SKRIPSI
Oleh
65
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
IPA TERPADU DI MTs NEGERI 1 KENDARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Oleh
65
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PROGRAM STUDI TADRIS IPA
Jln. Sultan Qaimuddin No.17 Telp(0401 3193710) Fax. 393710 E-mail.stain_kdi@yahoo.co.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs Negeri 1
Kendari” yang ditulis oleh Rinda Natasya Arindi, NIM: 16010107001, mahasiswa Program
Studi Tadris IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, telah diuji dan dipersentasekan dalam
ujian skripsi pada tanggal 15 Juli 2020 M., bertepatan dengan 15 Dzulqaidah 1441 H, dan
dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
DEWAN PENGUJI
Diketahui Oleh:
Dekan,
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa segala informasi dalam skripsi berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA Terpadu Di MTs Negeri 1 Kendari” di bawah bimbingan Ismaun, S.Si., M.Si telah
diperoleh dan disajikan sesuai dengan peraturan akademik dan kode etik IAIN Kendari. Saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Semua
sumber rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah disebutkan di dalam daftar pustaka.
Dengan penuh kesadaran saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri.
Jika kemudian hari terbukti skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiasi, dibuat oleh orang
lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.
Sebagai sivitas akademik Institut Agama Islam Negeri Kendari, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Rinda Natasya Arindi
NIM : 16010107001
Program Studi : Tadris IPA
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut
Agama Islam Negeri Kendari Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs Negeri 1 Kendari”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini
Institut Agama Islam Negeri Kendari berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Kendari
Pada tanggal : 13 Agustus 2020
Yang menyatakan
هَّٰلِل
ِين َربِّ ِ ْٱل َحمْ ُد
َ ْٱل َعالَم
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul:
Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
untuk mengikuti ujian skripsi pada Program Studi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
berkat dukungan dari berbagai pihak, terkhusus kepada kedua orang tua yaitu Ayah yang
bernama Jainuddin Suang dan Ibu bernama Miria Santi yang telah mencurahkan segenap
usaha dan doanya kepada penulis, oleh karena itu terima kasih yang sangat mendalam
disampaikan kepada semua pihak yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak
1. Ibu Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd selaku Rektor IAIN Kendari, para Wakil Rektor,
2. Bapak Dr. Masdin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
3. Bapak Hasrin Lamote S.Pd.,M.Sc. selaku ketua Prodi Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan
mengarahkan dan membimbing penulis selama proses observasi dari awal hingga pada
tahap ini.
5. Bapak Hasrin Lamote S.Pd.,M.Sc dan Ibu Dr. Hj. St. Kuraedah M.Ag sebagai dewan
penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis.
6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari
yang ramah dan cekatan dalam melayani setiap keluhan penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
7. Bapak La Duku, S.Ag., M.Pd selaku kepala sekolah MTsN 1 Kendari yang telah
8. Pihak sekolah serta siswa dan siswi di MTsN 1 Kendari yang telah berkenan menjadi
subjek penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Tadris IPA Angkatan 2016, yang selalu bersama-
sama saling membantu dan memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kebersamaan
kita membawa kenangan indah dan bermanfaat. Mohon maaf atas segala salah dan
khilaf.
10. Kepada sahabat-sahabat penulis yang tak sempat disebutkan namanya satu persatu
dengan ini saya ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini pasti memiiliki kekurangan. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis berharap agar segenap pembaca berkenan memberikan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan pengembangan keilmuan
dikesempatan berikutnya.
vi
Akhirnya kepada Allah SWT penulis menghaturkan rasa syukur karena skripsi ini
dapat terselesaikan, semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Allahumma
Aamiin.
vii
ABSTRAK
Rinda Natasya Arindi NIM. 16010107001. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di MTs
Negeri 1 Kendari. Dibimbing Oleh: Ismaun, S.Si., M.Si
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa yang salah satunya
disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Sehingga peneliti
melakukan eksperimen pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), (2) Pengaruh
penggunaan model pembelajaran Think Pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA Terpadu di MTs Negeri 1 Kendari. Penelitian ini menggunakan model
rancangan Control Group Posttest Design. Pendekatan ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Experimental. Instrumen yang digunakan adalah
hasil tes belajar kognitif siswa dengan materi Sistem Pernapasan pada Manusia. Populasi
penelitian adalah kelas VIII MTs Negeri 1 Kendari Tahun Ajaran 2019/2020. Sampel
penelitian adalah kelas VIII.3 berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10
berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol, yang diperoleh melalui teknik Purposive
Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest 70,933 pada kelas eksperimen, sedangkan pada
kelas kontrol nilai rata-rata posttest 64,667. Kriteria penilaian keberhasilan belajar dalam
penelitian eksperimen ini adalah baik, karena terdapat 80 % siswa yang berhasil mencapai
KKM yaitu 67 dari jumlah keseluruhan siswa. (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu,
ditunjukkan pada hasil uji thitung = 5,684 > ttabel = 1,67.
Kata Kunci : Hasil belajar, model Think Pair Share (TPS), sistem pernapasan
pada manusia
ABSTRACT
Rinda Natasya Arindi NIM. 16010107001. The Effect of Think Pair Share (TPS)
Learning Model on Student Learning Outcomes in Integrated Science Subjects in State
MTs 1 Kendari. Supervised by: Ismaun, S.Sc., M.Sc.
This research was motivated by the low student learning outcomes, one of which was
caused by the use of learning models that were less varied. So the researcher conducted a
learning experiment using the Think Pair Share (TPS) learning model. This study aimed to
determine: (1) Differences in student learning outcomes by using Think Pair Share (TPS)
learning models, (2) The influence of the use of Think Pair share learning models (TPS) on
student learning outcomes in Integrated Science subjects in State MTs 1 Kendari. This study
used a Posttest Design Control Group design model. This approach used a quantitative
approach to the type of Quasi Experimental research. The instrument used was the results of
students' cognitive learning tests with respiratory system material in humans. The population
of the study was class VIII Negeri 1 Kendari MTs Academic Year 2019/2020. The research
sample is class VIII.3 with 30 students as the experimental class and class VIII.10 with 30
students as the control class, obtained through the purposive sampling technique. The results
showed that (1) There were differences in student learning outcomes indicated by an average
posttest score of 70,933 in the experimental class, while in the control class the posttest
average value was 64,667. The criteria for evaluating learning success in this experimental
study was good, because there were 80% of students who successfully reach the KKM which
is 67 of the total number of students. (2) There was an influence of Think Pair Share (TPS)
learning model on student learning outcomes in Integrated Science subjects, indicated in the
results of tcount = 5,684 > ttable = 1,67.
Keywords: Learning outcomes, Think Pair Share (TPS) model, respiratory system in
humans
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1........................................................................................................... Latar
Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah........................................................................ 5
1.3. Batasan Masalah............................................................................. 5
1.4. Rumusan Masalah........................................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
1.6. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
1.6.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 7
1.6.2 Manfaat Praktis..................................................................... 7
1.7. Definisi Operasional....................................................................... 7
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 57
5.2. Saran................................................................................................. 58
5.3. Keterbatasan Peneliti........................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................ 65
xi
DAFTAR TABEL
xiv
(TPS) Kelas Eksperimen..................................................... 130
5.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Nilai Awal Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Kontrol............................................................ 132
5.1.1.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Posttest
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Eksperimen..................................................... 134
5.1.1.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Posttest Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) Kelas Kontrol............................................................ 136
5.2 Uji Homogenitas.................................................................................... 138
5.2.1 Hasil Belajar.................................................................................. 138
5.2.1.1 Uji Homogenitas Nilai Awal Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 138
5.2.1.2 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 140
5.3 Uji Hipotesis.......................................................................................... 142
5.3.1 Hasil Belajar.................................................................................. 142
5.3.1.1 Uji t Nilai Awal Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 142
5.3.1.2 Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 144
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten berdasarkan berbagai pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam
kehidupan. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan
sebagai sarana mencapai cita-cita. Akan tetapi dibalik itu semakin tinggi cita-cita yang akan
diraih maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena dorongan oleh tuntutan hidup (rising
berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas
pendidikan bangsa itu sendiri. Kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya
manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu pendidikan merupakan wadah yang
bermutu tinggi. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah interaksi pendidik dan peserta didik
dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum
Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini, masih jauh dari yang diharapkan. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui
xvi
berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan
buku, alat pelajaran, dan perbaikan sarana prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun, berbagai indikator mutu pendidikan tersebut belum
Proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh guru sehingga belum
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan
proses berpikir. Cara guru mengajar yang hanya satu arah (teacher centered) menyebabkan
penumpukan informasi atau konsep saja yang kurang bermanfaat bagi siswa. Guru selalu
menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar
berpusat pada guru beralih pada siswa (student centered) (Setyorini, 2011, h. 52).
Ilmu Pengetahuan Alam mengkaji berbagai fenomena atau gejala alam baik pada
makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam semesta. Sehingga penerapannya,
IPA juga memiliki peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia, baik dalam hal
manusia menerapkan teknologi yang dipakai untuk menunjang kehidupannya, maupun dalam
hal menerapkan konsep IPA dalam kehidupan bermasyarakat (Isnaeni, 2015, h. 2).
wawancara peneliti dengan beberapa siswa menunjukkan sebagian besar siswa kurang
termotivasi mengikuti pembelajaran IPA, hal ini disebabkan karena dalam proses
pembelajaran siswa masih pasif dan kurang berperan dalam pembelajaran, proses
pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga siswa cenderung menerima apa saja
yang disampaikan guru. Proses pembelajaran seperti ini biasanya dengan melakukan
xvii
pembelajaran dengan ceramah, memberi penjelasan tentang materi yang diajar dan
dilanjutkan dengan pemberian tugas. Akibatnya, hasil belajar siswa banyak yang tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA Terpadu yaitu 67.
Salah satu penelitian terkait dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Pintor
Simamora dan Asmidar Dalimunthe yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Think
Pair Share (TPS) Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Adapun
perbedaannya adalah Pintor Simamora dan Asmidar Dalimunthe meneliti dengan berbantuan
peta konsep untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan peneliti memanfaatkan metode
permainan pada saat pembelajaran berlangsung atau pada saat akan mengundi kelompok
pasangan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Jadi bagi kelompok pasangan yang
kalah dalam permainan, maka kelompok tersebut akan tampil mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi
diantaranya peserta didik kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa
lebih berperan sebagai penerima informasi pasif, bukan sebagai subjek yang melakukan
aktivitas belajar, dan penerapan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Salah satu
model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS atau yang sering disebut juga dengan
menekankan pada kesadaran siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar
dan keterampilan tersebut kepada siswa yang lainnya. Model Pembelajaran TPS merupakan
model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
xviii
memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu dengan
dapat mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri yaitu dengan membuat
siswa untuk mencari ilustrasi dari informasi yang diberikan oleh guru untuk kemudian
dibangun pola-pola berpikir tertentu. Pembangunan pola-pola berpikir ini dilakukan secara
induktif. Proses berfikir, berdiskusi dan membagikan informasi pengetahuan untuk teman
lainnya dapat melatih kemampuan berfikir kritis siswa serta akan berdampak baik pula pada
hasil belajar mereka. Proses belajar secara induktif dapat diterapkan dalam model
pembelajaran TPS.
Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap
1. Banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 67.
2. Kurangnya kerja sama antara guru dan siswa ataupun siswa dan siswa.
4. Metode dan model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi.
diangkat dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada materi
Sistem Pernapasan Pada Manusia dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di
xix
1.4. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas
2. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi Sistem Pernapasan Pada Manusia di
MTsN 1 Kendari?
konvensional di kelas kontrol pada materi Sistem Pernapasan Pada Manusia di MTsN 1
Kendari.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi Sistem Pernapasan Pada
xx
1.6.1 Manfaat teoritis yaitu :
1. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan,
karena temuan penelitian adalah temuan yang bersumber dari fakta empiris yang didukung
1. Bagi siswa, meningkatkan motivasi, keaktifan dan kerjasama antar peserta didik kelas VIII
pada mata pelajaran IPA Terpadu dalam membangun rasa percaya diri dan kerjasama
2. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru yang berperan fasilitator,
4. Bagi pembaca, untuk memotivasi pembaca sebagai acauan dalam menyusun sebuah skripsi
Supaya lebih terarah dan tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan penafsiran, maka perlu
xxi
sehingga data yang dikumpulkan dapat menjawab atau memberi solusi masalah-
disiplin atau antar disiplin ilmu yang bersifat holistik, bermakna, dan
2. Model Think Pair Share (TPS) adalah suatu model pembelajaran yang
Model Pembelajaran Think Pair Share atau berpikir berpasangan ini pertama
Maryland pada tahun 1997. Model Pembelajaran Think Pair Share sangat
materi pelajaran yang telah diajarkan guru kepada siswa terhadap tujuan
mengajar di sekolah dalam bentuk nilai atau angka-angka. Hasil belajar yang
akan diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif siswa.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis
berkembang melalui metode ilmiah berupa kumpulan data hasil observasi dan
22
BAB II
KAJIAN TEORI
dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran serta terpadu dalam dan
kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara
23
Lain halnya dengan pendapat Beans dalam Sarwiji Suwandi bahwa istilah
pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran dan memiliki beberapa ciri: “(a) berpusat pada siswa (student
langsung; dan (c) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas” (Sarwiji, 2006,
h. 231).
bahasan dalam satu disiplin atau antar disiplin ilmu bersifat holistik, bermakna,
membedakannya dengan konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan
(a) holistik, yaitu suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk
10
memahami suatu peristiwa dari beberapa sisi; (b) bermakna yaitu keterkaitan
antara konsep yang dipelajari dan diharapkan mampu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari; (c) aktif yaitu siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
dapat memotivasi anak dalam belajar (Depdiknas, 2006, h. 82).
secara alami dan bukan artifisial. Pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada
kolaboratif dan reflektif serta interpretasi. Kedua, mengajar IPA adalah menata
yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat. Landasan normatif
11
bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga kebiasaan, persepsi,
cita, keinginan dan harapan. Hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan
dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Misalnya pemuasan
Hasil belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh peserta
didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing bidang studi
kemampun sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan (Wina, 2008, h. 13).
yang telah diajarkan guru kepada perserta didik terhadap tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan setelah peserta didik mengalami proses belajar mengajar di
12
2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Hasil belajar yang
diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor yang
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi: faktor intern dan ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
faktor kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu.
Faktor ekstern meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat
garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal (Alisuf, 2010, h.
59-60).
1. Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta
13
2.1.2.2.2. Faktor-faktor eksternal siswa
1. Faktor lingkungan siswa, faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor
lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara,
waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua,
2. Faktor instrumental, yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau
sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru,
hasil belajar adalah faktor yang bersumber dari dalam dirinya sendiri (internal)
yang meliputi fisiologis (jasmani) dan psikologis. Faktor yang bersumber dari
siswa.
eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan
14
saling membantu dengan sesama temannya. Model pembelajaran ini dapat
hasil belajar siswa dan kecakapan akademiknya. Siswa dilatih bernalar dan dapat
berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga
Semakin banyak interaksi yang terjalin oleh peserta didik dalam berfikir dan
menjawab berarti tingkat pengetahuan peserta didik lebih tinggi, sehingga jika
peserta didik dapat berinteraksi, berfikir dan menjawab dengan baik diharapkan
hasil belajar yang dicapai akan lebih meningkat (Nurhaeda, 2016, h. 42).
Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi waktu
siswa untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan
1. Think (berpikir)
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan
15
hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan
2. Pairs (berpasangan)
Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa
3. Share (berbagi)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju
terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk
dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda (Dwi, 2017, h. 330).
seluruh rekan. Secara tidak langsung, teknik ini membiarkan kelompok belajar
16
3. Pada tahap konstruksi pengetahuan, para siswa akan menemukan apa yang
mereka lakukan.
4. Guru memiliki waktu untuk berpikir dengan baik dan lebih cenderung
kompleks.
yang cukup untuk mendiskusikan ide-ide mereka satu sama lain dan karena itu,
tanggapan yang diterima lebih sering berupa intelektual singkat karena siswa
strategi pemahaman, aspek bahasa lisan dan sikap (Rudiyanto, 2013, h. 2).
1. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.
3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang
4. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena
dilakukan terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, dan adapun
17
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dapat
18
Ni Kadek Afri Adapun perbedaannya Adapun persamaannya
Ariantini dkk. (2017) Ni Kadek Afri Ariantini adalah Ni Kadek Afri
dalam penelitiannya meneliti pengaruh Ariantini dan penulis
tentang “Pengaruh model pembelajaran sama-sama menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share model pembelajaran TPS
Think Pair Share terhadap hasil belajar untuk mengetahui hasil
Terhadap Hasil IPA siswa kelas V SD belajar siswa dalam
3 Belajar IPA Siswa gugus II kecamatan penelitiannya
Kelas V SD Gugus II melaya, sedangkan
Kecamatan Melaya.” penulis meneliti
(Ni Kadek, 2017). pengaruh model
pembelajaran (TPS)
terhadap hasil belajar
siswa pada mata
pelajaran IPA terpadu
Dari beberapa penelitian yang dikemukakan diatas, ada aspek-aspek
tertentu yang memiliki kesamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada model
yang digunakan yang membahas tentang model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) dan hasil belajar. Namun persamaan tersebut tidak menyangkut substansi
yang diteliti karena rumusan masalah yang diteliti dalam proposal penelitian ini
Hasil belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap
kegiatan dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas, dalam hal ini hasil belajar yang
meliputi keaktifan, keterampilan proses, motivasi, dan prestasi belajar. Hasil belajar
merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam
perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Dalam proses mengajar, siswa
setelah menerima pengalam belajar tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar
diketahui setelah siswa mengerjakan tes yang diberikan ketika materi pembelajaran
19
Hasil belajar yang dimaksud adalah perolehan skor pada mata pelajaran IPA
aspek kognitif atau pengetahuan. Pada kelas VIII MTsN 1 Kendari diperoleh data yang
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA masih
tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang
untuk belajar karena siswa hanya menerima pengetahuan saja tanpa berbuat. Oleh sebab
itu perlu adanya penggunaaan model pembelajaran dan media yang bervariasi sehingga
dapat mengurangi kejenuhan dan suasana yang monoton dalam proses belajar.
menyampaikan pelajaran IPA adalah model Think Pair Share (TPS), dengan alasan
bahwa model ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif
melalui berkerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih
Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. Peneliti berasumsi bahwa
masalah dalam pembelajaran IPA akan menarik apabila dipecahkan dengan menggunakan
model Think Pair Share (TPS). Penerapan proses pembelajaran pada penelitian ini,
dimulai dari kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan model Think
Pair Share (TPS), sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Kemudian
diakhir pembelajaran, siswa diberikan soal post-test. Pemberian perlakuan berupa model
Think Pair Share (TPS) di kelas eksperimen diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan
20
nilai post-test hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Guru dalam
Aktivitas dan hasil
pembelajaran IPA
belajar siswa pada
Terpadu menerapkan
Tindak an Model Pembelajaran
mata pelajaran IPA
Terpadu meningkat
Think Pair Share (TPS)
Diharapkan dengan
menerapkan model
pembelajaran Think Pair
Kondisi Share (TPS) aktivitas dan
hasil belajar siswa
Akhir Gambar 2.1 Kerangka Berpikir meningkat.
Think Pair Share (TPS) berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
di MTsN 1 Kendari.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Melalui penelitian hasil uji coba eksperimen ini, penulis berusaha menemukan
data-data kuantitatif terkait dengan kemampuan hasil belajar siswa. Data yang
Jl. Antero Hamra No. 2, Bende, Kec. Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
93461.
22
3.3. Populasi dan Sampel
Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut
sampel atau cuplikan. Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi diantaranya
adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Yang dapat diambil sebagai
sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang
Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam pengambilan sampel ada
dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih
harus mewakili. Untuk itu perlu ada cara memilih agar benar-benar mewakili semua
populasi yang ada. Berikut adalah gambar diagramatis alur pemikiran antara populasi
23
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap
di MTsN 1 Kendari Tahun Ajaran 2019-2020, seperti yang terlihat pada Tabel 3.1
berikut:
2. Masing-masing kelas dipilah menjadi dua yaitu kelompok yang kemampuan awal
24
awal tinggi dan tinggi kedua dilakukan dengan melihat nilai rata-rata prestasi
belajar setiap kelas. Kriteria pengelompokkan kemampuan awal tinggi dan tinggi
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel di atas, maka sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII
3 dan siswa kelas VIII 10 karena mimiliki nilai rata-rata relatif sama yaitu kelas VIII 3
memiliki nilai rata-rata 63,067 dan kelas VIII 10 memiliki nilai rata-rata 63,0
akan dijadikan kelas eksperimen agar kedua kelas yang hampir homogen memiliki
dengan menuliskan masing-masing kelas pada dua kertas dan digulung, gulungan
yang jatuh pertama dinyatakan sebagai kelas eksperimen dan gulungan yang tersisa
adalah kelas kontrol. Hasil dari pengundian tersebut dapat ditentukan bahwa siswa
kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan diajarkan
25
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), dan siswa kelas VIII 10
sebagai kelas kontrol yang tidak diajarkan menggunakan model pembelajaran tersebut,
konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Selanjutnya kerlinger menyatakan bahwa
variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda (different vallues)” (Sudaryono, dkk, 2013, h. 20). Dengan demikian variabel
itu merupakan sesuatu hal yang bervariasi. Sedangkan menurut Drs. Sumadi
Suryabrata “variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor–
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti” (Sumadi, 2016, h.
25).
Variabel penelitian menurut sugiyono adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
26
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu model pembelajaran Think Pair
Share (TPS).
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Dalam
terdapat satu variabel independen dan 1 variabel dependen yang akan diteliti.
X Y
Gambar 3.2 Paradigma Variabel Penelitian
penelitian eksperimen dalam penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
yang bertujuan untuk membuat pola pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa melalui penerapan model pembelajaran
tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan desain Control Group Posttest
Design, yakni menempatkan subjek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang
27
Mekanisme penelitian dari kedua kelas tersebut dilukiskan dalam Tabel 3.3
berikut :
Eksperimen X TE
Kontrol - TK
Keterangan :
X = Perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dalam pembelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia.
TE = Tes akhir yang diberikan pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran.
TK = Tes akhir yang diberikan pada kelompok kontrol setelah pembelajaran.
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan peneliti dalam mengolah data
ataupun mengukur sesuatu yang diamati. Jumlah instrumen penelitian tergantung
variabel penelitian yang telah ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen mengukur hasil
belajar siswa pada aspek kognitif pada pembelajaran IPA setelah diberi perlakuan
(treatment). Instrumen penelitian variabel hasil belajar ini berupa perangkat tes
formatif tipe soal pilihan ganda berjumlah 25 soal dengan pilihan jawaban A, B, C,
dan D yang diberikan pada siswa pada akhir materi yang telah ditentukan.
