Anda di halaman 1dari 13

KAK

(KERANGKA ACUAN KERJA)

A. NAMA PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP ALAT BERAT BWS


:
PEKERJAAN SUMATERA IV

B. LOKASI : KOTA BATAM, KEPULAUAN RIAU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


C. PEMBERI PEKERJAAN : RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

SATKER OPERASI DAN PEMELIHARAAN


D. PELAKSANA :
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA IV

E. PAGU DANA : RP. 9.300.000.000

F. SUMBER DANA : DOISP II TAHUN 2021


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


TERM OF REFERENCE (TOR)
PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP ALAT BERAT DI BWS SUMATERA IV

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Kegiatan : Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera
IV
Indikator Kinerja Kegiatan : Bangunan Gedung Workshop Alat Berat
Volume Keluaran (Output) : 1
Satuan Ukur Keluaran (Output) : buah

1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri PUPR nomor 27/PRT/M/2015, pasal 2 dinyatakan
bahwa Pembangunan Bendungan dan Pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan pada Konsepsi
Keamanan Bendungan yang terdiri dari 3 pilar, yaitu:
(a) Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan stuktural, aman terhadap kegagalan hidraulis,
dan aman terhadap kegagalan rembesan;
(b) Operasi, pemeliharaan dan pemantauan; dan
(c) Kesiapsiagaan tindak darurat.
Untuk memenuhi konsepsi di atas maka diadakan paket Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat
BWS Sumatera IV.

2. GAMBARAN UMUM
Untuk mempertahankan bendungan agar tetap sesuai dengan fungsinya harus ada upaya lain yang
tidak kalah pentingnya yaitu melalui aspek operasi dan pemeliharaan serta upaya penguatan
kelembagaan (non fisik) dalam hal ini Unit Pengelola Bendungan (UPB).
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015 menyebutkan Pengelola Bendungan adalah
Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Pemilik Bendungan, Badan Usaha yang ditunjuk oleh Pemilik
bendungan, atau Pemilik bendungan untuk menyelenggarakan pengelolaan bendungan beserta
waduknya. Adapun Unit Pengelola Bendungan adalah unit yang merupakan bagian dari Pengelola
bendungan yang ditetapkan oleh Pemilik bendungan untuk melaksanakan pengelolaan bendungan
beserta waduknya.
Monitoring bendungan dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin masalah yang sedang berkembang
sebelum menjadi ancaman nyata. Sehingga Pengelola bendungan dapat mengambil langkah-langkah
yang diperlukan secara tepat dan cepat sehingga masalah masalah tidak berkembang semakin parah.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 2


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

Monitoring di Indonesia secara umum dilakukan oleh 3 (tiga) instansi terkait yaitu Unit Pengelola
Bendungan (UPB), Unit Pelaksana Teknis Bidang Bendungan (UPT) dan Unit Monitoring Bendungan
(UMB). Dalam hal ini untuk mendukung kinerja Unit Pengelola Bendungan di Balai Wilayah Sungai
Sumatera IV sangat diperlukan adanya fasilitas gedung penunjang yang memadai.
Untuk itu Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Melalui program 2nd Dam Operational Improvement and
Safety Project (DOISP 2) pada tahun anggaran 2021 mengadakan paket “Pembangunan Gedung
Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV” sebagai Jasa Konstruksi dalam melakukan kegiatan
Pembangunan gedung workshop untuk alat berat yang dimiliki oleh BWS Sumatera IV.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan paket Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV untuk
mendapatkan Gedung Workshop alat berat milik BWS Sumatera IV.
Tujuan kegiatan Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV ini bertujuan untuk
menjaga alat-alat yang digunakan pada kegiatan operasional UPB dalam menjaga kondisi keamanan
bendungan- bendungan yang ada di BWS Sumatera IV sehingga dapat berfungsi dengan baik dan
berkelanjutan.

4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV adalah
masyarakat disekitaran Bendungan yang ada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV terletak di
Komplek Terpadu Kementerian PUPR Jalan S.Parman, Tanjung Piayu Sei Beduk, Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau.

