Anda di halaman 1dari 10

Manajemen operasi (produksi):

Produksi:
Produksi adalah aktivitas ang terorganisir yang mentransformasi bahan (raw material) menjadi
suatu produk jadi, produksi juga bisa dikatakan menjadi suatu proses dalam mengubah bahan
awal menjadi produk jadi. Produksi adalah bagian dari operation secara keseluruhan juga
termasuk dalam bagian business. Dimana industry farmasi juga termasuk di dalam business yang
merupakan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan profit. PROFIT adalah sesuatu yang
penting dalam business. Produksi adalah bagian dari ooeration in total yang berbicara tentang
bisnis  bisnis produk farmasi

Profit:
Profit adalah kondisi dimana semua hasil yang kita dapatkan lebih tinggi dari biaya yang telah
kita keluarkan. Dalam profit ada 4 hal penting yang terkait dan berpengaruh terhadap profit,
yaitu: low price, low cost, high output, high quality.
Low price: dengan harga yang rendah akan menarik customer sehingga dapat meningatkan
penjualan produk dan meningkatkan profit. Low cost: dengan biaya yang redah dan penjualan
prodku yang tinggi akan berpengaruh terhadap profit. High output: adalah saat industry
produksi output dalam jumlah banyak akan mengeluarkan biaya lebih sedikit dibanding industry
yang produksi output dalam jumlah yang sedikit tapi sering (akan memakan biaya yang banyak),
oleh itu high output dapat berpengaruh ke profit. High quality: jika industry mampu
memberikan kualitas produk sesuai dengan yang diinginkan customer maka profit akan
meningkat.

Quality:
Kualitas adalah sesuatu yang orang lain akan beli dari produk kita, kualitas mejadi alasan kenapa
orang akan beli produk kita, basic kualitas dari produk obat di Indonesia adalah efikasi dan
safety. Sedangkan kalau di Korea, Jepang, America yang merupakan negara dengan High
Regulated Market, bukan hanya efektivitas dan safety obat yang dilihat dari produk tetapi
mereka juga menginginkan produk yang memiliki kemasan yang bagus dan berkualitas, bentuk
fisik obat yang tidak cacat.
Cost:
Adalah suatu harga yang kita keluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Cost juga merupakan
biaya yang kita keluarkan untuk membuat produk tersebut., costing adalah suatu proses dalam
menentukan harga. Ada 4 poin penting dalam costing, yaitu: material cost, production cost,
process cost, overhead.

1) Cost to create total product


2) Cost to create quality on product

Cost to create quality on product bervariasi karena tergantung dari kualitas produk yang akan
dibuat, contoh: di Indonesia obat Paracetamol yang penting itu efikasi obatnya tetapi kalau di
negara lain market memperhatikan visual dari obat tersebut (contoh: emboss nya ada, tablet licin,
packaging bagus dll), jadi beda market beda kualitas yang diinginkan sehingga Cost yang
diperlukan berbeda.

Cost of Quality:
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk bisa memenuhi kualitas yang customer harapkan, terdapat
2 hal yang mempengaruhi harganya:

1) Cost of Good Quality  industry mengeluarkan biaya untuk membuat produk yang
bagus dan siap dijual semua, contoh: produksi amoxicillin di Indonesia cukup hany a
dengan dicetak, dimasukin ke strip, di packaging lalu akan dijual dan diterima market
jadi semua produk yang dibuat dapat terjual (tidak ada barang reject).
2) Cost of Poor Quality  biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya untuk
produk yang rusak, contoh: produksi amoxicillin untuk Korea, tablet dicetak lalu
diinspeksi satu-persatu oleh manusia dan kalau ada coreat atau kecacatan kecil maka akan
langsung dibuang, sehingga ada biaya yang harus kita keluarkan untuk produk yang tidak
bisa kita jual ke Korea

Conclusion: diantara kedua produk ini manakah yang lebih baik?

