SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
Disusun Oleh :
Mengetahui, Disetujui,
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1, Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik – PLN pada tanggal
(26 Agustus 2019)
Tanda
Nama Penguji Jabatan
Tangan
1. Ir. Hastanto SM.,M.T Ketua Penguji
2. Ir. Sriyono D. Siswoyo, Sekertaris
M.Eng.Sc Penguji
3. Pratiwi Setyaning Putri, Anggota
S.T.,M.T Penguji
Mengetahui
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan STT
– PLN Jakarta maupun di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata
pernyataan ini tidak benar.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini menjadi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana teknik jenjang Strata-1, terkhusus pada Program Studi Teknik Sipil
STT – PLN Jakarta. Keberadaan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis sebagai aplikasi dari ilmu selama dibangku perkuliahan serta bagi
pembaca dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu selama melaksanakan kerja magang dan menyelesaikan laporan
tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut :
1. Ayah, Ibu, yang selalu memberi pandangan dan dukungan selama
menjalani masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan tugas akhir.
Penulis sangat mencintai dan menyayangi mereka dalam segala hal.
2. Sudara kandung saya Sartika dan Laras serta ponakan saya Aisya yang
selalu mendukung saya di masa perkuliahan.
3. Ibu Ranti Hidayawanti, S.T., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi dalam
pembuatan tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen teknik sipil STT-PLN Jakarta yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat kepada penulis, semoga menjadi tabungan amal atas
ilmunya.
5. Achmad Maulana yang telah mensuport saya setiap waktu nya.
6. Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HAMAS) STT – PLN Jakarta, seluruh
rekan satu angakatan, senior maupun junior.
7. Kepada winidiya, wiwin, nudy sebagai sahabat yang selalu menemani dan
mendukung saya selama masa perkuliahan.
8. Satria ,ahmad, bagas yang telah banyak membantu saya selama masa
perkuliahan.
9. Kepada mas zikry, mas taufik, mas arif,mba lili, mas anggi yang telah
membantu saya selama proes penulisan skripsi .
10. Kepada PP Urbantown Serpong yang telah menerima saya sebagai
mahasiswa magang serta mengizinkan dalam pengambilan data.
iv
11. Annisa duta, Idwin Sumantri, Iqbal primatama, Khusnan Hidayat
terimakasih telah menemani hari-hari saya selama masa perkuliahan
12. Untuk Abang kembar yang selalu membantu dalam hal percetakan
laporan hingga percetakan skripsi.
13. Kepada perusahaan Grab yang selalu membantu dalam hal operasional
selama masa kuliah.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan masyarakat
secara umum.
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
Yang terlah mengijinkan untuk melakukan kerja magang dan pengambilan data
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Teknik – PLN, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
NIM : 201521108
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik-PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :07 Agustus 2019.
Yang menyatakan
vii
ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA
LANTAI DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG
ABSTRAK
Ground water tank atau dalam Bahasa Indonesia lebih sering disebut tangka
bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau
diletakkan dibawah permukaan tanah. Ground water tank biasanya menggunakan
material pelat beton bertulang yang dilapisi waterproofing non toxic. Untuk
pembangunan ground water tank sendiri pekerjaan yang harus diperhatikan adalah
pekerjaan pengecoran bangunannya karena pada sejatinya geround water tank
merupakan bangunan air yang harus tahan pada kebocoran.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi saat pengecoran serta
bagaimana menekan resiko yang terjadi untuk mencapai mutu bangunan yang
ditergetkan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan beberapa kendala yang mempengaruhi mutu
bangunan serta mempengaruhi mutu bangunan tersebut. Kendala yang didapati
adalah lokasi pengecoran yang cukup sulit dimana pada lokasi pengecoran lantai
terdapat sumber mata air sehingga mempengaruhi mutu beton itu sendiri nantinya.
Pada pembangunan ini para pekerja lapangan bekerja tidak mengikuti aturan yang
ada. Untuk menekan resiko maka dilakukan metode pekerjaan yang efisien serta
dilakukannya persiapan alat yang baik sebelum pengecoran dimulai.
viii
SWOT ANALYSIS ON CONCRETE CASTING ON FLOOR
AND WALL GROUND WATER TANK IN RUSUNAMI URBAN
TOWN SERPONG PROJECT DEVELOPMENT
ABSTRACT
Ground water tank or in Indonesian is more often called an underground tangka, is one
form of a water reservoir that is built or placed under the surface of the ground. Ground
water tanks usually use reinforced concrete slab material coated with non-toxic
waterproofing. For the construction of the ground water tank itself, the work that must
be considered is the building casting work because in reality the geround water tank is
a water structure that must be resistant to leakage. achieve the quality of the buildings
that are being targeted.
The results of this study found several obstacles that affect the quality of the building
and affect the quality of the building. The obstacle that was found was the location of
the casting which was quite difficult where in the location of the casting floor there was
a source of spring so that it affected the quality of the concrete itself later. In this
development field workers do not follow existing rules. To reduce the risk, an efficient
work method is carried out and good tool preparation is done before the casting begins.
ix
DAFTAR ISI
xi
4.4 Diagram Strategi .......................................................................... 43
4.4.1 STRENGHT-OPPORTUNTIES ............................................ 44
4.4.2 STRENGTH-THREATS ....................................................... 44
4.4.3 WEAKNESS-OPPORTUNTIES ........................................... 44
4,4,4 WEAKNESS-THREATS....................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 46
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 46
5.2 Saran ............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 49
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................ 50
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
cetakan harus dalam keadaan bersih dan tidak kemasukan air sehingga dapat
mempengaruhi kualitas beton.
