Anda di halaman 1dari 69

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

EVALUASI SALURAN DRAINASE EKSISTING DAN


RENCANA PERBAIKAN SALURAN DRAINASE UNTUK
PENGENDALIAN BANJIR PERUMAHAN METRO SERPONG,
TANGERANG

Disusun Oleh:
MUHAMMAD IKHSAN
051.0015.00087

Telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Teknik
Tugas akhir ini telah direvisi dan disetuji oleh dosen pembimbing
pada tanggal 3 September 2019

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Trihono Kadri, MS


NIK : 1272 / USAKTI

Mengetahui
Ketua Jurusan / Ketua Program Studi Sarjana

Ir. Sih Andayani Dipl. HE


NIK : 1485 / USAKTI

Evaluasi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Muhammad Ikhsan
NIM : 051.0015.00087

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas akhir dengan judul :

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting dan Rencana Perbaikan Saluran


Drainase Untuk Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang

Yang saya kerjakan dan telah selesai tanggal 20 Agustus 2019, merupakan hasil
karya asli saya, apabila didapati pelanggaran berupa penjiplakan ( plagiat ) atau
kecurangan apapun maka saya bersedia untuk menerima sanksi / hukuman yang
akan dijatuhkan oleh Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti untuk saya.
Secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun, saya menandatangani surat
pernyataan ini.

Jakarta, 20 Agustus 2019

Meterai
Rp. 6.000,-

(Muhammad Ikhsan)

Evaluasi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Muhammad Ikhsan
NIM : 051.0015.00087
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Trisakti Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
EVALUASI SALURAN DRAINASE EKSISTING DAN RENCANA
PERBAIKAN SALURAN DRAINASE UNTUK PENGENDALIAN BANJIR
PERUMAHAN METRO SERPONG, TANGERANG
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Trisakti berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 3 September 2019

(Muhammad Ikhsan)

Evaluasi
REKAMAN KEGIATAN ASISTENSI / BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad Ikhsan


NIM : 051.0015.00087
Tahun Akademik & Semester : 2018/2019 Semester Genap
Judul Tugas Akhir : Evaluasi Saluran Drainase Eksisting dan Rencana
Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang
Pembimbing : Dr. Ir. Trihono Kadri, MS

No Tanggal Uraian Bimbingan Paraf


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

DILAPORKAN TANGGAL : 20 Agustus 2019

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Trihono Kadri, MS


NIK: 1272 / USAKTI

Evaluasi
EVALUASI SALURAN DRAINASE EKSISTING DAN
RENCANA PERBAIKAN SALURAN DRAINASE UNTUK
PENGENDALIAN BANJIR PERUMAHAN METRO SERPONG,
TANGERANG

Muhammad Ikhsan
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1
Grogol, Jakarta.
Email : Ikhsan1103@gmail.com

ABSTRAK

Evaluasi saluran drainase yang berlokasi di kawasan Perumahan Metro Serpong,


Tangerang. Kawasan Perumahan Metro Serpong tersebut mengalami kebanjiran
yang diakibatkan karena saluran drainase yang tidak bisa menampung dan
mengalirkan air secara normal. Saluran drainase tersebut memiliki dimensi relative
kecil dan kemiringan dasar saluran juga kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengevaluasi saluran drainase yang sudah ada dan merencanakan perbaikan
saluran drainase tersebut agar dapat menampung dan mengalirkan air secara lancar.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data hidrologi dan data hidrolika.
Data hidrologi seperti data curah hujan harian yang diambil dari stasiun pondok
betung karena stasiun tersebut yang berdekatan dengan lokasi permasalahan, serta
debit banjir rasional sebagai output. Data hidrolika bisa diperhitungkan dengan
mengetahui dimensi saluran tersebut dan output yang dihasilkan adalah kapasitas
dari saluran drainase tersebut. Hasil dari kedua data tersebut dibandingkan untuk
mengetahui saluran tersebut dapat menampung dan mengalirkan air atau tidak. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa debit banjir lebih besar daripada kapasitas
saluran, maka perlu adanya perbaikan saluran drainase dengan memperbesar
dimensi dari saluran drainase. Dengan begitu, slope atau kemiringan dasar saluran
akan mengalami perbesaran juga.

Kata Kunci : Evaluasi Saluran Drainase, Drainase Eksisting, Banjir

Evaluasi
EVALUATION OF EXISTING DRAINAGE CHANNEL AND
DRAINAGE CHANNEL REPAIR PLAN FOR METRO SERPONG
HOUSING FLOOD CONTROL, TANGERANG

Muhammad Ikhsan
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1
Grogol, Jakarta.
Email : Ikhsan1103@gmail.com

ABSTRACT
Evaluation of drainage channels located in the Serpong Metro Housing area,
Tangerang. Serpong Metro Housing Area is flooded due to drainage channels that
cannot accommodate and drain water normally. The drainage channel has a
relatively small dimension and the base slope of the channel is also small. The
purpose of this study is to evaluate the existing drainage channels and plan the
improvement of the drainage channels so that they can store and drain water
smoothly. This research was conducted by collecting hydrological data and
hydraulics data. Hydrological data such as daily rainfall data taken from Pondok
Betung Station because the station is close to the location of the problem, and
rational flood discharge as output. Hydraulic data can be calculated by knowing
the dimensions of the channel and the resulting output is the capacity of the
drainage channel. The results of the two data are compared to find out whether the
channel can accommodate and drain water or not. From the results of the study
show that flood discharge is greater than the capacity of the channel, it is necessary
to improve the drainage channel by increasing the dimensions of the drainage
channel. That way, the slope or slope of the bottom of the channel will also be
enlarged.

Keyword : Drainage Channel Evaluation, Existing Drainage, Flooding

Evaluasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkah,
sehingga penulis dapat mengerjakan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Evaluasi
Saluran Drainase Eksisting dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Adapun tujuan dari pembuatan proposal Tugas Akhir ini
adalah sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
Teknik Sipil.

Penulis menyadari, tanpa adanya bekal pengetahuan, bimbingan, dorongan,


moril, materil serta bantuan dari pihak manapun maka belum tentu Tugas Akhir ini
dapat selesai. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya, kepada yang terhormat :

1. Ir. Sih Andayani, Dipl.HE, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti.
2. Bapak Dr. Ir. Trihono Kadri, MS, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Orang tua serta kakak saya yang selalu memberikan doa kepada saya agar
berjalan dengan lancar dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Christina Sari, SPd. MT. selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti.
5. Bapak Luki Widodo selaku direktur utama PT. Bina Infratama yang telah
membimbing dan memberikan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi
penulisan Tugas Akhir ini.
6. Sachra Hangga Aliyu yang selalu menyemangati saya dalam keadaan
apapun, menemani saya disaat sedang asistensi serta memberikan nasehat
disaat saya sedang merasa putus asa.
7. Bapak Dwi selaku dosen matek tetapi saya selalu konsultasi semua
permasalahan dari perkuliahan sampai Tugas Akhir ini dengan beliau.

Evaluasi
8. Seluruh dosen jurusan Teknik Sipil Universitas Trisakti yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama saya kuliah.
9. Reinaldy, Dio, dan Adhit sebagai teman seperjuangan di dalam Tugas Akhir
pada bidang keairan.
10. Teman – teman Sipil Trisakti angkatan 2015.

Saya berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak
dan dapat diaplikasikan pada dunia kerja. Saya menyadari bahwa di dalam tugas
akhir ini masih terdapat kekurangan, . Oleh karena itu Saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Jakarta, 20 Agustus 2019

Penulis

Evaluasi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ...................................................... i


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... iii
REKAMAN KEGIATAN ASISTENSI / BIMBINGAN ................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR NOTASI ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.5. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 4
2.1.1. Drainase............................................................................................. 4
2.1.2. Tujuan Drainase ................................................................................ 5
2.1.3. Jenis – Jenis Drainase........................................................................ 5
2.1.4. Drainase Perkotaan............................................................................ 6
2.1.5. Dimensi Saluran ................................................................................ 7
2.1.6. Teori Hidrologi................................................................................ 10
2.1.7. Teori Debit Banjir ........................................................................... 15
2.1.7.1. Waktu Konsentrasi ...................................................................... 15
2.1.7.2.Koefisien Run-Off .............................................................................. 15
2.1.7.3.Metode Perhitungan Banjir Maksimum Rencana .............................. 17
2.2. Penelitian Terdahulu............................................................................... 17

Evaluasi
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 20
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 20
3.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 22
3.3. Metode Pengolahan Data ........................................................................ 22
3.4. Analisa Data ........................................................................................... 22
3.5. Bagan Alir .................................................................................................. 24
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 26
4.1. Analisis Hidrologi .................................................................................. 26
4.1.1. Hasil Perhitungan Metode Gumbel ................................................. 27
4.1.2. Hasil Perhitungan Metode Log Pearson .......................................... 30
4.1.3. Hasil Perhitungan dengan Metode Iwai Kodoya ............................ 33
4.1.4. Hasil Perhitungan Debit Banjir Maksimum Saluran dan Intensitas
Hujan 35
4.2. Analisis Hidrolika ................................................................................... 39
4.3. Rencana Perbaikan Saluran Drainase Pada Titik C (Saluran Crossing) 44
4.3.1. Metode Pemasangan Pipa ............................................................... 46
4.4. Rencana Perbaikan Saluran di Titik A (Kawasan Perumahan Metro
Serpong) ............................................................................................................ 47
4.4.1. Metode Pekerjaan Rencana Perbaikan Saluran Drainase di Titik A 49
4.5. Rencana Perbaikan Saluran di Titik B.................................................... 49
4.5.1. Metode Pekerjaan Rencana Perbaikan Saluran Drainase di Titik B 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 51
5.2. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55
LAMPIRAN

Evaluasi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Intensitas Hujan Terhadap Waktu Konsentrasi ..................... 14


Gambar 3.1 Peta Topografi………………………………………………………21
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A Maksimum Dengan Program
Ms.Excel………………………………………………………….………………36

Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A+B Maksimum Dengan
Program Ms.Excel ................................................................................................. 37
Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A+B+C Maksimum Dengan
Program Ms.Excel ................................................................................................. 38
Gambar 4.4 Pembagian Area Dalam Perhitungan Hidrolika Saluran ................... 39
Gambar 4.5 Penampang Saluran A di lapangan.................................................... 40
Gambar 4.6 Penampang Saluran A Beserta Dimensi Saluran .............................. 40
Gambar 4.7 Penampang Saluran B di Lapangan .................................................. 41
Gambar 4.8 Penampang Saluran B Beserta Dimensi Saluran............................... 42
Gambar 4.9 Penampang Saluran C Pada Crossing Rel Kereta Api di Lapangan . 43
Gambar 4.10 Penampang Saluran Crossing Di bawah Rel Kereta Api Beserta
Dimensi ................................................................................................................. 43
Gambar 4.11 Penampang Rencana Saluran Crossing Di Bawah Rel Kereta Api . 45
Gambar 4.12 Metode Pelaksanaan Pemasangan Jacking Pipe.............................. 47

