Anda di halaman 1dari 11

Turba Praktek Sholat

( Bp. Zunit , Tim Bacaan Pst )

- Pijakan kaki selebar bahu,. tidak boleh terlalu lebar ( tidak bekangkang ), dan juga
tidak boleh dirapatkan

- Kemudian supaya selalu dibarengi dengan niat. Niat itu tempatnya didalam hati, karna
ِ amalan harus dibarengi dengan niat,
semua
ِ‫ إنََّمَا اْلأَعأمَالُ بِالنَّيََّة‬niat itu menempel dengan pekerjaan
Tidak diucapkan dengan lisan, karna niat yang boleh diucapkan dengan lisan itu Haji
& Umroh, lainnya tidak ! “Anniyatu fil qolbi” niat itu tempatnya didalam hati.

- Kira-kira pandangan ke tempat sujud


- Kemudian mengangkat tangan kira2 lurus pundak / lurus telinga.
- Contoh lurus pundak :

Diusahakan ketika takbirotul ikrom “jari-jari diluruskan”, tidak ditekuk seperti ini :

Masih banyak di jumpai yang takbirnya


seperti ini
- Boleh menghadap seperti ini :
Menghadap kedepan, serong, berhadap-hadapan

- Jika lurus pundak, maka paling tinggi “jempol lurus pundak” , kalau paling rendah
“ujung jari lurus pundak”.

Paling tinggi “jempol lurus pundak” Paling rendah “ujung jari lurus pundak”
Prakteknya berarti bisa di antara itu.
- Contoh lurus telinga :
Paling tinggi “jempol di ujung atas telinga”

Paling rendah “ujung jari di ujung telinga”


Prakteknya berarti bisa di antara itu.
- Adapun sunnah yg dipilih itu “jempol dekat dengan daun telinga”

SEMUA PRAKTEK MENGANGKAT TANGAN ( LURUS PUNDAK / TELINGA )


DAN TAKBIRNYA HARUS JELAS “ALLOHU AKBAR”
- Memulai sholat dengan takbirotul ikrom, jika sholat tidak dimulai dengan takbirotul
ikrom maka TIDAK SAH sholatnya. Karna itu pembuka nya sholat / Wajib / rukun sholat.
- Ketika terlambat sholat, misal : telat dan sudah menjumpai imam dalam keadaan
ruku’, sujud, atau gerakan yang lain maka TETAP harus memulai sholat dengan
takbirotul ikrom. Kemudian baru mengikuti gerakan imam.

- Setelah takbir, lalu bersedakep.


Yang perlu diperhatikan adalah :
1. Dibawah dada
2. Di atas pusar
Contoh :

Tidak dibawahnya, juga tidak didada

- Dalil yang lain memang ada, tapi yang dipilih BI yang ini. ‫ماستطعنا‬ ‫مسعنا وأطعنا‬
- Ketika sedakep, jari2 tangan kiri lurus dengan lengan.

Tidak melembreh kebawah seperti ini. Juga tidak naik ke atas seperti ini.

- Cara memegangnya telapak tangan kanan memegang 3 tempat :


1. Telapak tangan, 2. Pergelangan tangan dan 3. Lengan
Contoh :

- Jari telunjuk nya tidak di acungkan seperti ini ( masih sering dijumpai ).
- Pandangan ke tempat sujud

Kawasan tempat sujud

- Kemudian imam dan makmum membaca “Do’a iftitah”.


- Kemudian membaca “ta’awud” . Yang wajib adalah yang pertama, adapun yang raka’at
kedua , ketiga , keempat membaca “boleh” , tidak juga “boleh”.
- Kemudian membaca “Basmallah”, mulai dari rokaat pertama sampai terakhir,
membaca juga “boleh”, tidak juga “boleh”.
- Setelah itu membaca “Al Fatihah”, kemudian setelah itu membaca lafadz “Aamin”.
- Membaca lafadz “Aamin” itu ada 3 macam,
Lafadz “Aa” nya menurut kesepakatan ahli bacaan :
1. Boleh “Aa” nya dibaca 1 harokat
2. Boleh “Aa” nya dibaca 2 harokat / 1 alif
3. Boleh “Aa” nya dibaca Panjang, ( ketiga-tiganya ini makna nya sama )
Kalau “Miin” nya itu semua sepakat itu adalah bacaan Mas aridl lisukun, maka boleh
dibaca 1 alif / 2 alif / 3 alif.
- Setelah itu membaca “basmallah” juga “boleh”, tidak juga “boleh”. Lalu membaca
surat selain “Al Fatihah”.

- Khusus untuk makmum, jika imam nya membaca dengan “Jahr” ( dikeraskan ) misal
sholat maghrib, isya dan shubuh,. Makmum hanya diperbolehkan membaca “Al
Fatihah”.

- Kemudian “Ruku”, yang perlu diperhatikan “mengangkat tangan lurus pundak /


telinga sesuai dengan pertama kali mengangkat tangan ketika takbirotul ikrom”.
- Ketika “Ruku” pandangan bukan agak jauh ketempat sujud, tapi langsung “lurus
kebawah”.

Pandangan tidak jauh ke tempat sujud


- Telapak tangan boleh langsung diletakkan di depan lutut atau memegang lutut.
Contoh :

Diletakkan di depan lutut atau memegang lutut tengahnya lutut


- Siku diluruskan dan direnggangkan,. Maksudnya seperti ini :

Yang benar

Siku nya tidak


ditekuk
Seperti ini
Jika ditekuk
Maka punggung
Akan turun.

