class VIII Negeri 1 Kendari MTs Academic Year 2019/2020. The research
sample is class VIII.3 with 30 students as the experimental class and class VIII.10 with 30
students as the control class, obtained through the purposive sampling technique. The results
showed that (1) There were differences in student learning outcomes indicated by an average
posttest score of 70,933 in the experimental class, while in the control class the posttest
average value was 64,667. The criteria for evaluating learning success in this experimental
study was good, because there were 80% of students who successfully reach the KKM which
is 67 of the total number of students. (2) There was an influence of Think Pair Share (TPS)
learning model on student learning outcomes in Integrated Science subjects, indicated in the
results of tcount = 5,684 > ttable = 1,67.

Keywords: Learning outcomes, Think Pair Share (TPS) model, respiratory system in
humans
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1........................................................................................................... Latar
Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah........................................................................ 5
1.3. Batasan Masalah............................................................................. 5
1.4. Rumusan Masalah........................................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
1.6. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
1.6.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 7
1.6.2 Manfaat Praktis..................................................................... 7
1.7. Definisi Operasional....................................................................... 7

BAB II. KAJIAN TEORI


2.1. DeskripsiTeori................................................................................. 9
2.1.1. Pembelajaran IPA Terpadu................................................... 9
2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran IPA Terpadu.................... 9
2.1.1.2. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu................ 10
2.1.1.3. Landasan Filosofi Pembelajaran IPA Terpadu........ 11
2.1.2. Hasil Belajar.......................................................................... 12
2.1.2.1. Pengertian Hasil Belajar........................................... 12
2.1.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.... 13
2.1.3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)...................... 14
2.1.3.1. Pengertian Think Pair Share (TPS)......................... 14
2.1.3.2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS)............................................................. 15
2.1.3.3. Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS)........................................................................ 16
2.1.3.4. Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS)........................................................................ 17
2.1.4. Penelitian Relevan................................................................. 17
2.1.5. Kerangka Berpikir................................................................. 19
2.1.6. Hipotesis Penelitian............................................................... 21
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian................................................................................. 22
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 22
3.2.1. Waktu Penelitian.................................................................... 22
3.2.2. Tempat Penelitian................................................................... 22
3.3. Populasi dan Sampel........................................................................ 23
3.3.1. Populasi Penelitian................................................................. 24
3.3.2. Sampel Penelitian................................................................... 24

3.4. Variabel dan Desain Penelitian........................................................ 26


3.4.1. Variabel Penelitian................................................................. 26
3.4.2. Desain Penelitian.................................................................... 27
3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data....................................... 28
3.5.1. Dokumentasi.......................................................................... 28
3.5.2. Tes.......................................................................................... 29
3.6. Validitas Instrumen.......................................................................... 30
3.7. Teknik Analisis Data........................................................................ 34
3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif................................................... 34
3.7.2. Analisis Statistik Inferensial.................................................. 38
3.8. Prosedur Penelitian.......................................................................... 41
3.8.1. Tahap Pra-Eksperimen........................................................... 41
3.8.2. Tahap Eksperimen.................................................................. 42
3.8.3. Tahap Pasca Eksperimen....................................................... 42

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian................................................................................ 44
4.1.1. Analisis Deskriptif................................................................. 45
4.1.2. Analisis Inferensial................................................................. 47
4.2. Pembahasan...................................................................................... 52

BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 57
5.2. Saran................................................................................................. 58
5.3. Keterbatasan Peneliti........................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................ 65

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan.............................................................. 18


Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi............................................................ 24
Tabel 3.2 Keadaan Sampel Penelitian.......................................................... 25
Tabel 3.3 Model Desain Penelitian.............................................................. 28
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Instrumen Hasil Belajar................. 29
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba........................................ 31
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba........................ 32
Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba.............................. 34
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Nilai Awal..................................................... 46
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Posttest.......................................................... 47
Tabel 4.3 Uji Normalitas Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol......... 48
Tabel 4.4 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 48
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontol (Nilai Awal
dan Posttest) ................................................................................. 49
Tabel 4.6 Hasil Uji t Komparatif Dua Sampel Independent Variabel
Hasil Belajar.................................................................................. 51
Tabel 4.7 Kriteria Ketuntasan Belajar.......................................................... 56
Tabel 4.8 Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%).... 56
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.................................................................... 21


Gambar 3.1 Hubungan Populasi dan Sampel............................................... 23
Gambar 3.2 Paradigma Variabel Penelitian................................................. 27
Gambar 3.3 Alur Prosedur Penelitian.......................................................... 43
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran


1.1 Silabus Materi Sistem Pernapasan Manusia.......................................... 66
1.2 RPP Kelas Eksperimen.......................................................................... 70
1.3 RPP Kelas Kontrol................................................................................. 82
1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS).................................................................... 93
1.5 Instrumen Hasil Belajar Sebelum Validitas........................................... 97
1.6 Instrumen Hasil Belajar Setelah Validitas............................................. 104

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


2.1 Hasil Uji Validitas.................................................................................. 109
2.1.1 Soal................................................................................................ 109

Lampiran 3. Data Hasil Belajar


3.1 Data Hasil Belajar.................................................................................. 114
3.1.1 Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Eksperimen.................................................................. 114
3.1.2 Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang Diajar Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Kontrol........................................................................ 115
3.1.3 Hasil Belajar Posttest Siswa yang Diajar dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Kelas
Eksperimen..................................................................................... 116
3.1.4 Hasil Belajar Posttest Siswa yang Diajar Tanpa Menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Kelas
Kontrol........................................................................................... 117

Lampiran 4. Hasil Analisis Deskriptif


4.1 Analisis Variabel Hasil Belajar.............................................................. 118
4.1.1 Analisis Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Eksperimen.................................................................. 118
4.1.2 Analisis Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang Diajar Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Kontrol........................................................................ 121
4.1.3 Analisis Hasil Belajar Posttest Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Eksperimen.................................................................. 124
4.1.4 Analisis Hasil Belajar Posttest Siswa yang Diajar Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pada Kelas Kontrol........................................................................ 127

Lampiran 5. Hasil Analisis Inferensial


5.1 Uji Normalitas........................................................................................ 130
5.1.1 Hasil Belajar.................................................................................. 130
5.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Nilai Awal
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share

xiv
(TPS) Kelas Eksperimen..................................................... 130
5.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Nilai Awal Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Kontrol............................................................ 132
5.1.1.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Posttest
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Eksperimen..................................................... 134
5.1.1.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Posttest Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Kontrol............................................................ 136
5.2 Uji Homogenitas.................................................................................... 138
5.2.1 Hasil Belajar.................................................................................. 138
5.2.1.1 Uji Homogenitas Nilai Awal Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 138
5.2.1.2 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 140
5.3 Uji Hipotesis.......................................................................................... 142
5.3.1 Hasil Belajar.................................................................................. 142
5.3.1.1 Uji t Nilai Awal Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 142
5.3.1.2 Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 144

Lampiran 6. Tabel Statistik


6.1 Tabel F................................................................................................... 146
6.2 Tabel t.................................................................................................... 148
6.3 Tabel r.................................................................................................... 150

Lampiran 7. Surat-surat Penelitian


7.1 Surat Permohonan Judul........................................................................ 151
7.2 Surat Keputusan Pembimbing Penyusun Skripsi................................... 152
7.3 Surat Keputusan Penguji Seminar Skripsi............................................. 153
7.4 Surat Izin Penelitian FATIK IAIN Kendari........................................... 154
7.5 Surat Izin Badan Penelitian dan Pengembangan.................................... 155
7.6 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian................................. 156

Lampiran 8. Dokumentasi......................................................................... 157

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup......................................................... 162

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan

konsisten berdasarkan berbagai pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam

kehidupan. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan

sebagai sarana mencapai cita-cita. Akan tetapi dibalik itu semakin tinggi cita-cita yang akan

diraih maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena dorongan oleh tuntutan hidup (rising

demands) yang mengikat pula.

Pendidikan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas

pendidikan bangsa itu sendiri. Kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya

manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu pendidikan merupakan wadah yang

bermutu tinggi. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh

pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah interaksi pendidik dan peserta didik

dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum

(Jumardin, dkk, 2017, h. 2).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan khususnya Bab 1

Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara (Werzi, 2017, h. 1).

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini, masih jauh dari yang diharapkan. Berbagai

upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui

xvi
berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan

buku, alat pelajaran, dan perbaikan sarana prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan

mutu manajemen sekolah. Namun, berbagai indikator mutu pendidikan tersebut belum

mampu menunjukkan peningkatan yang memadai (Anggareni, 2013, h. 2).

Proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh guru sehingga belum

memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan

proses berpikir. Cara guru mengajar yang hanya satu arah (teacher centered) menyebabkan

penumpukan informasi atau konsep saja yang kurang bermanfaat bagi siswa. Guru selalu

menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar

dan menyelesaikan masalah. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

menuntut perubahan paradigma pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang

berpusat pada guru beralih pada siswa (student centered) (Setyorini, 2011, h. 52).

Ilmu Pengetahuan Alam mengkaji berbagai fenomena atau gejala alam baik pada

makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam semesta. Sehingga penerapannya,

IPA juga memiliki peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia, baik dalam hal

manusia menerapkan teknologi yang dipakai untuk menunjang kehidupannya, maupun dalam

hal menerapkan konsep IPA dalam kehidupan bermasyarakat (Isnaeni, 2015, h. 2).

Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VIII 10 MTsN 1 Kendari, menunjukkan

guru terkadang mengajar menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team

Achievement Division), Discoveri Learning dan pembelajaran konvensional. Hasil

wawancara peneliti dengan beberapa siswa menunjukkan sebagian besar siswa kurang

termotivasi mengikuti pembelajaran IPA, hal ini disebabkan karena dalam proses

pembelajaran siswa masih pasif dan kurang berperan dalam pembelajaran, proses

pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga siswa cenderung menerima apa saja

yang disampaikan guru. Proses pembelajaran seperti ini biasanya dengan melakukan

xvii
pembelajaran dengan ceramah, memberi penjelasan tentang materi yang diajar dan

dilanjutkan dengan pemberian tugas. Akibatnya, hasil belajar siswa banyak yang tidak

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA Terpadu yaitu 67.

Salah satu penelitian terkait dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Pintor

Simamora dan Asmidar Dalimunthe yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Think

Pair Share (TPS) Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Adapun

perbedaannya adalah Pintor Simamora dan Asmidar Dalimunthe meneliti dengan berbantuan

peta konsep untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan peneliti memanfaatkan metode

permainan pada saat pembelajaran berlangsung atau pada saat akan mengundi kelompok

pasangan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Jadi bagi kelompok pasangan yang

kalah dalam permainan, maka kelompok tersebut akan tampil mempresentasikan hasil diskusi

mereka.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi

diantaranya peserta didik kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa

lebih berperan sebagai penerima informasi pasif, bukan sebagai subjek yang melakukan

aktivitas belajar, dan penerapan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (Maria, 2014, h. 1-2).

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS atau yang sering disebut juga dengan

berfikir, berpasangan dan berbagi. Aktivitas pembelajaran yang berorientasi TPS

menekankan pada kesadaran siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan serta saling berbagi pengetahuan, konsep,

dan keterampilan tersebut kepada siswa yang lainnya. Model Pembelajaran TPS merupakan

model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk

xviii
memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu dengan

sesama temannya (Pintor, 2014, h. 146).

Pembelajaran IPA yang diharapkan terjadi di lapangan adalah pembelajaran yang

dapat mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri yaitu dengan membuat

siswa untuk mencari ilustrasi dari informasi yang diberikan oleh guru untuk kemudian

dibangun pola-pola berpikir tertentu. Pembangunan pola-pola berpikir ini dilakukan secara

induktif. Proses berfikir, berdiskusi dan membagikan informasi pengetahuan untuk teman

lainnya dapat melatih kemampuan berfikir kritis siswa serta akan berdampak baik pula pada

hasil belajar mereka. Proses belajar secara induktif dapat diterapkan dalam model

pembelajaran TPS.

Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 67.

2. Kurangnya kerja sama antara guru dan siswa ataupun siswa dan siswa.

3. Kondisi kelas yang tidak kondusif dan pasif.

4. Metode dan model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi.

5. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada materi

Sistem Pernapasan Pada Manusia dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di

MTs Negeri 1 Kendari semester genap Tahun Ajaran 2019/2020.

xix
1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas

kontrol pada materi Sistem Pernapasan Pada Manusia di MTsN 1 Kendari?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap

hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi Sistem Pernapasan Pada Manusia di

MTsN 1 Kendari?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional di kelas kontrol pada materi Sistem Pernapasan Pada Manusia di MTsN 1

Kendari.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi Sistem Pernapasan Pada

Manusia di MTsN 1 Kendari.

1.6. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

xx
1.6.1 Manfaat teoritis yaitu :

1. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan,

karena temuan penelitian adalah temuan yang bersumber dari fakta empiris yang didukung

oleh teori dan kebenarannya dapat diuji secara ilmiyah.

1.6.2 Manfaat praktis yaitu :

1. Bagi siswa, meningkatkan motivasi, keaktifan dan kerjasama antar peserta didik kelas VIII

pada mata pelajaran IPA Terpadu dalam membangun rasa percaya diri dan kerjasama

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru yang berperan fasilitator,

inovator, motivator, perencanaan, pembelajaran, pengelolah, pembelajaran, dan evaluator.

3. Bagi sekolah, dapat menumbuh kembangkan budaya meneliti di lingkungan sekolah

khususnya dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4. Bagi pembaca, untuk memotivasi pembaca sebagai acauan dalam menyusun sebuah skripsi

khususnya untuk para calon pendidik.

1.7. Definisi Operasional

Supaya lebih terarah dan tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan penafsiran, maka perlu

dijelaskan mengenai variabel-variabel penelitian ini secara perasional

xxi
sehingga data yang dikumpulkan dapat menjawab atau memberi solusi masalah-

masalah penelitian ini, diantaranya yaitu :

1. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan

beberapa pokok bahasan ilmu pengetahuan alam/konsep ilmiah dalam satu

disiplin atau antar disiplin ilmu yang bersifat holistik, bermakna, dan

autentik, berpusat pada peserta didik dan mengutamakan pembelajaran

melalui pengalaman langsung.

2. Model Think Pair Share (TPS) adalah suatu model pembelajaran yang

kooperatif yang berguna untuk mempengaruhi pola interaksi para siswa.

Model Pembelajaran Think Pair Share atau berpikir berpasangan ini pertama

kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan teman-temannya di Universitas

Maryland pada tahun 1997. Model Pembelajaran Think Pair Share sangat

efektif untuk membuat pola pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

3. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai sejumlah

materi pelajaran yang telah diajarkan guru kepada siswa terhadap tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan setelah siswa mengalami proses belajar

mengajar di sekolah dalam bentuk nilai atau angka-angka. Hasil belajar yang

akan diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif siswa.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis

yang penggunaannya secara umum dibatasi oleh gejala-gejala alam,

berkembang melalui metode ilmiah berupa kumpulan data hasil observasi dan

eksperimen untuk membentuk sikap yang ilmiah pada diri pebelajar.

22
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Deskripsi Teori

2.1.1. Pembelajaran IPA Terpadu

2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran IPA Terpadu

Pembelajaran terpadu merujuk pada dua pengertian yaitu sebagai berikut :


a) pembelajaran terpadu sebagai bentuk aktivitas belajar mengajar yang secara
struktur sama dengan program satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan/
materi pokok dalam silabus, hanya muatan materinya dan konteknya berbeda,
yaitu berasal dari beberapa pokok bahasan untuk satu mata pelajaran atau bahkan
antar pokok bahasan dari dua atau lebih mata pelajaran; b) pembelajaran terpadu
berfungsi sebagai wadah, ajang atau muara penyatu paduan konsep-konsep yang
dikandung beberapa pokok bahasan atau beberapa mata pelajaran yang seharusnya
memiliki keterkaitan dan keterpaduan pemahamamnya (Sukma, 2001, h. 24).

“Menurut Fogarty pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran terpadu

dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran serta terpadu dalam dan

lintas peserta didik.” (Forgaty, 2017, h. 12).

Pembelajaran terpadu yang dijelaskan oleh Abdul Gofur dikatakan sebagai

pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk

memberikan pengalaman bermakna untuk siswa. Sugianto berpendapat bahwa

pembelajaran terpadu memungkinkan siswa baik secara individual maupun

kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara

holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa

pokok bahasan (Abdul, 2018, h. 48).

23
Lain halnya dengan pendapat Beans dalam Sarwiji Suwandi bahwa istilah

pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau

“integrated curiculum approach”. Konsep ini dikemukakan oleh John Dewey

dalam Sarwiji Suwandi sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan

pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya.pembelajaran

terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara

sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar

mata pelajaran dan memiliki beberapa ciri: “(a) berpusat pada siswa (student

centered); (b) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman

langsung; dan (c) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas” (Sarwiji, 2006,

h. 231).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa pokok

bahasan dalam satu disiplin atau antar disiplin ilmu bersifat holistik, bermakna,

dan autentik, berpusat pada peserta didik dan mengutamakan pembelajaran

melalui pengalaman langsung. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik akan

mempelajari konsep yang diperoleh melalui pengalaman langsung dan

membedakannya dengan konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik (Sarwiji, 2006, h. 231).

2.1.1.2. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, menuliskan beberapa karakteristik

pembelajaran terpadu, antara lain:

(a) holistik, yaitu suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk

10
memahami suatu peristiwa dari beberapa sisi; (b) bermakna yaitu keterkaitan
antara konsep yang dipelajari dan diharapkan mampu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari; (c) aktif yaitu siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
dapat memotivasi anak dalam belajar (Depdiknas, 2006, h. 82).

2.1.1.3. Landasan Filosofi Pembelajaran IPA Terpadu

Pembelajaran terpadu berlandaskan filosofi progresivisme, kontruktivisme,

Developmentally Aprropriate Practice (DAP), landasan normatif dan landasan

praktis. Progresivisme, menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung

secara alami dan bukan artifisial. Pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada

umumnya tidak seperti keadaan di atas sehingga tidak memberikan makna.

Kontruktivisme, menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu

dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.

Berkaitan dengan hakikat belajar dan pembelajaran IPA konstruktivisme

memiliki pandangan dalam kaitannya dengan pengalaman belajar. Pertama,

belajar IPA adalah menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas

kolaboratif dan reflektif serta interpretasi. Kedua, mengajar IPA adalah menata

lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna serta menghargai

ketidakmenentuan. Ketiga, siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda

terahadap lingkungan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang

dipakai dalam menginterprestasikannya (Slavin, 1994, h. 2-3).

Landasan Developmentally Aprropriate Practice (DAP) memberikan acuan

bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu

yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat. Landasan normatif

menghendaki pembelajaran terpadu dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal

yang ingin dicapai oleh tujuan pembelajaran. Landasan praktis mengharapkan

11
bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan

kondisi praktis yang berpengaruh terhadap hasil yang optimal.

2.1.2. Hasil Belajar

2.1.2.1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya

penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga kebiasaan, persepsi,

kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-

cita, keinginan dan harapan. Hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan

dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Misalnya pemuasan

kebutuhan masyaratkat dan pribadi secara utuh (Rusman, 2013, 123).

Hasil belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh peserta

didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing bidang studi

setelah mengikuti program pembelajaran dalam waktu tertentu (Suharsimi, 2004,

h. 269). Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh

kemampun sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan (Wina, 2008, h. 13).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai sejumlah materi pelajaran

yang telah diajarkan guru kepada perserta didik terhadap tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan setelah peserta didik mengalami proses belajar mengajar di

sekolah dalam bentuk nilai atau angka-angka.

