1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri PUPR nomor 27/PRT/M/2015, pasal 2 dinyatakan
bahwa Pembangunan Bendungan dan Pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan pada Konsepsi
Keamanan Bendungan yang terdiri dari 3 pilar, yaitu:
(a) Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan stuktural, aman terhadap kegagalan hidraulis,
dan aman terhadap kegagalan rembesan;
(b) Operasi, pemeliharaan dan pemantauan; dan
(c) Kesiapsiagaan tindak darurat.
Untuk memenuhi konsepsi di atas maka diadakan paket Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat
BWS Sumatera IV.
2. GAMBARAN UMUM
Untuk mempertahankan bendungan agar tetap sesuai dengan fungsinya harus ada upaya lain yang
tidak kalah pentingnya yaitu melalui aspek operasi dan pemeliharaan serta upaya penguatan
kelembagaan (non fisik) dalam hal ini Unit Pengelola Bendungan (UPB).
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015 menyebutkan Pengelola Bendungan adalah
Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Pemilik Bendungan, Badan Usaha yang ditunjuk oleh Pemilik
bendungan, atau Pemilik bendungan untuk menyelenggarakan pengelolaan bendungan beserta
waduknya. Adapun Unit Pengelola Bendungan adalah unit yang merupakan bagian dari Pengelola
bendungan yang ditetapkan oleh Pemilik bendungan untuk melaksanakan pengelolaan bendungan
beserta waduknya.
Monitoring bendungan dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin masalah yang sedang berkembang
sebelum menjadi ancaman nyata. Sehingga Pengelola bendungan dapat mengambil langkah-langkah
yang diperlukan secara tepat dan cepat sehingga masalah masalah tidak berkembang semakin parah.
Monitoring di Indonesia secara umum dilakukan oleh 3 (tiga) instansi terkait yaitu Unit Pengelola
Bendungan (UPB), Unit Pelaksana Teknis Bidang Bendungan (UPT) dan Unit Monitoring Bendungan
(UMB). Dalam hal ini untuk mendukung kinerja Unit Pengelola Bendungan di Balai Wilayah Sungai
Sumatera IV sangat diperlukan adanya fasilitas gedung penunjang yang memadai.
Untuk itu Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Melalui program 2nd Dam Operational Improvement and
Safety Project (DOISP 2) pada tahun anggaran 2021 mengadakan paket “Pembangunan Gedung
Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV” sebagai Jasa Konstruksi dalam melakukan kegiatan
Pembangunan gedung workshop untuk alat berat yang dimiliki oleh BWS Sumatera IV.
4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV adalah
masyarakat disekitaran Bendungan yang ada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan Pembangunan Gedung Workshop Alat Berat di BWS Sumatera IV terletak di
Komplek Terpadu Kementerian PUPR Jalan S.Parman, Tanjung Piayu Sei Beduk, Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau.
9. DASAR HUKUM
Sebagai dasar untuk pelaksanaan pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Workshop Alat
Berat di BWS Sumatera IV, Kota Batam, Kepulauan Riau meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi
d. Undang-undang Nomor. 17 Tahun 2019 Tentang SDA
e. Perpres RI No.15 tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 06/PRT/M/2015 Tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 09/PRT/M/2015 Tentang
Penggunaan SDA
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana dan Rencana Teknis
Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 13/PRT/M/2015 Tentang Penanggulangan Bencana
Akibat Daya Rusak Air
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2015 Tentang
Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 94/PMK.02/2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran
n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 49/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Masukan TA.
2018.
o. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 384 Tentang Tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Konstruksi
Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil Bidang Keahlian Sumber Daya air
g) Pekerjaan Lain-lain
h) Pekerjaan Perkerasan Jalan
i) Pekerjaan Fasilitasi dan Meubeler
14. PELAPORAN
1. LAPORAN RENCANA MUTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI (RMPK)
Maksud penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi ini adalah untuk menyediakan pedoman dan
pengendalian pelaksanaan sehingga hasilnya akan sesuai Dengan yang diharapkan oleh pengguna jasa,
melalui pengecekan mutu pekerjaan sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat diatasi dari awal.