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan…………………. 7


Tabel 2.2 Koefisien Kekasaran Manning .................................................................9
Tabel 2.3 Koefisien Limpasan untuk Perhitungan Methode Rasional ...................16
Tabel 2.4 Koefisien run-off untuk Daerah Berkembang…………………………17
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Pondok Betung
……………………………………………………………………………………26
Tabel 4.2 Perhitungan Periode Ulang Hujan Harian Maksimum Metode
Gumbel…………………………………………………………………………...27

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Hujan Harian Maksimum Rencana Metode


Gumbel ...................................................................................................................29
Tabel 4.4 Perhitungan Periode Ulang Hujan Harian Maksimum Rencana Metode
Log Pearson ............................................................................................................30
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hujan Harian Maksimum Rencana Metode Log
Pearson ...................................................................................................................32
Tabel 4.6 Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan Harian Maksimum Dengan
Metode Iwai Kodoya ..............................................................................................33
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Metode Iwai Kodoya
................................................................................................................................35
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan……………………….51

xii
DAFTAR NOTASI
Qs = Debit penampang saluran (m3/det)
As = Luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m 2)
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)
n = Koefisien kekasaran Manning
R = Jari-jari hidrolisis (m)
S = Kemiringan saluran
P = Keliling basah saluran (m)
Q = Debit aliran (m3/det)
A = Luas Penampang (m2)

Xt = hujan harian maksimum rencana untuk periode ulang T tahun

X = harga rata-rata data


S = standar deviasi
K = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari waktu ulang
Yt = reduced variate sebagai fungsi dari waktu ulang T

Yn = reduced mean sebagai fungsi dari banyak data

Sn = reduced standar deviation sebagai fungsi dari banyak data


xs = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar
xt = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil
n = banyak data
n
m  10 (angka bulat, dibulatkan keangka yang terdekat)

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)


t = Waktu
a, b,n = Konstanta tergantung pada lamanya curah hujan
R24 = Curah hujan harian maksimum (mm/hari).

Tc = Waktu konsentrasi (jam)


to = Waktu alir diatas lahan (jam)
ts = Waktu alir di saluran (jam).

xiii
∆h = Beda tinggi elevasi dasar saluran hulu dan hilir (km)
L = Panjang saluran (km)
V = Kecepatan aliran disaluran (km/jam)
Qp = debit banjir rencana (m3/det.)
C = koeffisien pengaliran
Ro = curah hujan satuan ( 1 mm)
A = luas catchment area (km2).

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Banjir merupakan tingginya aliran air yang melebihi muka air normal, sehingga
terjadinya limpasan air dari sungai atau saluran yang menyebabkan adanya
genangan di sekitar sisi sungai atau saluran. Terdapat dua peristiwa banjir, yaitu
banjir atau genangan yang terjadi di kawasan yang memang tidak pernah terjadi
banjir dan banjir yang terjadi karena faktor dari saluran atau sungai yang tidak bisa
menampung debit air yang ada. Oleh karena itu, untuk menanggulangi terjadinya
banjir atau genangan, maka dibuatnya sebuah sistem jaringan yang disebut jaringan
drainase untuk mengatasinya.
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal ( Dr. Ir. Suripim, M.Eng. 2004:7). Drainase juga
berperan penting dalam mengatur jalannya air atau suplai air untuk mencegah
terjadinya banjir atau genangan di suatu kawasan.
Pada kenyataannya banyak jaringan drainase yang tidak maksimal kinerjanya
dan keluar dari fungsi yang sebenarnya. Saat ini sedang meningkatnya
pembangunan perkotaan yang seharusnya juga memperhatikan jaringan drainase
yang akan dibuatnya dengan desain dan perencanaan jaringan drainase yang baik
dan matang agar tidak menyebabkan terjadinya banjir atau genangan di sekitar
kawasan tersebut. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12 Tahun 2014
Pasal 1 menjelaskan bahwa berbagai sarana-prasarana pelengkap drainase dan salah
satunya sumur resapan. Dalam hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
mengatasi banjir dan perencanaan sebuah tata wilayah membutuhkan system

1
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
2

jaringan drainase dan system penanggulangan banjir yang terintegrasi dengan baik
satu sama lain.
Pada kawasan perumahan Metro Serpong, Cisauk, Kota Tangerang perlu
adanya pengendalian banjir dikarenakan terdapat saluran drainase yang berupa
gorong-gorong pada lintasan K.A di stasiun Cisauk. Saluran tersebut ternyata tidak
dapat menampung dan menerima volume air dari kawasan perumahan Metro
Serpong yang menyebabkan banjir di perumahan Metro Serpong, Cisauk. Selain
itu, terdapat dua saluran lagi yang memiliki kapasitas kurang dari volume air yang
ada yang menyebabkan terjadinya genangan di sekitarnya.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang dari penelitian ini adalah :
1. Berapa besarnya debit banjir yang terjadi di dalam kawasan tersebut?
2. Berapa kebutuhan dimensi rencana saluran drainase yang diperlukan
dengan membandingkan debit banjir dan kapasitas saluran drainase
untuk dapat menerima debit air di dalam kawasan tersebut?
3. Bagaimana solusi yang digunakan untuk pengendalian banjir?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah menyelesaikan permasalahan yang
terjadi pada kawasan Perumahan Metro Serpong yang tergenang dengan
membandingkan antara debit banjir rasional dengan kapasitas saluran pada kawasan
tersebut dan memberikan solusi yang tepat dalam permasalahan yang dibahas
dalam penelitian agar berkurangnya genangan air yang terjadi di kawasan tersebut.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan evaluasi dari sistem drainase di kawasan Metro Serpong,
Cisauk.
2. Dapat mengetahui besar kapasitas saluran drainase dapat menerima
debit air yang mengalir pada daerah kawasan Metro Serpong, Cisauk.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
3

3. Hasil perhitungan debit banjir rasional dibandingkan dengan kapasitas


saluran drainase di lapangan yang dapat digunakan untuk menghitung
dimensi saluran drainase.
4. Hasil studi dari penelitian ini dapat menyelesaikan masalah yang terjadi
di dalam kawasan.
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Saluran Drainase
Eksisting dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian Banjir
Perumahan Metro Serpong” adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada kawasan perumahan Metro Serpong, dimana
yang dievaluasi adalah kapasitas saluran drainase eksistingnya sudah dapat
menampung debit limpasan atau belum.
2. Dalam evaluasi penelitian ini dibagi menjadi tiga daerah, yaitu saluran A,
saluran B dan saluran C yang berada di lintasan kereta api dengan luas 31,9
ha.
3. Membandingkan antara kapasitas saluran eksisting dengan debit banjir
rasional yang diperhitungkan pada analisa hidrologi tersebut.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Drainase
Drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut ( Suhardjono 1948:1). Menurut
Kusumadewi (2012), drainase ialah suatu system yang dibuat untuk menangani
persoalan kelebihan air, baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem
drainase yang dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut merupakan
definisi drainase perkotaan :
1. Menurut H.A. Halim Hasmar (2002), drainase perkotaan adalah ilmu
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang
erat kaitannya dengan kondisi lingkungan social-budaya yang ada di
kawasan kota.
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari
wilayah perkotaan yang meliputi :
a. Penukiman
b. Kawasan industry dan perdagangan
c. Kampus dan sekolah
d. Rumah sakit dan fasilitas umum
e. Lapangan olahraga
f. Lapangan parker
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi
h. Pelabuhan udara

(H.A. Halim Hasmar 2002:1)

4
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
5

2.1.2. Tujuan Drainase


Drainase memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dilakukan
secara aman, lancer dan efisien serta dapat mendukung kelestarian
lingkungan.
2. Untuk mengurangi genangan air yang bisa menyebabkan sarangnya
nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain, seperti demam berdarah,
disentri dan penyakit lain.
3. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik, yaitu
jalan, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan dan
gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.
2.1.3. Jenis – Jenis Drainase
1. Menurut Sejarah Terbentuknya
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dab tidak terdapat
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan
batu, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk
karena gerusan air yang bergerak akibat gravitasi yang
lambat laun membentuk jalan air permanen seperti sungai.
b. Drainase Buatan (Artifical Drainage)
Drainase ini dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu
sehingga dibutuhkan bangunan khusus seperti selokan
pasangan batu atau beton, gorong-gorong, pipa dan lain-
lain.
2. Menurut Letak Salurannya
a. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Merupakan saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah untuk mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya adalah analisa open channel
flow.
b. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
6

Merupakan saluran drainase untuk mengalirkan air


limpasan permukaan dengan media seperti pipa-pipa
karena alasan tertentu, seperti tuntutan artistic, fungsi
permukaan tanah seperti lapangan bola, lapangan terbang,
taman dan lain-lain.
3. Menurut Fungsi
a. Single Purpose
Saluran yang memiliki fungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, seperti contoh hujan saja atau air jenis buangan
lainnya misalnya limbah domestic, industry dan lain-lain.
b. Multi Purpose
Saluran yang memiliki fungsi mengalirkan beberapa jenis
air buangan secara campur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksi
a. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di daerah yang
memiliki luasan yang cukup ataupun untuk saluran air non-
hujan yang tidak membahayakan atau mengganggu
lingkungan.
b. Saluran Tertutup
Saluran air yang difungsikan untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan dan untuk saluran yang
berada di tengah kota.
2.1.4. Drainase Perkotaan
Pada perkembangan perkotaan memerlukan pengendalian dan penambahan
fasilitas untuk sistem pembuangan air hujan. Sitem pembuangan air hujan ini
memiliki tujuan yaitu arus air hujan yang sudah berbahaya atau mengganggu
lingkungan secepat mungkin dibuang pada badan air penerima tanpa erosi dan
penyebaran polusi serta tidak terjadi genangan yang menyebabkan banjir.
Masalah tersebut harus ditangani secara benar terutama bagi daerah-daerah
yang selalu mengalami kejadian tersebut saat musim hujan. Menurut Hendrasarie

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
7

(2005), air hujan yang jatuh dari angkasan dikendalikan dan diatur guna memenuhi
berbagai kegunaan untuk penyehatan.
Menurut Wesli (2008), drainase perkotaan dan jalan raya umumnya dipakai
saluran dengan lapisan. Saluran ini bisa berupa saluran terbuka atau saluran yang
diberi tutup dengan lubang-lubang kontrol di tempat-tempat tertentu. Saluran yang
diberi tutup bertujuan agar saluran memberikan pandangan yang lebih baik atau
ruang gerak bagi kepentingan lain di atasnya.

Tabel 2.1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Metode Perhitungan
Luas DAS (ha) Periode Ulang (tahun)
Debit Banjir
<10 2 Rasional

10-100 2-5 Rasional

101-500 5-20 Rasional

>500 10-25 Hidrograf satuan


Sumber : Sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan (Suripin, 2004).

2.1.5. Dimensi Saluran


Dimensi saluran harus mampu mengalirkan debit rencana atau debit yang
dialirkan oleh saluran (Qs) sama atau lebih besar dari debit rencana (QT). Jika dilihat
dari hubungan ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Qs ≥ QT
Perolehan debit suatu penampang saluran (Qs) dapat digunakan dengan
rumus seperti di bawah ini :
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 × 𝑉

Keterangan :

Qs = Debit penampang saluran (m3/det)

As = Luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m 2)

V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
8

Kecepatan rata-rata aliran pada suatu aliran bisa dihitung dengan rumus
Manning seperti di bawah ini, yaitu :

1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝑆 ⁄2
𝑛

𝐴𝑠
𝑅=
𝑃

Keterangan :

V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)

n = Koefisien kekasaran Manning

R = Jari-jari hidrolisis (m)

S = Kemiringan saluran

As = Luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m 2)

P = Keliling basah saluran (m)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
9

Tabel 2.2 Koefisien Kekasaran Manning

No Tipe Saluran Baik sekali Baik Sedang Buruk


Saluran Buatan
1Saluran tanah, lurus teratur 0,017 0,020 0,023 0,025
2Saluran tanah yang dibuat dengan excavator 0,023 0,028 0,030 0,040
3Saluran pada dinding batuan,lurus,teratur 0,020 0,030 0,033 0,035
4Saluran pada dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur 0,035 0,040 0,045 0,045
5Saluran batuan yang diledakkan,ada tumbuhan 0,025 0,030 0,035 0,040
6Dasar saluran dari tanah, sisi saluran berbatu 0,028 0,030 0,033 0,035
7Saluran lengkung, dengan kecepatan aliran rendah 0,020 0,025 0,028 0,030
Saluran Alam
8 Bersih,lurus,tidak berpasir dan tidak berlubang 0,025 0,028 0,030 0,033
9 Seperti no.8 tapi ada timbunan atau kerikil 0,030 0,033 0,035 0,040
10 Melengkung,bersih,berlubang dan berdinding pasir 0,030 0,035 0,040 0,045
11 Seperti no 10 dangkal, tidak teratur 0,040 0,045 0,050 0,055
12 Seperti no 10 berbatu dan ada tumbuhan 0,035 0,040 0,045 0,050
13 Seperti no 11 sebagian berbatu 0,045 0,050 0,055 0,060
14 Aliran pelan, banyak tumbuhan 0,050 0,060 0,070 0,080
15 Banyak tumbuhan 0,075 0,100 0,125 0,150
Saluran Buatan, Beton, Atau Batu Kali
16 Seperti pasangan batu, tanpa penyelesaian 0,025 0,030 0,033 0,035
17 Seperti no 16 tapi dengan penyelesaian 0,017 0,020 0,025 0,030
18 Saluran Beton 0,014 0,016 0,019 0,021
19 Saluran beton halus dan rata 0,010 0,011 0,012 0,013
20 Saluran beton pracetak dengan acuan baja 0,013 0,014 0,014 0,015
21 Saluran beton pracetak dengan acuan kayu 0,015 0,016 0,016 0,018
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, Perencanaan Sistem Drainase Jalan

Dalam permasalahan ini digunakan debit aliran secara rasional. Sebelumnya


debit aliran merupakan jumlah air yang mengalir dalam satuan volume perwaktu.
Dengan begitu dapat dituliskan dengan rumus seperti berikut ini :

𝑄 =𝑉×𝐴

Keterangan :

Q = Debit aliran (m3/det)

V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)

A = Luas Penampang (m2)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
10

Dengan rumus di atas, kecepatan (V) yang digunakan adalah kecepatan rata-
rata aliran di dalam saluran yang dapat dihitung dengan rumus yang sebelumnya
dengan pengaruh koefisien kekasaran manning.

2.1.6. Teori Hidrologi


2.1.6.1.Umum
Hidrologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari
kejadian-kejadian serta penyebaran atau distribusi air secara alami di bumi.
Menurut EM. Wilson tahun 1969, persyaratan mendasarnya berupa data yang
diamati dan diukur mengenai semua segi pencurahan, pelimpasan, penelusuran,
pengaliran sungai, penguapan, dan seterusnya. Unsur hidrologi yang paling
dominan di suatu wilayah merupakan curah hujan, oleh karena itu data curah hujan
merupakan data yang paling utama dalam menentukan debit banjir rencana.
2.1.6.2.Tujuan Analisis Hidrologi
Tujuan analisis hidrologi adalah untuk mengetahui besarnya intensitas hujan
rencana sesuai dengan periode ulang perencanaan yang dianalisa dari curah hujan
harian maksimum, hal ini diperlukan untuk mengetahui besarnya limpasan hujan
yang jatuh pada suatu daerah perencanaan.

2.1.6.3.Kerapatan Deras Curah Hujan


Kerapatan deras hujan adalah kemungkinan kejadian rata-rata terjadinya
curah hujan dalam suatu periode ulang (return period). Perhitungan deras hujan
dilakukan dengan 3 (tiga) metode yaitu :
1. Metode gumbel dengan persamaan sebagai berikut :

t = X + S . K ….. (1)

n n
 X2  X .  X
S  1 1
n 1

Yt  Yn
K
Sn …..(2)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
11

Dari persamaan (1) dan (2), maka :

Xt  X  S .
S
Y t 
 Yn ….. (3)
n

1 S S Yn
Jika :  dan b X  . Yn  X 
a Sn Sn a

Persamaan (3) menjadi :


1
Xt  b  a
. Yt

dimana :
Xt : hujan harian maksimum rencana untuk periode ulang T tahun
X : harga rata-rata data
S : standar deviasi
K : faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari waktu ulang
Y t : reduced variate sebagai fungsi dari waktu ulang T
Yn : reduced mean sebagai fungsi dari banyak data
Sn : reduced standar deviation sebagai fungsi dari banyak data
2. Metode Log Pearson
Metode distribusi Log Person tipe III menganjurkan untuk
mengkonversikan rangkaian data hujan menjadi bentuk logaritmis dan
menghitung nilai rata-ratanya, persamaannya adalah sebagai berikut :
1
Log R  .  log R
n

Sd =
  log R  log R 
2

n 1

G =
n   log R  log R  3

 n  1  .  n  2  .  Sd 3
Maka didapat :

Rt = 10  log R  K . Sd 

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
12

Keterangan : log R = log x


3. Metode Iwai Kodoya
Persamaan umum metode Iwai Kodoya adalah sebagai berikut :
x  b
  C . log
Xo  b

log (Xo + b) adalah harga rata-rata dari log (x + b)

n
1
log Xo =
n
. 
log x
1

perkiraan harga b :
n
1 n
b=
m
. bi , m 
10
i 1

xs . xt  Xo2
bi =
2 Xo   xs  xt 
perkiraan harga Xo :

Xo = log ( xo + b )

n
1
=
n
. 
log ( xi  b )
i 1

perkiraan harga C :

n 2
1 2  xi  b 

n 1
.   log 
xo  b 
i 1 
C

2n 2
= . X . Xo2
n 1

n
  log  xi  b  2
2 1
X  .
n
i n

dimana :

xs : harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar


xt : harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil.
n : banyak data.
n
m  (angka bulat, dibulatkan keangka yang terdekat).
10

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
13

2.1.6.4.Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah ketinggian curah hujan dalam satuan mm yang
terjadi pada suatu kurun waktu (jam) dimana air tersebut berkonsentrasi dan
dinotasikan dengan huruf I, yang artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian mm
dalam waktu perjam.
Intensitas curah hujan umumnya dihubungkan dengan kejadian dan lamanya
(duration) hujan turun, yang disebut dengan Intensity Duration Frequency(IDF).
Oleh karena itu diperlukan data curah hujan jangka pendek, atau data persentase
jumlah hujan yang turun tiap kurun waktu tertentu (misal : menit), selama kejadian
hujan (misalnya 24 jam).
Data curah hujan yang didapat pada penakar hujan adalah menunjukkan
volume dalam satuan waktu. Hubungan antara deras hujan dengan waktu terjadinya
digambarkan dalam bentuk persamaan matematik, yang disebut dengan lengkung
deras curah hujan (IDC – intensity Duration Curve).
5 (lima) metode untuk mengetahui sifat deras hujan pada setiap kejadian
adalah sebagai berikut :
a
1. Prof. Sherman (1905) I 
tn
a
2. Prof. Talbot (1881) I
t b
a
3. Dr. Ishiguro I
t b

Dimana :
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : Waktu
a, b,n : Konstanta tergantung pada lamanya curah hujan
2/3
R24  24 
4. Dr. Mononobe I  .  
24  t 

Dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam).
t = Lamanya curah hujan (jam).

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
14

R24 = Curah hujan harian maksimum (mm/hari).

5. Dr. Haspers
Haspers telah melakukan penelitian dibeberapa kota di pulau Jawa,
khususnya kawasan Urban (perkotaan) mengenai intensitas hujan
jangka pendek sampai 50 menit yang disebut Rainfall Intensity Depth.
Kedalaman intensitas hujan tersebut merupakan besaran curah hujan
untuk setiap satuan waktu (menit) yang dapat dikonversikan menjadi
lengkung deras hujan (dalam mm/jam). Kerapatan hujan yang telah
dihitung sesuai dengan periode ulang (mm/hari) dapat langsung
diketahui besaran intensitasnya sesuai dengan waktu konsentrasi.
Perhitungan Hidrologi dan lengkung Intensitas persatuan waktu adalah
sebagai berikut.

Gambar 2.1 Grafik Intensitas Hujan Terhadap Waktu


Konsentrasi

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
15

2.1.7. Teori Debit Banjir


2.1.7.1.Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi (Tc) adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk
mengalir dari suatu titik terjauh pada suatu daerah pengaliran sampai pada titik yang
ditinjau.

Untuk daerah yang masih alami dan belum dikembangkan, besarnya waktu
konsentrasi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu waktu pegaliran diatas lahan/overland
time (to) dan pengaliran disaluran (ts). Persamaan umum sebagai berikut :

Tc = to + ts

Ts = L/V

V= 72 . (∆h / L)0,6

dimana
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
to = Waktu alir diatas lahan (jam)
ts = Waktu alir di saluran (jam).
∆h = Beda tinggi elevasi dasar saluran hulu dan hilir (km)
L = Panjang saluran (km)
V = Kecepatan aliran disaluran (km/jam)
2.1.7.2.Koefisien Run-Off
Koefisien run off adalah koefisien limpasan aliran permukaan yang
besarnya sangat bervariasi tergantung dari penggunaan lahan dan kemiringan suatu
lahan. Tidak ada data hasil pengukuran yang pasti pada daerah yang akan
dikembangkan, namun sesuai dengan referensi yang ada dapat diperoleh gambaran
tentang Koefisien limpasan aliran untuk masing-masing penggunaan tanah.
Koefisien aliran yang mendekati kenyataan adalah koefisien rata-rata dari
suatu Catchment area sesuai dengan penggunaan lahan tersebut dan pendekatan
yang dipakai adalah dengan menggunakan Koefisien referensi yang ada.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
16

Tabel 2.3 Koefisien Limpasan untuk Perhitungan Methode Rasional

Deskripsi Lahan / Karakter Permukaan Koefisien C

1. Bisnis :
- Perkotaan 0,70 – 0,90
- Pinggiran 0,50 – 0,70
2. Perumahan :
- Rumah Tunggal 0,30 – 0,50
- Multi unit terpisah 0,40 – 0,60
- Multi unit tergabung 0,60 – 0,75
- Perkampungan 0,25 – 0,40
- Apartemen 0,50 – 0,70
3. Industri :
- Ringan 0,50 – 0,80
- Berat 0,60 – 0,90
Perkerasan :
- Aspal dan Beton 0,70 – 0,95
- Batu bata, Paving 0,50 – 0,70
Atap 0,75 – 0,95
Halaman, Tanah berpasir
- Datar 2 % 0,05 – 0,10
- Rata-rata 2 – 7% 0,10 – 0,15
- Curam 7% 0,15 – 0,20
Halaman, Tanah berpasir
- Datar 2 % 0,13 – 0,17
- Rata-rata 2 – 7% 0,18 – 0,22
- Curam 7% 0,25 – 0,35
Halaman Kereta Api 0,10 – 0,35
Taman tempat bermain 0,20 – 0,35
Taman, Pekuburan 0,10 – 0,25
Hutan :
- Datar, 0 – 5% 0,10 – 0,40
- Bergelombang, 5 – 10% 0,25 – 0,50
- Berbukit, 10 - 30 % 0,30 – 0,50

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
17

Tabel 2.4 Koefisien run-off untuk Daerah Berkembang

No Tipe Area Koefisien C

1. Pegunungan yang curam 0,75 – 0,90


2. Tanah yang bergelombang dan hutan 0,50 – 0,75
3. Dataran yang ditanami 0,45 – 0,60
4. Atap yang tidak tembus air 0,75 – 0,90
5. Perkerasan aspal, beton 0,80 – 0,90
6. Tanah padat sulit diresapi 0,40 – 0,55
7. Tanah agak mudah diresapi 0,05 – 0,35
8. Taman / lapangan terbuka 0,05 – 0,25
9. Kebun 0,05 – 0,20
10. Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 – 0,40
11. Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 – 0,70
12. Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 – 0,80
13. Daerah rekreasi 0,20 – 0,30
14. Daerah industri 0,80 – 0,90
15. Daerah perniagaan 0,90 – 0,95

2.1.7.3.Metode Perhitungan Banjir Maksimum Rencana


Debit banjir maksimum rencana untuk menentuan dimensi saluran
dihitung dengan persamaan Rasional, dengan persamaan sebagai berikut :
𝐶 𝐴 𝑅𝑜
𝑄𝑝 =
3,6

dimana :
Qp : debit banjir rencana (m3/det.)
C : koeffisien pengaliran
Ro : curah hujan satuan ( 1 mm)
A : luas catchment area (km2).

2.2. Penelitian Terdahulu


Penelitian yang menjadi acuan dari penulisan tugas akhir ini adalah Dimitri
Fairizi (2013) tentang Analisis dan Evaluasi Saluran Drainase pada Kawasan
Perumnas Talang Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota Palembang. Jurnal ini

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
18

bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi dimensi saluran drainase pada


kawasan Perumnas Talang Kelapa di sub DAS Lambidaro kota Palembang. Di
dalam jurnal ini juga dijelaskan metode yang digunakan dalam menghitung debit
rencana yaitu dengan metode rasional dimana digunakan rumus Q = 0,278 C I A.
Dari penelitian ini, penulis mengutip metode perhitungan yang kurang lebih sama,
hanya saja yang membedakan dengan penelitian tersebut dalam perhitungan debit
rencananya yaitu dengan rumus Q = V A. Dengan rumus tersebut terdapat pengaruh
koefisien kekasaran manning dalam perhitungan kecepatan rata-rata aliran dalam
aluran (V).

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian
Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
19

2.3. Kerangka Berfikir


Latar Belakang
Kesimpulan
 Saluran drainase yang ada di bawah jalan K.A tidak
dapat menampung volume air yang ada yang
menyebabkan terjadi genangan.

 Belum dilakukan pengendalian dalam kawasan tersebut. Hasil

Rumusan Masalah Evaluasi

 Berapa besarnya debit limpasan di dalam kawasan tersebut?


 Berapa kebutuhan dimensi saluran drainase untuk dapat
Pengelolaan Data
menerima debit limpasan hujan di kawasan tersebut?
 Debit dan Volume Air Limpasan
 Kapasitas Drainase

Tujuan Penelitian
untuk mengetahui kapasitas saluran drainase pada kawasan
Metro Serpong, Cisauk apakah mencukupi untuk menerima Pengumpulan Data

debit limpasan pada kawasan tersebut dan jika saluran  Data Hidrologi
 Data Hujan Harian
drainase tersebut tidak dapat menampung, maka solusi apa
 Peta Topografi
yang tepat untuk mengendalikan masalah tersebut.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad
Ikhsan, 2019
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian


Kawasan daerah perumahan Metro Serpong terletak di jalan raya cisauk,
Serpong. Lokasi perumahan Metro Serpong berdekatan dengan salah satu stasiun
kereta api yaitu stasiun cisauk. Salah satu permasalahan dari penelitian ini adalah
saluran crossing yang berada di bawah rel kereta api memiliki kapasitas yang lebih
kecil dibandingkan dengan volume air yang ditampung. Saluran crossing ini
memiliki dimensi saluran yang relative kecil. Sedangkan, saluran eksisting
perumahan Metro Serpong memiliki dimensi saluran lebih besar daripada saluran
crossing yang seharusnya dimensi saluran crossing tidak boleh lebih kecil karena
air yang mengalir dari perumahan Metro Serpong menuju hilirnya yang melewati
saluran crossing tersebut akan tertahan dan menyebabkan terjadinya banjir di
kawasan perumahan Metro Serpong. Oleh karena itu, perlu menambah kapasitas
saluran crossing dan memperbesar kemiringan dasar asluran utama.
Pada survey yang dilakukan di lapangan, banyak saluran eksisting pada
kawasan perumahan Metro Serpong yang sudah ada hanya terletak pada salah satu
sisi kanan atau kiri jalan saja. Seharusnya yang tepat itu adalah saluran eksisting
terletak di dua sisi jalan agar saluran tersebut bekerja dengan optimal dalam
mengalirkan aliran air. Selain itu, ada juga saluran eksisting pada kawasan
perumahan Metro Serpong yang terputus atau tidak berlanjut yang menyebabkan
terhambatnya aliran air menuju ke hilir.
Permasalahan ini perlu dilakukan pengendalian dengan merencanakan saluran
baru tanpa membongkar saluran yang sudah ada. Dengan dibuatnya saluran baru
diharapkan pada kawasan perumahan Metro Serpong tidak terjadi banjir lagi.

20
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
21

Rel K.A.

Elevasi Saluran = + 44,28

Rencana Saluran Drainase


Utama

Jarak = 515 m
Elevasi jalan = +45,40
Elevasi Saluran = + 44,90

Gambar 3.1 Peta Topografi

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
22

3.2. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah langkah yang sangat strategis di dalam
penelitian, karena tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data. Jika tidak
mengetahui teknik dari pengumpulan data, maka peneliti tidak bisa mendapatkan
data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Metode pengumpulan data yang
dilakukan terbagi menjadi dua, yaitu secara primer dan sekunder. Metode
pengumpulan data tersebut antara lain :
1. Pengumpulan data primer yang berupa dimensi saluran drainase pada
kawasan perumahan Metro Serpong dan dimensi saluran drainase pada
crossing rel kereta api, Cisauk.
2. Pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi dengan elevasi
ketinggian setiap daerah dan data hidrologi atau data curah hujan tahunan.
3.3. Metode Pengolahan Data
Data – data yang diperoleh dari dimensi saluran drainase pada kawasan tersebut
akan diolah dengan cara membandingkan apakah dengan dimensi saluran drainase
yang ada dapat menampung volume air di kawasan tersebut dengan menggunakan
program ms.excel untuk membantu proses perhitungannya.
3.4. Analisa Data
Data yang digunakan itu terbagi menjadi dua, yaitu data hidrologi dan
hidrolika. Data hidrologi tersebut berupa data curah hujan harian yang diolah
dengan menggunakan metode-metode tertentu untuk mencari debit banjir rasional
pada kawasan tersebut dan intensitas curah hujan. Setelah didapat debit banjir
rasional dan intensitas hujan, baru bisa dibandingkan dengan kondisi hidrolika di
kawasan yang ditinjau.
Salah satu faktor yang terpenting dalam studi hidrolika yaitu kecepatan aliran
(V) atau debit aliran (Q). Penelitian ini menggunakan metode rasional, dimana Q =
VA, dengan V adalah kecepatan aliran rata-rata dan A adalah luas penampang
aliran. Dalam kondisi ini, perhitungan kecepatan aliran (V) dipengaruhi oleh
koefisien kekasaran manning, dimana rumus manning banyak digunakan di saluran
terbuka. Rumus kecepatan aliran dapat dijelaskan dalam bentuk :

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
23

1 2 1
𝑉= × 𝑅 ⁄3 × 𝑆 ⁄2
𝑛
Keterangan :

V = Kecepatan Aliran (m/det)


n = Koefisien kekasaran Manning (Tabel 2.2)
S = Kemiringan saluran

𝐴𝑠
𝑅=
𝑃
R = Jari-jari hidrolisis (m)
As = Luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m 2)
P = Keliling basah saluran (m)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
24

3.5. Bagan Alir

MULAI

STUDI
LITERATUR

IDENTIFIKASI
MASALAH

PENGUMPULAN
DATA

DATA DATA
HIDROLOGI HIDROLIKA

IDENTIFIKASI
ANALISA DEBIT PENAMPANG
RENCANA SALURAN
EKSISTING

ANALISA
KAPASITAS
SALURAN
EKSISTING

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
25

MEMBANDINGKAN
DEBIT RENCANA
DENGAN KAPASITAS
SALURAN EKSISTING

DIMENSI SALURAN RENCANA:

SALURAN A: 0,8 m X 1,0 m

SALURAN B: 1,4 m X 2,0 m

SALURAN C: TAMBAHAN PIPA


BERDIAMETER 1,0 m

KESIMPULAN DAN
SARAN

SELESAI

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
26

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisis Hidrologi
Berdasarkan analisis hidrologi data yang diperoleh adalah data curah hujan
harian maksimum yang diambil dari stasiun pondok betung yang berada di daerah
Tangerang. Data curah hujan harian maksimum yang diambil dari stasiun pondok
betung dengan masa waktu pencatatan 40 tahun, yaitu dimulai pada tahun 1976
sampai dengan tahun 2015. Berikut adalah data curah hujan maksimum dengan
pencatatan stasiun pondok betung :

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum


Stasiun Pondok Betung

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
27

Dari data curah hujan seperti pada tabel 4.1, diperhitungkan kerapatan deras
curah hujan dengan metode Gumbel, Log Pearson, dan Iwai Kodoya yang akan
dibahas pada sub bab selanjutnya.
4.1.1. Hasil Perhitungan Metode Gumbel
Tabel 4.2 Perhitungan Periode Ulang Hujan Harian Maksimum Metode Gumbel
No Tahun Bulan Xi Xi - X (Xi - X) 2 Xi 2 (Xi - X) 3
(mm)

1 1976 Des. 58 -61,10 3.734 3.364 (228.155)


2 1977 Feb. 71 -48,10 2.314 5.041 (111.319)
3 1978 Feb. 97 -22,10 489 9.409 (10.801)
4 1979 Jan. 87 -32,10 1.031 7.569 (33.091)
5 1980 Des 127 7,84 62 16.116 482
6 1981 Juli 154 34,51 1.191 23.597 41.091
7 1982 Des 99 -20,28 411 9.765 (8.347)
8 1983 Okt 85 -33,67 1.134 7.299 (38.179)
9 1984 Agust 116 -2,67 7 13.557 (19)
10 1985 Feb 106 -13,50 182 11.153 (2.458)
11 1986 Juni 129 10,08 102 16.688 1.024
12 1987 Mei 86 -33,54 1.125 7.321 (37.733)
13 1988 Jan 93 -26,45 700 8.585 (18.506)
14 1989 Feb 193 74,00 5.476 37.290 405.258
15 1990 Agust 172 52,66 2.773 29.503 146.036
16 1991 Maret 110 -8,62 74 12.206 (641)
17 1992 Okt 117 -1,79 3 13.763 (6)
18 1993 Agust 154 34,88 1.216 23.710 42.418
Evaluasi
19 Saluran Drainase
1994 April Eksisting
98Dan Rencana Perbaikan
-20,93Saluran438
Drainase Untuk
9.638 (9.171)
Pengendalian
20 1995 Banjir Perumahan
Nop Metro -18,90– Muhammad
100 Serpong, Tangerang 357 Ikhsan, 2019
10.041 (6.750)
21 1996 Juli 149 29,67 881 22.135 26.128
22 1997 Juli 108 -11,54 133 11.570 (1.538)
23 1998 Juni 111 -8,17 67 12.306 (546)
24 1999 Juni 128 8,69 76 16.332 657
25 2000 Okt 97 -22,50 506 9.332 (11.396)
6 1981 Juli 154 34,51 1.191 23.597 41.091
7 1982 Des 99 -20,28 411 9.765 (8.347)
8 1983 Okt 85 -33,67 1.134 7.299 (38.179)
9 1984 Agust 116 -2,67 7 13.557 28(19)
10 1985 Feb 106 -13,50 182 11.153 (2.458)
11 1986 Juni 129 10,08 102 16.688 1.024
12 1987 Mei 86 -33,54 1.125 7.321 (37.733)
13 1988 Jan 93 -26,45 700 8.585 (18.506)
14 1989 Feb 193 74,00 5.476 37.290 405.258
15 1990 Agust 172 52,66 2.773 29.503 146.036
16 1991 Maret 110 -8,62 74 12.206 (641)
17 1992 Okt 117 -1,79 3 13.763 (6)
18 1993 Agust 154 34,88 1.216 23.710 42.418
19 1994 April 98 -20,93 438 9.638 (9.171)
20 1995 Nop 100 -18,90 357 10.041 (6.750)
21 1996 Juli 149 29,67 881 22.135 26.128
22 1997 Juli 108 -11,54 133 11.570 (1.538)
23 1998 Juni 111 -8,17 67 12.306 (546)
24 1999 Juni 128 8,69 76 16.332 657
25 2000 Okt 97 -22,50 506 9.332 (11.396)
26 2001 Juli 106 -12,67 161 11.328 (2.034)
27 2002 April 121 1,72 3 14.598 5
28 2003 Mei 122 2,89 8 14.882 24
29 2004 Agust 127 8,00 64 16.156 512
30 2005 Feb 120 0,85 1 14.389 1
31 2006 Jan 113 -5,66 32 12.869 (182)
32 2007 April 212 92,58 8.570 44.809 793.388
33 2008 Maret 136 17,22 296 18.583 5.102
34 2009 Mei 115 -4,34 19 13.171 (82)
35 2010 Sept 134 14,55 212 17.865 3.083
36 2011 Mei 87 -32,38 1.048 7.522 (33.935)
37 2012 April 105 -14,13 200 11.020 (2.820)
38 2013 Sept 124 5,27 28 15.469 146
39 2014 April 154 34,89 1.217 23.715 42.479
40 2015 Nop 144 24,88 619 20.732 15.402

Total 4764,2 36.959 604.399 965.526

Rata-rata (X) 119,10 mm/hari


Data (Dn) 40 Reduced mean (Yn) 0,5436
Deviasi standar (Sx) 30,78 Reduced Standar deviation (Sn) 1,1413

Dari perhitungan pada tabel 4.2 diperoleh :


∑ 𝑋𝑖
 Rata-rata (X) =
𝑛
4764,2
=
40
= 119,10 mm/hari
 Standar Deviasi (Sx) = 30,78
 Reduced mean (Yn) = 0,5436
 Reduced Standar Deviation (Sn) = 1,1413

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
29

Data di atas akan digunakan untuk perhitungan intensitas hujan rencana


dengan metode Gumbel. Hasil yang didapat seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Hujan Harian Maksimum


Rencana Metode Gumbel

No Tr Ytr K XTr
(Tahun) (m m )

1 5 1,5000 0,8380 144,90


2 10 2,2504 1,4955 165,14
3 25 3,1986 2,3263 190,72
4 50 3,9020 2,9426 209,69
5 100 4,6002 3,5544 228,52

Dimana :
Ytr = Reduced variate, merupakan fungsi periode ulang
= -(0,834 + 2,303 log log Tr/(Tr-1))
= -(0,834 + 2,303 log log 5/(5-1))
= 1,5000
K = Faktor frekuensi dari distribusi Gumbel
= (Ytr - Yn)/Sn
= (1,5000 – 0,5436)/1,1413
= 0,8380
XTr = Hujan harian maksimum rencana
= X + K. Sx
= 119,1 + (0,8380 * 30,78)
= 144,90

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
30

4.1.2. Hasil Perhitungan Metode Log Pearson


Berikut merupakan hasil perhitungan hujan harian maksimum rencana
dengan menggunakan metode Log Pearson :

Tabel 4.4 Perhitungan Periode Ulang Hujan Harian Maksimum Rencana Metode Log
Pearson

Tahun xi Log xi | log xi - log xi | 2 | log xi - log xi | 3

1 212 2,33 0,06938 0,018273


2 193 2,29 0,04996 0,011166
3 172 2,23 0,02981 0,005146
4 154 2,19 0,01568 0,001964
5 154 2,19 0,01567 0,001961
6 154 2,19 0,01541 0,001913
7 149 2,17 0,01216 0,001340
8 144 2,16 0,00922 0,000886
9 136 2,13 0,00522 0,000377
10 134 2,13 0,00406 0,000259
11 129 2,11 0,00239 0,000117
12 128 2,11 0,00196 0,000087
13 127 2,10 0,00175 0,000073
14 127 2,10 0,00171 0,000071
15 124 2,09 0,00105 0,000034
16 122 2,09 0,00058 0,000014
17 121 2,08 0,00039 0,000008
18 120 2,08 0,00028 0,000005
19 117 2,07 0,00005 0,000000
20 116 2,07 0,00001 0,000000
21 115 2,06 0,00001 (0,000000)
22 113 2,05 0,00006 (0,000000)
23 111 2,05 0,00030 (0,000005)
24 110 2,04 0,00036 (0,000007)
25 108 2,03 0,00094 (0,000029)

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
31

26 106 2,03 0,00124 (0,000044)


27 106 2,02 0,00149 (0,000057)
28 105 2,02 0,00170 (0,000070)
29 100 2,00 0,00377 (0,000231)
30 99 1,99 0,00455 (0,000307)
31 98 1,99 0,00494 (0,000347)
32 97 1,99 0,00570 (0,000431)
33 97 1,98 0,00598 (0,000462)
34 93 1,97 0,00911 (0,000869)
35 87 1,94 0,01507 (0,001850)
36 87 1,94 0,01541 (0,001912)
37 86 1,93 0,01690 (0,002197)
38 85 1,93 0,01707 (0,002231)
39 71 1,85 0,04453 (0,009398)
40 58 1,76 0,08932 (0,026693)
n = 40 4764 82,49 0,4752 (0,003447)
Log xi = 2,062

SD 0,110381
G -0,06918

Xt = 10 (2,062 + K . 0,110381)

Dari tabel 4.4, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :


∑ log 𝑥𝑖⁄
 Log xi = 𝑛
= 82,49⁄40
= 2,062

∑(𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖−𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖)2
 Standar Deviasi = √
𝑛−1

0,4752
= √ 40−1

= 0,110381

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
32

𝑛 ∑(𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖−𝑙𝑜𝑔𝑥𝑖)3
 G =
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑆𝑑)3

40 ×0,003447
=
(40−1)(40−2)(0,110381)3

= -0,06918

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hujan Harian


Maksimum Rencana Metode Log Pearson

Tr K Xt
(tahun) (m m /hari)

5 0,838 142,81
10 1,274 159,54
25 1,727 179,02
50 2,017 192,70
100 2,275 205,77

Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh curah hujan maksimum rencana engan


menggunakan metode Log Pearson. Penjabaran dari perhitungan tersebut sebagai
berikut :

 Xt = 10(2,062 + 𝐾 .0,110381)
= 142,81 mm/hari

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
33

4.1.3. Hasil Perhitungan dengan Metode Iwai Kodoya

Tabel 4.6 Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan Harian Maksimum Dengan Metode Iwai Kodoya

Tahun xi Log xi (xi + b) log (xi + b) (log (xi + b))2


1 212 2,33 215 2,33 5,44
2 193 2,29 197 2,29 5,26
3 172 2,23 176 2,24 5,04
4 154 2,19 158 2,20 4,83
5 154 2,19 158 2,20 4,83
6 154 2,19 157 2,20 4,83
7 149 2,17 153 2,18 4,77
8 144 2,16 148 2,17 4,71
9 136 2,13 140 2,15 4,61
10 134 2,13 137 2,14 4,57
11 129 2,11 133 2,12 4,51
12 128 2,11 132 2,12 4,49
13 127 2,10 131 2,12 4,48
14 127 2,10 131 2,12 4,48
15 124 2,09 128 2,11 4,44
16 122 2,09 126 2,10 4,41
17 121 2,08 125 2,10 4,39
18 120 2,08 124 2,09 4,38
19 117 2,07 121 2,08 4,34
20 116 2,07 120 2,08 4,33
21 115 2,06 119 2,07 4,30
22 113 2,05 117 2,07 4,28
23 111 2,05 115 2,06 4,24
24 110 2,04 114 2,06 4,24
25 108 2,03 111 2,05 4,19
26 106 2,03 110 2,04 4,17
27 106 2,02 109 2,04 4,16
28 105 2,02 109 2,04 4,15
29 100 2,00 104 2,02 4,07
30 99 1,99 103 2,01 4,05

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
34

31 98 1,99 102 2,01 4,03


32 97 1,99 101 2,00 4,01
33 97 1,98 100 2,00 4,01
34 93 1,97 96 1,98 3,94
35 87 1,94 91 1,96 3,83
36 87 1,94 91 1,96 3,83
37 86 1,93 89 1,95 3,81
38 85 1,93 89 1,95 3,80
39 71 1,85 75 1,87 3,51
40 58 1,76 62 1,79 3,21
n = 40 82,49 83,07 172,97
m = n/10 Log xi = 2,06229 Xo = 2,08 X2 = 4,32
m=4 xo =anti log xi 115,42

No Xs Xt xs.xt xs + xt xs.xt - xo2 2.xo - (xs+xt) bi


1 212 58 12.277 270 (1.045,01) -38,83 26,91
2 193 71 13.711 264 388,13 -33,26 -11,67
15,24

Dalam metode Iwai Kodoya, dapat diperoleh data-data sebagai berikut :


 m = n/10
= 40/10
=4
∑ 𝐿𝑜𝑔𝑥𝑖⁄
 Log xi = 𝑛
= 82,49⁄40
= 2,06229
 Anti Log xi = 115,42
1
 b= ∑ 𝑏𝑖
𝑚
1
= 4 × 15,24

= 3,81
∑(𝐿𝑜𝑔𝑥𝑖+𝑏)
 Xo = 𝑛

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
35

83,07
= 40

= 2,08

n 2
1 2  xi  b 
 
n 1
.   log 
xo  b 
i 1 
C

2×40
= √40−1 × (4,32 − 2,08)2

= 0,151

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Metode Iwai Kodoya
ξ 1/C . ξ Xo + 1/C . ξ x+b xt
1/T 1 2 3=Xo+2 4=antilog 3 5=4-b

1/5 0,5951 0,0898 2,1666 146,97 143,16


1/10 0,9062 0,1367 2,2136 163,82 160,01
1/25 1,2379 0,1868 2,2636 183,98 180,17
1/50 1,4522 0,2191 2,2960 198,30 194,49
1/100 1,6450 0,2482 2,3251 212,15 208,34

4.1.4. Hasil Perhitungan Debit Banjir Maksimum Saluran dan Intensitas Hujan
Dalam perhitungan debit banjir maksimum dibagi menjadi tiga daerah bagian,
yaitu daerah A, B, dan C. Dimana bagian A dan B memiliki dimensi yang sama dan
berada di kawasan perumahan Metro Serpong. Sedangkan untuk bagian C berada
pada di bawah jalan kereta api. Berikut adalah hasil perhitungan debit banjir dari
data-data yang didapat :

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
36

1. Perhitungan debit banjir maksimum daerah A

PERHITUNGAN DEBIT BANJIR MAKSIMUM METODE RASIONAL

NAMA : Saluran Drainase Utama Metro Serpong


(CA. A)
Data-data
Luas C.A. (A) : 0,118 Km2
Panjang Saluran : 0,334 Km
Elevasi Hulu 46,00
Elevasi Hilir 45,40
Beda tinggi ( ∆h) : 0,0006 Km
Slope : 0,00180
R24 maks. 5thn : 144,9 mm/hari
Run off Coeff. (C) : 0,65

ANALISA
Waktu Konsentrasi (tc) = to + ts Jam
Waktu alir di sungai (ts) = L/V Jam
Kecepatan Aliran (V) = 72. (∆h / L)0 ,6 Km/jam
2/3
R24  24 
Intensitas Hujan I  .   mm/jam
24  t 

Waktu aliran (to) 0,5 jam


Kecepatan Aliran (V) 1,622 Km/jam 0,450 m/det
Waktu aliran di sungai (ts) = L/V : 0,21 jam
(tc) = to + ts 0,71 jam

Intensitas (I) 63,36 mm/jam

C.A.I
Debit Banjir (Rasional) Q= -------- m3/det
3,6

0,65 . 0,118 . 63,36


3,6
Q= 1,35 m3/det

q= 114,40

Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A Maksimum Dengan Program
Ms.Excel

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
37

2. Perhitungan debit banjir maksimum daerah A+B


PERHITUNGAN DEBIT BANJIR MAKSIMUM METODE RASIONAL

NAMA : Saluran Drainase Utama Metro Serpong


(CA. A+B)
Data-data
Luas C.A. (A) : 0,245 Km2
Panjang Saluran : 0,540 Km
Elevasi Hulu 46,00
Elevasi Hilir 45,15
Beda tinggi ( ∆h) : 0,00085 Km
Slope : 0,00157
R24 maks. 5thn : 144,9 mm/hari
Run off Coeff. (C) : 0,65

ANALISA
Waktu Konsentrasi (tc) = to + ts Jam
Waktu alir di sungai (ts) = L/V Jam
Kecepatan Aliran (V) = 72. (∆h / L)0 ,6 Km/jam
2/3
R24  24 
Intensitas Hujan I  .   mm/jam
24  t 

Waktu aliran (to) 0,5 jam


Kecepatan Aliran (V) 0,974 Km/jam 0,271 m/det
Waktu aliran di sungai (ts) = L/V : 0,55 jam
(tc) = to + ts 1,05 jam

Intensitas (I) 48,50 mm/jam

C.A.I
Debit Banjir (Rasional) Q= -------- m3/det
3,6

0,65 . 0,245 . 48,50


3,6
Q= 2,15 m3/det

q= 87,56

Gambar 4.2 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A+B Maksimum Dengan Program
Ms.Excel

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
38

3. Perhitungan debit banjir maksimum dari daerah A+B+C


PERHITUNGAN DEBIT BANJIR MAKSIMUM METODE RASIONAL

NAMA : Saluran Drainase Utama Metro Serpong


(CA. A+B+C)
Data-data
Luas C.A. (A) : 0,319 Km2
Panjang Saluran : 0,857 Km
Elevasi Hulu 46,00
Elevasi Hilir 44,41
Beda tinggi ( ∆h) : 0,00 Km
Slope : 0,00186
R24 maks. 5thn : 144,9 mm/hari
Run off Coeff. (C) : 0,65

ANALISA
Waktu Konsentrasi (tc) = to + ts Jam
Waktu alir di sungai (ts) = L/V Jam
Kecepatan Aliran (V) = 72. (∆h / L)0 ,6 Km/jam
2/3
R24  24 
Intensitas Hujan I  .   mm/jam
24  t 

Waktu aliran (to) 0,5 jam


Kecepatan Aliran (V) 1,653 Km/jam 1,146 m/det
Waktu aliran di sungai (ts) = L/V : 0,52 jam
(tc) = to + ts 1,02 jam

Intensitas (I) 49,63 mm/jam

C.A.I
Debit Banjir (Rasional) Q= -------- m3/det
3,6

0,65 . 0,3190 . 49,63


3,6
Q= 2,86 m3/det

q= Q/A
89,61 Liter/det/Ha

Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Debit Banjir Daerah A+B+C Maksimum Dengan
Program Ms.Excel

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
39

4.2. Analisis Hidrolika


Analisis hidrolika yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian A
dan B pada saluran utama eksisting di kawasan perumahan Metro Serpong dan
bagian C pada saluran crossing di bawah jalur kereta api. Untuk pembagian area
dalam analisis hidrolika ini terdapat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4 Pembagian Area Dalam Perhitungan Hidrolika Saluran

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
40

Berikut data dan perhitungan dari kapasitas tiap-tiap saluran untuk mengetahui
kemampuan saluran dalam menampung air yang dialiri yang dibagi menjadi tiga
bagian daerah :
1. Saluran Eksisting A
Saluran eksisting ini berada di dalam perumahan Metro Serpong dengan
luasan area sebesar 11,8 ha yang memiliki bentuk saluran drainase eksisting
segi empat dan memiliki dimensi saluran yang termasuk kecil seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 4.5 Penampang Saluran A di


lapangan

Sesuai dari gambar 4.5, saya membuat penampang saluran tersebut dengan
menggunakan software autocad dengan dimensinya pada gambar berikut
ini :

Gambar 4.6 Penampang Saluran A Beserta Dimensi


Saluran

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
41

Dari gambar 4.6, diketahui bahwa saluran A memiliki dimensi sebagai


berikut :
 Lebar saluran : 0,60 m
 Tinggi saluran : 0,64 m
 Kemiringan dasar saluran : 0,0017
Berdasarkan dimensi saluran tersebut, maka diperoleh :
 Luas penampang saluran (A) : 0,38 m2
 Kecepatan aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
: 1/0,025 × 0,22/3×0,0011/2
: 0,45 m/det
 Kapasitas saluran (Q) :A×V
: 0,38 × 0,45
: 0,17 m3/det
2. Saluran Eksisting B
Saluran eksisting ini memiliki bentuk trapesium dengan menggunakan
jenis saluran drainase terbuka dan memiliki dimensi seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 4.7 Penampang Saluran B di Lapangan

Sesuai dari gambar 4.7, saya membuat penampang saluran tersebut dengan
menggunakan software autocad dengan dimensinya pada gambar berikut
ini :

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
42

Gambar 4.8 Penampang Saluran B Beserta Dimensi Saluran

Dari gambar 4.8, diketahui bahwa saluran tersebut memiliki dimensi


sebagai berikut :
 Lebar dasar saluran : 2,10 m
 Lebar atas saluran : 3,00 m
 Tinggi saluran : 0,85 m
 Kemiringan dasar saluran : 0,0017

Berdasarkan dimensi tersebut, maka diperoleh :

 Luas penampang saluran (A) : 2,17 m2


 Kecepatan aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
:
1/0,025 × 0,22/3×0,0011/2
: 0,45 m/det
 Kapasitas saluran (Q) :A×V
: 2,17 m2 × 0,45 m/det
: 1,102 m3/det

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
43

3. Saluran Crossing Di Bawah Jalur Rel Kereta Api


Saluran crossing ini memiliki jenis saluran tertutup dengan bentuk
segienam dan dimensi seperti pada gambar yang tertera di bawah ini.

Gambar 4.9 Penampang Saluran C Pada Crossing


Rel Kereta Api di Lapangan

Gambar 4.10 Penampang Saluran Crossing Di bawah Rel


Kereta Api Beserta Dimensi

Berdasarkan dari gambar 4.10 saluran tersebut memiliki dimensi sebagai


berikut :
 Lebar dasar saluran : 0,90 m
 Tinggi saluran : 1,60 m
 Kemiringan dasar saluran : 0,015
 Panjang saluran : 20 m

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
44

Dari dimensi tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan seperti berikut ini
:

 Luas penampang saluran (A) : 1,44 m2


 Kecepatan aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
: 1/0,025 × 0,352/3×0,00151/2
: 0,77 m/det
 Kapasitas saluran (Q) :V×A
: 1,44 m2 × 0,77 m/det
: 1,111 m3/det
4.3. Rencana Perbaikan Saluran Drainase Pada Titik C (Saluran Crossing)
Berdasarkan hasil analisis hidrologi dan hidrolika di kawasan perumahan
Metro Serpong, diperoleh debit banjir di lapangan Qlapangan = 2,86 m3/det.
Sedangkan kapasitas saluran C atau saluran crossing yang berada di bawah jalur rel
kereta api dalam kondisi aliran maksimum sebesar 1,111 m3/det yang berarti
konstruksi crossing tidak mampu mengalirkan debit banjir. Hal ini disebabkan oleh
dimensi saluran crossing terlalu kecil, tetapi untuk kemiringan saluran tersebut
sudah mencukupi yaitu 1,9%.
Begitu pula saluran utama kawasan juga tidak mampu mengalirkan debit banjir
maksimum. Dilihat dari data yang ada, dimensi saluran utama kawasan sudah cukup
besar tetapi kemiringan dasar saluran tersebut terlalu kecil yaitu 0,17%. Dari kedua
hal tersebut, perlu adanya penambahan kapasitas masing-masing saluran dengan
memperbesar kemiringan saluran utama kawasan tetapi terhalang dengan elevasi
yang tersedia di bawah crossing sudah tinggi.
Oleh karena itu, untuk memperbesar dimensi saluran crossing di bawah rel
kereta api dan memperbesar kemiringan saluran utama kawasan diusulkan untuk
menambah kapasitas saluran di bawah crossing kereta api dengan membuat
semacam gorong-gorong yang diletakkan di bawah crossing eksisting dengan
jacking method pipe (boring) menggunakan material pipa beton berdiameter 1
meter.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
45

Dengan solusi ini kapasitas crossing eksisting akan bertambah dan otomatis
adanya penurunan elevasi di bawah crossing, maka kemiringan dasar saluran utama
akan bertambah besar juga. Berikut penampang dari rencana perbaikan saluran
crossing di bawah jalur rel kereta api :

Gambar 4.11 Penampang Rencana Saluran Crossing


Di Bawah Rel Kereta Api

Berdasarkan gambar 4.11 dapat diperoleh dimensi dan kapasitas saluran


crossing yang baru sebagai berikut :

a. Dimensi Saluran
 Diameter pipa : 1,00 m
 Kemiringan dasar saluran : 0,02
 Panjang : 20 m
b. Kapasitas Saluran
 Luas gorong – gorong (A) : 0,79 m2
 Kecepatan aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
: 1/0,025 × 0,252/3×0,021/2
:2,23 m/det
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
46

 Kapasitas (Q) :V×A


: 2,23 m/det × 0,79 m2
: 1,762 m3/det

Dari hasil perhitungan kapasitas pipa, bahwa pipa tersebut dapat mengalirkan
debit air sebesar 1,762 m3/det ditambah dengan kapasitas saluran yang sudah ada
sebesar 1,111 m3/det menjadi 2,873 m3/det. Sedangkan debit banjir sebesar 2,86
m3/det, maka pipa tersebut dapat mengalirkan air dengan baik karena debit banjir
sudah lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas pipa yang direncanakan.

4.3.1. Metode Pemasangan Pipa


Dalam pemasangan pipa di bawah saluran crossing tepat berada di bawah rel
kereta api yang membuat pemasangan pipa untuk saluran baru yang direncanakan
dengan menggunakan metode microtunneling (Boring Machine). Dengan kondisi
saluran baru yang direncanakan berada di bawah rel kereta api, maka metode yang
tepat dengan menggunakan metode tersebut dengan berbagai pertimbangan.
Microtunneling merupakan metode konstruksi tanpa galian menggunakan
mesin bor (Microtunneling Boring Machines) dan dikombinasikan dengan teknik
pipe jacking. Pipe jacking merupakan suatu teknik pemasangan pipa dengan
mendorong pipa pra cetak ke dalam tanah dari sebuah lubang dan tidak memerluka
galian (Trencless Technology). Keuntungan menggunakan metode ini adalah
sebagai berikut :
1. Tidak ada galian terbuka, pipa dipasang tanpa diketahui oleh public
2. Daerah tersebut tidak terganggu dengan pekerjaan konstruksinya
3. Jumlah dari tanah yang dibutuhkan untuk digali dan dibuang secara
perbandingan lebih sedikit.
4. Tidak membutuhkan gudang penyimpanan khusus untuk material dan alat
5. Lalu lintas jalan tidak terganggu
6. Pipa dapat dipasang kapan saja
7. Daerah pemukiman dan alam terlindungi dari polusi suara, debu, dan
getaran
8. Emisi karbon sangat rendah selama konstruksi

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
47

Gambar 4.12 Metode Pelaksanaan Pemasangan Jacking Pipe

4.4. Rencana Perbaikan Saluran di Titik A (Kawasan Perumahan Metro Serpong)


Untuk saluran eksisting pada titik A akan dilakukan perbaikan saluran dengan
tujuan memperbesar slope dari saluran tersebut yang masih terlalu kecil dan
memperbesar dimensi dari saluran eksisting tersebut. Berikut ada dua alternatif
yang disarankan dalam perbaikan saluran eksisting pada titik A yang berada di
kawasan Perumahan Metro Serpong :
1. Memperbesar Dimensi Saluran Eksisting
Dalam merencanakan saluran eksisting yang baru, digunakan rumus debit
rasional yaitu Q = V × A . Dimana Q tersebut adalah debit banjir, V adalah
kecepatan aliran saluran, dan A merupakan luas dari saluran yang
direncanakan. Debit banjir rasional yang diperoleh sebesar 1,35 m3/det
dibagi 2 (dua) karena terdapat saluran kanan dan kiri menjadi sebesar
0,675 m3/det. Seperti yang diketahui dari data yang sebelumnya bahwa
saluran pada titik A memiliki dimensi dengan lebar saluran 0,60 meter
dan tinggi saluran 0,64 meter, maka perlu diperbesar dimensi salurannya
dan memperdalam dasar saluran. Oleh karena itu, dimensi saluran rencana
tersebut diasumsikan sebagai berikut :
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
48

 Lebar dasar saluran : 0,80 meter


 Tinggi saluran : 1,00 meter
 Kemiringan dasar saluran : 0,0037

Berdasarkan dimensi saluran yang direncanakan diperoleh :

 Luas Penampang Saluran (A) : 0,80 m2


 Kecepatan Aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
: 1/0,025 × 0,292/3×0,00371/2
:1,0625 m/det
 Kapasitas Saluran (Q) : 0,85 m3/det

Dari perhitungan kapasitas saluran di atas dengan menggunakan dimensi


saluran rencana, didapat kapasitas saluran tersebut menjadi 0,85 m3/det
untuk satu saluran. Karena di titik A terdapat 2 saluran kanan dan kiri,
maka 0,85 m3/det dikali 2 menjadi 1,70 m3/det ˃ debit banjir rasional
sebesar 1,35 m3/det, serta slope nya berubah menjadi 0,37 % > slope
sebelumnya 0,17%. Oleh karena itu, saluran rencana ini dapat
mengalirkan air dengan baik karena debit banjir sudah lebih kecil
dibandingkan dengan kapasitas saluran yang direncanakan.

2. Menambahkan Box Culvert


Dengan menggunakan box culvert rencana perbaikan saluran eksisting ini
dimasukkan ke dalam alternatif yang kedua. Ada beberapa alasan
mengapa box culvert ini dijadikan alternatif lain yaitu :
a. Tidak mengurangi lebar jalan
b. Pemasangan box culvert lebih mudah karena menggunakan
beton pra cetak tanpa membongkar saluran yang sudah ada
c. Waktu yang digunakan lebih efisien

Box Culvert ukuran 60 cm x 60 cm sebanyak 2 buah yang ditempatkan


dibawah jalan pada disisi kiri dan kanan jalan. Box culvert menampung
aliran air dari saluran eksisting. Berikut adalah analisa hidrolika jika
ditambahkan box culvert :
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
49

 Luas box culvert (A) : 0,36 m2


 Kecepatan Aliran (V) : 3,571 m/det
 Kapasitas box culvert (Q) : 1,286 m3/det

Dari hasil kapasitas box culvert jika dijumlahkan dengan kapasitas


saluran eksisting yang sudah ada adalah 1,286 m3/det + 0,38 m3/det
sebesar 1,666 m3/det sudah sama dengan debit banjir rasional yang telah
diperhitungkan.

Kedua alternatif tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.


Tetapi penulis telah mempertimbangkan bahwa rencana perbaikan saluran drainase
eksisting pada titik A menggunakan alternative pertama yaitu memperbesar
dimensi. Dengan diperbesar dimensi saluran yang ada, untuk pekerjaan
perbaikannya tidak mengganggu jalan sebaliknya jika memilih menambahkan box
culvert perkerjaannya dapat mengganggu jalan karena harus menggali di sebelah
saluran eksisting. Selain itu, biaya pekerjaan hanya untuk memperbesar dimensi
lebih murah dibandingkan dengan menambahkan box culvert.

4.4.1. Metode Pekerjaan Rencana Perbaikan Saluran Drainase di Titik A


Metode yang dapat digunakan dalam pekerjaan perbaikan saluran drainase ini
bermacam-macam. Seperti contoh bisa dengan pengecoran, menggunakan beton
pra-cetak (u-ditch), menggunakan pasangan batu kali dan lain sebagainya. Tetapi
penulis memilih metode pekerjaan perbaikan saluran drainase ini dengan
menggunakan pasangan batu kali. Tentu saja sudah dipertimbangkan terlebih
dahulu dibandingkan memilih menggunakan metode yang lainnya. Jika
dibandingkan dengan pengecoran dan menggunakan beton pra cetak, menggunakan
pasangan batu kali dapat menghemat biaya yang dikeluarkan. Hanya saja perlu
waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode lain tetapi tidak berbeda jauh.
Selain itu, bisa menyesuaikan dengan dimensi yang akan direncanakan.
4.5. Rencana Perbaikan Saluran di Titik B
Seperti yang diketahui bahwa saluran B memiliki bentuk trapesium dengan
lebar dasar salurannya sebesar 2,10 meter, lebar atas saluran sebesar 3,00 meter dan
tinggi salurannya 0,85 meter. Saluran ini perlu memperdalam dasar saluran agar
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
50

slope atau kemiringan saluran bertambah besar. Dimensi saluran tersebut perlu
diperbesar dengan asumsi menjadi berikut ini :

 Lebar atas saluran : 2,40 meter


 Lebar dasar saluran : 1,40 meter
 Tinggi saluran : 2,00 meter
 Kemiringan dasar saluran : 0,0037

Berdasarkan dimensi saluran rencana tersebut diperoleh :

 Luas Penampang Saluran (A) : 3,8 m2


 Kecepatan Aliran (V) : 1/n × R2/3× S1/2
: 1/0,025 × 0,702/3×0,00371/2
:1,95 m/det
 Kapasitas Saluran (Q) :A×V
: 3,8 m2 × 1,94 m/det
: 7,362 m3/det

Dari perhitungan kapasitas saluran di atas dengan menggunakan dimensi


saluran rencana didapat kapasitas saluran tersebut menjadi 7,362 m3/det ˃ debit
banjir rasional sebesar 2,86 m3/det serta slope saluran menjadi 0,37% > slope
saluran sebelumnya 0,17%. Oleh karena itu, saluran rencana ini dapat mengalirkan
air dengan baik karena debit banjir sudah lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas
saluran yang direncanakan.

4.5.1. Metode Pekerjaan Rencana Perbaikan Saluran Drainase di Titik B


Metode yang digunakan sama seperti metode yang dilakukan pada titik A
yaitu dengan menggunakan metode pasangan batu kali. Dari segi biaya memang
lebih murah dibandingkan dengan metode yang lainnya. Selain itu, untuk saluran
terbuka biasanya menggunakan batu kali. Kalau untuk saluran tertutup baru
memakai metode pengecoran atau beton. Jadi dalam permasalahan perbaikan
saluran drainase ini menggunakan pasangan batu kali untuk meminimalisir biaya
yang dikeluarkan.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
51

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Pada kawasan perumahan Metro Serpong, Cisauk mengalami kebanjiran yang
disebabkan kapasitas saluran eksisting tidak dapat menampung dan mengaliri air
yang diterimanya. Selain itu, saluran crossing yang berada di bawah rel kereta api
memiliki dimensi saluran terlalu kecil yang mengakibatkan tersumbatnya air yang
mengalir di saluran tersebut. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini membahas
evaluasi saluran drainase tersebut agar tidak terjadinya banjir lagi. Berikut
merupakan hasil evaluasi yang diperoleh dengan bantuan data-data dari lapangan
:

1. Dalam evaluasi saluran drainase ini, penulis menganalisis data hidrologi


dan data hidrolika.
2. Dalam analisis data hidrologi, diperoleh data curah hujan harian dengan
stasiun pondok betung. Dari data hujan harian tersebut mencari curah
hujan maksimum dengan periode 5 tahun yang menggunakan 3 metode,
yaitu metode gumbel, log pearson dan Iwai. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan

Tahun Gumbel Iwai Log Pearson


5 144,90 143,16 142,81
10 165,14 160,01 159,54
25 190,72 180,17 179,02
50 209,69 194,49 192,70
100 228,52 208,34 205,77

Dari hasil tersebut curah hujan harian maksimum yang digunakan


dalam perhitungan adalah 144,9 mm/hari dari metode gumbel karena
biasanya untuk daerah Jakarta, tangerang menggunakan metode gumbel
dalam pengerjaannya.

3. Hasil curah hujan harian maksimum dipakai untuk memperhitungkan


debit banjir rasional yang dibagi menjadi 3 daerah seperti yang dibahas
Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
52

dalam bab-bab sebelumnya. Hasilnya sebagai berikut, QA = 1,35 m3/det,


QA+B = 2,15 m3/det dan QA+B+C = 2,86 m3/det.
4. Dalam analisis data hidrolika, penulis memperhitungkan kapasitas
saluran drainase di lapangan dengan dimensi-dimensi yang ada.
Perhitungan saluran ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu saluran A yang
berada di kawasan perumahan Metro serpong, saluran B yang masih
berada di daerah perumahan Metro Serpong, dan saluran C yang berada
pada crossing di bawah rel kereta api. Hasil perhitungannya adalah QA
Kanan = 0,17 m3/det, QA Kiri = 0,17 m3/det QB = 1,102 m3/det dan Qc
(crossing) = 1,111 m3/det.
5. Hasil perbandingan anatara analisis data hidrologi dan analisis data
hidrolika sebagai berikut :
 Saluran A : QA = 1,35 m3/det < QA(lapangan) = 0,34 m3/det
 Saluran B : QB = 2,86 m3/det < QB(lapangan) = 1,102 m3/det
 Saluran C (crossing) : Qc = 2,86 m3/det < Qc (crossing) = 1,111
m3/det

Perbandingan tersebut terlihat bahwa debit banjir lebih besar


dibandingkan kapasitas saluran di lapangan yang menyebabkan
kawasan perumahan Metro Serpong kebanjiran.
6. Solusi dari permasalahan tersebut yang diusulkan oleh penulis adalah
pada saluran C atau saluran crossing dibuat saluran baru yang
ditempatkan di bawah saluran yang sudah ada seperti pada gambar di
bab sebelumnya dengan material pipa berdiameter 1,00 meter. Dengan
adanya pipa tesebut, maka saluran A dan B yang berada di kawasan
perumahan Metro Serpong akan mengalami perbesaran slope saluran
dan juga dimensi saluran tersebut. Pemasangan pipa tersebut
menggunakan metode jacking pipe atau boring.
7. Solusi yang digunakan untuk perbaikan saluran pada titik A adalah
dengan memperbesar dimensi saluran, begitu pula dengan saluran pada
titik B.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
53

8. Hasil dari dimensi saluran yang direncanakan dan kapasitas saluran


rencana adalah sebagai berikut :
 Saluran A
Lebar dasar saluran : 0,80 meter
Tinggi saluran : 1,00 meter
Kemiringan dasar saluran : 0,0037
Kapasitas Saluran (Q) : 0,85 × 2 = 1,70 m3/det > QA = 1,07
m3/det (OK)
 Saluran B
Lebar atas saluran : 2,40 meter
Lebar dasar saluran : 1,40 meter
Tinggi saluran : 2,00 meter
Kemiringan dasar saluran : 0,0037
Kapasitas Saluran (Q) : 7,362 m3/det > QB = 2,86 m3/det
(OK)
 Saluran C
Diameter pipa : 1,00 m
Kemiringan dasar saluran : 0,02
Kapasitas (Q) : 1,762 + 1,111 = 2,873 m3/det > Qc =
2,86 m3/det (OK)
9. Dari perhitungan dimensi rencana dan kapasitas saluran rencana didapat
bahwa kapasitas saluran rencana > debit banjir dan slope saluran sudah
mengalami perbesaran, maka saluran tersebut dapat menampung air dan
mengaliri air dengan baik tanpa adanya penyumbatan yang
menyebabkan terjadinya genangan atau banjir.
5.2.Saran
Berdaasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan, berikut beberapa saran yang
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Solusi yang didapat dalam permasalahan yang ada harus direalisasikan
secepatnya kepada masyarakat setempat terutama masyarakat di perumahan

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
54

Metro Serpong dalam rangka memperbaiki saluran drainase eksisting


karena akses jalan bagi masyarakat setempat sedikit terganggu.
2. Diharapkan perbaikan saluran drainase ini bisa dilaksanakan langsung agar
perbaikan saluran drainase bisa terselesaikan sebelum masuk musim hujan
yang bisa menghambat dalam pengerjaan perbaikan saluran drainase
tersebut.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019
55

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ary. 2014. EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE DI RUAS


JALAN SOLO SRAGEN KABUPATEN KARANGANYAR. Jurnal
Teknik Sipil UNS, (Vol.2 no.1 (2014)).

Fairizi, Dimitri. 2015. ANALISIS DAN EVALUASI SALURAN DRAINASE


PADA KAWASAN PERUMNAS TALANG KELAPA DI SUBDAS
LAMBIDARO KOTA PALEMBANG. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan, (Vol.3 no.1 (2015)).

Kementrian Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12 Tahun


2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.

Anonim.1997. Drainase Perkotaan. Jakarta : Gunadarma Press.

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.

Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Praktis. Lubuk Agung, Bandung

Wilson, E.M.1969. Teknik Hidrologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Wesli, 2008. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: PT Graha Ilmu.

Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Dan Rencana Perbaikan Saluran Drainase Untuk
Pengendalian Banjir Perumahan Metro Serpong, Tangerang – Muhammad Ikhsan, 2019

Anda mungkin juga menyukai