Anda di halaman 1dari 1

Teori-teori Kepuasan Kerja

TUGAS 5 BKI 2. Equity Theory (keadialan)


 Orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan
Teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Menurut teori ini
Nama : Siti Hanifah yang lazim dikenal, As’ad, 1995:105yaitu : equity terdiri dari tiga elemen, yaitu :
1. Discrepancy Theory(ketidaksesuaian) a) Input=> segala sesuatu yang berharga yang dirasakan oleh karyawan
NIM :18006055 sebagai sumbangan atas pekerjaannya.
 Seorang karyawan akan merasa puas bila tidak ada
b) Out comes=> segala sesuatu yang berharga yang dirasakan olehkaryawan
perbedaan antara apa yang diinginkan dengan sebagai hasil dari pekerjaannya.
persepsinya atas kenyataan yang ada. c) Comparison persons => kepada orang lain/dengan siapa karyawan
membandingkan rasio input-outcomes yang dimilikinya.
Pengertian Kepuasan Kerja 3. Two Factor Theory (dua faktor)
 kepuasan dan ketidakpuasan kerja itu merupakan dua hal yang berbeda,
Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional artinya kepuasan dan ketidakpuasan kerja terhadap pekerjaan itu tidak
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.Kepuasan kerja (job merupakan suatu variabel yang kontinu. Teori ini pertama dikemukakan
statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, oleh Herzberg menjadi dua kelompok, yaitu :
dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat.Sikap ini a) Kelompok satisfiers => situasi yang dibuktikannya sebagai sumber
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.Kepuasan kepuasan kerja yang terdiri dari tanggung jawab, prestasi, penghargaan,
kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan KEPUASAN KERJA promosi, dan pekerjaan itu sendiri. Kehadiran faktor ini akan menimbulkan
kepuasan, tetapi tidak hadirnya ini tidaklah selalu mengakibatkan
luar pekerjaan. ketidakpuasan.
b) Kelompok dissatisfiers=> faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber
Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992 : 115) pada ketidakpuasan, yang terdiri dari kondisi kerja, gaji, penyelia, teman kerja,
dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan kebijakan administrasi dan keamanan.
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan Peran Konselor
adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya
dengan pekerjaan yang ia hadapi. Tipe-tipe Konseling Menurut Prayitno (1997)
1. Directive Conseling.
Pada jenis konseling seperti ini peran
konselor cenderung dominan atau fokus
perhatian konselor (mewakili organisasi)
adalah “kelancaran tugas dan fungsi Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja
organisasi”. Pelaksanaan konseling dimulai
dengan, konseli menceritakan seluruh Menurut Robbins dan Judge (2008) ada 21 faktor yang berhubungan dengan
permasalahan yang dirasakan dan dihadapinya kepuasan kerja yaitu otonomi dan kebebasan, karir benefit, kesempatan untuk maju,
2. Nondirecting Conseling
kesempatan pengembangan karir, kompensasi/gaji, komunikasi antara karyawan dan
KEPUSTAKAAN
Pada jenis konseling seperti ini fokus
manajemen, kontribusi pekerjaan terhadap sasaran organisasi, perasaan aman di
perhatian adalah pada permasalahan yang
Malayu, S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen dihadapi oleh konseli (konselor lingkungan kerja, kefleksibelan untuk menyeimbangkan kehidupan dan persoalan kerja,

Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. menempatkan posisi dirinya seperti keamanan pekerjaan, training spesifik pekerjaan, pengakuan manajemen terhadap
konseli) artinya, tingkat permasalahan
kinerja karyawan, keberartian pekerjaan, jejaring, kesempatan untuk menggunakan
yang dihadapi lebih kompleks
Prayitno.1997. Layanan Konseling Untuk Para permasalahan pada kemampuan atau keahlian, komitmen organisasi untuk pengembangan, budaya
Pekerja. Padang: IKIP Padang. 3. Cooperative Counseling. perusahaan secara keseluruhan, hubungan sesama karyawan, hubungan dengan atasan
cooperative counseling merupakan langsung, pekerjaan itu sendiri, keberagaman pekerjaan.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. 2008. kombinasi dari dua jenis konseling
terdahulu, pada pelaksanaannya secara
Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. teknis adalah seperti pada directive
counseling yang dilanjutkan dengan
nondirective konseling
Susilo Martoyo. 1992. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi ke 2. Yogyakarta:
BPFE UGM.

Anda mungkin juga menyukai