ABSES SEREBRI
A. Pengertian
Abses otak adalah suatu proses infeksi yang melibatkan parenkim otak;
terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan oleh
penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan atau melaui sistem vaskular.
Berdasarkan lokasinya 80% abses terdapat pada cerebrum dan 50% pada cerebelum dan
Berdasaran bakteri penyebab, maka etiologi dari abses otak dapat dibagi menjadi :
1. Organisme aerobik:
Sebagian besar abses otak berasal langsung dari penyebaran infeksi telinga
dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru sistemik (empyema,
abses paru, bronkiektase, pneumonia), endokarditis bakterial akut dan subakut dan pada
penyakit jantung bawaan Tetralogi Fallot (abses multiple, lokasi pada substansi putih
dan abu dari jaringan otak). Abses otak yang penyebarannya secara hematogen, letak
absesnya sesuai dengan peredaran darah yang didistribusi oleh arteri cerebri media
terutama lobus parietalis, atau cerebellum dan batang otak. Dapat juga timbul akibat
Abses dapat juga dijumpai pada penderita penyakit immunologik seperti AIDS,
sistem kekebalan tubuh. 20-37% penyebab abses otak tidak diketahui. Penyebab abses
yang jarang dijumpai, osteomyelitis tengkorak, sellulitis, erysipelas wajah, abses tonsil,
pustule kulit, luka tembus pada tengkorak kepala, infeksi gigi luka tembak di kepala,
lobus otak.
melalui klep vena diploika menuju lobus frontalis atau temporal. Bentuk absesnya
biasanya tunggal, terletak superficial di otak, dekat dengan sumber infeksinya. Sinusitis
frontal dapat juga menyebabkan abses di bagian anterior atau inferior lobus frontalis.
Sinusitis sphenoidalis dapat menyebakan abses pada lobus frontalis atau temporalis.
ethmoidalis dapat menyebabkan abses pada lobus frontalis. Infeksi pada telinga tengah
dapat pula menyebar ke lobus temporalis. Infeksi pada mastoid dan kerusakan
tengkorak kepala karena kelainan bawaan seperti kerusakan tegmentum timpani atau
lingkungan :
mencakup kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh
dan efektif, aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan
2. Faktor kuman
Kuman tertentu cendeerung neurotropik seperti yang membangkitkan
meningitis bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang tidak bersangkut
paut dengan faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi yang rendah
dapat menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat jika terdapat ganggguan pada
3. Faktor lingkungan
ke dalam tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melaui air, atau udara.
C. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda klinis dari abses otak tergantung kepada banyak faktor, antara
lain lokasi, ukuran, stadium dan jumlah lesi, keganasan kuman, derajat edema otak,
respons pasien terhadap infeksi, dan juga umur pasien. Bagian otak yang terkena
intrakranial berupa muntah, sakit kepala dan kejang. Dengan semakin besarnya abses
otak gejala menjadi khas berupa trias abses otak yang terdiri dari gejala infeksi,
papiledema.
d. Tanda local jaringan otak yang terkena berupa kejang, gangguan saraf kranial,
yang menurun menunjukkan prognosis yang kurang baik karena biasanya terjadi
hemianopsi komplit. Gangguan motorik terutama wajah dan anggota gerak atas dapat
terjadi bila perluasan abses ke dalam lobus frontalis relatif asimptomatik, berlokasi
terutama di daerah anterior sehingga gejala fokal adalah gejala sensorimotorik. Abses
koordinasi seperti ataksia, tremor, dismetri dan nistagmus. Abses batang otak jarang
Lobus Gejala
D. Patofisiologi
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi leukosit
atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau minggu
dari fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus. Kemudian terjadi
ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh otak dan bisa timbul
meningitis.
sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara langsung
seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh penyebaran
hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada pertemuan
substansia alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya berlokasi pada
penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah
sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia. Polisitemia ini
sebelumnya telah mengalami infark akibat trombosis; tempat ini menjadi rentan
terhadap bakteremi atau radang ringan. Karena adanya shunt kanan ke kin maka
dalam sirkulasi sistemik yang kemudian ke daerah infark. Biasanya terjadi pada umur
lebih dari 2 tahun. Dua pertiga AO adalah soliter, hanya sepertiga AO adalah multipel.
Pada tahap awal AO terjadi reaksi radang yang difus pada jaringan otak dengan
infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan kongesti jaringan otak, kadang-kadang
disertai bintik perdarahan. Setelah beberapa hari sampai beberapa minggu terjadi
nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk suatu rongga abses.
abses tidak berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan fibrosis yang progresif
terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris. Tebal kapsul antara beberapa
Abses dalam kapsul substansia alba dapat makin membesar dan meluas ke arah
ventrikel sehingga bila terjadi ruptur, dapat menimbulkan meningitis. Infeksi jaringan
abses apikal dental dapat menyebabkan AO yang berlokasi pada lobus frontalis. Otitis
fragilis, Esterichia coli. Setelah terjadi implamentasi bakteri kemudian terjadi reaksi
jaringan menjadi lunak.pada tingkat ini lokasi pembentukan abses Nampak kongestik
hari sampai beberapa bulan jaringan otak tejadi nekrosis dan mengeluarkan m.issa
kapiler,fibroslat,limposit dan sel plasmajika tanpa pengobatan yang memadai pus akan
1. Penatalaksaan Umum
d. fisioterapi
2. Pembedahan
3. Pengobatan
a. Antibiotik
b. Glococorticosteroid
c. Anticonvulsants
G. Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan
b. Arteriografi
H. Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran
Nyeri kepala
Nystagmus
Ptosis
Paralisis/kelemahan otot
Kejang
Kaku kuduk
Aktivitas/istirahat
Gejala: malaise
Sirkulasi
Eliminasi
Higiene
periode akut)
Neurosensori
Nyeri /kenyamanan
leher/punggung kaku.
Pernapasan
Keamanan
J. Perencanaan