6. NAMA ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama K/L : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BWS/BBWS : Balai Wilayah Sungai Sumatera IV
Satker : Satker O&P SDA Sumatera IV
PPK : O&P SDA I
7. SUMBER DANA
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut kurang lebih sebesar Rp. 9.300.000.000 (Sembilan
Milyar Tiga Ratus Juta Rupiah), tanpa PPN dari Loan IBRD No. 8711-ID and AIIB No. 000010-1-
IDN berbentuk Rupiah Murni yang tertuang dalam DIPA Satker O&P SDA Sumatera IV, Tahun
Anggaran 2021

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 3


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV selama 6 Bulan
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

9. DASAR HUKUM
Sebagai dasar untuk pelaksanaan pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Workshop Alat
Berat di BWS Sumatera IV, Kota Batam, Kepulauan Riau meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi
d. Undang-undang Nomor. 17 Tahun 2019 Tentang SDA
e. Perpres RI No.15 tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 06/PRT/M/2015 Tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 09/PRT/M/2015 Tentang
Penggunaan SDA
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana dan Rencana Teknis
Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 13/PRT/M/2015 Tentang Penanggulangan Bencana
Akibat Daya Rusak Air
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2015 Tentang
Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 94/PMK.02/2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran
n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 49/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Masukan TA.
2018.
o. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 384 Tentang Tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Konstruksi
Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil Bidang Keahlian Sumber Daya air

10. STANDAR TEKNIS


Standar Nasional Indonesia dan Pedoman yang ditetapkan dan masih berlaku diantaranya:
1. PP RI 36/2005: Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 28 th 2002 (Bangunan Gedung)
2. Permen PU 29/PRT/M/2006: Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Negara

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 4


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

3. Permen PU 30/PRT/2006: Pedoman Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan


Lingkungan
4. Permen PU 22/PRT/M/2018: Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara.
5. Kepres PU 10/KPTS/2000: Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
6. PPPURG 1987: Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
7. SNI 03-1726-2012: Tata Cara Perencanaan Ketahanan untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung;
8. SNI 1727:2013: Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
9. SNI 1729:2015: Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
10. SNI 2052:2014: Baja Tulangan Beton
11. SNI 2847:2013 : Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
12. SNI 03-6572:2001 : Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada
bangunan gedung
13. SNI-03-6572-2001: Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Tata Cara perencanaan Sistem
Ventilasi Dan Pengkondisian
14. SNI-03-7065-2005: Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
15. SNI 03-6570-2001: Instalasi Pompa Untuk Poteksi Kebakaran
16. SNI 03-3985-2000: Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan
Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
17. SNI 03-7015-2004: Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung
18. SNI 03-1973-1990: Metode Pengujian Berat Isi Beton
19. SNI 03-19741990: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
20. SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium
21. SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton
22. SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton dengan Alat Palu
Beton Tipe N dan R
23. SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/Baja)
24. SNI 03-2851-1991 : Tata Cara Perencanaan Teknis Bendung Penahan Sedimen.
25. Pedoman dan acuan lainnya disesuaikan dengan Standar teknis yang berlaku (Standar
Nasional Indonesia)

11. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV yang terdiri
dari :
a) Pekerjaan Persiapan
b) Pekerjaan Tanah dan Pondasi
c) Pekerjaan Struktur
d) Pekerjaan Atap
e) Pekerjaan Arsitektur
f) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 5


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

g) Pekerjaan Lain-lain
h) Pekerjaan Perkerasan Jalan
i) Pekerjaan Fasilitasi dan Meubeler

12. TENAGA PELAKSANA PEKERJAAN


1. Project Manager, 1 (satu) orang
a. Selama: 6 (enam) bulan kerja
b. Berpendidikan minimal Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil.
c. Memiliki Pengalaman Profesional dalam bidang pelaksanaan pembangunan gedung
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan referensi kerja dari Pengguna
Jasa.
d. Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung oleh
lembaga yang berwenang (tingkat yang diminta)
e. Tugas dan tanggung jawab Project Manager :
- Bertanggung jawab terhadap Direksi pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan di lapangan.
- Mengkoordinasi pekerjaan pelaksanaan - pelaksanaan di lapangan agar tetap sesuai
jadwal dan mutu pekerjaan sesuai yang direncanakan.
- Membuat RABP, dan rencana cash flow.
- Memonitor dan mengamankan agar biaya pelaksanaan tidak menyimpang dari biaya
pelaksana.
- Mengevaluasi metode kerja yang digunakan.
- Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan
- Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai dengan spesifikasi teknis
pekerjaan
- Menyiapkan segala keperluan tes-tes laborat bahan material, kuat tekan beton dan
semua tes laborat lainnya.
- Menjaga mutu pekerjaan dilapangan agar sesuai dengan hasil tes laborat.
- Mengevaluasi produksi harian, mingguan, bulanan secara terperinci dan konsisten.
- Bertanggung jawab terhadap Sistem Jaminan Mutu yang ditetapkan.
- Bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan atas tugas wewenang yang
diterapkan.
- Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan
melakukan revisi bila ada perubahan Rencana Mutu Kontrak.
- Memantau pengamanan terhadap barang/alat yang dipasok pelanggan.
- Mengkoordinir, memutuskan sesuai tingkatannya pelaksanaan penyelesaian produk
yang sesuai.
- Memimpin Rapat Tinjauan Manajemen Pekerjaan.
- Menempatkan personil yang tanggap dan cakap, memelihara bukti-bukti kerja.
- Ketertiban dalam melaksanakan administrasi proyek.
- Membuat dan memproses tagihan-tagihan ke pemilik proyek.
- Mempertanggungjawabkan secara periodik laporan keuangan.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 6


