Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANISA HAQ

NIM : B0218364
KELAS : KEPERAWATAN B

1. Tipe-tipe Keluarga
 Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
 Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.
 The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
 Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
 The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
 The extended family Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan.
 The single parent family Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
 Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
 Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).
 Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
 The single adult living alone/single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti :
perceraian atau ditinggal mati.
 The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
 The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri.
 Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
 The nonmarital heterosexsual cohabiting family Keluarga yang hidup
bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
 Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”marital pathners”.
 Cohabitation family adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
 Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
 Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
 Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

 Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
 Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2. Fungsi Keluarga
 Fungsi Agama
Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan
dipraktikkan. Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus
memberi identitas agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-
nilai agama melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan
fondasi yang kuat bagi setiap anggota keluarganya.
 Fungsi Kasih Sayang
Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi
sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang
yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota
keluarga untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan
mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat.
 Fungsi Perlindungan
Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman
dan tentram. Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga,
hindari terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan
pemaksaan kehendak.
 Fungsi Sosial Budaya
Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai
sosial budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun
sangat dijunjung tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi
pekerti yang berlaku di masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak
bisa belajar bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua dan
mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas dalam budayanya.
 Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk
mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang
mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap
menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.
 Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang
lain, yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses
pendidikan untuk pertama kalinya diterima oleh anak. Semua ini disebabkan oleh
interaksi intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan
efektif.
 Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi keharmonisan keluarga.
Karena itu, mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha
akan membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.
 Fungsi Pembinaan Lingkungan
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam
keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti
tetangga dan masyarakat secara umum.

Anda mungkin juga menyukai