Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KORELASI ISLAM DAN SENI BUDAYA DALAM KEHIDUPAN

DOSEN PENGAJAR : HAFIDZ, S.Pd, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

KHOIRUN NISAK (201810420311008)

M. ROSLY (201810420311019)

VITA AMILIA RIFA’I (201810420311020)

REYAN AGIL WIJAYA (201810420311031)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta


alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “KORELASI ISLAM DAN SENI
BUDAYA DALAM KEHIDUPAN” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Al Islam dan kemuhammadiyahan 4.

Makalah ini berisi tentang KORELASI ISLAM DAN SENI BUDAYA


DALAM KEHIDUPAN. Dalam penyususnannya penulis mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Hafidz, S.Pd, M.Pd.I selaku dosen
yang membimbing kami dalam pembuatan malakah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.

Besar harapan kami apabila makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi
pengetahuan kepada masyarakat terutama untuk anak-anak milenial dalam
menambah ilmu yang bermanfaat kedepannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan , semoga waktu pembaca luangkan


untuk membaca makalah ini tidaklah sia-sia.

Malang, 30 Maret 2020

(Kelompok 6)

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...........

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1

Bab Ii Pembahasan

2.1 Pengertian Seni Dan Budaya...................................................................3

2.2 Seni Dan Budaya Dalam Pandangan Islam.............................................5

2.3 Hubungan Antara Agama Dan Seni Budaya...........................................

2.4 Prinsip Islam Dalam Menjalani Aktivitas Sehari-Hari............................

2.5 Seni dan Budaya sebagai media Dakwah................................................

2.6 Contoh Seni dan Budaya..........................................................................

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan .............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

Daftar Pustaka ...........................................................................................................iii

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT. untuk menjadi
rahmat bagi semesta alam. Islam memberikan jawaban pada permasalahan-
permasalahan hidup manusia karena cakupan pembahasan yang ada dalam Islam
sangat luas dan menyeluruh. Islam mengatur dan membahas semua aspek
kehidupan manusia termasuk ilmu pengetahuan, filsafat hingga keindahan dan
seni budaya.
Islam menjadi agama yang berkembang dan dapat menyesuaikan dengan
perubahan zaman. Namun perubahan itu tidak pernah menggoyahkan esensi Islam
sebagai agama yang paling agung. Setiap perkembangan yang ada tidak pernah
menyimpang dari inti ajaran Islam itu sendiri.
Allah SWT. sangat mencintai keindahan, sehingga Islam menjadi agama yang
sangat menghargai seni. Penyebaran Islam didunia banyak menggunakan seni
sebagai media dakwah karena hal tersebut terbukti sangat efektif karena
masyarakat lebih mudah memahami Islam dengan cara yang halus melalui seni
dibanding dengan kekerasan.
Kebudayaan Islam muncul setelah Islam diterima di berbagai belahan dunia.
Manusia menciptakan peradaban yang sesuai dengan ajaran maupun nilai yang
ada dalam agama Islam. Nilai kebudayaan Islam tersebut dapat dilihat dari karya
berbagai tokoh dalam berbagai bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan
agama, sains dan teknologi.
Dakwah melalui seni dan budaya banyak digunakan oleh tokoh-tokoh
penyebar agama Islam. Di Indonesia sendiri, khususnya di pulau Jawa, peran
Wali Songo dalam penyebaran agama Islam sangat besar. Salah satu cara yang
digunakan Wali Songo untuk menyebarkan ajaran dan nilai Islam pada
masyarakat adalah melalui budaya dan kesenian.

