SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Hasil Pada
Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh:
SINDI SABRIANTI
NIM : 17010107029
i
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Sultan Qaimuddin No. 17 Baruga-Kota Kendari
Telp/fax. 041-393710. Email: Iainkendari@yahoo.com
Website: iainkendari.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BUTON TENGAH” yang ditulis oleh
IPAPada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Pembimbing
NIP. 198006122003121003
i
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Sultan Qaimuddin No. 17 Baruga-Kota Kendari
Telp/fax. 041-393710. Email: Iainkendari@yahoo.com
Website: iainkendari.ac.id
Dekan
NIP. 19671231199903100
ii
KATA PENGANTAR
ini dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pernyataan
rasa syukur kepada sang Khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis
dalam mewujudkan karya ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
tauladan yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek
dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Buton
Tengah”. Skripsi penelitian ini disusun guna memenuhi tugas dan persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Tadris IPA,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kendari.
Proses penyusunan skripsi penelitian ini tidak terlepas dari motivasi dan
do’a kedua orang tua saya, ayahanda Haerudin dan ibunda Harnia serta keluarga
tercinta yang telah memberikan segalanya baik semangat, cinta, dan kasih sayang
yang tidak dapat tergantikan oleh apapun. Serta bantuan, bimbingan, dan motivasi,
dari pembimbing saya sekaligus ketua program studi Tadris IPA bapak Hasrin
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan tekun dan sabar memberikan
iii
pengarahan dalam penyusunan skripsi penelitian ini. Selain itu penulis
1. Ibu Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
2. Bapak Dr. Masdin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
4. Bapak Zul Arham S.Si.,M.Si. Selaku dewan penguji kedua, yang telah
5. Segenap dosen dan staf Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
2017 (Nur fathur, Delni, Nur Syamsia, Khaira, Gusni Arfa Nur Aini,
Dewi Apriana Hasim, Kiki Nurzila, Sasa Mazda, Emi Ekasari, Hernia,
maupun duka.
8. Teman – teman dari Program Studi Tadris Fisika angkatan 2017 yang
iv
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
Penulis
Sindi Sabrainti
NIM.17010107029
v
ABSTRAK
Kata Kunci : SMP Negeri 4 Buton Tengah, Model Problem Based Learning
melalui Demonstrasi dan Diskusi, Keaktifan Belajar, Hasil Belajar.
vi
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the effect of the Problem Based Learning
model through demonstration and discussion on the science learning activities of
class VIII students of SMP Negeri 4 Buton Tengah, (2) the effect of the Problem
Based Learning model through demonstration and discussion on the science learning
outcomes of class VIII junior high school students. Country 4 Central Buton. This
research is a quantitative research. The population in this study were all students of
class VIII as many as 128 people. The sample used in this study were two classes
with 50 students. Data collection techniques in this study used a questionnaire
(questionnaire), documentation and test instruments. The research approach used is
quantitative with the type of experimental research (QUASI Experiment). The
validity test uses the product moment correlation formula, and the reliability test uses
the K-R21 formula. The results of the study at a significant level of 5% showed that:
(1) The results of the t-test-post-test learning activity t obtained the t-count value of
2.84 and t-table 1.677. The value of tcount > ttable, then H0 is rejected and H1 is
accepted, meaning that there is an effect of the Problem Based Learning model
through Demonstration and Discussion on the learning activities of class VIII
students of SMP Negeri 4 Buton Tengah. (2) The results of the post-test t-test of
student learning outcomes obtained tcount 6.11 and ttable 1.677. The value of tcount
> ttable, then H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that there is an influence of
the Problem Based Learning model through Demonstration and Discussion on the
learning outcomes of class VIII students of SMP Negeri 4 Buton Tengah. So, it can
be concluded that in this study the Problem Based Learning model through
demonstration and discussion has an influence on student activity and learning
outcomes.
Keywords : SMP Negeri 4 Buton Tengah, Problem Based Learning Model through
Demonstration and Discussion, Active Learning, Learning Outcomes.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.5.Tujuan Penelitian............................................................................................... 8
viii
2.8. Hipotesis Penelitian..........................................................................................35
ix
DAFTAR TABEL
x
4.10 Data Post-test Keaktifan Belajar Kelas Kontrol..............................................68
4.30 Hasil Parsial (Uji-t) Dua Sampel Independent Variabel Keaktifan Belajar....89
4.31 Hasil Parsial (Uji-t) Dua Sampel Independent Variabel Hasil Belajar............90
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
3.1.1 Hasil Keaktifan Belajar Pre-test dan Post-test Siswa Kelas Eksperimen......164
3.1.2 Hasil Keaktifan Belajar Pre-test dan Post-test Siswa Kelas Kontrol.............165
3.2.1 Hasil Belajar Pre-test dan Post-test Siswa Kelas Eksperimen ......................166
xiii
3.2.2 Hasil Belajar Pre-test dan Post-test Siswa Kelas Kontrol .............................167
5.2.1 Uji Homogenitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................179
5.2.2 Uji Homogenitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................180
5.3.1 Uji t Pre-test Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........180
5.3.2 Uji t Post-test Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......181
5.3.3 Uji t Pre-test Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Eksperimen .........181
5.3.4 Uji t Post-test Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...............182
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
transfer ilmu dan keahlian. Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau negara
depan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah. (Nurkholis, 2013)
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini, masih jauh dari yang diharapkan.
Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
1
Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu
proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan segala
pembentukan spesialis atau bidang-bidang tertentu, oleh karena itu perhatian dan
Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu yang mempelajari gejala-
gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains tentang
kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pendidikan sains menekankan pada
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains
diarahkan untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
gejala alam berupa fakta, konsep dan hukum yang telah teruji kebenarannya melalui
karena keberhasilan pembelajaran banyak ditentukan oleh guru. Seorang guru harus
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa tentu mempunyai
tujuan. Terlebih guru dalam tugas mengajar atau melakukan kegiatan belajar
mengajar harus berorientasi pada tujuan yang hendak ditentukan. Untuk itu perlu
2
dipersiapkan bagaimana penggunaan metode yang sesuai agar waktu yang telah
pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan
Problem Based Learning (PBL) atau yang sering juga disebut dengan model
proses pembelajaran kurikulum 2013 . Model PBL adalah model pembelajaran yang
dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka mahir
Dalam model PBL, masalah kehidupan yang nyata dan kompleks digunakan untuk
memotivasi siswa untuk mengidentifikasi dan meneliti konsep dan prinsip yang
dalam tim belajar, menyatukan keahlian kolektif yang dimiliki, berkomunikasi dan
3
Sejalan dengan pendapat di atas, PBL mengacu pada pendekatan
Untuk mencoba memecahkan masalah baik yang nyata maupun hipotetis, siswa
sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. metode mengajar merupakan cara
menyajikan bahan pelajaran pada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
mengajar guru cenderung membosankan, maka akan membuat siswa kesulitan dalam
proses belajar. Kesulitan dalam belajar ini dapat berdampak terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran tersebut. Guru harus mampu menggunakan metode
mengajar yang tepat, efisien dan efektif bagi siswa agar perhatian dalam kelas tertuju
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan. Metode ini digunakan agar siswa menjadi lebih
paham terhadap materi yang dijelaskan karena menggunakan alat peraga dan
menggunakan media visualisasi yang dapat membantu siswa untuk lebih memahami.
(Dedi, 2010)
4
Muhibbin Syah (2000) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dari resitasi bersama (socialized recitation). (Yeti, 2018) Menurut Mulyasa (2006)
diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan
Keaktifan belajar siswa merupakan salah satu unsur dasar yang penting bagi
berarti giat dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan
oleh siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang
keberhasilan belajar siswa, baik dalam perubahan tingkah laku maupun kemampuan
dalam pembelajaran. Hasil belajar juga bisa dikatakan sebagai perubahan perilaku
siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hasil belajar tersebut dilihat dari kemampuan siswa
Provinsi Sulawesi Tenggara. Sekolah ini memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang
memadai sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dalam
5
mata pelajaran IPA tersedia laboratorium untuk melakukan demonstrasi/praktek,
namun masih jarang digunakan oleh guru khususnya guru IPA. Mata pelajaran IPA
di SMP Negeri 4 Buton Tengah masih dianggap sulit dan banyak siswa yang kurang
Berdasarkan hasil wawancara pada (Guru IPA) kelas VIII tanggal 24 Oktober
2020 di SMP Negeri 4 Buton Tengah, bahwa “proses belajar mengajar masih
kurangnya interaksi antara siswa dengan guru, dimana guru lebih berperan aktif dari
pada siswanya, serta kurangnya melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah.
Penerapan metode konvensional tentu membuat beberapa siswa cenderung pasif dan
mudah bosan saat proses belajar mengajar berlangsung. Inilah yang menyebabkan
aktivitas siswa untuk belajar menjadi kurang aktif dan mengakibatkan hasil belajar
siswa kurang baik“. Hal ini semakin diperjelas dari hasil ulangan harian, sebagian
besar siswa masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65,
keaktifan dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 4 Buton Tengah” dengan harapan bisa meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
6
1. Keaktifan siswa masih tergolong rendah dalam mengikuti pembelajaran IPA
3. Model dan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang
bervariasi.
1. Penulis meneliti siswa kelas VIII khususnya di SMP Negeri 4 Buton Tengah
2. Model yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA adalah Model
5. Materi pokok yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Tekanan
Zat
7
1.5 Tujuan Penelitian
1. Menumbuhkan minat belajar siswa sehingga siswa lebih berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan model Problem Based Learning (PBL)
pembelajaran di kelas.
2. Sebagai bekal bagi peneliti untuk melaksanakan pembelajaran IPA kelak ketika
menjadi guru
8
1.6.4 Bagi sekolah
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
susasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
(Indrawati, 2017)
adalah model yang menekankan pada pembelajaran berbasis student centered, yang
(Nurqomariah, 2015)
inovasi dalam pembelajaran karena dalam model ini kemampuan berfikir siswa betul-
betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
10
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
dapat dilihat pada tahapan pembelajaran PBL. Pada tahapan mengorganisasi dan
lebih dalam.
11
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1:
Orientasi peserta Menjelaskan tujuan pembelajaran,
didik kepada menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
masalah
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap 2:
Mengorganisasikan Membantu pesrta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
Peserta didik berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3:
Membimbing Mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
Penyelidikan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecazan masalah
individu dan
kelompok
Tahap 4:
Mengembangkan Membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, dan model dan berbagai tugas dengan
temannya
Tahap5:
Menganalisis dan
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
mengevaluasi yang telah dipelajari/meminta kelompok
proses pemecahan presentasi hasil karya. ( Arsil, 2019)
masalah
12
Kelebihan model PBL menurut Shoimin antara lain:
keadaan nyata
belajar
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban
8. Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja
materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM
2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi
13
2.2.1 Pengertian Demonstrasi
(Kosmas, 2018)
Menurut Abdul Majid (2015), “Demontrasi merupakan salah satu metode yang
cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri berdasarkan
sebuah tindakan disertai dengan ilustrasi dan pernyataan lisan maupun peragaan.
kepada peserta didik suatu proses, sesuatu atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan”. (Nawir,
2015)
“metode mengajar dengan cara meperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau meteri yang sedang disajikan”.
