Anda di halaman 1dari 6

PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

TETANUS

OLEH

KELOMPOK 7

NI PUTU INDAH SURYANDARI KP.12.19.007

NI MADE WIDYA PERTIWI KP.12.19.021

ANGGI AJI WIBAWA KP.12.19.036

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKES KESDAM IX/UDAYANA

2020/2021
PATOFISIOLOGI TETANUS

Clostridium clan masuk ke dalam tubuh manusia biasanya melalui luka dalam bentuk
spora Penyakit akan muncul bila spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan
tetanospasmin pada keadaan tekanan oksigen rendah, nekrosis jaringan atau berkurangnya
potensi oksigen.

Masa inkubasi dan beratnya penyakit terutama ditentukan oleh kondisi luka. Beratnya
penyakit terutama berhubungan dengan jumlah dan kecepatan produksi toksin serta jumlah
toksin yang mencapai susunan saraf pusat. Faktor-faktor tersebut selain ditentukan oleh
kondisi luka, mungkin juga ditentukan oleh strain Clostridium tetani. Pengetahuan tentang
patofisiologi penyakit tetanus telah menarik perhatian para ahli dalam 20 tahun terakhir ini,
namun kebanyakan penelitian berdasarkan atas percobaan pada hewan.

Toksin yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani menyebar dengan berbagai cara, sebagai
berikut:

1. Masuk ke dalam otot

Toksin masuk ke dalam otot yang terletak dibawah atau sekitar luka, kemudian ke
otot-otot sekitarnya dan seterusnya secara aseenden melalui sinap ke dalam susunan saraf
pusat

2. Penyebaran melalui sistem limfatik

Toksin yang berada dalam jaringan akan secara cepat masuk ke dalam nodus
limfatikus, selanjutnya melalui sistem limfatik masuk ke peredaran darah sistemik.

3. Penyebaran ke dalam pembuluh darah.

Toksin masuk ke dalam pembuluh darah terutama melalui sistem limfatik, namun
dapat pula melalui sistem kapiler di sekitar luka. Penyebaran melalui pembuluh darah
merupakan cara yang penting sekalipun tidak menentukan beratnya penyakit. Pada
manusia sebagian besar toksin diabsorbsi ke dalam pembuluh darah, sehingga
memungkinkan untuk dinetralisasi atau ditahan dengan pemberian antitoksin dengan dosis
optimal yang diberikan secara intravena, Toksin tidak masuk ke dalam susunan saraf pusat
melalui peredaran darah karena sulit untuk menembus sawar otak. Sesuatu hal yang sangat
penting adalah toksin bisa menyebar ke otot otot lain bahkan ke organ lain melalui
peredaran darah, sehingga secara tidak langsung meningkatkan transport toksin ke dalam
susunan saraf pusat.

4. Toksin masuk ke susunan saraf pusat (SSP)

Toksin masuk kedalam SSP dengan penyebaran melalui serabut saraf, secara
retrograd toksin mencapai SSP melalui sistem saraf motorik, sensorik dan autonom.
Toksin yang mencapai komu anterior medula spinalis atau nukleus motorik batang otak
kemudian bergabung dengan reseptor presinaptik dan saraf inhibitor. (Parry CM. dkk.
2013)
PATHWAY TETANUS

Anda mungkin juga menyukai