4
Oleh karena itu sangat penting membahas tentang bagaimana pandangan
Islam sendiri terhadap seni dan budaya. Prinsip Islam dalam melakukan aktivitas
seni dan budaya perlu dikaji mengingat seni dan budaya menjadi salah satu media
dakwah dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pandangan Islam tentang Seni dan Budaya?
2. Bagaimana hubungan Islam dan seni budaya ditilik dari perspektif Islam
tentang seni budaya
3. Bagaimana prinsip Islam dalam melaksanakan kegiatan seni budaya?
4. Bagaimana fungsi seni budaya sebagai media dakwah Islam?
5. Contoh Seni yang Boleh dan Tidak Boleh dalam Islam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Islam memandang seni dan budaya
2. Mengetahui hubungan islam dan seni budaya
3. Memahami prinsip Islam tentang seni dan budaya
4. Memahami fungsi dari seni budaya sebagai media dakwah
5. Mengetahui apa saja seni yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni Dan Budaya


Seni merupakan ekspresi jiwa yang mengalir bebas, yang memerdekakan
manusia dari belenggu rutinitas. Seni lahir dari jiwa manusia yang terdalam dan
didorong oleh kecenderungan pada keindahan (Qardhawi, 2004).
Menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Qardhawi (2004) bahwa
“barangsiapa yang tidak tertarik mendengarkan suara merdu, berarti dia menderita
cacat dan menyimpang dari keseimbangan, jauh dari sifat-sifat keruhanian, dan
lebih keras tabiatnya daripada unta, burung serta umumnya jenis binatang”. Oleh
karena itu jiwa seni menjaga fitrah manusia dari kondisi menyimpang.
Ketika berbicara tentang definisi kebudayaan, konsep dari definisi kata
tersebut telah dirumuskan oleh banyak ahli. Terdapat konsep yang sangat
beragam terkait dengan kebudayaan itu sendiri.Verkuyl (dalam Ismail, 2004)
berpendapat bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budaya yang
merupakan bentuk jamak dari kata budi yang berarti roh atau akal. Sehingga
kebudayaan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Verkuyl diatas serupa dengan konsep yang
dicetuskan oleh Koentjaraningrat (dalam Ismail, 2004) yang menyatakan bahwa
kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi dan berarti budi dan akal. Oleh karena itu, kebudayaan
menurut Koentjaraningrat dapat diartikan sebagai segala hal yang berkaitan
dengan budi dan akal.
Dalam bahasa Inggris, istilah kebudayaan disebut dengan culture yang berasal
dari bahasa Latin colere dan berarti mengolah atau mengerjakan. Dari arti
tersebut berkembang arti dari culture yaitu segala usaha manusia untuk mengubah
alam (Ismail, 2004). Istilah culture ini kemudian diserap kedalam bahasa
Indonesia menjadi kultur yang berarti budaya. Sedangkan dalam bahasa Arab,
istilah budaya disebut sebagai tsaqafah.

6
Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia,
sehingga kebudayaan menjadi ciri khas dari manusia, karena tidak bisa diciptakan
oleh binatang maupun tumbuhan yang tidak memiliki akal budi. Oleh karena itu,
di suatu tempat dimana manusia berusaha dan melakukan sesuatu untuk eksistensi
hidupnya, maka di tempat tersebut pasti ada kebudayaan. Jadi, dengan segala
kemampuan akal budi yang dimilikinya manusia dapat menciptakan kebudayaan.

2.2 Seni Dan Budaya Dalam Pandangan Islam


Islam sebagai agama yang paling agung telah menanamkan kecintaan dan rasa
keindahan di setiap diri seorang muslim. Allah SWT. Menginginkan setiap
mukmin agar menyaksikan keindahan yang ada di muka bumi. Keindahan di
dunia Dia ciptakan dengan sempurna serta didesain dengan detil segala sesuatu
yang ada.
‫ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت‬
Kamu sekali-kali tidak melihat pada penciptaan Allah Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. (As-Sajdah:7)
‫الذي أحسن ك ّل شيئ خلقه‬
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya.
(Al-Mulk:3)
Prinsip yang didoktrinkan Rasulullah kepada umatnya adalah bahwa Allah itu
indah dan mencintai keindahan. Maka menjadi sesuatu yang salah ketika ada
sebagian orang berpersepsi bahwa menikmati keindahan itu menentang keimanan
dapat terperosok dalam kesombongan yang dibenci Allah.
Islam menghidupkan rasa keindahan dan mendukung kreasi seni dalam batas-
batas tertentu. Batas tersebut yang menjadikan karya seni itu memiliki manfaat,
dan tidak mendatangkan mudharat. Berbagai karya seni unik telah dilahirkan oleh
Islam, seperti seni kaligrafi, ornamen, serta ukiran yang banyak menghiasi masjid,
rumah, serta bangunan atau benda-benda lain.
Selain itu Islam juga memperhatikan seni sastra yang sejak dulu sangat
tersohor dikalangan masyarakat Arab. Kemudian datanglah Al-Qur’an dengan