Dua-dua nya baik, produk ke Korea maupun Indonesia masih memberikan profit, produk yang
dikirim ke Korea kita bisa tinggikan pricenya dan market Korea akan tetap membeinya  masih
memberi Profit  biaya yang dikeluarkan bisa tertutupi dengan High Price yang kita bikin untuk
Produk.
Kano Diagram

Apa bedanya delighter dan satisfier?

Delighter: ada kualitas tambahan pada produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan tetapi pabrik
bisa memberikan kualitas itu

Satisfier: kit abeli produk karena memang butuh dengan kulitasnya (kualitasnya cukup dan tidak
ada tambahan)

Quality History:
Kualitas yang ada sekarang tiak terbentuk begitu saja, ada sejarah kualitas yang memebentuk sistem
kualitas sekarang ini. sejarah ini diawali pada abad ke-13, yaitu pada zaman Craftmanship and Guilds,
dimana pada zaman ini semua barang itu diciptakan dengan kualtas yang diinginkan oleh craftmen lalu
setelah barang jadi, barang akan diinspeksi apakah kualitasnya sudahsesuai dengan yang diinginkan
craftman (tidak ada quality control) lalu barang-barang yang sudah diinspeksi akan dijual di Guilds di
zaman inikualitas itu diinspeksi dan kualitasnya tidak tergantung dengan keinginan customer.

Tahap selanjutnya adalah tahap revolusi industryteknologi sudah muali ada seperti penggunaan tenag
steam untuk menggerakkan mesin. Pada zaman ini kualitas sudah sudah mulai sedikit meningkat tapi
masih tetap dengan cara inspeksi namun craftman sudah naik pangkat dimana mereka ada yang menjadi
employee dan ada yang menjadi supervisor (craftmen di training), craftmen pekerja akan membuat
produk sesuai dengan arahan dari supervisor.

Lalu masuk ke Taylor System dimana produk-produk jadi masih dengan sistem inspeksi dan muncul
masalah yaitu banyaknya product reject sehingga terciptalah Taylor System dimana dalam proses
produksi sudah ada standard prosedur dan craftmen di training agar skillnya menignkat.

Pada awal abad ke-20 mulailah muncul system Quality Control, yaitu dengan SQC (Statistical Quality
Control) Techniques dimana produk tidak lagi diinspeksi diakhir tapi ada metode sampling yaitu, missal
ada 100 produk yang sudah jadi maka akan dilakukan sampling terhadap produk tersebut, cara ini dapat
meminimalkan jumlah barang reject.
Pada pertengahan abad ke-20 muncul lah sistem QC dan QA sehingga kualitas produk lebih terjamin dan
pengontrolan kualitas lebih sistematis dan pada zaman ini kualitas mengacu pada keinginan yang
diharapkan oleh customer, dan pada akhir abad ke-20 kualitas tidak hanya dilihat dari produk yang dibuat
akan tetapi juga dilihat kualitas dari industry yang membuat produk tersebut.

Quality by Design (QBD) dan Quality Control (QC)

QBD lebih focus kepada proses sedangkan QC lebih focus kepada produk tetapi keduanya
mengacu pada standard kualitas. Dari QBD kita bisa buat proses yang menjamin kualitas produk
yang diinginkan customer, dari QC kita bisa pastikan dari proses yang di buat bisa menghasilkan
produk yang sesuai diharapkan customer.

Cost mana yang lebih tinggi? QBD atau QC semuanya tergantung bagaimana kit aterjemahkan
kualitas yang diinginkan seperti apa.

Quality Functonal Design (QFD)

Saat mendesign kualitas yang kita inginkan contoh: prduk kosmetik dengan kualitas packaging
yang bagus, anti luntur dan bisa digunakan semua jenis kulit, dari kualitas ini dibuatlah
spesifikasi yang akhirnya proses untuk mencapai spesifikasi itu dibuat, jika proses yang dibuat
terlalu panjang dan berlebihan cost yang dikeluarkan juga banyak.

