Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANSI

(PENGAUDITAN 1)

Oleh :

Kelompok 1

Theresia Melania Nuwa (1907531089)


Kadek Egiana Sandy (1907531108)
Ida Bagus Kade Diva Jati Darma Kusuma (1907531110)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya pembuatan
Ringkasan Materi Kuliah (RMK) untuk tugas mata kuliah Pengauditan 1 dapat kami selesaikan.

RMK ini disusun dengan mengacu pada berbagai sumber modul lainnya. Materi
didalamnya kami kutip dari sumber tersebut dengan menambahkan sedikit pemahaman pribadi
yang sifatnya analisis dan sintesis dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah untuk
dipahami.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam RMK ini sehingga kritik dan
saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan, dan kami harap agar RMK ini dapat memberi
manfaat bagi penulis maupun pembacanya, serta kami ucapkan terimakasih kepada penyunting
dan pembaca RMK ini.

Denpasar, 16 Pebruari 2021

Penulis
1. PENGAUDIT DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

1.1 Pengertian pengauditan


Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dari definisi diatas mengandung 7 elemen yang harus diperhatikan dalam


melaksanakan  audit, yaitu:
1. Proses yang sistematis, auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat
logis, terstruktur dan terorganisir.
2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif, proses sistematis yang
dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang dibuat
individu maupun entitas.
3. Pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi, suatu rangkaian pernyataan
secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Proses
akuntansi merupakan proses pengindentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.
4. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence), menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai
tidak dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Kriteria yang ditentukan, merupakan standar pengukur untuk mepertimbangkan
(judgement) pernyataan yang dapat berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan legislative
b. Ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip akuntansi yang lazim ( PAI )
6. Menyampaikan hasil-hasilnya, dihasilkan melalui laporan tertulis yang mengidikasikan
tingkat kesesuaian antara asersi-sersi kriteria yang telah ditentukan. Penyampaian hasil
pemeriksaan akuntan sering disebut dengan pengesahan ( attestation ). Penyampaian hasil
ini umumnya dilakukan dalam bentuk laporan pemeriksaan akuntan / audit report.
7. Para pemakai yang berkepentingan, pengambil keputusan yang menggunakan dan
mengandalkan temuan-temuan yang menginformasikan melalui laporan audit dan laporan
lainya. Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan pemeriksaan akuntan adalah :
investor dan calon investor, kreditur dan calon kreditur, manajemen, pemerintah,
organisasi buruh.
Ditinjau dari profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan (examination) secara
objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

1.2 Tipe-Tipe Audit


1.2.1 Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar (fairness) sesuai kriteria PABU (Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum) dan dilakukan oleh External Auditor
1.2.2 Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari
suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi
yang telah ditentukan, misalnya ketepatan SPT-Tahunan dengan UU Pajak
Penghasilan.
1.2.3 Audit Operasional (Operasional Audit)
Tujuan untuk menilai prestasi, mengidentifikasikan kesempatan untuk
perbaikan, dan membuat rekomendasi untuk pengembangan dan
perbaikan, dan tindakan lebih lanjut.

1.3 Jenis / Klasifikasi Audit


1.3.1 Klasifikasi auditing
Klasifikasi auditor berdasarkan audit operasional :
a. Audit operasional
Suatu audit yang direncang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari prosedur-
prosedur operasi manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor internal.
b. Audit keuangan dan kepatuhan
Audit yang menyerupai laporan keungan akan tetapi dapat dilakukan oleh sektor
public seperti lembaga pemerintah atau sektor audit eksternal.
c. Audit efisiensi dan ekonomi
Audit yang menyerupai audit operasional akan tetapi dilakukan oleh sektor
public. Pelaksanaannya dilakukan oleh audit ekonomis.

1.3.2 Tipe-tipe auditor


 Auditor pemerintah, adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
utamannya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai
unit organisasi dalam pemerintah.
 Auditor internal, adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit.
Tujuannya, untuk membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya
secara efektif.
 Auditor independen, adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan
public yang memberikan jasa auditing professional kepada klien. Auditor ini
menjalankan pekerjaanya dibawah naungan kantor akuntan public.

1.4 HIRARKI KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Hirarki staf oraganisasi kantor akuntan publik sbb. :
1) Partner (1 orang),Merupakan Top Legal Client Relationship dengan tugas me-review
(menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee
dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan
pekerjaan audit.
2) Manajer (1-2 orang), Merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,
mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci terhadap
pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.
3) Akuntan Senior (3-4 orang), Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung
terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit,dan me-review pekerjaan para
akuntan yunior yang dibawahinya.
4) Akuntan Yunior (5-6 orang), Merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung
jawab atas pekerjaa lapangan.

1.5 JASA YANG DIBERIKAN AKUNTAN PUBLIK


 Jasa Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi
suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Ada 4 (empat) jenis jasa atetasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik :
a. Audit, Contoh : Audit atas laporan keuangan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan.
b. Pemeriksaan (Examination), Contoh : pemeriksaan proyeksi bisnis atau
laporan keuangan prospektif, dan pemeriksaan kesesuaian pengendalian
internal perusahaan dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah.
c. Penelaahan (Review), Dilakukan dengan wawancara dengan manajemen
dan analisis komparatif informasi keuangan suatu perusahaan.
d. Prosedur yang disepakati bersama (Agreed-Upon Procedures), Contoh :
auditor dan klien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu laporan keuangan misalnya akun atau rekening kas dan
surat berharga.
 Jasa Nonatestasi.
Jasa ini diberikan oleh Kantor Akuntan Publik meliputi ;
• Jasa Akuntansi
melalui aktifitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan
keuangan klien serta perancangan sistem akuntansi klien
• Jasa Perpajakan
Meliputi pengisian surat laporan pajak, perencanaan pajak dan juga penasihat dalam masalah
perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami
permasalahan dengan Kantor Pajak
• Jasa Konsultasi Manajemen
Fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk
peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