Yang salah
*kecuali bagi
Orang yg Panjang
Tangannya.
- Mengapa nabi menjelaskan seperti ini, karna pada waktu itu ada sahabat ketika Ruku’
tangannya dikempit didalam ,

- Selanjutnya bangun dari ruku’ / “I’tidal”, yang Imam membaca “Sami’allohu liman
hamidah” juga membaca “Robbana walakal hamd” atau semisalnya, dan bagi
Makmum hanya membaca “Robbana walakal hamd” atau semisalnya.

- Setelah itu “Sujud”, yang perlu diperhatikan ketika “Sujud” adalah “7 Anggota badan”
supaya menempel dilantai.
- Wajah ( kening dan hidung ), 2 ujung kaki dipanjatkan, 2 lutut ditempelkan ke lantai,
dan 2 telapak tangan juga menempel dilantai.
- Tempatnya “telapak tangan” diperkirakan seperti saat “takbirotul ikrom”, apakah lurus
pundak, atau lurus telinga.
- Kemudian ketika sujud maka “5 jari” tangan supaya dirapatkan.
- Kemudian “siku” nya supaya dibuka / dijauhkan dari badannya / ketiaknya, yaitu kira2
seumpama ada anak kambing lewat itu bisa dilewati ( kira-kira ).
Contoh :

Ketika sujud kaki di pancatkan.

Tidak boleh maju kedepan seperti ini

Tidak boleh terlalu mundur kebelakang


seperti ini, sampai perutnya menempel dipaha.
Ada di hadist bukhori juz 1.

- Jadi lurus boleh, agak maju kedepan sedikit juga boleh, agak mundur kebelakang
sedikit juga boleh. Yang tidak boleh itu terlalu maju kedepan atau terlalu mundur
kebelakang.
- Kecuali jika dalam keadaan sakit, maka semampunya.

- Lalu duduk diantara dua sujud , dan sujud lagi.


- Kemudian duduk tasyahud ( ini contoh duduk tasyahud akhir ).

Duduk seperti ini hanya berlaku di tasyahud akhir.


Ketika terlambat tidak boleh duduk seperti ini.
Maka duduknya seperti duduk tasyahud awal,
tidak mengikuti duduknya imam yang tasyahud akhir.

- Kan Dalilnya “Innama ju’ilal imamu li yu’tamma bihi” Imam itu diangkat untuk
diikuti”. Tapi tidak semuanya itu dijalankan, ada pengecualian. Contoh :
1. Imam baca “Sami’allohu liman hamidah” apakah makmum nya ikut membaca
“Sami’allohu liman hamidah” ?! jawabnya “TIDAK”.
2. Contohnya imam ketika sholat maghrib / isya / shubuh membaca “jahr”
dikeraskan” maka makmum tidak boleh seperti imam.
3. Imam sudah tasyahud akhir, makmumnya terlambat,. Maka duduknya makmum
yang terlambat itu adalah tasyahud awal.

- Ketika duduk tasyahud maka pandangan mata tidak ditempat sujud, tapi
pandangan mata mengarah dekat
ke tempat isyaroh nya tangan.

Juga tidak boleh menengadah keatas / lurus.

- Untuk Telapak tangan ada beberapa pilihan,.


1. Kedua telapak tangan dibentangkan dilutut, kemudian jari telunjuk tangan kanan di
isyarohkan kedepan. Ini khusus di lutut.

2. Atau pilihan berikutnya, boleh dilutut / dipaha atau diantaranya itu.


Tangan kiri diletakkan dilutut / dipaha / diantara paha, kemudian tangan kanan
menggenggam lalu telunjuknya di angkat dan ditekuk sedikit jari telunjuknya.
Dihadist Nasa’I ada.

Jempolnya tidak dimasukkan kedalam, atau yang


seperti ini

Jadi seharusnya menggenggam.

3. Atau dikolongkan, kemudian telunjuknya digerakkan keatas dan kebawah.

Cepat / lambatnya gerakkan isyaroh telunjuknya tidak


ada hubungannya dengan cepat / lambatnya
membaca tasyahud.
Tidak boleh miring seperti ini

Atau Tidak boleh juga jari


Telunjuknya gerakannya di putar.
Atau Tidak boleh juga jari
Telunjuknya gerakannya maju mundur.
- Kemudian jika terjadi tangan kanannya sakit, tidak usah di ganti dengan tangan kiri.
Contoh :
Kemudian siku
Dijauhkan dari
Paha.

- Adapun badannya kalau bisa lurus ya silahkan , kalau tidak bisa,. Agak miring sedikit
juga “boleh”. ( misal : orangnya gemuk, ya semampunya )
- Setelah membaca Do’a tasyahud boleh membaca do’a-do’a yang lain ( tapi khusus
doa yang boleh dibaca didalam shalat / macam2 do’a setelah tasyahud sebelum
salam ).

- Terakhir, ketika salam pertama menoleh kekanan lalu kekiri tanpa berhenti
ditengah2.
- Bisa menggunakan kalimat yang pendek “Assalamu’alaikum” lalu “Assalamu’alaikum”
- Atau “Assalamu’alaikum warohmatulloh” lalu “Assalamu’alaikum warohmatulloh”
- Atau kombinasi, “Assalamu’alaikum warohmatulloh” lalu “Assalamu’alaikum”
Semuanya “boleh”, yang tidak boleh adalah yang “tidak salam”.

- Lalu setelah salam, imam menghadap kearah makmum, boleh lurus menghadap atau
agak serong. Kemudian membaca dzikir.
- Dan sunnahnya Imam jangan terlalu lama berdo’a.

‫احلمد لله جزاكم الله خريا‬

Anda mungkin juga menyukai