QFD

Spesifikasi Proses
(QC) (QBD)

SIPOC

SIPOC : mekanisme dalam melakukan manajemen operasi produksi

Manajemen operasi:

Menurut Handoko adalah cara mengelola secara optimal atau menggunakan semua resources
yang ada untuk ditransformasi agar menjad sutu produk/jasa. Cara kita mulai untuk menetukan
manajemen operasi adalah dengan SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer)

Contoh SIPOC utuk proses granulasi: Suppliernya adalah vendor, Inputnya adalah peralatan,
mesin, bahan awal, Prosesnya adalah mixing, drying, milling dll, Outputnya adalah granul
dengan kualitas yang diinginkan oleh operator cetak, Cudtomernya adalah operator cetak.

Cross Contamination:
Adalah cemaran silang yaitu sesuatu yang tidak kita harapkan ada pada produk yang didapat dari
perpindahan dari barang lain bisa saja dari manuisa, dari produk lain, dari mesin. Apaa aja sih
vector atau pembawa CC? ada 5 M (man, material, mesin, method, melea). Jenis CC yang bisa
ada: Micro, Particle, dan Kimia. Vector terbesar untuk micro adalah manusia karena manusia
dari lingkungan luar, kulit kita sheding setiaap saat sehingga banyak micro terdapat pada
manusia.
Dari jenis CC yang bisa terjadi ada cara untuk mencegah  Manusia sebagai pembawa mikro
dapat dicegah dengan cara hygiene dan APD (gowning). Environement sebagai penyebab CC
particle dapat dicegah dengan cara sistem tata udara (cleanroom) dan Sanitasi/cleaning.
Sedangkan material sebagaia penyebab CC chemical dapat dicegah dengan pelaksanaan
Incoming Testing.
 Hygiene: hygiene adalah salah satu hal yang penting dalam CPOB. Contoh: melakukan
personal hygiene seperti cuci tangan, tidak menyentuh bagian badan manapun (rambut,
atau APD) selama proses produksi
 APD (gowning): sumber kontaminasi yang besar didapat dari manusia oleh itu kita harus
mencegah kontaminasi dengan menggunakan gowning untuk setiap petugas yang
berperan dalam proses produksi. Beda kelas beda jenis gown yang akan digunakan
 Sistem Tata Udara: suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melaui pengedalian
suhu, Kelembaban, arah pergerakan udara dan mutu udara termasuk pengendalian
partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara.
 Sanitasi: Sanitasi meliputi kegiatan pembersihan (cleaning) dan juga disinfeksi untuk
mengupayakan penurunan risiko kerusakan produk oleh partikel-partikel.
 Incoming testing: adalah proses untuk memvalidasi kualitas dari bahan mentah yang
dibeli dari supplier. dapat dilaksanakan dengan membuat suatu “checklist” yang berisi
apa saja yang harus divalidasi oleh personel (sebagai contoh: ukuran, warna, penanda,
kemasan pada setiap batch) dan kriteria penerimaannya

Produksi solid
Contoh produksi solid yang dilakukan adalah produksi tablet dengan metode granulasi basah,
sekarang jarang industry farmasi memproduksi tablet dengan metode granulasi kering, karena
bahan obat semakin dimodifikasi sifatnya semakin lipfoilik sehingga lebih mudah diabsorbsi
organ tubuh sehingga banyak obat yang dimodifikasi dan bahan obat yang dimodifikasi susah
untuk dikempa langsung atau dibuat dengan metode granulasi kering.

