Anda di halaman 1dari 42

INKONTINENSIA

INKONTINENSIA URIN
Tujuan belajar
• Memahami:
– Indikasi inkontinensia urin
– Jenis-jenis inkontinensia urin
– Penatalaksanaan inkontinensia urin
Benar atau
salah
• Urin normal
mengandung
bakteri patogen
• Ureter laki-laki
lebih panjang dari
wanita
Pendahuluan

• Pada lansia, proses penuaan


mengakibatkan penurunan fungsi
tubuh sampai timbul
inkontinensia
• Di Australia 4 dari 10 orang di
atas umur 75 tahun menderita
inkontinensia
Indikasi Inkontinensia
• Meningkatnya frekuensi berkemih (> 8 kali/hari)
• Keinginan untuk ke toilet segera
• Urin keluar sebelum sampai di toilet
• Urin keluar saat batuk, bersin, tertawa atau latihan
• Urin menetes sebelum atau sesudah berkemih
• Kesulitan memulai berkemih
• Ketidakmampuan untuk berkemih meskipun ada
keinginan
• Berkemih sering tetapi sedikit
• Setelah selesai berkemih, ingin berkemih lagi
• Berkemih lebih dari 2 kali saat malam
• Ngompol
• Darah di urin
• Bau yang sangat menyengat
• Warna urin gelap
• Nyeri saat berkemih
Jenis-jenis inkontinensia
• Stress inkontinensia
• Overflow inkontinensia
• Urge inkontinensia
• Functional inkontinensia
Stress
inkontinensia
• Inkontinensia yang
terjadi saat aktifitas
seperti:
– Batuk
– Bersin
– Tertawa
– Aktifitas
Overflow inkontinensia
 Terjadi karena ada retensi urin
 Ditandai dengan dribbling (menetes) setelah
berkemih, meningkatnya frekuensi berkemih
dan nocturia.
 Umum pada pria dengan BPH
 Penyebab lain:
 Obstruksi kandung kemih
 Penyempitan urethra
 Kontraksi kandung kemih yang tidak efisien
 Injuri spinal
Urge inkontinensia
• Kehilangan urin terkait dengan keinginan
mendesak untuk berkemih (urge/kebelet)
• Penyebab:
– Kurang intake cairan/dehidrasi
– Peningkatan kafein
– Pengobatan seperti diuretik
– DM
– Kelainan persyarafan
– Infeksi umum
Functional Inkontinensia
• Kehilangan urin karena tidak mampu ke
toilet pada saat yang tepat
• Terkait dengan penurunan mobilitas fisik
• Ketergantungan akan perawat
• Tidak menemukan toilet
• Gangguan mental
Penatalaksanaan

• Pemberian cairan yang adekuat


• Toileting program
• Penggunaan pad (pembalut)
Pemberian cairan yang adekuat
• Minum air menyebabkan inkontinensia?????????????? NO
• Tidak minum adekuat air menyebabkan inkontinensia urin,
konstipasi, dehidrasi dan kebingungan
• Intervensi:
– Anjurkan minum saat makan
– Anjurkan banyak minum tapi sering
– Pastikan minum tersedia sepanjang hari
– Berikan alat minum yang sesuai (dengan pegangan, cangkir plastik
tertutup
– Gunakan sedotan
– Hindari minuman berkafein
– Tawarkan makanan yang bisa merangsang minum seperti jelly
– Berikan waktu yang cukup untuk makan dan minum
– Libatkan keluarga
– Letakkan semua minuman dalam jangkauan tangan
Pencegahan
• Ajurkan cukup minum (6-8 gelas perhari/ 1,5 liter kecuali terbatas
karena penyakit lain)
• Perhatikan personal higiene khususnya kebersihan alat genital
dengan mencuci alat genital pada pagi dan malam hari setelah
inkontinensia
• Ajak ke toilet sesuai dengan rencana perawatan
• Cuci alat kelamin dari depan ke belakang (khususnya wanita)
• Gunakan produk inkontinensia seperti pembalut yang baik, tahan
bocor
• Hindari inkontinensia fekal
• Pastikan lansia berkemih tidak tergesa sehingga waktunya cukup dan
kebersihan terjaga
• Pastikan toiletnya sesuai
Toileting program
• Toileting dikatakan sebagai cara yang paling
efektif untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita inkontinensia
• Cost effective, time efficient, comfortable dan
lansia merasa dihormati
• Toileting program adalah strategi yang
terencana untuk membantu lansia berkemih
dan BAB untuk mempertahankan fungsi
normal
• Harus didokumentasikan dan dibuat jadwal
Penggunaan
pembalut dan
alat serap urin
• Pembalut
– Small pad
– Shaped pad dan net pant
– All in one
– Undergarment with elastic strap
– Reusable padded brief
– Pull up
• Alat serap urin (sebagai bagian dari linen)
– Drawsheet
– Absorbent bedsheet
Small pad
Shaped pad dan net pant
All in one
Undergarment with elastic strap
Reusable padded brief
Pull ups
Drawsheet
Absorbent bedsheet
INKONTINENSIA FEKAL
Penyebab
• Kerusakan saraf (stroke, multiple
sklerosis, parkinson, kebingungan)
• Kerusakan spincter anal
• Diare
• Konstipasi
Bristow tool
Type 1

