Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik,bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Anonim, 2001). Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan
fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem
kardiovaskuler. Luka bakar dibedakan menjadi: derajat pertama, kedua
superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Luka bakar derajat satu hanya
mengenai epidermis yang disertai eritema dan nyeri. Luka bakar derajat kedua
superfisial meluas ke epidermis dan sebagian lapisan dermis yang disertai lepuh
dan sangat nyeri. Luka bakar derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis. Luka
bakar derajat ketiga meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis,
seringkali kapiler dan vena hangus dan darah ke jaringan tersebut berkurang
(Corwin, 2000). Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain
mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk
berproliferasi dan menutup permukaan luka (Syamsuhidayat dan Jong, 1997).
Perawatan luka bakar memerlukanwaktu yang lama, kadang perlu operasi
berulang kalidan meskipun sembuh bisa menimbulkan kecacatan yang menetap.
Sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola oleh tim trauma yang terdiri
dari tim spesialis bedah (bedah plastik, bedah toraks, bedah anak), spesialis
penyakit dalam (khususnya hematologi, gastroenterologi, ginjal dan hipertensi),
ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikolog.Penatalaksanaan luka bakar
antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat luka bakar
dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit yang
lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami
hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan) (Moenadjat,
2003).Komplikasi yang paling sering ditemukan pada klienluka bakar adalah
syok, kekurangan cairan dan elektrolit, hypermetabolisme, infeksi, masalah
pernapasan akut dan juga kematian. Pada luka bakar yang luas dapat juga terjadi
kecacatan dan depresi (Suriadi dan Rita, 2006).

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan dengan luka bakar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan luka bakar

2
BAB II
PEMBAHASAN

KASUS :
Ibu “JM” 35 tahun, dirawat di RS karena mengalami luka bakar pada daerah
kedua pantatnya, terkena terbakar lampu templek. Ibu JM mengatakan pada waktu
kejadian tiba-tiba tidak sadar dan jatuh, lukanya tidak sembuh-sembuh sejak terbakar
4 minggu yang lalu. Sewaktu ibu “JM” sadar, ia mendapati pakaiannya sudah
terbakar dan didapati luka bakar pada daerah pantatnya, kemudian suami beliau
mengantar ke RS daerah Sukawati dengan cara berobat jalan. Karena lukanya tidak
sembuh-sembuh dan keadaan klien yang gelisah, tidak mau makan, dan sulit tidur
bahkan berteriak-teriak, akhirnya diperksakan di RS daerah Denpasar, dan disarankan
untuk rawat inap. Tanda-tanda vital : Suhu : 36² º C, Nadi : 88 x/menit, Tensi 110/80
mmHg, RR : 18 x/menit

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Jm Tgl MRS : 3 April 2018
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja ( Ibu Rumah tangga )
Pendidikan : SD ( tidak tamat/ kelas 5 )
Alamat : Sukawati, Gianyar.

2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit :
Terbakar lampu templek karena tiba-tiba tidak sadar dan jatuh
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan :
1) Lukanya tidak sembuh-sembuh sejak terbakar 4 minggu yang lalu
karena tiba-tiba tidak sadarkan diri dan jatuh dekat lampu templek.
2) Sewaktu sadar klien mendapati pakaiannya sudah terbakar dan
didapati luka bakar pada daerah kedua pantatnya.
3) Klien segera diperiksakan oleh suaminya ke RS daerah Sukawati

3
dengan cara berobat jalan.
4) Karena lukanya tidak sembuh-sembuh dan keadaan klien yang gelisah,
tidak mau makan dan sulit tidur bahkan berteriak teriak akhirnya
diperiksakan di RS daerah Denpasar disarankan untuk rawat inap.
c) Riwayat Penyakit sebelumnya :
1) Bulan Februari 2015 menjalani operasi mandibula oleh karena open
fraktur mandibula (sequental )
2) Mempunyai penyakit Epilepsi, 2 bulan terakhir tidak pernah minum
obat/kontrol dengan alasan tidak ada biaya.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga :


Dari keluarga ayah maupun ibunya tidak ada yang menderita sakit kencing
manis, Epilepsi ataupun sakit berat yang lainnya.

