Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENTAL MODEL MILENIAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepemimpinan dan Berpikir Sistem


Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu: dr. Ngakan Putu D, S., M. Kes.

Disusun Oleh:
Rosiyana/6411418076

Kelas 4B

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Definisi Kesehatan Mental........................................................................2
2.2 Siapa yang Mempunyai Mental.................................................................4
2.3 Ciri-Ciri Mental Milenail untuk Menjadi Pemimpin................................5
BAB III PERMASALAHAN DAN ANALISIS...................................................8
3.1 Permasalahan dari Kesehatan Mental Kaum Milenial..............................8
BAB IV PENUTUP..............................................................................................11
5.1 Kesimpulan..............................................................................................11
5.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era milenial saat ini, diketahui masalah kesehatan yang
sedang dihadapi oleh kaum milenial adalah tentang isu kesehatan mental.
Kompoleksitas masalah dan adanya kenyataan yang tidak sesuai
harapannya membuat masalah gangguan jiwa menjadi semakin meningkat
belakangan ini.
Milenial yang menganggap dirinya sebagai manusia modern
mudah mengalami kesehatan mental. Mulai dari teknologi, tekanan hidup,
hingga pergaulan membuat milenial ini terganggu kejiwaannya. Bahkan,
dalam sebuah artikel yang dirilis oleh majalah kenamaan TIME yang
berjudul “Millenials: The Next Greatest Generation ?” pada Mei 2013,
generasi milenial dijelaskan sebagai sosok yang narsis, malas, suka
bersenang-senang, bahkan sedikit delusi. Kaum milenial sangat rentan
terkena masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, yang
lebih tinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?
1.2.2 Siapa yang mempunyai mental?
1.2.3 Bagaimana ciri-ciri mental milenail untuk menjadi pemimpin?
1.2.4 Apa saja permaslahan dari kesehatan mental kaum milenial?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari kesehatan mental.
1.3.2 Untuk mengetahui Siapa saja yang mempunyai mental.
1.3.3 Untuk mengetahui ciri-ciri mental milenail untuk menjadi
pemimpin.

2
1.3.4 Untuk mengetahui permaslahan dari kesehatan mental kaum
milenial.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kesehatan Mental

Definisi kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi


kesejahteraan (wellbeing) seorang individu yang menyadari
kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikankontribusi kepada
komunitasnya (WHO,2013).
Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,
kesehatan jiwa didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu
dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.
Gangguan mental menurut WHO, terdiri dari berbagai masalah,
dengan berbagai gejala. Namun, mereka umumnya dicirikan oleh beberapa
kombinasi abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan
orang lain. Contohnya adalah skizofrenia, depresi, cacat intelektual dan
gangguan karena penyalahgunaan narkoba, gangguan afektif bipolar,
demensia, cacat intelektual dan gangguan perkembangan termasuk
autisme.
Pada konteks kesehatan jiwa, dikenal dua istilah untuk individu
yang mengalami gangguan jiwa. Pertama, Orang dengan Masalah
Kejiwaan (ODMK) merupakan orang yang memiliki masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup
sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Kedua, Orang dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/ atau perubahan perilaku yang bermakna, serta

3
4

dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi


orang sebagai manusia (Ayuningtyas, 2018).
Adapun kategori gangguan jiwa yang dinilai dalam data Riset
Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 diketahui terdiri dari gangguan mental
emosional (depresi dan kecemasan), dan gangguan jiwa berat (psikosis).
Bentuk gangguan jiwa lainnya yaitu postpartum depression dan bunuh diri
(suicide).
Gangguan mental emosional atau distress psikologik merupakan
keadaan yang mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan
psikologis. Gangguan ini berisiko menjadi lebih serius apabila tidak
berhasil ditanggulangi (Ayuningtyas, 2018). Kesehatan mental jelas
merupakan bagian integral dari definisi sehat sehingga tujuan dan tradisi
kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan dapat diterapkan sama
bermanfaatnya dalam bidang kesehatan mental.
Kesehatan mental membahas lebih daripada tidak adanya penyakit
mental, yang sangat penting bagi individu, keluarga dan masyarakat.
Kesehatan mental merupakan pendekatan multidisiplin yang mencakup
promosi kesejahteraan, kesehatan mental dan pencegahan penyakit.

2.2 Siapa yang Mempunyai Mental


Pada kesehatan mental milenial, yang memiliki mental ini adlah
kaum milenial. Menurut para peneliti sosial, generasi Y atau Millennials
ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Dengan kata lain,
generasi millennial ini adalah anak-anak muda yang saat ini berusia antara
15-35 tahun. Berarti aku dan kamu juga bagian dari Millenials.