Berhubungan dengan pengecoran beton kualitas beton harus memenuhi
aspek mutu yang sudah ditentukan. Pada kenyataannya pada aspek tersebut
sering kali menajdi aspek yang kurang mendapatkan perhatian dari pelaksana
proyek dibandingkan dengan aspek lainnya. Padahal jika ditinjau lebih jauh, mutu
yang tidak sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi akan dapat memberikan
resiko berupa tambahan pekerjaan, produktivitas rendah, performance,
durability, yang mana akan menyebabkan biaya bertambah dan target waktu
menjadi semakin mundur.
Mutu dapat diartikan sebagai suatu faktor utama dalam menentukan
performance suatu instansi atau perushaan. Menurut Standar Nasional
Indonesia(SNI 19-8402-1991). Mutu adalah keseluruhanciri dan karakteristik
produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan (spesifiksi
yang tercantum dalam kontrak) baik yang dinyatakan secara tegas dan tersamar.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kepuasan pelanggan atau stakeholder dan
mengurangi resiko yang terjadi akibat buruknya mutu yang ada pada
pembangunan gedung bertingkat dengan metode precast ini perlu ditinjau lebih
dalam lagi.
Dalam pekerjaan pelaksanannya, pada pengecoran beton untuk lantai
ground water tank dijumpai tahap pekerjaannya tidak sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedure) dan menyebabkan kualitas yang rendah dari standar
ketentuan awal perusahaa sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
faktor salah satunya adalah kurangnya inspeksi dan manajemen resiko pada
pekerjaan pengecoran beton untuklantai ground water tank.
Oleh Karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis SWOT
Mutu Pengecoran Beton Lantai Kerja Ground Water Tank” Pada Proyek
Rusunami Urban Town Serpong Tangerang Selatan. Diharapkan dengan adanya
manajemen resiko,kedepannya dapat mempertimbangkan keputusan yang lebih
baik terhadap sebuah pekerjaan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
kontraktor dapat menghasilkan lantai ground water tank sesuai dengan standar
mutu yang direncanakan yaitu guna untuk keberhasilan proyek tersebut.
2
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Penelitian
Untuk mencapai target mutu yang diinginkan, diperlukan perencanaan
strategis untuk mengevaluasi kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman resiko
yang mungkin terjadi.
Mutu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan serta di ukur penyimpangannya terhadap
kualitas rencana. Apabila adanya kualitas mutu yang kurang baik maka dapat
mengidentifikasikan proyek yang buruk sehingga dapat merugikan perusahaan.
Adanya pengendalian mutu terhadap pelaksanaan proyek memungkinkan
proyek dapat berjalan sesuai rencana yang diinginkan
3
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari enulisan penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang , permasalahan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas.
4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang bagan alur penelitian, prosedur penelitian, data dan
sumber data, dan teknik pengumpulan data.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
4. Pengaruh Genangan Air Terhadap Pengecoran Beton IN-SITU
Tugas akhir dari Aminullah , Teknik Pertambangan Politeknik Islam
Salman Al Farisi Rantau Kalimantan Selatan 2018. Tugas Akhir ini
membahas tentang hasil penelitian mengenai pengaruh campuran air
tanah terhadap pengecoran beton, dimana peneliti membandingkan hasil
antara pengecoran beton normal dengan pengecoran beton yang
digenangi air.
8
4. Pengendalian (Controlling )
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan mengenai proses dan aturan
kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.
Project Risk
Management
13
Lebih lanjut, dalam PMBK (2008) proses manajemen resiko adalah :
14
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan analisis SWOT kita dapat menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matriks SWOT, dalam matiks tersebut berisikan bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana caranya mengatasi kelemahan (weakneses) yang mencegah
keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada. Selanjutnya bagaimana
caranya kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang
bisa terjadi atau dapat menciptakan ancaman baru.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan factor internal (dalam) dan factor eksternal (luar) yaitu Strengths,
Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan
dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.
Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai
pemecah masalah. (Levi Frando, 2012).
15
4. Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman
meliputi factor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah
pembangunan proyek. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka
akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi kemajuan dan
peranan sebuah pembangunan proyek tersebut.
16
Tujuan lain diperlukannya SWOT adalah dimana setiap proyek
konstruksi pasti memiliki kendala dalam tahap pelaksanaan pekerjaan,
terutama mengenai mutu bangunan. Jika dalam suatu pekerjaan terdapat
kendala dan mempengaruhi kualitas bangunan tentunya akan terjadi
beberapa ancaman-ancaman yang diakibatkan tidak sesuainya mutu
bangunan tersebut dengan ketentuan yang sudah ada.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities dan Threats
(O and T). Dimana faktor ini berisi tentang kondisi-kondisi yang terjadi diluar
lingkup pekerjaan, dimana kondisi tersebut berpengaruh pada saat
pembuatan keputusan untuk pekerjaan itu sendiri.
b. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses
( S and W). Dimana faktor ini berisi tentang keadian yang terjadi dalam
sebuah pekerjaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya
pembuatan keputusan (decision making). Faktor Internal ini mencakup
meliputi semua macam manajemen fungsional.
Tandon air atau tangka air merupakan salah satu komponen bangunan
yang sangat penting guna menjamin ketersediaan air dalam suatu tempat
tinggal atau bangunan gedung. Dari segi lokasi penempatan tangka air
menjadi dua macam, yaitu yang ditanam di dalam tanah (Ground Tank) dan
yang diletakkan diarea atap bangunan (Roof Tank). (Media Bangunan, 2013)
18
Gambar 2.2 . Pembangunan Ground Water Tank Pada Proyek Rusunami
( Sumber, Penelitian Hana Putri Pratiwi , April 2019)
1. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, akali, garam-garam.
2. Air yang dipergunkan untuk pembuatan beton pratekan dan beton yang
didalamnya akan tertanam logam aluminium serta beton bertulang tidak
boleh mengandung sejumlah ion khlorida.
