Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PROFESI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AWAL BROS BATAM

A. PENGERTIAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies. Inggeris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya (Sidarta Ilyas, 2000).

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan


penglihatan. Category of Visual Implairment Level of Visual Aculty (Snellen).

Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti
kristal, jernih. Kondisi ini biasanya sebagai akibat dari penuaan namun dapat saja
terjadi saat lahir. Katarak juga dapat berkaitan dengan trauma tumpul atau penetrasi,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, hipoparatiroidisme, pemajanan terhadap radiasi, pemajanan terhadap cahaya
yang terang atau cahaya matahari yang lama (cahaya ultraviolet), atau kelainan mata
lainnya (Brunner & Suddarth, 2000).

B. PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Penyebab sistemik katarak adalah diabetes, kelainan metabolik lain (termasuk


galaktosemia, penyakit fabry, hipokalsemia), cedera mata, obat-obatan sistemik
(terutama steroid, klorpomazin), infeksi (rubella konginetal), distrofi miotonik,
dermatitis atopik, sindrom sistemik (down, lowe), , konginetal, termasuk katarak
turunan, radiasi sinar x.

Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada
usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor
lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan
oleh : cidera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat tertentu
(misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau
beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan
(diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh :

 Infeksi nosokomial, seperti campak jerman


 Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.

Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :

 Penyakit metabolik yang diturunkan


 Riwayat katarak dalam keluarga
 Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada
dewasa dikelompokkan menjadi :

 Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih


 Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
 Katarak hipermatur : bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui
kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata lainnya.

Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan
dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang mempengaruhi
terjadinya katarak adalah :

- Kadar kalsium darah yang rendah


- Diabetes
- Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolic
- Faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet)

C. MANIFESTASI KLINIK
1. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.
Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti
asap.
2. Kesulitan melihat ketika malam hari
3. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau
beraktifitas lainnya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah
tidak nyaman menggunakannya.
7. Warna cahaya memudar dan cenderung beubah warna saat melihat,
misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
8. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya
terlihat ganda.

Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin
tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut dilakukan dalam keadaan terang
maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya
kontras.

Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan
oftalmoskopi direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak
secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya
terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid
umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan , sebagai contoh deposisi pigmen pada
lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma
mata sebelumnya.

D. PATOFISOLOGI

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior
nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela. 19 Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus
multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa,
misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia
dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain
mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada
pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral,
namun memiliki kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma
maupun sistemik, seperti diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari
proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika
seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus
diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan
kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering berperan dalam
terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obatobatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama
(Smeltzer, 2002).
E. PATHWAY KEPERAWATAN

Katarak

Usia : penuaan Penyakit sistemik : DM

Lensa secara bertahap Korteks memproduksi Kadar glukosa darah Ketidak seimbangan
kehilangan air serat lensa baru meningkat metabolisme protein mata

Metabolit larut air Serat lensa ditekan Serbitol menetap di dalam Protein dalam serabut-
dengan BM rendah menuju sentral lensa serabut lensa dibawah
masuk ke sel pada kapsul mengalami deturasi
nucleus lensa
Distensi lensa
Protein lensa berkoagulasi
Kortek lensa > terhidrasi
daripada nucleus lensa Hilangnya transparansi
lensa

Lensa menjadi cembung Kekeruhan lensa Mata buram seperti


iris terdorong ke depan kaca susu

Sinar terpantul kembali Blocking sinar yang


Sudut bilik mata depan masuk kornea
sempit
Bayangan tidak sampai
keretina Bayangan semu yang
Aliran COA tak lancar sampai keretina

Bayangan > jelas pada


TIO meningkat malam hari Otak mempresentasikan
sebagai bayangan berkabut
Komplikasi glaukoma Ketakutan

Gangguan sensori Pandangan kabur


Resiko cidera perceptual (visual)
Resiko infeksi

Membentuk daerah keruh Protein lensa terputus disertai


Daya akomodasi lensa terganggu menggantikan serabut-serabut protein dengan influx air kelensa

Pupil kontriksi
Mata berair Serabut lensa yang tegang menjadi patah

Sinar tidak tertampung banyak


pada siang hari Transmisi sinar terganggu

Blurres vision Menghambat jalan cahaya keretina

Pandangan > jelas Pandangan berkabut


malam hari

Resiko jatuh
F. PENATALAKSANAAN

Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan.