Akhir-akhir ini generasi kita banyak diperbincangkan, mulai dari


segi pendidikan, moral & budaya, etika kerja, ketahanan mental dan
penggunaan teknologi. Semua itu karena generasi kita sangat jauh berbeda
dari generasi X dan baby boomer, para senior-senior kita ini tampaknya
mulai kerepotan menghadapi serbuan kita, para Millenials. Sejalan dengan
5

itu, banyak fakta dan mitos yang beredar tentang generasi Millennial, tidak


semuanya benar dan tidak sepenuhnya salah. Selain mitos, generasi yang
lebih tua sering mencap para millennials dengan stereotype yang sama,
yaitu malas dan narsis

Generasi Millenial memiliki karakteristik yang khas, kita lahir di


zaman TV sudah berwarna dan memakai remote, sejak masa sekolah
sudah menggunakan handphone, sekarang tiap tahun ganti smartphone dan
internet menjadi kebutuhan pokok, berusaha untuk selalu terkoneksi di
manapun, eksistensi sosial ditentukan dari jumlah follower dan like, punya
tokoh idola, afeksi pada genre musik dan budaya pop yang sedang hype,
ikut latah dengan menggunakan #hashstag  dan semua gejala-
gejala kekinian yang tak habis-habisnya membuat generasi orangtua kita
kebingungan mengikutinya.

2.3 Ciri-Ciri Mental Milenail untuk Menjadi Pemimpin


Pola kepemimpinan milenial tidak sama dengan pola
kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya. Tahun kelahiran 1980-an
itu penting karena generasi tersebut saat ini memasuki masa paling
produktif. Di usia 30-an tahun, generasi inilah yang menggerakkan dunia
kerja, dunia kreativitas, dunia inovasi, dan memengaruhi pasar dan industri
global yang ada sekarang sedang menggelinding di lapangan kompetisi
dunia kerja, dunia kreativitas, dunia inovasi. Karena itu pula, generasi
yang lahir di era 1980-an ke atas biasa disebut generasi milenial. Dengan
merujuk pada generasi itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu
beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup mereka. Dan ketika
kepemimpinan yang ada hendak melakukan revolusi mental pada bangsa,
generasi inilah yang menjadi target penting untuk disasar (Myrsiades,
1987).

Beberapa karakter generasi milenial ini adalah, pertama,


kemampuan mereka mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari
6

generasi sebelumnya. Media sosial menjadi bagian kehidupan mereka


sehari-hari. Internet pun menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi
mereka. Apa pun kebutuhan informasi yang mereka perlukan, sebagian
besar mereka peroleh dari internet dan media sosial. Kedua, generasi
milenial lebih memiliki keberanian dalam berinovasi. Mereka lebih
termotivasi menciptakan startup atau merintis usaha baru. Karena itu
merupakan bagian dari tantangan yang membuat adrenalin mereka
mengalir. Ketiga, generasi milenial lebih menyukai independensi dan
kemandirian. Independensi ini merupakan kebutuhan yang lahir dari gaya
hidup yang ingin lebih bebas dan mandiri dalam melakukan sesuatu.
Keempat, generasi milenial lebih menyukai sesuatu yang instan. Mungkin
ciri ini bisa dipersepsikan secara positif atau negatif. Positifnya, generasi
ini menyukai sesuatu yang praktis dan simpel. Negatifnya, generasi ini
mungkin memiliki daya tahan yang lebih rendah terhadap tekanan dan
stres karena terbiasa melakukan sesuatu dengan cepat dan instan sehingga
kurang sabar jika hasil yang diperoleh tidak muncul seketika. Dengan
memahami karakter generasi milenial ini, kepemimpinan yang muncul pun
perlu menjadi bagian dari figur yang cocok dengan mereka. Penerjemahan
tentang kepemimpinan milenial ini pun fleksibel dan belum ada definisi
mutlak dari para pakar kepemimpinan (Shanker, 2016).

Meski demikian, beberapa yang dapat ditekankan dalam pola


kepemimpinan ini antara lain, pertama, kepemimpinan milenial perlu
memahami dan memakai pola komunikasi generasi milenial yang
dipimpinnya. Misalnya pemimpin milenial tidak segan menggunakan
media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, MeTube,
dan saluran komunikasi terbaru yang memang menjadi arus utama dalam
kehidupan generasi baru itu. Kedua, kepemimpinan milenial perlu
mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship generasi baru
itu. Semua saluran inovasi, kreativitas dan entrepreneurship harus
dirancang dengan baik dan konkret. Jangan hanya berisi wacana saja, tapi
7

bangunlah proses yang benar-benar dapat dinikmati oleh generasi milenial


ini mengembangkan dirinya. Misalnya pemimpin milenial perlu
membangun pusat-pusat kreativitas di setiap kota. Bangunlah sebanyak
mungkin workshop dengan peralatan dan teknologi terbaru. Biarkan
gagasan dan ide generasi milenial itu tersalurkan. Di tiap workshop itu
bisa diberi misalnya printer tiga dimensi (3D), komputer grafis tercanggih,
jaringan internet gratis berkecepatan tinggi, peralatan kerajinan lengkap,
dan sebagainya. Semua itu harus bisa diakses generasi milenial secara
gratis atau jika memang harus membayar pun harus terjangkau. Ketiga,
kepemimpinan milenial perlu mendukung kemandirian dan jiwa
entrepreneurship generasi milenial. Membangun bangsa harus memiliki
fondasi utama yakni kemandirian dan entrepreneurship(Lieberman, 2006).

Harus diakui, kesalahan pola pendidikan pada generasi lama ialah


kemandirian dan jiwa entrepreneurship mereka tidak dibangun secara
kokoh sejak dini. Pendidikan kemandirian dan entrepreneurship ini
penting bagi masa depan bangsa dan negara untuk bersaing dengan
bangsa-bangsa lain yang selama ini mendominasi berbagai bidang dan
industri. Kepemimpinan milenial harus menyadari poin penting ini dalam
membangun mental generasi baru (Yoon, Jang, & Lee, 2016).
BAB III

PERMASALAHAN DAN ANALISIS

3.1 Permasalahan dari Kesehatan Mental Kaum Milenial


Permasalahan mental yang banyak dialami oleh kaum milenial
diantaranya adalah depresi dan gangguan kecemasan atau anxiety. Depresi
dan gangguan kecemasan dapat disebabkan karena seseorang merasakan
kesepian, merasa ditinggalkan, dan kurang memiliki hubungan erat seperti
persahabatan. Kebanyakan kaum milenial sekarang kurang memiliki
pertemanan yang erat hal itu dikarenakan mereka lebih nyaman untuk
diam didalam rumah dan memainkan handphone dibanding keluar untuk
bermain bersama temannya. Hal itu dapat menyebabkan tidak terjalinnya
hubungan pertemanan yang erat. Rasa kesepian yang dibiarkan dalam
waktu lama juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisik. Kesepian
bisa menyebabkan munculnya banyak emosi seperti kesedihan, kecemasan
dan hingga rasa takut.
Permasalahan mental lainnya yang dapat menghinggapi kaum
milenial adalah rasa perfeksionisme yang tinggi. Perfeksionisme
berorientasi pada diri sendiri, merupakan kebutuhan irasional bagi diri
sendiri untuk mencapai tujuan yang terlalu ambisius. Perfeksionisme
adalah suatu kelemahan, yang dapat membuat kita sakit atau bahkan
membuat kita berpikir untuk bunuh diri. Selanjutnya, ada kesempurnaan
atau tekanan yang ditentukan secara rasional dari orang lain untuk
mencapai standar yang paling tinggi. Misalnya adalah tekanan dari
lingkungan yang mengharuskan seseorang bertindak sesempurna mungkin
hal ini memicu tekanan yang bisa saja menyebabkan seseorang terkena
gangguan kecemasan karena takut tidak dapat memenuhin level yang
sudah ditetapkan di masyarakat.
Gangguan Bipolar adalah gangguan kejiwaan yang satu ini
biasanya sangat mudah kita temui. Orang yang bipolar biasanya

