Anda di halaman 1dari 11

RESUME KONSEP SISTEM MUSKULOSKELETAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar

Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen Pembimbing : Sumbara S. Kep., Ners., M. Kep

Di susun oleh :

Farah Nabila Nofitriani 191FK03023

Kelas A

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2021
A. Definisi
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang,
otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian.
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang digunakan pada tubuh
manusia yang berfungsi sebagai lokomotor dan penopang bagi tubuh manusia.
Merupakan sistem yang sangat penting pada tubuh manusia. Kelainan pada
sistem ini dapat mengganggu keseharian manusia karena menimbulkan
keluhan-keluhan tertentu. Terdiri dari 2 sistem utama yaitu system kerangka
dan sitem otot.

B. Anatomi Sistem Muskuloskeletal


Tulang belulang tersambung-sambung menjadi rangka (SCELETUM).
Rangka terbagi atas 3 bagian:
1. RANGKA BATANG BADAN (SCELETUM TRUNCI) terdiri dari :
a. Tulang belakang (COLUMNA VERTEBRALIS). Tulang
belakang terdiri atas:
a) 7 ruas tulang leher (VERTEBRAE CERVICALES).
b) 12 ruas tulang punggung (VERTEBRAE THORACALES).
c) 5 ruas tulang pinggang (VERTEBRAE LUMBALES).
d) 5 ruas tulang kelangkang (VERTEBRAE SACRALES).
e) 5 ruas tulang tungging (VERTEBRAE COCCYGALES).

Di tengah ruas tulang vertebrae, ada lubang namanya


Foramen vertebrale membentuk Canalis vertebralis yakni saluran
untuk sumsum belakang (Medulla spinalis). Di samping deretan
ruas tulang belakang terbentuk Foramen intervertebrale untuk
jalan Nervus spinalis (saraf spinalis).
b. Iga-iga (COSTAE)
Terdapat 12 pasang tulang iga:
a) 7 tulang iga teratas mempunyai tempat lekat sendiri di tulang
dada (Costae verae).
b) Iga 8-10 ujungnya lekat pada Iga di atasnya (Costae spuriae).
c) Iga 11-12 pendek, tidak terus ke garis tengah (Costae
fluctuantes).

c. Tulang dada (STERNUM)


Bagian-bagiannya: Manubrium sterni (tangkai), Corpus
sterni (badan), Processus xiphoideus atau Processus ensiformis
(ujung bawah tajam & runcing), Incisura jugularis, Incisura
clavicularis, Incisura costalis I-VII, Angulus sterni LUDOVICI.

C. Fisiologi Sistem Muskuloskeletal


1. Menahan seluruh bagian-bagian badan supaya jangan rubuh
2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru
3. Tempat melekatnyaotot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan
otot
4. Tempat pembuatan sel-sel darah terutamasel darah merah
5. Memberikan bentuk pada bagian tubuh.

D. Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal dan mendapat kekerasan yang cukup
menyebabkan patah, maka sel-sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
Jaringan lunak biasanya juga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat
timbul setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
menyebabkan peningkatan Sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbantuk
bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi sebagai jalan untuk
melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas segera terangsang dan terbentuk
tulang baru imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-sel
tulang baru secara perlahan-lahan mengalami remodeling untuk tulang sejati.
Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami klasifikasi.
Penyembuhan memerlukan beberapa minggu sampai beberapa bulan