12
2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai

perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Hasil belajar yang

diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi: faktor intern dan ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor intern dikelompokan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan

faktor kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu.

Faktor ekstern meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat

(Slameto, 2010, h. 54-70).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara

garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal (Alisuf, 2010, h.

59-60).

2.1.2.2.1. Faktor internal siswa

1. Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta

kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.

2. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,

berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.

13
2.1.2.2.2. Faktor-faktor eksternal siswa

1. Faktor lingkungan siswa, faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor

lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara,

waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua,

faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.

2. Faktor instrumental, yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau

sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru,

dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran. Berdasarkan

uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah faktor yang bersumber dari dalam dirinya sendiri (internal)

yang meliputi fisiologis (jasmani) dan psikologis. Faktor yang bersumber dari

luar dirinya (eksternal) meliputi sosial dan non sosial.

2.1.3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

2.1.3.1. Pengertian Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa.

Ada pula yang mengemukakan beberapa pendapat mengenai pembelajaran


dengan model Think Pair Share (TPS) diantaranya yakni Frank Lyman dan
kolagennya di Universitas Maryland dalam Andres menyatakan bahwa
pembelajaran TPS merupakan cara yang efektif untuk membuat variasi suasana
pola diskusi kelas, dimana prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi
siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu (Pintor,
2014, h. 146).
Pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara

eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan

14
saling membantu dengan sesama temannya. Model pembelajaran ini dapat

memberdayakan kemampuan berpikir siswa yang diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dan kecakapan akademiknya. Siswa dilatih bernalar dan dapat

berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga

memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan asumsi pemikirannya

sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawabannya kepada

teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama

sehingga terbentuk suatu konsep yang saling mempengaruhi diantara siswa

dengan siswa lainnya (Maria, 2015, h. 2).

Semakin banyak interaksi yang terjalin oleh peserta didik dalam berfikir dan

menjawab berarti tingkat pengetahuan peserta didik lebih tinggi, sehingga jika

peserta didik dapat berinteraksi, berfikir dan menjawab dengan baik diharapkan

hasil belajar yang dicapai akan lebih meningkat (Nurhaeda, 2016, h. 42).

2.1.3.2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi waktu

siswa untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan

demikian, diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan

saling bergantung pada kelompok kecil yang kooperatif.

Tahap-tahap model pembelajaran Think Pair Share sebagai berikut:

1. Think (berpikir)

Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi

pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan

pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini

15
hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan

berbagai macam jawaban.

2. Pairs (berpasangan)

Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa

untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang

diberikan guru dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan berdasarkan

pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaannya dan jadwal

pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau pemecahan

masalah hasil pemikirannya.

3. Share (berbagi)

Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju

bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap

terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk

mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan

dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda (Dwi, 2017, h. 330).

2.1.3.3. Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

1. Siswa secara mandiri berpikir atau memecahkan masalah dengan tenang,

kemudian berpasangan dan berbagi pemikiran atau solusi.

2. Setiap siswa disiapkan untuk kegiatan kolaboratif; bekerja dengan pasangan,

mengumpulkan gagasan, dan berbagi pemikiran atau solusi mereka dengan

seluruh rekan. Secara tidak langsung, teknik ini membiarkan kelompok belajar

dari satu sama lain.

16
3. Pada tahap konstruksi pengetahuan, para siswa akan menemukan apa yang

mereka lakukan.

4. Guru memiliki waktu untuk berpikir dengan baik dan lebih cenderung

mendorong elaborasi jawaban asli dan mengajukan pertanyaan yang lebih

kompleks.

5. Meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa karena memiliki waktu

yang cukup untuk mendiskusikan ide-ide mereka satu sama lain dan karena itu,

tanggapan yang diterima lebih sering berupa intelektual singkat karena siswa

memiliki kesempatan untuk mereflesikan ide-ide mereka.

6. Ada pergeseran positif dalam tingkat pemahaman, kesadaran dan penggunaan

strategi pemahaman, aspek bahasa lisan dan sikap (Rudiyanto, 2013, h. 2).

2.1.3.4. Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

1. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.

2. Lebih sedikit ide yang masuk.

3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang

bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitori.

4. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena

ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan.

5. Menggantungkan pada pasangan (Riska, 2017, h. 113).

2.1.4. Penelitian Relevan

Sepanjang pengetahuan peneliti, telah ada beberapa penelitian yang telah

dilakukan terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, dan adapun

17
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan


Hasil Penelitian
No Perbedaan Persamaan
Relevan
Pintor Simamora dan Adapun perbedaannya Adapun persamaannya
Asmidar Dalimunthe adalah Pintor Simamora adalah, Pintor Simamora,
(2014) dalam dan Asmidar Asmidar Dalimunthe dan
penelitiannya tentang Dalimunthe meneliti peneliti sama-sama
“Pengaruh Model pengaruh model meneliti pengaruh
Pembelajaran pembelajaran kooperatif menggunakan model
Kooperatif Tipe tipe Think Pair Share pembelajaran Think Pair
Think Pair Share (TPS) berbantuan peta Share (TPS) terhadap
(TPS) Berbantuan konsep terhadap hasil hasil belajar siswa, dan
1
Peta Konsep belajar fisika siswa, hasil penelitiannya sama-
Terhadap Hasil sedangkan peneliti sama membuktikan bahwa
Belajar Fisika meneliti pengaruh model Think Pair Share
Siswa” (Pintor, model pembelajaran (TPS) menunjukkan ada
2014). Think Pair Share (TPS) pengaruh model
terhadap hasil belajar pembelajaran Think Pair
siswa pada mata Share terhadap hasil
pelajaran IPA Terpadu belajar siswa

Nurhaeda dkk. (2016) Adapun perbedaannya Adapun persamaannya


dalam penelitiannya adalah Nurhaeda dkk. adalah, Nurhaeda dkk.
tentang “Pengaruh meneliti pengaruh dan peneliti sama-sama
Model Pembelajaran model pembelajaran meneliti pengaruh
Kooperatif Tipe kooperatif Tipe Think menggunakan model
Think Pair Share Pair Share dan gaya pembelajaran Think Pair
dan Gaya Kognitif kognitif terhadap hasil Share (TPS) terhadap
Terhadap Hasil belajar siswa pada mata hasil belajar siswa, dan
Belajar Siswa Pada pelajaran biologi kelas hasil penelitiannya sama-
Mata Pelajaran XI IPA MAN 2 Model sama membuktikan bahwa
2 Biologi Kelas XI IPA Palu, sedangkan penulis model Think Pair Share
MAN 2 Model Palu.” meneliti pengaruh (TPS) menunjukkan ada
(Nurhaeda, 2016). model pembelajaran pengaruh model
Think Pair Share (TPS) pembelajaran Think Pair
terhadap hasil belajar Share terhadap hasil
siswa pada mata belajar siswa. Secara
pelajaran IPA Terpadu. terkhusus penelitian
nurhaeda dkk. Model
pembelajaran TPS baik
diterapkan pada materi
sistem pernapasan

18
Ni Kadek Afri Adapun perbedaannya Adapun persamaannya
Ariantini dkk. (2017) Ni Kadek Afri Ariantini adalah Ni Kadek Afri
dalam penelitiannya meneliti pengaruh Ariantini dan penulis
tentang “Pengaruh model pembelajaran sama-sama menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share model pembelajaran TPS
Think Pair Share terhadap hasil belajar untuk mengetahui hasil
Terhadap Hasil IPA siswa kelas V SD belajar siswa dalam
3 Belajar IPA Siswa gugus II kecamatan penelitiannya
Kelas V SD Gugus II melaya, sedangkan
Kecamatan Melaya.” penulis meneliti
(Ni Kadek, 2017). pengaruh model
pembelajaran (TPS)
terhadap hasil belajar
siswa pada mata
pelajaran IPA terpadu
Dari beberapa penelitian yang dikemukakan diatas, ada aspek-aspek

tertentu yang memiliki kesamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada model

yang digunakan yang membahas tentang model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dan hasil belajar. Namun persamaan tersebut tidak menyangkut substansi

yang diteliti karena rumusan masalah yang diteliti dalam proposal penelitian ini

berbeda dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian sebelumnya.

2.1.5. Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap

kegiatan dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas, dalam hal ini hasil belajar yang

meliputi keaktifan, keterampilan proses, motivasi, dan prestasi belajar. Hasil belajar

merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam

perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Dalam proses mengajar, siswa

mengalami pengalaman belajar, kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah menerima pengalam belajar tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar

diketahui setelah siswa mengerjakan tes yang diberikan ketika materi pembelajaran

terselesaikan (Anggraini, 2017, h. 710-711).

19
Hasil belajar yang dimaksud adalah perolehan skor pada mata pelajaran IPA

aspek kognitif atau pengetahuan. Pada kelas VIII MTsN 1 Kendari diperoleh data yang

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA masih

tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang

bervariasinya model pembelajaran yang digunakan guru dan kurangnya pemafaatan

media pembelajaran sebagai sarana pendukung dalam proses mengajar. Akibatnya

pembelajaran berlangsung monoton dan menimbulkan kejenuhan dan kurang termotivasi

untuk belajar karena siswa hanya menerima pengetahuan saja tanpa berbuat. Oleh sebab

itu perlu adanya penggunaaan model pembelajaran dan media yang bervariasi sehingga

dapat mengurangi kejenuhan dan suasana yang monoton dalam proses belajar.

Satu diantara model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

menyampaikan pelajaran IPA adalah model Think Pair Share (TPS), dengan alasan

bahwa model ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif

dalam kegiatan memecahkan masalah. Kegiatan memecahkan masalah tersebut dilakukan

melalui berkerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih

dirincikan oleh penghargaan kooperatif dari pada penghargaan individual.

Berdasarkan penelitian yang relevan, diperoleh kesimpulan bahwa model Think

Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. Peneliti berasumsi bahwa

masalah dalam pembelajaran IPA akan menarik apabila dipecahkan dengan menggunakan

model Think Pair Share (TPS). Penerapan proses pembelajaran pada penelitian ini,

dimulai dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan model Think

Pair Share (TPS), sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Kemudian

diakhir pembelajaran, siswa diberikan soal post-test. Pemberian perlakuan berupa model

Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen diharapkan mampu memberikan kontribusi

terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan

20
nilai post-test hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

Sehingga diperoleh kerangka pikir seperti Gambar 2.1 di bawah ini.

Siswa cepat bosan dan


Guru dalam tidak tertarik ketika
Kondisi pembelajaran IPA pembelajaran
Awal Terpadu masih berlangsung, aktivitas
menggunakan strategi belajar siswa rendah,
konvensional dengan hasil belajar juga
ceramah. rendah.

Guru dalam
Aktivitas dan hasil
pembelajaran IPA
belajar siswa pada
Terpadu menerapkan
Tindak an Model Pembelajaran
mata pelajaran IPA
Terpadu meningkat
Think Pair Share (TPS)

Diharapkan dengan
menerapkan model
pembelajaran Think Pair
Kondisi Share (TPS) aktivitas dan
hasil belajar siswa
Akhir Gambar 2.1 Kerangka Berpikir meningkat.

2.1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa kelas VIII

di MTsN 1 Kendari.

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen berarti mencoba,

mencari dan mengkonfirmasi (Sugiyono, 2018, h. 110-111).

Melalui penelitian hasil uji coba eksperimen ini, penulis berusaha menemukan

data-data kuantitatif terkait dengan kemampuan hasil belajar siswa. Data yang

digunakan untuk menganalisis pendekatan kuantitatif adalah data berupa angka.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret Tahun 2020 semester

genap Tahun Ajaran 2019/2020.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kendari, yang berlokasi di

Jl. Antero Hamra No. 2, Bende, Kec. Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

93461.

22
3.3. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Ary, Dkk dalam Prof. sukardi, Ph. D. population is


all members of well defined class of people, events or objects. Populasi pada
prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 2003, h. 53-54).

Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut

sampel atau cuplikan. Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi diantaranya

adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Yang dapat diambil sebagai

sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang

dapat ditemui di lapangan dan bukan populasi target.

Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam pengambilan sampel ada

dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih

harus mewakili. Untuk itu perlu ada cara memilih agar benar-benar mewakili semua

populasi yang ada. Berikut adalah gambar diagramatis alur pemikiran antara populasi

dengan sampel (Sukardi, 2003, h.53-54).

Gambar 3.1 Hubungan Populasi dan Sampel

23
3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

di MTsN 1 Kendari Tahun Ajaran 2019-2020, seperti yang terlihat pada Tabel 3.1

berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi


Jenis Kelamin Nilai
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan Rata-rata
1. VIII 1 15 12 27 83,0
2. VIII 2 15 11 26 81,5
3. VIII 3 11 19 30 63,067
4. VIII 4 17 16 33 75,1
5. VIII 5 15 18 33 64,2
6. VIII 6 13 22 35 64,8
7. VIII 7 14 19 33 60,1
8. VIII 8 15 21 36 53,5
9. VIII 9 13 22 35 47,1
10. VIII 10 18 12 30 63,0
11. VIII 11 18 15 33 75,3
Sumber : Guru Kelas VIII Tahun Ajaran 2019/2020

3.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yaitu

mengambil dua kelas dengan pertimbangan tertentu dalam populasi.

Langkah-langkah penentuan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan dengan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dari anggota

populasi dengan pertimbangan tertentu. Siswa semester genap tahun pelajaran

2019/2020 yaitu yang mempunyai kesamaan rata-rata prestasi belajar IPA.

2. Masing-masing kelas dipilah menjadi dua yaitu kelompok yang kemampuan awal

tinggi dan kemampuan tinggi kedua. Penentuan siswa kelompok kemampuan

24
awal tinggi dan tinggi kedua dilakukan dengan melihat nilai rata-rata prestasi

belajar setiap kelas. Kriteria pengelompokkan kemampuan awal tinggi dan tinggi

kedua didasarkan nilai pengetahuan yang diperoleh, yaitu:

PAB ≥ 70%: siswa kelompok kemampuan awal tinggi


PAB < 70%: siswa kelompok kemampuan awal rendah

Keterangan : PAB = Penilaian Acuan Belajar

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Keadaan Sampel Penelitian


Jenis Kelamin Nilai
No. Kelas Jumlah Keterangan
Laki-Laki Perempuan Rata-rata
1. VIII 3 11 19 30 63,067 Eksperimen
2. VIII 10 18 12 30 63,0 Kontrol
Sumber: Guru Kelas VIII Tahun Ajaran 2019/2020

Berdasarkan Tabel di atas, maka sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII

3 dan siswa kelas VIII 10 karena mimiliki nilai rata-rata relatif sama yaitu kelas VIII 3

memiliki nilai rata-rata 63,067 dan kelas VIII 10 memiliki nilai rata-rata 63,0

kemudian dilakukan pengundian. Pengundian dilakukan untuk mengetahui kelas yang

akan dijadikan kelas eksperimen agar kedua kelas yang hampir homogen memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi kelas eksperimen. Pengundian dilakukan

dengan menuliskan masing-masing kelas pada dua kertas dan digulung, gulungan

yang jatuh pertama dinyatakan sebagai kelas eksperimen dan gulungan yang tersisa

adalah kelas kontrol. Hasil dari pengundian tersebut dapat ditentukan bahwa siswa

kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan diajarkan

25
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), dan siswa kelas VIII 10

sebagai kelas kontrol yang tidak diajarkan menggunakan model pembelajaran tersebut,

tetapi menggunakan metode konvensional.

3.4. Variabel dan Desain Penelitian

3.4.1. Variabel Penelitian

“Menurut Kerlinger dalam Sudaryono menyatakan bahwa Variabel adalah

konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Selanjutnya kerlinger menyatakan bahwa

variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang

berbeda (different vallues)” (Sudaryono, dkk, 2013, h. 20). Dengan demikian variabel

itu merupakan sesuatu hal yang bervariasi. Sedangkan menurut Drs. Sumadi

Suryabrata “variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor–

faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti” (Sumadi, 2016, h.

25).

Apa yang merupakan variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh


landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena
itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel–varibel penelitiannya
juga akan berbeda. Jumlah variabel yang akan dijadikan objek
pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya.
Makin sederhana suatu rancangan penelitian, maka akan melibatkan
variabel–variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya (Sumadi,
2016, h. 26).

Variabel penelitian menurut sugiyono adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

26
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

terdapat 2 variabel yaitu:

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel terikat.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu model pembelajaran Think Pair

Share (TPS).

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar.

Berikut adalah paradigma yang menjelaskan bahwa dalam penelitian ini

terdapat satu variabel independen dan 1 variabel dependen yang akan diteliti.

X Y
Gambar 3.2 Paradigma Variabel Penelitian

3.4.2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian atau kerangka penelitian ini menggunakan metode

penelitian eksperimen dalam penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

yang bertujuan untuk membuat pola pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan

mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa melalui penerapan model pembelajaran

tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan desain Control Group Posttest

Design, yakni menempatkan subjek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang

telah dipilih berdasarkan tujuan penelitian.

27
Mekanisme penelitian dari kedua kelas tersebut dilukiskan dalam Tabel 3.3

berikut :

Tabel 3.3 : Model Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Posttest

Eksperimen X TE

Kontrol - TK

Keterangan :
X = Perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dalam pembelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia.
TE = Tes akhir yang diberikan pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran.
TK = Tes akhir yang diberikan pada kelompok kontrol setelah pembelajaran.

3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto instrument penelitian adalah alat bantu yang


digunakan peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data, agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan menjadi lebih mudah (Suharsimi, 2006, h. 121).
Menurut Ir. Syofian Siregar instrument penelitian adalah suatu alat yang dapat
digunakan untuk memperoleh mengolah dan menginterpretasikan informasi yang
diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur
yang sama. Untuk dapat dikatakan instrument penelitian yang baik, paling tidak
memenuhi 5 kriteria, yaitu : Validitas, Reliabilitas, Sensitivitas, Objektivitas, dan
fisabilitas (Syofian, 2016, h. 161-162).

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan peneliti dalam mengolah data
ataupun mengukur sesuatu yang diamati. Jumlah instrumen penelitian tergantung
variabel penelitian yang telah ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen mengukur hasil
belajar siswa pada aspek kognitif pada pembelajaran IPA setelah diberi perlakuan
(treatment). Instrumen penelitian variabel hasil belajar ini berupa perangkat tes
formatif tipe soal pilihan ganda berjumlah 25 soal dengan pilihan jawaban A, B, C,
dan D yang diberikan pada siswa pada akhir materi yang telah ditentukan.

28
Agar mendapat hasil yang memuaskan peneliti menyusun rancangan kisi-kisi
instrumen penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Instrumen Hasil Belajar
Nomor Urut Soal
NO Indikator Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5

1. Menjelaskan pengertian 1,2,3,4,15 5


bernapas dan respirasi
Menyelidiki frekuensi
2. pernapasan pada 16,18 2
manusia
Menganalisis
keterkaitan antara 9,10,11,12,1
3. struktur dan fungsi 5 7,8 6 9
3
organ pernapasan
manusia
4. Mengidentifikasi
mekanisme pernapasan 14, 20 17,19 4
dada dan pernapasan
perut
5. Menjelaskan macam-
macam gangguan
sistem pernapasan
22,23,24 3
manusia, upaya
pencegahan dan
penanggulangannya

6. Menganalisis dampak
pencernaran udara
terhadap kesehatan 21,25 2
sistem pernapasan
manusia
Dalam penelitian ini teknik mengumpulkan datanya dapat diuraikan
sebagai Berikut :

3.5.1. Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi foto-foto, laporan kegiatan, data yang relevan dengan

penelitian dan sebagainya. Dokumentasi pada penelitian ini, dilakukan untuk

29
mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam proses pembelajaran melalui

foto, dan hasil pembelajaran.