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

2. Site Engineer, 1 (satu) orang


a. Selama: 6 (enam) bulan kerja
b. Berpendidikan minimal Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Sipil.
c. Memiliki Pengalaman Profesional dalam bidang pembangunan gedung sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan referensi kerja dari Pengguna Jasa.
d. Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung oleh lembaga yang
berwenang (tingkat yang diminta)
e. Tugas dan tanggung jawab Site Engineer yaitu :
- Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera
setelah kontrak fisik ditanda tangani
- Mengontrol, memonitoring, dan mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan terhadap rencana
proyek.
- Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian permasalahan yang terjadi selama proses
pelaksanaan proyek.
- Membuat laporan pertanggungjawaban tentang proses pelaksanaan dari awal sampai dengan
selesai yang mencakup aspek teknis, dan finansial serta administrasi teknis yang dianggap
perlu.
- Membuat laporan periodik bulanan meliputi laporan kemajuan pelaksanaan proyek, laporan
persediaan gudang, inventarisasi, laporan personalia, perlatan dan posisi hutang.
- Memahami dan melaksanakan serta menyelesaikan kontrak dengan hasil kerja yang layak
sesuai dengan batas waktu, mutu dan anggaran pelaksanaan yang disetujui.
- Efisiensi biaya disegala bidang termasuk overhead, material, penggunaan peralatan, dan
biaya tenaga kerja untuk mendapatkan profit perusahaan yang optimal.
- Memanfaatkan semua peluang positif dan situasi yang ada untuk mengajukan tambahan
biaya kepada pemilik proyek dalam batas-batas kontrak.
- Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan / material
baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerja.
- Memeriksa laporan hasil pengujian berikut analisa.
- Menyiapkan dan melaksanakan : MC. 0% ; MC 50% dan MC. 100%, Check List, Laporan
Harian, Laporan Mingguan dan Pengadaan Tenaga Kerja
- Menyesuaikan gambar perencanaan dan pelaksanaan
- Koordinasi hasil tes material bahan alat dengan pelaksana dilapangan.
- Menyiapkan laporan terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan
- Memeriksa dimensi/elevasi dan ukuran pekerjaan
- Memeriksa gambar terpasang (as built Drawing)
- Menjaga dan memperhatikan keselamatan pekerja dan petugas dilapangan
- Bertanggung jawab kepada Project Manager

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 7


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

3. Tenaga Ahli K3, 1 (satu) orang


a. Selama : 6 (enam) bulan kerja
b. Berpendidikan minimal Diploma 3 (D3) Teknik Sipil Bidang Gedung dan sertifikasi di bidang
K3 konstruksi
c. Memiliki pengalaman professional dalam bidang K3 konstruksi bangunan gedung sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa
d. Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda K3 oleh lembaga yang berwenang (tingkat
yang diminta)
e. Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli K3 yaitu:
- Membuat kajian dokumen kontrak serta metode kerja pelaksanaan pada penawaran
konstruksi.
- Membuat usulan perubahan bila terdapat kekeliruan atau kesalahan pada metode kerja
pelaksanaan konstruksi berbasis K3.
- Membuat perencanaan dan menyusun program K3.
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi
- Membuat (SOP) prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Menjaga dan memperhatikan keselamatan pekerja dan petugas dilapangan
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja
dan instruksi kerja K3
- Mengevaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
- Melakukan penanganan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat

4. Pelaksana Konstruksi (bisa disesuaikan)


a. Mandor, 2 (dua) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman Minimal 4 Tahun dalam bidang konstruksi
b. Kepala Tukang Listrik, 1 (satu) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
c. Tukang Listrik, 1 (satu) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
d. Kepala Tukang Kayu, 2 (dua) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
e. Tukang Kayu, 4 (empat) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 8