E. Kimia
1. Susunan kimia tulang
Tulang bekerja seperti “bank kimia” yang menyimpan elemen-
elemen untuk penggunaaan selanjutnya oleh tubuh. Tubuh dapat
mengambil bahan kimia ini sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, tingkat
minimum kalsiumyang dibutuhkan dalam darah; bila tingkatnya turun
terlalu rendah, “sensor kalsium” menyebabkan kelenjer parathyroid
melepaskan sebagian parathormon ke darah, dan hal ini menyebabkan
tulang melepaskan kalsium yang dibutuhkan.
Komposisi Kimia Tulang
Elemen Tulang Keras (%)
H 3,4
C 15,5
N 4,0
O 44,0
Mg 0,2
P 10,2
S 0,3
Ca 22,2
Campuran 0,2
Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler
(matriks). Komponen seluler terdiri atas (Rosyidi, 2013: 3):
a. Osteoprogenitor
Merupakan sel yang belum mengalami perubahan, serupa dengan
fibroblast. Memiliki kemampuan tinggi untuk membelah.
b. Osteoblas
Terdapat pada permukaan tulang dan berfungsi sebagai penyusun
tulang dan mensintesis komponen matriks tulang (kolagen dan
glikoprotein).
c. Osteosit (sel tulang)
Merupakan sel matur (matang) yang ditemukan terbungkus di dalam
lapisan matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi.
d. Osteoklas
Sel yang motil (dapat bergerak bebas) dan berinti banyak. Biasanya
terdapat pada permukaan matriks atau pada permukaan tulang.

Sedangkan komponen interseluler (matriks) terdiri atas bahan-


bahan anorganik serta zat dasar yang amorf (tidak mempunyai bentuk
atau tidak jelas bentuknya) dan bahan organik. Berdasarkan beratnya,
matriks tulang yang merupakan penyusun komponen interseluler
terdiri dari ±70% senyawa anorganik dan 30% matriks senyawa
organik. 95% komponen organik dibentuk dari kolagen (golongan
protein), sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan,
glikosaminoglikan (G.A.G) dan molekul-molekul non kolagen yang
terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang (Rosyidi, 2013: 3).
Matriks senyawa anorganik merupakan bahan mineral yang
sebagian besar terdiri dari kalsium (Ca) dan fosfat (Po 4) dalam bentuk
kristal-kristal hydroxyaptite. Kristal-kristal tersebut tersusun
sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain: ion sitrat, karbonat,
magnesium, natrium dan potassium. Perlu diingat bahwa, kekerasan
tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks,
sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik
khususnya serabut kolagen (Rosyidi, 2013: 2).

2. Susunan kimia sendi


Rawan sendi merupakan jaringan avaskuler dan juga tidak
memiliki jaringan syaraf, berfungsi sebagai bantalan terhadap beban
yang jatuh ke dalam sendi. Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi
(kondrosit) dan matriks rawan. Kondrosit berfungsi mensintesis dan
memelihara matriks rawan sehingga menjaga fungsi bantalan sendi.
Sedangkan matriks rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan
(molekul yang kompleks yang tersusun atas inti protein dan
glikosaminoglikan) dan kolagen (Rosyidi, 2013: 27).
Membaran sinovial merupakan jaringan avaskular yang
melapisi permukaan dalam kapsul sendi , tetapi tidak melapisi rawan
sendi. Kaya akan pembuluh darah dan limfe (Rosyidi, 2013: 27).
Cairan sinovial diproduksi oleh membrane sinovial yang
berfungsi sebagai pelumas serta sumber nutrisi bagi rawan sendi
(Rosyidi, 2013: 27).

3. Komposisi otot rangka


Komposisi otot rangka terdiri atas :
a. Otot merah & putih
Otot merah banyak mengandung pigmen pernapasan yaitu
mioglobin, yang berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah
(ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) ⇒ kapasitas metabolisme
oksidatif yang lebih tinggi degan aktivitas siklus Krebs dan enzim
transport electron yang kuat. Sedangkan otot putih karena kurang
mioglobin ⇒ kapasitas glikolisis anaerobic yang tinggi dengan
aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
b. Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin,
kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang
memiliki struktur grup fosfat merupakan zat yang ‘kaya energi’.
c. Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd
proses glikolisis merupakan protein sarkoplasmik. Protein lain yang
membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan
tropomiosin.