3. Air tawar yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk pembuatan
beton kecuali dapat memenuhi ketentuan-ketentuan berikut: Pemlihan
campuran beton yang akan dipakai didasarkan kepada campuran beton
yang mempergunakan air dari sumber yang sama yang telah menunjukan
bahwa mutu beton yang di syaratkan dapat dipenuhi.
Air yang berasal dari sumber alam tanpa pengolahan, sering mengandung
bahan-bahan organic dan zat-zat yang mengandung seperti
lempung/tanah liat, minyak da pengotoran lain yang berpengaruh buruk
kepada mutu dan sifat beton. Ion-ion utama yang biasanya terdapat dalam
air adalah kalsium, magnesium, natrium, kalium, sulfat , khloriada, nitrat
19
dan kadang-kadang karbonat. Air yang mengandung ion-ion tersebut
adalah jumlah gabungan sebesar tidak lebih dari 2000mg perliter pada
umumnya aik untuk beton.
Pekerjaan beton adalah salah satu dari kegiatan konstruksi yang telah
diisyaratkan untuk dikerjakan dalam kondisi kering. Salah satunya adalah
pengecoran beton. SNI 03-3976-1995 telah mengatur tentang tata cara
pengadukan dan pengecoran beton. Kondisi cetakan harus dalam keadaan
bersih dan tidak kemasukan air sehingga dapat mempengaruhi kualitas beton.
Gambar 2.3 Proses Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja Ground Water Tank
(Sumber, Penelitian Hana Putri Pratiwi, April 2019)
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
21
Peta Lokasi
22
3.1.3 Data Sekunder
Pengambilan data sekunder pada penelitian ini yaitu menggunakan jurnal-
jurnal dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian manajemen
resiko pada proyek konstruksi. Data juga diambil dari hasil wawancara
terhadap responden, yaitu data yang diambil dari permasalahan dan
kendala serta penanggulangan penyelesaiannya sampai memperoleh
mutu yang tepat dan sesuai persyaratan perusahaan.
23
3.2 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literature
Pengumpulan Data
TIDAK
Analisa Mutu
Beton
YA
Analisa Kuisioner
Analisa Wawancara
Pembahasan
Selesai
24
Sebelum melakukan penelitian penulis mengidentifikasi masalah
mengenai pekerjaan pengecoran lantai Ground Water Tank pada poyek PP
Urban Town Serpong, dengan menggunakan dua metode yang digunakan
adalah tinjauan pustaka dari penelitian terkait manajemen resiko melalui buku
dan jurnal-jurnal ilmiah serta beberapa skripsi yang mendukung penyusunan
tugas akhir penelitian sesuai dengan permasalahan yang ada dan dijadikan
landasan teori, adapun pengumpulan data dengan metode studi lapangan untuk
memperoleh data primer dengan melakukan survey langsung dari proyek PP
Urban Town Serpong.
Pada penelitian ini setelah tahap pengumpulan data peneliti menganalisa
mengenai mutu beton dari pekerjaan pengecoran bagaimana manajemen resiko
terhadap mutu beton dari pekerjaan tersebut. Permasalahan yang dibahas
adalah mengenai resiko yang terjadi terhadap mutu beton pengecoran lantai dan
dan menciptakan startegi dalam mengatasi masalah tersebut. Kemudian akan
ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan.
25
BAB IV
4.1 Pendahuluan
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mendistribusikan kuisioner
dan melakukan wawancara dan pengamatan serta mendistribuskikan
kuisioner sebagai penunjang hasil wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk
menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada saat
pengecoran lantai dan dinidng GWT yang dilakukan melalui telah terhadap
kondisi internal, serta analisa mengenai peluang dan ncaan yang dihadapi
saat peroses pelaksaan pengecoran yang dilakukan elalui telaah terhadap
kondisi eksternal.
Penulis menemukan beberapa kendala dalam pengecoran lantai dan dinding
Ground Water Tank (GWT), dimana kendala-kendala yang terjadi
mempengaruhi kualitas pekerjaan dimana nantinya akan berpengaruh
terhadap kualitas dari bangunan tersebut.
2. Data Dinding
Menggunakan besi tulangan dengan mutu 390mpa, dengan
diameter D19.
Type w1
Tinggi 300cm , tebal 300mm
26
Type w2
Tinggi 300cm, tebal 300mm
Type w1A
Tinggi 200cm, tebal 200mm
Lempung kelanauan
Setengah Kaku
Coklat keabu abuan
Muka air tanah berada di 3m yang artinya pengecoran berada di
bawah sumber mata air.
27
4.2.4 Metode Pembangunan GWT
Berikut tahap pelaksanaan pembangunan Ground Water Tank :
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi seleksi dan negosasi vendor,
mendatangkan material yang akan digunakan, pembersihan lahan,
persiapan material storage.
b. Pengukuran dan penentuan lokasi As Dinding GWT
Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh surveyor lapangan untuk
mengetahui titik-titik mana yang akan dibuat dinding GWT.
c. Pengaturan alur pekerjaan
Skala prioritas memulai arah pekerjaan dengan memperhatikan
tingkat kemudahan dan kesulitan, akses keluar masuk, dan kondisi
eksisting. Tahapan pekerjaan harus benar-benar di review setiap saat
untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.
Harapannya adalah pekerjaan ini dapat terlaksana sesuai target baik
secara mutu, waktu dan biaya.
d. Tahapan Pekerjaan
1. Pekerjaan galian Tanah
2. Pasang lantai kerja & pembersihan struktur dinding GWT, lalu
pengisian celah struktur dinding GWT dengan beton.
3. Peasangan Besi Tulangan
4. Pemasangan bekisting
5. Cek kelurusan vertical & horizontal bekisting
6. Pengecoran dengan menggunakan beton + waterproofing integral
7. Perawatan (Curing Beton) selama 3 hari.
28
menggunakan SPSS atau Statistical Product and Service Solutions.
