Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

“ Fungsi, Perbandingan, dan Materi Bimbingan Kelompok &Konseling Kelompok ”

Dosen Pembimbing :

Mursyid Ridha, S.Ag. M.Pd.

Rahmi Dwi Febriani, S.Pd, M.Pd.

Oleh

HURIYA ULFA

NIM. 18006272 / 2018

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
FUNGSI BIMBINGAN KELOMPOK MATERI UMUM BIMBINGAN KELOMPOK
DAN KONSELING KELOMPOK
Layanan bimbingan kelompok memiliki
beberapa fungsi. Menurut Gadza (dalam Prayitno dan
Erman Amti, 2004), fungsi layanan Bimbingan Dalam layanan bimbingan kelompok
kelompok adalah pengembangan, pencegahan dan materi umum yang dapat dibahas amat
pengentasan. beragam dan berguna bagi siswa (dalam
segenap bidang bimbingan). Materi tersebut
1. Pengembangan
meliputi (dalam Dewa Ketut Sukardi, 2000 :
Layanan bimbingan kelompok berfungsi
48) :
untuk mengembangkan keseluruhan potensi siswa
terutama keterampilan sosialisasi dan komunikasi. 1. Pemahaman dan pemantapan kehidupan
2. Pencegahan keberagaman dan hidup sehat.
Melalui layanan bimbingan kelompok 2. Pengembangan hubungan sosial yang efektif
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya dan produktif, dan sebagainya.
permasalahan pada anggota kelompok.
3. Pengentasan
Sesuai dengan tujuan layanan bimbingan Menurut Prayitno (dalam Vitalis, 2008
kelompok yakni untuk mengentaskan : 64) materi umum dalam layanan konseling
permasalahan. kelompok dapat mencakup hal-hal sebagai
berikut :

FUNGSI KONSELING MATERI KHUSUS


KELOMPOK BIMBINGAN KELOMPOK
DAN KONSELING
Menurut Kurnanto (2013) KELOMPOK
(dalam Namora Lumongga, 2016)
dalam menjalankan layanan,
konseling kelompok memiliki Dalam layanan bimbingan
fungsi layanan kuratif dan layanan kelompok materi kegiatan yang
preventif. Layanan kuratif yaitu dibahas adalah topik-topik
layanan yang diarahkan untuk umum yang menjadi kepedulian
mengatasi persoalan yang dialami bersama anggota kelompok,
individu. Sedangkan layanan sedangkan dalam layanan
preventif yaitu layanan konseling konseling kelompok materi
yang diarahkan untuk mencegah kegiatan yang dibahas adalah
terjadinya persoalan pada diri masalah pribadi yang dialami
individu. oleh masing-masing anggota
kelompok (dalam Sisca Folastri
dan Itsar Bolo Rangka, 2016 :

PERBANDINGAN BIMBINGAN KELOMPOK MEMBUAT PERMAINAN KELOMPOK


DAN KONSELING KELOMPOK

Perbandingan Bimbingan Kelompok dan Sebagai metode dalam bimbingan dan


Konseling Kelompok menurut Prayitno (2012) konseling kelompok, pada umumnya permainan
(dalam Sisca Folastri dan Itsar Bolo Rangka, 2016 : yang digunakan adalah permainan kelompok.
25) dapat dibandingkan dalam 10 aspek yaitu : Permainan kelompok ini dapat digunakan sebagai
1. Tujuan yang ingin dicapai. suatu metode yang berdiri sendiri, dalam arti
2. Jumlah anggota. selama proses layanan hanya menggunakan teknik
3. Kondisi dan karakteristik anggota. yang dimaksud. Disamping itu permainan
4. Format kegiatan. kelompok dapat pula digunakan untuk variasi dari
5. Suasana interaksi. metode yang lain, misal teknik ekspositori. Dengan
6. Sifat isi pembicaraan. variasi teknik permainan maka ekspositori akan
7. Peranan anggota kelompok. menjadi lebih menarik dan mereduksi kebosanaan
8. Lama dan frekuensi kegiatan. sebagai kelemahan dari ekspositori (dalam
9. Evaluasi. Ramli,dkk, 2017).
10. Pelaksana.
FUNGSI, PERBANDINGAN, DAN MATERI BIMBINGAN KELOMPOK
&KONSELING KELOMPOK