3.5.2. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk menguji kemampuan

siswa dalam pembelajaran IPA pada materi sistem pernapasan pada manusia

dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Tes dilakukan

diakhir tindakan (post-test) dengan memberikan soal pada siswa.

3.6. Validitas Instrumen

Sebelum dipergunakan sebagai pengumpul data, instrumen pengetahuan sistem

pernapasan pada manusia yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk

mendapatkan instrumen yang valid. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian

adalah instrumen tes pengetahuan. Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it

successfully measure the phenomenon) (Sutrisno, 1984, h. 126). “ Menurut Suharsimi

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument.” Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan

rumus korelasi point biserial siswa, yaitu :

r M p −M P
pbis =
St
t
=

q

Rumus 3.1 Uji validitas point biseral siswa

30
Keterangan :
rpbis = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor siswa total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1 – p)
St = standar deviasi dari skor total
n = jumlah siswa
setelah dihitung thitung dan dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan 5%

dengan dk = n-1, jika rhitung> rtabel maka butir soal dikatakan valid.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba.


Jumlah
No Kriteria soal Nomor soal
soal

1 Valid 1,2,3,4,6,7,8,9,11,14,18,19,20,23,25,26,29,30, 25
31,35,41,43,45,46,47.
5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,28,32,33,34,3
2 Tidak Valid 25
6,37,38,39,40,42,44,48,49,50.

Jumlah 50

Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 2, hal. 109.

Dari hasil uji coba terdapat 25 soal valid dan 25 soal tidak valid. Butir soal

yang termasuk dalam criteria valid digunakan pada penelitian, sedangkan butir

soal yang termasuk dalam criteria invalid tidak digunakan.

Penelahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal

didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini

diperoleh dari soal yang telah diujikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam

analisis butir soal adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: “tingkat kesukaran

31
butir soal, daya pembeda butir soal, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal

bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban”.

1. Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Rumus yang digunakan:

B
P=
JS

Rumus 3.2 Taraf kesukaran soal

Keterangan:
P = tingkat kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Kriteria penghitungan indeks kesukaran soal sebagai berikut:


P = 0,00-0,30 adalah soal sukar
P = 0,30-0,70 adalah soal sedang
P = 0,70-1,00 adalah soal mudah (Suharsimi, 2008, h. 232).

Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba.


Kriteria
No Nomor soal Jumlah
Soal

2,5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,32,33,36,38,39,40,4
1 Mudah 20
2,44,

1,3,4,6,7,9,11,18,19,20,23,25,26,28,29,30,31,34,35,37,
2 Sedang 28
41,43,45,46,47,48,49,50

3 Sukar 8,14, 2

Jumlah 50

Perhitungan selengkapanya ada pada Lampiran 2, hal. 109.


Dari Tabel 3.6 diketahui bahwa soal Uji coba materi sistem pernapasan

manusia terdapat 20 soal mudah, 28 soal sedang dan 2 soal sukar. Kriteria soal

32
yang dipakai adalah soal yang valid, reliable, mempunyai tingkat kesukaran baik,

mudah, sedang atau sukar serta daya pembeda cukup baik dan baik.

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah).

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda adalah:

BA BB
P= − =P A −PB
J A JB

Rumus 3.3 Daya Pembeda

Keterangan:
P = tingkat kesukaran
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

BA
PA= , Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
PB = , Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB

Kriteria yang digunakan sebagai berikut:


0,00<P< 0,20 Daya beda jelek
0,20<P< 0,40 Daya beda cukup
0,40<P< 0,70 Daya beda baik
0,70<P< 1,00 Daya beda baik sekali
PNegatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai soal
Pnegatif sebaiknya dibuang saja (Suharsimi, 2008, h. 228).

33
Hasil Analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut :

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba.

Kriteria
No Nomor Soal Jumlah
Soal

Baik
1 1,41,43,46,47 5
sekali

2 Baik 2,6,8,9,11,18,19,20,23,25,26,28,29,30,31,35,45 17

3 Cukup 3,4,7,14,34,50 6

5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,32,33,36,37,38,39,40,
4 Jelek 22
42,44,48,49

Jumlah 50

Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 2, hal. 109.

Dari Tabel 3.7 diketahui bahwa soal uji coba materi sistem pernapasan pada

manusia terdapat 5 soal dengan kriteria baik sekali, terdapat 17 soal baik, 6 soal

cukup, dan 22 soal jelek. Soal yang memiliki daya beda jelek tidak digunakan

dalam penelitian ini. Sedangkan yang digunakan yaitu soal yang tergolong kriteria

baik sekali, baik dan cukup baik.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penilitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan

inferensial.

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif

34
Analisis statistika deskriptif, yaitu menghitung rata-rata, median, modus, standar

deviasi, variansi, distribusi frekuensi, persentse, kategorisasi dan grafik.

3.7.1.1. Menghitung rentang data

Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar

dengan data terkecil yang ada dalam kelompok itu.

Rumusnya adalah:

R=xt −x r

Keterangan:
R = Rentang
xt = Data terbesar dalam kelompok
xr = Data terkecil dalam kelompok (Kadir, 2015, h. 63)

3.7.1.2. Menentukan jumlah kelas interval

Untuk menentukan panjang interval, digunakan rumus Sturges yaitu:

K=1+ 3,3 logn

Rumus 3.6 Distribusi Frekuensi

Keterangan:
K : Jumlah kelas data
n : Jumlah data observasi
Log : Logaritma (Sugiyono, 2018, h. 37)

3.7.1.3. Menentukan panjang kelas

Untuk menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Rentang data( R)
Panjang kelas(P)= (Suharsimi, 2008, h. 87)
Jumlah kelas( K )

35
Keterangan:

P = panjang kelas
R = rentang data
K = jumlah kelas interval

Rumus 3.7 Menentukan Panjang Kelas

3.7.1.4. Varians dan Standar Deviasi

Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi semua nilai-nilai individual

terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan standar deviasi adalah nilai statistik yang

dimanfaatkan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, serta

seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilai sampel atau akar dari

varian. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rumus varian:
n
n ∑ ( xi −x́)2
s2= i=1
n−1

Rumus standar deviasi:


n

s=
√ ∑ ( x i− x́ )2
i=1
(n−1)

Rumus 3.8 Varians dan Standar Deviasi

Keterangan:
S2 : Varian
S : Standar Deviasi

36
Xi : Nilai x ke-i
x̅ : Rata-rata
n : Jumlah sampel (Budiyono, 2009, h. 248).

3.7.1.5. Menghitung Persentase

Untuk menghitung persentase digunakan rumus sebagai berikut:

∑F
P= x 100 %
N

Keterangan:

P = persentase
∑ F = jumlah frekuensi
N = jumlah responden (Sudiono, 2006, h. 14)

3.7.1.6. Kecendrungan (Kategori)

Deskripsi selanjutnya adalah menentukan pengkategorian skor (X) yang

diperoleh masing-masing variabel. Dari skor tersebut kemudian dibagi menjadi empat

kategori. Pengkategorian dilaksanakan berdasarkan Mean (M) dan Standar Deviasi (S)

yang diperoleh. Tingkat kecenderungan dibedakan menjadi empat kategori sebagai

berikut:

X ≥ (M + S ) : sangat tinggi
M ≤ X < (M+S) : tinggi
(M - S) ≤ X < M : rendah
Di bawah (M-S) :sangat rendah (Mardapi, 2008, h. 37)

3.7.1.7. Rata-rata

37
Setelah pengumpulan data pada kelas eksperimen dan kontrol, selanjutnya

membandingkan skor dari hasil pengukuran post-test. Hal tersebut untuk bahan

pertimbangan tindakan selanjutnya. Skor pengukuran rata-rata tes akhir setelah diberi

perlakuan antara kelas eksperimen dan kontrol kemudian menjadi pertimbangan

pengaruh yang terjadi.

Rata-rata dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


n

∑ Xi
x́= i=1
n

Keterangan:
x́= rata-rata nilai
Xi = data ke-i sampai ke-n
n = banyaknya data (Kadir, 2015, h. 53)

3.7.2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Namun sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu melakukan pengujian

persyaratan analisis (uji asumsi). Pengujian persyaratan analisis yang dimaksudkan

adalah sebagai berikut:

3.7.2.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal (tidak menceng ke kiri atau ke kanan). Hal

ini juga dinyatakan Imam bahwa data harus memiliki distribusi normal. Salah satu uji

38
yang bisa digunakan untuk menguji normalitas data adalah Kolmogorof-Smirnov test

(Putri, 2013, h. 3).

Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : (Arikunto,

2013, h. 38-39)

1. Data hasil pengamatan variabel Y diurutkan dari yang terkecil hingga data yang

terbesar.

2. Menentukan frekuensi (F) dan frekuensi kumulatif (FK)

3. Menghitung nilai Z dengan rumus:

X− X́
Z=
S

Dimana :
X́ = Skor rata-rata (mean)
S= Standar deviasi
X = Sample

4. Menentukan proposi distribusi frekuensi setiap data yang sudah diurutkan dan

diberi simbol Fx menggunakan tabel z.

5. Menentukan proposi distribusi frekuensi kumulatif teoritis (luas daerah dibawah

kurva normal) dari variabel s di notasikan Fs dengan cara :

Fk
Fs=

6. Menentukan nilai mutlak dari selisih Fx dan Fs yaitu:

|Fx−Fs|

7. Membandingkan nilai |Fx−Fs|= Dn dengan

39
1,36
Dtabel = , dimana n adalah banyaknya sampel.
√n
8. Kriteria untuk pengambilan keputusan

 Jika Dn < Dtabel, maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

 Jika Dn > Dtabel, maka data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

3.7.2.2. Uji Homogenitas Varians Populasi

Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai

berikut: (Supardi, 2012, h. 138-139).

1. Tentukan taraf signifikansi (α) untuk menguji hipotesis:

2. H0 : σ 12= σ 22 (kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen)

3. H1 : σ 12≠ σ 22 (kedua kelompok populasi tidak memiliki varians yang homogen)

Dengan kriteria pengujian:

Terima H0 jika Fhitumg < Ftabel; dan


Tolak H0 jika Fhitumg > Ftabel

4. Menghitung varians tiap kelompok data

2 2 2

S=2
(√ n ∑ X 2−( ∑ X )
n ( n−1 ) ) =
n ∑ X 2− ( ∑ X )
n ( n−1 )

5. Tentukan nilai Fhitung, yaitu:

Variansterbesar
Fhitung ¿
Varians terkecil

40
6. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembilang = na – 1, dan dk2 =

dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini, na = nb = banyaknya data kelompok varians

terkecil.

7. Lakukan pengujian dengan cara membandingkan Fhitung dan Ftabel

3.7.2.3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiono, 2010, h. 273). Dalam penelitian ini,

pengujian hipotesis menggunakan Uji-t komparatif dua sampel independen, yaitu

untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan Model

Pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih tinggi dari pada siswa yang tidak diberi

pengajaran Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Uji t-test komparatif dua sample independen kriteria data diperoleh dari 𝑛1 = 𝑛2

dengan varians homogen maka pengujian hipotesis digunakan uji-t komparatif dua

sample independen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus Separated

Varian sebagai berikut : (Sugiono, 2010, h. 273)

X´ 1− X´ 2
t=
s 21 s 22
√ +
n1 n 2

41
Keterangan :
X́ 1 = Nilai rata-rata sampel 1 S22 = Variansi sampel 2
X́ 2 = Nilai rata-rata sampel 2 n1 = Jumlah sampel 1
S12 = Variansi sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2

Hipotesis penelitian akan di uji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:


H0 = Tidak ada perbedaan, jika nilai t hitung < t table
H1 = Ada perbedaan, jika t hitung > t table

3.8. Prosedur Penelitian

3.8.1. Tahap Pra-eksperimen

Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diadakan pengontrolan

terhadap variabel non-eksperimen yang dimiliki subjek yang diperkirakan dapat

memengaruhi hasil penelitian. Kemudian disiapkan dua kelas dengan menggunakan

teknik sampling purposive. Hasil penyampelan dengan sampling purposive

memperoleh satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengontrolan terhadap

variabel ini berguna untuk matching kelas eksperimen dan kelas kontrol. Matching

merupakan kegiatan menyamakan kondisi awal sebelum dilaksanankan eksperimen.

Dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak

yang sama. Apabila terjadi perbedaan kemampuan pada kedua kelas tersebut semata-

mata karena pengaruh variabel.

3.8.2. Tahap Eksperimen

Tahap selanjutnya diadakan treatment (perlakuan) untuk mengetahui

kemampuan memahami materi sistem pernapasan manusia. Perlakuan yang dilakukan

42
dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS), peserta didik, guru, dan peneliti.

Guru sebagai pelaku manipulasi proses belajar-mengajar dan peneliti sebagai pelaku

yang memanipulasi proses belajar mengajar. Manipulasi adalah pemberian perlakuan

dengan menggunakan strategi model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap

kelas eksperimen. Siswa berperan sebagai sasaran manipulasi. Pada kelas eksperimen,

siswa yang menggunakan strategi model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat

mengembangkan hasil belajar siswa, tergantung pada pemahaman materi yang

diberikan oleh guru. Sementara itu, pada kelas kontrol siswa mendapatkan

pembelajaran sistem pernapasan pada manusia dengan pendekatan

konvensional/penugasan (tanpa menggunakan strategi dan media apapun) guru.

3.8.3. Tahap Pasca Eksperimen

Sebagai langkah terakhir setelah mendapat perlakuan kedua kelas diberikan

post-tes dengan materi yang sama. Pemberian post-tes dimaksudkan untuk melihat

pencapaian peningkatan kemampuan memahami materi yang diberikan setelah

diberikan perlakuan. Selain itu, untuk membandingkan dengan nilai yang dicapai

siswa, apakah hasil untuk materi sistem pernapasan manusia sama, semakin meningkat

atau bahkan menurun.

Diagram alur prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.

43
Gambar 3.3 Alur Prosedur Penelitian

44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Data pada penelitian ini dikumpul berupa dokumentasi dan tes pada saat

observasi di sekolah. Dokumentasi bertujuan agar peneliti memperoleh data

langsung mengenai keadaan guru dan peserta didik pada sekolah tempat

meneliti, data nilai-nilai siswa yang dibutuhkan oleh peneliti serta foto-foto

pendukung dalam penelitian. Kemudian melakukan tes, metode inilah yang

digunakan peneliti untuk mengetahuai hasil belajar siswa terkait materi yang telah

diajarkan. Tes yang digunakan penelitian ini adalah tes hasil belajar IPA Terpadu

siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari.

Hasil observasi tersebut muncul salah satu masalah dari guru, yaitu model

pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga kurang menarik

perhatian belajar siswa. Solusi dari masalah tersebut, peneliti menawarkan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk digunakan dalam penelitian. Sebelum

diberi perlakuan, kedua kelompok dipastikan berangkat dari kemampuan yang

seimbang. Oleh karena itu dilakukan uji kesamaan dua varian atau sering disebut

uji homogenitas, yang diambil dari nilai ulangan pada materi sebelumnya. Setelah

kelas eksperimen dan kelas kontrol melaksanakan pembelajaran yang berbeda,

kemudian diberikan posttest untuk memperoleh data akhir penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA terpadu dengan materi

45
Sistem Pernapasan pada Manusia yang dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kendari.

Data hasil belajar siswa berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan meliputi

data hasil belajar yang diambil menggunakan nilai posttest dari dua kelas yang

berbeda. Kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan kelas kontrol dalam pembelajaran tidak

menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) atau pembelajaran

konvensional.

Jumlah sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing

sebanyak 30 siswa. Materi pembelajaran IPA Terpadu yang disampaikan pada

penelitian ini adalah Sistem Pernapasan Pada Manusia. Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap

hasil belajar siswa, maka hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol akan

dianalisis.

4.1.1. Analisis Deskripsi

Setelah data berhasil dikumpulkan dengan baik, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisis data dan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang

diajukan. Adapun hipotesisnya yang diajukan adalah penggunaan Model

Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa MTs Negeri 1 Kendari pada mata pelajaran IPA Terpadu. dimana H1

diterima dan H0 ditolak, maka terdapat pengaruh hasil belajar yang menggunakan

Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kelas VIII MTs Negeri 1

Kendari.

46
4.1.1.1. Analisis deskripsi data hasil belajar nilai awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 4, h. 134, hasil belajar

siswa sebelum diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dan peserta didik yang tidak diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dapat di lihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1; Data hasil belajar nilai awal

Kelas
Eksperimen Kontrol
Statistik
Hasil belajar nilai Hasil belajar nilai
awal awal
N 30 30
Mean 63,067 63,0
Nilai maksimum 70 70
Nilai minimum 60 60
Varians 6,06 6,13
Standar Deviasi 2,463 2,477

Berdasarkan data hasil perhitungan nilai awal. Mean, nilai maksimum,

nilai minimum, varians dan standar deviasi data yang diperoleh dari hasil nilai

awal yaitu sama. Jadi, kedua kelas tersebut berangkat dari kemampuan yang sama

sebelum diberikan perlakuan yang berbeda.

4.1.1.2. Analisis deskripsi hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 4, h. 140, hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan

siswa yang tidak diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dapat di lihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

47
Tabel 4.2; Data hasil belajar posttest

Kelas
Statistik Eksperimen Kontrol
Hasil belajar posttest Hasil belajar posttest
N 30 30
Mean 70,933 64,667
Nilai maksimum 84 76
Nilai minimum 60 52
Varians 44,064 37,609
Standar Deviasi 6,638 6,133

Berdasarkan data hasil perhitungan posttest. Mean, nilai maksimum, nilai

minimum, varians dan standar deviasi data yang diperoleh dari hasil tes yang

dilaksanakan setelah diberikannya perlakuan (posttest), mengalami peningkatan

pada kelas eksperimen.

4.1.2. Analisis Inferensial

Setelah memperoleh data hasil belajar IPA pada kelas yang diajar

menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan kelas yang diajar

tanpa menggunakan model pembelajaran tersebut terkumpul, maka perlu

diadakannya analisis inferensial. Analisis data inferensial dilakukan untuk

menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Langkah-

langkah pengujian hipotesis diawali dengan melakukan uji persyaratan analisis

(uji asumsi), yaitu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas dan selanjutnya

melakukan pengujian hipotesis. Secara bertutut-turut diuraikan sebagai berikut.

4.1.2.1. Uji Normalitas

Sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis terhadap data penelitian. Pengujian normalitas bertujuan

untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Statistik uji yang

48
digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorov - Smirnov. Pengujian ini data

berdistribusi normal jika D hitung < D tabel, sedangkan jika D hitung > D tabel maka data

berdistribusinya dikatakan tidak normal. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H0 = Nilai D hitung < D tabel distribusi data adalah normal.

H1=Nilai Dhitung > D tabel distribusi data adalah tidak normal.

Tabel 4.3; Uji Normalitas nilai awal kelas eksperimen dan kontrol

Sebelum Kelas D hitung Df D tabel Α Ket


Perlakuan

Nilai awal Eksperimen 0,234 30 0,248 0,05 Normal

Nilai awal Kontrol 0,223 30 0,248 0,05 Normal

Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai D hitung < D tabel (taraf signifikansi α

= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar

kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan perlakuan (nilai awal)

adalah normal. Data hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 130.