3. Pola Kebiasaan

Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Sakit Di Rumah Sakit


Bernafas Sebelum sakit pasien Saat di rumah sakit pasien
mengatakan bernafas mengatakan tidak ada
secara normal dan tidak sesak dan mampu bernafas
sesak. secara normal.
Makan dan minum Makan 3 kali sehari, nasi, Tidak mau makan, habis
sayur dan ikan, buah seperempat porsi, dengan
kadang-kadang, tidak ada cara disuap oleh suaminya.
makanan pantangan, semua
makanan yang ada disukai.
Minum air putih, sehari
1500-2000 cc.
Eliminasi BAK lancar 5 – 6 kali BAK lancar 5 kali sehari
sehari, warna kuning dengan posisi menungging
jernih, jumlah 1500-2000 warna kuning agak gelap,
cc / hari. BAB setiap hari BAB tiap pagi dengan
konsistensi lunak. bantuan.
Gerak dan Aktivitas Sebagai ibu rumah tangga, Pada saat di Rumah Sakit
jam 05.00 mulai memasak, klien mengatakan merasa
mempersiapkan seragam lemah saat melakukan

4
anak-2 nya yang akan aktivitas ringan dan
sekolah, mencuci dan memerlukan bantuan
membersihkan rumah anggota keluarga atau
kadang-kadang. perawat.
Istirahat dan tidur Tidak pernah tidur siang Tidak bisa tidur siang,
tidur malam sering
tebangun di tempat tidur.
Kebersihan diri Mandi dan gosok gigi 2 Mandi 2 kali sehari diseka
kali sehari, mencuci suaminya, tidak gosok gigi
rambut 2 kali seminggu, Mandi di kamar mandi
memotong kuku bila sudah setiap 4 hari sekali
panjang, tidak ada jadwal dimandikan perawat
khusus, ganti baju setiap ruangan.
sore.
Pengaturan Suhu Tubuh Sebelum sakit klien Saat di Rumah Sakit klien
mengatakan suhu tubuh mengatakan suhu tubuh
normal, tidak panas dan normal dan tidak panas
berkeringat seperti biasa badan dan jarang
pada siang hari. berkeringat karena tidak
melakukan banyak
aktivitas.
Rasa Nyaman Sebelum sakit klien Pada saat di Rumah Sakit
mengatakan tidak ada klien mengatakan nyeri
nyeri, jika ia melakukan pada daerah luka bakar
aktivitas berat. yang terus menerus,
bertambah hebat bila
bergerak.
Rasa Aman Sebelum sakit klien Saat di Rumah Sakit klien
mengatakan tidak merasa mengatakan tidak cemas
cemas dan takut jika ia dan tidak takut karena
jatuh sakit karena ia keluarga sering
tinggal disebuah rumah mengunjungi dan klien
dengan keluarganya. tidak takut dan tidak
khawatir tentang
penyakitnya karena klien
yakin penyakitnya bisa
diobati.

5
Data Sosial Sebelum sakit klien Saat di Rumah Sakit klien
mengatakan kemampuan mengatakan tidak bisa
dalam bergaul baik, klien melakukan banyak hal
mau bergaul dengan dengan efektif, bahkan
sesame tetangga. Klien untuk memenuhi
dapat beradaptasi dengan kebutuhannya saja harus
tetangga dank lien dapat dibantu oleh keluarga dan
mengikuti kegiatan seperti perawat.
pengajian, gotong royong
dan senam pagi.
Prestasi dan Produktivitas Sebelum sakit pasien Pada saat di Rumah Sakit
mengatakan masih mampu pasien mengatakan tidak
memenuhi kebutuhannya mampu melakukan apapun
sehari-hari secara mandiri. sehingga dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Rekreasi Bila ada waktu senggang Klien memiliki waktu
antara jam 10-00 – 12.00 untuk Santai karena masih
menonton TV dirumah dirawat Rumah Sakit
tetangganya, tidak pernah
ketempat rekreasi.
Belajar Sebelum sakit klien Saat di Rumah Sakit klien
mengatakan tidak tahu tahu tentang penyakitnya
pasti tentang penyakit yang karena bertanya dan sudah
dideritanya. diberitahu oleh petugas
medis.
Ibadah Sebelum sakit pasien Saat di Rumah Sakit
mengatakan taat beribadah pasien mengatakan hanya
dan berdoa, dank lien mampu beribadah diatas
menyadari shalat tempat tidur.
merupakan kewajiban bagi
umat muslim sebagai amal
ibadah pada saat
meninggal nanti.