28
Agar mendapat hasil yang memuaskan peneliti menyusun rancangan kisi-kisi
instrumen penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Instrumen Hasil Belajar
Nomor Urut Soal
NO Indikator Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5
6. Menganalisis dampak
pencernaran udara
terhadap kesehatan 21,25 2
sistem pernapasan
manusia
Dalam penelitian ini teknik mengumpulkan datanya dapat diuraikan
sebagai Berikut :
3.5.1. Dokumentasi
29
mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam proses pembelajaran melalui
3.5.2. Tes
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk menguji kemampuan
siswa dalam pembelajaran IPA pada materi sistem pernapasan pada manusia
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Tes dilakukan
pernapasan pada manusia yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk
mendapatkan instrumen yang valid. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian
adalah instrumen tes pengetahuan. Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument.” Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan
r M p −M P
pbis =
St
t
=
√
q
30
Keterangan :
rpbis = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor siswa total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1 – p)
St = standar deviasi dari skor total
n = jumlah siswa
setelah dihitung thitung dan dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan 5%
dengan dk = n-1, jika rhitung> rtabel maka butir soal dikatakan valid.
1 Valid 1,2,3,4,6,7,8,9,11,14,18,19,20,23,25,26,29,30, 25
31,35,41,43,45,46,47.
5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,28,32,33,34,3
2 Tidak Valid 25
6,37,38,39,40,42,44,48,49,50.
Jumlah 50
Dari hasil uji coba terdapat 25 soal valid dan 25 soal tidak valid. Butir soal
yang termasuk dalam criteria valid digunakan pada penelitian, sedangkan butir
didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini
diperoleh dari soal yang telah diujikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam
analisis butir soal adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: “tingkat kesukaran
31
butir soal, daya pembeda butir soal, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
B
P=
JS
Keterangan:
P = tingkat kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
2,5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,32,33,36,38,39,40,4
1 Mudah 20
2,44,
1,3,4,6,7,9,11,18,19,20,23,25,26,28,29,30,31,34,35,37,
2 Sedang 28
41,43,45,46,47,48,49,50
3 Sukar 8,14, 2
Jumlah 50
manusia terdapat 20 soal mudah, 28 soal sedang dan 2 soal sukar. Kriteria soal
32
yang dipakai adalah soal yang valid, reliable, mempunyai tingkat kesukaran baik,
mudah, sedang atau sukar serta daya pembeda cukup baik dan baik.
2. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).
BA BB
P= − =P A −PB
J A JB
Keterangan:
P = tingkat kesukaran
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
BA
PA= , Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
PB = , Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
33
Hasil Analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut :
Kriteria
No Nomor Soal Jumlah
Soal
Baik
1 1,41,43,46,47 5
sekali
2 Baik 2,6,8,9,11,18,19,20,23,25,26,28,29,30,31,35,45 17
3 Cukup 3,4,7,14,34,50 6
5,10,12,13,15,16,17,21,22,24,27,32,33,36,37,38,39,40,
4 Jelek 22
42,44,48,49
Jumlah 50
Dari Tabel 3.7 diketahui bahwa soal uji coba materi sistem pernapasan pada
manusia terdapat 5 soal dengan kriteria baik sekali, terdapat 17 soal baik, 6 soal
cukup, dan 22 soal jelek. Soal yang memiliki daya beda jelek tidak digunakan
dalam penelitian ini. Sedangkan yang digunakan yaitu soal yang tergolong kriteria
Teknik analisis data penilitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan
inferensial.
34
Analisis statistika deskriptif, yaitu menghitung rata-rata, median, modus, standar
Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar
Rumusnya adalah:
R=xt −x r
Keterangan:
R = Rentang
xt = Data terbesar dalam kelompok
xr = Data terkecil dalam kelompok (Kadir, 2015, h. 63)
Keterangan:
K : Jumlah kelas data
n : Jumlah data observasi
Log : Logaritma (Sugiyono, 2018, h. 37)
Rentang data( R)
Panjang kelas(P)= (Suharsimi, 2008, h. 87)
Jumlah kelas( K )
35
Keterangan:
P = panjang kelas
R = rentang data
K = jumlah kelas interval
terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan standar deviasi adalah nilai statistik yang
seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilai sampel atau akar dari
Rumus varian:
n
n ∑ ( xi −x́)2
s2= i=1
n−1
s=
√ ∑ ( x i− x́ )2
i=1
(n−1)
Keterangan:
S2 : Varian
S : Standar Deviasi
36
Xi : Nilai x ke-i
x̅ : Rata-rata
n : Jumlah sampel (Budiyono, 2009, h. 248).
∑F
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = persentase
∑ F = jumlah frekuensi
N = jumlah responden (Sudiono, 2006, h. 14)
diperoleh masing-masing variabel. Dari skor tersebut kemudian dibagi menjadi empat
kategori. Pengkategorian dilaksanakan berdasarkan Mean (M) dan Standar Deviasi (S)
berikut:
X ≥ (M + S ) : sangat tinggi
M ≤ X < (M+S) : tinggi
(M - S) ≤ X < M : rendah
Di bawah (M-S) :sangat rendah (Mardapi, 2008, h. 37)
3.7.1.7. Rata-rata
37
Setelah pengumpulan data pada kelas eksperimen dan kontrol, selanjutnya
membandingkan skor dari hasil pengukuran post-test. Hal tersebut untuk bahan
pertimbangan tindakan selanjutnya. Skor pengukuran rata-rata tes akhir setelah diberi
∑ Xi
x́= i=1
n
Keterangan:
x́= rata-rata nilai
Xi = data ke-i sampai ke-n
n = banyaknya data (Kadir, 2015, h. 53)
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal (tidak menceng ke kiri atau ke kanan). Hal
ini juga dinyatakan Imam bahwa data harus memiliki distribusi normal. Salah satu uji
38
yang bisa digunakan untuk menguji normalitas data adalah Kolmogorof-Smirnov test
2013, h. 38-39)
1. Data hasil pengamatan variabel Y diurutkan dari yang terkecil hingga data yang
terbesar.
X− X́
Z=
S
Dimana :
X́ = Skor rata-rata (mean)
S= Standar deviasi
X = Sample
4. Menentukan proposi distribusi frekuensi setiap data yang sudah diurutkan dan
Fk
Fs=
X́
|Fx−Fs|
39
1,36
Dtabel = , dimana n adalah banyaknya sampel.
√n
8. Kriteria untuk pengambilan keputusan
Jika Dn < Dtabel, maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Jika Dn > Dtabel, maka data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
2 2 2
S=2
(√ n ∑ X 2−( ∑ X )
n ( n−1 ) ) =
n ∑ X 2− ( ∑ X )
n ( n−1 )
Variansterbesar
Fhitung ¿
Varians terkecil
40
6. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembilang = na – 1, dan dk2 =
terkecil.
variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiono, 2010, h. 273). Dalam penelitian ini,
untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih tinggi dari pada siswa yang tidak diberi
Uji t-test komparatif dua sample independen kriteria data diperoleh dari 𝑛1 = 𝑛2
dengan varians homogen maka pengujian hipotesis digunakan uji-t komparatif dua
X´ 1− X´ 2
t=
s 21 s 22
√ +
n1 n 2
41
Keterangan :
X́ 1 = Nilai rata-rata sampel 1 S22 = Variansi sampel 2
X́ 2 = Nilai rata-rata sampel 2 n1 = Jumlah sampel 1
S12 = Variansi sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2
memperoleh satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengontrolan terhadap
variabel ini berguna untuk matching kelas eksperimen dan kelas kontrol. Matching
Dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak
yang sama. Apabila terjadi perbedaan kemampuan pada kedua kelas tersebut semata-
42
dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS), peserta didik, guru, dan peneliti.
Guru sebagai pelaku manipulasi proses belajar-mengajar dan peneliti sebagai pelaku
dengan menggunakan strategi model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
kelas eksperimen. Siswa berperan sebagai sasaran manipulasi. Pada kelas eksperimen,
siswa yang menggunakan strategi model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat
diberikan oleh guru. Sementara itu, pada kelas kontrol siswa mendapatkan
post-tes dengan materi yang sama. Pemberian post-tes dimaksudkan untuk melihat
diberikan perlakuan. Selain itu, untuk membandingkan dengan nilai yang dicapai
siswa, apakah hasil untuk materi sistem pernapasan manusia sama, semakin meningkat
Diagram alur prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.
43
Gambar 3.3 Alur Prosedur Penelitian
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Data pada penelitian ini dikumpul berupa dokumentasi dan tes pada saat
langsung mengenai keadaan guru dan peserta didik pada sekolah tempat
meneliti, data nilai-nilai siswa yang dibutuhkan oleh peneliti serta foto-foto
digunakan peneliti untuk mengetahuai hasil belajar siswa terkait materi yang telah
diajarkan. Tes yang digunakan penelitian ini adalah tes hasil belajar IPA Terpadu
Hasil observasi tersebut muncul salah satu masalah dari guru, yaitu model
perhatian belajar siswa. Solusi dari masalah tersebut, peneliti menawarkan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk digunakan dalam penelitian. Sebelum
seimbang. Oleh karena itu dilakukan uji kesamaan dua varian atau sering disebut
uji homogenitas, yang diambil dari nilai ulangan pada materi sebelumnya. Setelah
(TPS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA terpadu dengan materi
45
Sistem Pernapasan pada Manusia yang dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kendari.
Data hasil belajar siswa berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan meliputi
data hasil belajar yang diambil menggunakan nilai posttest dari dua kelas yang
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan kelas kontrol dalam pembelajaran tidak
konvensional.
seberapa besar pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
hasil belajar siswa, maka hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol akan
dianalisis.
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa MTs Negeri 1 Kendari pada mata pelajaran IPA Terpadu. dimana H1
diterima dan H0 ditolak, maka terdapat pengaruh hasil belajar yang menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kelas VIII MTs Negeri 1
Kendari.
46
4.1.1.1. Analisis deskripsi data hasil belajar nilai awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 4, h. 134, hasil belajar
siswa sebelum diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dan peserta didik yang tidak diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair
Kelas
Eksperimen Kontrol
Statistik
Hasil belajar nilai Hasil belajar nilai
awal awal
N 30 30
Mean 63,067 63,0
Nilai maksimum 70 70
Nilai minimum 60 60
Varians 6,06 6,13
Standar Deviasi 2,463 2,477
nilai minimum, varians dan standar deviasi data yang diperoleh dari hasil nilai
awal yaitu sama. Jadi, kedua kelas tersebut berangkat dari kemampuan yang sama
4.1.1.2. Analisis deskripsi hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 4, h. 140, hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan
siswa yang tidak diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
47
Tabel 4.2; Data hasil belajar posttest
Kelas
Statistik Eksperimen Kontrol
Hasil belajar posttest Hasil belajar posttest
N 30 30
Mean 70,933 64,667
Nilai maksimum 84 76
Nilai minimum 60 52
Varians 44,064 37,609
Standar Deviasi 6,638 6,133
minimum, varians dan standar deviasi data yang diperoleh dari hasil tes yang
Setelah memperoleh data hasil belajar IPA pada kelas yang diajar
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan kelas yang diajar
(uji asumsi), yaitu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas dan selanjutnya
48
digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorov - Smirnov. Pengujian ini data
berdistribusi normal jika D hitung < D tabel, sedangkan jika D hitung > D tabel maka data
Tabel 4.3; Uji Normalitas nilai awal kelas eksperimen dan kontrol
Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai D hitung < D tabel (taraf signifikansi α
= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan perlakuan (nilai awal)
adalah normal. Data hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 130.
Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai D hitung < D tabel (taraf signifikansi α
= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar
49
(posttest) kelas eksperimen setelah dilakukan perlakuan model pembelajaran
Think Pair Share dan sebaran data untuk variabel hasil belajar (posttest) kelas
Data hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 134 dan 136.
perlakuan model pembelajaran Think Pair Share (nilai posttest) pada kelas
homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat melakukan pada tahap analisa dan
Tabel 4.5; Uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol (Nilai awal
dan Posttest)
50
Perlakua Eksperimen F hitung Nb F tabel Α Ket
n dan Kontrol
Hasil perhitungan yang diperoleh, nilai F hitung < F tabel (taraf signifikansi α
= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar dari
Adapun variabel hasil belajar dari sampel setelah dilakukan perlakuan dan tidak
dilakukan perlakuan (posttest) adalah homogen yang artinya H0 diterima. Hasil uji
bahwa data nilai awal sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan model
menggunakan uji t-tes komparatif dua sample independen. Uji-t digunakan untuk
1) Hipotesis
51
H0 : “tidak ada pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
2) Kriteria pengujian
3) Keputusan
– 2 = 58) dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5 % adalah 1,67. Hasil uji t
komparatif dua sample independent dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Keterangan :
μ1 = hasil belajar posttest kelas eksperimen
μ2 = hasil belajar posttest kelas kontrol
Membandingkan besarnya nilai thitung dan besar ttabel maka dapat diketahui
nilai awal thitung < ttabel yaitu 0,105 < 1,67, artinya kedua kelas tersebut tidak
memiliki perbedaan yang ditunjukkan pada nilai hasil belajar kelas eksperimen
sebesar 63,067 dan kelas kontrol sebesar 63,0. Adapun pada posttest t hitung > ttabel
52
yaitu 5,684 > 1,67. Hasil thitung > ttabel, maka H1 diterima, hal ini berarti hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih
tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS), ditunjukkan pada nilai posttest hasil belajar kelas eksperimen
sebesar 70,933 dan kelas kontrol sebesar 64,667. Hasil perhitungan uji t hasil
4.2. Pembahasan
kegiatan belajar dan diwujudkan dalam angka maupun simbol. Jadi dapat
dikatakan hasil belajar juga sama dengan prestasi belajar yang merupakan salah
38) hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan
Hasil belajar yang baik dapat dicapai dengan kualitas pembelajaran yang
efektif dan efisien. Suatu proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif
dan efisien terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan
dapat memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih baik bagi siswa.
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan hasil analisis data awal
diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen (VIII.3) adalah 63,067 dengan
simpangan baku (S) adalah 2,463. Sementaara nilai rata-rata kelas kontrol
53
(VIII.10) adalah 63,0 dengan simpangan baku (S) adalah 2,477. Sehingga dari
analisis data awal menunjukkan bahwa diperoleh x2 hitung < x2 tabel baik pada uji
normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kedua kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberi
Think Pair Share (TPS) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
berakhir, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes akhir yang sama,
item soal pilihan ganda dengan 4 pilihan. Berdasarkan hasil tes yang telah
simpangan baku (S) 6,638. Sementara rata-rata nilai kelas kontrol 64,667 dengan
simpangan baku (S) 6,133. Sehingga dari analisis data akhir menunjukkan bahwa
diperoleh x2 hitung < x2 tabel pada uji normalitas maupun uji homogenitas.
t hitung = 5,684 dan t tabel = 1,67. Karena t hitung >t tabel maka signifikan dan hipotesis
dikemukakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran TPS pada materi sistem pernapasan pada manusia dapat
ditunjukkan pada penelitian Veroza Riana Sakti dengan rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yaitu 85,13 sedangkan rata-rata hasil belajar kontrol yaitu 34
54
terlihat dimana thitung = 6,1 > ttabel = 1,67. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia di MTS Negeri 4Banda Aceh.
(TPS) efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran. Efektif karena dengan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) materi pembelajaran dapat lebih
abstrak kepada siswa yang ditangkap oleh panca indera siswa dengan baik. Hal
oleh guru tentang materi yang telah lalu dapat dijawab beberapa siswa dengan
baik, dan ketika diberikan tugas secara berkelompok siswapun tidak kesulitan
sehingga energi dan waktu yang ada dapat digunakan untuk pengembangan lebih
pengajaran dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa
pembelajaran.
55
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan pembelajaran tanpa model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kritetia ketuntasan minimal. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA Terpadu adalah 67. Nilai
tersebut didapatkan dari hasil observasi dari guru pengampu mata pelajaran IPA
Terpadu pada standar kompetensi. Dari 30 siswa pada kelas yang diberikan
pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terdapat enam
siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal sehingga dua puluh empat
keberhasilan belajar siswa pada kelas eksperimen adalah tinggi. Jika dibandingkan
Think Pair Share (TPS), dari 30 siswa didapatkan jumlah siswa yang telah
pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih banyak dari pada kelas yang tidak
56
Kategorisasi nilai awal dan posttest pada kelas eksperimen meningkat
setelah diberi perlakuan model pembelajaran TPS. Hal ini ditunjukkan pada nilai
awal terdapat 3 siswa berkategori sangat tinggi, 10 siswa kategori tinggi, 17 siswa
kategori rendah dan 0 siswa dengan kategori sangat rendah. Sedangkan pada nilai
siswa kategori rendah dan 2 siswa dengan kategori sangat rendah. Dari data
tersebut dapat diketahui kriteria ketuntasan belajar pada nilai awal kelas
cukup, baik dan sangat baik. Adapun kriteria ketuntasan belajar nilai awal dan
Nilai
Predikat Kategori
Skala
86 - 100 A
Sangat Baik
81 - 85 A-
76 - 80 B+
71 - 75 B Baik
66 - 70 B-
61 - 65 C+
56 - 60 C Cukup
51 - 55 C-
46 - 50 D+
0 - 45 D Kurang
Tabel 4.8 : Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%)
57
3. 56 - 70 Sedang
4. 41 - 55 Rendah
5. 26 - 40 Sangat Rendah
(Adaptasi dari Aqib, dkk 2009, 41)
58
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
oleh peneliti pada penelitian yang berjudul tentang Pengaruh Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Terpadu kelas VIII MTsN 1 Kendari tahun pelajaran 2019/2020, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hasil uji-t dengan nilai thitung = 5,684 > ttabel = 1,67 menunjukkan ada perbedaan
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) dan pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPA Terpadu siswa
kelas VIII MTsN 1 Kendari Tahun Pelajaran 2019/2020. Adapun nilai rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen yaitu 70,933 dan kelas kontrol yaitu 64,667.
belajar pada kelas kontrol adalah sedang, karena terdapat 56,67 % siswa yang
2. Ada Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran IPA Terpadu siswa kelas VIII MTsN 1 Kendari Tahun
Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji-t dengan nilai t hitung =
59
5.2. Saran
1. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat dijadikan model pembelajaran
dapat ditingkatkan.
3. Peneliti lebih lanjut agar membandingkan model pembelajaran lain dan model
Think Pair Share (TPS), atau model pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk
yaitu 2 jam pelajaran pada hari kamis dan jum’at serta 3 jam pelajaran pada hari
3. Suasana yang kurang kondusif karena ada beberapa siswa berinteraksi dengan
60
DAFTAR PUSTAKA
Ariantini, Ni Kadek Afri dkk. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Melaya.
E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 5, No. 2.
Astuti. Dwi. (2017). Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk
meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas I. Jurnal Riset dan
Konseptual. Vol. 2. No. 3.
Bakri, Maria. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kepenuhan Hulu Tahun Pembelajaran
2014/2015. Universitas Pasir Pengaraian.
Bakri, Maria dkk. (2015). Pengaruh Pembelajaran Tipe Kooperatif Tipe Think Pair
Share Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar
61
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kepenuhan Hulu Tahun
Pembelajaran 2014/2015. Universitas pasir Pengaraian.
Devi Diyas, Sari. (2012). ”Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman”. Diss. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Fathurrahman, dkk. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA kelas IX di Kecamatan
Indramayu Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains .Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika.
Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun
2006. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Gofur, Abdul. (2018). Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Melalui Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang
62
Manggarai Barat Tahun Pelajaran 2017/2018. JISIP Jurnal Ilmu Sosial &
Pendidikan.
Gusfarenie, Dwi. (2013). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM).EDU_BIO|Jurnal Pendidikan Biologi 4.
Kadir, Abdul. 2019. Analisis Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Peduli
Lingkungan Siswa di MTsN 1 Konawe Selatan. Hasil Penelitian Dosen IAIN
Kendari.
Lafua, Jumardin, dkk. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Tabanggele, Kecamatan Anggalomoare, Kabupaten Konawe. Jurnal
Al-Ta’dib Vol.10. No. 2.
Maemunah, Maya Siti. (2013). Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa Kelas X di MAN 2 Cirebon. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Muhajir, Siti. (2015). Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran STS Dan CTL
Terhadap Literasi Sains Dan Prestasi Belajar IPA.Jurnal Pendidikan
Matematika Dan SainsThn III. No.2.
Nurhaeda, dkk. (2016). Pengaruh Pembelajaran Tipe Kooperatif Tipe Think Pair
Share dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Biologi Kelas XI IPA MAN 2 Model Palu. e-Jurnal Mitra Sains.
Vol. 4. No.3.
63
Poedjiadi. ( 2010). Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Ros dakarya.
Pomanda, Werzi Oto. (2017). Pengaruh Penerapan Model Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V.
Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah.
Rahayuni, Galuh. (2016). Hubungan Ketermpilan Berpikir Kritis dan Literasi Sains
Pada Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model PBM dan STM. Jurnal
penelitian dan pembelajaran IPA.
Rudiyanto, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 6
Kota Malang Tahun Pelajaran 2012-2013 Pada Materi Reaksi Redoks.
Universitas Negeri Malang.
Said, Ibrahim. (2007). dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share dan
Pemberian Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Geografi. Universitas
Negeri Malang.
64
Siregar, Syofian. (2016). Statistika Deskripti Untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS 17.Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sujanem, Rai. (2002). Penerapan Bahan Ajar Yang Berwawasan Pendekatan STM
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Praktikum
Fisiska Dasar, Sikap Ilmiah, Lerasi Sains, Dan Teknologi Mahasiswa
Pendidikan MIPA STKIP Singaraja. Aneka Widya IKIP Negeri Singaraja
No. 1 Th. XXXV.
Sukma, Hery. (2001). PPPPTK IPA, Kebijakan Dan Program Ptk IPA Dalam
Peningkatan Mutu pendidikan dan Tenaga kependidikan IPA.
65
(Bandung :Sinarbaru).
66
65
66
67
1.2. RPP Kelas Eksperimen
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KURIKULUM 2013
MTS NEGERI 1 KENDARI
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
69
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 1 Minggu x 5 Jam Pelajaran @40 Menit
A. Kompetensi Inti
KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
KI2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Tatap muka I
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia
Tatap muka II
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia
70
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan manusia
Tatap muka IV
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia, upaya pencegahan dan
penanggulangannya
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan manusia
Tatap muka V
Praktikum
Tatap muka VI
Ulangan harian
D. Materi Pembelajaran
Sistem Pernapasan Manusia
a. Bernapas merupakan proses menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekhalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-
paru.
b. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring (ruang suara),
trakea (batang tenggorokan), bronkus, dan paru-paru.
c. Secara struktural sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Sistem pernapasan
bagian atas, meliputi hidung dan faring, (2) Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring,
trakea, bronkus dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian
utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling
terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru, meliputi hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi
tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
d. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut
lendir berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara.
Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas,
misalnyadebu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
e. Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga hidung
hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara
dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi
kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
f. Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan
trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.
g. Epiglotis berfungsi mencegah masuknya makanan atau benda asing lain ke dalam laring dan
trakea
h. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia.
Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
71
i. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung
tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembamg dan mengempis.
j. Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida yaitu alveolus.
k. Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dapat terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot antar tulang
rusuk bagian luar (otot eksternal interkostalis). Pernapasan perut dapat terjadi akibat adanya
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
l. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, posisi tubuh,
kegiatan tubuh, umur, dan suhu tubuh.
m. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin rendah frekuensi
pernapasannya.
n. Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi.
Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
o. Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi pernapasannya.
p. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga
frekuensi pernapasan meningkat.
q. Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam. Volume tidal,
yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau
ekspirasi biasa (normal). Volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume
cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru
setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volume residu, yaitu volume udara yang masih
tersisa di dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal.
r. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan, antara lain asma, pneumonia,
tuberculosis, faringitis, tonsilitis, influenza, dan kanker paru-paru.
s. Asma merupakan kelainan yang ditandai dengan peradangan kronis, hipersensistivitas, dan
penyempitan pada saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat terjadi akibat kontraksi secara
terus-menerus otot polos penyususn dinding bronkus atau bronkiolus, terlalu banyaknya
sekresi mukus atau lendir, dan rusaknya epitelium dinding bronkus atau bronkiolus.
t. Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
Namun umumnya disebabkan oleh bakteri Stereptococcus pneumonia.
u. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
v. Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus, bakteri, maupun
jamur.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, permainan dan eksperimen
3. Model : Think Pair Share (TPS)
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Perpustakaan sekolah
Alat/Bahan :
Spidol dan papan tulis
Lem
Gunting
Kertas HVS
Pewarna spidol/kayu
72
Gambar yang berkaitan dengan menjaga kesehatan pernapasan
G. Sumber Belajar
Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa fungsi dari hidung ?
- Jika kamu terkena pilek atau flu, apakah kamu dapat bernapas dengan baik?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan zat!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang perbedaan bernapas dan
respirasi, organ dan mekanisme pernapasan.
73
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
pertanyaan dari peserta didik maupun guru pada kegiatan sebelumnya.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu .
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran pengertian bernapas dan respirasi berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan pertama. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan bernapas?
- Sebutkan organ apa tempat terjadinya pertukaran gas oskigen dan karbondioksida dalam
74
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
tubuh!
75
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
5) Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber serta saling memberi informasi kepada teman kelompok
guna menambah pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS dan dari
peserta didik itu sendiri maupun guru.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran menganalisis faktor frekuensi pernapasan manusia berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan kedua. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apakah faktor usia dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia? Jelaskan !
- Apa fungsi organ pernapasan pada manusia ?
76
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas nikmat bernapas yang luar biasa. Guru juga
mengingatkan bahwa satu menit saja kita tidak bernapas, maka manusia akan mati.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Tahukah kalian ada berapa mekanisme pernapasan ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
77
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam volume pernapasan manusia, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan ketiga. Soal/tugas sebagai berikut :
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernapasan dada dan perut !
78
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan terhindar dari
segala penyakit dan gangguan pada pernapasan.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang terjadi apabila hidung kalian tersumbat ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut
!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
79
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
membuat inferensi dan kesimpulan tentang diskusi yang telah mereka lakukan.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Setiap perwakilan kelompok akan menunjuk temannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dengan cara guru memberikan permainan/games, kelompok yang
kalah dalam permainan tersebut akan mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil
presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan serta
menjawab pertanyaan yang muncul di awal pembelajaran.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan keempat. Soal/tugas sebagai berikut :
- Sebutkan apa saja gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia !
- Apa dampak dari sistem pernapasan jika udara tercemar ?
80
1.3. RPP Kelas Kontrol
KURIKULUM 2013
MTS NEGERI 1 KENDARI
2019
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
KI2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Tatap muka I
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia
82
3. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia
Tatap muka II
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan manusia
Tatap muka IV
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia, upaya pencegahan dan
penanggulangannya
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan manusia
Tatap muka V
Praktikum
Tatap muka VI
Ulangan harian
D. Materi Pembelajaran
Sistem Pernapasan Manusia
a. Bernapas merupakan proses menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekhalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-
paru.
b. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring (ruang suara),
trakea (batang tenggorokan), bronkus, dan paru-paru.
c. Secara struktural sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama. (1) Sistem pernapasan
bagian atas, meliputi hidung dan faring, (2) Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring,
trakea, bronkus dan paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian
utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling
terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru, meliputi hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung yaitu menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara serta menyalurkan udara menuju paru-paru. (2) Zona respirasi
tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
d. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka. Rambut-rambut
lendir berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara.
Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas,
misalnyadebu, virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan
udara yang masuk ke paru-paru.
e. Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga hidung
hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Faring berfungsi sebagai jalur masuk udara
dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada reaksi
kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
f. Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan
trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.
83
g. Epiglotis berfungsi mencegah masuknya makanan atau benda asing lain ke dalam laring dan
trakea
h. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia.
Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
i. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung
tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembamg dan mengempis.
j. Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida yaitu alveolus.
k. Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dapat terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi otot-otot antar tulang
rusuk bagian luar (otot eksternal interkostalis). Pernapasan perut dapat terjadi akibat adanya
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
l. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, posisi tubuh,
kegiatan tubuh, umur, dan suhu tubuh.
m. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka semakin rendah frekuensi
pernapasannya.
n. Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak memerlukan energi.
Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
o. Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi pernapasannya.
p. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu lebih banyak oksigen sehingga
frekuensi pernapasan meningkat.
q. Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa macam. Volume tidal,
yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau
ekspirasi biasa (normal). Volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume
cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru
setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volume residu, yaitu volume udara yang masih
tersisa di dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal.
r. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan, antara lain asma, pneumonia,
tuberculosis, faringitis, tonsilitis, influenza, dan kanker paru-paru.
s. Asma merupakan kelainan yang ditandai dengan peradangan kronis, hipersensistivitas, dan
penyempitan pada saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat terjadi akibat kontraksi secara
terus-menerus otot polos penyususn dinding bronkus atau bronkiolus, terlalu banyaknya
sekresi mukus atau lendir, dan rusaknya epitelium dinding bronkus atau bronkiolus.
t. Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
Namun umumnya disebabkan oleh bakteri Stereptococcus pneumonia.
u. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
v. Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti virus, bakteri, maupun
jamur.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan eksperimen
3. Model : Konvensional
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Perpustakaan sekolah
84
Alat/Bahan :
Spidol dan papan tulis
Lem
Gunting
Kertas HVS
Pewarna spidol/kayu
Gambar yang berkaitan dengan menjaga kesehatan
G. Sumber Belajar
Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa fungsi dari hidung ?
- Jika kamu terkena pilek atau flu, apakah kamu dapat bernapas dengan baik?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan zat!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
85
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
(Lembar Kerja Siswa) yang telah diberi oleh guru.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran pengertian bernapas dan respirasi berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan pertama. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan bernapas?
- Sebutkan organ apa tempat terjadinya pertukaran gas oskigen dan karbondioksida dalam
tubuh!
86
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
87
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
1) Peserta didik menyiapkan, mengucapkan salam kepada guru, memimpin doa belajar dan
guru menanyakan kabar siswa.
2) Guru membuka pelajaran dengan puji-pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3) Guru memeriksa daftar hadir peserta didik.
4) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas karunia kesuburan tanah dan adanya musim hujan di
Indonesia sehingga banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup dan menyediakan oksigen untuk
bernapas semua makhluk hidup termasuk manusia.
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana jika manusia tidak bernapas, apakah akan tetap hidup? Mengapa?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia!”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
88
2 . Pertemuan Kedua (3 x 40 Menit)
7) Peserta didik menyusun hasil pemikiran dari pertanyaan tersebut, serta diminta untuk
membuat inferensi dan kesimpulan tentang jawaban yang telah peserta didik lakukan.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran frekuensi pernapasan pada manusia berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan kedua. Soal/tugas sebagai berikut :
- Apakah faktor usia dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia? Jelaskan !
- Apa fungsi organ pernapasan pada manusia ?
89
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Motivasi : Memberikan pertanyaan sebagai berikut:
- Tahukah kalian ada berapa mekanisme pernapasan ?
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan? ”
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Langkah 1. Observasi/ Mengamati
1) Peserta didik mengamati dengan seksama penjelasan guru tentang mekanisme pernapasan
dada dan pernapasan perut serta mengukur macam-macam volume pernapasan.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
90
3 . Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam volume pernapasan pada manusia berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
pada pertemuan ketiga. Soal/tugas sebagai berikut :
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernapasan dada dan perut !
5) Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari dan melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut
!”
91
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
2) Peserta didik mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa yang dijelaskan atau
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan.
6) Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dan di catat di buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Langkah 6. Mengkomunikasikan
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas.
9) Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta menganalisis jawaban untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Langkah 7. Merefleksi
10) Guru membantu peserta didik menyimpulkan jawaban yang telah dijawab oleh setiap
peserta didik.
11) Guru memberikan penguatan konsep tentang apa yang telah dipelajari (dari tujuan
pembelajaran)
Catatan : Selama pembelajaran macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1) Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik.
2) Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya.
3) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik pada pertemuan
berikutnya.
4) Guru memberi soal/tugas kepada peserta didik untuk menilai kemampuan pengetahuan
92
4 . Pertemuan Keempat (3 x 40 Menit)
pada pertemuan keempat. Soal/tugas sebagai berikut :
- Sebutkan apa saja gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia !
- Apa dampak dari sistem pernapasan jika udara tercemar ?
93
1.4. Lembar Kerja Siswa
Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
B. Kegiatan Diskusi:
94
Lembar Kerja Siswa
Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia.
2. Menganalisis faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia.
B. Kegiatan Diskusi:
2. Jelaskan faktor apa saja yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia!
95
Lembar Kerja Siswa
Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
B. Kegiatan Diskusi:
96
Lembar Kerja Siswa
Kelas :
Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia,
upaya pencegahan dan penanggulangannya.
2. Menganalisis dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem
pernapasan pada manusia.
B. Kegiatan Diskusi:
1. Sebutkan macam-macam gangguan sistem pernapasan pada manusia!
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara terhadap sistem
97
1.5. Instrumen Hasil Belajar Sebelum Validitas
SOAL UJI COBA (VALIDITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR)
Tema : Sistem Pernapasan Manusia
Satuan Pendidikan : MTs Negeri 1 Kendari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IX/I
1. Salah satu organ pernapasan yang berfungsi sebagai alat penyaring dan penghangat yaitu...
a. Trakea c. Bronkus
b. Alveolus d. Hidung
6. Trakea adalah saluran pernapasan yang letaknya memanjang dari leher sampai rongga dada,
yaitu di...
a. Kanan tenggorokan c. Depan kerongkongan
b. Belakang kerongkongan d. Kiri kerongkongan
98
7. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar tentang tahapan pernapasan, yaitu...
a. Pernapasan eksternal adalah difusi atmosfer dan gas ke aliran darah
b. Pernapasan seluler merupakan pernapasan yang terjadi di dalam inti sel
c. Respirasi sel tidak sama dengan pernapasan seluler
d. Pernapasan internal adalah pertukaran gas dimulai ari atmosfer ke aliran darah
9. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi hidung dalam proses pernapasan adalah...
a. Mengatur suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru
b. Sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida
c. Mengatur kelembapan udara yang masuk ke dalam paru-paru
d. Menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara
10. Dinding yang paling tipis pada sistem respirasi adalah alveolus yang berperan dalam...
a. Keelastisan paru-paru c. Proses difusi gas
b. Perubahan volume paru-paru d. Keluar masuknya udara
11. Udara sisa yang berada dalam paru-paru dan tidak dapat diekspirasikan dinamakan udara...
a. Cadangan c. Suplementer
b. Komplementer d. Residu
12. Keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada...
a. Membesar, tekanan udara paru-paru membesar
b. Mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil
c. Mengecil, tekanan udara paru-paru membesar
d. Membesar, tekanan udara paru-paru mengecil
13. Karbondioksida sebagai hasil sampingan pembongkaran senyawa organik akan diangkut oleh
darah ke paru-paru dalam bentuk...
a. Senyawa karbohidrat oleh darah c. Karbominohemoglobin dalam darah
b. CO2 dan CO yang larut dalam Hb d. HCO3 dalam darah
14. Struktur pada laring yang berfungsi untuk mencegah masuknya partikel makanan atau
minuman ke dalam laring dan trakea adalah...
a. Silia c. Epiglotis
b. Tonsil d. Pita suara
99
16. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa pernapasan menghasilkan
H2O yaitu...
a. Meniup air dalam sungkup c. Meniup air kapur
b. Menghembus balon d. Meniup cermin
17. Jaringan dalam paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida adalah...
a. Alveolus c. Bronkus
b. Bronkiolus d. Laring
19. Struktur yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis adalah...
a. Pleura c. Diafragma
b. Alveolus d. Lobus paru-paru
21. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan tersedak. Hal itu disebabkan...
a. Adanya makanan yang masuk ke rongga mulut
b. Adanya makanan yang masuk ke tenggorokan
c. Adanya makanan yang masuk ke rongga hidung
d. Adanya makanan yang masuk ke kerongkongan
22. Sistem yang berhubungan langsung dengan sistem pernapasan adalah sistem...
a. Sirkulasi c. Eksresi
b. Pencernaan d. Regulasi
24. Kadar asam laktat dalam otot meningkat ketika tubuh kekurangan...
a. Glukosa c. Energi
b. Oksigen d. CO2
25. Pengangkutan oksigen untuk kebutuhan tubuh dilakukan oleh darah dan melibatkan
hemoglobin yang berada dalam...
a. Serum c. Eritrosit
b. Leukosit d. Trombosit
100
26. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia adalah...
a. Warna eritrosit c. Jumlah alveolus
b. Diameter bronkus d. Aktifitas tubuh
27. Proses pernapasan akan terus berlangsung dengan baik jika alveolus berada dalam posisi...
a. Rendah CO2 dan rendah uap air c. Tinggi CO2 dan rendah O2
b. Rendah CO2 dan tinggi O2 d. Tinggi CO2 dan rendah uap air
29. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi adalah...
a. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
b. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
c. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
d. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
30. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah...
a. Umur c. Aktivitas tubuh
b. Jenis Kelamin d. Suhu lingkungan
32. Apabila otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi maka akan terjadi hal-hal berikut, kecuali...
a. Tekanan udara dalam paru-paru meningkat
b. Udara dari luar masuk ke paru-paru
c. Rongga dada membesar
d. Tulang-tulang rusuk terangkat
34. Selama dalam perjalanan dari hidung ke dalam paru-paru, udara mengalami hal-hal sebagai
berikut, kecuali...
a. Udara disaring oleh rambut-rambut yang tumbuh dalam rongga hidung
b. Udara dilembabkan oleh lendir
c. Udara berdifusi di alveolus
d. Udara diproses untuk menghasilkan energi
101
35. Udara dalam paru-paru yang masih dapat diembuskan kembali dengan mengerutkan otot
perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa yaitu udara...
a. Udara cadangan ekspirasi c. Udara komplementer
b. Udara residu d. Volume tidal
39. Setelah ekspirasi kuat di dalam paru-paru masih terdapat volume udara...
a. Residu c. Cadangan inspirasi
b. Tidal d. Cadangan ekspirasi
40. Gas karbon monoksida yang masuk ke dalam sistem pernapasan bisa mengakibatkan
kematian karena...
a. Udara yang masuk tidak tersaring c. Hemoglobin gagal mengangkut oksigen
b. Proses ekspirasi terhambat d. Otot diafragma melemah
41. Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru,
sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas...
a. Asma c. Influenza
b. Asfiksi d. Bronkitis
42. Bagian dalam pernapasan manusia yang sering menerima bahan-bahan karsinogenik (ada
dalam rokok) yang dihisap adalah...
a. Diafragma c. Mitokondria
b. Epitel bronkial d. Alveolus
43. Virus yang mengakibatkan terjadinya radang selaput mukosa saluran pernapasan
menimbulkan penyakit...
a. Tonsilitis
b. Difteria
c. Pneumonia
d. Influenza
102
44. Inveksi pada cabang tenggorok disebut...
a. Bronkitis c. Rinitis
b. Pleuritis d. Bronkiolus
45. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan
bakteri Streptococcus pneumoniae. Pasien tersebut terserang penyakit...
a. Asma c. Tuberculosis
b. Pneumonia d. Kanker paru-paru
46. Berikut ini merupakan upaya dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia adalah...
a. Tidak merokok c. Duduk di dekat perokok aktif
b. Berolahraga di malam hari d. Saling bertukar masker yang sudah digunakan
47. Bagian dari sistem respirasi yang mengalami gangguan pada penderita tonsilitis adalah...
a. Alveolus c. Faring
b. Laring d. Amandel
49. Gangguan pernapasan yang terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah...
a. Difteri c. Emfisema
b. Tuberkulosis d. Faringitis
50. Gangguan pernapasan yang biasanya disebabkan karena terlalu banyak merokok adalah...
a. Kanker paru-paru c. Salesma
b. TBC d. Dipteri
103
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. D 26. D
2. B 27. B
3. B 28. A
4. D 29. D
5. C 30. D
6. C 31. C
7. A 32. A
8. D 33. A
9. A 34. D
10. C 35. A
11. D 36. A
12. C 37. D
13. C 38. B
14. C 39. A
15. C 40. C
16. D 41. A
17. A 42. B
18. B 43. D
19. A 44. A
20. C 45. B
21. B 46. A
22. A 47. D
23. D 48. B
24. B 49. B
25. C 50. A
104
1.6. Instrumen Hasil Belajar Setelah Validitas
SOAL POSTTEST
Tema : Sistem Pernapasan Manusia
Satuan Pendidikan : MTs Negeri 1 Kendari
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII
1. Salah satu organ pernapasan yang berfungsi sebagai alat penyaring dan
penghangat yaitu...
a. Trakea c. Bronkus
b. Alveolus d. Hidung
105
6. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar tentang tahapan
pernapasan, yaitu...
a. Pernapasan eksternal adalah difusi atmosfer dan gas ke aliran darah
b. Pernapasan seluler merupakan pernapasan yang terjadi di dalam inti sel
c. Respirasi sel tidak sama dengan pernapasan seluler
d. Pernapasan internal adalah pertukaran gas dimulai ari atmosfer ke aliran darah
8. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi hidung dalam proses pernapasan adalah...
a. Mengatur suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru
b. Sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida
c. Mengatur kelembapan udara yang masuk ke dalam paru-paru
d. Menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara
9. Udara sisa yang berada dalam paru-paru dan tidak dapat diekspirasikan dinamakan udara...
a. Cadangan c. Suplementer
b. Komplementer d. Residu
10. Struktur pada laring yang berfungsi untuk mencegah masuknya partikel makanan atau
minuman ke dalam laring dan trakea adalah...
a. Silia c. Epiglotis
b. Tonsil d. Pita suara
12. Struktur yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis adalah...
a. Pleura c. Diafragma
b. Alveolus d. Lobus paru-paru
15. Pengangkutan oksigen untuk kebutuhan tubuh dilakukan oleh darah dan melibatkan
hemoglobin yang berada dalam...
a. Serum c. Eritrosit
106
b. Leukosit d. Trombosit
16. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
adalah...
a. Warna eritrosit c. Jumlah alveolus
b. Diameter bronkus d. Aktifitas tubuh
17. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi adalah...
a. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
b. Relaksasinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
c. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
d. Berkontraksinya otot-otot eksternal antara tulang rusuk dan berkontraksinya diafragma
18. Berikut ini yang bukan merupakan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan
adalah...
a. Umur c. Aktivitas tubuh
b. Jenis Kelamin d. Suhu lingkungan
20. Udara dalam paru-paru yang masih dapat diembuskan kembali dengan mengerutkan otot
perut sekuat-kuatnya setelah pernapasan biasa yaitu udara...
a. Udara cadangan ekspirasi c. Udara komplementer
b. Udara residu d. Volume tidal
21. Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-
paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas...
a. Asma c. Influenza
b. Asfiksi d. Bronkitis
22. Virus yang mengakibatkan terjadinya radang selaput mukosa saluran pernapasan
menimbulkan penyakit...
a. Tonsilitis
b. Difteria
c. Pneumonia
d. Influenza
23. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan
bakteri Streptococcus pneumoniae. Pasien tersebut terserang penyakit...
a. Asma c. Tuberculosis
b. Pneumonia d. Kanker paru-paru
24. Berikut ini merupakan upaya dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan manusia
adalah...
107
a. Tidak merokok c. Duduk di dekat perokok aktif
b. Berolahraga di malam hari d. Saling bertukar masker yang sudah digunakan
25. Bagian dari sistem respirasi yang mengalami gangguan pada penderita tonsilitis adalah...
a. Alveolus c. Faring
b. Laring d. Amandel
108
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
1. D
2. B
3. B
4. D
5. C
6. A
7. D
8. A
9. D
10. C
11. B
12. A
13. C
14. D
15. C
16. D
17. D
18. D
19. C
20. A
21. A
22. D
23. B
24. A
25. D
109
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas
2.1. Hasil Uji Validitas
2.1.1 Soal
No Uji Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Ket
Soal r hitung r tabel Kriteria TK Kriteria DP Kriteria
1 0,880566964 0,361 Valid 0,6 0,8 Baik Dipakai
Sedang
Sekali
2 0,513202509 0,361 Valid 0,7 Mudah 0,466666 Baik Dipakai
667
3 0,491164437 0,361 Valid 0,366666667 Sedang 0,333333 Cukup Dipakai
333
110
19 0,654875431 0,361 Valid 0,4 Sedang 0,533333 Baik Dipakai
333
111
0,066666
667
112
Menentukan rhitung dengan rumus sebagai berikut :
Sampel nomor 1
N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y )
r xy =
√¿ ¿ ¿
30 x 661−18 x 943
r xy =
√ 30 x 18−18 x 30 x 31265−943
19830−16974
r xy =
√ 540−324 x 937950−889249
2856
r xy =
√ 216 x 48701
2856
r xy =
√10519416
2856
r xy =
3243,3649193
r xy =0,880566964
B
P¿
JS
113
Untuk butir soal nomor 1
18
P¿
30
P ¿ 0,6
15 3
D¿ −
15 15
¿ 1 – 0,2
D ¿ 0,8
Jadi, soal nomor 1 memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali.