Type 2

Type 3

Type 4

Type 5

Type 6

Type 7
Hal Penting
• Dokumentasi tentang frekuensi BAB
sangat penting
• Yang perlu didokumentasikan:
– Waktu
– BAB atau tidak BAB
– Type feces (menurut Bristow)
– Tindakan yang dilakukan
– Paraf perawat
Pengkajian
INDEKS KATZ
Digunakan untuk menilai aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS)
Aktivitas yang dinilai :
1. Bathing (mandi)
-Mandiri : memerlukan bantuan pada
satu bagian atau tidak sama sekali
- Tergantung : memerlukan bantuan
lebih dari satu bagian tubuh atu tidak
dapat mandi sendiri
2. Dressing (berpakaian)
- Mandiri : Menaruh, mengambil, memakai
atau menanggalkan pakaian sendiri
- Tergantung : tidak dapat melakukan
sebagian atau seluruhnya
3. Toiletting
- Mandiri : Pergi ke toilet, duduk sendiri
di toilet, membersihkan kotoran
sendiri
- Tergantung : mendapat bantuan dari
orang lain
4.Transfering
- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat
tidur, dari dan ke tempat duduk
(memakai/tidak memakai alat bantu)
- Tergantung : Tidak dapat melakukan
sendiri/mendapat batuan
5.Continence
- Mandiri : Dapat mengontrol BAB dan BAK
-Tergantung : Tidak dapat mengontrol
sebagian atau seluruhnya (menggunakan
kateter)
6. Feeding
-Mandiri : Mengambil makanan dari piring
dan memasukan ke dalam mulut (Tidak
termasuk kemampuan memotong dagin
serta menyiapkan makanan)
- Tergantung : Memerlukan bantuan
untuk makan atau tidak dapat makan
secara parenteral
Dari ke 6 fungsi diatas kemudian
diklasifikasikan menjadi 7 tahapan sesuai
dengan aktivitas yang mampu dilakukan
- Indekx katz A : Mandiri untuk 6 aktivitas
- Indekx katz B : Mandiri untuk 5 aktivitas
- Indekx katz C : Mandiri, kecuali “Bathing”
dan 1 fungsi lain
- Indekx katz D : Mandiri, kecuali “Bathing,
Dressing” dan 1 fungsi lain
- Indekx katz E : Mandiri, kecuali
“Bathing, Dressing, Toileting” dan 1
fungsi lain
- Indekx katz F : Mandiri, kecuali
“Bathing, Dressing, Toileting,
Transfering” dan 1 fungsi lain
- Indekx katz G : Tergantung pada
orang lain untuk 6 aktivitas
Dalam menentukan sejauh mana penderita
lansia mampu melakukan aktivitas perlu
diingat beberapa hal seperti :
- Pasien dalam keadaan emosi yang labil
(baru masuk RS/panti werda)
- Adanya peraturan di panti yang
mengaharuskan lansia dimandikan dan di
pakaikan pakaian oleh petugas dll
- Motivasi dari penderita atau lingkungan
sendiri
INDEKS BARTHEL
N FUNGSI SKO KETERANGAN
O R
1 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu
pembuangan tinja pencahar).
1
Kadang-kadang tak terkendali (1x
2
seminggu).
Terkendali teratur.
2 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai kateter
berkemih
1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24
jam)
2
Mandiri

3 Membersihkan diri (seka 0 Butuh pertolongan orang lain


muka, sisir rambut, sikat gigi)
1 Mandiri
4 Penggunaan 0 Tergantung pertolongan orang lain
jamban, masuk dan
1 Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat
keluar
mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.
(melepaskan, 2
memakai celana, Mandiri
membersihkan,
menyiram)
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk
1 Perlu banyak bantuan untuk biasa duduk
2 Bantuan minimal 1 orang.
3 Mandiri
7 Berpindah/ 0 Tidak mampu
berjalan
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda.
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang.
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis: memakai baju)
2 Mandiri.

9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu


1 Butuh pertolongan
2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung orang lain


1 Mandiri
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Pohon Masalah

Anda mungkin juga menyukai