(Agus, 2016)
14
Dari pengertian beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa demonstrasi
memberikan suatu cara dalam menyajikan suatu materi pelajaran agar dapat dipahami
oleh siswa.
demonstrasi bahwa:
2. Proses belajar peserta didik terarah pada materi yang sedang dipelajari
3. Pengalaman dan kesan sehingga hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
peserta didik.
4. Merangsang perhatian
15
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
telah disiapkan.
didemonstrasikan.
Sintaks metode demonstrasi disajikan dalam 5 tahap, dapat dilihat pada tabel berikut:
16
pelajaran yang telah dipelajari. (Deden, 2016)
sebagai berikut:
1. Keunggulan
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
2. Kelemahan
17
b. Demonstrasi memerlukan peralatan,bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang bearti menggunakan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu metode
3. Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari
4. Lebih melekatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri
siswa
8. Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau cara kerja
suatu benda
10. Memperbaiki kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan
18
Selain memiliki sepuluh kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kekurangan seperti yang diungkapkan oleh Huda (2010) antara lain:
cukup panjang
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Sebagai metode
yang sama untuk bertanya atau memberikan pendapat. Berdasarkan hal tersebut
mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik atau lebih, dimana
19
2.3.2 Pengertian Metode Diskusi
Ida (2012) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (probem solving). Metode ini
lazim disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
adalah suatu cara penyampaian suatu materi pelajaran melalui sarana pertukaran
suatu metode dengan guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada siswa, dan
para siswa diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu
dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi. (Ika, 2020)
paripurna)
2. Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (3-6)
orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan
20
3. Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang dianggap ahli
untuk mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin
4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing
kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti tangkisan dengan
tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya
tinggi
masalah yang akan didiskusikan ditentukan bersama oleh guru dan siswa. Dalam
21
hal ini guru harus merumuskan dengan jelas masalah yang akan dibahas
yang diharapkan. Hal ini bisa terlihat dari partisipasi siswa, fokus pembicaraan,
ketertiban diskusi, peran pemimpin, pemanfaatan wakatu dan hasil yang ingin
dicapai
diskusi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sintaks diskusi pada tabel berikut:
Tahap 1:
Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus
mengatur setting dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi.
22
Tahap 2:
Mengarahkan diskusi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan dasar, mengajukan pertanyaan
awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera
dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi.
Tahap 3:
Menyelenggarakan diskusi Guru memonitor antar-aksi, mengajukan
pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa,
menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar,
membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan
sendiri.
Tahap 4:
Mengakhiri Diskusi Guru menutup diskusi dengan merangkum atau
mengungkapkan makna diskusi yang telah
diselenggarakan kepada siswa.
Tahap 5:
Melakukan tanya jawab Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa
singkat tentang proses proses diskusi dan berpkir siswa (Trianto, 2014).
diskusi itu
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai
23
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
menjadi kabur
3. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya, kadang kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan
dalam pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keaktifan berasal dari
kata dasar aktif yang berarti giat. Keaktifan belajar merupakan suatu proses kegiatan
belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional
kegiatan belajar, sehingga keaktifan belajar siswa adalah suatu proses kegiatan
belajar mengajar yang menuntut siswa terlibat aktif dan berpartisipasi dalam proses
sangat dominan. Keaktifan siswa selama proses belajar tergantung pada interaksi
(2008), “Peristiwa belajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang di atur oleh guru”. Jadi belajar adalah upaya
24
menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki
keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru
atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab
paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. (Ni, 2018)
Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Gagne dan Briggs faktor
25
7. Memberi umpan balik (feed back)
oleh berbagai macam faktor yaitu membuat pembelajaran menjadi menarik atau
memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu
cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang kurang
2. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan dalam memecahkan
3. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan
Keaktifan dalam belajar juga dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan
yang dapat diamati (konkret) dan sulit diamati (abstrak). Kegiatan yang dapat
26
Sementara kegiatan yang sulit diamati berupa kegiatan psikis seperti menggunakan
Menurut Paul D. Dierch dalam Hamalik (2005) jenis keaktifan belajar dapat
lain
2. Kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
permainan
angket
keputusan
27
8. Kegiatan emosional (Emotional activities) yaitu menaruh minat, merasa bosan,
sesuatu hal, otak akan mengolah data yang diterimanya, kemudian fisiknyalah yang
akan terlihat apakah peserta didik ini melakukan keaktifan atau tidak. Dalam
keaktifan rohani, perubahan tingkah laku yang terlihat adalah perubahan dalam
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya
28
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
Menurut Djamarah (2010), keaktifan belajar dapat dilihat dari berbagai hal,
diantaranya:
generalisasi
j. Terdapat usaha dari siswa untuk bertanya kepada guru dan meminta pendapat
Menurut Hintzman belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
manusia. Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap
29
oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi perilaku dalam
mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar hanya bisa diperoleh seseorang setelah
indikator seseorang memperoleh hasil belajar atau tidak. Hasil belajar diukur
berdasarkan terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
Menurut Bloom sebagaimana dikutip oleh Anni dan Rifai (2011) mengatakan
2. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan perasaan, minat,
sikap dan nilai yang terdiri dari lima tingkatan yaitu tingkatan penerimaan,
(Puji, 2016)
Menurut Robert M. Gagne dilihat dari tujuan belajar ada tipe hasil belajar, yaitu:
30
1. Kemampuan Intelektual, adalah sejumlah kemampuan mulai dari baca tulis
(Self-management behavior)
informasi.
5. Sikap dan nilai, adalah kemampuan yang erat hubungannya dengan arah serta
dari kecendrungan nya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.
(Elis, 2016)
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Hasil belajar yang
diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi: faktor intern dan ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor
31
intern dikelompokan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern
meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. (Slameto, 2010)
berikut:
1. Faktor keluarga, yaitu: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
2. Faktor sekolah, yaitu: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fahrizal Eko Setiono (2010) yang berjudul
32
demonstrasi dan diskusi ditinjau dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi
based learning melalui metode demonstrasi dan metode diskusi. Siswa yang
demonstrasi mendapatkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberi
2. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Eka Fatchurrohmah, dkk (2017). Yang
terletak pada variabel keaktifan belajar , hasil blajar, dan penggunaan model problem
pada mata pelajaran yang akan diteliti dimana pada penelitian ini fokus pada
33
2.7 Kerangka Berpikir
merupakan konsep berisikan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraian pada tinjauan pustaka diatas maka
karena itu masih perlu diuji kebenarannya. Suharsimi (2010) bahwa ”Hipotesis dapat
melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat penulis
jelaskan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara (Ningrum,
2027).
34
2. Terdapat perbedaan pengaruh model PBL (Problem Based Learning) melalui
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
berlokasi di Jl. Yosudarso No. 100, Kec. Mawasangka, Kab. Buton Tengah, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas VIII semester genap
diskusi (X1) dan satunya lagi melalui metode konvensional (X2). (Anis, 2017)
3.4.1 Populasi
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
(Mahir, 2016)
36
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Buton
Tengah yang terdiri dari 5 kelas, yakni kelas VIII A sampai dengan VIII E yang
1. VIII A 27 77,8
2. VIII B 25 67
3. VIII C 25 67,5
4. VIII D 25 66,8
5. VIII E 26 66
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 4 Buton Tengah
3.4.2 Sampel
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
pertimbangan tertentu”. Sampel diambil dari kelas yang yang telah ditentukan
dengan tujuan dan kriteria tertentu yaitu sampel memiliki nilairata-rata kelas hampir
sama. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
37
1. VIII D 25 66,8 Eksperimen
2. VIII E 26 66 Kontrol
Berdasarkan tebel di atas, maka sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII
D dan siswa kelas VIII E karena mimiliki nilai rata-rata hampir sama yaitu kelas VIII
D memiliki nilai rata-rata 66,8 dan kelas VIII D memiliki nilairata-rata 66, Kemudian
dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol Pengundian dilakukan dengan cara
menuliskan masing-masing kelas pada dua kertas dan digulung, gulungan yang jatuh
pertama dinyatakan sebagai kelas eksperimen dan gulungan yang tersisa adalah kelas
kontrol. Setelah dilakukan pengundian maka terpilih siswa kelas VIII D sebagai kelas
PBL melalui demonstrasi dan diskusi, dan siswa kelas VIII E sebagai kelas kontrol
penelitian itu sebagai faktor–faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
Variabel penelitian menurut sugiyono adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
38
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi
sebab timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya
Eksperimen pada penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari
dua kelas yang telah dipilih dengan menggunakan tekhnik Purposive Samping,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol (Sugiono, 2016). Kelas eksperimen diberi
Rancangan experimen pada penelitian ini ditunjukan dalam Tabel dibawah ini:
Keterangan :
39
OE1 : pre-test (kelas eksperimen)
menyelidiki ada tidaknya pengaruh sebab akibat suatu model atau metode
perlakuan tertentu pada kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen
dan kontrol..
3.6.1 Angket
responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Puji, 2016).
Skala Likert menurut Djaali (2008) ialah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. (Gusti, 2016, h. 49-50). Angket
dengan Skala Likert biasanya menyajikan pernyataan yang disertai dengan pilihan.
Pilihan pada skala Likert berupa frekuensi (selalu, sering, jarang, tidak pernah) atau
40
persetujuan (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). Pilihan
jawaban dengan skala ini diskor secara berjenjang (ordinal). (Heri, 2015)
3.6.2 Dokumentasi
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
siswa, guru, foto kegiatan pembelajaran, surat-surat atau arsip dokumen sekolah.
3.6.3 Tes
untuk mengumpulkan data dari hasil respons peserta didik atas pertanyaan dalam
instrumen yang dimana tugas tersebut harus dijawab atau kerjakan oleh peserta didik.
Tes yang digunakan biasanya untuk mengukur tingkat kemampuan atau prestasi
siswa dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, dan
Instrumen tes ini diberikan pada saat sebelum perlakuan (pretest) dan setelah
perlakuan (posttest). Pretest merupakan tes awal sebelum dilakukan eksperimen pada
sampel penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamaan kondisi antara
41
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest digunakan untuk
uji akhir eksperimen dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan berupa model Problem
Based Learning melalui domonstrasi dan diskusi dan tanpa perlakuan model
Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
kualitas suatu penelitian karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh sangat
42
Memberikan informasi
yang berkaitan dengan
materi pelajaran kepada
teman jika ada teman
yang belum paham
tentang materi tersebut.
Kerjasama dengan Bertanya pada teman 8,9,10,11
teman sekelompok sekelompok jika belum
paham dengan materi ,12
yang dipelajari
Berani menyampaikan
pendapat ketika ditanya
oleh teman kelompok
Berpartisipasi dalam
kelompok
Ikut serta dalam diskusi
kelompok
setiap pendapat teman
yang berbeda
Mengerjakan soal Mencatat soal dan hasil 8,9,10,11
dan Tugas pembahasan yang
diberiakan oleh guru
Mengerjakan LKS yang
diberikan.
Motivasi dalam Ikut membuat 13,14,15
mengikuti pelajaran kesimpulan materi yang
telah dipelajari
Memanfaatkan sumber
belajar {Misal : buku,
lingkungan sekitar, dll}
yang ada untuk lebih
memahami materi
Merasa tidak perlu
berusaha mempelajari
karena sudah menjadi
tugas guru memberikan
materi kepada siswa.
43
Kognitif Tertulis (PJ)
Menjelaska C1 PG 14,15,16
hukum
Archimedes
Menganalisis C4 PG 17,181,19,
penerapan 20,21,22
hukum
archimedes
pada benda
yang terapung,
melayang dan
tenggelam
Menjelaskan C1 PG 23,24,25
hukum pascal
Menerapkan C4 PG 26,27
hukum pascal
pada benda
dalam
kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan C1 PG 28
proses
pengangkutan
air dan nutrisi
pada tumbuhan
Menjelaskan C1 PG 29,30
proses tekanan
darah pada
proses sistem
peredaran
darah manusia
44
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
yang valid akan mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang
antar skor setiap butir soal dengan total skor. Sugiyono (2010) rumus korelasi yang
dapat digunakan yang dikemukakan oleh pearson dikenal dengan rumus Korelasi
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Kaidah keputusan : Jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel
45
Tabel 3.6; Tabel Interpretasi Nilai r
Instrumen yang valid belum tentu reliabel. Suatu alat pengukur dikatakan
reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan
senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Uji reliabilitas ini pada penelitian ini
Keterangan:
46
Hasil perhitungan dari rumus K-R 21 (r11) dikonsultasikan dengan nilai rtabel
pada α sebesar 5% atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai berikut. Jika r11 >
rtabel berarti reliabel, sedangkan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel.
menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah
47
Rata-rata dihitung dengan rumus sebagai berikut, untuk data tunggal
frekuensi berulang.
Keterangan:
X = rata-rata nilai
f = frekuensi
N = Total data
Rentang data (range) dihitung dengan jalan mengurangi data yang terbesar
dengan data terkecil yang ada dalam kelompok itu. Rumusnya adalah:
R= xt - xr
Keterangan:
R = Rentang
48
Keterangan:
Keterangan:
P = panjang kelas
R = rentang data
terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan standar deviasi adalah nilai statistik yang
seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata sampel atau akar dari
Rumus varians:
49
Rumus standar deviasi:
Keterangan :
S2 = varians
S = standar Deviasi
x= Rata-rata
6. Menghitung Persentase
Keterangan:
P = persentase
∑F = jumlah frekuesi
50
Deskripsi selanjutnya adalah menentukan pengkategorian skor (X) yang
diperoleh masing-masing variabel. Dari skor tersebut kemudian dibagi menjadi tiga
(S) yang diperoleh. Tingkat kecenderungan dibedakan menjadi tiga kategori sebagai
berikut:
X ≥ (M + SD ) : tinggi
diajukan. Untuk menguji hipotesis, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dan selanjutnya melakukan pengujian
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk menentukan data
yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal
dianalisis harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Salah satu uji yang bisa
51
digunakan untuk menguji normalitas data adalah Kolmogorof-Smirnov test. (Putri,
2013)
2. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, dilakukan juga uji homogenitas. Uji ini untuk mengetahui
kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah
homogen)
Fhitung
52
6. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembilang = na – 1, dan
varians terkecil.
3. Uji Hipotesis
penelitian ini yaitu hipotesis pertama menggunakan Uji-t komparatif dua sampel
independen, yaitu untuk mengetahui keaktifan belajar siswa yang diberi pengajaran
Diskusi lebih tinggi dari pada siswa yang diberi pengajaran tanpa model Problem
Based Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi. Untuk menguji hipotesis kedua
juga menggunakan Uji-t komparatif dua sampel independen, yaitu untuk mengetahui
hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan model pembelajaran Problem
Based Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi lebih tinggi daripada siswa yang
diberi pengajaran tanpa model Problem Based Learning melalui Demonstrasi dan
Diskusi.
Uji t-test komparatif dua sample independen kriteria data diperoleh dari 𝑛1 = 𝑛2
dengan varians homogen maka pengujian hipotesis digunakan uji-t komparatif dua
53
Keterangan :
Keterangan :
x1 = Nilai rata-rata sampel 1 s22 = Variansi sampel 2
x2 = Nilai rata-rata sampel 2 n1 = Jumlah sampel 1
S12 = Variansi sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2
berikut:
hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan ini diambil dari
nilai pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Gain ternormalisasi yang
disingkat dengan N-Gain merupakan perbandingan skor gain aktual dan skor
maksimum. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa, sedangkan skor
gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa.
Hasil penelitian yang diperoleh diuji dengan menggunakan nilai gain yang
pertumbuhan rata-rata maksimum yang mungkin. Yaitu dengan rumus: (Usman dan
Akbar, 2008)
54
1 N-Gain ≥ 0,70 Tinggi
Pelaksanaan penelitian ini terdapat prosedur atau alur penelitian yang akan
Studi Survei
Literatur Pendahuluan
Analisis Masalah
Penyusunan Instrumen
PELAKSANAAN
Penelitian
Pretes Pretes
PERLAKUAN
Postes Postes
Penyusunan
55Skripsi
HASIL BELAJAR IPA DI SMPN 1 BESULUTU
Gambar 3.1 Prosedur dan Alur Penelitian
BAB IV
Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap keaktifan dan hasil belajar
pokok bahasan tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 Buton Tengah. Data keaktifan dan hasil belajar siswa
berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan meliputi data keaktifan yaitu
menggunakan angket dan nilai pre-test post-test dari dua kelas yang berbeda. Dalam
penelitian ini digunakan 2 kelas, yakni kelas VIII.D sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII.E sebagai kelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran yang
berbeda.
pada kelas kontrol. Jumlah sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-
56
adalah tekanan zat dan penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari. Untuk
melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa, maka
variabel meliputi : rata-rata (mean), nilai maksimm, nilai minimum, varians, standar
deviasi, rentang data, banyak kelas, panjang kelas, persentase, tabel distribusi
frekuensi, diagram batang frekuensi dan tabel distribusi kategorisasi. Instrumen pada
penelitian ini yaitu berupa angket variabel motivasi belajar pre-test dan post-test pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan untuk variabel hasil belajar yaitu
berupa soal pre-test dan pos-test pada kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas VIII
1.1.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Pre-test dan Post-test Keaktifan Belajar Pada
Kelas Eksperimen
Eksperimen
Data hasil analisis statistik deskriptif pre-test motivasi belajar siswa yang
57
Kelas Eksperimen
nilai rata-rata 61,88, nilai maksimum sebesar 78, nilai minimum sebesar 52, varians
sebesar 57,94 dan standar deviasi sebesar 7,61. Untuk distribusi frekuensi pre-test
keaktifan belajar kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
58
Gambar 4.1 Diagram batang pre-test keaktifan belajar kelas eksperimen
kelas eksperimen sebelum perlakuan (pre-test) frekuensi tertinggi terletak pada nilai
persentase 4%.
(pre-tes) pada kelas eksperimen dimana nilai mean sebesar 61,88 dan nilai standar
Pre-test
Kategori
Skor Frekuensi %
Tinggi X ≥ 69 6 24
Sedang 55 ≤ X < 69 17 68
Rendah X < 55 2 8
Jumlah 25 100
59
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
orang siswa dengan persentase 24%, kategori sedang sebanyak 17 orang siswa
dengan presentase 68%, kategori rendah sebanyak 2 orang siswa dengan persentase
belajar sebelum perlakuan (pre-test) pada kelas eksperimen dalam kategori sedang
Eksperimen
Data hasil analisis statistik deskriptif post-test keaktifan belajar siswa yang
Kelas Eksperimen
Statistik Post-test
N 25
Nilai maksimum 88
Nilai minimum 62
Varians 61,27
60
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa
kelas eksperimen setelah perlakuan (post-test) memilki nilai rata-rata 75,76, nilai
maksimum sebesar 88, nilai minimum sebesar 62, varians sebesar 61,27 dan standar
deviasi sebesar 7,82. Untuk distribus frekuensi post-test keaktifan belajar kelas
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
61
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, menunjukkan bahwa keatifan belajar siswa
kelas eksperimen setelah perlakuan (post-test) frekuensi tertinggi terletak pada nilai
persentase 8%.
(post-test) pada kelas eksperimen dimana nilai mean sebesar 75,76 dan nilai standar
Post-test
Kategori
Skor Frekuensi %
Tinggi X ≥83 6 24
Sedang 67 ≤ X < 83 15 60
Rendah X < 67 4 16
Jumlah 25 100
(post-test) untuk kategori tinggi sebanyak 6 orang siswa dengan persentase 24%,
kategori sedang sebanyak 15 orang siswa dengan persentase 60%, kategori rendah
variabel keaktifan belajar setelah perlakuan (post-test) pada kelas eksperimen dalam
62
4.1.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Pre-test dan Post-test Keaktifan Belajar
Data hasil analsisis statistik deskriptif pretest keaktifan belajar siswa yang
Kelas Kontrol
Statistik Pre-test
N 25
Nilai maksimum 68
Nilai minimum 48
Varians 40,28
kelas kontrol sebelum perlakuan (pre-test) dengan nilai rata – rata 58,68, nilai
maksimum sebesar 68, nilai minimum 48, varians sebesar 40,28 dan standar deviasi
sebesar 6,34. Distribusi frekuensi pre-test keaktifan belajar siswa kelas kontrol
63
1 48-50 2 8
2 51-53 3 12
3 54-56 5 20
4 57-59 2 8
5 60-62 6 24
6 63-65 3 12
7 66-68 4 16
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
kelas kontrol sebelum perlakuan (pre-test), frekuensi tertinggi terletak pada nilai
(pre-test) pada kelas kontrol dimana nilai mean sebesar 58,68 dan nilai standar
64
deviasi sebesar 6,34. Berdasarkan nilai tersebut, maka diperoleh kriteria
Pre-test
Kategori 5
Skor Frekuensi %
2
Tinggi X ≥ 65 6 24
6
Sedang 53 ≤ X < 65 15 60
6
Rendah X < 53 4 16
1
Jumlah 25 100
kelas kontrol sebelum perlakuan (pre-test) pada kategori tinggi yaitu sebanyak 6
orang siswa dengan persentase 24%, kategori sedang yaitu sebanyak 15 orang siswa
dengan persentase 60% dan rendah berjumlah 4 orang dengan persentase 16%. Jadi
pada kelas kontrol dalam kategori sedang yaitu sebanyak 15 orang siswa (60%).