- Untuk pengeringan granul digunakan mesin Fluid Bed Dryer, di FBD ada filter yang
berisi granul, setelah dikeringkan di FBD granul masuk ke container (mixer) lalu di
tumbling dan ditambah bahan-bahan tambahan (dicampurkan) kemudian dimasukkan ke
Fibro Mill (alat ayak) untuk proses milling. Setelah granul selesai, granul dikirim ke
bagian tableting (cetak tablet)
- Untuk tablet kecil 1 hari bisa diproduksi lebih dari 1 batch
- Untuk tableting bisa menggunakan mesin PR 2000 series. Ada alat scraaping yang
berguna untuk meratakan serbuk, setelah dicetak kalau tablet tidak ada masalah maka
tablet akan ke jalur kanan kemudian akan di striiping lalu packaging
- Sekarang alat sudah canggih ada automatic weight regulation dan hasilnya terlihat
discreen.
- Cara compression tablet  filling, pre compression dan compression, ejection
- Jenis flow (daya alir) granul: ada mass flow dan funnel flow, kalau mass flow sekaligus
keluar semua, kalau funnel flow yang keluar hanya bagian tengah.
- Saat pencetakan granul, “stress” meningkat sehingga lama-kelamaan dapat menyebabkan
brittle, sebaiknya saat pencetakan dibuat dengan slow speed sehingga tidak mudah retak.
Produksi semisolid
alat yang digunakan dalam produksi semi solid
- Ada 2 heater diatas untuk mempertahankan suhu pada saat distribusi sirkulasi putar
sehingga tetap dalam kondisi panas (tidak membeku)
- Pada tank utama (yang besar) ada jacket vessel yang berisi hot liquid menggunakan air
yang dari black steam atau hot water yang disirkulasi melalui pemanas
- Fase air divakum dari tangki 2 ke tank besar yang berisi fase minyak, kemudian ada alat
yang berputar dalam tank untuk mencampur kedua fase tersebut, dan setelah fase
terdispersi makan akan diputar balik pompanyadipindahkan dari tabk besar ke tank kecil
(tank 2), lalu setelah itu akan ditandemkan ke mesin filling untuk diisi ke filling tube
setelah itu proses packaging primer dan packaging sekunder.
- Setelah proses produksi aka nada cleaning alat, cleaning tanknya dengan cara sanitasi
didalam mesin sendiri tanpa operator harus membongkar mesin tersebut.

Produksi sediaan steril

- Proses produksi steril adalah yang paling kritikal, dulu proses produksi sediaan steril
menjadi proses produksi paling mahal, dibandingkan tablet tapi seiring berkembang
zaman banyak juga tablet yang semahal injeksi.
- injeksi = mahal  karena proses dan protection
- injeksi harus bebas mikroorganise karena pemakaiannya langsung ke pembuluh darah 
cara hilangkan MO dengan 1) Metode aseptis 2) Metode sterilasis akhir
- metode sterilisasi akhir SAL (Sterility Assurance Level) nya 10-12 sedangkan metode
aseptis (filtrasi) SAL nya 10-9  artinya secara logaritmik untuk sterilisasi akhir dia bisa
mengurangkan 12 log dari jumlah bakteri yang ada (sangat steril).
- Metode yang lebih bagus adalah metode sterilisasi akhir tapi tidak banyak bahan obat
yang tahan pada sterilisasi akhir oleh itu muncul nama sterilisasi BIOBURDEN (metode
tengha-tengah)
- Metode BIOBURDEN sebagai contoh untuk paracetamol injeksi dilakukan sterilisasi
pada suhu 115oC selama 20 menit.
- Metode aseptic dengan cara filtrasi tidak mampu memfiltrasi keseluruhan
mikroorganisme karena SAL nya 10-9
- Klasifikasi ruang produk steril:
Kelas A - Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, missal zona pengisian,
wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara
aseptis
- Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara
laminar (LAF) ditempat kerja
Kelas B - Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, kelas ini adalah
lingkungan latar belakang untuk zona kelas A
Kelas C & D - Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang
mengandung risiko lebih rendah

