Anda di halaman 1dari 89

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA


LANTAI DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

HANA PUTRI PRATIWI


2015-21-108

PROGRAM STUDI SARJANA


TEKNIK SIPIL
JAKARTA, 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul

ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA


LANTAI DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG

Disusun Oleh :

HANA PUTRI PRATIWI


NIM : 2015 – 21 – 108

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Program Studi Sarjana Teknik Sipil

SEKOLAH TINGGI TEKNIK- PLN


Jakarta, 07 Agustus 2019

Mengetahui, Disetujui,

Gita Puspa Artiani, S.T., M.T. Ranti Hidayawanti, S.T., M.M


Kepala Departemen Sipil Pembimbing Skripsi

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Hana Putri Pratiwi


NIM : 2015 – 21 – 108
Jurusan : Strata SatuTeknik Sipil
Judul : Analisis SWOT Terhadap Pengecoran Beton Pada Lantai dan
Dinding Ground Water Tank Proyek Pembangunan Rusunami
Urban Town Serpong

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1, Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik – PLN pada tanggal
(26 Agustus 2019)
Tanda
Nama Penguji Jabatan
Tangan
1. Ir. Hastanto SM.,M.T Ketua Penguji
2. Ir. Sriyono D. Siswoyo, Sekertaris
M.Eng.Sc Penguji
3. Pratiwi Setyaning Putri, Anggota
S.T.,M.T Penguji

Mengetahui

Kepala Departemen Sipil

(Gita Puspa Artiani, S.T., M.T.)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Hana Putri Pratiwi


NIM : 2018 – 21 – 108
Jurusan : Starta-1Teknik Sipil
Judul Skripsi : ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA
LANTAI DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan STT
– PLN Jakarta maupun di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata
pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 07 Februari 2019

Hana Putri Pratiwi

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini menjadi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana teknik jenjang Strata-1, terkhusus pada Program Studi Teknik Sipil
STT – PLN Jakarta. Keberadaan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis sebagai aplikasi dari ilmu selama dibangku perkuliahan serta bagi
pembaca dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu selama melaksanakan kerja magang dan menyelesaikan laporan
tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut :
1. Ayah, Ibu, yang selalu memberi pandangan dan dukungan selama
menjalani masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan tugas akhir.
Penulis sangat mencintai dan menyayangi mereka dalam segala hal.
2. Sudara kandung saya Sartika dan Laras serta ponakan saya Aisya yang
selalu mendukung saya di masa perkuliahan.
3. Ibu Ranti Hidayawanti, S.T., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi dalam
pembuatan tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen teknik sipil STT-PLN Jakarta yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat kepada penulis, semoga menjadi tabungan amal atas
ilmunya.
5. Achmad Maulana yang telah mensuport saya setiap waktu nya.
6. Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HAMAS) STT – PLN Jakarta, seluruh
rekan satu angakatan, senior maupun junior.
7. Kepada winidiya, wiwin, nudy sebagai sahabat yang selalu menemani dan
mendukung saya selama masa perkuliahan.
8. Satria ,ahmad, bagas yang telah banyak membantu saya selama masa
perkuliahan.
9. Kepada mas zikry, mas taufik, mas arif,mba lili, mas anggi yang telah
membantu saya selama proes penulisan skripsi .
10. Kepada PP Urbantown Serpong yang telah menerima saya sebagai
mahasiswa magang serta mengizinkan dalam pengambilan data.

iv
11. Annisa duta, Idwin Sumantri, Iqbal primatama, Khusnan Hidayat
terimakasih telah menemani hari-hari saya selama masa perkuliahan
12. Untuk Abang kembar yang selalu membantu dalam hal percetakan
laporan hingga percetakan skripsi.
13. Kepada perusahaan Grab yang selalu membantu dalam hal operasional
selama masa kuliah.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan masyarakat
secara umum.

Jakarta, 07 Agustus 2019

Hana Putri Pratiwi

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

Ibu Ranti Hidayawanti, S.T., M.M Selaku Pembimbing Skripsi

Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran bimbingannya serta telah

meluangkan waktu dan pikirannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

1. Bpk. Kresna Nurdianyoto selaku Site Engineer Manager.

2. Bpk. Muhammad Zikry Tawakal selaku Quantity Surveyor

3. Bpk. Taufiq Ramadhan selaku Quality Control

4. Bpk. Muhammad Arif Rachman selaku POP

5. Ibu. Lilik Andriani selaku K3

6. Bpk. Yuniar Anggita Putra selaku Pelaksana

7. Bpk. Saiman selaku GSP

Yang terlah mengijinkan untuk melakukan kerja magang dan pengambilan data

skripsi pada Proyek Pembangunan Rusunami PP Urbantown Serpong.

Jakarta, 07 Agustus 2019

Hana Putri Pratiwi

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Teknik – PLN, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :

Nama : Hana Putri Pratiwi

NIM : 201521108

Program Studi : Sarjana

Jurusan : Teknik Sipil

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Teknik - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif atas skripsi saya
yang berjudul :

ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA LANTAI


DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK PEMBANGUNAN
RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik-PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :07 Agustus 2019.
Yang menyatakan

(Hana Putri Pratiwi)

vii
ANALISIS SWOT TERHADAP PENGECORAN BETON PADA
LANTAI DAN DINDING GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG

Hana Putri Pratiwi 201521108


Dengan Bimbingan Ranti Hidayawanti,S.T.,M.Eng.

ABSTRAK

Ground water tank atau dalam Bahasa Indonesia lebih sering disebut tangka
bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau
diletakkan dibawah permukaan tanah. Ground water tank biasanya menggunakan
material pelat beton bertulang yang dilapisi waterproofing non toxic. Untuk
pembangunan ground water tank sendiri pekerjaan yang harus diperhatikan adalah
pekerjaan pengecoran bangunannya karena pada sejatinya geround water tank
merupakan bangunan air yang harus tahan pada kebocoran.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi saat pengecoran serta
bagaimana menekan resiko yang terjadi untuk mencapai mutu bangunan yang
ditergetkan.

Hasil dari penelitian ini didapatkan beberapa kendala yang mempengaruhi mutu
bangunan serta mempengaruhi mutu bangunan tersebut. Kendala yang didapati
adalah lokasi pengecoran yang cukup sulit dimana pada lokasi pengecoran lantai
terdapat sumber mata air sehingga mempengaruhi mutu beton itu sendiri nantinya.
Pada pembangunan ini para pekerja lapangan bekerja tidak mengikuti aturan yang
ada. Untuk menekan resiko maka dilakukan metode pekerjaan yang efisien serta
dilakukannya persiapan alat yang baik sebelum pengecoran dimulai.

Kata kunci : Ground Water Tank, Pengecoran, Mutu.

viii
SWOT ANALYSIS ON CONCRETE CASTING ON FLOOR
AND WALL GROUND WATER TANK IN RUSUNAMI URBAN
TOWN SERPONG PROJECT DEVELOPMENT

Hana Putri Pratiwi 201521108


With the Guidance of Ranti Hidayawanti, S.T., M.Eng.

ABSTRACT
Ground water tank or in Indonesian is more often called an underground tangka, is one
form of a water reservoir that is built or placed under the surface of the ground. Ground
water tanks usually use reinforced concrete slab material coated with non-toxic
waterproofing. For the construction of the ground water tank itself, the work that must
be considered is the building casting work because in reality the geround water tank is
a water structure that must be resistant to leakage. achieve the quality of the buildings
that are being targeted.

The results of this study found several obstacles that affect the quality of the building
and affect the quality of the building. The obstacle that was found was the location of
the casting which was quite difficult where in the location of the casting floor there was
a source of spring so that it affected the quality of the concrete itself later. In this
development field workers do not follow existing rules. To reduce the risk, an efficient
work method is carried out and good tool preparation is done before the casting begins.

Keywords: Ground Water Tank, Casting, Quality.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. ................................................................................ 1
1.2 Permasalahan Penelitian ................................................................. 3
1.2.1. Identifikasi Penelitian ............................................................. 3
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah ........................................................ 3
1.2.3. Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4
1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6
2.2 Landasan Teori................................................................................. 7
2.2.1 Manajemen Proyek Konstruksi ............................................... 7
2.2.2 Manajemen Mutu Konstruksi............................................... ... 9
2.2.2.1 Standar Mutu ISO 9001 2015 ................................... 10
2.2.2.2 SNI 2487-2013 .......................................................... 11
2.2.3 Manajemen Risiko Proyek Konstruksi ................................... 12
x
2.2.4 Analisis SWOT ...................................................................... 14
2.2.4.1 Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen
Resiko dan Hubungannya Dengan Manajemen
Pengambilan Keputusan ........................................... 16
2.2.4.2 Tujuan Penerapan SWOT di Proyek Konstrusi ......... 16
2.2.4.3 Faktor Eksternl dan Internal dalam Perspektif
SWOT ....................................................................... 17
2.2.5 Judgement Sampling ............................................................ 17
2.2.6 Ground Water Tank .............................................................. 18
2.2.7 Kandungan Air Terhadap Pengecoran Beton ....................... 19
2.2.7.1 Pengaruh Air Terhadap Pengecoran Beton .............. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 21
3.1 Analisa Kebutuhan .................................................................. 21
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 22
3.1.2 Data Primer ..................................................................... 22
3.1.3 Data Sekunder ................................................................. 23
3.2 Diagram Alir Penelitian ............................................................ 24
3.3 Teknik Analisis ......................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26
4.1 Penulsian ...................................................................................... 26
4.2 Analisis Data Pengecoran Lantai dan Dinding GWT ................... 26
4.2.1 Data Shop Drawing ............................................................. 26
4.2.2 Data Tanah ......................................................................... 27
4.2.3 Data Uji Tekan Beton ......................................................... 27
4.2.4 Metode Pembangunan GWT ............................................. 28
4.2.5 Hasil Kuisioner ................................................................... 28
4.2.6 Uji Frekuensi dan Validitas ................................................. 33
4.2.7 Hasil Wawancara ................................................................ 39

4.3 Analisa SWOT Mutu Pengecoran ................................................. 42


4.3.1 Faktor Internal ...................................................................... 42
4.3.2 Faktor External..................................................................... 43

xi
4.4 Diagram Strategi .......................................................................... 43
4.4.1 STRENGHT-OPPORTUNTIES ............................................ 44
4.4.2 STRENGTH-THREATS ....................................................... 44
4.4.3 WEAKNESS-OPPORTUNTIES ........................................... 44
4,4,4 WEAKNESS-THREATS....................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 46
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 46
5.2 Saran ............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 49
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................ 50

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Test Uji Tekan 7 hari ................................................................ 28


Tabel 4.2 Tabel Keterangan Pertanyaan .......................................................... 29
Tabel 4.3Tabel Keterangan Variabel ................................................................ 29
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Responden .............................................................. 32
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi................................................................. 33
Tabel 4.6 Tabel Hasil Penilaian ....................................................................... 35
Tabel 4.7 Tabel Daftar Risiko............................................................................ 36
Tabel 4.8 Tabel Uji Validita Variabel ................................................................ 39
Tabel 4.9 Tabel Strategi .................................................................................... 43

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Manajemen Resiko (PMBOK, 2008) ................................. 13


Gambar 2.2 Pembangunan GWT Pada Proyek Rusunami ............................... 19
Gambar 2.3 Proses Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja ................................. 20
Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Rusunami Urbantown
Serpong ........................................................................................ 22
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian.................................................................. 24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Shop Drawing ................................................................................ 43


Lampiran 2 Daftar Wawancara ......................................................................... 44
Lampiran 3 Daftar Kuisioner ............................................................................. 45
Lampiran 4 Hasil Statistical Prosuct Service and Solution ................................ 46
Lampiran 5 Data Tanah ................................................................................... 47
Lampiran 6 Dokumentasi .................................................................................. 48
Lampiran 7 Lembar Asistensi ........................................................................... 49