1.6 Profesi akuntan public


Menurutaturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan public dapat diberikan kepada mereka
yang telah bersertifikat akuntan public (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, maka para
akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan public (USAP) yang diselengarakan oleh IAI
dau kali dalam setahun (mei dan november) dengan materi ujian: (1) teori dan praktek akuntansi,
(2) auditing dan jasa prosfesional akuntan public, (3) akuntan manajemen dan manajemen
keuangan, (4) sistem informasi akuntansi, (5) perpajakan dan hukum komersial.
1.6.1 STANDAR PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Sesuai Standar Profesional Akuntan Publik / SPAP (IAI, 2001) ada 6 (enam) tipe yaitu :
1. Standar Auditing.
Merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar ini terdiri 10 standar yang
dirinci dalam bentuk PSA (Pernyataan Standar Auditing) yaitu : Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA) yang merupakan intrepretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap
ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan PSA.
2. Standar Atestas
Memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat
keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan
atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan
yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang disepakati). Yang termasuk didalam
pernyataan standar atestasi adalah IPSAT ( Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi).
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review.
Memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review. Yang termasuk didalam jasa akuntansi dan review adalah IPSAR
(Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi dan Review).
4. Standar Jasa Konsultasi
Memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa konsultasi bagi kliennya melalui
kantor akuntan publik. Jasa ini hanya menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi
5. Standar Pengendalian Mutu
Memberikan panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas
jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.
6. Aturan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

2. HUBUNGAN AUDIT DENGAN DISIPLIN ILMU YANG LAINNYA.


2.1 Hubungan Ilmu Auditing dan Ilmu Akuntansi
Auditing, merupakan suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi.
Auditing adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak dijamin
sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum  hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu proses
menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan Auditing adalah
suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini / rekomendasi) yang
membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi
selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan yang
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali
dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat
dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan
Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, Tiap – tiap
jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan
menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari proses
akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena,
(1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi
mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian sering
menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah mempunyai
hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar
Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.

1. Ilmu Auditing dan Teknologi Informasi


Pemanfaatan teknologi informasi (IT) dalam audit semakin luas dan semakin banyak
perkatoran akuntan public yang menggunakan generalized audit sorftware karena semakin
meningkat produktivitas dalam menjalankan perkerjaan audit dengan electronic working papers,
sementara di pihak lain, system informasi yang diterapkan klien dengan basis komputer yang
memungkinkan perkerjaan audit dilaksanakan secara online, akibatnya maanfaat audit yang
diperoleh semakin cepat bagi orang yang membutuhkan informasi. Untuk itu para auditor dalam
memberikan advis kepada klien diarea informasi ini diharapkan memiliki kemampuan :
a)      Memahami nilai strategis system informasi.
b)      Memahami aktifitas utama klien dalam menciptakan nilai tambah.
c)      Memberikan alternative tindakan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dengan bantuan
(IT) Mengdentifikasi, memanajemen, dan mengembangkan sumberdaya organisasi agar
memberikan nilai tambah yang lebih besar.

3. PERKEMBANGAN AUDIT
3.1 Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan laporan
keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada
sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru
terjadi pada abad ini.
3.2 Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi
diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad kesembilan belas. Para
akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang
berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada wakti itu harus tunduk pada
undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut, semua
perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk
pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika
Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutkan diatas, di Inggris
semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut
Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat
pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag diberikan
kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas menjadi beraneka
ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua
rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor
biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan, dan
laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada
pemegang saham. Pemberian laporan kepada para pemegang saham pada waktu itu tidak biasa
dilakukan. Para manajer perusahaan hanya menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor
bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam pencatatan tidak terjadi.
3.3 Perkembangan di Abad Ke-20
Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu
jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga
semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang
saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda
banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka
beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of Accountant (yang
selanjutnya berubah menjadi American Institute Of Certified Public Accountants atau AICPA
pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan
tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca.
Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di
Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan
tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah
makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan
mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan.
Alternatif bentuk tipe laporanyang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih
jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang
telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut.
3.4 Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir
tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun
lima puluahn, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika
mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hamper sepenuhnya
mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan
pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar
modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk
memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi dalam dunia
perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1955
lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk
menyusun laporan keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan public, maka laporan
keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-
undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkali-
kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha,
,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi
akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan
standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Professional
Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk oleh IAI
secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga
saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad 21
ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi atas laporan auditor,
karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika berbagai kasus
terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh Pricewaterhouse
Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai fihak. Kebanyakan komentar
tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja mengnai makna pendapat auditor
atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis
audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
4. PERAN AUDIT DIDALAM SUATU NEGARA
Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan yang berlaku
dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk melihat efektifitas dan
efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas pelaporan keuangan,
operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh pihak manajemen
(audit), karena posisinya yang independen dan memiliki kompetisi yang cukup, tidak perlu
terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit )
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang baik dapat
menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaan yang sebenarnya
mengenai besarann untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan yang mengalami
kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak restropektif,
mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan mengestimasi aktivitas strategis.

DAFTAR PUSTAKA
Jussup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA).Yogyakarta
Nestari,Nerry, Ardiansyah,Achbar. AUDITING DAN PROFESI AKUNTANSI

https://www.youtube.com/watch?v=u6Ee-OixwXw(Referensi buku pak abdul halim )


https://siakelompok11.blogspot.com/2014/06/pengauditan-dan-profesi-akuntan-publik.html

Anda mungkin juga menyukai