Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA


14 September 2020

Kelompok 6 :
Fina Ryan Lestari (4401418020)
Tsalis Qoriatul Farizah (4401418027)
Sovia Mega Lestari (4401418041)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. Tujuan
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika Mendel.

B. Landasan Teori

Istilah Gen pertama kali diperkenalkan oleh ahli Genetika dan Embriologi
Amerika Serikat bernama Thomas Hunt Morgan pada tahun 1911. Beliau mengatakan
bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam
kromosom (Peter, 1989). Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu
makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen.
Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (Alberts, B et.al, 1998). Seiring
perkembangan, masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak
peneliti salah satunya yaitu Gregor Johann Mendel yang lahir pada tahun 1822 di
Cekoslovakia. Mendel mulai melakukan penelitian pada tahun 1842 dan meletakkan
dasar-dasar hereditas. Ilmuan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui
percobaan perkawinan silang. Penelitian Mendel menghasilkan Hukum Mendel I dan
II (Suryo, 1994).

Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang
disebut dengan gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan yang lainnya
berasal dari induk betina. Gen yang satu pasang ini disebut sebagai gen yang satu alel.
Menurut Mendel gen yang satu alel akan memisah pada waktu pembentukan gamet,
yang selanjutnya dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas dan gen akan
berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid
(Widianti, 2020).
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda,
dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya.
Persilangan ini untuk membuktikan Hukum Mendel I yang menyatakan bahwa
pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas.
Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi (Campbell,2010).
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya (Burns,1984).
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resesif (tidak
selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya r), dan alel
dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya rr)
dan satu dari tetua betina (misalnya RR).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan
selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya (Aristya,2015).
Persilangan monohibrid merupakan persilangan antar dua individu dengan satu
sifat beda. Generasi keturunan hasil suatu persilangan disebut filial disimbolkan
dengan huruf F besar dan angka yang menandakan urutan generasi. Contoh penulisan
generasi keturunan yaitu: F1 untuk generasi pertama hasil persilangan dan F2 untuk
generasi kedua hasil persilangan (Susilawati,2020). Dalam percobaannya, Mendel
melakukan persilangan di antara kacang ercis yang berbatang tinggi dengan kacang
ercis yang berbatang kerdil. Persilangan tersebut melibatkan kacang ercis dengan satu
sifat beda yaitu ukuran batang. Dari persilangan tersebut akan menghasilkan keturunan
pertama (F1) yang seragam yang semuanya berbatang tinggi. Ketika dilakukan
penyilangan antara F1 akan menghasilkan keturunan kedua (F2) yang memiliki
perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan fenotip 3:1 (Irawan,2019).

Ket : TT = tinggi, Tt = tinggi, tt = kerdil


Kesimpulan yang dapat diambil dari persilangan dua individu dengan satu sifat
beda yaitu :
1. Semua individu F1 adalah seragam
2. Jika dominansi nampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip
seperti induknya yang dominan
3. Pada waktu individu F1 yang heterozigot itu membentuk gamet-gamet
terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya memiliki salah satu alel
saja
4. Jika dominansi nampak sepenuhn ya, maka perkawinan monohibrida (Tt x
Tt) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip
3:1 (75% tinggi dan 25% kerdil) tetapi memperlihatkan perbandingan
genotip 1:2:1 (25% TT : 50% Tt : 25% tt) .
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan
genotip F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal
dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang satu alel (The Law of Segregation of
Allelic Genes) (Artadana, 2018). Akan tetapi, perbandingan fenotip yang ditemukan
dalam persilangan monohibrid tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti.
Dalam kejadian nyata terdapat penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil
persilangan di dalam kenyataan berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan.
Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan
mengadakan uji chi-square atau khi-kuadrat (χ2) (Suryo, 1994).
C. Cara Kerja

Diambil 20 kertas A dan 20 Dipisahkan kertas A dan kertas B


kancing B, ditentukan simbol- menjadi dua bagian (10 bagian sebagai
simbol gen dan sifat yang diwakili gamet jantan dan 10 sebagai gamet
kertas A dan B betina)

Diambil satu kertas secara 10 kertas A + 10 kertas B (sebagai


acak dari kantong 1 dan 1 gamet jantan) dimasukkan
kertas dari kantong 2 dimasukkan ke dalam suatu kantong
kemudian ditabulasi. 1, dan sisanya sebagai gamet betina
dimasukkan ke dalam kantong 2.