Hasilnya sebagai berikut :
B. Tenaga Kerja
X6 Pengalaman Tenaga Kerja
X7 Peralatan Tenaga Kerja
X8 Jumlah Tenaga Kerja
29
Tabel 4.3 Keterangan Variabel (Lanjutan)
C. Cuaca
X9 Cuaca Hujan
X10 Cuaca Mendung
X11 Cuaca Panas
D. Peralatan
X12 Persiapan alat vibrator
X13 Persiapan alat pompa
E. Dokumen
X14 Gambar Konstruksi (For Construction)
X15 Shop Drawing
X16 As Built Drawing
X17 Metode Kerja
30
4.3 Tabel Keterangan Variabel (Lanjutan)
G. Pelaksanaan
X24 Cara pengecoran.
X25 Sistem pengecoran sambungan pada
bangunan GWT.
X26 Penyedotan saat pengecoran lantai.
31
Berikut adalah data distribusi responden:
4.4 Tabel Distribusi Responden
Pada tabel diatas terdiri atas kuisioner yang disebarkan, kuisioner yang diterima,
kuisioner tidak kembali, kuisioner tidak sah, kuisioner sah, dan responden rate.
Kuisioner yang disebarkan adalah kuisioner yang telah dibuat dan dibagikan kepada
responden yang berjumlah 35 orang. Kuisioner yang diterima adalah kuisioner
kuisioner yang dikembalikan dari responden kepada peneliti setelah selama 4 hari.
Kuisioner tidak kembali adalah kuisioner yang tidak dikembalikan responden
kepada peneliti sebanyak 3 buah. Kuisioner tidak sah adalah kuisioner yang kembali
dengan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Contohnya seperti tidak
mengisi data responden atau tidak menjawab pertanyaan dalam kuisioner.
Kuisioner yang sah adalah kuisioner yang kembali dengan memenuhi semua
persyaratan yang telan ditentukan. Kuisioner sah berjumlah 32 buah. Responden
rate adalah tingkat respon yang telah diberikan oleh responden terhadap kuisioner
yang telan disebarkan dan dilambangkan dengan prosentase sebesar 91,4%.
32
4.2.6 Uji Frekuensi dan Validitas
X1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4.00 24 75,0 75,0 75,0
5.00 8 25,0 25,0 100,0
Total 32 100,0 100,0
X2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3.00 2 6,3 6,3 6,3
4.00 20 62,5 62,5 68,8
5.00 10 31,3 31,3 100,0
Total 32 100,0 100,0
X3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 10 31,3 31,3 31,3
2.00 10 31,3 31,3 62,5
3.00 4 12,5 12,5 75,0
4.00 4 12,5 12,5 87,5
5.00 4 12,5 12,5 100,0
Total 32 100,0 100,0
33
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi (Lanjutan)
X4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 1 3,1 3,1 3,1
2.00 1 3,1 3,1 6,3
4.00 17 53,1 53,1 59,4
5.00 13 40,6 40,6 100,0
Total 32 100,0 100,0
X5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4.00 14 43,8 43,8 43,8
5.00 18 56,3 56,3 100,0
Total 32 100,0 100,0
X6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2.00 2 6,3 6,3 6,3
3.00 3 9,4 9,4 15,6
4.00 4 12,5 12,5 28,1
5.00 23 71,9 71,9 100,0
Total 32 100,0 100,0
X7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2.00 1 3,1 3,1 3,1
4.00 6 18,8 18,8 21,9
5.00 25 78,1 78,1 100,0
Total 32 100,0 100,0
34
dengan persentase sebesar 56,3%, untuk tabel frekuensi X6 sebanyak 23
responden memilih jawaban nomor 5 dengan persentase sebesar 71,5%,
untuk tabel frekuensi X7 sebanyak 25 responden memilih jawaban nomor 5
dengan persentase sebesar 78,1%. Dari hasil frekuensi maka dapat
disimpulkan dalam sebuah tabel sebagai berikut :
Hasil dari tabel penilaian menunjukkan untuk faktor lokasi bahwa terjadinya
longsor di area lokasi saat pengecoran dinding sangat berpengaruh terhadap mutu
pekerjaan tersebut. Untuk faktor tenaga kerja peralatan tenaga kerja yang paling
mempengaruhi mutu pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT. Pada faktor
cuaca hujan merupakan cuaca yang peling mempengaruhi pekerjaan pengecoran
GWT. Pada peralatan persiapan pada alat vibrator paling berpengaruh pada
pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT. Dokumen yang paling
35
berpengaruh adalah dokumen metode kerja. Bahan serta material yang sangat
mempengaruhi pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT adalah bahan
material waterstop atau dodol dimana material digunakan sebagai penyambung
beton lama dengan beton segar. Metode pengecoran serta penyedotan air saat
pengecoran lantai merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap mutu
pengecoran lantai dan dinding GWT. Data dan informasi mengenai kegiatan dan
material merupakan bagian dari perencanaan dan penjadwalan pada pekerjaan
pengecoran lantai dan dinding GWT.
Adapun daftar risiko yang berpotensi akan terjadi yang disebabkan oleh sumber
resiko yang berpengaruh pada pekerjaan pengecoran lantai dan dinding ground
water tank yang ada pada table berikut :
Pekerja & Peralatan * Para pekerja yang lalai dalam * Lokasi terendam air
memperhatikan detail kebutuhan di * Kebocoran pada bangunan
lapangan. * Dinding GWT tidak kokoh
* Alat vibrator rusak * Beton keropos
* Pekerja yang menaikkan slump * Elevasi lantai tidak lurus
tanpa memperhatikan jumlah takaran * Bekisting tidak simetris
* Tidak menggunakan integral * Bangunan yang sudah jadi tidak sesuai
* Pekerja menggunakan metode dengan standar mutu yang direncanakan
sambungan untuk pengecoran
Pada table berikut dinyatakan bahwa untuk sumber risiko yaitu lokasi dan cuaca
dapat menimbulkan besi tulangan berkarat dan rentan putus, terjadinya longsor
pada dinding galian GWT serta dapat menimbulkan resiko yang paling parah yaitu
runtuhnya bangunan GWT itu sendiri. Untuk resiko yang bersumber dari pekerja
dan peralatan dapat menimbulkan lokasi yang terendam air, kebocoran pada
36
bangunan, bekisting yang tidak simetris, dinding bangunan yang tidak kokoh, beton
keropos, serta bangunan GWT yang nantinya selesai dibangun dengan hasil yang
tidak sesuai dengan mutu yang sudah di targetkan dari potensi resiko yang terjadi
disebabkan oleh para pekerja yang kurang memperhatikan detail kebutuhan di
lapangan, rusaknya alat vibrator, para pekerja yang menaikkan slump tanpa
memperhatikan jumlah takaran sehingga mempengaruhi pada nilai kuat tekan pada
beton itu sendiri, dilapangan dnyatakan bahwa pengecoran tidak memakai integral,
serta para pekerja menggunakan metode samnbungan dimana metode tersebut
cukup berbahaya untuk pekerjaan pengecoran bangunan air, dimana bangunan
akan mudah mengalamin kebocoran.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur
(Arikunto, 2015). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, pada penelitian ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
tahap signifikansi 0.05, artinya variabel penelitian dianggap valid jika berkorelasi
signifikan terhadap skor total. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah pengukuran yang digunakan dapat tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s)
Penelitian menggunakan variabel bebas (X) Dan juga Menggunakan
variabel terikat (Y) yaitu tentang kendala pada proses produktifitas pada proyek
konstruksi. Untuk mengetahui valid atau tidak validnya pernyataan pernyataan
dalam kuisioner, maka peneliti terlebih dahulu menentukan besaran nilai batas
validitas.
df = n-2
df = 32-2
df = 30
besaran df = 30 dipertemukan dengan signifikansi 5% (0,05) dalam tabel r, sehingga
diperoleh nilai batasan = 0,361. Untuk uji validitas, pengujian menggunakan uji dua
37
sisi dengan taraf signifikansi 0.05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut 1
(Dr.Riduwan, M.B.A, 2004).
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 total
**
X1 Pearson 1 .775 0,237 0,167 0,073 0,000 0,260 -0,153 0,238 -0,111 0,073
Correlation
Sig. (2- 0,000 0,191 0,362 0,692 1,000 0,150 0,402 0,190 0,546 0,691
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X2 Pearson .775 1 0,102 0,129 0,056 0,124 0,291 -0,119 0,223 -0,292 0,103
Correlation
Sig. (2- 0,000 0,578 0,481 0,759 0,499 0,106 0,517 0,220 0,105 0,575
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X3 Pearson 0,237 0,102 1 -0,066 0,006 -0,051 0,217 0,213 -0,158 -0,258 0,159
Correlation
Sig. (2- 0,191 0,578 0,720 0,975 0,783 0,232 0,241 0,389 0,154 0,385
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X4 Pearson 0,167 0,129 -0,066 1 0,182 0,320 0,188 0,055 .494 0,144 .517**
Correlation
Sig. (2- 0,362 0,481 0,720 0,319 0,074 0,303 0,766 0,004 0,432 0,002
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X5 Pearson 0,073 0,056 0,006 0,182 1 0,070 0,006 -0,129 -0,046 0,247 -0,027
Correlation
Sig. (2- 0,692 0,759 0,975 0,319 0,704 0,973 0,482 0,801 0,174 0,883
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
38
Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel (Lanjutan)
X6 Pearson 0,000 0,124 -0,051 0,320 0,070 1 .417* .526** 0,277 -0,149 .406*
Correlation
Sig. (2- 1,000 0,499 0,783 0,074 0,704 0,018 0,002 0,125 0,416 0,021
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
* **
X7 Pearson 0,260 0,291 0,217 0,188 0,006 .417 1 0,264 .505 -0,006 .574**
Correlation
Sig. (2- 0,150 0,106 0,232 0,303 0,973 0,018 0,144 0,003 0,975 0,001
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X8 Pearson -0,153 -0,119 0,213 0,055 -0,129 .526 0,264 1 -0,035 -0,255 0,154
Correlation
Sig. (2- 0,402 0,517 0,241 0,766 0,482 0,002 0,144 0,848 0,159 0,401
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
** **
X9 Pearson 0,238 0,223 -0,158 .494 -0,046 0,277 .505 -0,035 1 0,349 .689**
Correlation
Sig. (2- 0,190 0,220 0,389 0,004 0,801 0,125 0,003 0,848 0,051 0,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X10 Pearson -0,111 -0,292 -0,258 0,144 0,247 -0,149 -0,006 -0,255 0,349 1 0,123
Correlation
Sig. (2- 0,546 0,105 0,154 0,432 0,174 0,416 0,975 0,159 0,051 0,502
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Pada table diatas dinyatakan bahwa untuk variable X1 hingga X10 sudah memenuhi
syarat validitas yaitu item pada pertanyaan sudah memenuhi syarat yang
dinyatakan yaitu pada salah satu item harus melebihi perhitungan r table dimana
hasil perhitungan r table sebesar 0,361. Seperti yang telah tercantum pada table
untuk X1 pada sig 2 tailed sudah melebihi r table dengan nilai 0,691, pada variable
X2 sig 2 tailed sebesar 0,575.
39
mengikuti metode seperti yang sebelumnya, pada pengecoran GWT
sendiri menggunakan cara konvensional, pengecoran menggunakan cara
yang paling efisien terhadap waktu.
40
6. Pengaruh genangan air terhadap mutu besi tulangan tergantung pada
lama rendamannya, resiko yang terjadi adalah besi berkarat dan mudah
putus, dan juga pihak MK tidak terlalu teliti dalam pengawasan, namun
pada kasus ini rendaman tidak terlalu lama sehingga tidak terlalu
berpengaruh, dan sebelum pengecoran pun dilakukan pemberian obat
terhadap besi tulangan agar tidak keropos. Seharusnya pada area GWT
dilakukan penutupan dengan atap terpal namun tidak dilakukan.
8. Untuk kuat tekan terhadap beton tidak terlalu berpengaruh, karena pada
kasus ini pelaksana dan pekerja sudah meminimalisisr air genangan.
10. Untuk lantai GWT sendiri dampaknya adalah kebocoran pada beton,
pada kasus ini sudah diminimalisir dengan meninggikan lantai kerja dan
melakukan pembersihan juga pada pekerjaan ini mutu beton nantinya
masih mencukupi kebutuhan dan sudah dijamin oleh pihak pelaksana.
11. Untuk hasil dari pengecoran tidak terlalu sesuai dengan rencana karena
GWT merupakan area yang cukup sulit, dan juga pada pelaksanaan
melakukan system sambungan yang hasilnya rawan bocor, untuk
bekisting yang posisi tidak sesuai dan elevasi lantai yang tidak lurus yang
disebabkan human error.
41
4.3 Analisa SWOT Mutu Pengecoran
Dari Analisis SWOT yang dilakukan untuk mutu pengecoran lantai GWT pada
pembangunan proyek rusunami PP Urban Town Serpong dapat dilihat seperti
dibawah ini :
2. Kelemahan (Weakness)
Letak lantai GWT berada di bawah muka air tanah
Terdapat genangan air di lokasi pengecoran sehingga beton tercampur
air tanah.
Rusaknya Vibrator saat pelaksanaan pengecoran.
Menggunakan metode sambungan pada pengecoran GWT.
Lokasi pembangunan yang cukup sulit.
Pihak MK tidak teliti dalam pengawasan.
Pekerja serta pelaksanaan tidak menutup area pengecoran.
Besi tulangan dinding GWT bagian bawah terendam air.
Beton segar dicampur dengan air tanpa melakukan perhitungan.
Runtuhnya tanah bagian atas galian saat pengecoran.
Tidak menggunakan integral untuk campuran beton.
42
4.3.2. Faktor External
3. Peluang (Opportunities)
Lokasi proyek yang sangat strategis
Metode kerja pada proyek menggunakan façade precast & sandwich
panel untuk pekerjaan dinding, dimana metode tersebut lebih cepat
pada proses pengerjaan dibandingkan dengan bata, dan lokasi kerja
tidak kotor.
4. Ancaman (Threat)
Proyek memiliki saingan dengan proyek lain yang lokasinya berdekatan
dengan konsep proyek yang sama yaitu proyek rusunami.
Sering terjadinya pungutan liar dari LSM.
INTERNAL
STRENGHT WEAKNESS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN)
EKSTERNAL
43
4.4.1 STRENGHT - OPPORTUNITIES
4.4.3 WEAKNESS-OPPORTUNITIES
44
dengan memberi pengawasan lebih pada pekerja lapangan dan
menghimbau pekerja untuk bekerja sesuai syarat yang telah ditentukan.
4.4.4 WEAKNESS-THREATS
45
BAB V
5.1. Kesimpulan
2. Dari hasil pengamatan yang dilakukan metode untuk menekan risiko yang
terjadi diantaranya adalah :
a. Menggunakan waterproofing dengan kualitas tinggi.
b. Melakukan penyedotan air saat pelaksanaan pengecoran
46
5.2. Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan ground water tank pada proyek
PP Urbantown Serpong banyak ditemui kendala-kendala yang seharusnya
dapat di prediksi. Untuk itu pada kesempatan ini, kiranya dapat memberikan
saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan
:
1. Perlunya persiapan alat serta pengecekan alat sebelum pelaksanaan
pengecoran dilakukan.
2. Mengambil tindakan tegas terhadap pekerja yang kurang mengikuti
syarat pekerjan.
3. Pelaksana dan pekerja lebih serius dlam pelaksanaan pekerjaan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Sudipta, Ketut, 2013. Studi Manajemen Proyek Terhadap Sumber Daya Pada
Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. : Bali.
Artha, Putu Gede Benny dan LB. Rai Adnyana. 2013. Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Pada Proyek Alaya Resort Ubud,JTS Fakultas
Teknik Universitas Udayana : Bali.
Susilo, Kardian, 2017, Evaluasi dan Analisis Risiko Terhadap Biaya, Waktu dan
Mutu Konstruksi JLS Kabupaten Lumajang Kabupaten Jember. Skripsi. JTS
Fakultas Teknik dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember :
Semarang.
39
Hendriyani, Irna dan Andi Marini. 2018, Analisis SWOT Pemilihan Material
Dinding Bata Merah dan Bata Ringan di Penajam Paser Utara. Universitas
Balikpapan : Kalimantan.
Dama, Desi Putrid an Tulung Joy.E. 2017. Pengaruh Struktur Modal dan
Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan Dengan Insider Ownership Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Pertambangan Periode 2011-2015,
Universitas Sam Ratulangi : Manado.
Sari, Ni Luh Kade Merta dan Suaryana, I Gusti Ngurah Agung. 2013. Pengaruh
Pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Kepemilikan Asing
Sebagai Variabel Moderator, Universitas Udayana : Bali.
40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Data Personal
NIM : 2015 – 21 – 108
Nama : Hana Putri Pratiwi
Tempat/Tgl. Lahir : Kotabumi, 03 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Alamat Rumah :.Jl. Haji Mali no.18 Rt.01 Rw.04, Cengkareng, Jakarta
..Barat
No. Telepon / HP : 0812 9227 7238
Email : hanapp39@gmail.com
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 01 Gapura Kotabumi - 2008
SMP SMPN 07 Kotabumi - 2011
SMA SMAN 03 Kotabumi IPA 2014
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
41
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah metode pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana kerja dan syarat –
syarat ?
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
4. Apakah struktur lantai GWT itu sendiri sangat berpengaruh terhadap struktur
atas ?
Jawaban :
5. Apakah genangan air yang ada saat pengecoran lantai sangat berpengaruh
pada mutu beton tersebut ?
Jawaban :
11. Apakah hasil dari pengecoran sesuai dengan mutu yang sudah direncanakan?
Jawaban :
Peneliti , Narasumber ,
1. “ Yang jelas kita untuk metode pelaksanaan mengikuti syarat – syarat kerja
kita sebagaimana kita 90 % hamper samalah mungkin nanti kan tetep kalua
tidak sesuai rencana kerja kita tetep arahnya kesana Cuma namanya
dilapangan kadang ada yang tidak mengikuti. Namun untuk pengecoran di
proyek ini kan sebenernya untuk metode gak ada jadi kita cuma namanya
dilapangan terkadang ada yang tidak mengikuti. Namun untuk pengecoran
lantai GWT diproyek ini tidak ada metodenya kita Cuma ikutin yang sudah –
sudah tinggal cek pembesiannya, jarak – jarak sudah sesuai, pembersihan
sudah sesuai, ya kita tinggal lakukan pengecoran. Pengecoran kan typenya
banyak ada yang pakai pompa ada yang pakai bucket nah kita kmren pakai
cara konvensional, pakai cara lama. Kita sempat pakai TC sama talang juga
pokoknya ya kita pakai cara paling efisien aja kalua soal metode kita mikir
untuk efisiensi waktunya. “
2. “Kalau kemarin kendala yang sering terjadi itu pada vibrator, vibrator kan
kemarin stocknya banyak tapi pas mau dipakai malah rusak, kita kendala di
GWT ya gitu, kan kalua gak ada vibrator resikonya di beton, beton bisa
keropos, jadi kemarin itu kita minta untuk beton slumpnya dimaksimalin kalua
slump maximal beton jadinya encer, jadi pas kita tuang resiko keroposnya
gak ada, jarang. Jadi retain betonnya kita goyangin gitu. Sama kendala
dibeton itu satu plan gak mungkin ngekayanin kita aja, kalua pengecoran
lantai kan kalua bisa harusnya pengecorannya bareng dan full, kalua kita kan
kemarin bertahap soalnya koofiensi materialnya juga, tapi kalua lantai
seharusnya full untuk menghindari banyak sambungan, kalua di GWT tuh
sambungan rawan, rawannya bocor, minimalisisr bocoran kita pakai dodol,
dodol itu untuk sambungan beton semacam waterproof karna dodol itu
sistemnya mengembang nah itu untuk nahan bocornya.”
3. “Harusnya sesuai karena kita kan sesuai RKS dengan gambar lantai
nantikan kita pakainya fc berapa karakteristiknya gimana kita kan pesan
sudah sesuai, harusnya sesuai sih cuma mungkin pas ada genangan itu kan
mutu beton kecampur harusnya, tapi tergantung genangannya kalau
genangannya susah disedot mutunya dinaikin pesan kesananya ke plannya
kita mutunya di naikin, nah disini kan mutu kolom kita naikin jadi 400 kita
efisiensi mobil butuh 4 kubik pesen 7 kubik jadi 3 kubik kita lariin ke lantai.
Biasanya di GWT dipakai integral tapi disini ngga pakai integral ,GWT kan
Cuma buat air nah ngatasin buat gak bocor integralnnya kita lariin pakai
waterproofing”.
9. “Soalnya kan airnya bersumber kalaupun disedot dari awal bakal mucul lagi
airnya sedangkan pembuangan kita kan soalnya air di gwt kan lebih rendah
kecuali kalau dia di atas muka air itu bisa di bersihin dulu kaya lantai atas
kan gak ada sumber airnya bisa dibersihin dulu , kita kan gak perlu pompa
kemarin kan kita sudah kirim pompa nah itu pompanya pas saat pengecoran
sambal disedot airnya soalnya kalo disedot dari awal ada terus airnya, kita
metodenya cari posisi paling turun kita kana da istilah sampit manual, sampit
kan buat sedot airnya jadi airnya turun kesitu semua Cuma ya tetep Cuma
bisa meminimalisir aja
10. “kalao kerendem air tanah yang jelas mutunya berubah Cuma kan
tergantung seberapa banyaknya air tanahanya mutu beton kan sebenernya
istilahnya itu Cuma jaga berapa persen kekuatannya itu kan umur segini
kekuatan segini berkurang beberapa persen doank kalo kerendem air tanah
kalau air tanahnya banyak ya bahaya juga , kalau yang kemarin itu harusnya
gak boleh yang bahaya itu ya air anahnya kan tanah gak bisa nyampur jadi
bisa ganggu betonnya, kalua dampak parahnya ya gak terlalu Cuma bisa jadi
bocor dengan mutu betonnya berkurang, cuma secara pengurangannya gak
terlalu saya jamin pun kalua di tes masih masuk jangankan kecampur air
tanah beton pas dimixer ditambah air pun masih masuk kalua di tes, kalau
yang disini sih masih mending kemarin kan kita pakai lantai kerja buat
ngurangin resiko apalagi tanahnya gak dipadetin”
11. Kalau sesuai sih nggak yang jelas tadi GWT kan area yang susah yang jelas
kalau mutu untuk lantai sih kita jamin oke paling ntar itu di bekistingnya
meleyot sama elevasi lantainya naik turun itu wajar ya di proyek kita pakai
alat apapun kita kasih orang uat storyngpun belum tentu jamin lurus
namanya tangan manusia ya tapi untuk mutu kuat tekan betonnya ya
harusnya sesuai karna kita pakai sesuai RKS yang ada pakai k350 apalagi
kita kan anikin jadi k400, cuma itu ya resikonya kalo banyak sambungan itu
ya rawan bocor kalau secara kekuatan kan isinya kan air emang kuat
tekannya tinggi Cuma kan disampingnya tahan jadi ya saling naha”.
s
Frequencies
Notes
Output Created 03-AUG-2019 23:23:19
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 32
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5
x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13
x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20
x21
x22 x23 x24 x25 x26 x27
x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34
x35 x36
/STATISTICS=MEAN
MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.08
[DataSet1]
Statistics
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2500 4.2500 2.4375 4.2500 4.5625 4.5000 4.7188
Median 4.0000 4.0000 2.0000 4.0000 5.0000 5.0000 5.0000
Mode 4.00 4.00 1.00a 4.00 5.00 5.00 5.00
Sum 136.00 136.00 78.00 136.00 146.00 144.00 151.00
Statistics
x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.3750 4.2813 2.3125 1.2500 4.7188 4.1250 3.5313
Median 5.0000 5.0000 1.5000 1.0000 5.0000 5.0000 4.0000
Mode 5.00 5.00 1.00 1.00 5.00 5.00 5.00
Sum 140.00 137.00 74.00 40.00 151.00 132.00 113.00
Statistics
x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2500 3.1563 4.7500 4.4375 3.7500 4.2188 3.6875
Median 5.0000 4.0000 5.0000 5.0000 4.0000 5.0000 4.0000
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 136.00 101.00 152.00 142.00 120.00 135.00 118.00
Statistics
x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2813 3.8125 4.5000 4.2813 4.5000 4.4063 4.2188
Median 4.0000 5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 4.5000 4.0000
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
Sum 137.00 122.00 144.00 137.00 144.00 141.00 135.00
Statistics
x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.4688 4.5000 4.2188 4.4063 3.8438 4.1563 4.4375
Median 4.5000 4.5000 4.0000 5.0000 4.0000 4.0000 5.0000
Mode 5.00 4.00a 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00
Sum 143.00 144.00 135.00 141.00 123.00 133.00 142.00
Statistics
x36
N Valid 32
Missing 0
Mean 4.7813
Median 5.0000
Mode 5.00
Sum 153.00
Frequency Table
x1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 24 75.0 75.0 75.0
5.00 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 2 6.3 6.3 6.3
4.00 20 62.5 62.5 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 10 31.3 31.3 31.3
2.00 10 31.3 31.3 62.5
3.00 4 12.5 12.5 75.0
4.00 4 12.5 12.5 87.5
5.00 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
x4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
2.00 1 3.1 3.1 6.3
4.00 17 53.1 53.1 59.4
5.00 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
x5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 14 43.8 43.8 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 3 9.4 9.4 15.6
4.00 4 12.5 12.5 28.1
5.00 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
x7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 6 18.8 18.8 21.9
5.00 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 1 3.1 3.1 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
x9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 5 15.6 15.6 15.6
4.00 3 9.4 9.4 25.0
5.00 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 16 50.0 50.0 50.0
2.00 6 18.8 18.8 68.8
3.00 1 3.1 3.1 71.9
4.00 2 6.3 6.3 78.1
5.00 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
x11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 25 78.1 78.1 78.1
2.00 6 18.8 18.8 96.9
3.00 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 9 28.1 28.1 28.1
5.00 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
x13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 3 9.4 9.4 9.4
3.00 7 21.9 21.9 31.3
4.00 5 15.6 15.6 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 6 18.8 18.8 18.8
2.00 5 15.6 15.6 34.4
3.00 1 3.1 3.1 37.5
4.00 6 18.8 18.8 56.3
5.00 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
x15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 5 15.6 15.6 15.6
4.00 9 28.1 28.1 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 9 28.1 28.1 28.1
2.00 6 18.8 18.8 46.9
4.00 5 15.6 15.6 62.5
5.00 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
x17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 8 25.0 25.0 25.0
5.00 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 6 18.8 18.8 18.8
4.00 6 18.8 18.8 37.5
5.00 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
x19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 4 12.5 12.5 12.5
2.00 4 12.5 12.5 25.0
3.00 1 3.1 3.1 28.1
4.00 10 31.3 31.3 59.4
5.00 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
x20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 4 12.5 12.5 12.5
2.00 1 3.1 3.1 15.6
4.00 6 18.8 18.8 34.4
5.00 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
x21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 6 18.8 18.8 18.8
2.00 1 3.1 3.1 21.9
3.00 4 12.5 12.5 34.4
4.00 7 21.9 21.9 56.3
5.00 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
x22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 6 18.8 18.8 18.8
4.00 11 34.4 34.4 53.1
5.00 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
x23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 7 21.9 21.9 21.9
2.00 1 3.1 3.1 25.0
4.00 7 21.9 21.9 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
x25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 5 15.6 15.6 21.9
4.00 7 21.9 21.9 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
x27
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 13 40.6 40.6 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x28
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 19 59.4 59.4 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x29
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 15 46.9 46.9 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x30
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 16 50.0 50.0 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x31
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 21 65.6 65.6 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x32
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
3.00 1 3.1 3.1 6.3
4.00 13 40.6 40.6 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x33
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 3.1 3.1 3.1
3.00 4 12.5 12.5 15.6
4.00 26 81.3 81.3 96.9
5.00 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x34
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 27 84.4 84.4 84.4
5.00 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
x35
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 12 37.5 37.5 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x36
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 7 21.9 21.9 21.9
5.00 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0