4. Pemeriksaan Fisik :
- Keadaan umum :

6
Klien terbaring dengan posisi miring kekanan, kedua kaki ditekuk kadang
menungging, gelisah, merintih kadang berteriak.

- Tanda Vital :
Suhu axilla 36² º C Nadi 88 x/menit, Tensi 110/80 mmHg, RR 18 x/menit

5. Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium
- Kalium Serum : 3,8 ( 3,8 – 5,5 )
- Natrium : 129 ( 136-144 )
- Clorida : 100 ( 97 – 113 )
- Kreatinin Serum: 0,89 ( kurang 1,2 )
- BUN : 11,7 ( 10 – 20 )
- Bilirubin terikat : 0,08 ( kurang 0,05 )
- SGOT : 40 ( kurang 29 )
- SGPT : 56,2
- Albumin : 2,82 ( 3,2 – 4,5 )

Darah lengkap tanggal 15 April 2002


- WBC 12 (L 4,3 – 10 P 4,3 – 11,3)
- RBC 3,78 (4,33 – 5,95) juta/ul
- HGB 10,3 (L 13,4 – 17,7 P 11,4 – 15,1)
- HCT 33,3 (L 40 – 47 P 38 – 42)%
- MCV 88,1 (80 – 93)
- MCH 28,6 (27 – 31)
- MCHC 32,4 (30 – 35) gr/dl
- PLT 471 (150 – 350)
- LYMPH 10,5 (25 – 33)%
- MXD 11,5%
- NEUT 78 (57 – 67)%
- LYMPH 1,3 (1,5 – 4,0)%
- MXD 1,4
- NEUT 9,3 (2,0 – 7,5)%
- RDW-CV 13,1 (11,5 – 14,5)%
- PDW 7,4fl
- MPV 70 (65 – 12 fl)

7
- P-LCK 87%
Terapi :
- Tarivid 2x400mg
- Katrasil 3x50mg
- Clobazem 2x10mg
- Vit BC 3x1

6. Analisa Data
PENGELOMPOKAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA PENYEBAB
DS : Klien mengatakan Trauma : kerusakan Kerusakan integritas kulit
Lukanya tidak permukaan kulit karena
sembuh-sembuh sejak destruksi lapisan kulit
terbakar lamou (parsial/luka bakar dalam).
templek 5 minggu
yang lalu karena tiba-
tiba tidak sadar dan
jatuh.
Mempunyai riwayat
penyakit ayan
(Epilepsi).
Sudah berobat ke
RUMAH SAKIT
DAERAH
SUKAWATI tetapi
belum sembuh.
DO : Terdapat kerusakan
jaringan (Combustio)
pada daerah :
Pedis Dextra Gr II A
1%
Cruris Sinistra Gr II
AB 5%
Gluteus Dextra Sinistra
Gr II AB 3,5%

DS : Klien mengatakan status hipermetabolik Perubahan nutrisi : Kurang


Malas makan karena (sebanyak 50 % - 60% dari kebutuhan tubuh
mual, badan tidak enak lebih besar dari proporsi
semua. normal pada cedera berat)
Suami klien atau katabolisme protein.
mengatakan istrinya
sering teriak-teriak dan
gelisah bila diberi
makan langsung mual
DO : Conjunctiva merah
muda
Menolak makan, diit
dari RS dimakan ¼
porsi
Bising usus 10 X /mt.
Lab. Albumin serum
2,82 gr/dl

8
DS : Klien mengatakan Kerusakan kulit/jaringan; Nyeri
nyeri pada daerah luka pembentukan edema.
bakar yang terus Manipulasi jaringan cidera
menerus, bertambah contoh debridemen luka.
hebat bila bergerak
DO : Gelisah, kadang
berteriak merintih.
Tensi 110/70 mmHg,
Nadi 88 X / mt