Tabel 4.4; Uji Normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol

Setelah Kelas D hitung Df D tabel Α Ket


Perlakuan

Posttest Eksperimen 0,236 30 0,248 0,05 Normal

Posttest Kontrol 0,240 30 0,248 0,05 Normal

Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai D hitung < D tabel (taraf signifikansi α

= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar

49
(posttest) kelas eksperimen setelah dilakukan perlakuan model pembelajaran

Think Pair Share dan sebaran data untuk variabel hasil belajar (posttest) kelas

kontrol setelah dilakukan perlakuan pembelajaran konvensional adalah normal.

Data hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 134 dan 136.

4.1.2.2. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas populasi, pada data nilai awal

kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Setelah diberikan

perlakuan model pembelajaran Think Pair Share (nilai posttest) pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional berdistribusi

normal. Setelah itu dilanjutkan uji homogenitas. Pengujian homogenitas bertujuan

untuk mengetahui apakah varians kedua populasi homogen (sama). Pengujian

homogenitas dapat dihitung dengan menggunakan Uji Fisher (F). Apabila

homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat melakukan pada tahap analisa dan

lanjutan. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varians data terbesar

dibagi varians data terkecil.

Dengan taraf signifikansi (α) untuk menguji hipotesis:

H0 : σ 12= σ 22 (kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen)


H1 : σ 12≠ σ 22 (kedua kelompok populasi tidak memiliki varians yang
homogen)

Dengan kriteria pengujian:

Terima H0 jika Fhitumg < Ftabel; dan


Tolak H1 jika Fhitumg > Ftabel

Tabel 4.5; Uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol (Nilai awal
dan Posttest)

50
Perlakua Eksperimen F hitung Nb F tabel Α Ket
n dan Kontrol

Nilai awal Hasil belajar 1,012 30 1,86 0,05 Homogen

Posttest Hasil belajar 1,591 30 1,86 0,05 Homogen

Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai F hitung < F tabel (taraf signifikansi α

= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar dari

sampel sebelum perlakuan (Nilai awal) adalah homogen artinya H0 diterima.

Adapun variabel hasil belajar dari sampel setelah dilakukan perlakuan dan tidak

dilakukan perlakuan (posttest) adalah homogen yang artinya H0 diterima. Hasil uji

homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 5, hal. 138 dan 140.

4.1.2.3. Uji Hipotesis

Berdasarkan deskripsi data dan uji persyaratan analisis, telah menunjukkan

bahwa data nilai awal sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional di kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka pengajuan

hipotesis dapat dilaksanakan. Pengajuan hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji t-tes komparatif dua sample independen. Uji-t digunakan untuk

menguji hipotesis nol (H0). Sehingga diketahui H0 diterima atau tidak.

Dalam penelitian ini ada satu pengujian hipotesis:

“Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa”.

Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Hipotesis

51
H0 : “tidak ada pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

terhadap hasil belajar siswa MTs Negeri 1 Kendari”.

H1 : “ada pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap

hasil belajar siswa MTs Negeri 1Kendari”.

2) Kriteria pengujian

H0 = Tidak ada pengaruh, jika thitung < ttabel (ditolak)

H1 = ada pengaruh, jika thitung > ttabel (diterima)

3) Keputusan

Setelah dilakukan analisis dengan uji-t independent sample tes, maka

didapatkan hasil thitung adalah 5,684 sedangkan nilai ttabel (dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30

– 2 = 58) dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5 % adalah 1,67. Hasil uji t

komparatif dua sample independent dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6; Hasil Perhitungan Uji-t komparatif dua sampel independent


variabel hasil belajar

Variabel Variabel Dk thitung ttabel Keterangan


thitung < ttabel
Nilai awal hasil belajar 58 0,105 1,67
H0 ditolak
μ1 dan μ2
thitung > ttabel
Nilai posttest hasil belajar 58 5,684 1,67
H1 diterima

Keterangan :
μ1 = hasil belajar posttest kelas eksperimen
μ2 = hasil belajar posttest kelas kontrol

Membandingkan besarnya nilai thitung dan besar ttabel maka dapat diketahui

nilai awal thitung < ttabel yaitu 0,105 < 1,67, artinya kedua kelas tersebut tidak

memiliki perbedaan yang ditunjukkan pada nilai hasil belajar kelas eksperimen

sebesar 63,067 dan kelas kontrol sebesar 63,0. Adapun pada posttest t hitung > ttabel

52
yaitu 5,684 > 1,67. Hasil thitung > ttabel, maka H1 diterima, hal ini berarti hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih

tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS), ditunjukkan pada nilai posttest hasil belajar kelas eksperimen

sebesar 70,933 dan kelas kontrol sebesar 64,667. Hasil perhitungan uji t hasil

belajar dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 142-144.

4.2. Pembahasan

Hasil belajar adalah hasil penilaian setelah individu melakukan suatu

kegiatan belajar dan diwujudkan dalam angka maupun simbol. Jadi dapat

dikatakan hasil belajar juga sama dengan prestasi belajar yang merupakan salah

satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2005, h.

38) hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan

dan menyelesaikan suatu hal setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar yang baik dapat dicapai dengan kualitas pembelajaran yang

efektif dan efisien. Suatu proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif

dan efisien terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan

model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

dapat memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih baik bagi siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan

hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan hasil analisis data awal

diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen (VIII.3) adalah 63,067 dengan

simpangan baku (S) adalah 2,463. Sementaara nilai rata-rata kelas kontrol

53
(VIII.10) adalah 63,0 dengan simpangan baku (S) adalah 2,477. Sehingga dari

analisis data awal menunjukkan bahwa diperoleh x2 hitung < x2 tabel baik pada uji

normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dapat

dikatakan bahwa kedua kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberi

perlakuan, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Proses pembelajaran selanjutnya kedua kelas mendapat perlakuan yang

berbeda dengan model pembelajaran tersebut. Setelah proses pembelajaran

berakhir, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes akhir yang sama,

item soal pilihan ganda dengan 4 pilihan. Berdasarkan hasil tes yang telah

dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar eksperimen adalah 70,933 dengan

simpangan baku (S) 6,638. Sementara rata-rata nilai kelas kontrol 64,667 dengan

simpangan baku (S) 6,133. Sehingga dari analisis data akhir menunjukkan bahwa

diperoleh x2 hitung < x2 tabel pada uji normalitas maupun uji homogenitas.

Berdasarkan uji perbedaan rata-rata, menggunakan uji dua pihak diperoleh

t hitung = 5,684 dan t tabel = 1,67. Karena t hitung >t tabel maka signifikan dan hipotesis

yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian, maka hasilnya dapat

dikemukakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional. Perbedaan hasil belajar lainnya dengan menggunakan

model pembelajaran TPS pada materi sistem pernapasan pada manusia dapat

ditunjukkan pada penelitian Veroza Riana Sakti dengan rata-rata hasil belajar

kelas eksperimen yaitu 85,13 sedangkan rata-rata hasil belajar kontrol yaitu 34

54
terlihat dimana thitung = 6,1 > ttabel = 1,67. Berdasarkan penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model TPS berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia di MTS Negeri 4Banda Aceh.

Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran. Efektif karena dengan

model pembelajaran Think Pair Share (TPS) materi pembelajaran dapat lebih

dipahami oleh siswa karena materi pembelajaran memberikan gambaran yang

abstrak kepada siswa yang ditangkap oleh panca indera siswa dengan baik. Hal

tersebut ditunjukkan ketika pada pertemuan berikutnya pertanyaan yang diberikan

oleh guru tentang materi yang telah lalu dapat dijawab beberapa siswa dengan

baik, dan ketika diberikan tugas secara berkelompok siswapun tidak kesulitan

untuk mengerjakannya. Siswa juga sangat antusias dalam menjawab dan

mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik. Semakin efektif menggunakan

model pembelajaran akan semakin tinggi hasil belajar siswa.

Efisien karena guru tidak perlu mengulang-ulang materi pembelajaran

sehingga energi dan waktu yang ada dapat digunakan untuk pengembangan lebih

lanjut materi pembelajaran pada standar kompetensi tersebut. Efektif dan

efisiennya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) membuat tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa

model pembelajaran Think Pair Share (TPS) layak digunakan dalam

pembelajaran.

Secara lebih jelas dilakukan perhitungan persentase skor hasil belajar

siswa setelah perlakuan (posttest) antara pembelajaran dengan model

55
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan pembelajaran tanpa model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kritetia ketuntasan minimal. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA Terpadu adalah 67. Nilai

tersebut didapatkan dari hasil observasi dari guru pengampu mata pelajaran IPA

Terpadu pada standar kompetensi. Dari 30 siswa pada kelas yang diberikan

pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terdapat enam

siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal sehingga dua puluh empat

orang lainnya dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Jika dipersentase maka siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 20 % sedangkan siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 80 %. Persentase tersebut menyatakan bahwa kriteria

keberhasilan belajar siswa pada kelas eksperimen adalah tinggi. Jika dibandingkan

dengan kelas yang tidak menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS), dari 30 siswa didapatkan jumlah siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 56,67 % (tujuh belas siswa)

sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak

43,33% (tiga belas siswa). Persentase tersebut menyatakan bahwa kriteria

keberhasilan belajar pada kelas kontrol adalah sedang. Berdasarkan perhitungan

persentase dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal pada kelas yang diberi pembelajaran dengan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih banyak dari pada kelas yang tidak

diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

56
Kategorisasi nilai awal dan posttest pada kelas eksperimen meningkat

setelah diberi perlakuan model pembelajaran TPS. Hal ini ditunjukkan pada nilai

awal terdapat 3 siswa berkategori sangat tinggi, 10 siswa kategori tinggi, 17 siswa

kategori rendah dan 0 siswa dengan kategori sangat rendah. Sedangkan pada nilai

posttest terdapat 6 siswa berkategori sangat tinggi, 9 siswa kategori tinggi, 13

siswa kategori rendah dan 2 siswa dengan kategori sangat rendah. Dari data

tersebut dapat diketahui kriteria ketuntasan belajar pada nilai awal kelas

eksperimen berkategori cukup dan baik. Sedangkan nilai posttest berkategori

cukup, baik dan sangat baik. Adapun kriteria ketuntasan belajar nilai awal dan

posttest kelas kontrol berkategori cukup dan baik.

Adapun Kriteria ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 : Kriteria Ketuntasan Belajar

Nilai
Predikat Kategori
Skala
86 - 100 A
Sangat Baik
81 - 85 A-
76 - 80 B+
71 - 75 B Baik
66 - 70 B-
61 - 65 C+
56 - 60 C Cukup
51 - 55 C-
46 - 50 D+
0 - 45 D Kurang

(Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 131)

Tabel 4.8 : Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%)

No Tingkat Keberhasilan Keterangan


1. 86 - 100 Sangat Tinggi
2. 71 - 85 Tinggi

57
3. 56 - 70 Sedang
4. 41 - 55 Rendah
5. 26 - 40 Sangat Rendah
(Adaptasi dari Aqib, dkk 2009, 41)

58
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis yang telah dilakukan

oleh peneliti pada penelitian yang berjudul tentang Pengaruh Model Pembelajaran

Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Terpadu kelas VIII MTsN 1 Kendari tahun pelajaran 2019/2020, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Hasil uji-t dengan nilai thitung = 5,684 > ttabel = 1,67 menunjukkan ada perbedaan

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dan pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPA Terpadu siswa

kelas VIII MTsN 1 Kendari Tahun Pelajaran 2019/2020. Adapun nilai rata-rata

hasil belajar kelas eksperimen yaitu 70,933 dan kelas kontrol yaitu 64,667.

Kriteria penilaian keberhasilan belajar pada kelas eksperimen adalah tinggi,

karena terdapat 80 % siswa yang berhasil mencapai KKM, dan keberhasilan

belajar pada kelas kontrol adalah sedang, karena terdapat 56,67 % siswa yang

berhasil mencapai KKM yaitu 67 dari jumlah keseluruhan siswa.

2. Ada Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar

pada Mata Pelajaran IPA Terpadu siswa kelas VIII MTsN 1 Kendari Tahun

Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji-t dengan nilai t hitung =

5,684 yang nilainya lebih besar dari ttabel = 1,67.

59
5.2. Saran

Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat dijadikan model pembelajaran

bagi guru, khususnya pada materi sistem pernapasan pada manusia.

2. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka

mengefektifkan kegiatan pembelajaran sehingga mutu pendidikan di sekolah

dapat ditingkatkan.

3. Peneliti lebih lanjut agar membandingkan model pembelajaran lain dan model

Think Pair Share (TPS), atau model pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk

materi yang berbeda pada mata pelajaran IPA Terpadu.

5.3. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran diskusi berpasangan, sehingga

peneliti harus memberikan perhatian ekstra untuk mengondisikan keadaan kelas

agar tetap kondusif dan penelitian berjalan lancar.

2. Alokasi waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi empat hari,

yaitu 2 jam pelajaran pada hari kamis dan jum’at serta 3 jam pelajaran pada hari

rabu dan sabtu, mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif

dan peneliti harus bekerja lebih keras untuk mengondisikan kelas.

3. Suasana yang kurang kondusif karena ada beberapa siswa berinteraksi dengan

siswa yang lain.

60
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Muhammad Taufik, and Novianti Muspiroh. (2013). Pengembangan Modul


Pembelajaran Berbasis Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat dan
Islam (Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Ekosistem Kelas X di SMA Nu (Nadhatul Ulama) Lemahabang
Kabupaten Cirebon. Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains 2.2.

Agustin, D dkk.(2013). Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi


Masyarakat (STM) Terhadap Penguasaan Materi Dan Keterampilan
Pemecahan Masalah Siswa ada Mata Pelajaran IPA di MTS. Negeri
Patas.”Jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Anggareni, N.W. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Ariantini, Ni Kadek Afri dkk. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Melaya.
E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 5, No. 2.

Arikunto, Suharsini & Safrudin. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman


Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Teknis Analisi Data Kuantitatif. Jurnal penelitian, 1.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara


ed. Revisi, cet 8.

Astuti. Dwi. (2017). Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk
meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas I. Jurnal Riset dan
Konseptual. Vol. 2. No. 3.

Bakri, Maria. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kepenuhan Hulu Tahun Pembelajaran
2014/2015. Universitas Pasir Pengaraian.

Bakri, Maria dkk. (2015). Pengaruh Pembelajaran Tipe Kooperatif Tipe Think Pair
Share Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar

61
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kepenuhan Hulu Tahun
Pembelajaran 2014/2015. Universitas pasir Pengaraian.

Budiyono.(2009). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Bybee,R.,&Mccrae,B. (2011). Scientific Literacy and Student Attitudes: Perspectives


from PISA 2006 science.

Devi Diyas, Sari. (2012). ”Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman”. Diss. Universitas
Negeri Yogyakarta.

Djemari, Mardapi. (2008). Tekhnik Penyusunan Instrumen Tes Dan Nontes.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Echols, J.M dan Shadily, H (1993).Kamus Bahasa Inggris-Indonesia Indonesia-


Inggris. Jakarta: Gramedia.

Elianur, R. (2013). Indonesia Peringkat 10 BesarTerbawah Dari 65 Negara Peserta


PISA.

Evianadkk, Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan


literasi sains IPA kelas V SD. Jurnal pendidikan dan pembelajaran.

Fathurrahman, dkk. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA kelas IX di Kecamatan
Indramayu Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains .Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika.

Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun
2006. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Fitrianingtyas, Anggraini. (2017). Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model


Discovery Learning Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02. e-
jurnalmitrapendidikan. Vol. 1, No. 6.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How To Integrate The Curicula.


Palatine:IRI/Skylight Publishing, Inc.

Gofur, Abdul. (2018). Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang

62
Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018. JISIP Jurnal Ilmu Sosial &
Pendidikan.
Gusfarenie, Dwi. (2013). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM).EDU_BIO|Jurnal Pendidikan Biologi 4.

Hadi, Sutrisno. (1984). Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset).

Kadir, Abdul. 2019. Analisis Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Peduli
Lingkungan Siswa di MTsN 1 Konawe Selatan. Hasil Penelitian Dosen IAIN
Kendari.

Lafua, Jumardin, dkk. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Tabanggele, Kecamatan Anggalomoare, Kabupaten Konawe. Jurnal
Al-Ta’dib Vol.10. No. 2.

Laela, Farihatul Faizah Dkk. (2018). Pembelajaran Ipa Menggunakan Concept


Attainment Model Dengan Media Riil Dan Media Gambar Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Kognitif Dan Persepsi Kreativitas Siswa. Jurnal
INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol. 7, No. 1.

Maemunah, Maya Siti. (2013). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa Kelas X di MAN 2 Cirebon. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.

Muhajir, Siti. (2015). Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran STS Dan CTL
Terhadap Literasi Sains Dan Prestasi Belajar IPA.Jurnal Pendidikan
Matematika Dan SainsThn III. No.2.

NSTA.(2003). Standards for Science Teacher Preparation.

Nurhaeda, dkk. (2016). Pengaruh Pembelajaran Tipe Kooperatif Tipe Think Pair
Share dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Biologi Kelas XI IPA MAN 2 Model Palu. e-Jurnal Mitra Sains.
Vol. 4. No.3.

OECD.( 2006). PISA 2012 Assessing Scientific, Reading, and Mathematical


Literacy, OECD Publishing.

Permanasari, A. (2011). Pembelajaran Sains :Wahana Potensial Untuk Pembelajaran


Soft Skill Dan Karakter. Jurnal Universitas Lampung.

63
Poedjiadi. ( 2010). Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Ros dakarya.

Pomanda, Werzi Oto. (2017). Pengaruh Penerapan Model Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V.
Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah.

Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan


Pembelajaran IPA Terpadu, SMP/MTs.

Rahayuni, Galuh. (2016). Hubungan Ketermpilan Berpikir Kritis dan Literasi Sains
Pada Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model PBM dan STM. Jurnal
penelitian dan pembelajaran IPA.

Rudiyanto, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 6
Kota Malang Tahun Pelajaran 2012-2013 Pada Materi Reaksi Redoks.
Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21). Bandung: Alfabeta.

Sabri, M. Alisuf. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Said, Ibrahim. (2007). dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share dan
Pemberian Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Geografi. Universitas
Negeri Malang.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenadamedia Group.

Sarwiji, Suwandi. (2006). Kurikulum Dan Pengembangan Materi Ajar. Surakarta :


PPs. UNS.

Setyorini, U. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Simamora, Pintor dan Dlimunthe, Asmidar. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantuan Peta Konsep Terhadap
Hasil Belajar Siswa Fisika. Jurnal Inpafi. Vol. 2, No. 2.

64
Siregar, Syofian. (2016). Statistika Deskripti Untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS 17.Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Slavin.R.E. (1994). Educational Psychology: Teories and Practice. Fourth


Edition.Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers.

Suciati,etal. (2014).Identifikasi Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Biologi


Ditinjau dari Aspek-aspek Literasi Sains. Prosiding Pendidikan Sains UNS,
Volume 1, No.1.

Sudaryono, Gaguk Margono, Wardani Rahayu. Pengembangan Intrumen Penelitian


Pendidikan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Sudjana Nana dan Ibrahim, (2009).Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.Bandung


:sinar Baru Algesindo.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung :Alfabeta, cv.

(2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung :Alfabeta, cv.

(1999). Statistika Untuk Penelitian, Bandung :Alfabeta, cv.