114
115
Lampiran 3. Data Data Hasil Belajar
3.1. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
3.1.1. Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
116
3.1.2. Hasil Belajar Nilai Awal Siswa yang diajar Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
117
Lampiran 3. Data Hasil Belajar
3.1. Data Hasil Belajar Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
3.1.3. Hasil Belajar Posttest Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Tabel 3.3. Perolehan nilai hasil belajar posttest kelas VIII. 3 (Kelas Eksperimen)
No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Andi Naj’wa Abzafani 72
2 Arini Dasta Ramadhani 72
3 Aurelia Pratiwi 68
4 Darma Putra Wijaya 80
5 Devi aulia Syahrani 68
6 Fadhilah Rizky Zayyan 84
7 Fajar Sadiq 64
8 Fathir Nur Rachmad 64
9 Fina Nailatul Izzah 72
10 Idul Riansyah 68
11 M. Junaid Haikal 72
12 Marieskha Dwi Yuliani 68
13 Meisya Armelia Putri 60
14 Muh. Kifl Rafqih Dzulkarnain 60
15 Muh. Aditya Ramadhan 68
16 Muh. Nabil Zulfahmi 64
17 Muh. Rizky 68
18 Nayif Ahmad 84
19 Nur Makfiranisaa M. 84
20 Nurul Rizky Az Zahra 72
21 Parsa Idraq Fadhillah Sipa 64
22 Pasha Pratiwi Harfawan 68
23 Raihan Jaya Rahmadi 72
24 Rauly Rahmi Ramadhani 72
25 Rihhadatul Aisy’ Ramadhina Raona 80
26 Rima Febrilianti 80
27 Sofiyah Aini Lidya Kartika 68
28 Umu Qordiah Humastin 68
29 Virghi Viola Anandita Putri Haerul 72
30 Zaahidah Nur Ismi 72
Jumlah 2128
118
3.1.4. Hasil Belajar Posttest Siswa yang diajar Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Tabel 3.4. Perolehan nilai hasil belajar posttest kelas VIII. 10 (Kelas Kontrol)
No
Nama Siswa Nilai
Responden
1 Abd. Sawaludin Rasid 76
2 Abdad Fauzan 68
3 Ahmad Khairul 60
4 Alya Wulan Ramadani 68
5 Andi Suprayetno Rahman 60
6 Arya Putra Utama 60
7 Badaruddin La Loesa 60
8 Erna Hasa 60
9 Fahmi Inambongi Ainun Nadjib 68
10 Gadis Nur Ismy Martandu 68
11 Muh. Alif Fitrah Assyidiq 68
12 Muh. Aril Bahtiar. P 72
13 Muh. Aslam 56
14 Muh. Mahruf Kurniawan Abdullah 52
15 Muh. Nur Yasrif 60
16 Muh. Syihab Firansya 68
17 Muh. Afnan Asri 68
18 Muh. Firmansyah 52
19 Muh. Idris Ibrahim 72
20 Muh. Nur Imparsyal 72
21 Muh. Rafly Fadly 68
22 Nanda Aprilia 68
23 Nur Atifah Dalilah 72
24 Nurul Fakhira Amanah M. Adil 60
25 Rani 60
26 Ratu Mulan Cathliniyah Dewi. M 60
27 Salsabila 68
28 Suci Apriani. M 60
29 Wa Ode Siti Nurfauzah 68
30 Yasmin Ghaitsa Salsabila Aztsa 68
Jumlah 1940
119
Lampiran 4. Hasil Analisis Deskriptif
4.1. Analisis Variabel Hasil Belajar
4.1.1. Analisis Nilai Awal Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) pada Kelas Eksperimen
Hasil analisis statistik deskriptif nilai awal IPA pada kelas eksperimen di kelas VIII.3
sebelum menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)
n
Xi
x́ =∑
i=1
n
1892
x́ = 30
x́ = 63,067
R = x t−x r
R = 70 – 60
R = 10
4. Panjang Kelas
Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)
10
P=
6
120
60 – 61 7 7 60,5 23,33%
62 – 63 10 17 62,5 33,33 %
64 – 65 10 27 64,5 33,33 %
66 – 67 2 29 66,5 6,67 %
68 – 69 0 29 68,5 0%
70 – 71 1 30 70,5 3,33%
No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 67 3,933 15,46849
2 65 1,933 3,736489
3 65 1,933 3,736489
4 65 1,933 3,736489
5 62 -1,067 1,138489
6 60 -3,067 9,406489
7 62 -1,067 1,138489
8 62 -1,067 1,138489
9 62 -1,067 1,138489
10 60 -3,067 9,406489
11 64 0,933 0,870489
12 60 -3,067 9,406489
13 62 -1,067 1,138489
14 61 -2,067 4,272489
15 65 1,933 3,736489
16 62 -1,067 1,138489
17 65 1,933 3,736489
18 60 -3,067 9,406489
19 60 -3,067 9,406489
20 66 2,933 8,602489
21 62 -1,067 1,138489
22 62 -1,067 1,138489
23 60 -3,067 9,406489
24 65 1,933 3,736489
25 70 6,933 48,06649
26 62 -1,067 1,138489
27 65 1,933 3,736489
28 62 -1,067 1,138489
29 64 0,933 0,870489
30 65 1,933 3,736489
121
Jumlah 1892 -0,01 175,8667
n
n ∑ (x i−x́ )2
s2 = i=1
n−1
175,8667
s2 =
30−1
175,8667
s2 =
29
s2 = 6,064368
s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)
175,8667
s=
√ (30−1)
175,8667
s=
√ 29
s = √ 6,064368
s = 2,463
Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 65 3 10 % Sangat Tinggi
122
4 X < 60 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 30 100 %
123
4.1.2. Analisis Nilai Awal Siswa yang diajar tidak Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Kelas Kontrol
Hasil analisis statistik deskriptif nilai awal IPA pada kelas kontrol di kelas VIII.10 yang tidak
menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)
n
Xi
x́ =∑
i=1
n
1890
x́ = 30
x́ = 63
2. Rentang Data (Range)
R = x t−x r
R = 70 – 60
R = 10
4. Panjang Kelas
Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)
10
P=
6
60 – 61 8 8 60,5 26,67 %
124
62 – 63 10 18 62,5 33,33 %
64 – 65 9 27 64,5 30 %
66 – 67 2 29 66,5 6,67 %
68 – 69 0 29 68,5 0%
70 – 71 1 30 70,5 3,33 %
No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 60 -3 9
2 65 2 4
3 67 4 16
4 65 2 4
5 62 -1 1
6 62 -1 1
7 60 -3 9
8 62 -1 1
9 62 -1 1
10 65 2 4
11 60 -3 9
12 60 -3 9
13 64 1 1
14 61 -2 4
15 65 2 4
16 70 7 49
17 65 2 4
18 66 3 9
19 61 -2 4
20 60 -3 9
21 62 -1 1
22 62 -1 1
23 60 -3 9
24 65 2 4
25 62 -1 1
26 62 -1 1
27 65 2 4
28 65 2 4
29 63 0 0
125
30 62 -1 1
Jumlah 1890 0 178
n
n ∑ (x i−x́ )2
s2 = i=1
n−1
178
s2 =
30−1
178
s2 =
29
s2 = 6,137931
s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)
178
s=
√ (30−1)
178
s=
√ 29
s = √ 6,137931
s = 2,477
Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 65 3 10 % Sangat Tinggi
2 63 ≤ X < 65 9 30 % Tinggi
126
3 60 ≤ X < 63 18 60 % Rendah
Jumlah 30 100 %
4.1.3. Analisis Hasil Belajar Post-test Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Kelas Eksperimen
Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di kelas VIII.3
setelah dilakukan post-test sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)
n
Xi
x́ =∑
i=1
n
2128
x́ = 30
x́ = 70,933
R = x t−x r
R = 84 – 60
R = 24
4. Panjang Kelas
Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)
24
P=
5
127
P = 4,8 (dibulatkan menjadi 5)
60 – 64 6 6 62 20 %
65 – 69 9 15 67 30 %
70 – 74 9 24 72 30 %
75 – 79 0 24 77 0%
80 – 84 6 30 82 20 %
No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 72 1,067 1,138489
2 72 1,067 1,138489
3 68 -2,933 8,602489
4 80 9,067 82,21049
5 68 -2,933 8,602489
6 84 13,067 170,7465
7 64 -6,933 48,06649
8 64 -6,933 48,06649
9 72 1,067 1,138489
10 68 -2,933 8,602489
11 72 1,067 1,138489
12 68 -2,933 8,602489
13 60 -10,933 119,5305
14 60 -10,933 119,5305
15 68 -2,933 8,602489
16 64 -6,933 48,06649
17 68 -2,933 8,602489
18 84 13,067 170,7465
19 84 13,067 170,7465
20 72 1,067 1,138489
21 64 -6,933 48,06649
22 68 -2,933 8,602489
23 72 1,067 1,138489
24 72 1,067 1,138489
128
25 80 9,067 82,21049
26 80 9,067 82,21049
27 68 -2,933 8,602489
28 68 -2,933 8,602489
29 72 1,067 1,138489
30 72 1,067 1,138489
Jumlah 2128 0,01 1277,867
n
n ∑ (x i−x́ )2
s =
2
i=1
n−1
1277,867
s =
2
30−1
1277,867
s2 =
29
s2 = 44,064
s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)
1277,867
s=
√ (30−1)
1277,867
s=
√ 29
s = √ 44,064
s = 6,638
129
Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 77 6 20 % Sangat Tinggi
2 71 ≤ X < 77 9 30 % Tinggi
Jumlah 30 100 %
130
4.1.4. Analisis Hasil Belajar Post-test Siswa yang diajar tidak Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Kelas Kontrol
Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA pada kelas kontrol di kelas VIII.10
setelah dilakukan post-test sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (Mean)
n
Xi
x́ =∑
i=1
n
1940
x́ = 30
x́ = 64,667
R = x t−x r
R = 76 – 52
R = 24
4. Panjang Kelas
Rentang data(R)
Panjang Kelas (P) =
Jumlah kelas( K)
24
P=
5
131
52 – 56 3 3 54 10 %
57 – 61 10 13 59 33,33 %
62 – 66 0 13 64 0%
67 – 71 12 25 69 40 %
72 – 76 5 30 74 16,67 %
No
Responde Data (Xi) Xi - X́ (Xi - X́ )2
n
1 76 11,333 128,4369
2 68 3,333 11,10889
3 60 -4,667 21,78089
4 68 3,333 11,10889
5 60 -4,667 21,78089
6 60 -4,667 21,78089
7 60 -4,667 21,78089
8 60 -4,667 21,78089
9 68 3,333 11,10889
10 68 3,333 11,10889
11 68 3,333 11,10889
12 72 7,333 53,77289
13 56 -8,667 75,11689
14 52 -12,667 160,4529
15 60 -4,667 21,78089
16 68 3,333 11,10889
17 68 3,333 11,10889
18 52 -12,667 160,4529
19 72 7,333 53,77289
20 72 7,333 53,77289
21 68 3,333 11,10889
22 68 3,333 11,10889
23 72 7,333 53,77289
24 60 -4,667 21,78089
25 60 -4,667 21,78089
26 60 -4,667 21,78089
27 68 3,333 11,10889
28 60 -4,667 21,78089
29 68 3,333 11,10889
30 68 3,333 11,10889
132
Jumlah 1940 -0,01 1090,667
n
n ∑ (x i−x́ )2
s =
2
i=1
n−1
1090,667
s2 =
30−1
1090,667
s2 =
29
s2 = 37,609
s=
√ ∑ ( xi − x́ ) 2
i=1
( n−1)
1090,667
s=
√ (30−1)
1090,667
s=
√ 29
s = √ 37,609
s = 6,133
Frekuensi
No Skor Kategori
Frekuensi %
2 65 ≤ X < 71 12 40 % Tinggi
133
4 X < 58 3 10 % Sangat Rendah
Jumlah 30 100 %
5.1.1.1. Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) kelas eksperimen.
Diketahui :
X́ =¿ 63,067
SD=¿2,463
1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30
Tabel 5.1: Uji normalitas data nilai awal kelas Eksperimen VIII.3
X− X́ Fs | Fx-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)
134
8 62 1 8 -0,433147644 0,332453756 0,266666667 0,065787089
9 62 1 9 -0,433147644 0,332453756 0,3 0,032453756
10 62 1 10 -0,433147644 0,332453756 0,333333333 0,000879577
11 62 1 11 -0,433147644 0,332453756 0,366666667 0,034212911
12 62 1 12 -0,433147644 0,332453756 0,4 0,067546244
13 62 1 13 -0,433147644 0,332453756 0,433333333 0,100879577
14 62 1 14 -0,433147644 0,332453756 0,466666667 0,134212911
15 62 1 15 -0,433147644 0,332453756 0,5 0,167546244
16 62 1 16 -0,433147644 0,332453756 0,533333333 0,200879577
17 62 1 17 -0,433147644 0,332453756 0,566666667 0,234212911
18 64 1 18 0,379004188 0,647657623 0,6 0,047657623
19 64 1 19 0,379004188 0,647657623 0,633333333 0,01432429
20 65 1 20 0,785080105 0,783796698 0,666666667 0,117130031
21 65 1 21 0,785080105 0,783796698 0,7 0,083796698
22 65 1 22 0,785080105 0,783796698 0,733333333 0,050463365
23 65 1 23 0,785080105 0,783796698 0,766666667 0,017130031
24 65 1 24 0,785080105 0,783796698 0,8 0,016203302
25 65 1 25 0,785080105 0,783796698 0,833333333 0,049536635
26 65 1 26 0,785080105 0,783796698 0,866666667 0,082869969
27 65 1 27 0,785080105 0,783796698 0,9 0,116203302
28 66 1 28 1,191156021 0,88320383 0,933333333 0,050129504
29 67 1 29 1,597231937 0,944892992 0,966666667 0,021773675
30 70 1 30 2,815459686 0,997564625 1 0,002435375
yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn data nilai awal kelas eksperimen yaitu = 0,234. Jadi nilai
Dn data nilai awal kelas eksperimen 0,234 < 0,248 nilai tabel kolmogorof – Smirnov,
135
5.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) kelas kontrol.