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan
pesat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk,terutama di kota
– kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan terhadap sarana dan
prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung. Pada umunya sebagian
besar sarana dan prasarana ( infrastruktur ) yang ada menggunakan konstruksi
beton,dimana teknologinya telah dapat dikuasai oleh seluruh lapisan masyarakat
dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi sering kali ditemukan berbagai macam permasalahan yang tentunya
permasalahan tersebut berbeda – beda pada setiap proyek konstruksi. Semakin
besar proyek yang dikerjakan maka semakin besar pula kendala yang dihadapi
oleh perusahan jasa konstruksi.Oleh karena itu perusahan jasa konstruksi harus
memiliki rencana yang matang dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan konstruksi gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan
perancangan system plumbing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung. Untuk memnuhi
kebutuhan air penghuni gedung, maka dibutuhkan bangunan air yang memiliki
system pengolahan air yang baik, system penyaluran bebas hambatan ,dn
memiliki kapasitas penampungan yang cukup, hal ini dilakukan dengan
membangung ground water tank (GWT).
Bangunan ground water tank yang letaknya ditanam dibawah tanah dalam
tahap pelaksanaan memiliki kesulitan tersendiri dimana pada saat pelaksanaan
pekerjaan seringkali lahan bangunan tergenang air yang tentunya menghambat
pekerjaan salah satunya untuk pekerjaan beton.Pekerjaan beton adalah salah
satu dari kegiatan konstruksi yang telah disyaratkan untuk dikerjakan dalam
keadaan kering. Salah satunya adalah pengecoran beton. SNI 03-3976-1995
telah mengatur tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Kondisi

1
cetakan harus dalam keadaan bersih dan tidak kemasukan air sehingga dapat
mempengaruhi kualitas beton.
Berhubungan dengan pengecoran beton kualitas beton harus memenuhi
aspek mutu yang sudah ditentukan. Pada kenyataannya pada aspek tersebut
sering kali menajdi aspek yang kurang mendapatkan perhatian dari pelaksana
proyek dibandingkan dengan aspek lainnya. Padahal jika ditinjau lebih jauh, mutu
yang tidak sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi akan dapat memberikan
resiko berupa tambahan pekerjaan, produktivitas rendah, performance,
durability, yang mana akan menyebabkan biaya bertambah dan target waktu
menjadi semakin mundur.
Mutu dapat diartikan sebagai suatu faktor utama dalam menentukan
performance suatu instansi atau perushaan. Menurut Standar Nasional
Indonesia(SNI 19-8402-1991). Mutu adalah keseluruhanciri dan karakteristik
produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan (spesifiksi
yang tercantum dalam kontrak) baik yang dinyatakan secara tegas dan tersamar.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kepuasan pelanggan atau stakeholder dan
mengurangi resiko yang terjadi akibat buruknya mutu yang ada pada
pembangunan gedung bertingkat dengan metode precast ini perlu ditinjau lebih
dalam lagi.
Dalam pekerjaan pelaksanannya, pada pengecoran beton untuk lantai
ground water tank dijumpai tahap pekerjaannya tidak sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedure) dan menyebabkan kualitas yang rendah dari standar
ketentuan awal perusahaa sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
faktor salah satunya adalah kurangnya inspeksi dan manajemen resiko pada
pekerjaan pengecoran beton untuklantai ground water tank.
Oleh Karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis SWOT
Mutu Pengecoran Beton Lantai Kerja Ground Water Tank” Pada Proyek
Rusunami Urban Town Serpong Tangerang Selatan. Diharapkan dengan adanya
manajemen resiko,kedepannya dapat mempertimbangkan keputusan yang lebih
baik terhadap sebuah pekerjaan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
kontraktor dapat menghasilkan lantai ground water tank sesuai dengan standar
mutu yang direncanakan yaitu guna untuk keberhasilan proyek tersebut.

2
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Penelitian
Untuk mencapai target mutu yang diinginkan, diperlukan perencanaan
strategis untuk mengevaluasi kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman resiko
yang mungkin terjadi.
Mutu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan serta di ukur penyimpangannya terhadap
kualitas rencana. Apabila adanya kualitas mutu yang kurang baik maka dapat
mengidentifikasikan proyek yang buruk sehingga dapat merugikan perusahaan.
Adanya pengendalian mutu terhadap pelaksanaan proyek memungkinkan
proyek dapat berjalan sesuai rencana yang diinginkan

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah


Adapun ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada Poyek Pembangunan Rusunami Urban Town
Serpong
2. Pengamatan dibatasi pada manajemen resiko terhadap mutu pengecoran
beton pada lantai ground water tank.
3. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT.
4. Penulis tidak membahas biaya dan perhitungan struktur.

1.2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberikan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa sasaran mutu terhadap pekerjaan pengecoran lantai dan dinding
ground water tank ?
2. Bagaimana manajemen risiko terhadap pekerjaan pengecoran lantai dan
dinding ground water tank ?
3. Bagaimana mitigasi risiko terhadap mutu beton berdasarkan rekomendasi
pelaksanaan pekerjaan pengecoran lantai ground water tank ?

3
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari enulisan penelitian ini adalah :

a. Dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan


pengecoran lantai dan dinding GWT.
b. Mengetahui bagaimana cara menghindari ancaman yang terjadi dari resiko
yang ada.
c. Mengetahui bagaimana manajemen resiko mengenai pelaksanaan
pengecoran lantai dan dinding GWT.

1.3.2 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah :
a. Mampu memberi arahan bagi suatu pekerjaan proyek agar memenuhi
standar kualitas yang sudah ditentukan.
b. Dapat merencanakan dan lebih tepat dalam mengambil keputusan dengan
mengevaluasi resiko-resiko yang terjadi dalam suatu pekerjaan.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk memahami lebih jelas laporan peneltian ni, maka materi-materi yang
tertera pada laporan penelitian ini di kelompokkan menjadi beberapa sub bab
dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang , permasalahan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas.

BAB II LANDASAN TEORI


Berisikan tentang tinjauan pustaka, penjelasan tentang manajemen
proyek konstruksi, manajemen mutu konstruksi, manajemen resiko,proyek
konstruksi, analisis SWOT, ground water tank, dan pengaruh air tanah terhadap
pengecoran beton

4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang bagan alur penelitian, prosedur penelitian, data dan
sumber data, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisikan hasil dari analisis manajemen resiko terhadap mutu pengecoran
beton pada pekerjaan lantai kerja ground water tank pada Pembangunan
Rusunami Urban Town Serpong .

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan kesimpulan dan saran-saran mengenai penelitian yang telah
dilaksanakan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Dari hasil penelusuran yang dilakukan, peneliti menemukan penelitian
yang dilakukan sebelumnya yaitu berhubungan dengan penelitian ini dan
dijadikan sebagai acuan atau refrensi penulis dalam pengerjaan skripsi ini,
jurnal dan bukunya adalah sebagai berikut :
1. Analisis Penerapan Manajemen Mutu Terhadap Hasil Pengecoran Beton
Pada Proyek Apartemen Daan Mogot City. Skripsi dari Zulfiani Yusuf
(201421004), Mahasiswa Sekolah Tingi Teknik PLN Program studi S1
Teknik Sipil 2018. Skripsi ini berisi tentang penerapan manajemen mutu
pada pekerjaan pengecoran beton pada proyek ApartemenDaan Mogot
City Tower 7.

2. Analsis SWOT Pembangunan Gedung Kantor SNVT BBWS Pemali Juana


Tugas akhir dari Bayu Edhi Catur Sasewo dan Naftalia Paramita Putri ,
Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 2017. Tugas akhir ini
membahas mengenai pengendalian resiko saat pembangunan gedung
Kantor SNVT BBWS dimana peneliti menggunakan analisis SWOT
sebagai etode mengevaluasi resiko.

3. Metode Pelaksanaan Ground Water Tank (GWT) dan Sewage Treatment


Plant ( SPT ) Pada Proyek Pembangunan Condotel Kyriad Boutique
Village Lembang. Tugas akhir dari Ahmad Ali Nurdin (141111035)
danRiyadil Ilmi (141111058), Mahasiswa Politeknik Negri Bandung
Jurusan Teknik Sipil. Tugas akhir ini berisi tentang metode pelaksanaan
pembangunan ground water tank.

6
4. Pengaruh Genangan Air Terhadap Pengecoran Beton IN-SITU
Tugas akhir dari Aminullah , Teknik Pertambangan Politeknik Islam
Salman Al Farisi Rantau Kalimantan Selatan 2018. Tugas Akhir ini
membahas tentang hasil penelitian mengenai pengaruh campuran air
tanah terhadap pengecoran beton, dimana peneliti membandingkan hasil
antara pengecoran beton normal dengan pengecoran beton yang
digenangi air.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpi,
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya lain untuk mencapai
sasaran organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan. (Soeharto, 2013).
Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan
pendekatan yang sistematis. Sedang sumber daya perusahaan terdiri dari
tenaga, keahlian, dana, dan informasi. Dalam melaksanakan suatu
manajemen dikenal kegiatan-kegiatan manajemen yang merupakan langkah-
langkah pokok dalam melaksanakan fungsi manajemen yang baik.
Unsur manajemen adalah sesuatu yang menjadi bagian mutlak sebagai
pembentuk manajemen. Menurut Harrington Emerson, manajemen
mempunyai lima unsur (5 M), yaitu (Setya Asnuddin, 2018) :
1. Men , tenaga kerja manusia, pelaksana yang handal dan terampil.
2. Money, ketersediaan dana untuk mencapai tujuan.
3. Methods, cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.
4. Materials, bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
5. Machines, perlengkapan sebagai alat bekerja.

Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaa,


pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga
berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu. (Wulfram I. Ervianto, 2003). Manajemen proyek
konstruksi merupakan pengeloalaan fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal
7
sesuai dengan persyaratan (specification). Manajemen proyek konstruksi
adalah suatu proses dari perencanan, pengaturan, kepemimpinan dan
pengendalian dari suatu proyek konstruksi oleh para anggotanya dengan
memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. (Marsianus Onge, 2018).
Manajemen konstruksi adalah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan koordinasi suatu proyek konstruksi mulai dari gagasan awal sampai
proyek konstruksi tersebut berakhir untuk menjamin pelaksanaan proyek
secara tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya. Sehingga manajemen
konstruksi dikelola oleh sekelompok orang yang memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berbeda-beda. (Ervianto, 2017).
Beberapa hal menenai manajemen yang harus diperhatikan, yaitu
(Husein, 2010) :
1. Perencanaan (Planning)
Pada perencanaan tercantum adanya sasaran, tujuan yang dicapai hingga
kebijakan-kebijakan lain untuk menunjang keberhasilan. Sehingga dalam
perencanaan perlu dikerjakan secara cermat , dan meminimalkan risiko
kesalahan kerja, walaupun perencanaan tersebut terus disempurnakan sesuai
dengan perubahan da perkembangan yang terjadi pada proses pelaksanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan ini melingkupi pengelompokan dari jenis-jenis pekerjaan (Work
breakdown structure), menentukan personil yang akan bertanggung jawab
dalam pekerjaan tersebut. Sehingga perlu adanya struktur organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan proyek dan kerangka
penjabaran yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari tiap
personilnya.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini mengimplementasikan dari perencanakan yang telah ditetapkan
dengan melakukan tahapan pekerjaan sesungguhnya secara fisik maupun
non fisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
direncanakan.

8
4. Pengendalian (Controlling )
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan mengenai proses dan aturan
kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.

2.2.2 Manajemen Mutu Konstruksi


Mutu merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita
semua. Pandangan tentang mutu biasanya dikaitkan dengan harga yang
mahak serta kemampuan dari suatu produk barang maupun jasa, dalam
memenuhi kebutuhan konsumen, jadi mutu dapat diartikan sebagai “
Gambaran dan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memuaskan
kebutuhan konsumen”.(Chatab, 2018).
Disamping pendapat tersebut para pakar mutu secara umum mencoba
mendefinisikan mutu, definisi tersebut dikemukakan oleh empat guru mutu,
yaitu (Suardi, 2018):
1. Phipip B.Crospy
Crospy berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian terhadap
persyaratan. Ia juga mengemukakan, pentingnya melibatkan setiap orang
dalam proses organisasi.
2. W. Edward deming
Deming berpendapat bahwa mutu berarti berarti memecahkan masalah
untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus.
3. Joseph M. Juran
Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunanya,
pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.
4. K. Ishikawa
Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan. Dengan
demikian setiap proses dalam organisasi memiliki pelanggan.