7
seni sastra yang luar biasa. Membaca dan mendengarkan Al-Qur’an cukup untuk
menjadi penawar jiwa bagi orang-orang yang merenung dan berpikir.
Seni tak ubahnya seperti ilmu pengetahuan yang bisa digunakan untuk
kebaikan dan kejahatan. Menurut Qardhawi (2004) bahwa seni merupakan media
untuk mencapai suatu maksud, sehingga jika digunakan untuk mencapai sesuatu
yang halal maka menjadi halal hukumnya. Begitu pula sebaliknya, jika seni
digunakan untuk mencapai hal-hal yang haram, maka hukumnya pun menjadi
haram.
Islam merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah, sehingga Islam bukan
ciptaan manusia. Menurut Saifuddin (dalam Ismail, 2004) Islam bukanlah teologi
karena logi artinya adalah ilmu yang merupakan salah satu produk dari
kebudayaan. Oleh karena itu Islam bukanlah kebudayaan yang diciptakan oleh
manusia.
Menurut Van Grunebaum (dalam Ismail, 2004) dalam perkembangan
selanjutnya Islam berkembang menjadi suatu peradaban. Padahal Islam adalah
agama dan tidak pernah berkembang menjadi peradaban atau budaya karena
pencipta dari Islam adalah Allah Tuhan semesta alam, dan bukan manusia.
Selamanya Islam tetap menjadi agama, tetapi Islam yang membentuk peradaban
dalam kehidupan masyarakat yang menganutnya.

2.3 Hubungan antara Agama dengan Seni dan Budaya


Ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam
memandang hubungan antara agama dengan seni dan budaya. Hegel menganggap
bahwa agama merupakan sumber kesenian dan kebudayaaan atau dengan kata
lain bahwa seni dan budaya merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pater
Jan Bakker menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali
dengan agama. Adapun menurut ahli Antropologi, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, M. A. bahwa agama merupakan salah
satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa
manusia mempunyai akal pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang

8
digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama.
Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari
ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama.
Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada. Islam dan kebudayaan memiliki keterkaitan antara yang
satu dengan yang lain. Ajaran Islam memberikan aturan-aturan yang sesuai
dengan kehendak Allah SWT, sedangkan kebudayaan adalah realitas
keberagamaan umat Islam tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa wujud nyata
dari pengamalan ajaran agama Islam itu mampu dilihat dari kebudayaan dan
kehidupan nyata para pemeluk agama Islam tersebut.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah
memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai
dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam
tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Q.s. As Sajdah 7-9 :
“(Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya “
Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan
kebebasan untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu seni dan kebudayaan.
Di sini, Islam mengakui bahwa seni dan budaya merupakan hasil karya manusia.
Sedang agama adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.
Yaitu suatu pemberian Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan
membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai
nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang
diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat
bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai
pendorong manusia untuk “berbudaya”. Dan dalam satu waktu Islamlah yang
meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan
bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Kesenian dan kebudayaan

9
Islam bukan suatu hal yang diciptakan oleh orang Islam, tetapi kesenian dan
kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau yang bersifat Islami.