(Vaughan DG & Arif, Mansjoer)

Penatalaksanaan Non-Bedah

1) Terapi Penyebab Katarak


Pengontrolan diabetes mellitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang bersifat
kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari
iradiasi (inframerah atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya
proses kataraktogenesis.
2) Memperlambat Progresivitas
3) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan imatur
a. Refraksi : dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi.
b. Pengaturan pencahayaan : pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa
(area pupil masih jernih) dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan
yang terang. Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya
remang yang ditempatkan di samping dan sedikit di belakang kepala pasien
akan memberikan hasil terbaik.
c. Penggunaan kacamata gelap : pada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian
sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apabila
beraktivitas diluar ruangan.
d. Midriatil : dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lateral aksial
dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau tropikamid
1% dapat memebrikan penglihatan yang jelas.

Pembedahan Katarak

Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup :

1) Indikasi visus : merupakan indikasi paling sering.


2) Indikasi medis
3) Indikasi kosmetik
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata,  tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit
mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga
saluran uvea) terdiri dari 3 struktur :

 Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.


 Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.
 Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke
saraf optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas
pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga operasi
katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati diabetikum.
Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan
katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa,akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan retina.
2. Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya / tipe glukoma.
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik/ infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa : kontrol DM.
H. PENGKAJIAN FOKUS

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan, atau


ketidakmampuan mendapatkan pandangan.
2) Resiko infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak).
3) Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra orbital.
4) Resiko jatuh.
5) Defisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalahan interpretasi
informasi yang sudah didapat sebelumnya.
6) Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan kehilangan penglihatan perifer
sementara dan kedalaman persepsi sekunder terhadap pembedahan mata.
7) Nyeri berhubungan dengan pembedahan mata.
8) Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan diri saat pulang,
ketidakadekuatkan sistem pendukung.

J. PERENCANAAN KEPERAWATAAN

Gangguan sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau transmisi
NOC : Gangguan sensori dirasakan minimal.
: Pasien memahami bahwa gangguan persepsi sensori normal akan terjadi.
NIC Rasional
Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan Menentukan seberapa bagus visus pasien.
(visus) dasar.
Orientasikan pasien akan lingkungan fisik Memberikan data dasar tentang pandangan
sekitarnya, bunyi dan pendengarannya. akurat pasien dan bagaimana hal tersebut
memengaruhi perawatan.
Pendekatan pada sisi yang tidak dioperasi. Bantuan orientasi.
Jelaskan bahwa pandangan tidak akan normal Meningkatkan kesadaran akan gangguan
sampai luka sembuh dan bila perlu sensori yang terjadi.
menggunakan kacamata.
Cegah sinar yang menyilaukan. Mencegah distres dari sinar yang menyilaukan.
Optimalisasi lingkungan untuk meminimalkan Pengaturan posisi tempat tidur berada dalam
risiko cidera. posisi rendah dan pasang pengaman tempat
tidur. Menyingkirkan benda-benda yang mudah
jatuh pada area yang dilewati pasien untuk
ambulasi dan meletakkan bel pemanggil, tisu,
telepon, atau pengontrol di tempat yang mudah
dijangkau.
Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan dan kemungkinan hilang
penglihatan
NOC: Gangguan sensori dirasakan minimal.
 Tanda-tanda cemas berkurang.
 Mengungkap perasaan secara verbal dan rileks.
NIC Rasional
Berikan pasien suatu kemungkinan untuk Memberitahukan bisa membantu mengurangi
mengeplorasikan perhatian tentang kecemasan dan mengidentifikasi ketakutan
kemungkinan hilangnya penglihatan. spesifik.
Eksplorasi pemahaman tentang katarak, Informasi mengurangi ketidakpastian dan
kejadian pra dan pasca operasi, koreksi membantu pasien meningkatkan kontrol dan
beberapa kesalahpahaman, dan jawab merasa kemasan berkurang.
pertanyaan dengan sabar.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, pembedahan, perawatan pra dan pascaoperasi,
perawatan diri di rumah berhubungan dengan kurang terpapar akan informasi
NOC: Pengetahuan pasien akan meningkat.
 Pasien mampu menjelaskan katarak dan gejala-gejala dasar.
 Pasien mampu menjelaskan perawatan pra dan pascaoperasi serta perawatan diri
dirumah.
NIC Rasional
Jelaskan tentang mata dan peran lensa bagi Meningkatkan pemahaman dan kerja sama pasien.
penglihatan.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang Pasien dan anggota keluarga harus dipersiapkan
pelaksanaan operasi. untuk prosedur ini dengan memberikan informasi
mengenai yang mungkin akan dialami sebelum
dan setelah pembedahan laser. Kebanyakan orang
takut terhadap laser, dan ansietas ini dapat
mengakibatkan agitasi, gerakan, atau sinkop
selama prosedur dilaksanakan. Pasien harus diberi
informasi bahwa akan diberi tetes anestesi
sebelum tindakan, bahwa merekaakan didudukkan
dengan nyaman dengan kepala diposisikan pada
penyangga kepala, dan ahli bedah akan
menstabilisasi mata. Mereka harus diberi tahu
akan terasa kesemutan, kilatan cahaya, dan suara
berdenting logam setiap kali pemberian. Pasien
diberi informasi untuk segera memberi tahu ahli
bedah bila mereka merasa akan pingsan.
Jelaskan kepada pasien aktivitas yang boleh Kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan TIO
dilakukan pasca operasi. dapat dihindari. Pascaoperasi pasien kemungkinan
akan mengalami penglihatan yang kabur sekitar 1
jam dan sedikit rasa tak nyaman. Maka, harus
direncanakan bagaimana transportasi ke rumah.
Pasien mungkin merasakan nyeri tumpul pada
mata. Nyeri kepala pascaoperasi dapat dikurangi
dengan acetaminophen. Biasanya tak ada
pantangan diet maupun aktivitas.
Demonstrasikan teknik membersihkan mata, Tekhnik yang baik mengurangi resiko penyebaran
yaitu dari kantus dalam ke luar menggunakan bakteri di mata.
kapas bersih.
Anjurkan pasien untuk segera lapor dokter Memerlukan penanganan yang segera.
bila ada keluhan-keluhan.
Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan kehilangan penglihatan perifer
sementara dan kedalaman persepsi sekunder terhadap pembedahan mata.
NOC : Mendemonstrasikan tidak ada cidera.
: Tidak ada memar pada kaki, menyangkal jatuh, tidak ada manifestasi peningkatan tekanan
intraokular atau perdarahan.