Sistem manajemen mutu merupakan sebuah system yang berevolusi dari


system pemeriksaan mutu, kendali mutu, kemudian berkembang menjadi
system penjamin mutu sampai kemudian menjadi sistem penjamin mutu
sampai kemudian menjadi system manajmen mutu terpadu. Pemeriksan mutu
(quality inspection) pengendalian mutu (quality control) merupakan sebuah
9
upaya untuk menghasilkan mutu yang bekerja hanya pada pengendalian
produk saja. Setelah sebuah proses dilakukan kemudian akan menghasilkan
sebuah produk. Dari produk tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan yang
meliputi dua hal yaitu :
1. Pemeriksaan terhadap, kesesuaian produk dengan baku mutu produk .
2. Pemeriksaan kesesuaian produk dengan persyarat pelanggan, dari
pemeriksaan tersebut kemudian diketahuai apakah suatu produk sudah dapat
dipasarkn atau diserahkan kepada pelanggan, ataukah harus diproses ulang
karena tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Penerapan system Manajemen mutu merupakan upaya peningkatan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, sehingga dalam memberikan
layanan tersebut pemerintah perlu menyiapkan kerangka system manajemen
mutu kea rah yang diinginkan sesuai sasaran atau tujuan akhir yang
ditetapkan oleh lembaga. Menerapkan system manajemen mutu, suatu
instansi pemerintah dapat menunjukan keterbukaan dan akuntabilitasnya
kepada masyarakat. (Mualim Alim, 2018).

2.2.2.1 Standar Mutu ISO 9001 2015


ISO adalah suatu standar internasional untuk system manajemen mutu
yang didalamnya menetapkan syarat-syarat dan rekomendasidengan tujuan
menjamin bahwa pemasok akan memberikan produk (barang/jasa) yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan
spesifik dari pelanggan , dimana organisasi yang dikontrak bertanggung jawab
utnuk menjamin kualitasdari produk-produk tertentu, atau merupakan
kebutuhan dari pasar tertentu. Menurut Vincent Gasperwz ISO.
Pada ISO 9000:2015 standar tersebut berfokus pada performa
perusahaan dengan pendekatan pemikiran berbasis risiko ( risk based
thingking) dan kosep PDCA atau Plan-Do-Check-Action. (Standar Nasional
Indonesia ISO 9000:2015 , 2015). Pada ISO 9000:2015 ,risiko deanggap
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari system. Oleh karena
itulah, dengan pendekatan pemikiran beerbasis risiko, diharapkan perusahaan
lebih proaktif dalam mencegah dan mengurangi efek yag tidak dihendaki dan
selalu memperbaiki system secara berkelanjutan (continual improvement).
10
2.2.2.2 SNI 2487-2013
Dikatakan bahwa pada SNI 2487 tahun 2013 beton harus dirancang nilai
kekuatan tekan rata-rata yang digunakan pada bangunan yang direncanakan
sesuai dengan aturan-aturan dalam standar ini, tidak boleh kurang dari 17
MPa. Campuran percobaab harus mempunyai nilai slump dalam rentang yang
diisyaratkan untuk pekerjaan yang diusulkan. Persiapan sebelum pengecoran
beton harus meliputi hal berikut :
1. Semua peralatan untuk pencampuran dan pengangkutan beton harus
bersih.
2. Semua sampah atau kotoran harus dibersihkan dari cetakan yang akan
diisi beton.
3. Cetakan harus dilapisi dengan benar.
4. Bagian dinidng bata pengisi yang akan bersentuhan dengan beton
harus dibasahi secara cukup.
5. Tulangan harus benar-benar bersih dari lapisan yang berbahaya.
6. Air harus dikeringkan dari tempat pengecoran sebelum beton dicor
kecuali bila tremie digunakan atau kecuali bila sebaliknya diizinkan oleh
petugas bangunan.
7. Semua material halus (laitance) dan material lunak lainnya harus
dibersihkan dari permukaan beton sebelum beton tambahan dicor
terhadap beton yang mengeras.
Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari
terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat
pengaliran. Pengecoran Beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian
hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dan
dengan mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan. Beton yang mengeras
sebagian atau telah terkontaminasi oleh bahan lain tidak boleh dicor pada
struktur. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang
setelah pengikatan awal tidak boleh digunakan kecuali disetujuin oleh
insyinyur bersertifikat. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran
tersebut harus dilakukan secara menerus hingga terisi secara penuh panel
atau penampang sampai batasnya, atau sambungan yang ditetapkan
sebagimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan vertikan
11
secara umum harus datar. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh
dengan menggunakan peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus
diupayakan mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke
semua sudt cetakan. Permukaan beton pada joint konstruksi harus
dibersihkan dan material halus dihilangkan, sesaat sebelum beton baru dicor,
semua jpint konstruksi harus dibasahi dan air yang tergenang harus
dihilangkan.

2.2.3 Manajemen Risiko Proyek Konstruksi


Manajemen risiko proyek adalah suatu seni dan ilmu pengetahuan
dalam mengidentifikasi, memberikan penilaian, serta memberikan tanggapan
dari risiko proyek serta merupakan hal yang sangat esensial untuk tujuan
proyek. Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi risiko
proyek dan mengembangkan strategi secara signifikan dapat mengurangi
risiko ataupun mengambil langkah menghindari risiko. Pada beberapa proyek,
risiko sering kali diabaikan oleh pihak yang terkait dengan cara menetapkan
asumsi optimistic. (Wideman, 2016).
Manajemen resiko merupakan bentuk ilmu pengetahuan dalam
identifikasi, penilaian, analisi, dan pengembangan strategi respo resiko.
Tujuan dari manajemen resiko adalah untuk mnegenali resiko dalam sebuah
proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan
menghindarinya, dilain sisi juga harus dicari cara untuk memalksimalkan
peluang yang ada (Widerman, 2017). Untuk memastikan perencanaan
manajemen resiko berjalan baik, harus didadarkan dari tim atau perorangan
dengan pengetahuan dan kemampuan yang baik mengenai proyek terkait,
seperti senior manajer, stakeholder terkait, mnaajer proyek, para ahli,
konsultan dan para professional lain (PMBOK, 2013). Berikut adalah
pengertian manajemen resiko menurut para ahli :
a. Clough and Sears (2017), manajemen resiko adalah suatu pendekatan
yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang dapat
menimulkan kerugian.
b. William, et.al (2017), manajemen resiko merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur
12
dan menanganin sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah
organisasi.
c. Manajemen resiko adalah sebuah proses mengidentifikasi, mengukur,
mengembangkan,menyeleksi dan mengatur pilihan-pilihan untuk
menangani resiko-tersebut. (Kerzner, 2017).

Menurut Flanagan dan Norman (2017), dalam manajemen resiko terdapat


beberapa cara dalam merespon resiko diantaranya :
a. Risk Rotation, yaitu dengan mengamil atau menahan resik oleh suatu
pihak. Biasanya langkah ini dilakukan juga resiko yang dihadapi tidak
menimbulkan kerugian yang terlalu besar.
b. Risk Reduction, bisa juga disebut risk mitigation,yang merupakan cara
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu resiko ataupun mengurangi
dampak keruskaan yang dihasilkan suatu resiko.
c. Risk Transfer, adalah dengan memindahkan resiko ke pihak lain, dengan
melalui kontrak (asuransi) atau hedging.
d. Menghindari resiko, atau sama dengan menolak untuk menerima resiko
yang tidak berarti tidak menerima proyek tersebut.

Mnajemen resiko bisa diterapkan dibanyak level pada sebuah organisasi ,


seperti pada level strategi dan operasional. Manajemen resiko juga dapat
dilakukan pada proyek yang spesifik, untuk mengatur area resiko yang
spesifik.

Project Risk
Management

Risk Risk Qualitatif Risk Quantitatif Risk Risk


Managemen Identification Management Risk Response Monitoring
t Ran Analysis Planning and Control

Gambar 2.1 Proses Manajemen Resiko (PMBOK, 2008)

13
Lebih lanjut, dalam PMBK (2008) proses manajemen resiko adalah :

a. Risk Manaement Planning, merupakan penentuan pendekatan, serta


perencanaan dalam menganalisis resiko yang terdapat dalam aktivitas
proyek.
b. Risk Identification, merupakan penetapan resiko yang memberikan
kemungkinan efek terhadap proyek serta mendokumentasikan.
c. Qualitative Risk Analyze, merupakan pembagian resiko berdasarkan
efek akan terjadi pada tujuan proyek.
d. Quantitative Risk Analyze adalah pengukuran probabilitas dan
konsekuensi resiko dan estimasi dan aplikasi dalam proyek.
e. Ris Respons Planning adalah peningkatan prosedur dan teknik untuk
meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman terhadap tujuan
proyek.
f. Risk Monitoring and Control adalah pengawasan terhadap resiko yang
telah teridentifikasi dan kemungkinan resiko lain tidak teridentifikasi.

2.2.4 Analisis Swot


Anauta Lungiding. AR (2014) menyatakan bahwa analisis SWOT adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam sebuah proyek atau sebuah spekulasi bisnis. Keempat factor
itulah yang membentuk akronim SWOT. Metode SWOT pertama kali
digunakan oleh Albert Humprey yang melakukan penelitian di Sramford
University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang
bersumber dalam fortune 500 (Rangkuti, 2018).
Analisis SWOT merupakan sebuah metode perencanaan yang
digunakan untuk mengevaluasi mengenai kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek atau spekulasi bisnis. Keempat factor tersebut yang membentuk
singkatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses
ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek

14
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan analisis SWOT kita dapat menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matriks SWOT, dalam matiks tersebut berisikan bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana caranya mengatasi kelemahan (weakneses) yang mencegah
keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada. Selanjutnya bagaimana
caranya kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang
bisa terjadi atau dapat menciptakan ancaman baru.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan factor internal (dalam) dan factor eksternal (luar) yaitu Strengths,
Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan
dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.
Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai
pemecah masalah. (Levi Frando, 2012).

Analisis SWOT terdiri dari empat factor yaitu:

1. Kekuatan (Strengths). Faktor kekuatan dalam lembaga pembangunan


proyek adalah kompetisi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang
berakibat pada nilai tambah atau keunggulan komperatif pembanguna
proyek tersebut.
2. Kelemahan (Weaknesses) adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu
tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan
dalam pembangunan proyek bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan
yang tidak dimiliki oleh pembangunan proyek lain.
3. Peluang (Opportunities) adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formalitas dalam lembaga
pembangunan proyek.

15
4. Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman
meliputi factor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah
pembangunan proyek. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka
akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi kemajuan dan
peranan sebuah pembangunan proyek tersebut.

2.2.4.1 Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen Resiko dan


Hubungannya Dengan Manajemen Pengambilan Keputusan

Peranan SWOT sebagai alat dalam menganalisis kondisi suatu


perusahaan selama ini dianggap sebagai suatu model yang dapat diterima
secara umum dan lebih familiar. Sebenarnya jika kita ingin mempergunakan
berbagai model lain itu juga memungkinkan seperti BCG (Boston Consulting
Group), manajemen performance (kinerja manajemen), balance scorecard
dan berbagai alat analisis lainnya.
Beberapa organisasi profit dan non profit telah menggunakan SWOT
ini sebagai salah satu alat analisis mereka, seperti IPB dalam membuat
rencana strategis untuk tahun 2008 sampai 2013. Sehingga dengan
mempergunakan SWOT ini sebagai dasar analisis perusahaan dalam
mengambil keputusan, maka diharapkan SWOT juga memungkinkan untuk
dipergunakan sebagai salah satu model yang representatif dalam
menganalisis manajemen resiko suatu perusahaan. Termasuk tentunya akan
mampu memberi masukan dalam mendukung proses pengambilan
keputusan.

2.2.4.2 Tujuan Penerapan SWOT di Proyek Konstruksi

Penerapan SWOT pada suatu proyek konstruksi bertujuan untuk


memberikan suatu pandangan agar dalam suatu pekerjaan proyek pihak-
pihak terkait bisa lebih fokus dalam proses pelaksanaannya, sehingga dengan
penempatan SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan perbandingan dari
berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan
dating.