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

f. Kepala Tukang Batu, 2 (dua) orang


- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
g. Tukang Batu, 4 (empat) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
h. Kepala Tukang Besi, 2 (dua) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
i. Tukang Besi, 4 (empat) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
j. Tukang Las, 2 (dua) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
k. Mekanik, 4 (empat) orang
- Pendidikan minimal SMK
- Memiliki pengalaman minimal 4 tahun dalam bidang konstruksi
l. Pekerja, 25 (dua puluh lima) orang
m. Sopir Proyek, 2 (dua) orang
5. Tenaga Penunjang (Supporting Staff)
a. Juru Ukur 1 (satu) orang
b. Juru Gambar 1 (satu) orang
c. Logistik 4 (satu) orang
d. Administrasi Proyek 4 (satu) orang
e. Office Boy 4 (satu) orang
f. Keamanan 4 (satu) orang

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II 9


Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

13. PERALATAN YANG DI BUTUHKAN


No Nama Alat Kapasitas Jumlah
1 Dump Truck 3,5 Ton 3
2 Excavator 0,93 m3 1
3 Generator Minimal 60 Kva 2
4 Crane 10 – 15 Ton 1
5 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 4
6 Concrete Vibrator 12.000-17.000 vpm 4
7 Water Pump 70 – 100 mm 4
8 Water Tanker 3000 – 4500 L 1
9 Hand Stemper 17,3 kN 4
10 Mesin Las 13,4 KVA 1
11 Air Compressor Min 100 psi 1

14. PELAPORAN
1. LAPORAN RENCANA MUTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI (RMPK)

Maksud penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi ini adalah untuk menyediakan pedoman dan
pengendalian pelaksanaan sehingga hasilnya akan sesuai Dengan yang diharapkan oleh pengguna jasa,
melalui pengecekan mutu pekerjaan sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat diatasi dari awal.

2. LAPORAN HARIAN

Adalah laporan yang dibuat oleh pelaksana lapangan yang kemudian diolah oleh bagian teknik. Laporan
harian ini sangat simpel karena biasanya hanya 1 lembar kertas saja. Laporan ini memuat beberapa
informasi penting yang harus ditulis antara lain :
 Pekerjaan yang sedang dikerjakan termasuk lokasi pekerjaan.
 Cuaca pada hari tersebut, Berapa jam hujan dan berapa jam cerah.
 Alat-alat yang digunakan termasuk jumlah alat (alat berat, alat pendukung, dan alat bantu)
 Bahan-bahan material yang akan digunakan
 Tanda tangan dari pelaksana dan konsultan pengawas.

Laporan diisi dengan tulisan tangan bukan diketik sehingga diharapkan pelaksana selalu tertib
mengumpulkan laporan harian ke bagian teknik. sehingga pengawasan jalannya proyek akan berjalan
secara teliti dan mudah difahami dan laporan dapat digunakan sebagai berkas laporan senjutnya.

3. LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan berbeda dengan laporan harian karena isi yang dilaporkan tentu lebih lengkap. Laporan
mingguan ini dibuat oleh teknik berdasarkan kondisi lapangan saat itu. Pada proyek dengan sistem
kontraktor yang dilaporkan hanya progress saja kepada owner. Format laporan mingguan ini biasanya
mengikuti format RAB untuk item-item pekerjaan. Isi dari laporan ini antara lain:

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II


10
Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

 Volume RAB dan bobot dimasing-masing pekerjaan


 Volume yang sudah dikerjakan (Minggu lalu, minggu ini dan total)
 Bobot dalam persen di masing-masing item pekerjaan (Minggu lalu, minggu ini dan total)
 Nilai kumulatif progress pada minggu ini (dalam persen)

Atau biasanya yang pailing mudah pengertiannya adalah kumpulan laporan yang dari harian dikumpulkan
hingga menjadi satu dalam satu minggu , dan dijadikan sebagai laporan mingguan . Laporan ini akan lebih
jelas lagi dalam penglihatan progresnya sehingga akan lebih mudah dalam melihat perkembangan
bangunannya.

4. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan merupakan jenis laporan proyek yang paling lengkap karena terdiri dari beberapa informasi
penting yang dirangkum dalam satu buku. Laporan pada proyek kontraktor dengan proyek swakelola
berbeda Berikut isi dari laporan bulanan pada proyek dengan sistem kontraktor.