Sujanem, Rai. (2002). Penerapan Bahan Ajar Yang Berwawasan Pendekatan STM
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Praktikum
Fisiska Dasar, Sikap Ilmiah, Lerasi Sains, Dan Teknologi Mahasiswa
Pendidikan MIPA STKIP Singaraja. Aneka Widya IKIP Negeri Singaraja
No. 1 Th. XXXV.

Sukardi.(2003), Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sukma, Hery. (2001). PPPPTK IPA, Kebijakan Dan Program Ptk IPA Dalam
Peningkatan Mutu pendidikan dan Tenaga kependidikan IPA.

Suprijono, Agus. (2011). Definisi Operasional hasil belajar. Jurnal Pendidikan


Mendikbud. Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 2001 Media Pengajaran,

65
(Bandung :Sinarbaru).

Suryabrata, Sumadi. (2016). Metodologi Penelitian. Jakarta:Rajawali Pers.


Toharudin,U.,Hendrawati,S.,&Rustaman, A., (2011). Membangun Literasi Sains
Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Utomo, Y.S., (2011). Survey Internasional Timss.

Widiastuti, Isnaneni. (2015). Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat


(STM) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar IPA
Siswa Kelas VII SMP N 10 Yogyakarta Pada Materi Pencemaran Air.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

66
65
66
67
1.2. RPP Kelas Eksperimen

68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

MATA PELAJARAN : IPA


KELAS /SEMESTER : VIII (EKSPERIMEN GROUP) / GENAP
PENYUSUN : RINDA NATASYA ARINDI

KURIKULUM 2013
MTS NEGERI 1 KENDARI
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTs Negeri 1 Kendari

69
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 1 Minggu x 5 Jam Pelajaran @40 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
 KI2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
 KI3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
 KI4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada 3.9.1 Menjelaskan pengertian bernapas dan
manusia, dan memahamai gangguan respirasi
pada sistem pernapasan, serta upaya 3.9.2 Menyelidiki frekuensi pernapasan pada
menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia
3.9.3 Menganalisis faktor yang memengaruhi
frekuensi pernapasan manusia
3.9.4 Menganalisis keterkaitan antara struktur dan
fungsi organ pernapasan manusia
3.9.5 Mengidentifikasi mekanisme pernapasan
dada dan pernapasan perut
3.9.6 Mengukur macam-macam volume
pernapasan manusia
3.9.7 Menjelaskan macam-macam gangguan
sistem pernapasan manusia, upaya
pencegahan dan penanggulangannya
3.9.8 Menganalisis dampak pencernaran udara
terhadap kesehatan sistem pernapasan
manusia
4.9 Menyajikan karya tentang upaya 4.9.1 Membuat poster tentang upaya menjaga
menjaga kesehatan sistem pernapasan kesehatan sistem pernapasan

C. Tujuan Pembelajaran
Tatap muka I
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia
Tatap muka II
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia

70
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan manusia

Tatap muka III


Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut
2. Mengukur macam-macam volume pernapasan manusia

Tatap muka IV
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia, upaya pencegahan dan
penanggulangannya
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan manusia

Tatap muka V
Praktikum

Tatap muka VI
Ulangan harian

D. Materi Pembelajaran
Sistem Pernapasan Manusia
a. Bernapas merupakan proses menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekhalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-
paru.
b. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring (ruang suara),
trakea (batang tenggorokan), bronkus, dan paru-paru.
c. Secara struktural sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Sistem pernapasan
bagian atas, meliputi hidung dan faring, (2) Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring,
trakea, bronkus dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian
utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling
terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru, meliputi hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi
tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
d. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut
lendir berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara.
Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas,
misalnyadebu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
e. Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga hidung
hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara
dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi
kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
f. Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan
trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.
g. Epiglotis berfungsi mencegah masuknya makanan atau benda asing lain ke dalam laring dan
trakea
h. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia.
Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.

71
i. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung
tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembamg dan mengempis.
j. Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida yaitu alveolus.
k. Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dapat terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot antar tulang
rusuk bagian luar (otot eksternal interkostalis). Pernapasan perut dapat terjadi akibat adanya
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
l. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, posisi tubuh,
kegiatan tubuh, umur, dan suhu tubuh.
m. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin rendah frekuensi
pernapasannya.
n. Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi.
Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
o. Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi pernapasannya.
p. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga
frekuensi pernapasan meningkat.
q. Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam. Volume tidal,
yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau
ekspirasi biasa (normal). Volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume
cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru
setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volume residu, yaitu volume udara yang masih
tersisa di dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal.
r. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan, antara lain asma, pneumonia,
tuberculosis, faringitis, tonsilitis, influenza, dan kanker paru-paru.
s. Asma merupakan kelainan yang ditandai dengan peradangan kronis, hipersensistivitas, dan
penyempitan pada saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat terjadi akibat kontraksi secara
terus-menerus otot polos penyususn dinding bronkus atau bronkiolus, terlalu banyaknya
sekresi mukus atau lendir, dan rusaknya epitelium dinding bronkus atau bronkiolus.
t. Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
Namun umumnya disebabkan oleh bakteri Stereptococcus pneumonia.
u. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
v. Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus, bakteri, maupun
jamur.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, permainan dan eksperimen
3. Model : Think Pair Share (TPS)

F. Media Pembelajaran
 Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Perpustakaan sekolah

 Alat/Bahan :
 Spidol dan papan tulis
 Lem
 Gunting
 Kertas HVS
 Pewarna spidol/kayu

72
 Gambar yang berkaitan dengan menjaga kesehatan pernapasan

G. Sumber Belajar
 Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
 Buku lain yang menunjang
 Multimedia interaktif dan Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa fungsi dari hidung ?
- Jika kamu terkena pilek atau flu, apakah kamu dapat bernapas dengan baik?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan zat!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati

1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang perbedaan bernapas dan
respirasi, organ dan mekanisme pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.
Jika ada pertanyaan maka akan disimpan pada sesi presentasi. Selanjutnya guru akan
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan merangsang berpikir peserta
didik.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Diskusi


3) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2 orang dalam 1 kelompok.
4) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kegiatan tersebut (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru dan

73
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
pertanyaan dari peserta didik maupun guru pada kegiatan sebelumnya.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber serta saling memberi informasi kepada teman kelompok
guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS dan dari
peserta didik itu sendiri maupun guru.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusinya, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang diskusi yang telah mereka lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu .
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran pengertian bernapas dan respirasi berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan pertama. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan bernapas?
- Sebutkan organ apa tempat terjadinya pertukaran gas oskigen dan karbondioksida dalam

74
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
tubuh!

2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas karunia kesuburan tanah dan adanya musim hujan di
Indonesia sehingga banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup dan menyediakan oksigen untuk
bernapas semua makhluk hidup termasuk manusia.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana jika manusia tidak bernapas, apakah akan tetap hidup? Mengapa?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 100 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang frekuensi, faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan serta keterkaitan antara struktur dan organ
pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.
Jika ada pertanyaan maka akan disimpan pada sesi presentasi. Selanjutnya guru akan
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan merangsang berpikir peserta
didik.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Diskusi


3) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2 orang dalam 1 kelompok.
4) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kegiatan tersebut (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru, dan
pertanyaan dari peserta didik maupun guru pada kegiatan sebelumnya.

Langkah 4. Mengumpulkan data

75
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber serta saling memberi informasi kepada teman kelompok
guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS dan dari
peserta didik itu sendiri maupun guru.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusinya, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang diskusi yang telah mereka lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran menganalisis faktor frekuensi pernapasan manusia berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan kedua. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apakah faktor usia dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia? Jelaskan !
- Apa fungsi organ pernapasan pada manusia ?

3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

76
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas nikmat bernapas yang luar biasa. Guru juga
mengingatkan bahwa satu menit saja kita tidak bernapas, maka manusia akan mati.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Tahukah kalian ada berapa mekanisme pernapasan ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang mekanisme pernapasan
dada dan pernapasan perut serta mengukur macam-macam volume pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.
Jika ada pertanyaan maka akan disimpan pada sesi presentasi. Selanjutnya guru akan
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan merangsang berpikir peserta
didik.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Diskusi


3) Guru membentuk kelompok yang terdiri 2 orang dalam 1 kelompok.
4) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kegiatan tersebut (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru, dan
pertanyaan dari peserta didik maupun guru pada kegiatan sebelumnya.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber serta saling memberi informasi kepada teman kelompok
guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS, dan dari
peserta didik itu sendiri maupun guru.

77
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusinya, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang diskusi yang telah mereka lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam volume pernapasan manusia, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan ketiga. Soal/tugas sebagai berikut :
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernapasan dada dan perut !

4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.

78
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan terhindar dari
segala penyakit dan gangguan pada pernapasan.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang terjadi apabila hidung kalian tersumbat ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut
!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang macam-macam
gangguan sisterm pernapasan, upaya dan penanggulangannya.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.
Jika ada pertanyaan maka akan disimpan pada sesi presentasi. Selanjutnya guru akan
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan merangsang berpikir peserta
didik.
Langkah 3. Melakukan Kegiatan Diskusi
3) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dalam 1 kelompok.
4) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kegiatan tersebut (Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru,
pertanyaan dari peserta didik dan guru pada kegiatan sebelumnya.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber serta saling memberi informasi kepada teman kelompok
guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS, dari
peserta didik itu sendiri maupun guru.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusinya, serta diminta untuk

79
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
membuat inferensi dan kesimpulan tentang diskusi yang telah mereka lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan keempat. Soal/tugas sebagai berikut :
- Sebutkan apa saja gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia !
- Apa dampak dari sistem pernapasan jika udara tercemar ?

80
1.3. RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

MATA PELAJARAN : IPA


KELAS /SEMESTER : VIII (CONTROL GROUP) / GENAP
PENYUSUN : RINDA NATASYA ARINDI

KURIKULUM 2013
MTS NEGERI 1 KENDARI
2019
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTs Negeri 1 Kendari


Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 1 Minggu x 5 Jam Pelajaran @40 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
 KI2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
 KI3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
 KI4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada 3.9.1 Menjelaskan pengertian bernapas dan
manusia, dan memahamai gangguan respirasi
pada sistem pernapasan, serta upaya 3.9.2 Menyelidiki frekuensi pernapasan pada
menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia
3.9.3 Menganalisis faktor yang memengaruhi
frekuensi pernapasan manusia
3.9.4 Menganalisis keterkaitan antara struktur
dan fungsi organ pernapasan manusia
3.9.5 Mengidentifikasi mekanisme pernapasan
dada dan pernapasan perut
3.9.9 Mengukur macam-macam volume
pernapasan manusia
3.9.10 Menjelaskan macam-macam gangguan
sistem pernapasan manusia, upaya
pencegahan dan penanggulangannya
3.9.11 Menganalisis dampak pencernaran udara
terhadap kesehatan sistem pernapasan
manusia
4.9 Menyajikan karya tentang upaya 4.9.1 Membuat poster tentang upaya menjaga
menjaga kesehatan sistem pernapasan kesehatan sistem pernapasan

C. Tujuan Pembelajaran
Tatap muka I
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia

82
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia

Tatap muka II
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan manusia

Tatap muka III


Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut
2. Mengukur macam-macam volume pernapasan manusia

Tatap muka IV
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia, upaya pencegahan dan
penanggulangannya
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan manusia

Tatap muka V
Praktikum

Tatap muka VI
Ulangan harian

D. Materi Pembelajaran
Sistem Pernapasan Manusia
a. Bernapas merupakan proses menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekhalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-
paru.
b. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring (ruang suara),
trakea (batang tenggorokan), bronkus, dan paru-paru.
c. Secara struktural sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Sistem pernapasan
bagian atas, meliputi hidung dan faring, (2) Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring,
trakea, bronkus dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian
utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling
terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru, meliputi hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi
tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
d. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut
lendir berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara.
Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas,
misalnyadebu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
e. Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga hidung
hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara
dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi
kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
f. Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan
trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.

83
g. Epiglotis berfungsi mencegah masuknya makanan atau benda asing lain ke dalam laring dan
trakea
h. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia.
Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
i. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung
tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembamg dan mengempis.
j. Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida yaitu alveolus.
k. Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dapat terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot antar tulang
rusuk bagian luar (otot eksternal interkostalis). Pernapasan perut dapat terjadi akibat adanya
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
l. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, posisi tubuh,
kegiatan tubuh, umur, dan suhu tubuh.
m. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin rendah frekuensi
pernapasannya.
n. Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi.
Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
o. Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi pernapasannya.
p. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga
frekuensi pernapasan meningkat.
q. Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam. Volume tidal,
yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau
ekspirasi biasa (normal). Volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume
cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru
setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volume residu, yaitu volume udara yang masih
tersisa di dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal.
r. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan, antara lain asma, pneumonia,
tuberculosis, faringitis, tonsilitis, influenza, dan kanker paru-paru.
s. Asma merupakan kelainan yang ditandai dengan peradangan kronis, hipersensistivitas, dan
penyempitan pada saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat terjadi akibat kontraksi secara
terus-menerus otot polos penyususn dinding bronkus atau bronkiolus, terlalu banyaknya
sekresi mukus atau lendir, dan rusaknya epitelium dinding bronkus atau bronkiolus.
t. Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
Namun umumnya disebabkan oleh bakteri Stereptococcus pneumonia.
u. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
v. Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus, bakteri, maupun
jamur.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan eksperimen
3. Model : Konvensional

F. Media Pembelajaran
 Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Perpustakaan sekolah

84
 Alat/Bahan :
 Spidol dan papan tulis
 Lem
 Gunting
 Kertas HVS
 Pewarna spidol/kayu
 Gambar yang berkaitan dengan menjaga kesehatan

G. Sumber Belajar
 Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
 Buku lain yang menunjang
 Multimedia interaktif dan Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa fungsi dari hidung ?
- Jika kamu terkena pilek atau flu, apakah kamu dapat bernapas dengan baik?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan zat!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang perbedaan bernapas dan
respirasi, organ dan mekanisme pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Tanya Jawab


3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa atau siswa dan siswa
4) Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut

85
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
(Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik menyusun hasil pemikiran dari pertanyaan tersebut, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang jawaban yang telah peserta didik lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.

9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran pengertian bernapas dan respirasi berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan pertama. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan bernapas?
- Sebutkan organ apa tempat terjadinya pertukaran gas oskigen dan karbondioksida dalam
tubuh!

86
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

87
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas karunia kesuburan tanah dan adanya musim hujan di
Indonesia sehingga banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup dan menyediakan oksigen untuk
bernapas semua makhluk hidup termasuk manusia.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana jika manusia tidak bernapas, apakah akan tetap hidup? Mengapa?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 100 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang frekuensi, faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan serta keterkaitan antara struktur dan organ
pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Tanya Jawab


3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa atau siswa dan siswa
4) Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut
(Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan

88
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
7) Peserta didik menyusun hasil pemikiran dari pertanyaan tersebut, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang jawaban yang telah peserta didik lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.

9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran frekuensi pernapasan pada manusia berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan kedua. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apakah faktor usia dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia? Jelaskan !
- Apa fungsi organ pernapasan pada manusia ?

3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas nikmat bernapas yang luar biasa. Guru juga
mengingatkan bahwa satu menit saja kita tidak bernapas, maka manusia akan mati.

89
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Tahukah kalian ada berapa mekanisme pernapasan ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan? ”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang mekanisme pernapasan
dada dan pernapasan perut serta mengukur macam-macam volume pernapasan.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan


2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Tanya Jawab


3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa atau siswa dan siswa
4) Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut
(Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS.

6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik menyusun hasil pemikiran dari pertanyaan tersebut, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang jawaban yang telah peserta didik lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.

9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.

90
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam volume pernapasan pada manusia berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan ketiga. Soal/tugas sebagai berikut :
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernapasan dada dan perut !

4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan terhindar dari
segala penyakit dan gangguan pada pernapasan.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang terjadi apabila hidung kalian tersumbat ?

5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut
!”

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.


Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang macam-macam
gangguan sisterm pernapasan, upaya dan penanggulangannya.

Langkah 2. Mengajukan Pertanyaan

91
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.

Langkah 3. Melakukan Kegiatan Tanya Jawab


3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa atau siswa dan siswa
4) Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut
(Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru.

Langkah 4. Mengumpulkan data


5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS.

6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Langkah 5. Merumuskan kesimpulan


7) Peserta didik menyusun hasil pemikiran dari pertanyaan tersebut, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang jawaban yang telah peserta didik lakukan.

Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.

9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.

Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.

3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan

92
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
pada pertemuan keempat. Soal/tugas sebagai berikut :
- Sebutkan apa saja gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia !
- Apa dampak dari sistem pernapasan jika udara tercemar ?

93
1.4. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa

Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi .


2. Menyebutkan organ pernapasan pada manusia.
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia.

B. Kegiatan Diskusi:

1. Jelaskan perbedaan antara bernapas dan respirasi!

2. Sebutkan organ pernapasan pada manusia!

3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia!

94
Lembar Kerja Siswa

Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan Pembelajaran:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia.
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia.

B. Kegiatan Diskusi:

1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi pernapasan!

2. Jelaskan faktor apa saja yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia!

3. Sebutkan organ pernapasan pada manusia beserta fungsinya!

4. Jelaskan struktur organ pernapasan pada manusia!

95
Lembar Kerja Siswa

Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Mengidentifikasi mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut.


2. Mengukur macam-macam volume pernapasan pada manusia.

B. Kegiatan Diskusi:

1. Jelaskan perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut!


2. Jelaskan yang dimaksud dengan pernapasan inspirasi dan ekspirasi!

3. Sebutkan macam-macam volume pernapasan pada manusia!

96
Lembar Kerja Siswa

Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia,
upaya pencegahan dan penanggulangannya.
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem
pernapasan pada manusia.

B. Kegiatan Diskusi:
1. Sebutkan macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia!

2. Bagaimana cara mencegah gangguan sistem pernapasan pada manusia!

3. Bagaimana cara menanggulangi orang yang terkena penyakit influenza!

4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara terhadap sistem

pada pernapasan manusia!

97
1.5. Instrumen Hasil Belajar Sebelum Validitas
SOAL UJI COBA (VALIDITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR)
Tema : Sistem Pernapasan Manusia
Satuan Pendidikan : MTs Negeri 1 Kendari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IX/I

Petunjuk Mengerjakan Soal :


1. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda anggap mudah
terlebih dahulu.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) jawaban pada huruf
a,b,c,atau d pada lembar jawaban.
4. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2garis lurus
mendatar pada jawaban yang salah dan (X) pada jawaban yang benar.
5. Periksa kembali hasil pekerjaan anda sebelum dikumpulkan.
6. Selamat Mengerjakan.