A. Fungsi Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok merupakan proses antarpribadi yang dinamis, terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang sadar. Dalam hal ini fungsi bimbingan kelompok sebagai fungsi
terapi, seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling
memperlakukan dan hangat, saling pengertian, saling menerima dan mendukung.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah
fungsi pemahaman dan fungsi pengembangan. Dalam bimbingan kelompok klien adalah
individu yang normal yang memiliki berbagai kepedulian dan kemampuan, serta persoalan
yang dihadapi bukanlah gangguan kejiwaan yang tergolong sakit, hanya kekeliruan dalam
penyesuaian diri. Klien dalam bimbingan kelompok menggunakan dinamika kelompok untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaanterhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu
untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal
tentang apa yang mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang
berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal
yang buruk dan memberikandukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana apa yang mereka programkan semula (dalam Zawani Yasmin, 2016).
Layanan bimbingan kelompok memiliki beberapa fungsi. Menurut Gadza (dalam
Prayitno dan Erman Amti, 2004), fungsi layanan Bimbingan kelompok adalah
pengembangan, pencegahan dan pengentasan.
1. Pengembangan
Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk mengembangkan keseluruhan
potensi siswa terutama keterampilan sosialisasi dan komunikasi. Anggota kelompok
diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, pandangan ataupun pendapat
terhadap permasalahan yang dibahas, dengan demikian anggota kelompok bisa belajar
dan memperlancar komunikasi agar menjadi efektif.
2. Pencegahan
Melalui layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah timbulnya
permasalahan pada anggota kelompok. Pembahasan mengenai permasalahan hingga
didapati penyelesaian dari masalah akan memberikan pengalaman kepada anggota
kelompok dalam bertindak khususnya berkaitan dengan bidang permasalahan yang
dibahas.
3. Pengentasan
Sesuai dengan tujuan layanan bimbingan kelompok yakni untuk mengentaskan
permasalahan. Semua bentuk tindakan dalam kelompok akan bermuara pada
penyelesaian suatu permasalahan dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

B. Fungsi Konseling Kelompok


Menurut Kurnanto (2013) (dalam Namora Lumongga, 2016) dalam menjalankan
layanan, konseling kelompok memiliki fungsi layanan kuratif dan layanan preventif. Layanan
kuratif yaitu layanan yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami individu.
Sedangkan layanan preventif yaitu layanan konseling yang diarahkan untuk mencegah
terjadinya persoalan pada diri individu.
Secara konseptual menurut Adhiputra (2016) (dalam Namora Lumongga, 2016)
fungsi layanan konseling kelompok meliputi dua layanan yaitu :
1. Konseling Individual : hubungan baik antar individu untuk mencapai pemahaman tentang
dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan permasalahan, perkembangan dan
pengambilan keputusan dirinya untuk saat ini dan seterusnya.
2. Konseling Kelompok : upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang
bersifat pencegahan dan pengembangan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan
dalam rangka pertumbuhan dan perkembangannya.

C. Perbandingan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok


Berikut perbandingan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok menurut
Prayitno (2012) (dalam Sisca Folastri dan Itsar Bolo Rangka, 2016 : 25) :

No. Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok


1. Tujuan yang a. Pengembangan pribadi. a. Pengembangan pribadi.
dicapai b. Pembahasan topik- b. Pembahasan dan pemecahan
topik umum secara luas masalah pribadi yang dialami
dan mendalam yang oleh masing-masing anggota
bermanfaat bagi para kelompok.
anggota kelompok.
2. Jumlah anggota Dibatasi: 10-15 orang Dibatasi sampai sekitar 10 orang
3. Kondisi dan Relatif heterogen Relatif homogen atau heterogen
karakteristik
anggota
4. Format kegiatan Kelompok kecil dengan Kelompok kecil dengan lima
lima tahap kegiatan tahap kegiatan
5. Suasana interaksi a. Interaksi multiarah. a. Interaksi multiarah.
b. Mendalam dengan b. Mendalam dan tuntas dengan
melibatkan aspek melibatkan aspek kognitif,
kognitif dan afektif. efektif, kepribadian dan
pengubahan tingkah laku.
6. Sifat isi a. Umum. a. Pribadi.
pembicaraan b. Kurang bersifat rahasia. b. Rahasia
7. Peranan anggota Aktif membahas topik Aktif membahas dan
kelompok umum tertentu yang memecahkan masalah pribadi
ditugaskan atau yang dialami kawan
dikemukakan dan dipilih sekelompok, melalui kegiatan :
secara bebas, melalui a. Berpartisipasi aktif dalam
kegiatan : dinamika interaksi sosial.
a. Berpartisipasi aktif b. Menyumbang bagi
dalam dinamika pemecahan masalah pribadi
interaksi sosial. kawan sekelompok.
b. Menyumbang bagi c. Menyerap berbagai
pembahasan masalah. informasi, saran, dan
c. Menyerap berbagai berbagai alternatif untuk
informasi untuk diri memecahkan masalah teman
sendiri dan sekelompok dan imbasannya
dimanfaatkan dalam terhadap diri sendiri.
interaksi sosial d. Strategi BMB3.
kelompok.
d. Strategi BMB3.
8. Lama dan frekuensi a. Kegiatan berlangsung a. Kegiatan berlangsung dan
kegiatan dan berkembang sesuai berkembang sesuai dengan
dengan tingkat tingkat pendalaman dan
perluasan dan penuntasan pemecahan
pendalaman masalah pribadi.
pembahasan topik b. Dapat dilakukan secara
umum. maraton.
b. Dapat dilakukan secara
maraton.
9. Evaluasi a. Evaluasi isi: kedalaman a. Evaluasi isi: kedalaman dan
pembahasan topik. ketuntasan pembahasan
b. Evaluasi dampak: masalah pribadi.
pemahaman dan b. Evaluasi dampak: sejauh
dampak kegiatan mana klien (anggota yang
terhadap anggota. masalah pribadinya dibahas)
c. Evaluasi proses: merasa mendapatkan
keterlibatan anggota (alternatif) pemecahan
dalam kegiatan masalahnya.
kelompok. c. Evaluasi proses: keterlibatan
d. Refleksi BMB3. anggota dalam kegiatan
kelompok.
d. Strategi BMB3.
10. Pelaksana Konselor Konselor

Selain Tabel diatas, untuk lebih mudah mengenali perbedaan antara bimbingan
kelompok dan konseling kelompok, pada kegiatan bimbingan kelompok, alur komunikasi
dan dinamikanya menuntut semua anggota kelompok untuk ikut serta secara bersama-sama
memikirkan, mendalami, dan mengaplikasikan secara konkrit apek-aspek yang menjadi topik
bahasan.Sementara itu, pada kegiatan konseling kelompok seluruh energi dan pikiran
tercurahkan untuk membantu konseli/anggota kelompok yang memiliki masalah tertentu
yang masalah tersebut dibahas dalam kegiatan konseling kelompok (dalam Sisca Folastri dan
Itsar Bolo Rangka, 2016 : 27-29).

D. Materi Umum Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Dalam layanan bimbingan kelompok materi umum yang dapat dibahas amat beragam
dan berguna bagi siswa (dalam segenap bidang bimbingan). Materi tersebut meliputi (dalam
Dewa Ketut Sukardi, 2000 : 48) :

1. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.


2. Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk
perbedaan individu, sosial dan budaya serta permasalahannya).
3. Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang terjadi dimasyarakat
serta pengendaliannya/pemecahannya.
4. Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari
serta waktu senggang).
5. Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai
konsekuensinya.
6. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya
kegagalan belajar dan cara-cara penanggulangannya (termasuk EBTA, EBTANAS,
UMPTN).
7. Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
8. Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier serta perencanaan
masa depan.
9. Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan/program studi dan
pendidikan lanjutan.
10. Materi dalam bidang-bidang bimbingan. Materi layanan bimbingan kelompok dalam
bidang bimbingan sebagaimana dalam materi layanan bimbingan lainnya, yang meliputi:
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

Menurut Prayitno (dalam Vitalis, 2008 : 64) materi umum dalam layanan konseling
kelompok dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.


2. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan
perkembangannya.
3. Perencanaan dan aktualisasi diri.
4. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima atau menyampaikan gagasan,
ide, opini, perilaku, dan hubungan sosial.
5. Mengembangkan hubungan dengan peer group, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta melatih
teknik-teknik penguasaan materi pelajaran.
7. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di
Perguruan Tinggi.
8. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihannya.
9. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
10. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.

E. Materi Khusus Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Layanan bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu yang


mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian anggota kelompok.
Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif dan bertanggung jawab. Dalam hal ini
kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal anggota kelompok perlu untuk
ditingkatkan dan dipupuk terus menerus oleh pemimpin kelompok (dalam Sisca Folastri dan
Itsar Bolo Rangka, 2016 : 24).

Sementara itu, layanan konseling kelompok terfokus pada pembahasan masalah


pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan konseling kelompok yang intensif
dalam upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus,
yakni :

1. Terkembangkannya perasaan, pikiran, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku
yang bertanggung jawab,khususnya dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
2. Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan
pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan konseling
kelompok (dalam Sisca Folastri dan Itsar Bolo Rangka, 2016 : 24-25).