 Data proyek, meliputi nama proyek, nama paket, lokasi proyek, nomor kontrak, tanggal kontrak,
tanggal SPMK, waktu pelaksanaan, Waktu serah terima pekerjaan, nama kontraktor, nama
konsultan pengawas dan sebagainya.
 Lokasi proyek, berisi peta lokasi dan sket lokasi proyek
 Laporan progres akhir bulan
 Daftar staf di proyek tersebut
 Daftar alat yang digunakan dan jumlah alat.
 Foto dokumentasi pekerjaan

5. LAPORAN MC 0
Mutual Check Nol adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 0%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC
0%), Schedule, Dan Rekap MC 0%.

6. LAPORAN ADDENDUM
Laporan addendum adalah laporan kontraktor jika ada perubahan kontrak yang terkait dengan tambah
kurang item pekerjaan.

7. LAPORAN MC 50
Mutual Check 50 adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 50%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC
50%), Schedule, Dan Rekap MC 50%.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II


11
Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

8. LAPORAN MC 100
Mutual Check 100 adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 100%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA
MC 100%), Schedule, Dan Rekap MC 100%.

9. LAPORAN PHO
Laporan Pra Hand Over adalah laporan serah terima tapi masih dalam tahap pemeliharaan

10. LAPORAN AKHIR


Laporan yang menjelaskan seluruh kegiatan proyek dari awal sampe akhir pekerjaan

11. LAPORAN FHO


Laporan Finish Hand Over adalah laporan serah terima semua pekerjaan kepada pengguna jasa.

15. DISKUSI
1. PCM/RMPK
2. Diskusi Bulanan
3. Diskusi Mingguan
4. Diskusi Laporan Akhir dll

16. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Penanganan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ketentuan Administrasi :
1. Kewajiban Umum
a. Mengusahakan agar tempat kerja,peralatan,lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
b. Menjamin bahwa mesin-mesin peralatan,kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan
atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapatdipergunakan secara aman.
c. Mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,agar tenagakerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat
d. Menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi,
bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk dilakukan untuk
menghindari resiko bahaya kecelakaan.
e. Penyedia jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuaidengan
keahlian,umur,jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
f. Sebelum pekerjaan dimulai menjamin bahwa semua tenaga kerjatelah diberi petunjuk
terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing danusaha pencegahannya, untuk itu
memasang papan-papan pengumuman,papan-papan peringatan serta sarana-sarana
pencegahankecelakaan yang dipandang perlu.

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II


12
Kerangka Acuan Kerja
Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat BWS Sumatera IV

g. Petugas tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja,peralatan,sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-
cara pelaksanaan kerja yang aman.
h. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraankeselamatan
dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
i. Mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim DireksiPekerjaan/Konsultan Supervisi.
j. Dalam setiap pelaksanaan suatu Kegiatan, Kontraktor menerapkan program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dalam semua
kegiatan Kegiatan yang sedang dikerjakan.

Prosedur penerapan K3 secara umum mencakup :


 Safety Plan
Adalah managemen Keselamatan Kerja, yang mengikuti ketentuan-ketentuan dan arahan yang
dikeluarkan Depnaker .
Ketentuan-ketentuan dalam managemen Keselamatan Kerja ini meliputi:
a. Rambu Peringatan & Larangan
Pemasangan Rambu Peringatan :
Setiap Pekerja diberi pengarahan mengenai K3 & Rambu-rambu yang digunakan
Rambu peringatan dipasang disetiap lokasi yang diperlukan dengan pertimbangan kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi.
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri :
1. APD Disediakan untuk Konsultan MK dan Tim Pengelola Kegiatan
2. Selain itu semua pekerja diwajibkan mengenakan APD
3. Dilengkapi fasilitas K3L Lainnya.
c. Fasilitas Kesejahteraan, Keamanan & Pertolongan Pertama :
1. Penyedia jasa mengadakan & memelihara fasilitas KM/WC pekerja, Tempat sampah
2. Penyedia jasa mengadakan perlengkapan & tenaga terlatih untuk Pertolongan Pertama (Kerja
sama dengan Rumah Sakit terdekat dan armada ambulance nya)
3. Penyedia jasa mengadakan tindakan pengamanan lokasi pekerjaan (Pagar pengaman, Pos
Penjagaan, Tenaga Satpam).
Batam, Februari 2021
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I

Shafur Bachtiar, ST., MT


NIP. 19860217 200904 1 004

Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) Phase II


13

Anda mungkin juga menyukai