Oleh
Kelompok 3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa , karena atas limpahan karunia, rahmat dan hidayat-Nya yang berupa kesehatan,
sehingga makalah yang berjudul “Terapi Komplementer” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini di susun sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Komplemeter. Kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Terapi Komplementer dan
bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
1.4 Manfaat..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi terapi komplementer ...........................................................................
2.2 Peran Perawat....................................................................................................
2.3 Macam-macam Terapi Komplementer..............................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...........................................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dengan
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminology ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga
ada yang menyebutkan dengan pengobatan holistic, pendapat ini didasari oleh bentuk terapi
yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di
Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991
menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam
diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin
terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari
pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi komplementer
(Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan
pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan Herbalis
biasanya merespon obat-obat herbal, seperti tingtur, meskipun terkadang menggunakan
formulasi yang lebih pekat (ekstrak cair). Jika suatu resep memerlukan beberpa herba,
tingtur dan ekstrak cair di campur menjadi suatu campuran.
Beberapa herbalis akan menyiapkan bahan-bahan persediaannya sendri, sementara bahan
yang lain dibeli dari pemasok khusus dan sebagian besar memberikan resep herbalnya
sendiri. Formulasi oral lainnya (tablet, kapsul) dan sediaan herba topikal juga dapat di
resepkan (Heinrich et al., 2009).
Terdapat sekumpulan bukti klinis yang signifikan tentang manfaat dan resiko potensial
yang berkaitan dengan penggunaan obat herbal tertentu. Ikhtisar mengenai beberapa herba
paling penting yang umum di gunakan dapat dilihat pada bagiab B buku ini. Sebagian besar
informasi ini berkaitan dengan penggunaan obat herbal tertentu yang diformulasikan sebagai
sediaan fitofarmasi dan di gunakan dengan cara yang sama dengan sediaan farmasi
konfensional, biasanya dibawah pengawasan seorang docter, untuk mengobati gejala-gejala
penyakit. Penelitien tentang efikasi dan keamanan obat herbal dan kombinasi obat herbal
yang telah di gunakan oleh praktisi obat herbal sangat sedikit. Selain itu, efikasi dan
keamanan herbalisme sebagai salah satu pendekatan pengobatan belum di evaluasi secara
ilmiah (Heinrich et al., 2009).
Aromaterapi Tumbuhan aromatis dan ekstraknya telah digunakan pada kosmetik dan
parfum serta untuk keperluan religious selama ribuan tahun, meskipun hanya sedikit
kaitannya dengan penggunaan terapeutik minyak-minyak atsiri. Dasar-dasar aromaterapi
berkaitan dengan Rene-Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia pembuat parfum dari
Prancis, yang pertama kali menggunakan istilah aromaterapi pada tahun 1928 (Heinrich et
al., 2009). Aromaterapi adalah penggunaan terapeutik zat-zat aromatic yang diekstraksi dari
tumbuhan. Kelompok paling penting pada zat- zat ini adalah minyak atsiri. Minyak ini
biasanya diperoleh dari bahan tumbuhan (misalnya akar, daun, bunga, biji) dengan cara
destilasi, meskipun tindakan fisik (menggunakan pengempaan dan tekanaan) adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh beberapa minyak atsiri, terutama yang diperoleh dari
kulit buah sitrus. Beberapa aspek penting untuk penggunaan minyak atsiri dalam
aromaterapi dijelaskan berikut ini (Heinrich et al., 2009) :
1. Aromaterapis menyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya untuk
pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood, emosi dan
rasa sehat.
2. Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik; dalam hal ini, aromaterapis
memilih suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri, disesuaikan dengan
gejala, kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien. Pengobatan dapat
berubah pada kunjungan pasien berikutnya.
3. Minyak atsiri dijelaskan tidak hanya dengan rujukan terhadap reputasi sifat-sifat
farmakologisnya (misalnya antibakteri, antiradang), tetapi juga melalui hal-hal yang
tidak dikenali pada obat-obat kovensional (misalnya keseimbangan, member energi).
4. Aromaterapis menyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinasi minyak,
bekerja secara sinergistis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi terjadinya
efek-efek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu.
Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk meredakan stres,
dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai ‘perelaksasi’. Banyak aromaterapis juga
mengklaim bahwa minyak atsiri dapat digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi.
Banyak pengguna menggunakan sendiri minyak atsiri untuk perawatan kecantikkan,
membantu relaksasi, atau mengobati penyakit ringan tertentu, banyak diantaranya tidak
cocok untuk pengobatan sendiri. Aromaterapi juga digunakan dalam berbagai pelayanan
kesehatan kovensional, seperti dalam perawatan paliatif, unit perawatan intesif, unit
kesehatan jiwa dan pada unit-unit khusus yang merawat pasien HIV/AIDS, cacat fisik,
dan ketidakmampuan belajar yang parah (Heinrich et al., 2009). Metode paling lazim
yang digunakan oleh aromaterapis untuk penggunaan minyak atsiri adalah dengan
pemijatan, yaitu tetesan dua sampai tiga minyak atsiri diencerkan dalam pembawa
berupa minyak sayur, seperti minyak biji anggur, minyak jojoba dll. Metode lain untuk
penggunaan minyak atsiri yang dilakukan oleh aromaterapis atau dalam perawatan
sendiri antara lain (Heinrich et al., 2009) :
1. Penambahan minyak atsiri ke dalam air mandi dan air untuk mencuci kaki (air harus
diaduk dengan kuat untuk membantu disperse).
2. Dihirup
3. Kompres
4. Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar dan penguap).
Beberapa praktisi menganjurkn penggunaan minyak atsiri secara oral, yang disebut
‘aromatologi’. Namun minyak atsiri tidak boleh digunakan untuk pemakaian internal tanpa
pengawasan medis. Beberapa aromatis juga menyatakan bahwa minyak atsiri dapat
diberikan malalui vagina (misalnya, melalui tampon atau douche) atau secara rektal, tetapi
pemberian melalui rute-rute ini dapat menyebabkan iritasi membran dan tidak dianjurkan
(Heinrich et al., 2009). Biasanya, minyak atsiri mengandung sekitar 100 atau lebih
kandungan kimia, kebanyakan terdapat pada konsentrasi dibawah 1%, meskipun beberapa
kandungan terdapat pada konsentrasi yang jauh lebih rendah. Beberapa minyak atsiri
mengandung satu atau dua kandungan utama, serta sifat-sifat terapeutik dan toksikologis
minyak tersebut sebagian besar dimiliki oleh kandungan kimia.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa dan mahasiswi mengetahui dan
memahami macam-macam terapi komplementer sebagai intervensi keperawatan pada berbagai
penyakit.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah supaya pembaca khusus nya mahasiswa dan
mahasiswi dapat mengetahui secara rinci dan jelas mengenai terapi komplementer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.5 Homoeopati
Homeopati adalah terapi komplementer yang didasarkan pada gagasan bahwa
suatu zat yang biasanya menyebabkan gejala-gejala tertentu dapat menyembuhkan
gejala tersebut jika diberikan dalam dosis yang sangat kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari kata empurna dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/makalah-terapi-komplementer-komunitas.pdf
http://www.budhinersalindo.com/blog/jenis-jenis-terapi-komplementer
https://www.google.com/search?
q=peran+perawat+terapi+komplementer&oq=peran+perawat+terapi+komple
menter&
https://www.scribd.com/presentation/355900789/PERAN-PERAWAT-
KOMPLEMENTER