PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat
1. Mengetahui pengertian pemeriksaan penunjang penyakit gagal jantung
2. mengetahui jenis-jenis pemeriksaan penunjang penyakit gagal jantung
3. Mengetahui hal yang perlu diperhatikan dari pemeriksaan penunjang penyakit gagal
jantung
4. Mengetahui prosedur pemeriksaan penunjang pada penyakit gagal jantung
5. Mengetahui evaluasi pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk penyakit gagal
jantung
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Radiografi dada
a. Kongesti vena paru (terjadinya gangguang aliran darah pada vena paru)
2. Kimia Darah
a. Hiponatremia
3
3. Urine
a. Lebih pekat
b. BJ meningkat
c. Na meningkat
4. Fungsi hati
b. Peningkatan bilirubin dan enzime hati (SGOT dan SPGT meningkat). (Noer, 2001)
2.3 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Penunjang Gagal Jantung
Kardiografi Dada
1. Memperkenalkan diri.
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan pemeriksaan.
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan.
5. Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar mudah untuk membukanya,
namun pada beberapa rumah sakit akan diberikan gaun untuk dipakai.
6. Mencopot perhiasan, jam atau alat-alat yang mengandung logam pada tubuh.
(Mashari, 2013)
Kimia Darah
1. Memperkenalkan diri.
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan pemeriksaan.
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan.
4
5. menginstruksikan pasien agar rileks.
Urine
1. Memperkenalkan diri.
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan pemeriksaan.
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan.
5. Jika pasien harus mengambil sendiri, jelaskan tata cara pengambilan (kapan harus
diambil, ditampung dimana) dan juga ingatkan pasien mencuci tangan sebelum
dan sesudah pengambilan urine.
Fungsi hati
1. Memperkenalkan diri.
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan pemeriksaan.
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan.
5. Tanyakan kepada pasien obat terakhir yang dia konsumsi.
6. Pasien juga dianjurkan memakai baju lengan pendek atau baju yang bagian
lengannya mudah untuk digulung. (Muharrum, 2013)
Radografi Dada
1. Meja pemeriksaan
2. Film, kaset
4. Pesawat Rontgen
Kimia Darah
5
2. Karet pembendung (torniket semprit sekali pakai umumnya ).
3. Spuite.
Urine
1. 1 Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Pipet tetes
5. Corong
6. Pipet volume
7. Lampu spiritus/ bunsen
8. Beker glass
Fungsi Hati
1. Meja pemeriksaan
2. Pesawat rontgen
1. lakukan pendekatan dengan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien
senyaman mungkin.
6
2. minta pasien meluruskan tangannya, pilih tangan yang banyak melakukan
aktivitas
5. pilih bagian vena media cubital, dilakukan perabaan untuk memastikan posisi
vena (vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.
6. jika vena tidak teraba maka lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
7. bersihkan kuliat pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
8. tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum telah masuk ke dalam vena, akan
terlihat darah masuk ke dalam semprit. usahakan sekali tusuk lalu tourniquet
dilepas.
10. diletakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan atau tarik jarum.
tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kurang lebih 15 menit. (Kharisma,
2011)
c). Urine
1. Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per
tiga tabung
3. Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara
membandingkan dengan urin bagian bawah.
7
4. Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn maka hasilnya negatif
5. jika urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan maka tambahkan asam asetat
6% sebanyak 3-5 tetes.
d) Fungsi Hati
2. Petugas akan membungkus manset atau semacam alat tekanan darah di lengan
Anda. Hal ini akan membantu pembuluh darah Anda menjadi lebih terlihat.
4. Setelah itu, petugas akan menempatkan beberapa kain kasa dan perban di
bagian yang disuntik. Kemudian mereka akan mengirim sampel darah ke
laboratorium untuk diperiksa. (Ahmad, 2017)
2.5 Evaluasi
8
2. Lalu dokumentasikan hasil
c). Urine
1. Observasi klien dan kaji hasil laboratorium untuk dapat mencatat hasil pemeriksaan
urine.
2. Lalu dokumentasikan hasil.
1. Observasi klien dan kaji hasil laboratorium untuk dapat mencatat hasil pemberian
komponen darah.
2. Lalu dokumentasi hasil.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CHF atau yang sering disebut dengan gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah keseluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat
pada orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat proses penuaan. CHF ini
dapat menjadi kronis apabila disertai dengan penyakit – penyakit seperti hipertensi, penyakit
katup jantung, kardiomiopati (kelainan fungsi otot jantung), dan lain-lain.CHF juga dapat
berubah menjadi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada kasus miokard infark (penyakit
serangan jantung akibat aliran darah ke otot jantung).
Gagal jantung juga sering disebut suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian darah
pada vena normal. (Mutaqqin,2009).
1. Radiografi dada
2. Kimia darah
3. Urine
4. Fungsi hati (Noer, 2011)
3.2 Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap tentang gagal
jantung, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan gagal
jantung dan juga dapat mempelajari apa saja pemeriksaan penunjang untuk gagal jantung. Disini
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan penulisan makalah – makalah
selanjutnya sangat diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 edisi 8. Jakarta : EGC
Anna, Ulfa. (2002). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler. Diklat RS. Harapan Kita,
Jakarta
11