8
9

dipengaruhi adanya rasa stres, depresi, hingga frustasi karena memiliki


tekanan hidup yang berat. Ia menjadi sangat sensitif dan bisa mengalami
perubahan suasana hati secara tiba-tiba. Seperti sedang asyik kumpul
bareng teman, dan ikut tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba menjadi sedih
dan murung, atau yang tadinya sedang marah besar tiba-tiba jadi
tersenyum bahagia.
Gangguan Kecemasan yaitu terlalu mengkhawatirkan sesuatu
ternyata bisa membuat ketahanan mental juga terganggu. Pasalnya ketika
seseorang merasakan kecemasan yang berlebihan, tubuh pun akan bereaksi
ditandai dengan denyut nadi yang meningkat, keringat dingin, gemetar dan
lainnya. Tidak hanya itu, gangguan kecemasan yang terlalu berlebihan
juga bisa menjadikan seseorang merasa panik dan selalu ketakutan. Hal
tersebut juga bisa menggangggu aktivitas sehari-hari karena sulit untuk
dikendalikan.
Anoreksia/Bulimia Nervosa adalah gangguan kejiwaan yang satu
ini biasanya sering dialami oleh para wanita yang tak pernah puas akan
berat badannya. Dengan demikian ia akan mengalami depresi serta
kecemasan yang intens ketika bercermin atau melihat timbangan, dan
gangguan tersebut biasanya dinamakan Anoreksia Nervosa. Lain lagi
ketika seseorang tak mempedulikan makanan yang ia makan dan sebanyak
apapun, namun selanjutnya akan ia muntahkan kembali secara paksa, atau
bahkan dengan bantuan obat pencahar. Gangguan tersebut biasa disebut
Bulimia Nervosa.
Gangguan Antisosial yaitu gangguan yang biasanya sering
dijumpai oleh anakanak muda, dan termasuk ke dalam gangguan
kepribadian. Gangguan jiwa ini juga biasa disebut sociopathy. Penderita
biasanya selalu memasang raut wajah yang sinis, kurang empati, atau
merasa „bodo amat‟ terhadap sesuatu disekitarnya, bahkan kerap
menghina penderitaan orang lain, sehingga gangguan jiwa seperti ini jelas
sulit untuk beradaptasi dalam lingkungan atau masyarakat.
10

Gangguan Self Injury/Membahayakan Diri Sendiri yaitu jika ada


orang yang ketika kesal atau emosionalnya sedang tidak dapat
dikendalikan, akan melampiaskan kekesalan dengan melempar atau
merusak barang yang ada di sekitarnya. Namun lain halnya dengan
gangguan yang satu ini. Gangguan ini biasa dilakukan oleh penderita
ketika ia mengalami suatu emosional yang mengganggu pikiran dan
hatinya, lantas ia akan melukai dirinya sebagai pereda emosionalnya
tersebut. Penderita gangguan ini juga kerap memiliki tingkat keagresifan
yang tinggi, sangat sensitif dan membenci dirinya sendiri, sulit untuk
mengendalikan emosi, dan hal tersebut biasanya dipicu karena stres berat.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berhubungan dengan karakter gaya kepemimpinan di era milenial
yang memiliki kemampuan mengakses teknologi informasi yang lebih
baik dari generasi sebelumnya, membuat mereka lebih inovatif, kreatif,
dan memiliki jiwa enterpreneurship. Inovasi kepemimpinan kaum milenial
dalam mempromosikan kesehatan mental yang disajikan dengan lebih
canggih misalnya melalui internet dengan menggunakan social media
seperti instagram, twitter, facebook, blog, youtube dan lain sebagainya,
dinilai lebih efektif. Hal ini, dikarenakan sasaran dalam promosi kesehatan
mental adalah generasi milenial yang rentan terkena gangguan kesehatan
mental, dan juga generasi milenial menggunakan media sosial tersebut
sebagai saluran komunikasi terbaru yang memang menjadi arus utama
dalam kehidupan mereka.

5.2 Saran
Saran dari makalah ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
kesehatan mental pada generasi milenial dan menjadi bahan tambahan
ilmu pengetahuan terkait kesehatan mental milenial.

11
DAFTAR PUSTAKA

Malla, A., Joober, R., & Garcia, A. (2015). "Mental illness is like any other
medical illness": a critical examination of the statement and its impact on
patient care and society. Journal of psychiatry & neuroscience : JPN, 40(3),
147–150. doi:10.1503/jpn.150099.

Ambarwati, Amiroh, and Susilo Teguh Raharjo. 2018. “Prinsip Kepemimpinan


Character of A Leader Pada Era Generasi Milenial.” PHILANTHROPY:
Journal of Psychology 2(2):114.

Tedjamulja, Aghnia Lovita, and Andi Surya Kurnia. 2019. “Pusat Rehabilitasi
Kaum Milenial Depresi Di Jagakarsa.” 1(2):941–54.

Zakines. (2017). Apa itu Generasi Milenial.


http://www.jurnalcowok.com/2016/04/apa-itu-generasi-millennial.html.
Diakses pada tanggal 13Mei 2020 Pukul 12:26.

Penuntun, Tabah S. (2019). Di Era Milenial, Preventif Promotif Bisa


Dikembangkan di Media Sosial. http://kesmas-id.com/promkes-milenial-
preventif- promotif-bisa-dikembangkan-di-media-sosial/. Diakses pada 12
Mei 2020 Pukul 09:45.

Marcelina, Putri. (2020). Kesehatan Mental Generasi Z dalam keadaan Darurat,


Rentan, dan Menakutkan. https://wargamuda.com/youth-studies/kesehatan-
mental-gen-z/. Diakses Pada Tanggal 13 Mei Pukul 12:41

12

Anda mungkin juga menyukai