NIC Rasional
Pertahankan posisi tempat tidur rendah, pagar Beberapa kehilangan kejadian tentang
tempat tidur tinggi, dan bel pemanggil keseimbangan dapat terjadi bila mata ditutup,
disamping tempat tidur. Orientasikan ulang khusunya pada lansia.
pasien terhadap susunan struktur ruangan.
Instruksikan pasien untuk memberi tanda untuk
bantuan bila turun dari tempat tidur sampai
mampu ambulasi tanpa bantuan.
Instruksikan pasien untuk memutar kepala Kehilangan penglihatan perifer bila mata ditutp
dengan lengkap pada sisi yang di operasi bila dengan tameng atau pelindung.
berjalan untuk menjamin jalan bebas.
Pertahankan tameng/pelindung mata terpasang
sesuai arah untuk mencegah cidera kecelakaan
pada mata.
Mulai tindakan-tindakan untuk mencegah Peningkatan TIO meningkatkan nyeri dan
peningkatan TIO : resiko terhadap kerusakan jahitan yang
 Pertahankan kepala tempat tidur tinggi digunakan pada pembedahan mata.
kira-kira 45 derajat untuk 24 jam
pertama.
 Ingatkan pasien untuk meghindari batuk,
bersin, membungkuk dengan kepala lebih
rendah dari panggul, dan mengejan.
 Berikan entiemetik sesuai resep untuk
keluhan-keluhan mual.
 Berikan pelunak feses yang diresepkan
bila riwayat konstipasi. Biarkan
penggunaan kamar regular daripada
pispot karena menggunakan kamar mandi
mengakibatkan peningkatan TIO sedikit.
Nyeri berhubungan dengan pembedahan mata.
NOC : Mengungkapkan nyeri ringan dan sensasi gatal pada mata yang dioperasi, mengerutkan
dahi, merintih.
: Mendemonstrasikan berkurangnya ketidaknyamanan mata.
: Menyangkal ketidaknyamanan mata, tidak ada merintih, ekspresi wajah rileks.
NIC Rasional
Berikan analgesik resep sesuai pesanan dan Analgesik memblok rasa nyeri.
mengevaluasi keefektifan. Beri tahu dokter bila Ketidaknyamanan mata berat menandakan
nyeri mata menetap atau memburuk setelah perkembangan komplikasi dan perlunya
pemberian obat. perhatian medis segera.
Berikan antiinflamasi dan agen antiinfeksi Untuk menurunkan bengkak dan mencegah
oftalmik yang diresepkan. infeksi.
Berikan kompres dingin sesuai pesanan dengan Dingin membantu menurunkan bengkak.
menggunakan teknik aseptik. Ikuti kewaspadaan Kerusakan jaringan mempredisposisikan pasien
umum (teknik mencuci tangan yang baik pada invasi bakteri.
sebelum dan setelah perawatan luka,
menggunakan sarung tangan bila berhubungan
dengan darah atau cairan tubuh bila terjadi).
Ajarkan pasien bagaimana memberikan kompres
dengan menggunakan teknik aseptik dalam
persiapan untuk pulang. Tekankan pentingnya
mencuci tangan sebelum perawatan mata di
rumah. Jelaskan tujuan kompres.
Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang perawatan diri saat pulang, ketidakadekuatkan sistem
pendukung.
NOC : Mengungkapkan kurang pemahaman, dapat melaporkan kesulitan dalam pemberian sendiri
tetes mata, meminta informasi, melaporkan ketidaktersediaan orang terdekat untuk membantu
kebutuhan perawatan di rumah.
: Mendemonstrasikan keinginan untuk memenuhi tindakan-tindakan perawatan diri untuk
melindungi mata yang dioperasi pada saat pulang.
: Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan perawatan mata dengan
tepat, mengungkapkan kepuasan dengan pengaturan yang dibuat untuk bantuan perawatan di
rumah.
NIC Rasional
Berikan instruksi tertulis untuk perawatan Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.
mata dan perjanjian evaluasi.
Instruksikan pasien dalam perawatan mata di Penyuluhan pulang dan praktik dengan prosedur-
rumah : prosedur perawatan diri penting untuk menjamin
Keamanan Mata : keamanan aktivitas-aktivitas perawatan di rumah
 Gunakan tameng/pelindung mata dan dan meningkatan kepatuhan.
hindari tidur pada sisi yang sakit
untuk sedikitnya waktu bulan atau
sesuai ketentuan untuk mencegah
penggosokan mata, gunakan
kacamata selama terjaga bila tameng
atau pelindung mata tidak digunakan.
 Gunakan kacamata pelindung
matahari yang diresepkan dangan laju
UV tinggi bila terpajan pada sinar
matahari lama karena beberapa
fotosensitivitas terjadi setelah
pembedahan mata. Makin banyak
sinar matahari dihambat dengan
kacamata pelindung matahari dnegan
laju UV tinggi.
 Hindari aktivitas keras yang
menyebabkan kejutan tubuh
(olahraga kontak, berlari),
membungkuk, mengangkat berat, dan
mengejan selama enam bulan atau
sesuai pesanan karena aktivitas-
aktivitas ini dapat merusak jahitan
atau implantasi.

Obat-Obatan dan Tindakan :


 Jelaskan tujuan tetes mata yang
diresepkan, meliputi nama, dosis,
jadwal, tujuan, dan efek samping
yang dilaporkan.
 Ajarkan dan biarkan pasien
mempraktikkan :
a. Bagaimana menggunakan
tameng/pelindung mata.
b. Bagaimana menyiapkan dan
memberikan kompres dingin untuk
mata, dengan menggunakan teknik
aseptik.
c. Bagaimana pemberian sendiri tetes
mata.

Komplikasi :
 Instruksikan pasien untuk
menginspkesi mata setiap hari di
depan cermin untuk tanda-tanda
infeksi (atau reaksi imun tandur bila
transplantasi kornea dilakukan).
Hubungi dokter bila peningkatan
kemerahan, bengkak, iritasi, nyeri
atau drainase atau penurunan
penglihatan menetap lebih dari 24
jam karena temuan-temuan ini
menandakan infeksi atau reaksi imun
tandur kornea dan perlunya perhatian
medis segera.
Hubungi pelayanan sosial atau departemen Departemen ini bertanggung jawab untuk
perencanaan pulang bila pasien tidak dapat kontinuitas perencanaan perawatan untuk pasien
melakukan keterampilan perawatan sendiri yang memerlukan bantuan perawatan di rumah
dan tidak terdapat orang terdekat untuk selama periode pemulihan. Bantuan dapat meliputi
membantu pasien. penempatan sementara pada fasilitas perawatan
tambahan atau kunjungan rumah oleh perawat.

Anda mungkin juga menyukai