Data hasil analsisis statistik deskriptif post-test keaktifan belajar siswa yang
65
Tabel 4.10 Data post-test keaktifan belajar kelas control
Kelas Kontrol
Statistik Post-test
N 25
Nilai maksimum 83
Nilai minimum 60
Varians 49,86
Standar deviasi 7
kelas kontrol sesudah perlakuan (post-test) memilki nilai rata-rata 70,2, nilai
maksimum sebesar 83, nilai minimum 60, varians sebesar 49,86, dan nilai standar
deviasi sebesar 7. Distribusi frekuensi post-test keaktifan belajar siswa kelas kontrol
66
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut
kelas kontrol setelah perlakuan (post-test), frekuensi tertinggi terletak pada nilai
persentase 24% dan frekuensi terendah terletak pada nilai interval 76 – 79 sebanyak 1
perlakuan (post--test) pada kelas kontrol dimana nilai mean sebesar 70,2 dan nilai
Kategori Post-test
Skor Frekuensi 5
67
%
1
Tinggi X ≥ 77 4 16
7
Sedang 6 3≤ X < 77 19 76
8
Rendah X < 63 2 8
1
Jumlah 25 100
siswa kelas kontrol setelah perlakuan perlakuan (post-test pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 16%, kategori sedang yaitu sebanyak 19
orang siswa dengan persentase 76% dan rendah berjumlah 2 orang dengan persentase
8%. Jadi mayoritas kecenderungan variabel keaktifan belajar setelah perlakuan (post-
4.1.1.3. Analisis Statistik Deskriptif Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Kelas
Eksperimen
Data hasil analsisis statistik deskriptif pre-test hasil belajar siswa yang diajar
Kelas Eksperimen
Statistik Pre-test
68
N 25
Nilai maksimum 65
Nilai minimum 30
Varians 70,16
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
maksimum sebesar 65, nilai minimum sebesar 30, varians sebesar 70,16 dan nilai
standar deviasi sebesar 8,37. Distribusi frekuensi pre-test hasil belajar siswa kelas
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
69
Gambar 4.5 Diagram batang pre-test hasil belajar kelas eksperimen
kelas eksperimen sebelum perlakuan (pre-test) frekuensi tertinggi terletak pada nilai
(pre-test) pada kelas eksperimen dimana nilai mean sebesar 45,8 dan nilai standar
Pre-test
Kategori 5
Skor Frekuensi %
2
Tinggi X ≥ 54 5 20
Sedang 38 ≤ X < 54 15 6
70
60
2
Rendah X < 38 5 20
1
Jumlah 25 100
siswa kelas eksperimen sebelum perlakuan perlakuan (pre-test) pada kategori tinggi
yaitu sebanyak 5 orang siswa dengan persentase 20%, kategori sedang yaitu
sebanyak 15 orang siswa dengan persentase 60% dan rendah berjumlah 5 orang
dengan persentase 20%. Jadi mayoritas kecenderungan variabel hasil belajar seelum
perlakuan (pre-test) dalam kategori sedang yaitu sebanyak 15 orang siswa (60%).
Data hasil analsisis statistik deskriptif post-test hasil belajar siswa yang
Kelas Eksperimen
Statistik Post-test
N 25
Nilai maksimum 85
Nilai minimum 55
Varians 94,83
71
Sumber: Data diolah dengan software SPPS
kelas eksperimen setelah perlakuan (post-test) memiliki rata-rata sebesar 73,6. Nilai
maksimum sebesar 85, nilai minimum sebesar 55, varians sebesar 94,83 dan nilai
standar deviasi sebesar 9,73. Distribusi frekuensi post-test hasil belajar siswa kelas
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
72
Berdasarkan gambar 4.6 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
kelas eksperimen setelah perlakuan (post-test) frekuensi tertinggi terletak pada nilai
persentase 4%.
(post-test) pada kelas eksperimen dimana nilai mean sebesar 73,6 dan nilai standar
Post-test
Kategori 5
Skor Frekuensi %
1
Tinggi X ≥ 83 4 16
6
Sedang 63≤ X < 83 17 68
1
Rendah X < 63 4 16
1
Jumlah 25 100
kelas eksperimen setelah perlakuan (post-test) pada kategori tinggi sebanyak 4 orang
siswa dengan persentase 16%, kategori sedang sebanyak 17 orang siswa dengan
persentase 68%, dan kategori rendah sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 16%.
73
Jadi mayoritas kecenderungan variabel hasil belajar setelah perlakuan (post-test)
Data hasil analisis statistik deskriptif pre-test hasil belajar siswa yang diajar
Kelas Kontrol
Statistik Pre-test
N 25
Nilai maksimum 60
Nilai minimum 25
Varians 65,38
kontrol sebelum perlakuan (pre-test) memiliki nilai rata-rata sebesar 42,6 nilai
maksimum sebesar 60, nilai minimum 25, varians sebesar 65,38, dan nilai standar
deviasi sebesar 8,08. Distribusi frekuensi pre-test hasil belajar siswa kelas kontrol
74
Tabel 4.20 Distribusi frekuensi pre-test hasil belajar kelas kontrol
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) frekuensi tertinggi terletak pada nilai
persentase 8%.
75
Untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar siswa ssetelah perlakuan
(pre-test) pada kelas eksperimen dimana nilai mean sebesar 42,6 dan nilai standar
Pre-test
Kategori
Skor Frekuensi %
Tinggi X ≥ 51 3 12
Rendah X < 34 2 8
Jumlah 25 100
kelas eksperimen setelah perlakuan (pre-test) pada kategori tinggi sebanyak 3 orang
siswa dengan persentase 12%, kategori sedang sebanyak 20 orang siswa dengan
persentase 80%, dan kategori rendah sebanyak 2 orang siswa dengan persentase 8%.
Kelas Kontrol
Statistik Post-test
76
N 25
Rata-rata (Mean) 57
Nilai maksimum 70
Nilai minimum 40
Varians 89,46
maksimum sebesar 70, nilai minimum 40, varians sebesar 89,46, dan nilai standar
deviasi sebesar 9,45. Distribusi frekuensi postest hasil belajar siswa kelas kontrol
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, maka hasil pengolahan data tersebut dapat
77
Gambar 4.8 Diagram batang post-test hasil belajar kelas kontrol
Berdasarkan gambar 4.8 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar pada kelas
kontrol setelah perlakuan (post-test) frekuensi tertinggi terletak pada nilai interval 65
– 69 sebanyak 6 orang siswa dengan persentase 24% dan frekuensi terendah terletak
test) pada kelas kontrol dimana nilai mean sebesar 57 dan nilai standar deviasi
Post-test
Kategori
Skor Frekuensi %
Tinggi X ≥ 66 3 12
48≤ X <
Sedang 66 17 68
Rendah X < 48 5 20
Jumlah 25 100
78
Sumber: Data Primer Diolah, 20
kelas kontrol setelah perlakuan (post-test) pada kategori tinggi sebanyak 3 orang
siswa dengan persentase 12%, kategori sedang sebanyak 17 orang siswa dengan
persentase 68%, dan kategori rendah sebanyak 5 orang siswa dengan persentase 20%.
melakuklan uji persyaratan analisis (uji asumsi), yaitu melakukan uji normalitas, uji
dari variabel. Statistik uji yang digunakan dalam uji normalitas adalah Kolmogorof-
Sminorv dengan hipotesis dan ketentuan adalah H0 = data berdistribusi normal dan H 1
= data berdistribusi tidak normal. Jika Signifikansi > 0.05, maka H0 diterima atau
nilai residual berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Signifikansi < 0.05, maka H 0
ditolak atau nilai residual tidak berdistribusi normal. Untuk analisis uji prasyarat
normalitas motivasi belajar dan hasil belajar pada kelas eksperimen baik sebelum
79
(pre-test) maupun setelah dilakukan perlakuan (post-test) disajikan pada Tabel
berikut ini:
Nilai
Perlakuan Variabel Nilai α Keterangan
Signifikan
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, menunjukkan bahwa hasil uji normalitas pre-
test untuk kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi untuk variabel hasil belajar
yaitu 0,083 dan untuk keaktifan belajar yaitu 0,086. Sedangkan untuk hasil uji
variabel hasil belajar yaitu 0,064 dan untuk keaktifan belajar yaitu 0,200. Hal ini
menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel hasil belajar dan variabel keaktifan
belajar pada kelas eksperimen dari sampel sebelum (pre-test) maupun setelah
dilakukan perlakuan (post-test) adalah normal. Untuk analisis uji prasyarat normalitas
keaktifan belajar dan hasil belajar baik sebelum (pre-test) maupun setelah dilakukan
80
Nilai
Perlakuan Variabel Nilai α Keterangan
Signifikan
Berdasarkan tabel 4.26 di atas, menunjukkan bahwa hasil uji normalitas pre-
test untuk kelas kontrol diperoleh nilai untuk variabel hasil belajar yaitu 0,050 dan
untuk keaktifan belajar yaitu 0,200. Sedangkan untuk hasil uji normalitas post-test
untuk kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi untuk variabel hasil belajar yaitu
0,073 dan untuk keaktifan belajar yaitu 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran
data untuk variabel hasil belajar dan variabel motivasi belajar pada kelas kontrol dari
normal.