Dengan cara yang sama Dihitung perbandingan yang


dilakukan terus sampai kertas- diperoleh baik perbandingan
kertas habis. genotip dan fenotip

Perbandingan yang diperoleh


diuji dengan khi-kuadrat
D. Hasil
M : manis , m= asam
Kombinasi Genotip
kancing Fenoti Percobaa Percobaa Jumla Rata-rata
Tally
(kombinas p n1 n2 h (dibulatkan
i gen) )
IIII IIII
4 5 9
I
Merah-
III IIII
merah Manis 4 5 9 9 9
I
(MM)
IIII IIII
5 4 9
I
IIII IIII
I I
12 10 22
IIII IIII
I II I
IIII IIII
Merah-
I I
putih Manis 12 10 22 22 22
IIII IIII
(Mm)
I III I
IIII IIII
I I
10 12 22
IIII IIII
I I II
IIII IIII
4 5 9
I
Putih-
IIII IIII
putih Asam 4 5 9 9 9
I
(mm)
IIII IIII
5 4 9
I

E. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan dirumah masing-masing untuk menaati
protocol kesehatan. Bab ini dilakukan oleh 3 orang praktikan dirumah masing-
masing dengan kertas sebagai media persilangan monohybrid. Disini kita
menyilangkan satu sifat beda yaitu warna merah dan putih bunga mawar. Pada
praktikum ini menyilangkan parental bergenotip MM yang bersifat warna merah
yang dominan terhadap parental bergenotip mm yang bersifat warna putih.
a. Untuk praktikan 1 menggunakan kertas warna merah sebagai genotip MM
dan kertas warna putih sebagai genotip mm.
b. Untuk praktikan 2 menggunakan ketas Biru sebagai genotip MM dan kertas
warna kuning sebagai genotip mm.
c. Untuk praktikan ke 3 menggunakan kertas bertuliskan warna merah sebagai
genotip MM dan kertas dengantulisan berwarna biru sebagai genotip mm.
Parental (P) : MM >< mm

Warna Merah Warna putih


Gamet (G) : M m

Filial (F1) : Mm
(Bunga warna merah)
Ketika turunan dari F1 dibiarkan melakukan penyerbukan terhadap
sesamanya, maka keturunan kedua (F2) yang dihasilkan sebagai berikut.

M m
M MM Mm
Merah Merah
m Mm Mm
Merah Putih
Tabel 4.1. Hasil keturunan F2 dari persilangan sesama keturunan F1
Hasil persilangan yang didapat oleh keseluruhan praktikan dan telah dirata-rata:

∑frekuensi
Kombinasi gen Fenotip talis
genotip
MM
Merah IIIII IIII 9
Merah-merah
Mm IIIII IIIII IIIII IIIII
Merah 22
Merah-putih II
Mm
Putih IIIII IIII 9
Putih-putih
Tabel 4.2. Frekuensi genotif dan fenotif hasil percobaan
Setelah dilakukan tabulasi pada data dan telah didapatkan jumlah genotip dan
fenotip, maka untuk mengetahui bahwa perbandingan genotip dn fenotip yang dihasilkan
dari percobaan dengan perbandingan genotip dan fenotip yang telah dijabarkan pada teori
Mendel digunakan uji statistika yang uji X2 (Chi-Square/Kai Kuadrat). Hipotesis yang
digunaan dalam percobaan ini sebagai H0 (Hipotesis null) dan Hi (Hipotesis kerja) yaitu:
H0 : Hasil perbandingan monohybrid percobaan sesuai dengan hukum Mendel
Hi : hasil perbandingan monohybrid percobaan tidak sesuai dengan hukum Mendel

Perhitungan uji Chi-Square (X2) pada perbandingan genotip dan fenotip sebagai berikut:

Genotip Fo Fh I Fo-Fh I I Fo-Fh I2 I Fo-Fh I2/Fh


MM 9 10 -1 1 0,1
Mm 22 20 2 4 0,2
Mm 9 10 -1 1 0,1
2
Jumlah X hasil 0.4
Tabel 4.3. Uji X2 pada genotip hasil percobaan

n (variable) =3 ketelitian = 95% kesalahan = 0,05


derajat kebebasan = n-1 Xhasil < Xtabel
= 3-1 0,4<3,84 H0 diterima

=2

fenotip Fo Fh I Fo-Fh I I Fo-Fh I2 I Fo-Fh I2/Fh


Dominan (MM) 30 30 1 1 0,03
Resesif (mm) 31 10 -1 1 0,1
Jumlah X2 hasil 0.13
Tabel 4.4. Uji X2 pada fenotip hasil percobaan
n (variable) =2 ketelitian =95% kesalahan = 0,05
derajat kebebasan = n-1 Xhasil < Xtabel
= 2-1 0,13<3,84 H0 diterima
= 1

Hasil yang didapat dari persilangan monohybrid pada praktikum tidak dapat 100%
sesuai dengan teori hukum mendel monohibrid namun sama dengan perbandingan
genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3:1 karena terdapat perbedaan nilai perbandigan
sekitar 5,6 pada genotipnya dengan tingat ketelitian 95% dan kesalahan 0,05. Hal ini
terjadi karena adanya human eror serta kurangnya menghomogenkan kertas pada wadah
percobaan. Jika percobaan ini dilakukan dengan media lain, kemungkinan hasilnya tidak
jauh berbeda dengan hukum teori mendel tetapi memang tidak bisa sesuai 100%. Namun
terkadang terdapat perbedaan antara suatu percobaan dengan hukum teorinya
dikarenakan ada suatu kesalah dan ketidaktepatan.

Adanya teori hukum mendel monohybrid dapat diaplikasikan terlebih pada bidang
biologis misalkan untuk mendapatkan buah dengan varietas unggul yang memiliki ukuran
besar dan rasa yang manis. Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan pembuatan varietas bibit pangan yang unggul, tahan hama serta
meningkatkan nilai jual tanaman hias yang dibuat bervarietas. Selain di dunia tumbuhan,
hukum mendel monohybrid juga diaplikasikan pada dunia hewan dan manusia. Misalkan
penurunan gen warna kulit, bentuk rambut dn lainnya yang diturunkan kedua orang tua.
Permasalahan :
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh ?
Jawab : Perbandingan genotipe 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotipe 3 : 1
2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil kelompok lain?
Jawab : Hasil perbandingan yang kelompok kami dapatkan sama seperti
kelompok lain yaitu genotif 1 : 2 : 1 dan fenotif 3 : 1

3. Apakah hasil perbandingan yang saudara peroleh dapat dipercaya kebenarannya


atau menyimpang dari yang diharapkan? Jelaskan!
Jawab : hasil perbandingan yang kami peroleh dapat dipercaya kebenarannya
karena dilakukan tanpa adanya rekayasa dan hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan teori hukum mendel monohybrid.
4. Buat diagram persilangannya!
Jawab : Parental (P) : MM >< mm
Warna Merah Warna putih
Gamet (G) : M m
Filial (F1) : Mm
(Bunga warna merah)
5. Kesimpulan apa yang dapat saudara tarik dari kegiatan ini?
Jawab : Dari praktikum simulasi persilang monohibrida dapat di tarik kesimpulan:
a. Pengambilan gamet jantan dan betina secara acak dan dipasangkan pada
wadah percobaan dapat membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.
b. Hasil percobaan pada F2 persilangan monohibrida sudah sama dengan
perbandingan teori hukum mendel, yaitu dengan perbandingan genotip 1 : 2 :
1 dan perbandingan fenotip 3:1 tetapi ada perbedaan nilai perbandigan sekitar
5,6 pada genotipnya.
6. Khusus untuk mahasiswa program studi pendidikan biologi, lakukan kegiatan yang
sama dengan menggunakan koin mata uang untuk menggantikan kancing genetika.
Jawab : perbandingan genotip dan fenotip yang telah dijabarkan pada teori Mendel
digunakan uji statistika yang uji X2 (Chi-Square/Kai Kuadrat). Hipotesis yang
digunaan dalam percobaan ini sebagai H0 (Hipotesis null) dan Hi (Hipotesis kerja)
yaitu:
H0 : Hasil perbandingan monohybrid percobaan sesuai dengan hukum
Mendel
Hi : hasil perbandingan monohybrid percobaan tidak sesuai dengan hukum
Mendel

Perhitungan uji Chi-Square (X2) pada perbandingan genotip dan fenotip sebagai
berikut:

Genotip Fo Fh I Fo-Fh I I Fo-Fh I2 I Fo-Fh I2/Fh


MM 9 10 -1 1 0,1
Mm 22 20 2 4 0,2
Mm 9 10 -1 1 0,1
Jumlah X2 hasil 0.4

n (variable) =3 ketelitian = 95% kesalahan = 0,05


derajat kebebasan = n-1 Xhasil < Xtabel
= 3-1 0,4<3,84 H0 diterima

=2

I Fo-Fh I Fo-Fh
fenotip Fo Fh I Fo-Fh I
I2 I2/Fh
Dominan (MM) 30 30 1 1 0,03
Resesif (mm) 31 10 -1 1 0,1
2
Jumlah X hasil 0.13

n (variable) =2 ketelitian =95% kesalahan = 0,05


derajat kebebasan = n-1 Xhasil < Xtabel

= 2-1 0,13<3,84 H0 diterima


= 1

F. Kesimpulan
1. Pengambilan gamet jantan dan betina secara acak dan dipasangkan pada wadah
percobaan dapat membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.
2. Hasil percobaan pada F2 persilangan monohibrida sudah sama dengan
perbandingan teori hukum mendel, yaitu dengan perbandingan genotip 1 : 2 : 1
dan perbandingan fenotip 3:1 tetapi ada perbedaan nilai perbandigan sekitar 5,6
pada genotipnya.

G. Daftar Pustaka

Alberts, B et.al. 1998. Essential Cell Biology : An Intoduction Molecular Biology of


the Cell. New York : Garland Publishing,Inc.
Aristya, GR., Daryono, BS., Handayani, NSN., Arisuryanti, T. 2015. Karakterisasi
Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Artadana, I.B.M dan Savitri, W.D . 2018. Genetika Mendel dan Pengembangannya.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Burns, G.W. 1984. The Science of Genetics. 6th ed. New York : Macmillan Publ. Co
Inc.
Irawan, Bambang. 2019. Genetika : Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. Surabaya
: Airlangga University Press.
Peter J. Bowler. 1989. The Mendelian Revolution: The Emergence of Hereditarian
Concepts in Modern Science and Society. Baltimore :Johns Hopkins University
Press.
Reece, Jane B., and Neil A. Campbell. 2010. "Mendel and the Gene Idea." Campbell
Biology. 8th ed. Boston: Benjamin Cummings / Pearson Education, Biologi
Edisi Kedelapan jilid. 3 (Terjemahan Oleh Damaring Tyas Wulandari). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Suryo. 1994. Genetika untuk Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Susilawati, Ika Oksi dan Aurora, M E M. 2020 . Monohibridization with Different
Media Treatments on Fruit Flies (Drosophila melanogaster). Jurnal Biologi
Tropis. 20 (2) : 263-269.
Widianti, Tuti.dkk. 2020. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang:UNNES.
H. Lampiran

10 bagian kertas A Gelas 1 (10 kertas A +


dan B (gamet jantan) 10 kertas B jantan) dan
dan 10 bagian kertas gelas 2 (10 kertas A +
B (gamet betina) 10 kertas B betina)

Pasangan kertas
setelah diambil secara
acak dari gelas 1 dan
gelas 2 (praktikan 1)

Pasangan kertas
setelah diambil secara
acak dari gelas 1 dan
gelas 2 (praktikan 2)
Pasangan kertas
setelah diambil secara
acak dari gelas 1 dan
gelas 2 (praktikan 3)

I. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan apa isi Hukum Mendel I ?
Jawab : Hukum Mendel I : “ Pasangan gen yang sealel pada proses pembentukan
gamet akan memisah secara bebas.”
2. Apakah percobaan yang anda lakukan sesuai dengan Hukum Mendel I? Jelaskan!
Jawab : Ya, percobaan yang saya lakukan sesuai dengan Hukum Mendel I
3. Berapa derajat bebas pada Chi-kuadrat yang anda kerjakan untuk percobaan
diatas?
Jawab : Derajat kebebasan pada percobaan tersebut adalah n-1 = 3-1 = 2

Anda mungkin juga menyukai