DS : Klien mengatakan : gangguan neuromuskuler, Kerusakan mobilitas fisik


Malas untuk nyeri/tak nyaman,
menggerakkan kakinya penurunan kekuatan dan
dan tidur telungkup tahanan.
karena bertambah
nyeri.
Lebih senang tidur
dengan posisi miring
dan kaki ditekuk
DO : Pasien memang tidur
miring dengan kaki di
tekuk pada saat
pengkajian
DS: Klien mengatakan Nyeri o/k luka bakar Syndroma deficit
makan, mandi, BAB ↓ perawatan diri
dan BAK dibantu oleh Pembatasan gerak
suami/kakaknya dan ↓
perawat. deficit perawatan diri
(ketergantungan )
DO: Kebutuhan makan,
mandi, BAB dan BAK
dibantu

DS : Klien mengatakan Pertahanan primer tidak Resiko tinggi infeksi


takut jika lukanya adekuat; kerusakan
infeksi pada saat klien perlinduingan kulit;
melakukan rawat jalan, jaringan traumatik.
tapi klien tidak Pertahanan sekunder tidak
khawatir karena klien adekuat; penurunan Hb,
akhirnya diberi penekanan respons
penanganan yang inflamasi
intensif oleh pihak
Rumah Sakit
DO : Terdapat kerusakan
jaringan (Combustio)
pada daerah :
Pedis Dextra Gr II A
1%
Cruris Sinistra Gr II
AB 5%
Gluteus Dextra Sinistra
Gr II AB 3,5%

DS: Klien mengatakan krisis situasi; kejadian Gangguan citra tubuh

9
malu karena traumatik peran klien (penampilan peran)
terdapat luka bakar tergantung, kecacatan dan
pada bagian pantat nyeri
sehingga klien
berpikir bahwa
orang-orang akan
menertawai
penyakitnya
DO: Klien sungkan dan
agak sedikit malu
untuk bercerita

10
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan destruksi permukaan


kulit / otot sekunder luka bakar
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang sekunder dari
kebutuhan nutrisi yang meningkat, pemasangan kawat rahang, mual
3. Nyeri akut berhubungan dengan discontinuitas jaringan sekunder luka bakar
4. Resiko terjadi kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
5. Syndroma deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak
6. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka bakar lebih dari 4 minggu.
7. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri

11
PERENCANAAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Kerusakan integritas Memumjukkan regenerasi 1. Kaji/catat ukuran, warna, 1. Memberikan informasi dasar tentang
kulit berhubungan jaringan kedalaman luka, perhatikan kebutuhan penanaman kulit dan
dengan Trauma : Kriteria hasil: Mencapai jaringan nekrotik dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi
kerusakan permukaan penyembuhan tepat waktu pada kondisi sekitar luka. pada aera graft.
kulit karena destruksi area luka bakar. 2. Lakukan perawatan luka 2. Menyiapkan jaringan untuk penanaman
lapisan kulit bakar yang tepat dan dan menurunkan resiko infeksi/kegagalan
(parsial/luka bakar tindakan kontrol infeksi. kulit.
dalam). 3. Pertahankan penutupan luka 3. Kain nilon/membran silikon mengandung
sesuai indikasi. kolagen porcine peptida yang melekat
pada permukaan luka sampai lepasnya
atau mengelupas secara spontan kulit
repitelisasi.
4. Tinggikan area graft bila 4. Menurunkan pembengkakan /membatasi
mungkin/tepat. Pertahankan resiko pemisahan graft. Gerakan jaringan
posisi yang diinginkan dan dibawah graft dapat mengubah posisi yang
imobilisasi area bila mempengaruhi penyembuhan optimal.
diindikasikan. Pertahankan Area mungkin ditutupi oleh bahan dengan

12
balutan diatas area graft baru permukaan tembus pandang tak reaktif.
dan/atau sisi donor sesuai Kulit graft baru dan sisi donor yang
indikasi. Cuci sisi dengan sembuh memerlukan perawatan khusus
sabun ringan, cuci, dan untuk mempertahankan kelenturan. Graft
minyaki dengan krim, kulit diambil dari kulit orang itu
beberapa waktu dalam sendiri/orang lain untuk penutupan
sehari, setelah balutan sementara pada luka bakar luas sampai
dilepas dan penyembuhan kulit orang itu siap ditanam.
selesai.
Lakukan program kolaborasi :
- Siapkan / bantu prosedur bedah/balutan
biologis.
Perubahan nutrisi :
Kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dgn
status hipermetabolik
(sebanyak 50 % - 60%
lebih besar dari
proporsi normal pada
cedera berat) atau
katabolisme protein.