16
Tujuan lain diperlukannya SWOT adalah dimana setiap proyek
konstruksi pasti memiliki kendala dalam tahap pelaksanaan pekerjaan,
terutama mengenai mutu bangunan. Jika dalam suatu pekerjaan terdapat
kendala dan mempengaruhi kualitas bangunan tentunya akan terjadi
beberapa ancaman-ancaman yang diakibatkan tidak sesuainya mutu
bangunan tersebut dengan ketentuan yang sudah ada.

2.2.4.3 Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT

a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities dan Threats
(O and T). Dimana faktor ini berisi tentang kondisi-kondisi yang terjadi diluar
lingkup pekerjaan, dimana kondisi tersebut berpengaruh pada saat
pembuatan keputusan untuk pekerjaan itu sendiri.
b. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses
( S and W). Dimana faktor ini berisi tentang keadian yang terjadi dalam
sebuah pekerjaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya
pembuatan keputusan (decision making). Faktor Internal ini mencakup
meliputi semua macam manajemen fungsional.

2.2.5 Judgement Sampling

Judgement Sampling adalah sampel yang dipilih dengan


menggunakan pertimbangan tertentu dengan tujuan penelitian atau masalah
yang dikembangkan. (Ferdinand, 2017). Judgement Sampling atau Purposive
Sampling merupakan teknik penarikan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu. Anggota populasi yang dipilih ditentukan sendiri oleh periset,
sehingga tidak ada peluang bagi anggota populasi lain untuk menjadi sampel
mereka ada diluar pertimbangan periset. (Istijanto, 2018).

Satu sampel disebut sampel judgement (sampel kebijaksanaan) jika


bagian-bagian dari sampel dipilih atas kebijakan seseorang (pribadi). Orang
yang memilih bagian sampel itu biasanya ahli dalam masalah yang
bersangkutan. Sampel mavam ini disebut juga “Sampel Nonprobabilitas”
17
karena teknik ini didasarkan atas pengadaan subyektif pribadi dan probabilitas
teoritis tidak dapat diberlakukan dalam mengukur error samplingnya.
Keuntungan utama dari cara ini pelaksanaannya mudah dan biaya rendah.
(Bambang Kustituanto, 2018: 95).

2.2.6 Ground Water Tank

Pada setiap bangunan, sanagat erat kaitannya dengan yang dinamakan


utilitas bangunan. Utilitas bangunan adalah suatu fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang teracapainya unsur-unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam
bangunan Salah satu system plumbing dan sanitasi, baik itu system
penyaluran air maupun bangunan penam[ungan air itu sendiri, sebab
kebutuhan air merupakan kebutuhan primer bagi setiap penghuninya,
contohnya untuk kebutuhan makan, minum, mandi, juga dibutuhkan oleh
pengelola gedung untuk difungsikan sebagai sumber air pemadaman, sistem
penyiraman tanaman dan lain sebagainya.

Tandon air atau tangka air merupakan salah satu komponen bangunan
yang sangat penting guna menjamin ketersediaan air dalam suatu tempat
tinggal atau bangunan gedung. Dari segi lokasi penempatan tangka air
menjadi dua macam, yaitu yang ditanam di dalam tanah (Ground Tank) dan
yang diletakkan diarea atap bangunan (Roof Tank). (Media Bangunan, 2013)

Dari segi bahan atau materialnya ground tank menggunakan bahan


beton bertulang. Ground tank biasanya menggunakan pelat beton
menggunakan pelat beton bertulang yang dilapisi waterproofing non toxic
(tidak beracun) yang kemudian dilapisi lagi dengan pasangan keramik dinding
dan lantai warna putih sehingga ground tank terlihat lebih bersih.

18
Gambar 2.2 . Pembangunan Ground Water Tank Pada Proyek Rusunami
( Sumber, Penelitian Hana Putri Pratiwi , April 2019)

2.2.7 Kandungan Air Terhadap Pengecoran Beton


Air merupakan slaah satu komponen dalam campuran pembuatan
beton. Untuk itu perlu dipilih air sedemikian sehingga dapat mengahsilkan
campuran yang berkualitas. Adapun pesyaratan air dalam pembuatan beton
anatara lain :

1. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, akali, garam-garam.
2. Air yang dipergunkan untuk pembuatan beton pratekan dan beton yang
didalamnya akan tertanam logam aluminium serta beton bertulang tidak
boleh mengandung sejumlah ion khlorida.
3. Air tawar yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk pembuatan
beton kecuali dapat memenuhi ketentuan-ketentuan berikut: Pemlihan
campuran beton yang akan dipakai didasarkan kepada campuran beton
yang mempergunakan air dari sumber yang sama yang telah menunjukan
bahwa mutu beton yang di syaratkan dapat dipenuhi.

Air yang berasal dari sumber alam tanpa pengolahan, sering mengandung
bahan-bahan organic dan zat-zat yang mengandung seperti
lempung/tanah liat, minyak da pengotoran lain yang berpengaruh buruk
kepada mutu dan sifat beton. Ion-ion utama yang biasanya terdapat dalam
air adalah kalsium, magnesium, natrium, kalium, sulfat , khloriada, nitrat
19
dan kadang-kadang karbonat. Air yang mengandung ion-ion tersebut
adalah jumlah gabungan sebesar tidak lebih dari 2000mg perliter pada
umumnya aik untuk beton.

2.2.7.1 Pengaruh Air Tanah Terhadap Pengecoran Beton

Pekerjaan beton adalah salah satu dari kegiatan konstruksi yang telah
diisyaratkan untuk dikerjakan dalam kondisi kering. Salah satunya adalah
pengecoran beton. SNI 03-3976-1995 telah mengatur tentang tata cara
pengadukan dan pengecoran beton. Kondisi cetakan harus dalam keadaan
bersih dan tidak kemasukan air sehingga dapat mempengaruhi kualitas beton.

Gambar 2.3 Proses Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja Ground Water Tank
(Sumber, Penelitian Hana Putri Pratiwi, April 2019)

Emilsyah (2008) telah melakukan penelitian tentang pengaruh jumlah


genangan air terhadap kuat tekan beton normal campuran air gambut.
Penelitian ini memberikan hasil dari percobaan proses pengecoran dengan
menuangkan adukan beton kedalam cetakan yang tergenangi air dengan
bervariasi yaitu dari 25%, 50%, 75%, 100%, 120% dari tinggi cetakan.

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Analisa Kebutuhan


Perusahaan yang menjadi objek penelitian dari skripsi ini adalah PT.PP
Urban dimana peusahaan ini adalah anak perusahaan PT PP (Persero) Tbk yang
bergerak di bidang urban development, konstruksi, dan precetak. Sedangkan
objek dari penelitian lapangan yaitu Proyek Pembangunan Rusunami Urban
Town Serpong.
Untuk lebih spesifik lagi penulis mengambil studi kasus pada pekerjaan
pengecoran lantai ground water tank di Proyek Pembangunan Rusunami Urban
Town Serpong. Berikut ini adalah data – data mengenai gambaran umum proyek.

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Rusunami Urban Town


Serpong
Lokasi Proyek : Jl. Raya Bukit Serua, Tangerang Selatan
Pemilik Proyek : PT. PP Urban
Kontraktor Struktur : Pt. PP Urban
Jenis Proyek : Unit Price

21
Peta Lokasi

Gambar 3.1. Peta Lokasi Proyek Pembangunan Rusunami Urbantown


Serpong (Sumber :Materi Kunjungan Urbantown Serpong R1)

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data


Data-data yang didapat dari analisa penelitian ini merupakan data primer
dan data sekunder pada manajemen resiko pada pekerjaan pengecoran lantai
ground water tank, Proyek Pembangunan Rusunami Urban Town Serpong. Data-
data tersebut terdiri dari :

3.1.2 Data Primer


1. Data Tes Uji Mutu Beton
2. Struktur Tanah
3. Rencana Kerja dan Syarat – syarat
4. Gambar Kerja (Shop Drawing)

22
3.1.3 Data Sekunder
Pengambilan data sekunder pada penelitian ini yaitu menggunakan jurnal-
jurnal dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian manajemen
resiko pada proyek konstruksi. Data juga diambil dari hasil wawancara
terhadap responden, yaitu data yang diambil dari permasalahan dan
kendala serta penanggulangan penyelesaiannya sampai memperoleh
mutu yang tepat dan sesuai persyaratan perusahaan.

23
3.2 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literature

Pengumpulan Data

TIDAK

Analisa Mutu
Beton

YA

Analisa Kuisioner

Analisa Wawancara

Pembahasan

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

24
Sebelum melakukan penelitian penulis mengidentifikasi masalah
mengenai pekerjaan pengecoran lantai Ground Water Tank pada poyek PP
Urban Town Serpong, dengan menggunakan dua metode yang digunakan
adalah tinjauan pustaka dari penelitian terkait manajemen resiko melalui buku
dan jurnal-jurnal ilmiah serta beberapa skripsi yang mendukung penyusunan
tugas akhir penelitian sesuai dengan permasalahan yang ada dan dijadikan
landasan teori, adapun pengumpulan data dengan metode studi lapangan untuk
memperoleh data primer dengan melakukan survey langsung dari proyek PP
Urban Town Serpong.
Pada penelitian ini setelah tahap pengumpulan data peneliti menganalisa
mengenai mutu beton dari pekerjaan pengecoran bagaimana manajemen resiko
terhadap mutu beton dari pekerjaan tersebut. Permasalahan yang dibahas
adalah mengenai resiko yang terjadi terhadap mutu beton pengecoran lantai dan
dan menciptakan startegi dalam mengatasi masalah tersebut. Kemudian akan
ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan.

3.3 Teknik Analisis


Untuk mencapai tujuan penelitian, maka untuk menganalisis data digunakan
metode analysis SWOT. Penelitian analisa SWOT yaitu penelitian perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) pada pekerjaan
yang ada sekarang berdasarkan data. Jadi penelitian ini juga menyajikan data,
menganalisa dan mengevaluasi. Adapun teknik pengambilan data yang
digunakan adalah judgement sampling yaitu sampel dipilih dengan berdasarkan
pertimbangan tertentu dimana anggota populasi yang dipilih ditentukan langsung
oleh peneliti. Peneliti juga melakukan survey kuisioner yang di sebarkan di lokasi
proyek yang nantinya diolah menggunakan aplikasi SPSS.

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mendistribusikan kuisioner
dan melakukan wawancara dan pengamatan serta mendistribuskikan
kuisioner sebagai penunjang hasil wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk
menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada saat
pengecoran lantai dan dinidng GWT yang dilakukan melalui telah terhadap
kondisi internal, serta analisa mengenai peluang dan ncaan yang dihadapi
saat peroses pelaksaan pengecoran yang dilakukan elalui telaah terhadap
kondisi eksternal.
Penulis menemukan beberapa kendala dalam pengecoran lantai dan dinding
Ground Water Tank (GWT), dimana kendala-kendala yang terjadi
mempengaruhi kualitas pekerjaan dimana nantinya akan berpengaruh
terhadap kualitas dari bangunan tersebut.

4.2 Analisis Data Pengecoran Lantai dan Dinding GWT


4.2.1 Data Shop Drawing (Terlampir)
1. Data Lantai
 Kedalaman galian keseluruhan : 6,4 m
 Posisi pengecoran : 5,25 m
 Tinggi bangunan GWT : 3,3 m (Sudah dengan penutup)
 Tebal pengecoran : 0,5 m

2. Data Dinding
Menggunakan besi tulangan dengan mutu 390mpa, dengan
diameter D19.
 Type w1
Tinggi 300cm , tebal 300mm

26
 Type w2
Tinggi 300cm, tebal 300mm
 Type w1A
Tinggi 200cm, tebal 200mm

4.2.2 Data Tanah (Terlampir)


Spesific Gravity Test
 Depth – 4m
 Water flask + water soil

Boring log kedalaman 1m - 8m

 Lempung kelanauan
 Setengah Kaku
 Coklat keabu abuan
 Muka air tanah berada di 3m yang artinya pengecoran berada di
bawah sumber mata air.

4.2.3 Data Uji Tekan Beton


Berikut hasil rekapan pengujian beton pada hari ke 7 dan 14
berdasarkan data Concrete Registration PPUB UBTS T2

Tabel 4.1 Hasil test uji tekan 7 hari

Umur Test 7 Hari


Jadwal
Mutu Kuat Tekan Kuat Tekan
Pengecoran
Test Rencana kg/cm
11-Apr-19 K-350 18-Apr-19 210 255,09
23-Apr-19 K-350 30-Apr-19 210 246,67
24-Apr-19 K-350 30-Apr-19 210 259,47
27-Apr-19 K-350 04-May-19 210 271,98
27-Apr-19 K-350 04-May-19 210 342,55

Sumber : Data Proyek (Concrete Registration PPUB UBTS T2)

27
4.2.4 Metode Pembangunan GWT
Berikut tahap pelaksanaan pembangunan Ground Water Tank :

a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi seleksi dan negosasi vendor,
mendatangkan material yang akan digunakan, pembersihan lahan,
persiapan material storage.
b. Pengukuran dan penentuan lokasi As Dinding GWT
Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh surveyor lapangan untuk
mengetahui titik-titik mana yang akan dibuat dinding GWT.
c. Pengaturan alur pekerjaan
Skala prioritas memulai arah pekerjaan dengan memperhatikan
tingkat kemudahan dan kesulitan, akses keluar masuk, dan kondisi
eksisting. Tahapan pekerjaan harus benar-benar di review setiap saat
untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.
Harapannya adalah pekerjaan ini dapat terlaksana sesuai target baik
secara mutu, waktu dan biaya.
d. Tahapan Pekerjaan
1. Pekerjaan galian Tanah
2. Pasang lantai kerja & pembersihan struktur dinding GWT, lalu
pengisian celah struktur dinding GWT dengan beton.
3. Peasangan Besi Tulangan
4. Pemasangan bekisting
5. Cek kelurusan vertical & horizontal bekisting
6. Pengecoran dengan menggunakan beton + waterproofing integral
7. Perawatan (Curing Beton) selama 3 hari.

4.2.5 Hasil Kuisioner (Terlampir)


Kuisioner diperoleh dari 32 responden di proyek PP Urbantown Serpong
dengan 36 pertanyaan seputar pelaksanaan pengecoran lantai dan
dinding GWT, dimuat dalam bentuk table frekuensi yang diolah

28
menggunakan SPSS atau Statistical Product and Service Solutions.
Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel Keterangan Pertanyaan


NO Variabel Keterangan

1 Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh terhadap mutu


pekerjaan pengecoran.
2 Rendah Pengaruh terhadap mutu rendah.
3 Sedang Objek tidak terlalu berpengaruh.
4 Berpengaruh Berpengaruh terhadap mutu pengecoran .
5 Sangat Berpengaruh Sangat berpengaruh terhadap mutu
pengecoran.

Tabel 4.3 Keterangan Variabel


A. Lokasi
No Uraian Kegiatan TB R S B SB

X1 Lahan berada di bawah muka air tanah


X2 Tergenang dengan air
X3 Lokasi diluar area struktur
X4 Area lokasi pembangunan tidak diberi
penutup
X5 Terjadinya longsor di area saat
pengecoran dinding GWT

B. Tenaga Kerja
X6 Pengalaman Tenaga Kerja
X7 Peralatan Tenaga Kerja
X8 Jumlah Tenaga Kerja

29
Tabel 4.3 Keterangan Variabel (Lanjutan)
C. Cuaca
X9 Cuaca Hujan
X10 Cuaca Mendung
X11 Cuaca Panas

D. Peralatan
X12 Persiapan alat vibrator
X13 Persiapan alat pompa

E. Dokumen
X14 Gambar Konstruksi (For Construction)
X15 Shop Drawing
X16 As Built Drawing
X17 Metode Kerja

F. Bahan dan Material


X18 Penggunaan Integral pada campuran
beton
X19 Penggunaan waterproofing pada lapisan
beton
X20 Penggunaan dodol sebagai sambungan
beton
X21 Besi tulangan yang bebas dari karat
X22 Persetujuan Material Yang Sesuai
Dengan Kebutuhan
X23 Nilai slump pada beton

30
4.3 Tabel Keterangan Variabel (Lanjutan)

G. Pelaksanaan
X24 Cara pengecoran.
X25 Sistem pengecoran sambungan pada
bangunan GWT.
X26 Penyedotan saat pengecoran lantai.

H. Perencanaan Dan Penjadwalan


X27 Penyusunan Penjadwalan Pelaksanaan
Pekerjaan GWT
X28 Data dan Informasi Mengenai Kegiatan
dan Material.
X29 Desain Terencana (Shop Drawing)
X30 Approval Material

J. Pengawasan Dan Pengendalian


X31 Peranan MK pada pelaksanaan.
X32 Peranan QC pada pelaksanaan
X33 Sistem pelaporan kegiatan di lapangan
(Laporan Harian, laporan mingguan,
laporan bulanan)
X34 Sistem evaluasi dan pengambilan
keputusan (rapat mingguan, rapat
bulanan)
X35 Sistem K-3 (Penyediaan dan
pengawasan terhadap kesehatan
pekerja)
X36 Sistem Kontrol SDM (Pengalaman
Pekerjaan Sesuai Dengan Bidangnya)

31
Berikut adalah data distribusi responden:
4.4 Tabel Distribusi Responden

No Keterangan Rumus Jumlah


1 Kuisioner yang disebarkan X 35
2 Kuisioner yang diterima Y 32
3 Kuisioner tidak kembali P=X-Y 3
4 Kuisioner tidak sah M 0
5 Kuisioner sah N=Y-M 32
6 Responden rate 𝑁
R=𝑋 𝑥100% 91.4%

Sumber : Joko Widiyanto (2012)

Pada tabel diatas terdiri atas kuisioner yang disebarkan, kuisioner yang diterima,
kuisioner tidak kembali, kuisioner tidak sah, kuisioner sah, dan responden rate.
Kuisioner yang disebarkan adalah kuisioner yang telah dibuat dan dibagikan kepada
responden yang berjumlah 35 orang. Kuisioner yang diterima adalah kuisioner
kuisioner yang dikembalikan dari responden kepada peneliti setelah selama 4 hari.
Kuisioner tidak kembali adalah kuisioner yang tidak dikembalikan responden
kepada peneliti sebanyak 3 buah. Kuisioner tidak sah adalah kuisioner yang kembali
dengan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Contohnya seperti tidak
mengisi data responden atau tidak menjawab pertanyaan dalam kuisioner.
Kuisioner yang sah adalah kuisioner yang kembali dengan memenuhi semua
persyaratan yang telan ditentukan. Kuisioner sah berjumlah 32 buah. Responden
rate adalah tingkat respon yang telah diberikan oleh responden terhadap kuisioner
yang telan disebarkan dan dilambangkan dengan prosentase sebesar 91,4%.

32
4.2.6 Uji Frekuensi dan Validitas

4.2.6.1 Uji Frekuensi

Distribusi frekuensi data penelitian merupakan bagian dari analisis statistic


deskriptif. Distribusi frekuensi digunakan untuk memberikan gambaran ringkas dan
praktis dari sekelompok data yang disajikan dalam bentuk tabel atau daftar
frekuensi. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca lebih mudah memahami data-
data yang dipakai dalam penelitian tersebut. Sementara itu, hasil analisis statistic
deskriptif pada umumnya memuat informasi tentang jumlah sampel, nilai rata-rata,
median, nilai minimal, nilai maksimal, nilai sum atau penjumlaha dan lain
sebagainya.

Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi

X1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4.00 24 75,0 75,0 75,0
5.00 8 25,0 25,0 100,0
Total 32 100,0 100,0

X2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3.00 2 6,3 6,3 6,3
4.00 20 62,5 62,5 68,8
5.00 10 31,3 31,3 100,0
Total 32 100,0 100,0

X3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 10 31,3 31,3 31,3
2.00 10 31,3 31,3 62,5
3.00 4 12,5 12,5 75,0
4.00 4 12,5 12,5 87,5
5.00 4 12,5 12,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

Sumber : Hasil Olahan SPSS

33
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi (Lanjutan)

X4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 1 3,1 3,1 3,1
2.00 1 3,1 3,1 6,3
4.00 17 53,1 53,1 59,4
5.00 13 40,6 40,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

X5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4.00 14 43,8 43,8 43,8
5.00 18 56,3 56,3 100,0
Total 32 100,0 100,0

X6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2.00 2 6,3 6,3 6,3
3.00 3 9,4 9,4 15,6
4.00 4 12,5 12,5 28,1
5.00 23 71,9 71,9 100,0
Total 32 100,0 100,0

X7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2.00 1 3,1 3,1 3,1
4.00 6 18,8 18,8 21,9
5.00 25 78,1 78,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Dari output yang sudah di analisa menggunakan SPSS version 25 di


dapatkan pada tabel frekuensi X1 sebanyak 24 responden memilih jawaban
nomor 4 dengan persentase sebesar 75%, untuk tabel frekuensi X2 sebanyak
20 responden memilih jawaban nomor 4 dengan persentase sebesar 62,5%,
untuk tabel frekuensi X3 sebanyak 10 reponden memilih jawaban nomor 1
dan 2 dengan persentase sebesar 31,3 %, untuk tabel frekuensi X4 sebanyak
17 responden memilih jawaban nomor 4 dengan persentase sebesar 53,1%,
untuk tabel frekuensi X5 sebanyak 17 responden memilih jawaban nomor 4

34
dengan persentase sebesar 56,3%, untuk tabel frekuensi X6 sebanyak 23
responden memilih jawaban nomor 5 dengan persentase sebesar 71,5%,
untuk tabel frekuensi X7 sebanyak 25 responden memilih jawaban nomor 5
dengan persentase sebesar 78,1%. Dari hasil frekuensi maka dapat
disimpulkan dalam sebuah tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tabel Hasil Penilaian


TABEL HASIL PENILAIAN
Variabel Hasil Variabel Hasil
x1 Berpengaruh x19 Sangat Berpengaruh
x2 Berpengaruh x20 Sangat Berpengaruh
x3 Tidak Berpengaruh x21 Sangat Berpengaruh
x4 Berpengaruh x22 Sangat Berpengaruh
x5 Sangat Berpengaruh x23 Sangat Berpengaruh
x6 Sangat Berpengaruh x24 Sangat Berpengaruh
x7 Sangat Berpengaruh x25 Sangat Berpengaruh
x8 Sangat Berpengaruh x26 Sangat Berpengaruh
x9 Sangat Berpengaruh x27 Sangat Berpengaruh
x10 Tidak Berpengaruh x28 Berpengaruh
x11 Tidak Berpengaruh x29 Sangat Berpengaruh
x12 Sangat Berpengaruh x30 Sangat Berpengaruh
x13 Sangat Berpengaruh x31 Berpengaruh
x14 Sangat Berpengaruh x32 Sangat Berpengaruh
x15 Sangat Berpengaruh x33 Berpengaruh
x16 Sangat Berpengaruh x34 Berpengaruh
x17 Sangat Berpengaruh x35 Sangat Berpengaruh
x18 Sangat Berpengaruh x36 Sangat Berpengaruh

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Hasil dari tabel penilaian menunjukkan untuk faktor lokasi bahwa terjadinya
longsor di area lokasi saat pengecoran dinding sangat berpengaruh terhadap mutu
pekerjaan tersebut. Untuk faktor tenaga kerja peralatan tenaga kerja yang paling
mempengaruhi mutu pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT. Pada faktor
cuaca hujan merupakan cuaca yang peling mempengaruhi pekerjaan pengecoran
GWT. Pada peralatan persiapan pada alat vibrator paling berpengaruh pada
pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT. Dokumen yang paling

35
berpengaruh adalah dokumen metode kerja. Bahan serta material yang sangat
mempengaruhi pekerjaan pengecoran lantai dan dinding GWT adalah bahan
material waterstop atau dodol dimana material digunakan sebagai penyambung
beton lama dengan beton segar. Metode pengecoran serta penyedotan air saat
pengecoran lantai merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap mutu
pengecoran lantai dan dinding GWT. Data dan informasi mengenai kegiatan dan
material merupakan bagian dari perencanaan dan penjadwalan pada pekerjaan
pengecoran lantai dan dinding GWT.

Adapun daftar risiko yang berpotensi akan terjadi yang disebabkan oleh sumber
resiko yang berpengaruh pada pekerjaan pengecoran lantai dan dinding ground
water tank yang ada pada table berikut :

Tabel 4.7 Daftar Risiko


SUMBER RISIKO PENYEBAB RISIKO POTENSI RISIKO
Lokasi & Cuaca * Posisi pengecoran lantai berada * Besi tulangan berkarat
dibawah muka air tanah * Terjadi longsor pada dinding galian
* Hujan yang tidak bisa di prediksi GWT
* Dinding galian yang rentan runtuh * Besi tulangan putus
* Runtuhnya bangunan GWT.

Pekerja & Peralatan * Para pekerja yang lalai dalam * Lokasi terendam air
memperhatikan detail kebutuhan di * Kebocoran pada bangunan
lapangan. * Dinding GWT tidak kokoh
* Alat vibrator rusak * Beton keropos
* Pekerja yang menaikkan slump * Elevasi lantai tidak lurus
tanpa memperhatikan jumlah takaran * Bekisting tidak simetris
* Tidak menggunakan integral * Bangunan yang sudah jadi tidak sesuai
* Pekerja menggunakan metode dengan standar mutu yang direncanakan
sambungan untuk pengecoran

Sumber : Hasil uji data wawancara dan kuisioner

Pada table berikut dinyatakan bahwa untuk sumber risiko yaitu lokasi dan cuaca
dapat menimbulkan besi tulangan berkarat dan rentan putus, terjadinya longsor
pada dinding galian GWT serta dapat menimbulkan resiko yang paling parah yaitu
runtuhnya bangunan GWT itu sendiri. Untuk resiko yang bersumber dari pekerja
dan peralatan dapat menimbulkan lokasi yang terendam air, kebocoran pada

36
bangunan, bekisting yang tidak simetris, dinding bangunan yang tidak kokoh, beton
keropos, serta bangunan GWT yang nantinya selesai dibangun dengan hasil yang
tidak sesuai dengan mutu yang sudah di targetkan dari potensi resiko yang terjadi
disebabkan oleh para pekerja yang kurang memperhatikan detail kebutuhan di
lapangan, rusaknya alat vibrator, para pekerja yang menaikkan slump tanpa
memperhatikan jumlah takaran sehingga mempengaruhi pada nilai kuat tekan pada
beton itu sendiri, dilapangan dnyatakan bahwa pengecoran tidak memakai integral,
serta para pekerja menggunakan metode samnbungan dimana metode tersebut
cukup berbahaya untuk pekerjaan pengecoran bangunan air, dimana bangunan
akan mudah mengalamin kebocoran.

4.2.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur
(Arikunto, 2015). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, pada penelitian ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
tahap signifikansi 0.05, artinya variabel penelitian dianggap valid jika berkorelasi
signifikan terhadap skor total. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah pengukuran yang digunakan dapat tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s)
Penelitian menggunakan variabel bebas (X) Dan juga Menggunakan
variabel terikat (Y) yaitu tentang kendala pada proses produktifitas pada proyek
konstruksi. Untuk mengetahui valid atau tidak validnya pernyataan pernyataan
dalam kuisioner, maka peneliti terlebih dahulu menentukan besaran nilai batas
validitas.
df = n-2
df = 32-2
df = 30
besaran df = 30 dipertemukan dengan signifikansi 5% (0,05) dalam tabel r, sehingga
diperoleh nilai batasan = 0,361. Untuk uji validitas, pengujian menggunakan uji dua

37
sisi dengan taraf signifikansi 0.05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut 1
(Dr.Riduwan, M.B.A, 2004).

Untuk mengetahui ke-validan ada 2 syarat yaitu :


1. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Jika r hitung ≤ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
2. Rhitung pada sig (2 tailed) < 0.05 berarti pertanyaan yang diajukan ke
responden dinyatakan valid
Rhitung pada sig (2 tailed) > 0.05 berarti pertanyaan yang diajukan ke
responden dinyatakan tidak valid

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 total
**
X1 Pearson 1 .775 0,237 0,167 0,073 0,000 0,260 -0,153 0,238 -0,111 0,073
Correlation
Sig. (2- 0,000 0,191 0,362 0,692 1,000 0,150 0,402 0,190 0,546 0,691
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X2 Pearson .775 1 0,102 0,129 0,056 0,124 0,291 -0,119 0,223 -0,292 0,103
Correlation
Sig. (2- 0,000 0,578 0,481 0,759 0,499 0,106 0,517 0,220 0,105 0,575
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X3 Pearson 0,237 0,102 1 -0,066 0,006 -0,051 0,217 0,213 -0,158 -0,258 0,159
Correlation
Sig. (2- 0,191 0,578 0,720 0,975 0,783 0,232 0,241 0,389 0,154 0,385
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X4 Pearson 0,167 0,129 -0,066 1 0,182 0,320 0,188 0,055 .494 0,144 .517**
Correlation
Sig. (2- 0,362 0,481 0,720 0,319 0,074 0,303 0,766 0,004 0,432 0,002
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X5 Pearson 0,073 0,056 0,006 0,182 1 0,070 0,006 -0,129 -0,046 0,247 -0,027
Correlation
Sig. (2- 0,692 0,759 0,975 0,319 0,704 0,973 0,482 0,801 0,174 0,883
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Sumber : Hasil Olahan SPSS

38
Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel (Lanjutan)

X6 Pearson 0,000 0,124 -0,051 0,320 0,070 1 .417* .526** 0,277 -0,149 .406*
Correlation
Sig. (2- 1,000 0,499 0,783 0,074 0,704 0,018 0,002 0,125 0,416 0,021
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
* **
X7 Pearson 0,260 0,291 0,217 0,188 0,006 .417 1 0,264 .505 -0,006 .574**
Correlation
Sig. (2- 0,150 0,106 0,232 0,303 0,973 0,018 0,144 0,003 0,975 0,001
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X8 Pearson -0,153 -0,119 0,213 0,055 -0,129 .526 0,264 1 -0,035 -0,255 0,154
Correlation
Sig. (2- 0,402 0,517 0,241 0,766 0,482 0,002 0,144 0,848 0,159 0,401
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
** **
X9 Pearson 0,238 0,223 -0,158 .494 -0,046 0,277 .505 -0,035 1 0,349 .689**
Correlation
Sig. (2- 0,190 0,220 0,389 0,004 0,801 0,125 0,003 0,848 0,051 0,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X10 Pearson -0,111 -0,292 -0,258 0,144 0,247 -0,149 -0,006 -0,255 0,349 1 0,123
Correlation
Sig. (2- 0,546 0,105 0,154 0,432 0,174 0,416 0,975 0,159 0,051 0,502
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Sumber : Hasil Olahan SPSS

Pada table diatas dinyatakan bahwa untuk variable X1 hingga X10 sudah memenuhi
syarat validitas yaitu item pada pertanyaan sudah memenuhi syarat yang
dinyatakan yaitu pada salah satu item harus melebihi perhitungan r table dimana
hasil perhitungan r table sebesar 0,361. Seperti yang telah tercantum pada table
untuk X1 pada sig 2 tailed sudah melebihi r table dengan nilai 0,691, pada variable
X2 sig 2 tailed sebesar 0,575.

4.2.7 Hasil Wawancara (Terlampir)


Dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan dengan sasaran
narasumber pelaksana dari pelaksanaan pembangunan GWT yaitu :
1. Proses pelaksanaan sudah mengikuti aturan sebagaimana disesuaikan
dengan rencana kerja yang ada walaupun pada pengecoran GWT tidak
ada dokumen metode kerja pada pelaksanaan pengecoran hanya

39
mengikuti metode seperti yang sebelumnya, pada pengecoran GWT
sendiri menggunakan cara konvensional, pengecoran menggunakan cara
yang paling efisien terhadap waktu.

2. Kendala saat pengecoran lantai GWT yaitu seringkali rusaknya alat


vibrator, solusi yang dilakukan adalah menaikkan slump pada beton
supaya beton lebih encer untuk menminimalisir keroposnya beton, ketika
pengecoran beton digoyang supaya rata, namun tetap cara terbaik yaitu
menggunakan vibrator. Selain masalah pada alat vibrator kendala yang
terjadi yaitu terdapat kendala pada saat pengecoran lantai yang
seharusnya system full ternyata di lapangan menggunakan system
sambungan dimana untuk pengecoran lantai bangunan air sangat rentan
kebocoran jika menggunakan system sambungan untuk
menaggulanginya beton diberi dodol sebagai sambungan beton,
penyebab terjadinya sambungan adalah keterbatasan tersedianya beton.

3. Untuk mutu beton sendiri seharusnya sudah sesuai dengan yang


direncanakan namun karena kendala genangan maka beton tercampur
dengan air, pada pelaksanaan untuk mutu kolom dinaikkan menjadi k400,
untuk pengecoran kolom pelaksana melakukan efisiensi mobil dengan
melebihkan pesanan sebanyak 3 kubik dan dari sisa beton tersebut
digunakan untuk pengecoran lantai GWT, untuk mengatasi agar tidak
bocor beton menggunakan waterproofing.

4. Untuk struktur yang berada di banguna GWT tidak terlalu mempengaruhi


karena untuk spesifikasi sudah memenuhi.

5. Untuk pengaruh genangan terhadap proses pengecoran tergantung pada


banyaknya genangan air, untuk pengecoran lantai GWT kesulitannya
adalah karena air genangan merupakan sumber mata air oleh karena itu
saat pengecoran pompa selalu standbye, jadi pengecoran memang
tercampur air tetapi tidak banyak sehingga mutu pengecoran tetap terjaga.

40
6. Pengaruh genangan air terhadap mutu besi tulangan tergantung pada
lama rendamannya, resiko yang terjadi adalah besi berkarat dan mudah
putus, dan juga pihak MK tidak terlalu teliti dalam pengawasan, namun
pada kasus ini rendaman tidak terlalu lama sehingga tidak terlalu
berpengaruh, dan sebelum pengecoran pun dilakukan pemberian obat
terhadap besi tulangan agar tidak keropos. Seharusnya pada area GWT
dilakukan penutupan dengan atap terpal namun tidak dilakukan.

7. Dalam menaga mutu pengecoran dilakukan pembersihan terhadap lahan


dengan disemprot hingga tanahnya hilang.

8. Untuk kuat tekan terhadap beton tidak terlalu berpengaruh, karena pada
kasus ini pelaksana dan pekerja sudah meminimalisisr air genangan.

9. Pengecoran tetap dilakukan saat adanya genangan air dikarenakan air


yang ada merupakan sumber mata air sehingga cara meminimalisir air
dengan cara menggunakan sampit dan penyedotan saat pengecoran.

10. Untuk lantai GWT sendiri dampaknya adalah kebocoran pada beton,
pada kasus ini sudah diminimalisir dengan meninggikan lantai kerja dan
melakukan pembersihan juga pada pekerjaan ini mutu beton nantinya
masih mencukupi kebutuhan dan sudah dijamin oleh pihak pelaksana.

11. Untuk hasil dari pengecoran tidak terlalu sesuai dengan rencana karena
GWT merupakan area yang cukup sulit, dan juga pada pelaksanaan
melakukan system sambungan yang hasilnya rawan bocor, untuk
bekisting yang posisi tidak sesuai dan elevasi lantai yang tidak lurus yang
disebabkan human error.

41
4.3 Analisa SWOT Mutu Pengecoran
Dari Analisis SWOT yang dilakukan untuk mutu pengecoran lantai GWT pada
pembangunan proyek rusunami PP Urban Town Serpong dapat dilihat seperti
dibawah ini :

4.3.1. Faktor Internal


1. Kekuatan (Strenghts)
 Proses pelaksanaan pengecoran sudah dilakuakan sesuai dengan
mengikuti metode pengecoran sebelumnya.
 Penulangan lantai dan dinding sudah sesuai dengan SNI.
 Pembangunan bangunan GWT diluar lokasi struktur.
 Spesifikasi mutu dari berbagai aspek sudah memenuhi syarat.
 Rendaman pada lokasi pengecoran tidak terlalu tinggi karena adanya
lantai kerja.

2. Kelemahan (Weakness)
 Letak lantai GWT berada di bawah muka air tanah
 Terdapat genangan air di lokasi pengecoran sehingga beton tercampur
air tanah.
 Rusaknya Vibrator saat pelaksanaan pengecoran.
 Menggunakan metode sambungan pada pengecoran GWT.
 Lokasi pembangunan yang cukup sulit.
 Pihak MK tidak teliti dalam pengawasan.
 Pekerja serta pelaksanaan tidak menutup area pengecoran.
 Besi tulangan dinding GWT bagian bawah terendam air.
 Beton segar dicampur dengan air tanpa melakukan perhitungan.
 Runtuhnya tanah bagian atas galian saat pengecoran.
 Tidak menggunakan integral untuk campuran beton.

42
4.3.2. Faktor External
3. Peluang (Opportunities)
 Lokasi proyek yang sangat strategis
 Metode kerja pada proyek menggunakan façade precast & sandwich
panel untuk pekerjaan dinding, dimana metode tersebut lebih cepat
pada proses pengerjaan dibandingkan dengan bata, dan lokasi kerja
tidak kotor.

4. Ancaman (Threat)
 Proyek memiliki saingan dengan proyek lain yang lokasinya berdekatan
dengan konsep proyek yang sama yaitu proyek rusunami.
 Sering terjadinya pungutan liar dari LSM.

4.4 Tabel Strategi SWOT

Tabel 4.9 Tabel Strategi

INTERNAL
STRENGHT WEAKNESS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN)
EKSTERNAL

* Membangun GWT dengan * Memperhatikan lokasi


kualitas yang baik sebelum melakukan
* Menggunakan bahan dan pekerjaan * Memperhatikan
OPPORTUNITY
material dengan kualitas kondisi lapangan saat proses
(PELUANG) tinggi * Menggunakan metode pekerjaan secara mendetail.
yang lebih efektif dalam
pekerjaan proyek
* Meningkatkan fasilitas pada * Lebih berinovasi dalam
bangunan membangun sebuah proyek
* Bekerja sama dengan badan baik dari desain, serta fasilitas
THREATS
tim unit pemberantas pungli yang lebih terbarukan.
(ANCAMAN)

43
4.4.1 STRENGHT - OPPORTUNITIES

Pembangunan ground water tank sangat dibutuhkan untuk pembangunan


gedung bertingkat dalam penyediaan serta pengelolaan air bersih, oleh
karena itu pentingnya membangun GWT dengan kualitas baik, dengan
memperhatikan dan menekan beberapa aspek seperti aspek mutu
pekerjaan, mutu material, persiapan alat,bahan maupun material serta
diperlukan pengawasan yang ketat karena GWT merupakan bangunan yang
semestinya ketat dalam pengawasan untuk menghasilkan bangunan GWT
yang baik, terutama bangunan GWT yang menopang bangunan struktur.
Dalam membangun Ground Water Tank diperlukan bahan dan material yang
berkualitas tinggi karena bahan danmaterial mempengaruhi hasil pekerjaan,
terutama GWT merupakan bangunan air sehingga diperlukan kualitas beton
dan waterproofing berkualitas tinggi dalam menghasilkan bangunan GWT
dengan mutu yang sesuai target.

4.4.2 STRENGTH-THREATS (ST)

Dalam menghasikan bangunan GWT yang baik, pekerjaan persiapan alat


kualitas alat harus diperhatikan dikarenakan untuk mencapai target mutu
beton yang baik peralatan pengecoran seperti vibrator dan pompa air harus
dipersiapkan dari segi kualitas dan kinerja alat.

4.4.3 WEAKNESS-OPPORTUNITIES

Pada pembangunan GWT di proyek PP Urbantown Serpong memiliki


kelemahan yaitu para pekerja yang tidak mentaati aturan pelaksanaan serta
minimnya pengawasan pada pekerja sehingga mempengaruhi kualitas
pekerjaan dengan hal seperti itu diperlukan cara untuk mencapai strategi

44
dengan memberi pengawasan lebih pada pekerja lapangan dan
menghimbau pekerja untuk bekerja sesuai syarat yang telah ditentukan.

4.4.4 WEAKNESS-THREATS

Dari kelemahan dan ancaman yang ada untuk menekannya diperlukan


tindakan-tindakan seperti memaksimalkan system pengawasan pekerjaan
serta memaksimalkan dalam system pekerjaan pengecoran GWT untuk
mencapai target mutu proyek.

45
BAB V

5.1. Kesimpulan

1. Penyebab risiko yang paling mempengaruhi dalam pekerjaan pengecoran


lantai dan dinding GWT adalah :
a. Kelongsoran pada dinding galian di area pengecoran.
b. Peralatan tenaga kerja.
c. Cuaca Hujan.
d. Ketersediaan alat vibrator.
e. Dokumen metode kerja.
f. Penyedotaan air.
g. Metode pengecoran yang dipakai.
h. Informasi kegiatan dan material.

2. Dari hasil pengamatan yang dilakukan metode untuk menekan risiko yang
terjadi diantaranya adalah :
a. Menggunakan waterproofing dengan kualitas tinggi.
b. Melakukan penyedotan air saat pelaksanaan pengecoran

3. Mitigasi risiko yang dilakukan pada pekerjaan pengecoran lantai dan


dinding GWT adalah :
a. Menggunakan GWT dengan kualitas yang baik.
b. Menggunakan bahan dan material berkualitas tinggi
c. Meningkatkan kinerja pelaksana dan pekerja.
d. Melakukan metode pelaksanaan yang efektif dalam menekan resiko
dari bangunan GWT

46
5.2. Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan ground water tank pada proyek
PP Urbantown Serpong banyak ditemui kendala-kendala yang seharusnya
dapat di prediksi. Untuk itu pada kesempatan ini, kiranya dapat memberikan
saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan
:
1. Perlunya persiapan alat serta pengecekan alat sebelum pelaksanaan
pengecoran dilakukan.
2. Mengambil tindakan tegas terhadap pekerja yang kurang mengikuti
syarat pekerjan.
3. Pelaksana dan pekerja lebih serius dlam pelaksanaan pekerjaan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Sudipta, Ketut, 2013. Studi Manajemen Proyek Terhadap Sumber Daya Pada
Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. : Bali.

Asnuddin, Setyadi. 2018. Penerapan Manajemen Konstruksi Pada Tahap


Controlling Proyek. Universitas Sam Ratu Langi : Manado.
Chasanah. 2017. Penerapan Manajemen Konstruksi Dalam Pelaksanaan
Konsatruksi . JTS Fakultas Teknik. Unversitas Pandanaran : Semarang.

Onge, Marsianus, 2017. Monitoring Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pekerjaan


Panel Dinding Precast Untu Memperoleh Kualitas Yang Sesuai Dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur). Sripsi. STT PLN : Jakarta.

Artha, Putu Gede Benny dan LB. Rai Adnyana. 2013. Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Pada Proyek Alaya Resort Ubud,JTS Fakultas
Teknik Universitas Udayana : Bali.

Nugroho, M. Suryo dan Bisri,M. 2012. Kajian Terhadap Implementasi


Manajemen Mutu Pada Pengelolaan Proyek Perumahan. JTS Fakultas Teknik,
Universitas Brawijaya Malang.

Amin, Mualim dan M. Agung Wibowo. 2016, Pengaruh Penerapan Sistem


Manajemen Mutu Terhadap Kualitas Pelaksanaan Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan. Media Komunikasi Teknik Sipil

Susilo, Kardian, 2017, Evaluasi dan Analisis Risiko Terhadap Biaya, Waktu dan
Mutu Konstruksi JLS Kabupaten Lumajang Kabupaten Jember. Skripsi. JTS
Fakultas Teknik dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember :
Semarang.

Senduk, Novatus dan Debby Willar, 2016, Pemodelan Pengelolaan Risiko


Proyek Pada Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi Skala Kecil. Universitas
Sam Ratulangi : Manado.

39
Hendriyani, Irna dan Andi Marini. 2018, Analisis SWOT Pemilihan Material
Dinding Bata Merah dan Bata Ringan di Penajam Paser Utara. Universitas
Balikpapan : Kalimantan.

Dama, Desi Putrid an Tulung Joy.E. 2017. Pengaruh Struktur Modal dan
Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan Dengan Insider Ownership Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Pertambangan Periode 2011-2015,
Universitas Sam Ratulangi : Manado.

Sari, Ni Luh Kade Merta dan Suaryana, I Gusti Ngurah Agung. 2013. Pengaruh
Pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Kepemilikan Asing
Sebagai Variabel Moderator, Universitas Udayana : Bali.

Kustituanto, Bambang, 2018, Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta :


Andi.

Aminullah, 2018. Pengaruh Genagan Air Terhadap Pengecoran Beton In-Situ.


Politeknik Islam Syekh Al Farisi Rantau : Kalimantan.

SNI 2847:2013. 2013. Persyaratan beton structural untuk bangunan gedung.


Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NIM : 2015 – 21 – 108
Nama : Hana Putri Pratiwi
Tempat/Tgl. Lahir : Kotabumi, 03 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Alamat Rumah :.Jl. Haji Mali no.18 Rt.01 Rw.04, Cengkareng, Jakarta
..Barat
No. Telepon / HP : 0812 9227 7238
Email : hanapp39@gmail.com
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 01 Gapura Kotabumi - 2008
SMP SMPN 07 Kotabumi - 2011
SMA SMAN 03 Kotabumi IPA 2014
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 10 Mei 2019


Mahasiswa Ybs.

(Hana Putri Pratiwi)

41
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan masalah


pada penelitian yang berjudul “ANALISIS SWOT TERHADAP MUTU
PENGECORAN BETON PADA LANTAI GROUND WATER TANK PROYEK
PEMBANGUNAN RUSUNAMI URBAN TOWN SERPONG” . Berikut daftar
pertanyaan wawancara untuk menjawab rumusan masalah bagaimana
implementasi dari analisis swot terhadap mutu pengecoran beton pada lantai
ground water tank proyek pembangunan rusunami urban town serpong.

Daftar Pertanyaan :

1. Apakah metode pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana kerja dan syarat –
syarat ?

Jawaban :

2. Apakah ada kendala saat pelaksanaan pengecoran selain adanya genangan


air ?

Jawaban :

3. Apakah mutu beton sudah sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan ?

Jawaban :
4. Apakah struktur lantai GWT itu sendiri sangat berpengaruh terhadap struktur
atas ?
Jawaban :

5. Apakah genangan air yang ada saat pengecoran lantai sangat berpengaruh
pada mutu beton tersebut ?
Jawaban :

6. Apakah genangan air tanah berpengaruh terhadap mutu besi tulangan ?


Jawaban :

7. Bagaimana metode dalam menjaga mutu pengecoran yang terendam dengan


air tanah ?
Jawaban :

8. Apakah berpengaruh pada tekan beton tersebut ?


Jawaban :

9. Mengapa pelaksanaan pengecoran tetap dilakukan ?


Jawaban :
10. Apa dampak yang terjadi jika pengecoran tetap dilakukan pada saat lokasi
terendam dengan air tanah ?
Jawaban :

11. Apakah hasil dari pengecoran sesuai dengan mutu yang sudah direncanakan?
Jawaban :

Peneliti , Narasumber ,

Hana Putri Pratiwi Yuniar Anggita Putra


Jawaban :

1. “ Yang jelas kita untuk metode pelaksanaan mengikuti syarat – syarat kerja
kita sebagaimana kita 90 % hamper samalah mungkin nanti kan tetep kalua
tidak sesuai rencana kerja kita tetep arahnya kesana Cuma namanya
dilapangan kadang ada yang tidak mengikuti. Namun untuk pengecoran di
proyek ini kan sebenernya untuk metode gak ada jadi kita cuma namanya
dilapangan terkadang ada yang tidak mengikuti. Namun untuk pengecoran
lantai GWT diproyek ini tidak ada metodenya kita Cuma ikutin yang sudah –
sudah tinggal cek pembesiannya, jarak – jarak sudah sesuai, pembersihan
sudah sesuai, ya kita tinggal lakukan pengecoran. Pengecoran kan typenya
banyak ada yang pakai pompa ada yang pakai bucket nah kita kmren pakai
cara konvensional, pakai cara lama. Kita sempat pakai TC sama talang juga
pokoknya ya kita pakai cara paling efisien aja kalua soal metode kita mikir
untuk efisiensi waktunya. “

2. “Kalau kemarin kendala yang sering terjadi itu pada vibrator, vibrator kan
kemarin stocknya banyak tapi pas mau dipakai malah rusak, kita kendala di
GWT ya gitu, kan kalua gak ada vibrator resikonya di beton, beton bisa
keropos, jadi kemarin itu kita minta untuk beton slumpnya dimaksimalin kalua
slump maximal beton jadinya encer, jadi pas kita tuang resiko keroposnya
gak ada, jarang. Jadi retain betonnya kita goyangin gitu. Sama kendala
dibeton itu satu plan gak mungkin ngekayanin kita aja, kalua pengecoran
lantai kan kalua bisa harusnya pengecorannya bareng dan full, kalua kita kan
kemarin bertahap soalnya koofiensi materialnya juga, tapi kalua lantai
seharusnya full untuk menghindari banyak sambungan, kalua di GWT tuh
sambungan rawan, rawannya bocor, minimalisisr bocoran kita pakai dodol,
dodol itu untuk sambungan beton semacam waterproof karna dodol itu
sistemnya mengembang nah itu untuk nahan bocornya.”