2. LAPORAN HARIAN
Adalah laporan yang dibuat oleh pelaksana lapangan yang kemudian diolah oleh bagian teknik. Laporan
harian ini sangat simpel karena biasanya hanya 1 lembar kertas saja. Laporan ini memuat beberapa
informasi penting yang harus ditulis antara lain :
Pekerjaan yang sedang dikerjakan termasuk lokasi pekerjaan.
Cuaca pada hari tersebut, Berapa jam hujan dan berapa jam cerah.
Alat-alat yang digunakan termasuk jumlah alat (alat berat, alat pendukung, dan alat bantu)
Bahan-bahan material yang akan digunakan
Tanda tangan dari pelaksana dan konsultan pengawas.
Laporan diisi dengan tulisan tangan bukan diketik sehingga diharapkan pelaksana selalu tertib
mengumpulkan laporan harian ke bagian teknik. sehingga pengawasan jalannya proyek akan berjalan
secara teliti dan mudah difahami dan laporan dapat digunakan sebagai berkas laporan senjutnya.
3. LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan berbeda dengan laporan harian karena isi yang dilaporkan tentu lebih lengkap. Laporan
mingguan ini dibuat oleh teknik berdasarkan kondisi lapangan saat itu. Pada proyek dengan sistem
kontraktor yang dilaporkan hanya progress saja kepada owner. Format laporan mingguan ini biasanya
mengikuti format RAB untuk item-item pekerjaan. Isi dari laporan ini antara lain:
Atau biasanya yang pailing mudah pengertiannya adalah kumpulan laporan yang dari harian dikumpulkan
hingga menjadi satu dalam satu minggu , dan dijadikan sebagai laporan mingguan . Laporan ini akan lebih
jelas lagi dalam penglihatan progresnya sehingga akan lebih mudah dalam melihat perkembangan
bangunannya.
4. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan merupakan jenis laporan proyek yang paling lengkap karena terdiri dari beberapa informasi
penting yang dirangkum dalam satu buku. Laporan pada proyek kontraktor dengan proyek swakelola
berbeda Berikut isi dari laporan bulanan pada proyek dengan sistem kontraktor.
Data proyek, meliputi nama proyek, nama paket, lokasi proyek, nomor kontrak, tanggal kontrak,
tanggal SPMK, waktu pelaksanaan, Waktu serah terima pekerjaan, nama kontraktor, nama
konsultan pengawas dan sebagainya.
Lokasi proyek, berisi peta lokasi dan sket lokasi proyek
Laporan progres akhir bulan
Daftar staf di proyek tersebut
Daftar alat yang digunakan dan jumlah alat.
Foto dokumentasi pekerjaan
5. LAPORAN MC 0
Mutual Check Nol adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 0%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC
0%), Schedule, Dan Rekap MC 0%.
6. LAPORAN ADDENDUM
Laporan addendum adalah laporan kontraktor jika ada perubahan kontrak yang terkait dengan tambah
kurang item pekerjaan.
7. LAPORAN MC 50
Mutual Check 50 adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 50%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC
50%), Schedule, Dan Rekap MC 50%.
8. LAPORAN MC 100
Mutual Check 100 adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 100%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA
MC 100%), Schedule, Dan Rekap MC 100%.
9. LAPORAN PHO
Laporan Pra Hand Over adalah laporan serah terima tapi masih dalam tahap pemeliharaan
15. DISKUSI
1. PCM/RMPK
2. Diskusi Bulanan
3. Diskusi Mingguan
4. Diskusi Laporan Akhir dll
g. Petugas tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja,peralatan,sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-
cara pelaksanaan kerja yang aman.
h. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraankeselamatan
dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
i. Mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim DireksiPekerjaan/Konsultan Supervisi.
j. Dalam setiap pelaksanaan suatu Kegiatan, Kontraktor menerapkan program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dalam semua
kegiatan Kegiatan yang sedang dikerjakan.