13
Nyeri berhubungan Pasien dapat 1. Berikan analgesik narkotik 1. Analgesik narkotik diperlukan utnuk
dengan Kerusakan mendemonstrasikan hilang dari yang diresepkan prn dan memblok jaras nyeri dengan nyeri berat.
kulit/jaringan; ketidaknyamanan. sedikitnya 30 menit sebelum Absorpsi obat IM buruk pada pasien
pembentukan edema. Kriteria evaluasi: menyangkal prosedur perawatan luka. dengan luka bakar luas yang disebabkan
Manipulasi jaringan nyeri, melaporkan perasaan Evaluasi keefektifannya. oleh perpindahan interstitial berkenaan
cidera contoh nyaman, ekspresi wajah dan Anjurkan analgesik IV bila dnegan peningkatan permeabilitas kapiler.
debridemen luka. postur tubuh rileks. luka bakar luas. 2. Panas dan air hilang melalui jaringan luka
2. Pertahankan pintu kamar bakar, menyebabkan hipoetrmia. Tindakan
tertutup, tingkatkan suhu eksternal ini membantu menghemat
ruangan dan berikan selimut kehilangan panas.
ekstra untuk memberikan
kehangatan.
3. Berikan ayunan di atas 3. Menururnkan neyri dengan
temapt tidur bila diperlukan. mempertahankan berat badan jauh dari
linen temapat tidur terhadap luka dan
menuurnkan pemajanan ujung saraf pada
aliran udara.
4. Bantu dengan pengubahan 4. Menghilangkan tekanan pada tonjolan
posisi setiap 2 jam bila tulang dependen. Dukungan adekuat pada
diperlukan. Dapatkan luka bakar selama gerakan membantu

14
bantuan tambahan sesuai meinimalkan ketidaknyamanan.
kebutuhan, khususnya bila
pasien tak dapat membantu
membalikkan badan sendiri.

Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan
dengan gangguan
neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman,

15
penurunan kekuatan
dan tahanan.
Kurang pengetahuan
tentang kondisi,
prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan
Salah interpretasi
informasi Tidak
mengenal sumber
informasi.
Resiko tinggi infeksi Pasien bebas dari infeksi. 1. Pantau: 1. Mengidentifikasi indikasi-indikasi
berhubungan dengan Kriteria evaluasi: tak ada - Penampilan luka bakar (area luka kemajuan atau penyimapngan dari
Pertahanan primer tidak demam, pembentukan jaringan bakar, sisi donor dan status balutan di hasil yang diharapkan
adekuat; kerusakan granulasi baik. atas sisi tandur bial tandur kulit
perlinduingan kulit; dilakukan) setiap 8 jam.
jaringan traumatik. - Suhu setiap 4 jam.
Pertahanan sekunder - Jumlah makanan yang dikonsumsi
tidak adekuat; setiap kali makan.
penurunan Hb, 2. Bersihkan area luka bakar setiap 2. Pembersihan dan pelepasan
penekanan respons hari dan lepaskan jarinagn nekrotik jaringan nekrotik meningkatkan
inflamasi (debridemen) sesuai pesanan. pembentukan granulasi.

16
Berikan mandi kolam sesuai Antimikroba topikal membantu
pesanan, implementasikan mencegah infeksi. Mengikuti
perawatan yang ditentukan untuk prinsip aseptik melindungi pasien
sisi donor, yang dapat ditutup dari infeksi. Kulit yang gundul
dengan balutan vaseline atau op menjadi media yang baik untuk
site. kultur pertumbuhan baketri.
3. Lepaskan krim lama dari luka 3. Temuan-temuan ini menadakan
sebelum pemberian krim baru. infeksi. Kultur membantu
Gunakan sarung tangan steril dan mengidentifikasi patogen
beriakn krim antibiotika topikal penyebab sehingga terapi
yang diresepkan pada area luka antibiotika yang tepat dapat
bakar dengan ujung jari. Berikan diresepkan. Karena balutan siis
krim secara menyeluruh di atas tandur hanya diganti setiap 5-10
luka. hari, sisi ini memberiakn media
Beritahu dokter bila demam drainase kultur untuk pertumbuhan bakteri.
purulen atau bau busuk dari area luka Kulit adalah lapisan pertama tubuh untuk
bakar, sisi donor atau balutan sisi tandur. pertahanan terhadap infeksi. Teknik steril dan
Dapatkan kultur luka dan berikan tindakan perawatan perlindungan lain melindungi
antibiotika IV sesuai ketentuan. Tempatkan pasien terhadap infeksi. Kurangnya berbagai
pasien pada ruangan khusus dan lakukan rangsang ekstrenal dan kebebasan bergerak
kewaspadaan untuk luka bakar luas yang mencetuskan pasien pada kebosanan.