2.4 Prinsip Islam Dalam Menjalankan Aktivitas Seni Dan Budaya


Sebagaimana telah tersebut diatas bahwa seni merupakan ekspresi jiwa yang
mengalir bebas (Qardhawi, 2004) maka dalam menjalankan aktivitas seni maupun
mengapresiasinya tidak pernah terlepas dari ideologi, keyakinan, pola pikir dan
unsur-unsur yang relevan. Oleh karena itu dalam menjalankan aktivitas seni perlu
adanya batas-batas syariah sehingga mampu membedakan dan memilah antara
seni yang memang bernafaskan Islam atau seni yang hanya mengatasnamakan
Islam.
Sebagaimana dinyatakan oleh Qardhawi (2004) bahwa seni dimaksudkan
untuk mencapai sesuatu sehingga hukumnya menjadi seiring dengan maksud
tersebut. Apabila maksudnya halal maka menjadi halal, dan sebaliknya, bila
maksudnya haram maka hukumnya menjadi haram.
Dalam melakukan aktivitas seni maupun budaya perlu adanya pemahaman
tentang syariat, sehingga tidak menyimpang dari nilai-nilai Islam. Akal pikiran
manusia tidak mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan jika tanpa
bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah melalui rasul-Nya. Maka dalam
melakukan aktivitas seni budaya harus mengacu pada sumber utama ajaran Islam
yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sehingga dalam praktiknya tidak akan terjadi
penyimpangan yang dapat menimbulkan murka Allah SWT.

2.5 Seni sebagai Media Dakwah


Dalam perkembangan dakwah, khususnya di Indonesia, Islam disebarkan oleh
para wali yang dikenal dengan Wali Songo. Para wali tersebut mengemas
penyampaian ajaran Islam dalam bentuk kesenian dan kebudayaan. Para wali
tersebut menggunakan metode asimilasi, sehingga ajaran Islam disisipkan pada
kebudayaan yang telah ada, sehingga masyarakat secara tidak sadar menjalankan
tradisi yang didalamnya terdapat nilai-nilai keislaman.

10
Penyebaran Islam melalui seni terbukti efektif karena masyarakat Indonesia
sendiri notabene merupakan masyarakat yang tidak menyukai kekerasan,
sehingga dakwah melalui seni lebih mudah dipahami daripada dengan
menggunakan kekerasan. Dan Islam sendiri pun merupakan agama yang
membawa perdamaian dan tidak menghendaki adanya kekerasan.

2.6 Contoh Seni yang Boleh dan Tidak Boleh dalam Islam
1. Seni yang diperbolehkan dalam Islam
a. Seni Membaca Al – Qur’an (Tilawatil atau Qiro’atil Qur’an)
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW melagukan Surat Al Fath ketika
Fathul Makkah atau sahabat Abu Musa Al Anshary yang paling bagus
bacaan Qur’annya. Dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata: telah
bersabda Rasulullah SAW: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR.
Abu Dawud, An-Nasa’I dan lain-lainnya).
b. Seni Kaligrafi/Tulis
Kaligrafi adalah seni menulis sebuah tulisan, di Jepang menulis huruf
kanji dengan sebutan “Shodo”, “Seoye” di Korea dan di China disebut
dengan Shufa/Yi-shu. Sedangkan seni tulis arab sering disebut dengan
khat. Khusus kaligrafi yang baik dan sesuai dengan Islam adalah seni
kaligrafi yang isinya mengambil ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya
bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga
ditatahkan di atas logam, bangunan, atau kulit.
c. Seni Bela diri
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara
seseorang itu mempertahankan diri. Selama beladiri berazaskan ke-
taukhidan, tidak syirik, serta membela kebenaran dan keadilan, maka
Islam membolehkan. Bahkan Allah SWT menyukai mukmin yang kuat
daripada mukmin yang lemah.
d. Seni Arsitektur

11
Arsitektur selain sebagai ilmu dalam merancang bangunan, aritektur juga
adalah seni. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang
dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut. Banyak manfaatnya dari seni arsitektur ini.
e. Seni Sastra
Seni sastra adalah semua jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu. Al Qur’an termasuk seni sastra tertinggi yang dimiliki oleh
ummat Islam. Dengan seni sastra seseorang dapat menyampaikan pikiran-
pikiran atau ajaran ajaran tertentu dengan indah.
f. Seni Merajut
Merajut adalah salah satu dari kesenian. Selain menuntut keterampilan
merajut juga dapat menenangkan pikiran yang sedang kusut. Hati dapat
terasa damai karena hanya focus sama rajutan kita. Yang penting dalam
merajut tidak lupa waktu sholat dan hasil rajutannya bukan untuk
maksiyat kepada Allah.
2. Seni yang Tidak diperbolehkan dalam Islam
a. Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Islam
membolehkan seni rupa selama tidak mengarah kepada maksiat dan
ingkar kepada Allah Tuhan semesta alam. Namun, para ulama
berpendapat, seni rupa yang dilarang adalah yang menggambarkan
makhluk hidup atau manusia.
b. Menyanyi
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyanyi (al-
ghina’/at-taghanni). Sebagian mengharamkan nyanyian dan sebagian

12
lainnya menghalalkan. Masing-masing mempunyai dalilnya sendiri-
sendiri. Menyanyi yang diharamkan Islam karena:

ۚ ‫ ُز ًوا‬jُ‫ َذهَا ه‬j‫ر ِع ْل ٍم َويَتَّ ِخ‬j


ِ j‫بِي ِل هَّللا ِ بِ َغ ْي‬j‫ض َّل ع َْن َس‬ ِ ‫اس َم ْن يَ ْشت َِري لَ ْه َو ْال َح ِدي‬
ِ ُ‫ث لِي‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ٌ ‫أُو ٰلَئِكَ لَهُ ْم َع َذابٌ ُم ِه‬
‫ين‬

“Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan


yang tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari
jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu ejekan.
Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (Qs. Luqmân
[31]: 6)

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw


bersabda: “Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat,
yaitu: 1. Alunan suara nyanyian yang melalaikan dengan iringan
seruling syaithan (mazamirus syaithan). 2. Ratapan seorang ketika
mendapat musibah sehingga menampar wajahnya sendiri dan merobek
pakaiannya dengan ratapan syetan (rannatus syaithan).”

c. Seni Musik
Begitu juga dengan bermain musik, sebagian ulama berbeda pendapat
mengenai hukum bermain musik. Sebagian mengharamkannya dan
sebagian lainnya menghalalkannya. Hal ini berdasarkan pada hadits
dari Abu Malik Al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang
menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma’azif).”
[HR. Bukhari, Shahih Bukhari, hadits no. 5590]. Akan tetapi,
Rasulullah saw. memperbolehkan rebana untuk dimainkan pada saat
tertentu (pernikahan).
d. Seni Tari
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan
waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan,

13
maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari
mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti
berlari, berjalan, atau bersenam. Saat tarian tersebut mempertontonkan
aurat, dan mengundang nafsu birahi maka Islam melarang tarian
tersebut. Apalagi tarian yang ditujukan untuk memuja sesuatu dan
bersifat ritual syirik.
e. Seni Patung
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud
tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling
(misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).
Islam melarang seni patung sebagaimana Hadist Rasulullah saw,
“Manusia yang paling pedih siksanya di hari kiamat ialah yang meniru
ciptaan Allah. Sedangkan para pelukis dan penggambar adalah orang-
orang yang meniru ciptaan Allah.” (Muttafaqun ‘alaih).
f. Tatto
Bertato yang dalam Bahasa Arab disebut al wasym ( ‫ ) الوشم‬adalah
perbuatan yang hukumnya haram dalam agama Islam, berdasarkan
beberapa hadits shahih, yang diantaranya hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abdullah ibnu Mas’ud,

َ‫اش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمة‬


ِ ‫ َو ْال َو‬، َ‫صلَة‬
ِ ْ‫صلَةَ َو ْال ُم ْستَو‬
ِ ‫لَ َعنَ هَّللا ُ ْال َوا‬
Artinya : "Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya,
melakukan tato di wajahnya (mutawasshimah), menghilangkan rambut
dari wajahnya, menyambung giginya, demi kecantikan, mereka telah
merubah ciptaan Allah."
Tatto adalah menusuk-nusukkan jarum atau yang sejenisnya kepada
kulit sehingga mengalirkan darah kemudian diberikan alkohol atau
yang sejenisnya sehingga menjadi biru. Tato ini biasa dilakukan di
tangan, wajah, badan bahkan kaki dan juga di bagian tubuh lainnya.

14
Melakukan tato pada kulit adalah perbuatan yang diharamkan Allah
swt, sebagaimana disebutkan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari Alqomah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Allah melaknat
orang-orang yang mentato dan yang minta untuk ditato.” (HR.
Bukhori)
Hal itu dikarenakan bahwa tato termasuk perbuatan yang merubah
ciptaan Allah swt serta menjadikan ditempat tato itu najis dengan
membekunya darah dikarenakan warna bahan tato itu.

g. Tindik (Body Piercing)


Body piercing atau seni tindik pada tubuh akhir-akhir ini menjadi
sangat berkembang di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Sama
halnya dengan tatto, maka body piercing telah mewabah hampir
kesemua kalangan. Tindik konvensional yang dahulu hanya dilakukan
diseputar telinga saja, saat ini telah dilakukan pada hampir seluruh
bagian tubuh. Seni tindik tidak sesuai dengan agama Islam. Kecuali
bagi perempuan yang memakai perhiasan. Namun dengan syarat tidak
boleh menampakkan auratnya. Ibnu Abidin rahimahullah berkata,
"Menindik telinga untuk memakai anting merupakan perhiasan wanita,
maka tidak dihalalkan bagi laki-laki." (Raddul Muhtar, 6/420)

15
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Islam memandang seni dan budaya adalah dengan Islam menghidupkan rasa
keindahan dan mendukung kreasi seni dalam batas-batas tertentu. Batas
tersebut yang menjadikan karya seni itu memiliki manfaat, dan tidak
mendatangkan mudharat.
2. Hubungan islam dan seni budaya adalah ajaran Islam memberikan aturan-
aturan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, sedangkan kebudayaan
adalah realitas keberagamaan umat Islam tersebut. Sehingga dapat dikatakan
bahwa wujud nyata dari pengamalan ajaran agama Islam itu mampu dilihat
dari kebudayaan dan kehidupan nyata para pemeluk agama Islam tersebut.
3. Prinsip Islam tentang seni dan budaya adalah dalam melakukan aktivitas seni
maupun budaya perlu adanya pemahaman tentang syariat, sehingga tidak
menyimpang dari nilai-nilai Islam.
4. Fungsi dari seni budaya sebagai media dakwah penyampaian ajaran Islam
dalam bentuk kesenian dan kebudayaan
5. Mengetahui apa saja seni yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam
1. Seni Membaca Al – Qur’an (Tilawatil atau Qiro’atil Qur’an)
a. Seni Kaligrafi/Tulis
b. Seni Bela diri
c. Seni Arsitektur
d. Seni Sastra
e. Seni Merajut
2. Seni yang Tidak diperbolehkan dalam Islam
a. Seni Rupa

16
b. Menyanyi
c. Seni Musik
d. Seni Tari
e. Seni Patung
f. Tatto
g. Tindik (Body Piercing)

3.2. Saran
Dari pembahasan diatas, bahwa setiap umat beragama selalu mempunya
kebudayaan yang dianut oleh umatnya, begitu juga kebudayaan Islam. Sebagai
seorang muslim hendaknya pandai menyaring dan memilah bahwa kita harus
menerapkan kebudayaan yang sesuai dengan syariat Islam, misalnya yang
mengandung unsur syirik harus dijauhkan. Islam selalu memiliki batasan-batasan
tertentu dalam mengatur umatnya agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni
yang dikehendaki Islam adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan
mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan
syahwat, dan lain sebagainya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Faisal. 2004. Paradigma Kebudayaan Islam. PT. Mitra Cendekia: Jakarta

Qardhawi, Yusuf. 2004. Islam Bicara Seni. Era Intermedia: Solo.

18

Anda mungkin juga menyukai