menggunakan Uji Fisher (F). Apabila homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat
melakukan pada tahap analisa dan lanjutan. Uji F dilakukan dengan cara
membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil. Jika Fhitumg < Ftabel
81
maka H0 diterima atau kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen dan
jika Fhitumg > Ftabel maka H1 ditolak atau kedua kelompok populasi tidak memiliki
varians yang homogen. Untuk analisis uji homogenitas keaktifan belajar dan hasil
belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol baik sebelum (pre-test) maupun
n
Perlakuan Variabel Fhitung b Ftabel Α Ket
yang diperoleh, nilai Fhitung<Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel
hasil belajar dan keaktifan belajar pada kelas eksperimen dan kontrol dari sampel
peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Data penelitian diperoleh
dengan menggunakan alat pengumpul data yaitu tes objektif berupa pilihan ganda
dan angket. Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan uji N-Gain untuk
melihat ada atau tidaknya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah
82
perlakuan yang diperoleh dari hasil selisih antara pre-test dan post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Serta membandingkan N-Gain dari kedua kelas
tersebut. Adapun hasil perhitungan Normal Gain motivasi belajar antara kelas
N 25 25
keaktifan belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 0,38 termasuk dalam kategori
rendah dengan nilai maksimum 0,54 dan nilai minimum 0,21. Sementara untuk nilai
rata-rata N-Gain motivasi belajar siswa untuk kelas kontrol adalah 0,29 termasuk
kategori rendah dengan nilai maksimum 0,47 dan nilai minimum 0,22. Dengan
lebih baik dari pada kelas kontrol atau tanpa perlakuan. Untuk hasil perhitungan
Normal Gain hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
83
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sumber: Data Primer diolah, 2021
N 25 25
menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain hasil belajar siswa untuk kelas
eksperimen adalah 0,53 termasuk dalam kategori sedang dengan nilai maksimum
0,67 dan nilai minimum 0,31. Sementara untuk nilai rata-rata N-Gain hasil belajar
siswa untuk kelas kontrol adalah 0,26 termasuk kategori rendah dengan nilai
maksimum 0,36 dan nilai minimum 0,14. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
dan Diskusi memiliki peningkatan hasil belajar lebih baik dari pada kelas kontrol
pre-test dan post-test terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan
atau menjawab hipotesis yang dipaparkan dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. Hasil perhitungan data selanjutnya
84
Dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini, langkah pertama adalah
membuat hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis pertama dalam penelitian ini
independen dengan kriteria thitung < ttabel maka H0 ditolak atau tidak ada pengaruh dan
jika thitung > ttabelmaka H1 diterima atau ada pengaruh. Adapun hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji t komparatif dua sample independent dapat dilihat dari
Tabel berikut:
Tabel 4.30 Hasil parsial (uji-t) dua sampel independent variabel keaktifan
belajar
thitung>ttabel H1
µ1- µ2 48 2,84 1,677
diterima
Keterangan:
85
Berdasarkan tabel 4.30, menunjukkan bahwa hasil uji parsial (uji-t) dua
sampel independent diperoleh nilai thitung sebesar 2,84 sedangkan nilai ttabel sebesar
1,677. Dari data ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, sehingga hipotesis
Demonstrasi dan Diskusi (X) berpengaruh signifikan terhadap keaktifan belajar (Y1).
independen dengan kriteria thitung< ttabel maka H0 ditolak atau tidak ada pengaruh dan
jika thitung > ttabel maka H1diterima atau ada pengaruh. Adapun hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji t komparatif dua sample independent dapat dilihat dari
Tabel berikut:
Tabel 4.31 Hasil parsial (uji-t) dua sampel independent variabel hasil belajar
thitung>ttabel
µ1- µ2 48 6,11 1,677
H1 diterima
86
Keterangan:
Berdasarkan tabel 4.31, menunjukkan bahwa hasil uji parsial (uji-t) dua
sampel independent diperoleh nilai thitung sebesar 6,11 sedangkan nilai ttabel sebesar
1,677. Dari data ini menunjukkan bahwa nilai thitung> ttabel, sehingga hipotesis diterima
4.2. Pembahasan
Problem Based Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap keaktifan dan
hasil belajar pokok bahasan tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Buton Tengah. Data keaktifan dan hasil belajar
siswa berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan meliputi data keaktifan yaitu
menggunakan angket dan nilai pre-test post-test dari dua kelas yang berbeda. Dalam
penelitian ini digunakan 2 kelas, yakni kelas VIII.D sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII.E sebagai kelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran yang
berbeda. Hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti akan dideskripsikan secara
87
Berdasarkan tujuan pertama dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
dan Diskusi terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Buton Tengah.
valid dan reliabel dengan rentang skor 4, 3, 2, 1. Angket yang digunakan untuk
sampel independen, diperoleh nilai thitung sebesar 2,84 sedangkan nilai ttabel sebesar
1,677. Dari data ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel, sehingga hipotesis
Demonstrasi dan Diskusi (X) berpengaruh terhadap keaktifan belajar (Y1). Selaras
dengan hasil penelitian Anis dkk., (2018) bahwa terdapat peningkatan kemampuan
melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII IPA
yang tepat. Hasil analisis deskriptif penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi yang dilakukan pada kelas eksperimen
88
yaitu nilai rata-rata (mean) post-test adalah 75,76 sedangkan nilai rata-rata (mean)
oleh Model Problem Based Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi yang
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran ini mampu merangsang rasa ingin tahu siswa untuk mencari hubungan
konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka
perlakuan (post-test) yaitu pada kategori sedang sebanyak 15 siswa memiliki nilai
dan dengan sebelum perlakuan (pre-test) yaitu pada kategori sedang sebanyak 17
bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Perbedaan keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat dari hasil perhitungan N-Gain diperoleh nilai rata-rata N-Gain keaktifan
belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 0,38 dibandingkan nilai rata-rata N-Gain
untuk kelas kontrol yaitu 0,29. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
dan Diskusi memiliki peningkatan keaktifan belajar lebih baik daripada kelas kontrol
89
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian siswa
dengan hipotesis H1, yakni terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap keaktifan siswa kelas VIII SMP
Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Buton
Tengah
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Buton Tengah. Penelitian ini
dilakukan dengan melakukan tes objektif dengan menggunakan pilihan ganda. Tes
terdiri dari 20 butir soal valid dan reliabel dengan memberikan skor 1 apabila siswa
menjawab benar dan nilai 0 jika siswa menjawab salah. Tes yang digunakan untuk
Demonstrasi dan Diskusi (X) terhadap hasil belajar siswa (Y2) terdapat pengaruh
yang sangat signifikan dengan nilai thitung sebesar 6,11 sedangkan nilai ttabel sebesar
1,677. Dari data ini menunjukkan bahwa nilai thitung> ttabel, sehingga hipotesis diterima
dan Diskusi (X) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar (Y2). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah,(2018) yang berjudul Penerapan
90
Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika(Putu, 2019).
belajar siswa rata – rata 45,8 dan sesudah perlakuan (post-test) hasil belajar siswa
rata – rata 73,6. Deskripsi ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sesudah
perlakuan (post-test) lebih tinggi dari pada sebelum perlakuan (pre-test). Peningkatan
kepada siswa untuk aktif dan mendorong rasa keingintahuan siswa dalam belajar,
dari PBL memengaruhi perkembangan pemahaman konsep oleh siswa. Hal ini juga
Hasil penelitian hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre-test) pada kelas
persentase 36% dan sesudah perlakuan (post-test) mayoritas siswa berada pada
ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sesudah perlakuan (post-test) lebih tinggi
dari pada sebelum perlakuan (pre-test). Tingginya tingkat pemahaman siswa pada
melalui Demonstrasi dan Diskusi yang merangsang siswa untuk menemukan sendiri
evaluasi.
91
Kecenderungan hasil belajar siswa kelas eksperimen sesudah perlakuan (post-
test) yaitu pada kategori sedang sebanyak 17 siswa memiliki nilai hasil belajar lebih
dengan sebelum perlakuan (pre-test) yaitu pada kategori sedang sebanyak 20 siswa
bahwa kecenderungan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen untuk sesudah
Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat dari nilai rata-rata N-Gain untuk kelas eksperimen adalah 0,53
lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol yaitu 0,26. Sehingga
melalui Demonstrasi dan Diskusi memiliki efek atau dampak terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Padmavathy, (2013) yang
dengan hipotesis H1, yakni terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
BAB V
PENUTUP
92
5.1. Kesimpulan
dan Diskusi berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Buton Tengah. Hal ini ditunjukkan dari hasil post-test uji-t dengan nilai
thitung = 2,84 yang nilainya lebih besar dari ttabel = 1,677, dan dibuktikan dengan
dan Diskusi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Buton Tengah. Hal ini ditunjukkan dari hasil post-test uji-t dengan nilai thitung =
6,11 yang nilainya lebih besar dari ttabel = 1,677, dan dibuktikan dengan rata-rata
nilai N-Gain peningkatan kemajuan hasil belajar kelas eksperimen 0,53 lebih
5.2. Rekomendasi
hasil belajar siswa dalam pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat lebih aktif
93
2. Bagi sekolah dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dan upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan atau rujukan pada
Limitasi atau pembatasan pada penelitian ini terletak pada proses pengambilan
data. Peneliti menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak kendala
atau hambatan yang dapat terjadi pada saat proses pengambilan data dan proses
pembelajaran. Salah satu faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada saat pandemi COVID-19 yang
menyebabkan keterbatasan waktu tatap muka antara peneliti dan siswa pada proses
pembelajaran.
94
DAFTAR PUSTAKA
1(1), 34
11(1), 63-64
Alwan, Menza, H., & Darmaji. (2017). Faktor-Faktor Yang Mendorong Siswa MIA
Arifin. Z. (2017). Kriteria Instrumen Dalam Suatu Penelitian. Jurnal Theorems, 2(1),
31
Untuk Keterampilan Berbicara. Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, 8 (2) 122
95
Fitria, M., Zulfan, & Anwar, Y. (2020). Penggunaan Strategi Pembelajaran Active
Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai
Ipa Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa, 3(1),
235
Hartika, N., & Farach, M (2019) Pengaruh Keaktifan Belajar dan Kecerdasan
Herdiana, M., Eko, S. K., & Ashari. (2016) Pengaruh Simulasi Physics Education Of
Technology (Phet) Terhadap Keaktifan Siswa Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
Radiasi, 08(1), 39
Herlinda, Eko, S., & Eko, R. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning (Pbl)
96
Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di SMAN 1 Lebong Sakti. Jurnal
Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Kelas VII SMP. JEAR, 2(1), 33
Ganesha, 4(1), 3
Kurniawan, B., Ono, W., & Perman, T. (2017). Studi Analisis Faktor-Faktor Yang
97
3 SMA Negeri 3 Bukit Tinggi Dengan Metode Bermain Peran (Role Playing).
Pendidikan, 1(1), 2
04(01), 19-20
Dengan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas
98
Prianto, T. J. (2017). Metode Diskusi Macromedia Flash Untuk Peningkatan Hasil
Pour, A. N., Lovy, H., & Baiq, A. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Talking
45(2), 158-159
Rerung, N., Iriwi, L. S. S., & Sri, W. W. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Didik SMA Pada Materi Usaha Dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika
Al-Biruni, 06(1), 49
Rohendi, D., Heri, S., & Mugi, A. G. (2010). Efektivitas Metode Pembelajaran
99
Romadhoni, I., Ketut, M., & Alex, H. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Saputra, A. E., & Slamet, P. (2016). Penerapan Metode Demonstrasi Dan Media Film
Saputra, H. D., Faisal, I., & Andrizal. (2018). Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil
Sumarni, Abdul H., & Harun, I. (2016). Penerapan Metode Diskusi Untuk
100
Supriyati, I. (2020). Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Pada Siswa Kelas VIII MTSN 4 Palu. Jurnal Bahasa Dan Sastra,
5(1), 106
1(1), 2
101
102
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
1.1. Silabus
SILABUS
Kompetensi Inti :
KI2 : Menunjukkanprilakujujur,tanggungjawab,peduli(toleransi,gotongroyong),santun,percayadiri,dalambe
rinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alamdalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
103
KI3 :Memahamidanmenerapkanpengetahuan(faktual,konseptual,danprosedural)berdasarkanrasaingintahunyatentangilm
KI4 : Mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi,
dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
3.8 Menjelaskan 1. Tekanan, Zat 1. Menganalisis dan 3.8.1. Menjelaskan 8X40me Buku
tekanan zat Padat,Tekana mengevaluasi konsep tekanan
n Hidrostatis, peristiwa yang 3.8.2. Mendeskripsik nit paket
dan penerapannya Archimedes terkait dengan an tekanan zat cair
dalam kehidupan dan hukum prinsip tekanan zat pada kedalaman LKS
sehari-hari, Pascal padat, tekanan tertentu
termasuk tekanan hidrostatis, hukum (Hidrostatis).
darah, osmosis, 2. Penerapan Buku
Archimedes serta 3.8.3. Menjelaskan
dan kapilaritas Tekanan hukum Pascal, hukum Archimedes.
jaringan angkut atau
dalam kemudian 3.8.4. Mendeskripsik
pada tumbuhan Kehidupan merumuskan ide an penerapan hukum
sumber
Sehari-hari untuk menyelesaikan Archimedes pada
permasalahan terkait benda yang terapung,
lain
dengan peristiwa melayang dan
tersebut. tenggelam di dalam
yang
air.
104
2. Menganalisis dan 3.8.5. Menjelaskan relefan
mengevaluasi hukum Pascal pada
peristiwa yang benda dalam
terkait dengan kehidupan sehari-
pengangkutan zat hari.
pada tumbuhan, 3.8.6. Menjelaskan
hubungan antara luas
penampang terhadap
besarnya gaya
tekanan.
3.8.7. Menjelaskan
prinsip tekanan zat
gas pada benda
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.8.8. Menjelaskan
teori tekanan zat
dengan proses
tekanan darah.
4.8 Menyajikan data 1. Melakukan 4.8.1. Menyajikan
hasil percobaan percobaan tekanan, hasil percobaan
untuk menyelidiki zat padat, cair dan tekanan zat padat,
tekanan zat cair gas cair, dan gas.
pada kedalaman 4.8.2. Melakukan
tertentu, gaya 2. Menyelidiki faktor- percobaan untuk
apung, dan faktor yang menyelidiki tekanan
kapilaritas, mempengaruhi zat padat, cair, dan
misalnya dalam tekanan zat padat, gas
batang tumbuhan cair, dan gas 4.8.3. Mengidentifika
si melalui percobaan
faktor-faktor yang
105
mempengaruhi
tekanan zat padat,
cair, dan gas
4.8.4. Menganalisis
tekanan pada zat
cair, padat dan gas.
Mawasangka, Maret 2021
Mengetahui,
106
1.2. RPP Kelas Eksperimen
PERTEMUAN PERTAMA
(RPP)
109
penampang.
110
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
1. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
2. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
3. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai
solusi pemecahan masalah yang dibahas
2. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
3. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
PERTEMUAN KEDUA
(RPP)
111
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
kapilaritas, misalnya
112
Demonstrasi dan Diskusi 7. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik
dan mental untuk mengikuti pembelajaran
8. Guru mengarahkan ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum belajar
9. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
10. Memotivasi siswa dengan meminta siswa
untuk membaca buku paket
11. Meminta siswa menceritakan kepada teman-
temannya apa yang diamati dari materi
sebelumnya.
Masalah yang muncul dari siswa:
“Apakah konsep tentang tekanan hanya
berlaku pada benda yang padat saja?”
12. Menggali pengetahuan awal siswa dengan
menanyakan :
Dapatkah kamu menyebutkan
penerapan lain tentang tekanan zat dalam
kehidupan sehari-hari?
Ada berapa jenis zat yang kamu
ketahui?
Apakah zat cair juga dapat
memberikan tekanan??”
Kegiatan inti
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
3. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang tekanan hidrostatis dan hukum
archimedes
4. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta
didik secara berkelompok
6. Guru membagikan alat dan bahan kepada
setiap kelompok disertai LKS
7. Guru memberikan demonstrasi untuk
menyelidiki tekanan pada benda cair
8. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
9. Guru membimbing siswa mengaitkan hasil
percobaan yang mereka temukan dengan
masalah awal yang akan dipecahkan
10. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
113
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
4. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
5. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
6. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
4. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai
solusi pemecahan masalah yang dibahas
5. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
6. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
PERTEMUAN KETIGA
(RPP)
114
Memahami tekanan zat Menyajikan data hasil
dan penerapannya dalam percobaan untuk
kehidupan sehari-hari, menyelidiki tekanan zat
termasuk tekanan darah, cair pada kedalaman
osmosis, dan kapilaritas tertentu, gaya apung, dan
jaringan angkut pada kapilaritas, misalnya
tumbuhan dalam batang tumbuhan
115
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
5. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang hukum pascal
6. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta didik
secara berkelompok
1. Guru membagikan alat dan bahan kepada setiap
kelompok disertai LKS
2. Guru memberikan demonstrasi untuk
Membuktikan tekanan pada udara
3. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
4. Guru membimbing siswa mengaitkan hasil
percobaan yang mereka temukan dengan
masalah awal yang akan dipecahkan
5. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
7. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
8. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
9. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
7. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai solusi
pemecahan masalah yang dibahas
8. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
9. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
116
PERTEMUAN KEEMPAT
(RPP)
117
jaringan angkut pada kapilaritas, misalnya
pada tumbuhan.
pernapasan manusia.
Melalui Pembelajaran model Problem Based
pernapasan manusia.
118
Model: Problem Based Pendahuluan
Kegiatan inti
belajar
119
tentang proses pengangkutan air dan nutrisi
pada tumbuhan.
kelompok
tumbuhan
kesulitan
dalam LKS
hasil karya
120
10. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
kelompok
Kegiatan penutup
PERTEMUAN PERTAMA
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
122
Model: Ceramah dan Pendahuluan
Diskusi Fase 1: Orientasi peserta didik pada masalah
14. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik
dan mental untuk mengikuti pembelajaran
Alat, Bahan, dan Media: 15. Guru mengarahkan ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum belajar
Buku paket, lembar kerja 16. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
17. Memotivasi siswa dengan meminta siswa
siswa untuk membaca buku paket
18. Meminta siswa menceritakan kepada teman-
temannya apa yang diamati pada gambar 7.2
Masalah yang muncul dari siswa:
“Peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan terkait perbedaan kaki bebek atau
angsa dengan kaki ayam yang terdapat pada
Gambar 7.2.?”
19. Menggali pengetahuan awal siswa dengan
menanyakan:
Mengapa bebek tidak mudah
terperosok masuk ke dalam tanah?
Kegiatan inti
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
7. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang konsep tekanan
8. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta
didik secara berkelompok
11. Guru membagikan LKS kepada siswa
12. Guru memberikan diskusi untuk mengetahui
tekanan pada benda padat
13. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
14. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
13. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
123
14. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
15. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
13. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai
solusi pemecahan masalah yang dibahas
14. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
15. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
PERTEMUAN KEDUA
(RPP)
124
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
125
untuk membaca buku paket
24. Meminta siswa menceritakan kepada teman-
temannya apa yang diamati dari materi
sebelumnya
Masalah yang muncul dari siswa:
“Apakah konsep tentang tekanan hanya
berlaku pada benda yang padat saja?”
25. Menggali pengetahuan awal siswa dengan
menanyakan:
Dapatkah kamu menyebutkan
penerapan lain tentang tekanan zat dalam
kehidupan sehari-hari?
Ada berapa jenis zat yang kamu
ketahui?
Apakah zat cair juga dapat
memberikan tekanan?
Kegiatan inti
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
9. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang tekanan hidrostatis dan hukum
archimedes
10. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta
didik secara berkelompok
15. Guru membagikan LKS kepada siswa
16. Guru memberikan diskusi untuk mengetahui
tekanan pada benda cair
17. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
18. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
16. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
17. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
126
18. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
16. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai
solusi pemecahan masalah yang dibahas
17. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
18. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
PERTEMUAN KETIGA
(RPP)
127
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
128
12. Menggali pengetahuan awal siswa dengan
menanyakan:
Bagaimana cara kerja pompa hidrolik?
Kegiatan inti
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
11. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang hukum pascal
12. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta
didik secara berkelompok
11. Guru membagikan LKS kepada siswa
12. Guru memberikan diskusi untuk mengetahui
tekanan pada udara
13. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
14. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
19. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
20. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
21. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
19. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai
solusi pemecahan masalah yang dibahas
20. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
21. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
129
PERTEMUAN KEEMPAT
(RPP)
130
osmosis, dan kapilaritas tertentu, gaya apung, dan
jaringan angkut pada kapilaritas, misalnya
tumbuhan dalam batang tumbuhan
131
Kegiatan inti
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik dalam
belajar
1. Melalui tanya jawab, guru menggali materi
tentang proses pengangkutan air dan nutrisi
pada tumbuhan.
2. Guru memastikan peserta didik duduk bersama
anggota kelompoknya, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan masing-masing
kelompok
Fase 3: Membimbing penyelidikan peserta
didik secara berkelompok
15. Guru membagikan LKS kepada siswa
16. Guru memberikan diskusi untuk mengetahui
proses pengangkutan air dan nutrisi pada
tumbuhan
17. Mengarahkan siswa selama berdiskusi dengan
cara membantu kelompok yang mengalami
kesulitan
18. Siswa mendiskusikan penjelasan-penjelasan
yang tepat untuk setiap pertanyaan yang ada
dalam LKS
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
22. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan
laporan/hasil kerja kelompok
23. Setiap perwakilan kelompok diarahkan untuk
maju di depan kelas menyajikan hasil kerja
kelompok
24. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas
Kegiatan penutup
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
22. Guru membimbing peserta didik melakukan
analisis tentang tindak lanjut yang dapat
disarankan oleh setiap kelompok sebagai solusi
pemecahan masalah yang dibahas
23. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
24. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari
132
1.4 Lembar Kerja Siswa(LKS)
Kelas :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
B. Kegiatan Diskusi:
133
2. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan ? (10)
Kelas :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
134
3. Menerapkan prinsip tekanan zat gas pada benda dalam kehidupan sehari
–hari.
B. Kegiatan Diskusi:
hari ? (25)
Kelas :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Pembelajaran:
135
2. Menjelaskan proses tekanan darah pada proses sistem peredaran darah
manusia.
B. Kegiatan Diskusi:
2. Jelaskan secara singkat proses pengangkutan air dari akar menuju daun
pada tumbuhan !
Nama :
Kelas :
2. Pilihlah dengan jujur satu alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat
kamu
Keterangan Jawaban:
SL :Selalu
SR :Sering
KD :Kadang-kadang
136
TP :Tidak Pernah
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban
S S K T
L R D P
137
9. Apabila terdapat kesalahan dalam proses belajar
mengajar, misalnya guru salah dalam
menerangkan, saya mampu (berani) mengatakan
tentang kesalahan itu
138
ragu dengan jawaban yang Saya selesaikan
139
1.6 Instrumen Keaktifan Belajar Setelah Validitas
No pertanyaan
Pilihan Jawaban
S S K T
L R D P
140
8. Ketika teman menjelaskan materi IPA, saya
mendengarkan dan memperhatikannya
141
23. Ketika saya merasa kesulitan dengan materi IPA
yang ada di buku, saya memanfaatkan internet
untuk mencari informasi yang berkaitan dengan
materi tersebut
Nama :
Kelas :
1. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda
3. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) jawaban
4. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2
garis lurus mendatar pada jawaban yang salah dan (X) pada jawaban yang
benar.
6. Selamat Mengerjakan
142
1. Tekanan merupakan…
143
a. gaya tekan dan massa benda
5.
1 2
Perhatikan gambar di atas! Dua balok seperti pada gambar (1) memiliki
luas bidang tekan yang berbeda, namun ketika diberi gaya yang sama, maka akan
menunjukkan hasil seperti pada gambar (2). Balok yang memiliki luas bidang
lebih kecil, akan menancap ke pasir lebih dalam ketika diberi gaya tekan yang
sama dengan balok dengan luas bidang yang lebih besar. Semakin kecil luas
tersebut, persamaan yang tepat untuk tekanan pada zat padat adalah ….
a. P = F/A
b. P = F.A
c. P = A/F
144
d. P = F2
6.
Keempat balok di atas diletakkan di atas meja dan diberi gaya yang sama.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
145
a. tekanan yang dihasilkan oleh zat padat
adalah…
a. luas permukaan
b. gaya
c. kedalaman
d. volume
146
Tekanan yang paling besar terjadi pada titik ….
a. A
b. B
c. C
d. D
12. Sebuah tabung diisi penuh dengan air. Jika tabung diberi 3 lubang, gambar
147
d. tekanan atmosfer
14. Dibawah ini merupakan contoh alat teknologi yang menerapkan Hukum
Archimedes. Kecuali… .
a. kapal selam
b. kapal laut
d. hidrometer
a. Hukum Pascal
b. Hukum Boyle
c. Hukum Archimedes
d. Hukum Newon
16. Apa penyebab kapal laut bisa terapung pada permukaan air …
b. Massa yang terdapat pada jenis kapal lebih kecil dari massa jenis air
c. Massa yang terdapat pada kapal sama dengan yang terdapat pada air
148
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
18. Setiap benda akan dapat terapung pada air di karnakan …..
a. p benda = p cairan
d. p benda + p cairan
149
20. Apabila suatu benda tenggelam di dalam air, berarti…
21. Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan
mengalami gaya apung yang besarnya ... dengan berat zat cair yang dipindahkan
a. lebih kecil
b. lebih besar
c. sama
22. Ketika kita mengangkat teman kita di dalam kolam renang akan terasa lebih
ringan dibandingkan ketika mengangkatnya di luar air. Hal ini disebabkan oleh…
a. ketika di dalam kolam berat badan seseorang menjadi lebih kecil sehingga
150
23. Tekanan yang diberikan pada zat akan diteruskan ke segala arah oleh zat cair
a. Hukum Boyle
b. Hukum Archimedes
c. Hukum Newton
d. Hukum Pascal
24. Hukum apakah yang terjadi jika volume gas berada pada ruangan yang
tertutup?
a. Pascal
b. Archimedes
c. Alam
d. Boyle
adalah… .
151
b. gaya yang diberikan lebih kecil untuk mengangkat beban yang berat
c. gaya yang diberikn akan lebih besar untuk mengangkat beban yang berat
d. tekanan yang diberikan akan besar sehingga gaya yang diberikannya juga
26. Di bawah ini yang bukan termasuk contoh penerapan Hukum Pascal dalam
a. dongkrak hidrolik
d. pompa hidrolik
a. Hukum Boyle
b. Hukum Archimedes
c. Hukum Pascal
d. Hukum Newton
28. Pada tumbuhan, air dapat naik dari akar ke bagain tumbuhan lain yang lebih
c. sistem antigravitasi
152
d. tekanan yang dilakukan daun
29. Pada saat mengukur tekanan darah dengan tensimeter, berlaku hukum..
a. Boyle
b. Newton
c. Pascal
d. Archimedes
30. Pernyataan di bawah ini yang benar terkait dengan peristiwa naiknya air dari
a. air dari dalam tanah dapat naik karena daya isap daun yang rendah
c. jaringan xylem memiliki diameter kecil sehingga tekanan yang dialami besar
d. jaringan floem memiliki diameter sangat kecil sehingga memiliki tekanan besar
153
1.8 Instrumen Hasil Belajar Setelah Validitas
Nama :
Kelas :
7. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
8. Bacalah baik-baik soal yang anda hadapi dan kerjakan soal yang anda
9. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) jawaban
154
10. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah
dengan 2 garis lurus mendatar pada jawaban yang salah dan (X) pada
1. Tekanan merupakan…
155
d. menjinjing beban dengan tali kecil terasa sakit di tangan
3.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Perhatikantabelberikut!
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
156
5. Di bawah ini yang termasuk faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
adalah…
a. luas permukaan
b. gaya
c. kedalaman
d. volume
157
a. A
b. B
c. C
d. D
benaradalah …
Archimedes. Kecuali… .
a. kapal selam
b. kapal laut
d. hidrometer
a. Hukum Pascal
b. Hukum Boyle
c. Hukum Archimedes
158
d. Hukum Newon
a. Massa jenis air di A lebih kecil dari pada massa jenis telur.
b. Massa jenis air di B lebih kecil dari pada massa jenis telur
c. Massa jenis air di A lebih besar dari pada massa jenis telur
12. Setiap benda akan dapat terapung pada air di karnakan …..
a. p benda = p cairan
d. p benda + p cairan
c. massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air
159
d. massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis air
14. Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan
mengalami gaya apung yang besarnya ... dengan berat zat cair yang dipindahkan
a. Lebihkecil
b. Lebihbesar
d. sama
15. Tekanan yang diberikan pada zat akan diteruskan ke segala arah oleh zat cair
a. Hukum Boyle
b. Hukum Archimedes
c. Hukum Newton
d. Hukum Pascal
16. Hukum apakah yang terjadi jika volume gas berada pada ruangan yang
tertutup?
a. Pascal
b. Archimedes
c. Alam
d. Boyle
160
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
adalah… .
b. gaya yang diberikan lebih kecil untuk mengangkat beban yang berat
c. gaya yang diberikn akan lebih besar untuk mengangkat beban yang berat
d. tekanan yang diberikan akan besar sehingga gaya yang diberikannya juga
18. Di bawah ini yang bukan termasuk contoh penerapan Hukum Pascal dalam
a. dongkrak hidrolik
d. pompa hidrolik
a. Hukum Boyle
161
b. Hukum Archimedes
c. Hukum Pascal
d. Hukum Newton
20. Pernyataandibawahini yang benar terkait dengan peristiwa naiknya air dari
a. air dari dalam tanah dapat naik karena daya isap daun yang rendah
c. jaringan xylem memiliki diameter kecil sehingga tekanan yang dialami besar
d. jaringan floem memiliki diameter sangat kecil sehingga memiliki tekanan besar
162
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas
165
166
2.2 Uji validitas Keaktifan Belajar
167
168
2.3 Uji Realibilitas Hasil Belajar
169
170
2.4 Uji Realibilitas Keaktifan Belajar
171
172
Lampiran 3. Data Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar
1.1.1. Hasil Keaktifan Belajar pre-test dan post-test siswa yang diajar dengan
Tabel 3.1; Perolehan nilai keaktifan belajar pre-test dan post-test kelas VIII.D
No. Nilai
Nama Siswa
responden pretest posttest
1 A1 55 66
2 A2 65 82
3 A3 60 74
4 A4 65 80
5 A5 78 88
6 A6 62 80
7 A7 62 76
8 A8 62 77
9 A9 55 72
10 A10 60 75
11 A11 55 70
12 A12 52 64
13 A13 59 70
14 A14 53 62
15 A15 55 66
16 A16 55 69
17 A17 68 80
18 A18 55 70
19 A19 56 72
20 A20 70 84
21 A21 72 87
22 A22 70 84
23 A23 70 86
24 A24 56 72
25 A25 77 88
173
1.1.2. Hasil Keaktifan Belajar pre-test dan post-test siswa yang diajar dengan
Tabel 3.2; Perolehan nilai keaktifan belajar pre-test dan post-test kelas VIII.E
174
1.2.1. Data Hasil Belajar pre-test dan post-test siswa yang diajar dengan
Tabel 3.3; Perolehan nilai hasil belajar pre-test dan post-test kelas VIII.D
1.2.2. Hasil Belajar pre-test dan post-test siswa tanpa menggunakan model
Tabel 3.4; Perolehan nilai hasil belajar pre-test dan post-test Kelas VIII.E
175
No. Nilai
Nama Siswa
responden pretest posttest
1 A1 45 65
2 A2 35 50
3 A3 40 55
4 A4 60 70
5 A5 40 55
6 A6 45 65
7 A7 25 40
8 A8 35 40
9 A9 50 65
10 A10 35 45
11 A11 45 60
12 A12 35 50
13 A13 45 55
14 A14 35 50
15 A15 40 60
16 A16 55 70
17 A17 45 65
18 A18 30 45
19 A19 50 65
20 A20 35 45
21 A21 55 70
22 A22 45 60
23 A23 50 65
24 A24 45 60
25 A25 45 55
Pembuktian
176
Menentukan Mean (Rata-rata)
177
a. Menggunakan Rumus
= 61,88
178
X f X.f
30 1 30
35 4 140
40 2 80
45 9 405
50 4 200
55 3 165
60 1 60
65 1 65
Jumlah 25 1145
a. Menggunakan Rumus
= 45,8
Data
Responden Xi-X (Xi-X)2
(Xi)
1 55 -6,88 47,3344
2 65 3,12 9,7344
3 60 -1,88 3,5344
4 65 3,12 9,7344
5 78 16,12 259,8544
6 62 0,12 0,0144
179
7 62 0,12 0,0144
8 62 0,12 0,0144
9 55 -6,88 47,3344
10 60 -1,88 3,5344
11 55 -6,88 47,3344
12 52 -9,88 97,6144
13 59 -2,88 8,2944
14 53 -8,88 78,8544
15 55 -6,88 47,3344
16 55 -6,88 47,3344
17 68 6,12 37,4544
18 55 -6,88 47,3344
19 56 -5,88 34,5744
20 70 8,12 65,9344
21 72 10,12 102,4144
22 70 8,12 65,9344
23 70 8,12 65,9344
24 56 -5,88 34,5744
25 77 15,12 228,6144
Jumlah 1547 -15,12 1390,64
X 61,88
180
1. Tabel Distribusi Frekuensi
ke atas.
181
hanya sebagai perkiraan dan bergantung pada pertimbangan data
a. Keaktifan belajar
R = xt-xr
= 78-52
= 26
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 26 : 6
= 4,3 (4)
R = xt-xr
182
= 88-62
= 26
K= 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 26 : 6
= 4,3 (4)
R = xt-xr
= 68-48
= 20
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
183
Menghitung panjang kelas
= 20 : 6
= 3,3 (3)
R= xt-xr
= 83-60
= 23
K= 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 23: 6
= 3,8 (4)
b. Hasil Belajar
184
R = xt-xr
= 65-30
= 35
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 35 : 6
= 5,8 (6)
R = xt-xr
= 85-55
= 30
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
185
=6
= 30 : 6
=5
R = xt-xr
= 60-25
= 35
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 35 : 6
= 5,8 (6)
186
Menghitung Rentang Data
R = xt-xr
= 70-40
= 30
K = 1+3,3 log n
= 1+ 3,3 log 25
=6
= 30 : 6
=5
2. Tabel Kecenderungan
a. Keaktifan belajar
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 62 + 7)
= X ≥ 69
= 55 ≤ X < 69
187
Rendah = X< (M-SD)
= X < (62-7)
= X < 55
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 75 + 8)
= X ≥ 83
= 67 ≤ X < 83
= X < (75-8)
= X < 67
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 59 + 6)
= X ≥ 65
= 53 ≤ X < 65
= X < (59-6)
= X < 53
188
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 70 + 7)
= X ≥ 77
= 63 ≤ X < 77
= X < (70-7)
= X < 63
b.Hasil Belajar
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 73 + 10)
= X ≥ 83
= 63 ≤ X < 83
= X < (73-10)
= X < 63
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 46 + 8)
= X ≥ 54
189
Sedang = (M-SD) ≤ X < ( M+SD)
= 38 ≤ X < 82
= X < (46-8)
= X < 38
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 43 + 8)
= X ≥ 51
= 35 ≤ X < 51
= X < (43-8)
= X < 35
Tinggi = X ≥ (M + SD)
= X ≥ ( 57 + 9)
= X ≥ 66
= 48≤ X < 66
190
= X < (57-9)
= X < 48
Tabel 5.1; Uji Normalitas data hasil belajar pre-test post-test kelas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Tabel 5.2; Uji Normalitas data keaktifan belajar pre-test pos-ttest kelas
Kelas Kolmogorov-Smirnova
191
Statistic Df Sig.
Keaktifan Keaktifan
N 25 25 25 25 25 25 25 25
S
2
57,943 61,273 70,1667 94,8333 40,2878 49,869 65,389 89,462
192
5.2.1. Uji homogenitas pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
F=
F = 1,43
F=
F = 1,07
Dkpembilang = na – 1 = 25-1 = 24
dkpenyebut = nb – 1 = 25-2 = 24
Ftabel = 1,98
Fhitung yaitu 1,43 dan Ftabel yaitu 1,98. Jadi Fhitung 1,43 < Ftabel 1,98 maka dapat
diartikan bahwa kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
Sedangkan nilai uji homogenitas hasil belajar siswa diperoleh Fhitung yaitu 1,07 dan
Ftabel yaitu 1,98. Jadi Fhitung 1,07 < Ftabel 1,98 maka dapat diartikan bahwa kedua
193
F=
F = 1,22
F=
F = 1,06
dkpembilang = na – 1 = 25-1 = 24
dkpenyebut = nb – 1 = 25-2 = 24
Ftabel = 1,98
Fhitung yaitu 1,22 dan Ftabel yaitu 1,98. Jadi Fhitung 1,22 < Ftabel 1,98 maka dapat
diartikan bahwa kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
Sedangkan nilai uji homogenitas hasil belajar siswa diperoleh Fhitung yaitu 1,06 dan
Ftabel yaitu 1,98. Jadi Fhitung 1,06 < Ftabel 1,98 maka dapat diartikan bahwa kedua
Diketahui :
dk = (n1 + n2) – 2
dk = (25 + 25) – 2
dk = 48
194
Dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh ttabel = 1,677
Hipotesis :
5.3.1. Uji t pre-test keaktifan belajar kelas eskperimen dan kelas kontrol
Nilai thitung 1,61 < ttabel 1,677 (H0 = tidak ada perbedaan) jadi pada pre-test
5.3.2. Uji t post-test keaktifan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
195
Nilai thitung 2,84 > ttabel 1,677 (H1 Diterima = ada perbedaan)
Jadi pada post-test hasil belajar kelas tersebut memiliki perbedaan setelah
perlakuan.
196
Nilai thitung 1,37 < ttabel 1
,677 (H0 = tidak ada perbedaan) jadi pada pre-test hasil belajar kelas
eksperimen dan kontrol tidak terdapat perbedaan artinya kedua kelas tersebut
5.3.4. Uji t post-test hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai thitung 6,11 > ttabel 1,677 (H1 Diterima = ada perbedaan)
197
Jadi pada post-test hasil belajar kelas tersebut memiliki perbedaan
setelah perlakuan.
Skor maksimum : 96
Tabel 6.1; Hasil Perhitungan uji N-Gain keaktifan belajar kelas eksperimen
Kelas Eksperimen
No.
posttest- Maks- N-Gain
pretest posttest pretest pretest
1 52 62 10 48 0,21
2 53 64 11 47 0,23
3 55 66 11 45 0,24
4 55 66 11 45 0,24
5 55 69 14 45 0,31
6 55 70 15 45 0,33
7 55 70 15 45 0,33
8 55 70 15 45 0,33
9 56 72 16 44 0,36
10 56 72 16 44 0,36
11 59 72 13 41 0,32
12 60 74 14 40 0,35
13 60 75 15 40 0,38
14 62 76 14 38 0,37
15 62 77 15 38 0,39
16 62 80 18 38 0,47
17 65 80 15 35 0,43
18 65 80 15 35 0,43
19 68 82 14 32 0,44
198
20 70 84 14 30 0,47
21 70 84 14 30 0,47
22 70 86 16 30 0,53
23 72 87 15 28 0,54
24 77 88 11 23 0,48
25 78 88 10 22 0,45
jumlah 1547 1894 347 953 9,48
Rata-rata 0,38
minimal 0,21
Maksimal 0,54
Kategori Sedang
Skor maksimum : 96
Tabel 6.2; Hasil Perhitungan uji N-Gain keaktifan belajar kelas kontrol
Kelas Kontrol
No. posttest- Maks- N-Gain
pretest posttest pretest pretest
1 48 60 12 52 0,23
2 50 62 12 50 0,24
3 52 63 11 48 0,23
4 52 63 11 48 0,23
5 53 64 11 47 0,23
6 54 64 10 46 0,22
7 54 64 10 46 0,22
8 55 65 10 45 0,22
9 55 66 11 45 0,24
10 55 66 11 45 0,24
11 58 68 10 42 0,24
12 59 70 11 41 0,27
13 60 70 10 40 0,25
14 60 70 10 40 0,25
15 60 72 12 40 0,30
16 60 72 12 40 0,30
199
17 60 72 12 40 0,30
18 60 74 14 40 0,35
19 64 74 10 36 0,28
20 65 75 10 35 0,29
21 65 76 11 35 0,31
22 66 80 14 34 0,41
23 66 80 14 34 0,41
24 68 82 14 32 0,44
25 68 83 15 32 0,47
jumlah 1467 1755 288 1033 7,17
Rata-rata 0,29
minimal 0,22
Maksimal 0,47
Kategori Sedang
Skor maksimum : 80
Tabel 6.3; Hasil perhitungan uji N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
No. posttest- Maks- N-Gain
pretest posttest pretest pretest
1 30 55 25 70 0,36
2 35 55 20 65 0,31
3 35 55 20 65 0,31
4 35 60 25 65 0,38
5 35 65 30 65 0,46
6 40 65 25 60 0,42
7 40 70 30 60 0,50
8 45 70 25 55 0,45
9 45 70 25 55 0,45
10 45 70 25 55 0,45
200
11 45 75 30 55 0,55
12 45 75 30 55 0,55
13 45 75 30 55 0,55
14 45 80 35 55 0,64
15 45 80 35 55 0,64
16 45 80 35 55 0,64
17 50 80 30 50 0,60
18 50 80 30 50 0,60
19 50 80 30 50 0,60
20 50 80 30 50 0,60
21 55 80 25 45 0,56
22 55 85 30 45 0,67
23 55 85 30 45 0,67
24 60 85 25 40 0,63
25 65 85 20 35 0,57
jumlah 1145 1840 695 1355 13,13
Rata-rata 0,53
minimal 0,31
Maksimal 0,67
Kategori Sedang
Skor maksimum : 80
Tabel 6.4; Hasil perhitungan uji N-Gain Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
No. posttest- Maks- N-Gain
pretest posttest pretest pretest
1 25 40 15 75 0,20
2 30 40 10 70 0,14
3 35 45 10 65 0,15
4 35 45 10 65 0,15
5 35 45 10 65 0,15
6 35 50 15 65 0,23
7 35 50 15 65 0,23
8 35 50 15 65 0,23
201
9 40 55 15 60 0,25
10 40 55 15 60 0,25
11 40 55 15 60 0,25
12 45 55 10 55 0,18
13 45 60 15 55 0,27
14 45 60 15 55 0,27
15 45 60 15 55 0,27
16 45 60 15 55 0,27
17 45 65 20 55 0,36
18 45 65 20 55 0,36
19 45 65 20 55 0,36
20 50 65 15 50 0,30
21 50 65 15 50 0,30
22 50 65 15 50 0,30
23 55 70 15 45 0,33
24 55 70 15 45 0,33
25 60 70 10 40 0,25
jumlah 1065 1425 360 1435 6,43
Rata-rata 0,26
minimal 0,14
Maksimal 0,36
Kategori Rendah
202
203
204
205
206
DOKUMENTASI
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
IDENTITAS
DATA KELUARGA
RIWAYAT PENDIDIKAN
Sindi Sabrianti
NIM. 17010107029
219
220