Dengan demikian ditegaskan bahwa dalam layanan bimbingan kelompok materi


kegiatan yang dibahas adalah topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota
kelompok, sedangkan dalam layanan konseling kelompok materi kegiatan yang dibahas
adalah masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Baik topik
umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens
dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok
(Konselor). Dengan kata lain bahwa, apabila layanan bimbingan kelompok berorientasi pada
pengembangan wawasan, penghayatan, aspirasi, dan sikap terhadap materi topik-topik yang
dibahas, orientasi konseling kelompok adalah terbahas dan terentaskanya masalah pribadi
anggota kelompok yang bersangkutan (dalam Sisca Folastri dan Itsar Bolo Rangka, 2016 :
25).

F. Membuat Permainan Kelompok


Permainan dapat digunakan sebagai metode dalam melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok. Dalam menggunakan permainan sebagai suatu metode,
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Permainan digunakan sebagai alat dalam bimbingan dan konseling sehingga tujuannya
bukan untuk permainan itu sendiri tetapi mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
2. Setiap permainan yang akan digunakan selalu dirancang sebelumnya.
3. Dalam pelaksanaannya harus fleksibel karena sangat dipengaruhi kondisi dinamika
kelompok pada saat berlangsungnya permainan.
4. Pemimpin dituntut untuk kreatif dan berani mengambil suatu tindakan yang tidak bisa
diantisipasi sebelumnya.
5. Untuk mencapai hasil yang maksimal, selalu diakhiri dengan diskusi refleksi dan
kesimpulan hasil permainan dikaitkan dengan tujuan layanan (dalam Ramli, dkk, 2017).

Sebagai metode dalam bimbingan dan konseling kelompok, pada umumnya


permainan yang digunakan adalah permainan kelompok. Permainan kelompok ini dapat
digunakan sebagai suatu metode yang berdiri sendiri, dalam arti selama proses layanan hanya
menggunakan teknik yang dimaksud. Disamping itu permainan kelompok dapat pula
digunakan untuk variasi dari metode yang lain, misal teknik ekspositori. Dengan variasi
teknik permainan maka ekspositori akan menjadi lebih menarik dan mereduksi kebosanaan
sebagai kelemahan dari ekspositori (dalam Ramli,dkk, 2017).

KEPUSTAKAAN

Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka
Cipta.

D. S, Vitalis. 2008. Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan Konseling
IKIP PGRI Madiun.

Hasnida, Namora Lumongga Lubis. 2016. Konseling Kelompok. Jakarta : Kencana.


Ramli, M, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Bimbingan dan Konseling, BAB III Bimbingan Klasikal dan Kelompok. Kemendikbud.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Rangka, Itsar Bolo dan Sisca Folastri. 2016. Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling
Kelompok. Bandung : Mujahid Press.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Yasmin, Zawani. 2016. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan


Komunikasi Teman Sebaya di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi. Medan. Program Studi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Medan.

DESKRIPSI PERMAINAN

A. Nama Permainan : Hai Kelipatan Dua.


B. Waktu : ± 5 - 10 menit.
C. Pemain : Semua anggota kelompok (10 orang atau lebih).
D. Fungsi Permainan  : Melatih konsentrasi, menciptakan suasana gembira, dan
membina
suasana keakraban diantara sesama anggota kelompok.
E. Peralatan              : Tidak ada peralatan yang digunakan.
F. Langkah Bermain :
1. Pemimpin kelompok memberitahu anggota kelompok tentang nama permainan yaitu Hai
Kelipatan Dua.
2. Pemimpin kelompok memberikan keterangan cara permainan, yaitu permainan dimulai
oleh salah satu anggota kelompok dengan mulai berhitung dari angka satu dan
seterusnya.Kemudian pada setiap kelipatan “dua” angka itu diganti dengan ucapan “Hai”.
Contoh salah seorang anggota kelompok mulai berhitung dari angka “satu”, kemudian
anggota kelompok selanjutnya mengucapkan kata “Hai”, anggota kelompok selanjutnya
mengucapkan angka “tiga”, dan seterusnya hingga semua anggota kelompok mendapat
giliran.
3. Ulangi permainan hingga 3 kali.
4. Dalam permainan bila ada anggota yang tidak tepat dalam berhitung / mengganti kata
“Hai”, maka anggota kelompok tersebut diminta untuk menunjukan kebolehannya atau
bakat dan hobinya, seperti menyanyi dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai