OLEH :
MILITIA SUNDALANGI , S.KEP
1. Pengertian
2011).
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
2. Etiologi
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan Subarakhnoid
c. Perdarahan Serebral
estrogen tinggi)
8) Merokok
(muttaqin, 2008)
3. Manifestasi klinis
kolateral.
koma)
g. Ataksia
(Tarwoto, 2007)
4. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau makin cepat)
pada otak. Thrombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah
dan edema dan kogestri disekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema
terjadi septic infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis atau jika sisa infeksi berada pada
lebih berat dapat mengakibatkan herniasi otak pada falk serebri atau
pons.
darah lebih dari 60cc maka resiko kematian sebesar 93% pada
Defisit neurologis
Kelemahan
Intake fisik umum Pola nafas
nutrisi tidak Tidak Efektif - Carpenito,
adekuat Penurunan 2001
tingkat - Muttaqin,
kesadaran 2008
5. kematian
perubahan
pemenuhan Penekanan
nutrisi jaringan
setempat
6. Resiko kerusakan
integritas kulit
6. Anatomi fisiologi otak
a. Otak
dewasa (sekitar 3 lbs). Otak menerima 20% dari curah jantung dan
rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah
kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10
ireversibel. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
bagian luar dari sel-sel saraf, tersusun dalam lapisan; dengan ketebalan
(Price, 1995)
2002)
oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak
karena itu, suatu cedera yang terjadi pada bagian ini dalam batang
b. Nervus Cranialis
1) Nervus olvaktorius
Saraf pembau yang keluar dari otak dibawa oleh dahi , membawa
rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak,
2) Nervus optikus
Mensarafi bola mata , membawa rangsangan penglihatan ke otak.
3) Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital(otot
penggerak bola mata). Didalam saraf ini terkandung serabut-
serabut saraf otonom(para simpatis).saraf penggerak mata keluar
dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi
mengangkat kelopak mata atas, selain itu mensarafi otot miring
atas mata dan otot lurus sisi mata.
4) Nervus troklearis
Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital.saraf pemutar mata
yang pusatnya terletak dibelakang pusat saraf penggerak mata.
5) Nervus trigeminus
Bersifat majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tiga
buah cabang. Fungsinya saraf kembar tiga, saraf ini merupakan
saraf otak besar, sarafnya yaitu:
a) Nervus oltamikus; sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala
bagian depan kelopak mata atas ,selaput lendir kelopak
mata,dan bola mata.
b) Nervus maksilaris; sifatnya sensoris mensarafi gigi-gigi
atas,bibir atas, palatum, batang hidung,rongga hidung, dan
sinus maksilaris.
c) Nervus mandibularis; sifatnya majemuk(sensori dan motoris).
Mensarafi otot-otot pengunyah.serabut-serabut sensorisnya
mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu.
6) Nervus abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai
saraf penggoyang sisi mata.
7) Nervus fasialis
Sifatnya majemuk(sensori dan motoris), serabut-serabut
motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga
mulut. Di dalamn saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai
mimic wajah dan menghantarkan rasa pengecap.
8) Nervus auditoris
Sifatny sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan
dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsanya sebagai saraf
pendengar.
9) Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk(sensoris dan motoris),mensarafi faring,tonsil,
dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan cita rasa ke otak.
10) Nervus vagus
Sifatnya majemuk(sensoris dan motoris), mengandung serabut-
serabut saraf motorik, sensorik, dan parasimpatis faring, laring,
paru-paru, esophagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar
pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf
perasa.
11) Nervus asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomsatoid dan
muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan.
12) Nervus hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai
saraf lidah. Saraf ini terdapat didalam sumsum penyambung.
(Syarifuddin, 2003)
7. Komplikasi
a. Hipoksia serebral
c. Embolisme serebral
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Angiografi serebral
b. CT scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara
pasti
c. Lumbal pungsi
Tekanan yang menngkat dan di sertai bercak darah pada cairan
e. USG Doppler
arteri karotis)
f. EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
g. Sinar tengkorak
9. Penatalaksanaan medis
a. Penatalaksanaan umum
ventilator
b) Monitor peningkatan tekanan intrakranial
antikoagulan
2) Fase rehabilitasi
4) Terapi obat-obatan
Stroke hemoragik
c) Antikonvulsan : fenitolin
(Tarwoto, 2007)
RESUME GAWAT DARURAT
Identitas
Nama : Ny. G.K.
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tuminting
Diagnosa Medis : Stroke Haemoragic
Tgl/Jam Pengkajian : 07-1-2021 / 09.00 WITA
1. Pengkajian Kondisi Mental
A : Pasien mengalami penurunan kesadaran
V : ada respon terhadap suara (Suara Rintihan)
P : ada respon terhadap nyeri
U : pasie memberikan respon
GCS: E : 2 V: 2 M: 4 = 8 = Sopor
2. Primary Survey
Airway : terdapat secret, Adanya suara tambahan ngorok (snoring) lidah jatuh ke
belakang, pasien kesulitan bernapas, suara nafas ronkhi.
Breathing : Terlihat pengembangan dada, teraba hembusan napas, pasien kesulitan saat
bernapas, RR: 28x/menit, irama napas tidak teratur, terlihat adanya penggunaan otot bantu
rongga dada dalam pernapasan, napas cepat dan pendek
Circulation : TD: 230/110 mmHg, N = 92 x/menit, tidak ada bunyi jantung tambahan,
cappilary refille kembali <3 detik, akral hangat.
Disabillity : Kesadaran pasien sopor dengan GCS (E2,V2,M4), keadaan umum lemah, pasien
mengalami penurunan kesadaran, saat dirumah bicara pasien pelo
Exposure : Rambut dan kulit kepala tampak bersih tidak terdapat hematoma.
3. Secondary Survay
EKG : Sinus Takikardi
Fluit dan Farenheit : Suhu badan 36,4 C
History
Keluhan Utama
Penurunan Kesadaran
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang di IGD Rumah Sakit Daerah Sragen pada tanggal 05 Januari 2020
dengan keluhan 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien jatuh terpeleset di kamar
mandi, mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak
2 hari yang lalu, pasien tidak dapat berkomunikasi. Keluarga pasien mengatakan ini
merupakan pertama kalinya pasien dibawa ke Rumah Sakit dengan keluhan seperti
ini.
RPD/RPK
Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi sejak ±10 tahun.
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti DM, Asma dan Hipertensi.
Head To Toe
Kepala : Rambut dan kulit kepala tampak bersih dan tidak terdapat luka
Mata : Konjungtiva Ikterik, simetris kiri dan kanas
Hidung : hidung terdapat secret
Leher : leher normal, tidak ada pembesaran tiroid
Dada : Terlihat pengembangan dada, teraba hembusan napas, pasien kesulitan
saat
bernapas, RR: 28x/menit, irama napas tidak teratur, terlihat adanya
penggunaan
otot bantu rongga dada dalam pernapasan, napas cepat dan pendek
Perut : normal tidak ada pembesaran jaringan dibagian perut
Lengan Atas: mengalami kelemahan anggota gerak dan otot bagian kanan sejak 2
hari yang
lalu
Lengan bawah : mengalami kelemahan anggota gerak dan otot bagian kanan sejak 2
hari
yang lalu
Anus : Anus Normal pasien dapat melakukan BAB dengan lancer dan tidak ada
hambatan
Kulit : Kulit Keriput, mengalami penurunan elastisitas kuliat akubat penuaan.
Psikosial : tidak ada masalah, Klien tampak mendapatkan kasih saying dari keluarga
dan kerabat
Px Penunjang :
TD : 230/110 mmHg
N : 92x/m
RR : 28x/m
GCS : E : 2 V : 2 M: 4 8
CRT : <3 detik
EKG : Sinus Takikardi
GDS : 135 mg/dL
Terapi Medis
Terapi O2 nasal 4 lpm, infus RL 20 tpm, injeksi citicolin 500 mg/12 jam, injeksi
ceftriaxone 1 gr/24 jam, injeksi furosemid 40 mg/12 jam. Pemasangan NGT dan DC
pada pasien.
4. Klasifikasi data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Keluarga mengatakan pasien - TTV : TD:230/110 mmHg,
memiliki riwayat penyakit - N: 92 x/menit,
hipertensi selama kurang lebih 10 - RR: 28 x/menit,
tahun - S: 36,4 ° C.
- Keluarga mengatakan pasien tak - Pasien mengalami penurunan
sadarkan diri akibat terpeleset di kesadaran
kamar mandi - Keadaan umum pasien lemah
- Klien mengalami kelemahan otot - Kesadaran spoor
sejak 2 hari yang lalu - Terjadi kelemahan pada ekstremitas
- Keluarga mengatakan pasien tidak kiri atas dan bawah
teratur dalam minum obat - GCS: E2V2M4
- napas pendek dan cepat
- pasien tampak sesak nafas
- irama napas tidak teratur
- suara nafas ronkh
- tampak adanya penggunaan otot
bantu pernapasan
- Terdapat secret dan bunyi suara
ngorok (stridor)
- Tampak adanya sumbatan jalan
nafas
5. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Hipersekresi Jalan Nafas Bersihan Jalan
- Keluarga Nafas Tidak Efektif
mengatakan pasien
tak sadarkan diri
akibat terpeleset di
kamar mandi
DO:
- Terdapat secret dan
bunyi suara ngorok
(stridor)
- Suara Nafas Ronkh
- Tampak adanya
sumbatan jalan
nafas
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kritria Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan Hasil
Bersihan Setelah dilakukan Manajemen Jalan - Untuk
Jalan Nafas tindakan keperawatan Napas I. 01011 mengetahui
Tidak Efektif diharapkan jalan nafas Observasi tindakan
b/d jadi paten dengan kriteria - Monitor Pola yang tepat
hipersekresi hasi Napas untuk
jalan nafas - Suara nafas yang ( Frekuensi, dilakukan
bersih, tidak ada Kedalaman sesuai
sianosis dan dan usaha dengan
syspneu (mampu napas) indikasi
mengeluarkan - Monitor - O2 berfungsi
sputum, mampu bunyi napas untuk
bernafas dengan Terapeutik membantu
mudah, tidak ada - Berikan memberikan
pursed lips) Oksigen bantukan
- Menunjukan jalan - Lakukan oksigen pada
nafas yang paten penghisapan klien dengan
- Mampu lender kurang jalan napas
mengidentifikasik dari 15 derik yang
an factor yang - tersumbat
dapat menghambat Kolaborasi agar
jalan nafas - Kolaborasi mendapatkan
dalam bantuan O2
pemeberian - Saction
bronkodilator betujuan
, ekspetoran untuk
dan menghisap
mulkolitik lender atau
jika perlu secret yang
menumpuk
dan
mengahalang
i jalan napas
- Terapi
farmakologi
bertujuan
untuk
memberikan
penyembuha
n kepada
pasien secara
medis
Pola Nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan - Untuk
tidak efektif tindakan keperawatan Napas I. 01011 mengetahui
b/d diharapkan jalan nafas Observasi tindakan
penurunan jadi paten dengan kriteria - Monitor Pola yang tepat
energy hasi Napas untuk
- Suara nafas yang ( Frekuensi, dilakukan
bersih, tidak ada Kedalaman sesuai
sianosis dan dan usaha dengan
syspneu (mampu napas) indikasi
mengeluarkan - Monitor - O2 berfungsi
sputum, mampu bunyi napas untuk
bernafas dengan Terapeutik membantu
mudah, tidak ada - Berikan memberikan
pursed lips) Oksigen bantukan
- Menunjukan jalan - Lakukan oksigen pada
nafas yang paten penghisapan klien dengan
- Mampu lender kurang jalan napas
mengidentifikasik dari 15 derik yang
an factor yang - tersumbat
dapat menghambat Kolaborasi agar
jalan nafas - Kolaborasi mendapatkan
dalam bantuan O2
pemeberian - Saction
bronkodilator betujuan
, ekspetoran untuk
dan menghisap
mulkolitik lender atau
jika perlu secret yang
menumpuk
dan
mengahalang
i jalan napas
- Terapi
farmakologi
bertujuan
untuk
memberikan
penyembuha
n kepada
pasien secara
medis
Resiko Setelah dilakukan Manajemen - Monitor
Perfusi tindakan keperawatan Penigkatan Tekana tanda-tanda
Serebral diharapkan suplai aliran Intrakranial umum dan
tidak Efektif darah ke otak lancar (I.06194) vital untuk
b/d hipertensi dengan kriteria hasil: Observasi dapat
- Mendemonstrasik - Monitor mengetahui
an status sirkulasi Keadaan perkembaha
yang ditandai Umum dan n status
dengan systole tanda –tanda kesehatan
dan diastole Vital pasien dan
dalam rentang Terapeutik penanganan
normal - Minimalkan kegawatdaru
- Mengdemonstrasi Stimulus ratan
kan kemampuan dengan selanjutnya
kognitif yang menyediakan - Lingkungan
ditandai dengan - lingkungan yang tennag
berkomunikasi yang tenang memberikan
dengan jelas dan - Berikan stimulus
sesuai dengan Posisi Head yang baik
kemampuan - up 30 derajat bagi
menunjukan Kolaborasi : perkembang
perhatian, - Kolaborasi an kesehatan
konsentrasi dan pemberian - Posisi head
orientasi sedasi dan up dapat
- Menunjukan anti meningkatak
fungsi sensori konvulsan an dan
motori cranial - Kolaborasi memberikan
yang utuh : pemberian manfaat bagi
tingkat kesadaran diuretic proses
membaik, tidak osmosis oksigenasi.
ada gerakan - Salah satu
involunter cara
farmakologi
dalam
membantu
menyembuh
kan penykit
dan risiko
fatal terjadi
Resiko setelah dilakukan Pencegahan Aspirasi - Penurunan
Aspirasi b/d tindakan keperawatan (I. 01018) kesadaran
Penurunan diharapkan tidak terjadi merupakan
tingkat aspirasi pada pasien. Observasi manifestasi
kesadaran Kriteria Hasil : - Monitor umum tanda
- dapat bernafas tingkat dan gelaja
dengan mudah, kesadaran, suatu
frekuensi reflek batuk penyakit
pernafasan dan - Suction
normal, mampu kemampuan dilakukan
menelan, menelan, untuk
mengunyah tanpa Terapeutik menghilangk
terjadi aspirasi. - pelihara an sumbatan
jalan nafas, jalan nafas
lakukan yang bisa
saction bila saja
diperlukan, menyebabka
- haluskan n aspirasi
makanan - Untuk
yang akan memudahka
diberikan, n dalam
- haluskan proses
obat sebelum menelanndan
pemberian. mencerna
Edukasi obat dan
- Ajarkan makanan
Teknik - Supaya
mengunyah dapat decara
atau menelan mandiri dan
jika perlu meminimalis
ir makanan
atau partikel
masuk dalam
jaringan
paru-paru.
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan mobilitas - Kondisi
Mobilitas tindakan keperawatan I.05173 umum dapat
Fisik b/d selama 5x8 jam Observasi menentukan
kekuatan diharapkan tidak ada - Monitor apakah klien
Otot hambatan mobilitas lancar kondisi dapat
menurun dengan kriteria hasil: umum melakukan
- Adanya selama dan mampu
peningkatan melakukan untuk
dalam aktivitas mobilisasi melakukan
fisik - Monitor tindakan
- Mengerti jutuan frekuansi yang akan
dan peningkatan jantung dan diberikan
mobilitas tekanan serta
- Memverbalisasika darah indikasinya
n perasaan dalam sebelum - Tanda-tanda
meningkatan memulai vital sangat
kekuatan dan mobilisasi penting
kemapuan Terapeutik untuk
berpindah - Fasilitasi mengetahui
- Memperagakan melakukan perkembang
alat bantu untuk pergerakan an status
mobilisasi (terapi keseatan
ROM) serta salah
Edukasi satu tolok
- Jelaskan ukur dalam
tujuan dan sebuha
prosedur tindakan
mobilisasi - ROM dapat
membantu
melatih
pergerakan
otto dan
melatih
kelemahan
otot yang
ada
- Untuk
meningkatka
n
pengetahuan
dan agar
klien
mengetahui
setiap
tindakan dan
prosedur
ANALISA DIGNOSA
Karunia Esa. (2016). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Activity
Of Daily Livingpascastroke dalam file:///C:/Users/Costumer/AppData/Local/Temp/2147-9456-3-PB.pdf
Tim Pokja SLKI PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI
Tim Pokja DKII PPNI. 2019. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI.