Topik : G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu
JTHpreskep
Tanggal (Kasus) : 15 Agustus 2019
Obyektif Presentasi :
Deskripsi :
Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan. Pasien
mengeluh muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit. Riwayat
keluar darah lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan (+) sejak
hamil 6 bulan, riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam keluarga
(-).Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Pasien lalu
pergi ke RSUD HAMS KISARAN dan dirawat inap.
Tujuan :
Penegakan diagnosis dan tatalaksana yang sesuai. Mengumpulkan referensi ilmiah untuk
menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus yang dihadapi dengan solusi yang
terbaik.
Bahan Bahasan: □Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □
Audit
Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan diskusi □ Email □ Pos
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat sedang memakai obat-obatan disangkal
Riwayat alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan tidak ada.
6. Lain-lain :
Tidak ada
Daftar Pustaka :
1. Tanto Chris, Gede putu. Kapita Selekta Kedokteran Essentials Of Medicine. Edisi ke
4. Jakarta : 2016
4. Miller DA, Rabello YA, Paul RH. The modified biophysical profile: ante-partum
testing in. Am J Obstet Gynecol.
5. Gabbe, Steven G, et al. Obstetrics normal and problem pregnancies fifth edition.
Livingstone, 2007.
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui diagnosis Eklamsia
2. Mengetahui etiologi dan faktor risiko Eklamsia
3. Mengetahui patofisiologi Eklamsia
4. Mengetahui penatalaksanaan Eklamsia
5. Mengetahui evaluasi pengobatan Eklamsia
6. Mengetahui edukasi tentang pengobatan Eklamsia
Thorax
Cor
- Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi :Iktus kordis teraba di Intercosta V Linea Mid Clavicula Sinistra
- Perkusi :Batas Jantung Kanan Intercosta IV Linea Parasternalis Dextra
Batas Jantung Kiri Intercosta V Linea Mid Clavicula Sinistra
Batas Pinggang Jantung Intercosta III Linea Parasternalis Sinistra
- Auskultasi :Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
- Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan dinamis
- Palpasi : Gerak napas simetris, stem fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : TFU 33 cm
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : Nyeri tekan-, hepar dan lien tidak teraba, turgor > 2 detik
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran
Kulit : ikterik -, petechie -
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+)
Status Obstetri :
1. Pemeriksaan Luar =Tinggi fundus uteri 3 jbpx (33 cm), memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, DJJ = 165 x/mnt, TBJ = 3400 gr.
2. Pemeriksaan dalam = Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Panggul = Tidak dilakukan
ASSESSMENT ( Penalaran Klinis) :
Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan. Pasien mengeluh
muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit. Riwayat keluar darah
lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan (+) sejak hamil 6 bulan,
riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam keluarga (-).Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Pasien lalu pergi ke RSUD HAMS
KISARAN dan dirawat inap.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari pasien, dapat dinyatakan bahwa pasien di
diagnosis G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu JTHpreskep.
Penegakan diagnosa G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu
JTHpreskepditegakan juga dari yaitu adanya keluhan pasein yang mengalami kejang sebelum
melahirkan,, pasien juga mengakau hamil cukup bulan, dan telah memiliki riwayat darah tinggi
sejak hamil 6 bulan. Dari pemeriksaan fisik berupa tanda vital didaptkan tekanan darah tinggi.
Dari pemeriksaan luar didapatkan hasil tinggi fundus uteri 3 jbpx (33 cm), memanjang, punggung
kanan, presentasi kepala, DJJ = 165 x/mnt, TBJ = 3400 gr, pemeriksaan dalam tidak dilakukan.
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia
datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga
disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan
munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia .
(Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebutgangguan hipertensi kehamilan dan toksemia
kehamilan.)
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di
tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya
sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 )
PLANNING
1. Diagnosis :G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu JTHpreskep.
2. Pengobatan :
Non farmakologi
- Rawat ICU
- Kateter menetap, EKG, cek lab
Farmakologi
1. IVFD RL 500 cc + drip MgSO4 40 % 15 cc gtt xx/menit makro
2. Inj. MgSO4 20 % 10 cc bolus I.V
3. Nifedifin 3 x 10 mg tab
4. Stabilisasi 3-6 jam, selanjutnya induksi drip dengan piton gtt XX x/menit
3. Pendidikan : Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialami pasien merupakan
penyakit eklamsia
4. Konsultasi :Dijelaskan penatalaksanaannya dan prognosis pasien tersebut.
Definisi Eklamsia
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan ,
ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita
preeclampsia. Eklamsia juga merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular dan metabolik
pada perempuan. Insidens eklamsia adalah 1-3 dari 1000 pasien preeklamsia.1,2,3
Etiologi Eklamsia
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas
dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga cukup tinggi. 4,5 Ada beberapa etilogi dari
preeklamsia yaitu :
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis, misalnya mola hidatosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :
- Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
Insidensi Eklamsia
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari
tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan
morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga cukup tinggi.5,6
Preeklamsia mempengaruhi 10 % kehamilan di dunia. Kondisi ini juga merupakan
penyumbang terbesar angka mortalitas serta morbiditas maternal dan perinatal terbesar. 1
preeklamsia dinyatakan sebagai penyebab kematian 50.000 – 60.000 angka kematian ibu hamil
setiap tahunnya. Selain itu preeklamsia merupakan kontributor utama dalam kelahiran
prematuritas. Preeklamsia juga merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular dan metabolik
pada perempuan. Insidens eklamsia adalah 1-3 dari 1000 pasien preeklamsia.1,2,3
Patofisiologi Eklamsia
Tidak adanya invasi trofoblast pada lapisan otot a. spiralis dan jaringan matriks sekitarnya
Lapisan otot tetap kaku dan keras Lumen tidak distensi dan dilatasi A. Spiralis relatif
bervasokonstriksi Kegagalan remodelling a. spiralis ↓ Aliran darah uteroplasenta
Hipoksia dan iskemia plasenta Menghasilkan oksidan (radikal hidroksil) Merusak
membran sel, nukleus, dan protein sel endotel Disfungsi endotel ↓ produksi prostasiklin
(vasodilator kuat), ↑ produksi tromboksan (vasokontriktor kuat), ↓ kadar NO (vasodilator) dan ↑
endotelin (vasokontriktor) Hipertensi dalam kehamilan.5,6
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopressor. Refrakter
berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor atau dibutuhkan kadar
vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokontriksi. Terjadinya refrakter
pembuluh darah karena adanya sintesis pada sel endotel. Akan tetapi, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor dan terjadi
peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor.
↓ invasi trofoblast pd lapisan otot a.spiralis dan jaringan matriks sekitarnya
Disfungsi endotel
hipoalbuminemia
Vasokontriksi Perpindahan cairan ke interstitium
Sakit kepala
Manifestasi klinis
Manifestasi klinik:
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg.
2. Proteimuri lebih 5 g/24 jam atau ++++ dalam pemeriksaan kualitatif
3. Oliguri, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
4. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
5. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma,pandangan
kabur.
6. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
7. Edema paru-paru dan sianosis.
8. Hemolisis mikroangiopati
9. Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat
10. Intra uterine growth restriction
11. Sindrom HELLP
Preeklampsia Impend
ing Eklam
Ringan Berat eklamp psia
sia
Tensi > Tensi > Objektif Gejala
140/90 160/110 nya : preekla
mmHg mmHg Hipera mpsia
BB Edema ktif berat
naik Oliguri refleks ditamba
melebih a < 500 Sesak- h
i batas cc/24 sianosis dengan
normal jam Gejala :
½ Terdap subjekti Konvul
kg/ming at nya : si
gu dipsnea Ganggu Kesada
Protein sianosis an visus ran
uria +1 Janin Nyeri turun
Edema mungki epigastr sampai
ringan n: ium koma.
IUGR, Nyeri
Asfiksia kepala.
Penatalaksanaan Eklamsia