1. Salah satu organ pernapasan yang berfungsi sebagai alat penyaring dan penghangat yaitu...
a. Trakea c. Bronkus
b. Alveolus d. Hidung

2. Organ berikut yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu...


a. Faring, kerongkongan, laring, paru-paru c. Jantung, laring, paru-paru, faring
b. Laring, paru-paru, faring, trakea d. Faring, kerongkongan, laring, paru-paru

3. Dibawah ini yang tidak termasuk alat pernapasan yaitu...


a. Bronkus c. Rongga hidung
b. Kerongkongan d. Tenggorokan

4. Dalam organ paru-paru terdapat gelembung paru-paru yang dinamakan...


a. Sinus c. Bronkiolus
b. Bronkus d. Alveolus

5. Selaput pembungkus paru-paru disebut...


a. Diafragma c. Pleura
b. Alveolus d. Bronkiolus

6. Trakea adalah saluran pernapasan yang letaknya memanjang dari leher sampai rongga dada,
yaitu di...
a. Kanan tenggorokan c. Depan kerongkongan
b. Belakang kerongkongan d. Kiri kerongkongan

98
7. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar tentang tahapan pernapasan, yaitu...
a. Pernapasan eksternal adalah difusi atmosfer dan gas ke aliran darah
b. Pernapasan seluler merupakan pernapasan yang terjadi di dalam inti sel
c. Respirasi sel tidak sama dengan pernapasan seluler
d. Pernapasan internal adalah pertukaran gas dimulai ari atmosfer ke aliran darah

8. Rambut-rambut halus pada dinding tenggorok berfungsi untuk...


a. Membantu mempercepat inspirasi dan eksresi
b. Menetralkan racun
c. Membunuh kuman
d. Menolak kotoran yang masuk bersama udara pernapasan

9. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi hidung dalam proses pernapasan adalah...
a. Mengatur suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru
b. Sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida
c. Mengatur kelembapan udara yang masuk ke dalam paru-paru
d. Menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara

10. Dinding yang paling tipis pada sistem respirasi adalah alveolus yang berperan dalam...
a. Keelastisan paru-paru c. Proses difusi gas
b. Perubahan volume paru-paru d. Keluar masuknya udara

11. Udara sisa yang berada dalam paru-paru dan tidak dapat diekspirasikan dinamakan udara...
a. Cadangan c. Suplementer
b. Komplementer d. Residu

12. Keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada...
a. Membesar, tekanan udara paru-paru membesar
b. Mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil
c. Mengecil, tekanan udara paru-paru membesar
d. Membesar, tekanan udara paru-paru mengecil

13. Karbondioksida sebagai hasil sampingan pembongkaran senyawa organik akan diangkut oleh
darah ke paru-paru dalam bentuk...
a. Senyawa karbohidrat oleh darah c. Karbominohemoglobin dalam darah
b. CO2 dan CO yang larut dalam Hb d. HCO3 dalam darah

14. Struktur pada laring yang berfungsi untuk mencegah masuknya partikel makanan atau
minuman ke dalam laring dan trakea adalah...
a. Silia c. Epiglotis
b. Tonsil d. Pita suara

15. Pernapasan eksternal adalah pertukaran...


a. Udara bebas dengan udara dalam darah
b. Oksigen di udara bebas dengan udara dalam rongga hidung
c. Oksigen dari udara bebas dengan CO2 dalam rongga paru-paru
d. Oksigen dalam darah dengan CO2 dalam jaringan

99
16. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa pernapasan menghasilkan
H2O yaitu...
a. Meniup air dalam sungkup c. Meniup air kapur
b. Menghembus balon d. Meniup cermin

17. Jaringan dalam paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida adalah...
a. Alveolus c. Bronkus
b. Bronkiolus d. Laring

18. Kantung udara saccus interclavicularis terletak di antara...


a. Rongga perut c. Ketiak
b. Tulang selangka d. Tulang leher

19. Struktur yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis adalah...
a. Pleura c. Diafragma
b. Alveolus d. Lobus paru-paru

20. Salah satu fungsi katup pangkal tenggorokan yaitu...


a. Mengalirkan udara ke perut
b. Membantu menelan makanan
c. Menutup saluran pernapasan saat menelan makanan
d. Membuka saluran pernapasan saat menelan makanan

21. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan tersedak. Hal itu disebabkan...
a. Adanya makanan yang masuk ke rongga mulut
b. Adanya makanan yang masuk ke tenggorokan
c. Adanya makanan yang masuk ke rongga hidung
d. Adanya makanan yang masuk ke kerongkongan

22. Sistem yang berhubungan langsung dengan sistem pernapasan adalah sistem...
a. Sirkulasi c. Eksresi
b. Pencernaan d. Regulasi

23. Pusat pengontrol sistem pernapasan pada manusia terdapat di...


a. Hipotalamus c. Cerebrum
b. Cerebelum d. Medulla oblongata

24. Kadar asam laktat dalam otot meningkat ketika tubuh kekurangan...
a. Glukosa c. Energi
b. Oksigen d. CO2

25. Pengangkutan oksigen untuk kebutuhan tubuh dilakukan oleh darah dan melibatkan
hemoglobin yang berada dalam...
a. Serum c. Eritrosit
b. Leukosit d. Trombosit

100
26. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia adalah...
a. Warna eritrosit c. Jumlah alveolus
b. Diameter bronkus d. Aktifitas tubuh

27. Proses pernapasan akan terus berlangsung dengan baik jika alveolus berada dalam posisi...
a. Rendah CO2 dan rendah uap air c. Tinggi CO2 dan rendah O2
b. Rendah CO2 dan tinggi O2 d. Tinggi CO2 dan rendah uap air

28. Pada saat ekspirasi berlangsung terjadi hal-hal berikut, kecuali...


a. Diafragma mendatar
b. Tekanan udara dalam paru-paru tinggi
c. Diafragma melengkung ke atas
d. Volume udara dalam paru-paru berkurang

29. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi adalah...
a. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
b. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
c. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
d. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma

30. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah...
a. Umur c. Aktivitas tubuh
b. Jenis Kelamin d. Suhu lingkungan

31. Salah satu ciri pernapasan dada ketika ekspirasi yaitu...


a. Rongga dada membesar dan dan rongga perut mengecil
b. Rongga dada mengecil dan otot tulang rusuk berkontraksi
c. Otot tulang rusuk relaksasi dan rongga dada mengecil
d. Rongga dada membesar dan otot tulang rusuk berkontraksi

32. Apabila otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi maka akan terjadi hal-hal berikut, kecuali...
a. Tekanan udara dalam paru-paru meningkat
b. Udara dari luar masuk ke paru-paru
c. Rongga dada membesar
d. Tulang-tulang rusuk terangkat

33. Pernapasan perut terjadi karena terjadinya kontraksi...


a. Diafragma c. Paru-paru
b. Tiba-tiba d. Otot dada

34. Selama dalam perjalanan dari hidung ke dalam paru-paru, udara mengalami hal-hal sebagai
berikut, kecuali...
a. Udara disaring oleh rambut-rambut yang tumbuh dalam rongga hidung
b. Udara dilembabkan oleh lendir
c. Udara berdifusi di alveolus
d. Udara diproses untuk menghasilkan energi

101
35. Udara dalam paru-paru yang masih dapat diembuskan kembali dengan mengerutkan otot
perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa yaitu udara...
a. Udara cadangan ekspirasi c. Udara komplementer
b. Udara residu d. Volume tidal

36. Perhatikan faktor berikut!


1) Umur
2) Suhu tubuh
3) Jenis kelamin
4) Tinggi badan
Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia ditunjukkan nomor...
a. 1, 2, dan 3 c. 2,3, dan 4
b. 1 dan 2 d. 1 dan 3

37. Alat untuk mengukur kapasitas paru-paru dinamakan...


a. Aerometer c. Spirogram
b. Neraca analitis d. Spirometer

38. Berapakah volume udara residu yang terdapat dalam paru-paru...


a. 500 mL c. 1.500 mL
b. 1.000 mL d. 2.000 mL

39. Setelah ekspirasi kuat di dalam paru-paru masih terdapat volume udara...
a. Residu c. Cadangan inspirasi
b. Tidal d. Cadangan ekspirasi

40. Gas karbon monoksida yang masuk ke dalam sistem pernapasan bisa mengakibatkan
kematian karena...
a. Udara yang masuk tidak tersaring c. Hemoglobin gagal mengangkut oksigen
b. Proses ekspirasi terhambat d. Otot diafragma melemah

41. Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru,
sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas...
a. Asma c. Influenza
b. Asfiksi d. Bronkitis

42. Bagian dalam pernapasan manusia yang sering menerima bahan-bahan karsinogenik (ada
dalam rokok) yang dihisap adalah...
a. Diafragma c. Mitokondria
b. Epitel bronkial d. Alveolus

43. Virus yang mengakibatkan terjadinya radang selaput mukosa saluran pernapasan
menimbulkan penyakit...
a. Tonsilitis
b. Difteria
c. Pneumonia
d. Influenza

102
44. Inveksi pada cabang tenggorok disebut...
a. Bronkitis c. Rinitis
b. Pleuritis d. Bronkiolus

45. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan
bakteri Streptococcus pneumoniae. Pasien tersebut terserang penyakit...
a. Asma c. Tuberculosis
b. Pneumonia d. Kanker paru-paru

46. Berikut ini merupakan upaya dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia adalah...
a. Tidak merokok c. Duduk di dekat perokok aktif
b. Berolahraga di malam hari d. Saling bertukar masker yang sudah digunakan

47. Bagian dari sistem respirasi yang mengalami gangguan pada penderita tonsilitis adalah...
a. Alveolus c. Faring
b. Laring d. Amandel

48. Emfisema merupakan gangguan pernapasan yang mengakibatkan berkurangnya daerah


pertukaran. Gangguan ini timbul karena ada kerusakan berupa robekan pada...
a. Rongga laring c. Bronkus
b. Dinding alveolus d. Faring

49. Gangguan pernapasan yang terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah...
a. Difteri c. Emfisema
b. Tuberkulosis d. Faringitis

50. Gangguan pernapasan yang biasanya disebabkan karena terlalu banyak merokok adalah...
a. Kanker paru-paru c. Salesma
b. TBC d. Dipteri

103
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

1. D 26. D
2. B 27. B
3. B 28. A
4. D 29. D
5. C 30. D
6. C 31. C
7. A 32. A
8. D 33. A
9. A 34. D
10. C 35. A
11. D 36. A
12. C 37. D
13. C 38. B
14. C 39. A
15. C 40. C
16. D 41. A
17. A 42. B
18. B 43. D
19. A 44. A
20. C 45. B
21. B 46. A
22. A 47. D
23. D 48. B
24. B 49. B
25. C 50. A

104
1.6. Instrumen Hasil Belajar Setelah Validitas
SOAL POSTTEST
Tema : Sistem Pernapasan Manusia
Satuan Pendidikan : MTs Negeri 1 Kendari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII

Petunjuk Mengerjakan Soal :


1. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban
yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda anggap mudah
terlebih dahulu.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) jawaban pada huruf
a,b,c,atau d pada lembar jawaban.
4. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2garis lurus
mendatar pada jawaban yang salah dan (X) pada jawaban yang benar.
5. Periksa kembali hasil pekerjaan anda sebelum dikumpulkan.
6. Selamat Mengerjakan.

1. Salah satu organ pernapasan yang berfungsi sebagai alat penyaring dan
penghangat yaitu...
a. Trakea c. Bronkus
b. Alveolus d. Hidung

2. Organ berikut yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu...


a. Faring, kerongkongan, laring, paru-paru c. Jantung, laring, paru-paru, faring
b. Laring, paru-paru, faring, trakea d. Faring, kerongkongan, laring, paru-paru

3. Dibawah ini yang tidak termasuk alat pernapasan yaitu...


a. Bronkus c. Rongga hidung
b. Kerongkongan d. Tenggorokan

4. Dalam organ paru-paru terdapat gelembung paru-paru yang dinamakan...


a. Sinus c. Bronkiolus
b. Bronkus d. Alveolus

5. Trakea adalah saluran pernapasan yang letaknya memanjang dari leher


sampai rongga dada, yaitu di...
a. Kanan tenggorokan c. Depan kerongkongan
b. Belakang kerongkongan d. Kiri kerongkongan

105
6. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar tentang tahapan
pernapasan, yaitu...
a. Pernapasan eksternal adalah difusi atmosfer dan gas ke aliran darah
b. Pernapasan seluler merupakan pernapasan yang terjadi di dalam inti sel
c. Respirasi sel tidak sama dengan pernapasan seluler
d. Pernapasan internal adalah pertukaran gas dimulai ari atmosfer ke aliran darah

7. Rambut-rambut halus pada dinding tenggorok berfungsi untuk...


a. Membantu mempercepat inspirasi dan eksresi
b. Menetralkan racun
c. Membunuh kuman
d. Menolak kotoran yang masuk bersama udara pernapasan

8. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi hidung dalam proses pernapasan adalah...
a. Mengatur suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru
b. Sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida
c. Mengatur kelembapan udara yang masuk ke dalam paru-paru
d. Menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara

9. Udara sisa yang berada dalam paru-paru dan tidak dapat diekspirasikan dinamakan udara...
a. Cadangan c. Suplementer
b. Komplementer d. Residu

10. Struktur pada laring yang berfungsi untuk mencegah masuknya partikel makanan atau
minuman ke dalam laring dan trakea adalah...
a. Silia c. Epiglotis
b. Tonsil d. Pita suara

11. Kantung udara saccus interclavicularis terletak di antara...


a. Rongga perut c. Ketiak
b. Tulang selangka d. Tulang leher

12. Struktur yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis adalah...
a. Pleura c. Diafragma
b. Alveolus d. Lobus paru-paru

13. Salah satu fungsi katup pangkal tenggorokan yaitu...


a. Mengalirkan udara ke perut
b. Membantu menelan makanan
c. Menutup saluran pernapasan saat menelan makanan
d. Membuka saluran pernapasan saat menelan makanan

14. Pusat pengontrol sistem pernapasan pada manusia terdapat di...


a. Hipotalamus c. Cerebrum
b. Cerebelum d. Medulla oblongata

15. Pengangkutan oksigen untuk kebutuhan tubuh dilakukan oleh darah dan melibatkan
hemoglobin yang berada dalam...
a. Serum c. Eritrosit

106
b. Leukosit d. Trombosit

16. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
adalah...
a. Warna eritrosit c. Jumlah alveolus
b. Diameter bronkus d. Aktifitas tubuh

17. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi adalah...
a. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
b. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
c. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
d. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma

18. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan
adalah...
a. Umur c. Aktivitas tubuh
b. Jenis Kelamin d. Suhu lingkungan

19. Salah satu ciri pernapasan dada ketika ekspirasi yaitu...


a. Rongga dada membesar dan dan rongga perut mengecil
b. Rongga dada mengecil dan otot tulang rusuk berkontraksi
c. Otot tulang rusuk relaksasi dan rongga dada mengecil
d. Rongga dada membesar dan otot tulang rusuk berkontraksi

20. Udara dalam paru-paru yang masih dapat diembuskan kembali dengan mengerutkan otot
perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa yaitu udara...
a. Udara cadangan ekspirasi c. Udara komplementer
b. Udara residu d. Volume tidal

21. Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-
paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas...
a. Asma c. Influenza
b. Asfiksi d. Bronkitis

22. Virus yang mengakibatkan terjadinya radang selaput mukosa saluran pernapasan
menimbulkan penyakit...
a. Tonsilitis
b. Difteria
c. Pneumonia
d. Influenza

23. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan
bakteri Streptococcus pneumoniae. Pasien tersebut terserang penyakit...
a. Asma c. Tuberculosis
b. Pneumonia d. Kanker paru-paru

24. Berikut ini merupakan upaya dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia
adalah...

107
a. Tidak merokok c. Duduk di dekat perokok aktif
b. Berolahraga di malam hari d. Saling bertukar masker yang sudah digunakan

25. Bagian dari sistem respirasi yang mengalami gangguan pada penderita tonsilitis adalah...
a. Alveolus c. Faring
b. Laring d. Amandel

108
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST

1. D
2. B
3. B
4. D
5. C
6. A
7. D
8. A
9. D
10. C
11. B
12. A
13. C
14. D
15. C
16. D
17. D
18. D
19. C
20. A
21. A
22. D
23. B
24. A
25. D

109
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas
2.1. Hasil Uji Validitas
2.1.1 Soal
No Uji Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Ket
Soal r hitung r tabel Kriteria TK Kriteria DP Kriteria
1 0,880566964 0,361 Valid 0,6 0,8 Baik Dipakai
Sedang
Sekali
2 0,513202509 0,361 Valid 0,7 Mudah 0,466666 Baik Dipakai
667
3 0,491164437 0,361 Valid 0,366666667 Sedang 0,333333 Cukup Dipakai
333

4 0,491164437 0,361 Valid 0,366666667 Sedang 0,333333 Cukup Dipakai

5 0,291697426 0,361 Invalid 0,733333333 Mudah 0,133333 Jelek Dibuang


333

6 0,645625778 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,533333 Baik Dipakai

7 0,52458491 0,361 Valid 0,433333333 Sedang 0,333333 Cukup Dipakai

8 0,593611569 0,361 Valid 0,2 Sukar 0,4 Baik Dipakai

9 0,747371961 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

10 -0,004531386 0,361 Invalid 0,8 Mudah 0 Jelek Dibuang

11 0,719623002 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,533333 Baik Dipakai


333

12 0,240462515 0,361 Invalid 0,733333333 Mudah 0,133333 Jelek Dibuang


333

13 -0,138920943 0,361 Invalid 0,766666667 Mudah - Jelek Dibuang


0,066666
7

14 0,468998453 0,361 Valid 0,2 Sukar 0,266666 Cukup Dipakai


667

15 -0,163129897 0,361 Invalid 0,8 Mudah - Jelek Dibuang


0,133333
333

16 -0,220413622 0,361 Invalid 0,933333333 Mudah - Jelek Dibuang


0,133333
333

17 0,049765963 0,361 Invalid 0,866666667 Mudah 0 Jelek Dibuang

18 0,769571128 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

110
19 0,654875431 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,533333 Baik Dipakai
333

20 0,756621614 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

21 -0,406408923 0,361 Invalid 0,7 Mudah - Jelek Dibuang


0,333333
333

22 -0,242429152 0,361 Invalid 0,8 Mudah - Jelek Dibuang


0,133333
333

23 0,612327027 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,533333 Baik Dipakai


333

24 -0,406408923 0,361 Invalid 0,7 Mudah - Jelek Dibuang


0,333333
33

25 0,515871979 0,361 Valid 0,333333333 Sedang 0,4 Baik Dipakai

26 0,769571128 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

27 0,036182662 0,361 Invalid 0,966666667 Mudah 0,066666 Jelek Dibuang


667

28 0,344087091 0,361 Invalid 0,6 Sedang 0,4 Baik Dibuang

29 0,585197195 0,361 Valid 0,366666667 Sedang 0,466666 Baik Dipakai


667

30 0,839493531 0,361 Valid 0,666666667 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

31 0,618422102 0,361 Valid 0,633333333 Sedang 0,6 Baik Dipakai

32 -0,252247155 0,361 Invalid 0,9 Mudah - Jelek Dibuang


0,066666
667

33 -0,093251917 0,361 Invalid 0,933333333 Mudah 0 Jelek Dibuang

34 0,18226511 0,361 Invalid 0,533333333 Sedang 0,266666 Cukup Dibuang


667

35 0,667824945 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,533333 Baik Dipakai


333

36 -0,038754043 0,361 Invalid 0,933333333 Mudah 0 Jelek Dibuang

37 0,024080307 0,361 Invalid 0,566666667 Sedang - Jelek Dibuang

111
0,066666
667

38 -0,222037915 0,361 Invalid 0,9 Mudah - Jelek Dibuang


0,066666
667

39 -0,038754043 0,361 Invalid 0,933333333 Mudah 0 Jelek Dibuang

40 -0,111417875 0,361 Invalid 0,933333333 Mudah 0 Jelek Dibuang

41 0,843568352 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,8 Baik Dipakai


Sekali
42 -0,323121505 0,361 Invalid 0,733333333 Mudah - Jelek Dibuang
0,266666
667

43 0,834697445 0,361 Valid 0,633333333 Sedang 0,733333 Baik Dipakai


333 Sekali

44 -0,086096334 0,361 Invalid 0,9 Mudah - Jelek Dibuang


0,066666
667

45 0,741822169 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,666666 Baik Dipakai


667

46 0,889816617 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,8 Baik Dipakai


Sekali
47 0,889816617 0,361 Valid 0,6 Sedang 0,8 Baik Dipakai
Sekali
48 -0,618467625 0,361 Invalid 0,433333333 Sedang -0,6 Jelek Dibuang

49 -0,353630646 0,361 Invalid 0,533333333 Sedang -0,4 Jelek Dibuang

50 0,276414547 0,361 Invalid 0,5 Sedang 0,333333 Cukup Dibuang

112
Menentukan rhitung dengan rumus sebagai berikut :
Sampel nomor 1

N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y )
r xy =
√¿ ¿ ¿

30 x 661−18 x 943
r xy =
√ 30 x 18−18 x 30 x 31265−943

19830−16974
r xy =
√ 540−324 x 937950−889249

2856
r xy =
√ 216 x 48701

2856
r xy =
√10519416

2856
r xy =
3243,3649193

r xy =0,880566964

Menentukan tingkat kesukaran rumus sebagai berikut :

B
P¿
JS

Ket : P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran soal sebagai berikut :

Soal dengan p = 0,00 – 0,30 adalah sukar

Soal dengan p = 0,30 – 0,70 adalah sedang

Soal dengan p = 0,70 – 1,00 adalah mudah

113
Untuk butir soal nomor 1

18
P¿
30

P ¿ 0,6

Jadi, soal nomor 1 memiliki indeks kesukaran dengan kategori sedang.

