Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENTAL MODEL BERBUAT SALAH DAN BENAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepemimpinan dan Berpikir Sistem


Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu: dr. Ngakan Putu D, S., M. Kes.

Disusun Oleh:
Rosiyana/6411418076

Kelas 4B

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2

1.1 Latar Belakang..........................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Definisi Mental Model..............................................................................4

2.2 Pergeseran Mental Model..........................................................................4

2.3 Definisi Berbuat Benar dan Salah.............................................................6

BAB III PERMASALAHAN DAN ANALISIS...................................................9

3.1 Analisis Permasalahan Berbuat Benar dan Salah Dalam Mental Model. .9

3.2 Implementasi Berbuat Benar dan Salah....................................................9

BAB IV PENUTUP................................................................................................9

5.1 Kesimpulan................................................................................................9

5.2 Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen, setiap


pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi
perubahan dan menjadikan perubahan tersebut sebagai suatu potensi.
Dalam hal ini tentu saja akan berhubungan dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor individu itu sendiri seperti
nilai dan norma yang dianut.

Selain manusia yang terikat dengan mental model, manusia juga


terikat dengan suatu perbuatannya. Yang mana perbuatannya ini dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu berbuat benar dan berbuat salah. Setiap
perbuatan manusia ini nantinya menjadi tanggung jawab dan risiko dari
manusia itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Mental Model?
1.2.2 Bagaimana pergeseran mental model?
1.2.3 Apakah yang dimkasud dengan berbuat benar dan berbuat salah?
1.2.4 Bagaimana implementasi dari berbuat benar dan salah dalam
mental model ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari Mental model.
1.3.2 Untuk mengetahui pergeseran dari mental model.
1.3.3 Untuk mengetahui definisi dari berbuat benar dan salah.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana implementasi berbuat benar dan
salah dalam mental model.

2
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mental Model

Mental karena ia ada (exist) dalam pikiran kita dan membentuk


pikiran kita. Models karena ia kita konstruksikan dari pengalaman kita
dalam bentuk peta-peta mental. Beberapa definisi tentang mental model
yaitu :

a. Menurut Peter Senge Mental models adalah asumsi-asumsi atau


generalisasi-generalisasi (paradigma) yang terdapat dalam pikiran
kita yang mempengaruhi bagaimana kita memahami, bersikap dan
bertindak terhadap dunia sekitar. Jadi, seorang pemimpin akan
bertindak atau mengambil keputusan dalam organisasi sangat
dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang dimilikinya, biasanya asumsi
berasal dari pengalaman-pengalaman yang pernah dilaluinya,
pengalaman membentuk pengetahuan-pengetahuan yang akan
menuntun dia dalam bertindak.
b. Mental Models; melakukan refleksi, melakukan klarifikasi secara
terus menerus, dan memperbaiki gambaran internal tentang dunia,
dan melihat bagaimana gambaran tersebut berpengaruh pada
perilaku.
c. Model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri seseorang, yang
dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan
terbaiknya.
d. Mental Models, proses bercermin dan meningkatkan gambaran diri
tentang dunia luar dan melihat  bagaimana  mereka  membentuk
keputusan dan tindakan.

3
4

2.2 Pergeseran Mental Model

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mental Models Pemimpin


antara lain sebagai berikut :

a.       Deception

Deception atau tipuan adalah salah satu hal yang perlu diwaspadai.
Deception  ada tiga hal yaitu :
1)  Self - Deception : Ada sementara orang yang berpendapat bahwa
dirinya sudah tidak bisa berubah. Hal ini sebenarnya merupakan salah
satu bentuk penipuan pada diri sendiri. Pada kenyataannya, setiap
hari kita pasti mengalami perubahan, misalnya perubahan umur,
perubahan dalam hal makan. Atau ada juga orang yang selalu
mengatakan: ‘ Ya….apa boleh buat, mungkin ini memang sudah
nasib saya, kondisi sudah tidak dapat diubah lagi .’ Ini adalah contoh
lain dari  self-deception . Sekalipun mungkin kondisi yang dialami
masih tetap sama, tetapi seorang pemimpin harus mampu mengubah
cara berfikirnya dengan mengatakan bahwa kondisi ini masih sangat
mungkin untuk berubah. Pemimpin harus memiliki mental model
bahwa segala sesuatu buatan manusia pada dasarnya masih dapat
diubah/berubah.
2) Deceiving Others : Membohongi, apa pun bentuknya, adalah suatu
tindakan yang merugikan orang lain dan bahkan diri sendiri. Demi
untuk mencapai keuntungan pribadi, orang sering harus melakukan
tindakan ‘membohongi orang lain.’ Atau untuk supaya tidak
menyakiti orang lain, orang terpaksa melakukan apa yang disebut
sebagai ‘white lie’ . Ditinjau dari arti kata yang digunakan,  white lie
is a lie .  A lie atau sebuah kebohongan tetap selalu mempunyai nilai
negatif. Seorang pemimpin tidak semestinya melakukan  ‘white lie’,
apa pun alasannya.
5