F. Fisika
1. Otot dan tulang sebagai komponen gerak
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang melaksanakan 2
fungsi yang berhubungan erat satu sama lain yaitu gerak (lokomosi) dan
penunjang/pendukung (Sadikin, 2011: 2).
Untuk melaksanakan gerak diperlukan (Sadikin, 2011: 2)
a. Perintah untuk gerak
b. Energi untuk gerak
c. Kendali/pengaturan gerak
Dalam melakukan gerakan, tubuh harus memiliki organ
pendukung yaitu tulang (alat gerak pasif) dan otot (alat gerak aktif).
Fungsi tulang sebagai alat gerak pasif yaitu:
a. Mendukung beban tubuh
b. Menahan berbagai gaya:
1) Tekanan: vertikal (searah sumbu tulang) dan horizontal (tegak
lurus sumbu tulang).
2) Tarikan
3) Puntiran (Torsi)
Sedangkan fungsi otot sebagai alat gerak aktif yaitu mampu
menggerakkan tulang. Hal ini dikarenakan otot mampu berkontraksi
(mengkerut) dan relaksasi (mengendor). Otot yang mampu
menggerakkan tulang adalah otot yang melekat pada tulang atau
rangka yang disebut otot lurik, sedangkan otot polos dan otot jantung
tidak menggerakkan tulang, karena tidak melekat pada tulang atau
rangka. Otot lurik dapat berkontraksi karena mempunyai energi yang
tersimpan dalam otot yang disebut ATP (Adensin Tri Phosphat). ATP
tersedia dari hasil pembakaran atau oksidasi makanan (baik
karbohidrat maupun lemak). Jika otot terus-menerus berkontraksi,
maka energi akan habis sehingga harus membentuk ATP lagi.

2. Hukum dasar dalam gerak (Hukum Newton)


Hukum dasar gerak menurut newton adalah sebagai berikut
(Gabriel, 2013: 7):
a. Hukum newton I (Hukum kelembaman)
1) Benda/objek bersifat mempertahankan keadaan
2) Semua benda/objek akan bergerak bila ada gaya (force) yang
mengakibatkan pergerakan.
b. Hukum newton II
“Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda
akan mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah
gaya”
c. Hukum newton III
“Untuk setiap aksi selalu ada, selalu ada reaksi yang arahnya
berlawanan”
3. Gaya pada tubuh manusia
Dalam tubuh manusia terdapat 3 jenis gaya yaitu sebagai
berikut (Latar, 2012: 27):
a. Gaya gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap
segmen tubuh manusia dengan arah kebawah. Besar gayanya
adalah massa dikali percepatan gravitasi ( F = m g ).
b. Gaya reaksi, yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen
tubuh atau berat segmen tubuh itu sendiri.
c. Gaya otot, gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat
gesekan sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi.
Gaya ini menggambarkan besarnya momen otot.

Pada sistem muskuloskeletal fokus kerjanya adalah sebagai


pengumpil/pengungkit. Ada 3 kelas sistem pengumpil pada sistem
muskoloskeletal yaitu (Latar, 2012: 28):
a. Kelas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot. Contoh Posisi
normal wajah dan leher.

b. Kelas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan dan gaya otot. Contoh posisi
jinjit.
c. Kelas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat. Contoh
posisi tangan menekuk memegang bola

F. Biokimia
Tulang adalah jaringan ikat padat yang terdiri atas
 Zat anorganik
 Zat organic
 Zat anorganik berupa kristal
 Hidroksapitit yaitu Ca10 (PO4) 6 (OH)2
 Na+
 Mg 2+
 Co3 2- (Kabonat)
G. Farmakologi
 NSAID (Non Steroid Anti-inflammatory Drug) atau Parasetamol untuk
mengatasi nyeri
 Glukokortikoid (Metilprednisolon, Deksametason) untuk mengatasi
inflamasi/radang
 Allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat penyebab gout
 Kalsium, estrogen, bifosfonat, kalsitonin dan vitamin D untuk
osteoporosis
 Vitamin D untuk osteomalasia
 Bifosfonat dan kalsitonin untuk Penyakit Paget
 Antibiotika (amoksisilin+asam klavulanat, cefadroksil, cefotiam,
klindamisin, ceftazidime, eritromisin, cefalotin) untuk osteomielitis

Anda mungkin juga menyukai