IPC (In Process Control)  di design di batch record

- IPC adalah turunan dari Quality Control untuk memastikan bahwa selama proses
produksi berjalan, setiap parameter yang ada itu terkontrol dengan baik serta memenuhi
spesifikasi control yang ada.
- IPC adalah mengkontrol atribut kualitas yang kita terapkan selama proses (contoh: PCT
dikatakan berkualitas jika dapat menyembuhkan dan memiliki kemasan yang menarik ,
selama proses mungkin tidak dia bisa menghasilkan kemasan yang tidak menraik? 
MUNGKIN disinilah peran IPC  tujuannya selama proses produksi dengan jangka
waktu tertentu dan jumlah tertentu akan dilakukan sampling untuk dilakukan IPC untuk
mengetahui apakah produk yang diprosuksi sudah memenuhi qualitas dan spesifikasi
yang sudah ditetapkan.
- Jika hasil sampling tidak bagus maka bagian produksi akan melakukan stop and seeing
(kenapa? Masalahnya apa?) lalu mereka akan melakukan Process Cotrol mundur terhadap
produk yang sudah jadi  periksa lagi untuk memastikan
- IPC : 1) Critical 2) Major 3) minor
- Contoh di PT. Astrazaneca IPC yang dilakukan adalah:
1) Ditahap jumlah tablet/capsule
2) Kondisi tablet/kapsul
3) Ada atau tidak dessicant
4) Botol dan cap
5) Torques test (susah dibuka atau tidak tutup botolnya)
6) Integrity

Penanganan produk yang ditolak dan/atau diolah kembali (rework)

- also known as handling of eject, rework, and reject


- Perbedaan reject dan eject:
- Eject: segala sesuatu yang dikeluarkan oleh mesin karena gagal memenuhi spesifikasi
yang dimiliki mesin, eject belum tentu reject  mesin memang memberikan penilaian
terlalu tinggi, contoh: ada camera untuk inspeksi tablet dan saat difoto terlihat seperti ada
bintik hitam pada tablet padahal sebenarnya tidak terdapat bintik hitam  tablet masih
bisa diproduksi. Kalau eject nya tidak bermasalah produksi bisa dilanjutkan kalau
ejectnya membutuhkan rework maka akan di rework
- Reject: produk yang memang cacat atau ada masalah sehingga jika bisa rework akan
dirework.

Quarantine and Finished Goods Transfer

- Setelah batch selesai diproduksi, bagian produksi akan mentransfer batch ke warehouse
(gudang)  yang ditransfer: produk dan dokumen-dokumennya produk yang ditransfer
berstatus quarantine
- Kapan produk berstatus accept/reject?  setelah ada hasil dari QC yang kemudian akan
di attach ke Batch Packaging Record

Dokumentasi Produksi

- Sebagai contoh di Astrazaneca ada 4 dokumen penting, yaitu:


1) Bill of Material (BOM): adalah dokumen yang dikeluarkan oleh bagian Supply
chain/PPIC, dokumen ini berisi daftar material dan jumlah yang digunakan untuk
produk, contoh: blister (ini kan material), didokumen akan tertera jumlah PVC,
jumlah tablet dan lain-lain
2) Master of Formulae (MF): dokumen yang berisi formula produk, spesifikasi produk,
taham pengemasan main product, kebutuhan yag digunakan, dan konfigurasi produk
 dokumen ini menjadi Template pengerjaan secara garis besar.
3) Master Batch Packing Record: dokumen yang berisi instruksi proses packing,
dokumen di print dan dicopy ke Batch Specific Copies of Batch Packing Record
4) Batch Specific Copies of Batch Packing Record: digunakan untuk mencatat proses
packing setiap batch, dokumen ini lebih spesifik disbanding MBPR

Evaluasi proses produksi:

- Evaluasi proses produksi merupakan tugas dari bagian QC (Quality Control), memastikan
bahwa semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu
batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
sebelum didistribusikan
- Dicatat di Batch Record, ada dokumen yang berisi spesifikasi-spesifikasi yang harus
diperiksa, dichecklist, ada beberapa bagian didalam dokumen yaitu:
1) Aspek SHE
2) Spesifikasi
3) Daftar material (diperiksa sesuai gak material yang di dokumen dengan yang
diproduksi
4) Pengemasan Primer
5) Pembersihan dan Pemastian pembersihan

Anda mungkin juga menyukai