Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rosiyana

NIM : 6411418076

Kelas : K3 Reguler

INVESTIGASI K3

A. Kecelakaan Kerja

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian


yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya sehingga menghasilkan cedera yang
riil. Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
(Permenaker) Nomor: 03/Men/1998). Menurut (OHSAS 18001, 1999) dalam Shariff (2007),
kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau kerugian waktu. Sedangkan, menurut UU No. 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak
diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan akibat kerja mencakup dua
permasalahan pokok, yaitu :

1. Kecelakaan adalah akibat langsung dari suatu pekerjaan


2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan
B. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori tentang faktor
penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah teori tiga faktor
utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :

1. Faktor Manusia
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Masa Kerja
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
e. Tingkat Pendidikan
f. Perilaku
g. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
h. Peraturan K3
2. Faktor Lingkungan
a. Kebisingan
b. Suhu Udara
c. Penerangan
d. Lantai licin
3. Faktor Peralatan
a. Kondisi Mesin
b. Letak mesin

Selain itu ada 2 faktor lain, yaitu faktor langsung dan tidak langsung :

Faktor Langsung

Faktor Langsung (Immediate Causes) adalah perbuatan atau kondisi yang secara
langsung berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

Contoh dari unsafe act seperti : tidak memakai perlengkapan pelindung yang tersedia,
bahaya yang timbul akibat kesalahan penggunaan material, kurang cakap dalam menggunakan
peralatan, bahaya yang timbul akibat suatu gerakan yang berbahaya seperti berlari, melompat,
melempar, dan bahaya yang timbul akibat senda gurau dengan pekerja lain.

Faktor Tidak Langsung

Tidak Langsung Suatu kegiatan atau kondisi yang secara tidak langsung dalam pelaksanaannya
dapat berisiko menimbulkan kecelakaan.

Faktor pekerja dapat ditinjau dari aspek :


 Mental pekerja, yang disebabkan tidak ada pelatihan dan penghargaan keselamatan kerja,
kurangnya koordinasi, kurang cakap dalam berpikir, lambat bereaksi terhadap suatu
bahaya, kurang perhatian, emosi yang tidak stabil, mudah gugup, dan sebagainya.
 Fisik pekerja, yang disebabkan kelelahan karena harus bekerja lembur, pendengaran yang
kurang baik, pandangan mata yang buruk, kesehatan jantung, mempunyai tekanan darah
tinggi, tidak memenuhi klasifikasi untuk melakukan pekerjaan.
C. Akibat Kecelakaan Kerja

Kecelakaan dapat menimbulkan 5 (lima) jenis kerugian, yaitu kerusakan, kekacauan


organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat serta kematian.

Menurut Heinrich (1959) dalam ILO (1989:11) menyusun daftar kerugian terselubung
akibat kecelakaan kerja sebagai berikut :

1. Kerugian akibat hilangnya waktu pekerja yang luka


2. Kerugian akibat hilangnya waktu pekerja lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin
tahu, rasa simpati dan membantu menolong pekerja yang terluka.
3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para pimpinan lainnya karena membantu pekerja
yang terluka, menyelidiki penyebab kecelakaan serta mengatur agar proses produksi
ditempat pekerja tetap dapat dilanjutkan dengan memilih dan melatih ataupun menerima
pekerja baru.
4. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staf
departemen rumah sakit.
5. Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya karena tercemarnya
bahan-bahan baku.
6. Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan pada
waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun akibat-akibat lain yang serupa.
7. Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan bagi pekerja.
8. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi pekerja yang
terluka setelah kembali bekerja.
9. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas pekerja yang
luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
10. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena
kecelakaan tersebut.
11. Kerugian biaya umum (overhead)

D. Investigasi K3

Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan
dengan kecelakaan, penyebab-penyebabnya dan mengembangkan langkah-langkah untuk
mengatasi serta upaya untuk mengendalikan resikonya. Investigasi atau menyelidiki kecelakaan
dilakukan guna mencari sebab-sebab dasar dari suatu kecelakaan sehingga kecelakaan serupa
tidak terulang kembali. Investigasi biasanya dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap
korban, saksi-saksi serta rekonstruksi atau pengulangan kejadian guna mendapatkan data-data
proses terjadinya kecelakaan dimana data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk
menganalisa dalam mencari sebab dasar dari suatu kecelakaan.

Accident investigation adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencari


penyebab utama terjadinya suatu kecelakaan dan menentukan dengan tepat tindakan perbaikan
yang dilakukan setelah ditemukan fakta sebenarnya dari kecelakaan yang terjadi dan penyebab
kecelakaan tersebut. Berdasarkan definisi kecelakan yang ada, accident investigators harus
melihat secara cermat rangkian peristiwa yang terjadi dan faktor apa saja yang terlibat saat
terjadinya kecelakaan, (Covan, 1995).

a. Tujuan investigasi

Investigasi yang efektif memerlukan pendekatan metodis dan sistematis terhadap


pengumpulan, pemeriksaan, dan analisis informasi. Hasil temuan investigasi ini yang akan
dijadikan dasar untuk menentukan program pencegahan dan tindakan perbaikan agar kecelakaan
yang sama tidak terulang kembali.

Tujuan investigasi kecelakaan:

 Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kejadian sebenarnya (apa, di mana, dan kapan)


 Mengidentifikasi penyebab langsung dan akar/ faktor penyebab kecelakaan (mengapa)
 Membantu manajemen untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan yang efektif dan
praktis
 Memperbaiki sistem manajemen K3
 Mencegah kecelakaan kerja yang sama terulang kembali dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman bagi pekerja.

b. Langkah-langkah dalam investigasi kecelakaan

Investigasi kecelakaan dapat diperoleh dari saksi jika memungkinkan dari para pekerja yang
terluka. Beberapa orang dapat diwawancarai untuk memberikan kesaksian tentang kecelakaan.
Kesaksian yang lainnya adalah mampu memberikan hanya satu atau dua fakta-fakta yang
berhubungan dengan kecelakaan. Selanjutnya saksi akan memberikan kabar dan informasi.

Semua informasi akan dipilih dalam beberapa bentuk urutan secara logis untuk mendapatkan
fakta-fakta tentang investigasi dengan persfektif yang tepat, urutan selanjutnya penyelidik harus
mempunyai cara kerja sebagai berikut:

 Jika memungkinkan bicarakan kecelakaan dengan karyawan yang cidera.


 Menentukan tindakan yang sudah dicari olehnya sebagai kewajiban tetapnya
 Menentukan para pekerja yang cidera, diperintahkan bagaimana sepantasnya melakukan
pekerjaan
 Menentukan tugas yang dilakukan sesuai perintah
 Menentuka kegiatan-kegiatan dan ketidakgiatan para karyawan sebagai penyebab
kecelakaan.

c. Perlengkapan pokok dalam investigasi kecelakaan

Setiap organisasi memilki tempat dan alat-alat khusus investigasi kecelakaan. Berikut alat-
alat yang mudah dan praktis digunakan dan dibawa kemana saja saat bekerja:

 Tape Recorder untuk merekam percakapan saksi.


 pensil, kapur putih, kertas catatan, kertas gambar sederhana.
 Kamera, film tambahan, kamera ekstra baterai dan bola lampu potret dalam jumlah
banyak.
 Pita pengukur, tali, mistar , lampu pijar untuk melingkari tempat kejadian dan membuat
tanda bahaya.
 Sampul manila berukuran besar dan kecil serta pelastik untuk memasukkan barang bukti.
 Merawat peralatan perorangan dengan sebaik-baiknyaseperti kaca mata, tameng,
penyumbat telinga, sepatu keselamatan dan pakaian kerja.

d. Analisa investigasi kecelakaan

Penyebab kecelakaan dan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
berulang dan untuk dapat diketahui secara pasti dengan investigasi yang tepat dan semua faktor-
faktor yang berhubungan dengan kecelakaan secara langsung dan tidak langsung. Penyelidik
memberikan gambaran secara seksama dan efektif dengan berbagai informasi yang telah
dikumpulkan dan dianalisa. Setelah investigasi selesai, penyelidik mempunayi dua tujuan yaitu:

 Untuk mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
 Untuk mencegah kejadian yang berulang.
 Analisa kecelakaan kerja yang efektif harus dapat:
 Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi
 Menentukan sebab yang sebenarnya
 Mengukur resiko
 Mengembangkan tindakan kontrol
 Menentukan kecenderungan (trend)
 Menunjukan peran serta

e. Investigasi kecelakaan kerja di tempat kerja

Administrasi kesehatan dan keselamatan kerja berwenang untuk menyelidiki kecelakaan


ditempat kerja dengan tujuan untuk menentukan:

 Jika ditempat kerja terjadinya pelanggaran peraturan pemerintah tentang keselamatan dan
standar kesehatan.
 Apakah ada kebutuhan standar revisi.
 Apakah ada kebutuhan standar pembangunan.
 Untuk kebenaran sebuah investigasi, sebuah kecelakaan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
 Satu atau lebih kematian, lama atau cepat karyawan masuk rumah sakit dalam sebuah
kecelakaan atau yang lebih dari itu.
 Kelakaan yang sering terjadi yang bersifat dasar.
 Kecelakaan atau pristiwa yang penting menyangkut masyarakat luas yang bersifat
merugikan dan menyebabkan kematian atau kecelakaan yang parah.
 Kecelakaan tersebut terjadi disebuah industri pokok dengan program pemerintah secara
khusus.
 Kecelakaan bersifat penting bagi masyarakat.

f. Metode Investigasi Kecelakaan

Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah sebuah alat atau metode yang
dikembangkan International Loss Control Institute (ILCI), yang digunakan untuk menyelidiki
dan mengevaluasi kecelakaan kerja dengan menggunakan bagan SCAT.

Description of --> Categories of Activities for a


--> --> -->
incident contact that Immediate Basic successful loss
--> --> --> -->
could have led cause cause control program
to the incident
Description of --> Categories of Activities for a
--> --> -->
incident contact that Immediate Basic successful loss
--> --> --> -->
could have led cause cause control program
to the incident
Tahapan metode SCAT meliputi :

1. Deskripsi atau gambaran suatu kejadian, misalnya keracunan gas, defisiensi oksigen,
terjepit mesin bergerak atau jatuh dari ketinggian.
2. Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau berbagai hal yang menyebabkan kecelakaan,
misalnya pekerja (korban) kontak dengan gas beracun atau kontak dengan peralatan
bertenaga.
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak
aman (unsafe condition).
Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
 Bekerja tanpa disertai izin kerja
 Tidak peduli pada peringatan
 Kegagalan untuk bekerja dengan
aman  Pengaman/ pembatas di area
 Mengoperasikan peralatan melebihi kerja tidak memadai
kecepatan yang ditentukan  APD tidak memadai/ tidak sesuai
 Tidak menggunakan dengan jenis pekerjaan
perangkat keselamatan  Peralatan rusak/ cacat
 Menggunakan peralatan yang  Ruang kerja sempit/ terbatas
rusak/ tidak layak  Tanda peringatan/ rambu K3 tidak
 Penggunaan peralatan tidak tepat memadai
 Menggunakan APD yang tidak  Bahaya kebakaran dan ledakan
layak/ tidak memakai APD  Tata graha (housekeeping)
 Cara memuat material tidak tepat tidak memadai
 Penempatan material/ alat bukan di  Paparan bahan kimia berbahaya dan
tempat semestinya beracun
 Teknik pengangkatan tidak tepat  Paparan kebisingan
 Posisi kerja tidak ergonomis  Paparan radiasi
 Mengoperasikan peralatan yang  Paparan suhu ekstrem
sedang diperbaiki/ dipelihara  Kurangnya pencahayaan dan ventilasi
 Di bawah pengaruh alkohol/ obat-
obatan terlarang
 Bercanda ketika kerja
4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor manajemen.
Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen
 Program K3
 Kurangnya tidak memadai/
pengawasan/ tidak efektif
kepemimpinan yang  Standar operasional
 Kemampuan fisik lemah prosedur (SOP) tidak
dan mental pekerja  Rekayasa teknik sesuai
tidak memadai tidak memadai  Kurangnya kepatuhan
 Kurangnya  Peralatan kerja terhadap standar
pengetahuan tidak memadai  Kurangnya pelatihan
 Kurangnya  Perawatan peralatan  Tidak ada inspeksi
keterampilan yang tidak memadai dan evaluasi
 Stres akibat kerja  Prosedur bekerja  Tidak ada audit
 Kurangnya motivasi aman tidak memadai  Budaya keselamatan
kerja  Peralatan yang rusak/ yang apatis
aus tetap digunakan  Manajemen bersikap
 Penyalahgunaan acuh tak acuh
peralatan  Komunikasi K3 yang
buruk
 Investigasi

5. Tindakan perbaikan atau pencegahan yang dapat dilakukan untuk


mengendalikan kecelakaan, misalnya menyediakan APD yang memadai, prosedur
kerja diperjelas atau menyediakan peralatan kerja yang memadai.
Pada metode investigasi SCAT, setiap faktor penyebab kecelakaan dibuat semacam daftar
(sesuai tabel di atas) sebagai panduan untuk memudahkan penyelidik dalam menemukan akar
penyebab kecelakaan yang terjadi. Keuntungan menggunakan metode SCAT, antara lain :
1. Metode yang tepat dan sederhana untuk memeriksa efektivitas investigasi kecelakaan
2. Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab kecelakaan
3. Sebuah sistem untuk mengembangkan efektivitas pengendalian kecelakaan
4. Sebagai pengingat akan penyebab dan pengendalian terhadap kecelakaan.
REFERENSI :

 Wahyudi, Agung. 2018. “Modul E Learning Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


(K3) Investigasi Kecelakaan Kerja.” Modul E Learning K3 1–14.
 https://www.safetysign.co.id/news/307/Memahami-Investigasi-Kecelakaan-Metode-
SCAT.
 https://petrotrainingasia.com/pentingnya-investigasi-kecelakaan-kerja/.
 https://fatkhan.web.id/investigasi-k3/.

Anda mungkin juga menyukai