3. “Harusnya sesuai karena kita kan sesuai RKS dengan gambar lantai
nantikan kita pakainya fc berapa karakteristiknya gimana kita kan pesan
sudah sesuai, harusnya sesuai sih cuma mungkin pas ada genangan itu kan
mutu beton kecampur harusnya, tapi tergantung genangannya kalau
genangannya susah disedot mutunya dinaikin pesan kesananya ke plannya
kita mutunya di naikin, nah disini kan mutu kolom kita naikin jadi 400 kita
efisiensi mobil butuh 4 kubik pesen 7 kubik jadi 3 kubik kita lariin ke lantai.
Biasanya di GWT dipakai integral tapi disini ngga pakai integral ,GWT kan
Cuma buat air nah ngatasin buat gak bocor integralnnya kita lariin pakai
waterproofing”.

4. “Tidak sih, harusnya sudah memenuhi spesifikasinya dari segi balok,


pembesiannya dari tebal lantainya, tebal lantainya kan 25cm atap GWT
25cm, terus pemesiannya juga rapat, secara spesifikasi sudah memenuhi”.

5. “Tergantung, tergantung genangan airnya banyak apa nggak, merubah mutu


dia kalua air juga kan merubah mutu beton tuh disarankan jangan ditambah
air itu karena itu sangat mempengaruhi kekuatan beton, kalau kemarin GWT
kan susahnya karena airnya bersumber kaya sumur gitu ya, lah itu kita
ngakalinnya pas waktu pengecoran kita standbye pompa, air kita
pengecorannya ngikutin arah sloofing airnya, airnya bisa kebuang kemana
nah itu dipasang pompa,ada kecampur air tapi gak banyak.”

6. “Ini berpengaruh tetapi tergantung lama rendamannya bukan banyak


genangannya, kan makanya kemarin kalo mk nya teliti udah marah pasti
apalagi air tanah efeknya kekarat kalo karat kan mudah putus nantinya , tapi
yak arena ini gak lama kerendamnya ya gak terlalu jadi masalah kita juga
ada obatnya buat besi, gak boleh besi itu ada air tanahnya, seharusnya ya
ini nih tiap hari ditutup terpal supaya gak nambah genangan air tapi kan
siapa yang mau, gak ada yang mau kecuali kalua memang ditinggal lama,kita
memang sudah prediksi bakal banyak genangan jadi lantai kerjanya agak
ditinggiin jadi diatasnya meskipun kena gak terlalu banyak genangannya.”

7. “ya jelasnya di bersihkan ,disemprot biar air tanahnya hilang.”


8. “nggak sih nggak terlalu, ya balik lagi kaya tadi berapa lama rendamannya
nanti pas pengecoran kita bersihin atau tidak, nggak mungkin juga kan kalo
tanah sama beton dia gak nyatu nanti dia naik sendiri, kalua dilantai kan
gampang bersihinnya beda dengan dinding “

9. “Soalnya kan airnya bersumber kalaupun disedot dari awal bakal mucul lagi
airnya sedangkan pembuangan kita kan soalnya air di gwt kan lebih rendah
kecuali kalau dia di atas muka air itu bisa di bersihin dulu kaya lantai atas
kan gak ada sumber airnya bisa dibersihin dulu , kita kan gak perlu pompa
kemarin kan kita sudah kirim pompa nah itu pompanya pas saat pengecoran
sambal disedot airnya soalnya kalo disedot dari awal ada terus airnya, kita
metodenya cari posisi paling turun kita kana da istilah sampit manual, sampit
kan buat sedot airnya jadi airnya turun kesitu semua Cuma ya tetep Cuma
bisa meminimalisir aja

10. “kalao kerendem air tanah yang jelas mutunya berubah Cuma kan
tergantung seberapa banyaknya air tanahanya mutu beton kan sebenernya
istilahnya itu Cuma jaga berapa persen kekuatannya itu kan umur segini
kekuatan segini berkurang beberapa persen doank kalo kerendem air tanah
kalau air tanahnya banyak ya bahaya juga , kalau yang kemarin itu harusnya
gak boleh yang bahaya itu ya air anahnya kan tanah gak bisa nyampur jadi
bisa ganggu betonnya, kalua dampak parahnya ya gak terlalu Cuma bisa jadi
bocor dengan mutu betonnya berkurang, cuma secara pengurangannya gak
terlalu saya jamin pun kalua di tes masih masuk jangankan kecampur air
tanah beton pas dimixer ditambah air pun masih masuk kalua di tes, kalau
yang disini sih masih mending kemarin kan kita pakai lantai kerja buat
ngurangin resiko apalagi tanahnya gak dipadetin”

11. Kalau sesuai sih nggak yang jelas tadi GWT kan area yang susah yang jelas
kalau mutu untuk lantai sih kita jamin oke paling ntar itu di bekistingnya
meleyot sama elevasi lantainya naik turun itu wajar ya di proyek kita pakai
alat apapun kita kasih orang uat storyngpun belum tentu jamin lurus
namanya tangan manusia ya tapi untuk mutu kuat tekan betonnya ya
harusnya sesuai karna kita pakai sesuai RKS yang ada pakai k350 apalagi
kita kan anikin jadi k400, cuma itu ya resikonya kalo banyak sambungan itu
ya rawan bocor kalau secara kekuatan kan isinya kan air emang kuat
tekannya tinggi Cuma kan disampingnya tahan jadi ya saling naha”.
s
Frequencies

Notes
Output Created 03-AUG-2019 23:23:19
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 32
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5
x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13
x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20
x21
x22 x23 x24 x25 x26 x27
x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34
x35 x36
/STATISTICS=MEAN
MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.08

[DataSet1]
Statistics
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2500 4.2500 2.4375 4.2500 4.5625 4.5000 4.7188
Median 4.0000 4.0000 2.0000 4.0000 5.0000 5.0000 5.0000
Mode 4.00 4.00 1.00a 4.00 5.00 5.00 5.00
Sum 136.00 136.00 78.00 136.00 146.00 144.00 151.00

Statistics
x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.3750 4.2813 2.3125 1.2500 4.7188 4.1250 3.5313
Median 5.0000 5.0000 1.5000 1.0000 5.0000 5.0000 4.0000
Mode 5.00 5.00 1.00 1.00 5.00 5.00 5.00
Sum 140.00 137.00 74.00 40.00 151.00 132.00 113.00

Statistics
x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2500 3.1563 4.7500 4.4375 3.7500 4.2188 3.6875
Median 5.0000 4.0000 5.0000 5.0000 4.0000 5.0000 4.0000
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Sum 136.00 101.00 152.00 142.00 120.00 135.00 118.00

Statistics
x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.2813 3.8125 4.5000 4.2813 4.5000 4.4063 4.2188
Median 4.0000 5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 4.5000 4.0000
Mode 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
Sum 137.00 122.00 144.00 137.00 144.00 141.00 135.00
Statistics
x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35
N Valid 32 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.4688 4.5000 4.2188 4.4063 3.8438 4.1563 4.4375
Median 4.5000 4.5000 4.0000 5.0000 4.0000 4.0000 5.0000
Mode 5.00 4.00a 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00
Sum 143.00 144.00 135.00 141.00 123.00 133.00 142.00

Statistics
x36
N Valid 32
Missing 0
Mean 4.7813
Median 5.0000
Mode 5.00
Sum 153.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

x1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 24 75.0 75.0 75.0
5.00 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0

x2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 2 6.3 6.3 6.3
4.00 20 62.5 62.5 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 10 31.3 31.3 31.3
2.00 10 31.3 31.3 62.5
3.00 4 12.5 12.5 75.0
4.00 4 12.5 12.5 87.5
5.00 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

x4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
2.00 1 3.1 3.1 6.3
4.00 17 53.1 53.1 59.4
5.00 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0

x5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 14 43.8 43.8 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0

x6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 3 9.4 9.4 15.6
4.00 4 12.5 12.5 28.1
5.00 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
x7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 6 18.8 18.8 21.9
5.00 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 1 3.1 3.1 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

x9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 5 15.6 15.6 15.6
4.00 3 9.4 9.4 25.0
5.00 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0

x10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 16 50.0 50.0 50.0
2.00 6 18.8 18.8 68.8
3.00 1 3.1 3.1 71.9
4.00 2 6.3 6.3 78.1
5.00 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0

x11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 25 78.1 78.1 78.1
2.00 6 18.8 18.8 96.9
3.00 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 9 28.1 28.1 28.1
5.00 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0

x13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 3 9.4 9.4 9.4
3.00 7 21.9 21.9 31.3
4.00 5 15.6 15.6 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 6 18.8 18.8 18.8
2.00 5 15.6 15.6 34.4
3.00 1 3.1 3.1 37.5
4.00 6 18.8 18.8 56.3
5.00 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0

x15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 5 15.6 15.6 15.6
4.00 9 28.1 28.1 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0

x16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 9 28.1 28.1 28.1
2.00 6 18.8 18.8 46.9
4.00 5 15.6 15.6 62.5
5.00 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

x17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 8 25.0 25.0 25.0
5.00 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0

x18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 6 18.8 18.8 18.8
4.00 6 18.8 18.8 37.5
5.00 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

x19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 4 12.5 12.5 12.5
2.00 4 12.5 12.5 25.0
3.00 1 3.1 3.1 28.1
4.00 10 31.3 31.3 59.4
5.00 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0

x20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 4 12.5 12.5 12.5
2.00 1 3.1 3.1 15.6
4.00 6 18.8 18.8 34.4
5.00 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0

x21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 6 18.8 18.8 18.8
2.00 1 3.1 3.1 21.9
3.00 4 12.5 12.5 34.4
4.00 7 21.9 21.9 56.3
5.00 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
x22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 6 18.8 18.8 18.8
4.00 11 34.4 34.4 53.1
5.00 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0

x23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 7 21.9 21.9 21.9
2.00 1 3.1 3.1 25.0
4.00 7 21.9 21.9 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

x25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 6.3 6.3 6.3
3.00 5 15.6 15.6 21.9
4.00 7 21.9 21.9 43.8
5.00 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
x26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 10 31.3 31.3 40.6
5.00 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

x27
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 13 40.6 40.6 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0

x28
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 19 59.4 59.4 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0

x29
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 15 46.9 46.9 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
x30
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 16 50.0 50.0 50.0
5.00 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0

x31
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
4.00 21 65.6 65.6 68.8
5.00 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0

x32
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 3.1 3.1 3.1
3.00 1 3.1 3.1 6.3
4.00 13 40.6 40.6 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x33
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 3.1 3.1 3.1
3.00 4 12.5 12.5 15.6
4.00 26 81.3 81.3 96.9
5.00 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
x34
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 27 84.4 84.4 84.4
5.00 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0

x35
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 9.4 9.4 9.4
4.00 12 37.5 37.5 46.9
5.00 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

x36
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 7 21.9 21.9 21.9
5.00 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai