Anda di halaman 1dari 17

PORTOFOLIO INTERNSHIP KASUS MEDIK

Nama Peserta : dr. Destifika Andriani Hsb

Nama Wahana :RSUDHAMS KISARAN

Topik : G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu
JTHpreskep
Tanggal (Kasus) : 15 Agustus 2019

Nama Pasien : Ny.YH No. RM : 00275806


Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Ratna M Yap

Tempat Presentasi : Ruang Aula RSUD HAMS KISARAN

Obyektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

Deskripsi :
Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan. Pasien
mengeluh muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit. Riwayat
keluar darah lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan (+) sejak
hamil 6 bulan, riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam keluarga
(-).Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Pasien lalu
pergi ke RSUD HAMS KISARAN dan dirawat inap.
Tujuan :
Penegakan diagnosis dan tatalaksana yang sesuai. Mengumpulkan referensi ilmiah untuk
menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus yang dihadapi dengan solusi yang
terbaik.
Bahan Bahasan: □Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □
Audit
Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan diskusi □ Email □ Pos

Data Pasien : Nama: Ny.YH No Registrasi: : 00275806

Nama Rumah Sakit : RSUD HAMS KISARAN

DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan.
Pasien mengeluh muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit.
Riwayat keluar darah lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan
(+) sejak hamil 6 bulan, riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam
keluarga (-).Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan.
Pasien lalu pergi ke RSUD HAMS KISARAN dan dirawat inap.
2. Riwayat Pengobatan :
 Tidak ada.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
 Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat darah tinggi disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Riwayat sedang memakai obat-obatan disangkal
 Riwayat alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
4. Riwayat Keluarga :
 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
 Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan tidak ada.

6. Lain-lain :
 Tidak ada

Daftar Pustaka :
1. Tanto Chris, Gede putu. Kapita Selekta Kedokteran Essentials Of Medicine. Edisi ke
4. Jakarta : 2016

2. Robert JM, August PA. Hypertension in pregnancy. Washington : American College


of Obstetricians and Gynecologist ; 2013.

3. Cunningham, leveno K, et al. Williams Obstetrics. Edisi 24. Philadelphia : Mcgraw-


Hill ; 2014.

4. Miller DA, Rabello YA, Paul RH. The modified biophysical profile: ante-partum
testing in. Am J Obstet Gynecol.

5. Gabbe, Steven G, et al. Obstetrics normal and problem pregnancies fifth edition.
Livingstone, 2007.

6. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui diagnosis Eklamsia
2. Mengetahui etiologi dan faktor risiko Eklamsia
3. Mengetahui patofisiologi Eklamsia
4. Mengetahui penatalaksanaan Eklamsia
5. Mengetahui evaluasi pengobatan Eklamsia
6. Mengetahui edukasi tentang pengobatan Eklamsia

Rangkuman Hasil Pembelajaran


Subyektif :
Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan. Pasien mengeluh
muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit. Riwayat keluar darah
lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan (+) sejak hamil 6 bulan,
riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam keluarga (-).Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Pasien lalu pergi ke RSUD HAMS
KISARAN dan dirawat inap.
Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat darah tinggi disangkal
 Riwayat sedang memakai obat-obatan disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Riwayat alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
Obyektif :
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital
- Tekanan darah : 180/100 mmhg
- Frekuensi nadi : 87 kali/menit
- Frekuensi pernapasan : 20 kali/menit
- Suhu tubuh : 36,7oC
 Kepala
- Bentuk : Normocephali, simetris
- Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
- Mata:Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
- Telinga : Normotia, membran timpani intak, serumen -/-, sekret -/-
- Hidung : Bentuk normal, sekret –
- Mulut : Faring tidak hiperemis, T1-T1
 Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB submandibula, cervical,
supraclavicula, infraclavicula, axilla (-), pembesaran
kelenjar
tiroid (-),trakea ditengah

 Thorax
Cor
- Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi :Iktus kordis teraba di Intercosta V Linea Mid Clavicula Sinistra
- Perkusi :Batas Jantung Kanan Intercosta IV Linea Parasternalis Dextra
Batas Jantung Kiri Intercosta V Linea Mid Clavicula Sinistra
Batas Pinggang Jantung Intercosta III Linea Parasternalis Sinistra
- Auskultasi :Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
- Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan dinamis
- Palpasi : Gerak napas simetris, stem fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
 Abdomen
- Inspeksi : TFU 33 cm
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : Nyeri tekan-, hepar dan lien tidak teraba, turgor > 2 detik
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran
 Kulit : ikterik -, petechie -
 Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+)

Status Obstetri :
1. Pemeriksaan Luar =Tinggi fundus uteri 3 jbpx (33 cm), memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, DJJ = 165 x/mnt, TBJ = 3400 gr.
2. Pemeriksaan dalam = Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Panggul = Tidak dilakukan
ASSESSMENT ( Penalaran Klinis) :
Pasien seorang wanita, usia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran dengan keluhan mau melahirkan. Pasien mengeluh
muntah, penglihatan kabur serta adanya kejang 1x berlangsung ±3 menit. Riwayat keluar darah
lendir (-), riwayat keluar air (-).Riwayat darah tinggi dalam kehamilan (+) sejak hamil 6 bulan,
riwayat darah tinggi sebelum hamil (-).Riwayat darah tinggi dalam keluarga (-).Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dapat dirasakan. Pasien lalu pergi ke RSUD HAMS
KISARAN dan dirawat inap.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari pasien, dapat dinyatakan bahwa pasien di
diagnosis G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu JTHpreskep.
Penegakan diagnosa G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu
JTHpreskepditegakan juga dari yaitu adanya keluhan pasein yang mengalami kejang sebelum
melahirkan,, pasien juga mengakau hamil cukup bulan, dan telah memiliki riwayat darah tinggi
sejak hamil 6 bulan. Dari pemeriksaan fisik berupa tanda vital didaptkan tekanan darah tinggi.
Dari pemeriksaan luar didapatkan hasil tinggi fundus uteri 3 jbpx (33 cm), memanjang, punggung
kanan, presentasi kepala, DJJ = 165 x/mnt, TBJ = 3400 gr, pemeriksaan dalam tidak dilakukan.

Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia
datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga
disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan
munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia .
(Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebutgangguan hipertensi kehamilan dan toksemia
kehamilan.)

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di
tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya
sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 )
PLANNING
1. Diagnosis :G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu JTHpreskep.
2. Pengobatan :
Non farmakologi
- Rawat ICU
- Kateter menetap, EKG, cek lab
Farmakologi
1. IVFD RL 500 cc + drip MgSO4 40 % 15 cc gtt xx/menit makro
2. Inj. MgSO4 20 % 10 cc bolus I.V
3. Nifedifin 3 x 10 mg tab
4. Stabilisasi 3-6 jam, selanjutnya induksi drip dengan piton gtt XX x/menit

3. Pendidikan : Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialami pasien merupakan
penyakit eklamsia
4. Konsultasi :Dijelaskan penatalaksanaannya dan prognosis pasien tersebut.

Definisi Eklamsia

Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan ,
ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita
preeclampsia. Eklamsia juga merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular dan metabolik
pada perempuan. Insidens eklamsia adalah 1-3 dari 1000 pasien preeklamsia.1,2,3

Etiologi Eklamsia
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas
dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga cukup tinggi. 4,5 Ada beberapa etilogi dari
preeklamsia yaitu :
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis, misalnya mola hidatosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :

1.  1. Eklampsia gravidarum

    - Kejadian 50% sampai 60 %

         - Serangan terjadi dalam keadaan hamil

2. 2.  Eklampsia parturientum

         - Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %

         - Saat sedang inpartu

         - Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu

3. 3. Eklampsia puerperium

         - Kejadian jarang 10 %

         - Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

Insidensi Eklamsia
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari
tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan
morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga cukup tinggi.5,6
Preeklamsia mempengaruhi 10 % kehamilan di dunia. Kondisi ini juga merupakan
penyumbang terbesar angka mortalitas serta morbiditas maternal dan perinatal terbesar. 1
preeklamsia dinyatakan sebagai penyebab kematian 50.000 – 60.000 angka kematian ibu hamil
setiap tahunnya. Selain itu preeklamsia merupakan kontributor utama dalam kelahiran
prematuritas. Preeklamsia juga merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular dan metabolik
pada perempuan. Insidens eklamsia adalah 1-3 dari 1000 pasien preeklamsia.1,2,3

Patofisiologi Eklamsia
Tidak adanya invasi trofoblast pada lapisan otot a. spiralis dan jaringan matriks sekitarnya 
Lapisan otot tetap kaku dan keras  Lumen tidak distensi dan dilatasi  A. Spiralis relatif
bervasokonstriksi  Kegagalan remodelling a. spiralis  ↓ Aliran darah uteroplasenta
Hipoksia dan iskemia plasenta  Menghasilkan oksidan (radikal hidroksil)  Merusak
membran sel, nukleus, dan protein sel endotel  Disfungsi endotel ↓ produksi prostasiklin
(vasodilator kuat), ↑ produksi tromboksan (vasokontriktor kuat), ↓ kadar NO (vasodilator) dan ↑
endotelin (vasokontriktor)  Hipertensi dalam kehamilan.5,6
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopressor. Refrakter
berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor atau dibutuhkan kadar
vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokontriksi. Terjadinya refrakter
pembuluh darah karena adanya sintesis pada sel endotel. Akan tetapi, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor dan terjadi
peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor.
↓ invasi trofoblast pd lapisan otot a.spiralis dan jaringan matriks sekitarnya

Lapisan otot tetap kaku dan keras

Lumen tidak distensi dan dilatasi

A. spiralis relatif berkonstriksi

Kegagalan remodeling A. spiralis

↓ aliran darah uteroplasenta

Hipoksia dan iskemia plasenta

Iskemia menghasilkan oksidan

Merusak membran sel, nukelus, dan protein sel endotel

Disfungsi endotel

Perubahan sel endotel kapiler glomerulus


Gangg. metabolismeAggregasi trombosit pd sisi endotel yg ↑
prostaglandin rusak
endotelin↑ permeabilitas kapiler

↓ prostasiklin ↑ tromboksan ↓ tekanan onkotik proteinuria

hipoalbuminemia
Vasokontriksi Perpindahan cairan ke interstitium

Hipertensi Kegagalan autoregulasi otak Spasme arteri retina


Edema retina
Edema
Peregangan selaput menigens
Vasospasme, iskemia, edema
Gangg.
otak penglihatan

Sakit kepala
Manifestasi klinis
Manifestasi klinik:
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg.
2. Proteimuri lebih 5 g/24 jam atau ++++ dalam pemeriksaan kualitatif
3. Oliguri, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
4. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
5. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma,pandangan
kabur.
6. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
7. Edema paru-paru dan sianosis.
8. Hemolisis mikroangiopati
9. Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat
10. Intra uterine growth restriction
11. Sindrom HELLP

Preeklampsia Impend
ing Eklam
Ringan Berat eklamp psia
sia
      Tensi >      Tensi > Objektif Gejala
140/90 160/110 nya : preekla
mmHg mmHg       Hipera mpsia
      BB       Edema ktif berat
naik       Oliguri refleks ditamba
melebih a < 500       Sesak- h
i batas cc/24 sianosis dengan
normal jam Gejala :
½       Terdap subjekti      Konvul
kg/ming at nya : si
gu dipsnea       Ganggu      Kesada
      Protein sianosis an visus ran
uria +1       Janin       Nyeri turun
      Edema mungki epigastr sampai
ringan n: ium koma.
IUGR,       Nyeri
Asfiksia kepala.

Penatalaksanaan Eklamsia

Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah


sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat
Tatalaksana:
1. Pasien harus dirawat inap
2. Berikan MgSO4 dalam infuse dextrose 5% dengan dosis awal 4-6 g/15-20 menit pertama
dengan kecepatan 15-20 tetes per menit secara intravena. Maintenance dose yaitu diberikan
infuse MgSO4 6 gr dalam larutan ringer/6 jam atau diberikan 4-5 g secara intramuscular.
Adapun berbagai syarat dalam pemberian MgS04 :
a. Harus tersedia antidotum MgS04 yaitu kalsium glukonas 10% (jika terjadi intoksikasiMgS04,
berikan kalsium glukonas 1 gram/3 menit secara intravena.
b. Refleks patella (+) kuat
c. Frekuensi pernafasan >16x/menit dan tidak ada tanda distress nafas.
3. Berikan nifedipine oral 3-4 x 10 mg per oral. Bila pada jam ke-4 tekanan diastolic belum turun
sampai 20%, berikan tambahan 10 mg oral (dosis maksimum 80 mg/hari).
4. Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap jam. Pasanag kateter dan kantong urin, ukur
urin setiap 6 jam. Bila urin <100 ml/4 jam, kurangi dosis MgSO4 menjadi 1 g/jam.
5. Terminasi kehamilan sesegera mungkin
FOLLOW UP
Rabu, 16 Agustus 2019
S: Mau melahirkan dengan kejang
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 180/100 mmhg RR : 20 x/menit N : 87 x/menit T : 36,7oC
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : akral hangat
A: G1P0AO hamil aterm dengan Eklamsi ante partum belum inpartu JTHpreskep.
P: Non farmakologi
- Rawat ICU
- Kateter menetap, EKG, cek lab
Farmakologi
- IVFD RL 500 cc + drip MgSO4 40 % 15 cc gtt xx/menit makro
- Inj. MgSO4 20 % 10 cc bolus I.V
- Nifedifin 3 x 10 mg tab
- Stabilisasi 3-6 jam, selanjutnya induksi drip dengan piton gtt XX x/menit
Tidak ada kemajuan persalinan, pasien direncnakan SC Cito.

Terapi post SSTP ai eklamsia anteoartum

- IVFD RL 500 cc + drip MgSO4 40 % 15 cc gtt xx/menit makro


- Inj. Ceftroaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Metronidazole 500 mg/ 8 jam
- Inj. Tramadol 3x1
- Inj. Transmain 3x1
- Inj. Vit C 2x1
- Inj. Furamin 3x1
- Pronalges sup k/p
Kamis, 17 Agustus 2019
S: Nyeri pada luka operasi, pandangan kabur
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 200/100 mmhg RR : 22 x/menit N : 88 x/menit T : 36,7oC
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : akral hangat
A: P1A0 post SSTP a/I eklamsia antepartum
P: Non farmakologi
1. Rawat ICU
2. Kateter menetap, EKG, cek lab
3. Konsul mata
Farmakologi
- IVFD RL 500 cc + drip MgSO4 40 % 15 cc gtt xx/menit makro
- Inj. Ceftroaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Metronidazole 500 mg/ 8 jam
- Inj. Tramadol 3x1
- Inj. Transmain 3x1
- Inj. Vit C 2x1
- Inj. Furamin 3x1
Pronalges sup k/p
Jummat, 18 Agustus 2019
S: Pandangan kabur
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 150/90 mmhg RR : 18 x/menit N : 81 x/menit T : 36,7 oC
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : akral hangat
A:P1A0 post SSTP a/i eklamsia antepartum
P: Non farmakologi
- Mobilisasi
Farmakologi
- Cefadroxil 2x500 mg PO
- Asam Mefenamat3x500 mg PO
- Neurodex 2x500 mg PO
- Dopamet 2x1
Sabtu, 19 Agustus 2019
S: Keluhan(-)
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 140/90 mmhg RR : 21 x/menit N : 85 x/menit T : 36,7 oC
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : akral hangat
A:P1A0 post SSTP a/i eklamsia antepartum
P: Non farmakologi
- Mobilisasi
- Rencana keluar ICU
Farmakologi
- Cefadroxil 2x500 mg PO
- Asam Mefenamat 3x500 mg PO
- Neurodex 2x500 mg PO
- Dopamet 2x1

Minggu, 20 Agustus 2019


S: Keluhan(-)
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 130/90 mmhg RR : 21 x/menit N : 88 x/menit T : 36,7 oC
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : akral hangat
A:P1A0 post SSTP a/i eklamsia antepartum
P: Non farmakologi
- Mobilisasi
- GV
- Rawat jalan
Farmakologi
- Cefadroxil 2x500 mg PO
- Asam Mefenamat 3x500 mg PO
- Neurodex 2x500 mg PO
- Dopamet 2x1

Kisaran, september 2019


Diketahui
Dokter pendamping

dr. Ratna M Yap

Anda mungkin juga menyukai