Menurut kombinasi di atas, Anita awalnya memilih kombinasi D yaitu membeli 4 buku cerpen dan 2 buku
pelajaran. Akan tetapi, Anita berubah pikiran untuk membeli buku pelajaran lebih karena Anita ingin rajin
belajar. Perubahan tersebut menjadi kombinasi B yaitu 2 buku cerpen dan 3 buku pelajaran. Berdasarkan
hal tersebut untuk memperoleh 1 buku pelajaran, Anita harus mengorbankan 2 buku cerpen. Cara menghitung
biaya peluang dalam memperoleh 1 buku pelajaran adalah dengan harga 2 buku cerpen (Rp25.000,00×2
buku cerpen = Rp50.000,00)
3. Jawaban:
Biaya peluang timbul akibat adanya pengorbanan individu dalam menentukan suatu pilihan terbaik daripada
pemilihan alternatif lainnya. Biaya peluang tidak hanya berbentuk uang, tetapi dapat berupa waktu, kesempatan,
kesenangan maupun keuntungan yang dihasilkan pada waktu mendatang. Dalam menentukan biaya peluang
harus didasarkan pada kondisi dan tujuan dari pelaku tersebut. Biaya peluang didasarkan pada pemilihan
individu terhadap sesuatu yang paling menguntungkan sebagai akibat memilih alternatif lain.
4. Jawaban:
Bersikap rasional artinya bertindak menurut pikiran dan pertimbangan logis, mempertimbangkan untung
ruginya dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan yang dihadapi dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Susunlah skala kebutuhan dengan urutan berdasarkan intensitasnya, mulai dari yang paling tinggi
intensitasnya sampai paling rendah intensitasnya. Skala kebutuhan memudahkan untuk menetapkan pilihan
sesuai dengan keinginan berdasarkan pertimbangan rasional dan prinsip ekonomi.
5. Jawaban:
Barang inferior merupakan barang yang permintaannya meningkat ketika pendapatan masyarakat menurun.
Contoh barang inferior antara lain beras miskin (raskin), sandal jepit murah, dan pakaian-pakaian bekas.
Ketika pendapatan masyarakat menurun, maka masyarakat akan memilih barang inferior untuk memenuhi
kebutuhannya. Adapun barang superior merupakan segala jenis barang yang tingkat permintaannya hanya
akan naik jika pendapatan masyarakat ikut meningkat. Umumnya barang superior adalah barang dengan
harga mahal atau barang-barang mewah. Contoh barang superior adalah barang-barang berkualitas tinggi
pada jenisnya.
Berdasarkan kombinasi tersebut, Nabila awalnya memilih kombinasi D, yaitu membeli 4 paket alat tulis dan
1 buku teks pelajaran. Akan tetapi, Nabila berubah pikiran untuk membeli buku pelajaran lebih karena
Nabila ingin rajin belajar agar mendapat peringkat di kelas. Perubahan tersebut menjadi kombinasi B, yaitu
sebanyak 2 paket alat tulis dan 2 buku teks pelajaran. Untuk memperoleh 1 buku teks pelajaran, Nabila
harus mengorbankan 2,5 alat tulis. Penghitungan biaya peluang untuk memperoleh 1 buku teks pelajaran
sebagai berikut.
= harga alat tulis × 2,5 alat tulis
= Rp20.000,00 × 2,5
= Rp50.000,00
5. Jawaban:
Fatimah seorang pelajar kelas X. Fatimah menerima uang dari orang tuanya sebesar Rp1.000.000,00 untuk
keperluan sekolah. Fatimah dapat menyusun skala prioritas kebutuhan selama satu bulan awal tahun ajaran
sebagai berikut.
a. Transportasi Rp5.000,00 × 20 hari = Rp 100.000,00
b. Alat tulis Rp 25.000,00
c. Buku paket Rp 110.000,00
d. Sepatu baru Rp 100.000,00
e. Uang jajan Rp10.000,00 × 20 hari = Rp 200.000,00
f. Perlengkapan kelompok Rp 50.000,00
g. Buku-buku islami Rp 100.000,00
h. Jalan-jalan Rp 30.000,00
i. Paket internet Rp 50.000,00
––––––––––– +
Jumlah Rp765.000,00
Uang yang digunakan Fatimah sebanyak Rp765.000,00. Sisa uang Fatimah sebesar Rp235.000,00. Sisa
uang tersebut sebaiknya Fatimah kembalikan kepada orang tua.
B. Sistem Ekonomi
15.000 100.000 2
= × P = 600
5.000 50.000 25
= –6 P = 7.500
nilai elastisitas selalu absolut = 6 (elastis, koefisien Jika P = 7.500, jumlah barang adalah:
>1). Jadi, jenis elastisitas permintaan tas bersifat 1
elastis. Artinya, kenaikan harga tas sebesar 1% Qs = P – 100
25
menyebabkan permintaan tas berkurang lebih dari
1%. 1
Qs = P (7.500) – 100
25
P 4. Jawaban:
Q
b. d = × a. Ekspor produk kereta dan suku cadang
P Q
PT Industri Kereta Api (INKA) ke luar
negeri menunjukkan struktur pasar per-
500 33.500 saingannya bukan monopsoni seperti di
= ×
2.500 2.000 Indonesia. Dengan banyaknya pembeli
= –0,2 × 16,75 (Filipina, Bangladesh, hingga negara-negara
= –3,35. Afrika) pasar yang dimasuki PT INKA
antara lain pasar monopolistik dan oligopoli.
5. Jawaban:
Diketahui:
TFC = 8.500.000 RTK Pemerintah RTP
Q = 1.000
AVC = 7.500 8. Jawaban:
Ditanya: Diketahui:
BEP dan P agar memperoleh keuntungan. Qd = 2.000 – 2P
a. Break even point berdasarkan unit: Q s = 1.000 + 2P
TFC s = Rp100,00
BEP (Q) = a. Keseimbangan pasar sebelum subsidi:
P AVC
Qd = Q s
8.500.000 2.000 – 2P = 1.000 + 2P
1.000 =
P 7.500 1.000 = 4P
1.000(P – 7.500) = 8.500.000 P = 250
1.000P – 7.500.000 = 8.500.000 Jika P = 250, jumlah barang di pasar:
1.000P = 16.000.000 Qd = 2.000 – 2(250)
P = 16.000 = 1.500
Usaha kerajinan bambu memperoleh break Jadi, keseimbangan pasar sebelum subsidi
even point (BEP) saat memproduksi terjadi pada harga Rp250,00 dan jumlah
kerajinan bambu sebanyak 1.000 unit, jika barang 1.500 unit.
harga kerajinan bambu sebesar Rp16.000,00.
3. Motif intrinsik yang memengaruhi perilaku Pengelompokan barang menurut cara memperoleh
konsumen ditunjukkan oleh pernyataan . . . . dan barang menurut cara pembuatan yang tepat
a. membeli tas mahal untuk mengikuti gaya ditunjukkan oleh pasangan . . . .
hidup a. A1) dan B1)
b. membeli mobil baru karena ingin dipuji orang b. A1) dan B2)
lain c. A2) dan B2)
c. sistem ekonomi yang masih tradisional d. A2) dan B3)
menyebabkan masyarakat tidak dapat ber- e. A3) dan B3)
kembang
No. C