Diketahui :
X́ =63,0
SD=¿2,477
1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30
Tabel 5.2: Uji normalitas data nilai awal kelas Kontrol VIII.10
X− X́ Fs | FT-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)
136
14 62 1 14 -0,403635167 0,343241 0,466666667 0,123426156
15 62 1 15 -0,403635167 0,343241 0,5 0,156759489
16 62 1 16 -0,403635167 0,343241 0,533333333 0,190092823
17 62 1 17 -0,403635167 0,343241 0,566666667 0,223426156
18 63 1 18 0 0,5 0,6 0,1
19 64 1 19 0,403635167 0,656759 0,633333333 0,023426156
20 65 1 20 0,807270335 0,790245 0,666666667 0,123577958
21 65 1 21 0,807270335 0,790245 0,7 0,090244624
22 65 1 22 0,807270335 0,790245 0,733333333 0,056911291
23 65 1 23 0,807270335 0,790245 0,766666667 0,023577958
24 65 1 24 0,807270335 0,790245 0,8 0,009755376
25 65 1 25 0,807270335 0,790245 0,833333333 0,043088709
26 65 1 26 0,807270335 0,790245 0,866666667 0,076422042
27 65 1 27 0,807270335 0,790245 0,9 0,109755376
28 66 1 28 1,210905502 0,887034 0,933333333 0,046299145
29 67 1 29 1,614540669 0,946795 0,966666667 0,019871768
30 70 1 30 2,825446171 0,997639 1 0,002360741
yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn data nilai awal kelas kontrol yaitu = 0,223. Jadi nilai D n
data nilai awal kelas kontrol 0,223 < 0,248 nilai tabel kolmogorof – Smirnov, artinya
137
5.1.1.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar posttest Menggunakan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) kelas eksperimen.
Diketahui :
X́ =¿ 70,933
SD=¿6,638
1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30
Tabel 5.3: Uji normalitas data hasil belajar posttest kelas eksperimen
X− X́ Fs | Fx-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)
1 60
1 1 -1,647057713 0,049773092 0,033333333 0,016439759
2 60
1 2 -1,647057713 0,049773092 0,066666667 0,016893575
3 64
1 3 -1,044475623 0,148132696 0,1 0,048132696
4 64
1 4 -1,044475623 0,148132696 0,133333333 0,014799363
5 64
1 5 -1,044475623 0,148132696 0,166666667 0,018533971
6 64
1 6 -1,044475623 0,148132696 0,2 0,051867304
7 68
1 7 -0,441893533 0,329283125 0,233333333 0,095949792
8 68
1 8 -0,441893533 0,329283125 0,266666667 0,062616459
9 68
1 9 -0,441893533 0,329283125 0,3 0,029283125
10 68
1 10 -0,441893533 0,329283125 0,333333333 0,004050208
11 68
1 11 -0,441893533 0,329283125 0,366666667 0,037383541
12 68
1 12 -0,441893533 0,329283125 0,4 0,070716875
13 68
1 13 -0,441893533 0,329283125 0,433333333 0,104050208
14 68
1 14 -0,441893533 0,329283125 0,466666667 0,137383541
15 68
1 15 -0,441893533 0,329283125 0,5 0,170716875
138
16 72 1 16 0,160688557 0,563830649 0,533333333 0,030497316
17 72 1 17 0,160688557 0,563830649 0,566666667 0,002836018
18 72 1 18 0,160688557 0,563830649 0,6 0,036169351
19 72 1 19 0,160688557 0,563830649 0,633333333 0,069502684
20 72 1 20 0,160688557 0,563830649 0,666666667 0,102836018
21 72 1 21 0,160688557 0,563830649 0,7 0,136169351
22 72 1 22 0,160688557 0,563830649 0,733333333 0,169502684
23 72 1 23 0,160688557 0,563830649 0,766666667 0,202836018
24 72 1 24 0,160688557 0,563830649 0,8 0,236169351
25 80 1 25 1,365852738 0,914007405 0,833333333 0,080674072
26 80 1 26
1,365852738 0,914007405 0,866666667 0,047340739
27 80 1 27 1,365852738 0,914007405 0,9 0,014007405
28 84 1 28 1,968434828 0,975490986 0,933333333 0,042157653
29 84 1 29 1,968434828 0,975490986 0,966666667 0,008824319
30 84 1 30 1,968434828 0,975490986 1 0,024509014
yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn posttest hasil belajar kelas eksperimen yaitu = 0,236. Jadi
nilai Dn posttest hasil belajar kelas eksperimen 0,236 < 0,248 nilai tabel kolmogorof –
Smirnov, artinya bahwa data posttest hasil belajar kelas eksperimen berdistribusi
normal.
139
5.1.1.4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar post-test Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) kelas kontrol.
Diketahui :
X́ =64,667
SD=¿6,133
1,36 1,36
Dtabel = ¿ = 0,248
√n √ 30
Tabel 5.4: Uji normalitas data hasil belajar post-test kelas Kontrol VIII.10
X− X́ Fs | FT-Fs|
No X F FK Z= Fx
SD (FK/ X́ ¿ (Dn)
140
18 68 1 18 0,543540268 0,706621 0,6 0,106621063
19 68 1 19 0,543540268 0,706621 0,633333333 0,07328773
20 68 1 20 0,543540268 0,706621 0,666666667 0,039954397
21 68 1 21 0,543540268 0,706621 0,7 0,006621063
22 68 1 22 0,543540268 0,706621 0,733333333 0,02671227
23 68 1 23 0,543540268 0,706621 0,766666667 0,060045603
24 68 1 24 0,543540268 0,706621 0,8 0,093378937
25 68 1 25 0,543540268 0,706621 0,833333333 0,12671227
26 72 1 26 1,195788589 0,88411 0,866666667 0,017443798
27 72 1 27 1,195788589 0,88411 0,9 0,015889535
28 72 1 28 1,195788589 0,88411 0,933333333 0,049222868
29 72 1 29 1,195788589 0,88411 0,966666667 0,082556202
30 76 1 30 1,848036911 0,967701 1 0,032298502
yaitu sebesar 0,248. Nilai Dn post-test hasil belajar kelas kontrol yaitu = 0,240. Jadi nilai
Dn post-test hasil belajar kelas kontrol 0,240 < 0,248 nilai tabel kolmogorof –Smirnov,
artinya bahwa data post-test hasil belajar kelas kontrol berdistribusi normal.
141
5.2 Uji Homogenitas
variansi terbesar
F=
variansi terkecil
Hipotesis :
H0 = σ 12= σ 22
H0 =σ 12≠ σ 22
Tabel 5.1 Uji homogenitas data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
X́ 63,067 63,0
S2 6,064368 6,137931
S 2,463 2,477
1. Uji homogenitas data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Hasil belajar
6,137931
F=
6,064368
F=¿1,012130365
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang = nb – 1 = 30 – 1 = 29
dk penyebut = nb – 1 = 30 – 1 = 29
142
Ftabel = 1,86
Hasil analisis uji homogenitas data nilai awal siswa diperoleh Fhitung yaitu
1,012 dan Ftabel yaitu 1,86. Jadi, Fhitung 1,012 < Ftabel 1,86 maka dapat diartikan
143
5.2.1.2 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
variansi terbesar
F=
variansi terkecil
Hipotesis :
H0 = σ 12= σ 22
H0 =σ 12≠ σ 22
Tabel 5.2 Uji homogenitas data hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Hasil belajar
Posttest Posttest
N 30 30
X́ 70,933 64,667
S2 44,064 37,609
S 6,638 6,133
b. Hasil belajar
44,064
F=
37,609
F=¿1,171
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang = nb – 1 = 30 – 1 = 29
dk penyebut = nb – 1 = 30 – 1 = 29
Ftabel = 1,86
144
Hasil analisis uji homogenitas posttest hasil belajar siswa diperoleh Fhitung yaitu
1,171 dan Ftabel yaitu 1,86. Jadi, Fhitung 1,171 < Ftabel 1,86 maka dapat diartikan
145
5.3 Uji Hipotesis
diketahui :
dk = (30 + 30) – 2)
dk = 60-2
dk = 58
Dengan taraf signifikan 0,05 atau 5 % diperoleh nilai ttabel = 1,67
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan, jika thitung < ttabel ( ditolak )
H1 = ada perbedaan, jika thitung > ttabel ( diterima )
1. Uji t-tes data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
X́ 1− X́ 2
t=
s 21 s22
√ +
n1 n2
63,067 – 63,0
t=
6,06 6,13
√ 30
+
30
0,067
t=
12,19
√ 30
0,067
t=
√ 0,40633
0,067
t=
0,6374
t=0,105
nilai thitung 0,105 < ttabel 1,67 (H1 Ditolak = tidak ada perbedaan)
146
jadi pada data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat
perbedaan artinya kedua kelas tersebut tidak memiliki perbedaan sebelum dilakukan
perlakuan.
Keterangan :
147
5.3.1.2 Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
diketahui :
dk = (30 + 30) – 2)
dk = 60-2
dk = 58
Dengan taraf signifikan 0,05 atau 5 % diperoleh nilai ttabel = 1,67
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan, jika thitung < ttabel ( ditolak )
H1 = ada perbedaan, jika thitung > ttabel ( diterima )
2. Uji t-tes posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
X́ 1− X́ 2
t=
s 21 s22
√ +
n1 n2
70,933 – 64,667
t=
44,064 37,609
√ 30
+
30
6,266
t=
6,455
√ 30
6,266
t=
√1,2151
6,266
t=
1,1023
t=5,684
nilai thitung 5,684 > ttabel 1,67 (H1 Diterima = ada perbedaan)
148
jadi pada posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
perlakuan.
Keterangan :
149
150
151
152
153
154
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS IPA
Jalan Sultan Qaimuddin No. 17 Baruga, Kendari Sulawesi Tenggara Telp/Fax. (0401) 3192081/ 3193710
email : iainkendari@yahoo.co.id website : http://iainkendari.ac.id
JURUSAAN SYARI’AH / AHWAL AL-SYAKHSHIYAH (AS)
PERMOHONAN JUDUL
Kepada Yth.
Ketua Program Studi Tadris
IPA
Di –
Tempat
Demikian permohonan Judul Skripsi ini saya ajukan, dengan harapan semoga salah
satu dari Judul Skripsi di atas mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang yaitu
Bapak Ketua Program Studi Tadris IPA, dan atas kerja samanya saya ucapkan terima kasih
banyak.
155
156
157
158
159
160
Dokumentasi
161
162
163
164
165
RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)
A. Data Pribadi
Nama : Rinda Natasya Arindi
Tempat / Tanggal Lahir : Bungguosu, 11 Mei 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Alamat : Jl. Sultan Qaimuddin
Nomor Telepon : 082291986010
Email : rindanatasya0511@gmail.com
Hoby : Membaca
B. Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Bungguosu
SMP/MTS : MTsN 1 Konawe
SMA/MA : MAN 1 Konawe
Perguruan Tinggi : IAIN Kendari
Nim : 16010107001
166
167
168