NIM : J2A013039P
Surveyor
Manfaat surveying:
1) Dapat menentukan arah pemasangan (path of insertion) yang paling baik
sehingga terjadi sangkutan (interference) pada saat geligi tiruan dipasang dan
dikeluarkan.
2) Menentukan lokasi dan besarnya daerah gerong pada permukaan gigi.
Langkah-langkah surveying:
1) Model yang akan disurvei diletakkan dan diklem pada meja model.
2) Posisi permulaan diambil bidang oklusal letaknya horizontal. Pada posisi
ini umumnya hanya sediki ditemukan sangkutan (interface) pada bagian
proksimal daerah tak bergigi.
3) Apabila pada posisi horizontal ini diperoleh di daerah gerong yang cukup
untuk meletakkan cangkolan pada gigi sandaran, maka posisi ini lebih diambil
untuk melakukan surveying selanjutnya.
4) Pada posisi ini pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal. Arah
pemasangan searah dengan tongkat vertical (vertical spindle), selanjutnya masih
pada posisi tersebut dilakukan pembuatan garis-garis survey pada semua
permukaan gigi sandaran dan pada bagian-bagian yang perlu penutupan (block-
out).
6) Bila pada posisi horizontal tersebut ternyata terlalu banyak sangkutan dan
tidak ditemukan daerah gerong yang cukup pada gigi sandaran, maka perlu
dilakukan perubahan posisi model (tilting).
7) Perubahan posisi model dapat dilakukan ke anterior, posterior, dan lateral.
Disinilah arah pemasangan sudah ditentukan (tidak tegak lurus dengan bidang
oklusal). Masih tetap pada posisi ini dibuat garis survey, pada bagian-bagian yang
diperlukan.
8) Sebelum dilepas dari meja model, terlebih dahulu dilakukan tripoding,
yaitu membuat 3 tanda titik pada model (basis) dengan ketinggian yang sama.
9) Titik ini dipakai untuk menentukan kembali posisi model yang sudah
dilepas.
10) Selain itu, pada bagian basis dapat pula digoreskan garis yang sejajar
dengan tongkat vertical. Garis ini yang disebut “Guide Marker” dan berguna
untuk memberikan gambaran arah pemasangan pada model tertentu.
Konektor
a. Konektor mayor
a) Batang palatal tunggal (single palatal bar), terletak pada bagian tengah
palatum, indikasi pada kasus kehilangan satu atau dua gigi pada setiap sisi rahang,
daerah tak bergigi berujung tertutup, dan kebutuhan dukungan palatum minimal.
b) Plat palatal bentuk U, disebut juga dengan konektor palatum tapal kuda.
Indikasi pemakaian pada kasus kehilangan satu atau lebih gigi anterior atau
posterior atas, adanya torus palatinus luas, dan perlunya splint gigi anterior.
c) Batang palatal ganda (double palatal bar), indikasi pemakaian pada semua
kelas Kennedy, terutama kelas II dan IV, pada gigi penyangga anterior dan
posterior yang terpisah jauh.
b) Batang lingual ganda, indikasi pemakaian pada kasus gigi depan bebas
perawatan periodontal dan pada kasus dengan celah interproksimal besar.
c) Plat lingual, memiliki kekurangan dapat menghalangi stimulasi fisiologik
jaringan gingiva bagian lingual dan self cleansing menjadi terganggu. Indikasi
pemakaian pada kasus dengan frenulum lingualis tinggi, torus mandibular besar,
pasien dengan indirect retainer, pasien perlu stabilisasi gigi anterior.
d) Batang labial, indikasi pemakaian apabila terdapat gigi yang terlalu miring ke
lingual, torus mandibula tidak dapat dikoreksi dan pada kasus dengan
banyak undercut jaringan lunak sisi lingual (Gunadi dkk., 2012).
b. Konektor minor