3) Deceived by Others : Ditipu oleh orang lain, demikianlah kira-kira


terjemahan dari  deceived by others. Jika menipu orang lain
merupakan hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh pemimpin, maka
ditipu oleh orang lain juga menjadi satu hal yang mestinya tidak
boleh terjadi pada seorang pemimpin. Dalam hal ini, seorang
pemimpin harus memiliki kepekaan tinggi untuk mengantisipasi
orang lain yang berusaha untuk menipu atau mencari keuntungan
dengan memanfaatkan kelemahannya.
b.      Boundaries atau Pembatas
Dalam membangun sebuah hubungan antar manusia, selalu
ada  boundaries yang harus dipasang. Boundaries diperlukan untuk
melindungi diri sendiri. Setiap orang perlu membuat  boundaries terhadap
orang lain. Siapa pun tidak perlu merasa tersinggung ketika orang lain
menunjukkan  boundaries-nya . Seorang pemimpin yang tidak
membuat  boundaries akan repot sendiri dan kehabisan waktu karena harus
menanggapi semua orang yang mendatanginya.
c.       Making Decision
Setiap orang dalam setiap hari diharuskan untuk membuat banyak
keputusa. Tingkatan keputusan yang dibuat sangat bervariasi: sangat
penting, penting, kurang penting. Saat membuat keputusan pun dapat
bervariasi: tergesa-gesa, dengan pertimbangan yang matang, atau ada juga
yang penting membuat keputusan. Seorang pemimpin tentu saja
diharapkan dapat membuat keputusan seakurat mungkin, karena keputusan
yang dibuat akan berdampak pada orang lain. Meyer dalam artikelnya
yang berjudul ‘ Unplug the flow of forgiveness’ mengatakan bahwa
kehidupan kita hari ini merupakan hasil dari keputusan yang dibuat
sebelumnya dan bahwa salah satu keputusan penting yang dapat
meringankan hidup seseorang adalah keputusan untuk memberi maaf
secara tulus. Dengan demikian, sebenarnya setiap hari orang harus selalu
dalam keadaan ‘sadar’, karena setiap hari selalu ada keputusan yang harus
6

dibuat. Sebagai seorang pemimpin, jangan sampai ia membuat keputusan


dalam keadaan setengah sadar.
d.      Obedience or disobedience, both are costly
Obedience diartikan sebagai patuh atau tunduk, tetapi patuh atau
tunduk untuk hal yang bersifat positif. Obedience di sini juga tidak
semata-mata ditujukan pada orang, tetapi bisa pada peraturan, atau
ketentuan, misalnya: patuh dalam menegakkan kejujuran dan keadilan.
Sekilas kelihatannya patuh atau tunduk memberatkan, tetapi kalau ditinjau
lebih dalam lagi, ketidakpatuhan justru lebih memberatkan. Contoh:
kepatuhan seseorang dalam menegakkan kejujuran di bidang keuangan
mungkin akan mendapatkan reaksi yang keras di kalangan tertentu, tetapi
ketidakpatuhannya dalam hal yang sama juga akan memiliki dampak yang
tidak enak, bahkan mungkin lebih tidak enak.
Ketika seorang pemimpin memiliki  mental model yang positif,
maka akan lebih mudah baginya dalam mempengaruhi bawahannya untuk
memiliki  mental model yang positif pula. Memiliki  mental model yang
positif, menjadi salah satu modal dalam mencapai keberhasilan. Dengan
demikian, sangat penting bagi seorang kepala Puskesmas untuk
menekankan pentingnya mengembangkan  mental model yang positif.
Kepala puskesmas sebagai seorang pemimpin dengan mental models yang
baik akan menciptakan keberhasilan dari dalam terlebih dahulu sebelum
akhirnya keberhasilan itu benar-benar menjadi kenyataan.

2.3 Definisi Berbuat Benar dan Salah

a. Berbuat Benar

Berbuat benar dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan yang


dilakukan oleh manusia dengan mempertimbangkan berbagai hal yang
mana pada akhirnya manusia itu menganggap bahwa perbuatannya ini baik
untuk dilakukan kepada dirinya terhadap orang lain, sehingga manusia ini
melakukan hal atau perbuatan yang dianggap benar ini.
7

Berbuat benar tidak memiliki acuan, karena perbuatan yang


dilakukannya ini adalah landasan bahwa tindakannya ini benar untuk
dilakukan. Misalnya seperti budi menaiki sepeda motor dengan kecepatan
yang tinggi karena ia hendak mengejar maling yang mengambil
handphonenya, dengan demikian budi menganggap perbuatannya ini benar
untuk dilakukan. Namun belum tentu yang dilakukan oleh budi ini
dianggap benar oleh orang lain atau masyarakat sekitar.

b. Berbuat Salah

Berbuat salah dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan yang


dianggap salah atau berdosa yang mana setiap manusia harus siap
mengambil risiko dan mempertanggung jawabkannya. Berbuat salah
menjadi hal yang manusiawi di kalangan masyarakat masa kini, yang
mana berbuat salah ini menjadi hal yang lumrah dan bisa tertebus
dengan meminta maaf atau menyadari kesalahannya.
BAB III

PERMASALAHAN DAN ANALISIS

3.1 Analisis Permasalahan Berbuat Benar dan Salah Dalam Mental Model
Pada analisis permasalahan ini saya mengambil suatu
permasalahan dimana berbuat benar dan salah dalam menjadi seorang
pemimpin. Dalam menjadi seorang pemimpin ini merupakan menjadi roll
model oleh setiap anggotannya. Seorang pemimpin ini menjadi acuan oleh
anggotannya dalam melakukan sebuah tindakan atau perbuatan.
Berdasarkan masalah yang ada, maka seorang pemimpin ini harus
memikirkan betul tindakan atau perbuatan yang dilakukannya karena suatu
perbuatan yang dianggap benar oleh pemimpin ini belum tentu benar juga
untuk para anggotanya. Oleh karena itu perlunya pemikiran yang matang
dalam melakukan sebuah perbuatan.

3.2 Implementasi Berbuat Benar dan Salah


Berbuat benar dapat diimplementasikan dengan suatu tindakan atau
perbuatan. Misalnya seperti menolong orang lain yang sedang kesusahan.
Namun dalam perbuatan atau tindakan menolong orang lain yang sedang
kesusahan ini dapat menjadi perbuatan yang benar dan salah.
Contoh implementasi berbuat benar dengan menolong orang yang
sedang kesusahan seperti di tengah pandemi Covid-19 ini banyak warga
yang kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu kita menolong mereka
dengan memberikan sombako atau sumbangan untuk keberlangsungan
hidupnya selama Covid-19 ini masih ada.
Namun, berbuat salah dengan menolong orang yang sedang
kesusahan ini misalnya seperti menolong teman yang sedang kesusahan di
saat ujian kenaikan kelas berlangsung. Ini memang perbuatan baik yaitu
menolong namun, perbuatan ini tidak tepat untuk dilakukan atau perbuatan
yang salah.

8
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mental models adalah asumsi-asumsi atau generalisasi-generalisasi


(paradigma) yang terdapat dalam pikiran kita yang mempengaruhi
bagaimana kita memahami, bersikap dan bertindak terhadap dunia sekitar.
Jadi, seorang pemimpin akan bertindak atau mengambil keputusan dalam
organisasi sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang dimilikinya,
biasanya asumsi berasal dari pengalaman-pengalaman yang pernah
dilaluinya, pengalaman membentuk pengetahuan-pengetahuan yang akan
menuntun dia dalam bertindak.
Pergeseran Mental Model merupakan Mempengaruhi Mental
Models seorang Pemimpin, diantaranya Deception, Boundaries atau
Pembatas dan Making Decision.
Pemimpin perubahan adalah pemimpin yang mampu melakukan
perubahan. Tidak semua orang yang memegang puncak kekuasaan dan
wewenang dapat menjadi pemimpin perubahan. Mental model seorang
pemimpin memberikan pengaruh pada bawahannya. Dalam hal ini,
pengaruh yang diharapkan dapat diberikan kepada bawahannya tentu saja
adalah pengaruh positif. Jika pengaruh positif yang diharapkan,
berarti  mental model yang dimiliki oleh pemimpin juga harus  mental
model positif

5.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena
keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini
masih bersifat umum, oleh karena itu saya harapkan agar pembaca bisa
mecari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang

9
saya buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Waseza, Fitria Carli. 2017. “Implementasi Nilai Karakter Jujur Di Sekolah Bunda
Paud Kerinci.” Nur El-Islam 4(2):142–65.

Madura, Iain. 2019. “IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN NILAI MORAL


DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE
KETELADANAN DI TK AL-MUHSIN.” 01(01):1–7.

Tedjamulja, Aghnia Lovita, and Andi Surya Kurnia. 2019. “Pusat Rehabilitasi
Kaum Milenial Depresi Di Jagakarsa.” 1(2):941–54.

Duhri, Zamanhuri. (2016). Salah. https://www.republika.co.id/berita/dunia-


islam/hikmah/16/12/17/oiasu6301-salah. Diakses pada tanggal 22 Mei 2020
Pukul 01:23.

Hoyaranda, Endang. (2014). Berbuat Benar atau Berbuat Baik.


http://www.satuharapan.com/read-detail/read/berbuat-benar-atau-berbuat-
baik. Diakses pada 21 Mei 2020 Pukul 23:45.

Gunawan, Wahyu Musa. (2017). Apa Itu Mental Model.


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-mental-model-dalam-
ilmu-komunikasi/4313. Diakses Pada Tanggal 21 Mei Pukul 22:41

10

Anda mungkin juga menyukai