Menentukan Daya Pembeda (DP) digunakan rumus berikut :

Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut :

0,00 – 0,20 = Jelek

0,20 – 0,40 = Cukup

0,40 – 0,70 = Baik

0,70 – 1,00 = Baik Sekali

Untuk butir soal nomor 1

15 3
D¿ −
15 15

¿ 1 – 0,2

D ¿ 0,8

Jadi, soal nomor 1 memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali.

114
115
Lampiran 3. Data Data Hasil Belajar
3.1. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
3.1.1. Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Tabel 3.1. Data nilai awal kelas VIII. 3 (Kelas Eksperimen)


No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Andi Naj’wa Abzafani 67
2 Arini Dasta Ramadhani 65
3 Aurelia Pratiwi 65
4 Darma Putra Wijaya 65
5 Devi aulia Syahrani 62
6 Fadhilah Rizky Zayyan 60
7 Fajar Sadiq 62
8 Fathir Nur Rachmad 62
9 Fina Nailatul Izzah 62
10 Idul Riansyah 60
11 M. Junaid Haikal 64
12 Marieskha Dwi Yuliani 60
13 Meisya Armelia Putri 62
14 Muh. Kifl Rafqih Dzulkarnain 61
15 Muh. Aditya Ramadhan 65
16 Muh. Nabil Zulfahmi 62
17 Muh. Rizky 65
18 Nayif Ahmad 60
19 Nur Makfiranisaa M. 60
20 Nurul Rizky Az Zahra 66
21 Parsa Idraq Fadhillah Sipa 62
22 Pasha Pratiwi Harfawan 62
23 Raihan Jaya Rahmadi 60
24 Rauly Rahmi Ramadhani 65
25 Rihhadatul Aisy’ Ramadhina Raona 70
26 Rima Febrilianti 62
27 Sofiyah Aini Lidya Kartika 65
28 Umu Qordiah Humastin 62
29 Virghi Viola Anandita Putri Haerul 64
30 Zaahidah Nur Ismi 65
Jumlah 1892

116
3.1.2. Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang diajar Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Tabel 3.2. Nilai data awal kelas VIII. 10 (Kelas Kontrol)


No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Abd. Sawaludin Rasid 60
2 Abdad Fauzan 65
3 Ahmad Khairul 67
4 Alya Wulan Ramadani 65
5 Andi Suprayetno Rahman 62
6 Arya Putra Utama 62
7 Badaruddin La Loesa 60
8 Erna Hasa 62
9 Fahmi Inambongi Ainun Nadjib 62
10 Gadis Nur Ismy Martandu 65
11 Muh. Alif Fitrah Assyidiq 60
12 Muh. Aril Bahtiar. P 60
13 Muh. Aslam 64
14 Muh. Mahruf Kurniawan Abdullah 61
15 Muh. Nur Yasrif 65
16 Muh. Syihab Firansya 70
17 Muh. Afnan Asri 65
18 Muh. Firmansyah 66
19 Muh. Idris Ibrahim 61
20 Muh. Nur Imparsyal 60
21 Muh. Rafly Fadly 62
22 Nanda Aprilia 62
23 Nur Atifah Dalilah 60
24 Nurul Fakhira Amanah M. Adil 65
25 Rani 62
26 Ratu Mulan Cathliniyah Dewi. M 62
27 Salsabila 65
28 Suci Apriani. M 65
29 Wa Ode Siti Nurfauzah 63
30 Yasmin Ghaitsa Salsabila Aztsa 62
Jumlah 1890

117
Lampiran 3. Data Hasil Belajar

3.1. Data Hasil Belajar Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

3.1.3. Hasil Belajar Posttest Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Tabel 3.3. Perolehan nilai hasil belajar posttest kelas VIII. 3 (Kelas Eksperimen)
No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Andi Naj’wa Abzafani 72
2 Arini Dasta Ramadhani 72
3 Aurelia Pratiwi 68
4 Darma Putra Wijaya 80
5 Devi aulia Syahrani 68
6 Fadhilah Rizky Zayyan 84
7 Fajar Sadiq 64
8 Fathir Nur Rachmad 64
9 Fina Nailatul Izzah 72
10 Idul Riansyah 68
11 M. Junaid Haikal 72
12 Marieskha Dwi Yuliani 68
13 Meisya Armelia Putri 60
14 Muh. Kifl Rafqih Dzulkarnain 60
15 Muh. Aditya Ramadhan 68
16 Muh. Nabil Zulfahmi 64
17 Muh. Rizky 68
18 Nayif Ahmad 84
19 Nur Makfiranisaa M. 84
20 Nurul Rizky Az Zahra 72
21 Parsa Idraq Fadhillah Sipa 64
22 Pasha Pratiwi Harfawan 68
23 Raihan Jaya Rahmadi 72
24 Rauly Rahmi Ramadhani 72
25 Rihhadatul Aisy’ Ramadhina Raona 80
26 Rima Febrilianti 80
27 Sofiyah Aini Lidya Kartika 68
28 Umu Qordiah Humastin 68
29 Virghi Viola Anandita Putri Haerul 72
30 Zaahidah Nur Ismi 72
Jumlah 2128

118
3.1.4. Hasil Belajar Posttest Siswa yang diajar Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Tabel 3.4. Perolehan nilai hasil belajar posttest kelas VIII. 10 (Kelas Kontrol)
No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Abd. Sawaludin Rasid 76
2 Abdad Fauzan 68
3 Ahmad Khairul 60
4 Alya Wulan Ramadani 68
5 Andi Suprayetno Rahman 60
6 Arya Putra Utama 60
7 Badaruddin La Loesa 60
8 Erna Hasa 60
9 Fahmi Inambongi Ainun Nadjib 68
10 Gadis Nur Ismy Martandu 68
11 Muh. Alif Fitrah Assyidiq 68
12 Muh. Aril Bahtiar. P 72
13 Muh. Aslam 56
14 Muh. Mahruf Kurniawan Abdullah 52
15 Muh. Nur Yasrif 60
16 Muh. Syihab Firansya 68
17 Muh. Afnan Asri 68
18 Muh. Firmansyah 52
19 Muh. Idris Ibrahim 72
20 Muh. Nur Imparsyal 72
21 Muh. Rafly Fadly 68
22 Nanda Aprilia 68
23 Nur Atifah Dalilah 72
24 Nurul Fakhira Amanah M. Adil 60
25 Rani 60
26 Ratu Mulan Cathliniyah Dewi. M 60
27 Salsabila 68
28 Suci Apriani. M 60
29 Wa Ode Siti Nurfauzah 68
30 Yasmin Ghaitsa Salsabila Aztsa 68
Jumlah 1940

119
Lampiran 4. Hasil Analisis Deskriptif
4.1. Analisis Variabel Hasil Belajar
4.1.1. Analisis Nilai Awal Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) pada Kelas Eksperimen
Hasil analisis statistik deskriptif nilai awal IPA pada kelas eksperimen di kelas VIII.3
sebelum menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)

n
Xi
x́ =∑
i=1
n

1892
x́ = 30

x́ = 63,067

2. Rentang Data (Range)

R = x t−x r
R = 70 – 60
R = 10

3. Jumlah Kelas Interval


K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + (3,3 log 30)
K = 1 + (3,3 x 1,477)
K = 1 + 4,8741
K = 5,8741 (dibulatkan menjadi 6)

4. Panjang Kelas

Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)

10
P=
6

P = 1,67 (dibulatkan menjadi 2)

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai awal kelas eksperimen

Kelas Interval F Fk Nilai Tengah %

120
60 – 61 7 7 60,5 23,33%

62 – 63 10 17 62,5 33,33 %

64 – 65 10 27 64,5 33,33 %

66 – 67 2 29 66,5 6,67 %

68 – 69 0 29 68,5 0%

70 – 71 1 30 70,5 3,33%

Jumlah 30 139 393 100 %

5. Menghitung Varians dan Standar Deviasi


Tabel 4.2 Penentuan Varians dan standar deviasi

No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 67 3,933 15,46849
2 65 1,933 3,736489
3 65 1,933 3,736489
4 65 1,933 3,736489
5 62 -1,067 1,138489
6 60 -3,067 9,406489
7 62 -1,067 1,138489
8 62 -1,067 1,138489
9 62 -1,067 1,138489
10 60 -3,067 9,406489
11 64 0,933 0,870489
12 60 -3,067 9,406489
13 62 -1,067 1,138489
14 61 -2,067 4,272489
15 65 1,933 3,736489
16 62 -1,067 1,138489
17 65 1,933 3,736489
18 60 -3,067 9,406489
19 60 -3,067 9,406489
20 66 2,933 8,602489
21 62 -1,067 1,138489
22 62 -1,067 1,138489
23 60 -3,067 9,406489
24 65 1,933 3,736489
25 70 6,933 48,06649
26 62 -1,067 1,138489
27 65 1,933 3,736489
28 62 -1,067 1,138489
29 64 0,933 0,870489
30 65 1,933 3,736489
121
Jumlah 1892 -0,01 175,8667

6. Menghitung varians sampel menggunakan rumus:

n
n ∑ (x i−x́ )2
s2 = i=1
n−1

175,8667
s2 =
30−1

175,8667
s2 =
29

s2 = 6,064368

7. Menghitung standar deviasi

s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)

175,8667
s=
√ (30−1)

175,8667
s=
√ 29

s = √ 6,064368

s = 2,463

8. Penentuan kecenderungan (Kategori)


Tabel 4.3 Distribusi kategorisasi nilai awal kelas eksperimen

Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %

1 X ≥ 65 3 10 % Sangat Tinggi

2 63 ≤ X < 65 10 33,33 % Tinggi

3 60 ≤ X < 63 17 56,67 % Rendah

122
4 X < 60 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 30 100 %

123
4.1.2. Analisis Nilai Awal Siswa yang diajar tidak Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Kelas Kontrol
Hasil analisis statistik deskriptif nilai awal IPA pada kelas kontrol di kelas VIII.10 yang tidak
menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)

n
Xi
x́ =∑
i=1
n

1890
x́ = 30

x́ = 63
2. Rentang Data (Range)

R = x t−x r
R = 70 – 60
R = 10

3. Jumlah Kelas Interval


K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + (3,3 log 30)
K = 1 + (3,3 x 1,477)
K = 1 + 4,8741
K = 5,8741 (dibulatkan menjadi 6)

4. Panjang Kelas

Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)

10
P=
6

P = 1,67 (dibulatkan menjadi 2)

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi nilai awal kelas kontrol

Kelas Interval F Fk Nilai Tengah %

60 – 61 8 8 60,5 26,67 %

124
62 – 63 10 18 62,5 33,33 %

64 – 65 9 27 64,5 30 %

66 – 67 2 29 66,5 6,67 %

68 – 69 0 29 68,5 0%

70 – 71 1 30 70,5 3,33 %

Jumlah 30 141 393 101

5. Menghitung Varians dan Standar Deviasi


Tabel 4.5 Penentuan Varians dan standar deviasi

No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 60 -3 9
2 65 2 4
3 67 4 16
4 65 2 4
5 62 -1 1
6 62 -1 1
7 60 -3 9
8 62 -1 1
9 62 -1 1
10 65 2 4
11 60 -3 9
12 60 -3 9
13 64 1 1
14 61 -2 4
15 65 2 4
16 70 7 49
17 65 2 4
18 66 3 9
19 61 -2 4
20 60 -3 9
21 62 -1 1
22 62 -1 1
23 60 -3 9
24 65 2 4
25 62 -1 1
26 62 -1 1
27 65 2 4
28 65 2 4
29 63 0 0

125
30 62 -1 1
Jumlah 1890 0 178

6. Menghitung varians sampel menggunakan rumus:

n
n ∑ (x i−x́ )2
s2 = i=1
n−1

178
s2 =
30−1

178
s2 =
29

s2 = 6,137931

7. Menghitung standar deviasi

s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)

178
s=
√ (30−1)

178
s=
√ 29

s = √ 6,137931

s = 2,477

8. Penentuan kecenderungan (Kategori)


Tabel 4.6 Distribusi kategorisasi nilai awal kelas kontrol

Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %

1 X ≥ 65 3 10 % Sangat Tinggi

2 63 ≤ X < 65 9 30 % Tinggi

126
3 60 ≤ X < 63 18 60 % Rendah

4 X < 60 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 30 100 %

4.1.3. Analisis Hasil Belajar Post-test Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Kelas Eksperimen
Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di kelas VIII.3
setelah dilakukan post-test sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)

n
Xi
x́ =∑
i=1
n

2128
x́ = 30

x́ = 70,933

2. Rentang Data (Range)

R = x t−x r
R = 84 – 60
R = 24

3. Jumlah Kelas Interval


K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + (3,3 log 30)
K = 1 + (3,3 x 1,477)
K = 1 + 4,8741
K = 5,8741 (5)

4. Panjang Kelas

Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)

24
P=
5

127
P = 4,8 (dibulatkan menjadi 5)

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi posttest hasil belajar kelas eksperimen

Kelas Interval F Fk Nilai Tengah %

60 – 64 6 6 62 20 %

65 – 69 9 15 67 30 %

70 – 74 9 24 72 30 %

75 – 79 0 24 77 0%

80 – 84 6 30 82 20 %

Jumlah 30 99 360 100

5. Menghitung Varians dan Standar Deviasi


Tabel 4.8 Penentuan Varians dan standar deviasi

No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 72 1,067 1,138489
2 72 1,067 1,138489
3 68 -2,933 8,602489
4 80 9,067 82,21049
5 68 -2,933 8,602489
6 84 13,067 170,7465
7 64 -6,933 48,06649
8 64 -6,933 48,06649
9 72 1,067 1,138489
10 68 -2,933 8,602489
11 72 1,067 1,138489
12 68 -2,933 8,602489
13 60 -10,933 119,5305
14 60 -10,933 119,5305
15 68 -2,933 8,602489
16 64 -6,933 48,06649
17 68 -2,933 8,602489
18 84 13,067 170,7465
19 84 13,067 170,7465
20 72 1,067 1,138489
21 64 -6,933 48,06649
22 68 -2,933 8,602489
23 72 1,067 1,138489
24 72 1,067 1,138489

128
25 80 9,067 82,21049
26 80 9,067 82,21049
27 68 -2,933 8,602489
28 68 -2,933 8,602489
29 72 1,067 1,138489
30 72 1,067 1,138489
Jumlah 2128 0,01 1277,867

6. Menghitung varians sampel menggunakan rumus:

n
n ∑ (x i−x́ )2
s =
2
i=1
n−1

1277,867
s =
2
30−1

1277,867
s2 =
29

s2 = 44,064

7. Menghitung standar deviasi

s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)

1277,867
s=
√ (30−1)

1277,867
s=
√ 29

s = √ 44,064

s = 6,638

8. Penentuan kecenderungan (Kategori)


Tabel 4.9 Distribusi kategorisasi hasil belajar posttest kelas eksperimen

129
Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %

1 X ≥ 77 6 20 % Sangat Tinggi

2 71 ≤ X < 77 9 30 % Tinggi

3 64 ≤ X < 71 13 43,33 % Rendah

4 X < 64 2 6,67 % Sangat Rendah

Jumlah 30 100 %

130
4.1.4. Analisis Hasil Belajar Post-test Siswa yang diajar tidak Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Kelas Kontrol
Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA pada kelas kontrol di kelas VIII.10
setelah dilakukan post-test sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)

n
Xi
x́ =∑
i=1
n

1940
x́ = 30

x́ = 64,667

2. Rentang Data (Range)

R = x t−x r
R = 76 – 52
R = 24

3. Jumlah Kelas Interval


K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + (3,3 log 30)
K = 1 + (3,3 x 1,477)
K = 1 + 4,8741
K = 5,8741

4. Panjang Kelas

Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)

24
P=
5

P = 4,8 (dibulatkan menjadi 5)

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi posttest hasil belajar kelas kontrol

Kelas Interval F Fk Nilai Tengah %

131
52 – 56 3 3 54 10 %

57 – 61 10 13 59 33,33 %

62 – 66 0 13 64 0%

67 – 71 12 25 69 40 %

72 – 76 5 30 74 16,67 %

Jumlah 30 84 320 100

5. Menghitung Varians dan Standar Deviasi


Tabel 4.11 Penentuan Varians dan standar deviasi

No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 76 11,333 128,4369
2 68 3,333 11,10889
3 60 -4,667 21,78089
4 68 3,333 11,10889
5 60 -4,667 21,78089
6 60 -4,667 21,78089
7 60 -4,667 21,78089
8 60 -4,667 21,78089
9 68 3,333 11,10889
10 68 3,333 11,10889
11 68 3,333 11,10889
12 72 7,333 53,77289
13 56 -8,667 75,11689
14 52 -12,667 160,4529
15 60 -4,667 21,78089
16 68 3,333 11,10889
17 68 3,333 11,10889
18 52 -12,667 160,4529
19 72 7,333 53,77289
20 72 7,333 53,77289
21 68 3,333 11,10889
22 68 3,333 11,10889
23 72 7,333 53,77289
24 60 -4,667 21,78089
25 60 -4,667 21,78089
26 60 -4,667 21,78089
27 68 3,333 11,10889
28 60 -4,667 21,78089
29 68 3,333 11,10889
30 68 3,333 11,10889

132
Jumlah 1940 -0,01 1090,667

6. Menghitung varians sampel menggunakan rumus:

n
n ∑ (x i−x́ )2
s =
2
i=1
n−1

1090,667
s2 =
30−1

1090,667
s2 =
29

s2 = 37,609

7. Menghitung standar deviasi

s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)

1090,667
s=
√ (30−1)

1090,667
s=
√ 29

s = √ 37,609

s = 6,133

8. Penentuan kecenderungan (Kategori)


Tabel 4.12 Distribusi kategorisasi hasil belajar posttest kelas kontrol

Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %

1 X ≥ 71 5 16,67 % Sangat Tinggi

2 65 ≤ X < 71 12 40 % Tinggi

3 58 ≤ X < 65 10 33,33 % Rendah

133
4 X < 58 3 10 % Sangat Rendah

Jumlah 30 100 %

Lampiran 5. Hasil Analisis Inferensial

5.1 Uji Normalitas

5.1.1 Hasil Belajar

5.1.1.1. Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) kelas eksperimen.
Diketahui :

X́ =¿ 63,067

SD=¿2,463

nilai tabel kolmogorof – Smirnov :

1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30

Tabel 5.1: Uji normalitas data nilai awal kelas Eksperimen VIII.3

X− X́ Fs | Fx-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)

1 60 1 1 -1,245299476 0,106510844 0,033333333 0,073177511


2 60 1 2 -1,245299476 0,106510844 0,066666667 0,039844177
3 60 1 3 -1,245299476 0,106510844 0,1 0,006510844
4 60 1 4 -1,245299476 0,106510844 0,133333333 0,026822489
5 60 1 5 -1,245299476 0,106510844 0,166666667 0,060155823
6 60 1 6 -1,245299476 0,106510844 0,2 0,093489156
7 61 1 7 -0,83922356 0,200671934 0,233333333 0,032661399

134
8 62 1 8 -0,433147644 0,332453756 0,266666667 0,065787089
9 62 1 9 -0,433147644 0,332453756 0,3 0,032453756
10 62 1 10 -0,433147644 0,332453756 0,333333333 0,000879577
11 62 1 11 -0,433147644 0,332453756 0,366666667 0,034212911
12 62 1 12 -0,433147644 0,332453756 0,4 0,067546244
13 62 1 13 -0,433147644 0,332453756 0,433333333 0,100879577
14 62 1 14 -0,433147644 0,332453756 0,466666667 0,134212911
15 62 1 15 -0,433147644 0,332453756 0,5 0,167546244
16 62 1 16 -0,433147644 0,332453756 0,533333333 0,200879577
17 62 1 17 -0,433147644 0,332453756 0,566666667 0,234212911
18 64 1 18 0,379004188 0,647657623 0,6 0,047657623
19 64 1 19 0,379004188 0,647657623 0,633333333 0,01432429
20 65 1 20 0,785080105 0,783796698 0,666666667 0,117130031
21 65 1 21 0,785080105 0,783796698 0,7 0,083796698
22 65 1 22 0,785080105 0,783796698 0,733333333 0,050463365
23 65 1 23 0,785080105 0,783796698 0,766666667 0,017130031
24 65 1 24 0,785080105 0,783796698 0,8 0,016203302
25 65 1 25 0,785080105 0,783796698 0,833333333 0,049536635
26 65 1 26 0,785080105 0,783796698 0,866666667 0,082869969
27 65 1 27 0,785080105 0,783796698 0,9 0,116203302
28 66 1 28 1,191156021 0,88320383 0,933333333 0,050129504
29 67 1 29 1,597231937 0,944892992 0,966666667 0,021773675
30 70 1 30 2,815459686 0,997564625 1 0,002435375

Untuk α = 0,05 atau 5% dengan n = 30 diperoleh nilai tabel kolmogorof –Smirnov

yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn data nilai awal kelas eksperimen yaitu = 0,234. Jadi nilai

Dn data nilai awal kelas eksperimen 0,234 < 0,248 nilai tabel kolmogorof – Smirnov,

artinya bahwa data nilai awal kelas eksperimen berdistribusi normal.

135
5.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) kelas kontrol.

Diketahui :

X́ =63,0

SD=¿2,477

nilai tabel kolmogorof – Smirnov :

1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30

Tabel 5.2: Uji normalitas data nilai awal kelas Kontrol VIII.10

X− X́ Fs | FT-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)

1 60 1 1 -1,210905502 0,112966 0,033333333 0,079632479


2 60 1 2 -1,210905502 0,112966 0,066666667 0,046299145
3 60 1 3 -1,210905502 0,112966 0,1 0,012965812
4 60 1 4 -1,210905502 0,112966 0,133333333 0,020367521
5 60 1 5 -1,210905502 0,112966 0,166666667 0,053700855
6 60 1 6 -1,210905502 0,112966 0,2 0,087034188
7 61 1 7 -0,807270335 0,209755 0,233333333 0,023577958
8 61 1 8 -0,807270335 0,209755 0,266666667 0,056911291
9 62 1 9 -0,403635167 0,343241 0,3 0,043240511
10 62 1 10 -0,403635167 0,343241 0,333333333 0,009907177
11 62 1 11 -0,403635167 0,343241 0,366666667 0,023426156
12 62 1 12 -0,403635167 0,343241 0,4 0,056759489
13 62 1 13 -0,403635167 0,343241 0,433333333 0,090092823

136
14 62 1 14 -0,403635167 0,343241 0,466666667 0,123426156
15 62 1 15 -0,403635167 0,343241 0,5 0,156759489
16 62 1 16 -0,403635167 0,343241 0,533333333 0,190092823
17 62 1 17 -0,403635167 0,343241 0,566666667 0,223426156
18 63 1 18 0 0,5 0,6 0,1
19 64 1 19 0,403635167 0,656759 0,633333333 0,023426156
20 65 1 20 0,807270335 0,790245 0,666666667 0,123577958
21 65 1 21 0,807270335 0,790245 0,7 0,090244624
22 65 1 22 0,807270335 0,790245 0,733333333 0,056911291
23 65 1 23 0,807270335 0,790245 0,766666667 0,023577958
24 65 1 24 0,807270335 0,790245 0,8 0,009755376
25 65 1 25 0,807270335 0,790245 0,833333333 0,043088709
26 65 1 26 0,807270335 0,790245 0,866666667 0,076422042
27 65 1 27 0,807270335 0,790245 0,9 0,109755376
28 66 1 28 1,210905502 0,887034 0,933333333 0,046299145
29 67 1 29 1,614540669 0,946795 0,966666667 0,019871768
30 70 1 30 2,825446171 0,997639 1 0,002360741

Untuk α = 0,05 atau 5% dengan n = 30 diperoleh nilai tabel kolmogorof –Smirnov

yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn data nilai awal kelas kontrol yaitu = 0,223. Jadi nilai D n

data nilai awal kelas kontrol 0,223 < 0,248 nilai tabel kolmogorof – Smirnov, artinya

bahwa data nilai awal kelas kontrol berdistribusi normal.

137
5.1.1.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar posttest Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) kelas eksperimen.
Diketahui :

X́ =¿ 70,933

SD=¿6,638

nilai tabel kolmogorof – Smirnov :

1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30

Tabel 5.3: Uji normalitas data hasil belajar posttest kelas eksperimen

X− X́ Fs | Fx-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)

1 60
1 1 -1,647057713 0,049773092 0,033333333 0,016439759
2 60
1 2 -1,647057713 0,049773092 0,066666667 0,016893575
3 64
1 3 -1,044475623 0,148132696 0,1 0,048132696
4 64
1 4 -1,044475623 0,148132696 0,133333333 0,014799363
5 64
1 5 -1,044475623 0,148132696 0,166666667 0,018533971
6 64
1 6 -1,044475623 0,148132696 0,2 0,051867304
7 68
1 7 -0,441893533 0,329283125 0,233333333 0,095949792
8 68
1 8 -0,441893533 0,329283125 0,266666667 0,062616459
9 68
1 9 -0,441893533 0,329283125 0,3 0,029283125
10 68
1 10 -0,441893533 0,329283125 0,333333333 0,004050208
11 68
1 11 -0,441893533 0,329283125 0,366666667 0,037383541
12 68
1 12 -0,441893533 0,329283125 0,4 0,070716875
13 68
1 13 -0,441893533 0,329283125 0,433333333 0,104050208
14 68
1 14 -0,441893533 0,329283125 0,466666667 0,137383541
15 68
1 15 -0,441893533 0,329283125 0,5 0,170716875

138
16 72 1 16 0,160688557 0,563830649 0,533333333 0,030497316
17 72 1 17 0,160688557 0,563830649 0,566666667 0,002836018
18 72 1 18 0,160688557 0,563830649 0,6 0,036169351
19 72 1 19 0,160688557 0,563830649 0,633333333 0,069502684
20 72 1 20 0,160688557 0,563830649 0,666666667 0,102836018
21 72 1 21 0,160688557 0,563830649 0,7 0,136169351
22 72 1 22 0,160688557 0,563830649 0,733333333 0,169502684
23 72 1 23 0,160688557 0,563830649 0,766666667 0,202836018
24 72 1 24 0,160688557 0,563830649 0,8 0,236169351
25 80 1 25 1,365852738 0,914007405 0,833333333 0,080674072
26 80 1 26
1,365852738 0,914007405 0,866666667 0,047340739
27 80 1 27 1,365852738 0,914007405 0,9 0,014007405
28 84 1 28 1,968434828 0,975490986 0,933333333 0,042157653
29 84 1 29 1,968434828 0,975490986 0,966666667 0,008824319
30 84 1 30 1,968434828 0,975490986 1 0,024509014

Untuk α = 0,05 atau 5% dengan n = 30 diperoleh nilai tabel kolmogorof – Smirnov

yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn posttest hasil belajar kelas eksperimen yaitu = 0,236. Jadi

nilai Dn posttest hasil belajar kelas eksperimen 0,236 < 0,248 nilai tabel kolmogorof –

Smirnov, artinya bahwa data posttest hasil belajar kelas eksperimen berdistribusi

normal.

139
5.1.1.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar post-test Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) kelas kontrol.
Diketahui :

X́ =64,667

SD=¿6,133

nilai tabel kolmogorof –Smirnov :

1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30

Tabel 5.4: Uji normalitas data hasil belajar post-test kelas Kontrol VIII.10

X− X́ Fs | FT-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)

1 52 1 1 -2,065453018 0,01944 0,033333333 0,013893255


2 52 1 2 -2,065453018 0,01944 0,066666667 0,047226588
3 56 1 3 -1,413204697 0,078798 0,1 0,021202227
4 60 1 4 -0,760956375 0,223342 0,133333333 0,090008229
5 60 1 5 -0,760956375 0,223342 0,166666667 0,056674896
6 60 1 6 -0,760956375 0,223342 0,2 0,023341562
7 60 1 7 -0,760956375 0,223342 0,233333333 0,009991771
8 60 1 8 -0,760956375 0,223342 0,266666667 0,043325104
9 60 1 9 -0,760956375 0,223342 0,3 0,076658438
10 60 1 10 -0,760956375 0,223342 0,333333333 0,109991771
11 60 1 11 -0,760956375 0,223342 0,366666667 0,143325104
12 60 1 12 -0,760956375 0,223342 0,4 0,176658438
13 60 1 13 -0,760956375 0,223342 0,433333333 0,209991771
14 68 1 14 0,543540268 0,706621 0,466666667 0,239954397
15 68 1 15 0,543540268 0,706621 0,5 0,206621063
16 68 1 16 0,543540268 0,706621 0,533333333 0,17328773
17 68 1 17 0,543540268 0,706621 0,566666667 0,139954397

140
18 68 1 18 0,543540268 0,706621 0,6 0,106621063
19 68 1 19 0,543540268 0,706621 0,633333333 0,07328773
20 68 1 20 0,543540268 0,706621 0,666666667 0,039954397
21 68 1 21 0,543540268 0,706621 0,7 0,006621063
22 68 1 22 0,543540268 0,706621 0,733333333 0,02671227
23 68 1 23 0,543540268 0,706621 0,766666667 0,060045603
24 68 1 24 0,543540268 0,706621 0,8 0,093378937
25 68 1 25 0,543540268 0,706621 0,833333333 0,12671227
26 72 1 26 1,195788589 0,88411 0,866666667 0,017443798
27 72 1 27 1,195788589 0,88411 0,9 0,015889535
28 72 1 28 1,195788589 0,88411 0,933333333 0,049222868
29 72 1 29 1,195788589 0,88411 0,966666667 0,082556202
30 76 1 30 1,848036911 0,967701 1 0,032298502

Untuk α = 0,05 atau 5% dengan n = 30 diperoleh nilai tabel kolmogorof – Smirnov

yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn post-test hasil belajar kelas kontrol yaitu = 0,240. Jadi nilai

Dn post-test hasil belajar kelas kontrol 0,240 < 0,248 nilai tabel kolmogorof –Smirnov,

artinya bahwa data post-test hasil belajar kelas kontrol berdistribusi normal.

141
5.2 Uji Homogenitas

5.2.1 Hasil Belajar

5.2.1.1 Uji Homogenitas Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol

Untuk uji homogenitas variansi digunakan rumus

variansi terbesar
F=
variansi terkecil

Hipotesis :

H0 = σ 12= σ 22

H0 =σ 12≠ σ 22

Dari data diperoleh :

Tabel 5.1 Uji homogenitas data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas eksperimen Kelas kontrol


(Model Think Pair Share) (Konvensional)
Hasil belajar
Nilai Awal Nilai Awal
N 30 30

X́ 63,067 63,0

S2 6,064368 6,137931
S 2,463 2,477

1. Uji homogenitas data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol

a. Hasil belajar

6,137931
F=
6,064368

F=¿1,012130365

Pada α = 5% dengan :

dk pembilang = nb – 1 = 30 – 1 = 29

dk penyebut = nb – 1 = 30 – 1 = 29

142
Ftabel = 1,86

Hasil analisis uji homogenitas data nilai awal siswa diperoleh Fhitung yaitu

1,012 dan Ftabel yaitu 1,86. Jadi, Fhitung 1,012 < Ftabel 1,86 maka dapat diartikan

bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.

143
5.2.1.2 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Untuk uji homogenitas variansi digunakan rumus

variansi terbesar
F=
variansi terkecil

Hipotesis :

H0 = σ 12= σ 22

H0 =σ 12≠ σ 22

Dari data diperoleh :

Tabel 5.2 Uji homogenitas data hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Kelas eksperimen Kelas kontrol


(Model Think Pair Share) (Konvensional)

Hasil belajar

Posttest Posttest

N 30 30

X́ 70,933 64,667

S2 44,064 37,609

S 6,638 6,133

2. Uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Hasil belajar

44,064
F=
37,609

F=¿1,171

Pada α = 5% dengan :

dk pembilang = nb – 1 = 30 – 1 = 29

dk penyebut = nb – 1 = 30 – 1 = 29

Ftabel = 1,86

144
Hasil analisis uji homogenitas posttest hasil belajar siswa diperoleh Fhitung yaitu

1,171 dan Ftabel yaitu 1,86. Jadi, Fhitung 1,171 < Ftabel 1,86 maka dapat diartikan

bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.

145
5.3 Uji Hipotesis

5.3.1 Hasil Belajar

5.3.1.1 Uji t Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol

diketahui :

Dimana derajat kebebasan (dk) yang berlaku adalah:


dk = (n1 + n2) – 2)

dk = (30 + 30) – 2)
dk = 60-2
dk = 58
Dengan taraf signifikan 0,05 atau 5 % diperoleh nilai ttabel = 1,67

Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan, jika thitung < ttabel ( ditolak )
H1 = ada perbedaan, jika thitung > ttabel ( diterima )

1. Uji t-tes data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol

Menggunakan rumus t-tes sebagai berikut:

X́ 1− X́ 2
t=
s 21 s22
√ +
n1 n2

63,067 – 63,0
t=
6,06 6,13
√ 30
+
30

0,067
t=
12,19
√ 30

0,067
t=
√ 0,40633
0,067
t=
0,6374

t=0,105

nilai thitung 0,105 < ttabel 1,67 (H1 Ditolak = tidak ada perbedaan)

146
jadi pada data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat

perbedaan artinya kedua kelas tersebut tidak memiliki perbedaan sebelum dilakukan

perlakuan.

Keterangan :

X́ 1 = Rata-rata nilai awal kelas eksperimen

X́ 2 = Rata-rata nilai awal kelas kontrol

S12 = Varians sampel kelas eksperimen

S22 = Varians sampel kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

147
5.3.1.2 Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

diketahui :

Dimana derajat kebebasan (dk) yang berlaku adalah:


dk = (n1 + n2) – 2)

dk = (30 + 30) – 2)
dk = 60-2
dk = 58
Dengan taraf signifikan 0,05 atau 5 % diperoleh nilai ttabel = 1,67

Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan, jika thitung < ttabel ( ditolak )
H1 = ada perbedaan, jika thitung > ttabel ( diterima )

2. Uji t-tes posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

Menggunakan rumus t-tes sebagai berikut:

X́ 1− X́ 2
t=
s 21 s22
√ +
n1 n2

70,933 – 64,667
t=
44,064 37,609
√ 30
+
30

6,266
t=
6,455
√ 30

6,266
t=
√1,2151
6,266
t=
1,1023

t=5,684

nilai thitung 5,684 > ttabel 1,67 (H1 Diterima = ada perbedaan)

148
jadi pada posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat

perbedaan artinya kedua kelas tersebut memiliki perbedaan setelah dilakukan

perlakuan.

Keterangan :

X́ 1 = Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen

X́ 2 = Rata-rata nilai posttest kelas kontrol

S12 = Varians sampel kelas eksperimen

S22 = Varians sampel kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

149
150
151
152
153
154
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS IPA
Jalan Sultan Qaimuddin No. 17 Baruga, Kendari Sulawesi Tenggara Telp/Fax. (0401) 3192081/ 3193710
email : iainkendari@yahoo.co.id website : http://iainkendari.ac.id
JURUSAAN SYARI’AH / AHWAL AL-SYAKHSHIYAH (AS)

PERMOHONAN JUDUL

Kepada Yth.
Ketua Program Studi Tadris
IPA
Di –
Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rinda Natasya Arindi
NIM : 16010107001
Jurusan/Prodi : Pendidikan MIPA/Tadris IPA

Dengan ini mengajukan Judul Skripsi sebagai berikut:


1. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS)
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KETERAMPILAN
BERFIKIR KRITIS SISWA.
2. PENERAPAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR IPA.
3. PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA.

Demikian permohonan Judul Skripsi ini saya ajukan, dengan harapan semoga salah
satu dari Judul Skripsi di atas mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang yaitu
Bapak Ketua Program Studi Tadris IPA, dan atas kerja samanya saya ucapkan terima kasih
banyak.

Kendari, 2 September 2019


Yang Menyetujui Yang Bermohon
Ketua Program Studi Tadris IPA

Hasrin Lamote, S.Pd.,M.Sc Rinda Natasya Arindi


NIP. 198006122003121003 NIM. 16010107001

155
156
157
158
159
160
Dokumentasi

161
162
163
164
165
RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)

A. Data Pribadi
Nama : Rinda Natasya Arindi
Tempat / Tanggal Lahir : Bungguosu, 11 Mei 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Alamat : Jl. Sultan Qaimuddin
Nomor Telepon : 082291986010
Email : rindanatasya0511@gmail.com
Hoby : Membaca

B. Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Bungguosu
SMP/MTS : MTsN 1 Konawe
SMA/MA : MAN 1 Konawe
Perguruan Tinggi : IAIN Kendari

C. Data Orang Tua


Nama Ayah : Jainuddin Suang
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Nama Ibu : Miria Santi
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam

D. Pengalaman Organisasi dan Partisipasi Kegiatan:


1. Sekretaris OSIS MAN 1 Konawe Periode 2014/2015
2. JAMSIMNAS Se-Indonesia tahun 2014
3. PPMP Se-Provinsi tahun 2015
4. Perkemahan Wirakarya XIV Se-Indonesia tahun 2018
5. Pengurus HMPS Prodi IPA periode 2017/2018
6. Ketua Dewan Racana Putri periode 2020/2021

Kendari, 11 Mei 2020


Penulis

Rinda Natasya Arindi

Nim : 16010107001

166
167
168

Anda mungkin juga menyukai