17
mengenai area luas tubuh. Gunakan linen
tempat tidur steril, handuk dan skort untuk
pasien. Gunakan skort steril, sarung tangan
dan penutup kepala dengan masker bila
memberikan perawatan pada pasien.
Tempatkan radio atau televisis pada
ruangan pasien untuk menghilangkan
kebosanan.
4. Bila riwayat imunisasi tak adekuat, 4. Melindungi terhadap tetanus.
berikan globulin imun tetanus
manusia (hyper-tet) sesuai pesanan.
5. Mulai rujukan pada ahli diet, 5. Ahli diet adalah spesialis nutrisi
beriakn protein tinggi, diet tinggi yang dapat mengevaluasi paling
kalori. Berikan suplemen nutrisi baik status nutrisi pasien dan
seperti ensure atau sustacal dengan merencanakan diet untuk
atau antara makan bila masukan emmenuhi kebuuthan nutrisi
makanan kurang dari 50%. penderita. Nutrisi adekuat
Anjurkan NPT atau makanan memabntu penyembuhan luka dan
enteral bial pasien tak dapat makan memenuhi kebutuhan energi.
per oral.
Gangguan citra tubuh

18
(penampilan peran)
berhubungan dengan
krisis situasi; kejadian
traumatik peran klien
tergantung, kecacatan
dan nyeri.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Anonim,
2001). Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh,
semua sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler.Luka bakar dibedakan
menjadi: derajat pertama, kedua superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Luka bakar
derajat satu hanya mengenai epidermis yang disertai eritema dan nyeri. Luka bakar derajat
kedua superfisial meluas ke epidermis dan sebagian lapisan dermis yang disertai lepuh dan
sangat nyeri. Luka bakar derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis. Luka bakar derajat
ketiga meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis, seringkali kapiler dan vena
hangus dan darah ke jaringan tersebut berkurang (Corwin, 2000).
Pada kasus diatas dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan hasil diagnosa bahwa
klien mengalami, kerusakan integritas kulit,perubahan nutrisi, kerusakan mobilitas fisik,
dan syndroma deficit perawatan diri, yang merupakan contoh luka bakar yang termasuk ke
dalam derajat kedua superfisial yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri dari pasien
yang terjadi terus-menerus apalagi jika daerah luka digerakkan. Setelah dilakukan diagnosa
sudah diberikan intervensi oleh perawat berupa :
1. Memberikaninformasidasartentang kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang sirkulasipada area graft.
2. Memberikan analgesic narkotik
yangdiperlukanutnukmemblokrasanyeridengannyeriberat.
3. Menginformasikan kepada pasien bahwa status nutrisi pasien sangat penting
untuk mempercepat penyembuhan pada jaringan yang terluka pada klien dengan
berkolaborasi dengan ahli diet/spesialisnutrisi yang dapatmengevaluasi.

3.2 Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai
medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu kesembuhan
luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada
dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan atau aktivitas terutama padahal hal yang
dapat memicu luka bakar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Subhan.(2002).Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Klien Dengan Luka Bakar Ruang


Bedah G RSUD DR. Soetomo Surabaya Periode Tanggal 15 April 2002 s/d 19 April
2002.Surabaya.
https://www.academia.edu/9384916/Laporan_KASUS_ASUHAN_KEPERAWATAN_KLI
EN_DENGAN_LUKA_BAKAR_RUANG_BEDAH_G_RSUD_DR._SOETOMO_SURA
BAYA_Periode_Tanggal15_APRIL_2002_S_D_19_APRIL_2002 Diakses pada tanggal 11
November 2018

21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai