Anda di halaman 1dari 110

MODUL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN i


DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
KEGIATAN BELAJAR 1 ..................................................................................................... 3
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : .............................. Error! Bookmark not defined.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined.
Pokok-pokok Materi : ......................................................................................................... 3
Uraian Materi...................................................................................................................... 3
Rangkuman ....................................................................................................................... 28
Tugas ................................................................................................................................ 29
Tes Formatif ..................................................................................................................... 29
KEGIATAN BELAJAR 2 ................................................................................................... 34
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined.
Pokok-pokok Materi ......................................................................................................... 34
Uraian Materi.................................................................................................................... 34
Rangkuman ....................................................................................................................... 45
Tugas ................................................................................................................................ 45
Tes Formatif ..................................................................................................................... 46
KEGIATAN BELAJAR 3 ................................................................................................... 49
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined.
Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 49
Uraian Materi.................................................................................................................... 49
Rangkuman ....................................................................................................................... 62
Tugas ................................................................................................................................ 63
Tes Formatif ..................................................................................................................... 64
KEGIATAN BELAJAR 4 .................................................................................................. 67
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................... Error! Bookmark not defined.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ........................ Error! Bookmark not defined.
Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 67
Uraian Materi.................................................................................................................... 67
Rangkuman ....................................................................................................................... 94
Tugas ................................................................................................................................ 97

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN ii


Tes Formatif ..................................................................................................................... 99
TUGAS AKHIR .................................................................... Error! Bookmark not defined.
TEST AKHIR FORMATIF ................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA............................................................ Error! Bookmark not defined.
Kunci Jawaban Tes Formatif ................................................. Error! Bookmark not defined.
Kunci Jawaban Tes Akhir ...................................................... Error! Bookmark not defined.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN iii
DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISTILAH

1. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena
pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera dalam syarat
pembayaran.
2. Disbursement Journal atau Cash Payment Journal adalah Jurnal Pengeluaran Kas
digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mngurangi kas atau tempat transaksi
yang menggunakan kas
3. Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok barang yang telah laku dijual
4. Jurnal Koreksi adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal yang salah
sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait.
5. Jurnal Khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat
rutin.
6. Jurnal Pembalik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke
akun temporer.
7. Laporan Arus Kas adalah informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu, menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang menyebabkan
bertambah atau berkurangnya kas
8. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO) adalah metode ini
mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama
terjual.
9. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO) adalah metode yang
diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang dijual pertama, sehingga
persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang paling awal diperoleh.
10. Metode Rata Rata adalah biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan
pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata
per unit.
11. Metode Perpetual adalah catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali
terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui
kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN iv


DAFTAR ISTILAH

12. Metode Periodik adalah jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan
melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan
untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu.

13. Metode identifikasi adalah sesuatu yang khusus lazimnya diaplikasikan untuk
perdagangan atau produksi barang dagang yang khusus atau unik dan lazimnya bernilai
tinggi.
14. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan
perusahaan (aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu.
15. Neraca Saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya. Saldo
akun diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada disetiap akun.
16. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian adalah berisi saldo-saldo setiap akun yang
terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai
17. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan
dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan.
18. Neraca Lajur (worksheet) adalah kertas kerja untuk membantu penyelesaian siklus
akuntansi akhir periode.
19. Rabat adalah pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, biasanya
mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga.
20. Retur Penjualan adalah pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan
(baik sebagian ataupun seluruhnya).
21. Trade Discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga resmi
yang tertera pada daftar harga atau katalog.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN v


PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Rasional dan Deskripsi Singkat


Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh bagian
akuntansi. Laporan keuangan menggambarkan kinerja perusahaan selama satu perioda,
khususnya kinerja keuangan perusahaan. Perkembangan perusahaan dapat diketahui melalui
laporan keuangan yang disajikan. Penting bagi Anda untuk dapat menyusun laporan keuangan
dan membantu pengambil keputusan berdasarkan informasi yang terkandung di dalam laporan
keuangan. Anda dapat menjadi orang pertama yang mengetahui baik buruknya kinerja
perusahaan selama satu perioda. Modul Akuntansi Perusahaan Dagang ini akan membantu
Anda dalam belajar menyusun laporan keuangan perusahaan, khususnya perusahaan dagang.
Modul ini membahas materi tentang penjurnalan (Jurnal Umum dan Jurnal Khusus), posting,
daftar saldo, penyesuaian, pemanfaatan kertas kerja (neraca lajur), dan penyusunan laporan
keuangan disertai dengan junal penutup dan jurnal pembalik.

Relevansi
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar, dan disusun dengan urutan sebagai berikut.
• Kegiatan Belajar 1: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku
Jurnal Umum
• Kegiatan Belajar 2: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku
Jurnal Khusus
• Kegiatan Belajar 3: Pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode
periodik/fisik dan perpetual dengan asumsi arus harga pokok FIFO,
LIFO, dan rata-rata/Average
• Kegiatan Belajar 4: Neraca Saldo, Penyesuaian Perusahaan Dagang, dan penyelesaian
Kertas kerja, penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang,
meliputi: Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, disertai pembuatan Jurnal
Penutup, serta pembuatan Jurnal Pembalik.

Petunjuk Belajar

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 1


PENDAHULUAN

Kegitan belajar materi Akuntansi Perusahaan Dagang yang sedang Anda ikuti saat ini dapat
berjalan lancar dan sesuai dengan harapan Anda jika Anda mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut:
1. Silahkan baca dan pahami setiap kegiatan belajar secara berutan mulai dari tahap awal
sampai akhir.
2. Pelajari kegiatan belajar secara berurutan. Selesaikan Kegiatan Belajar 1 terlebih dahulu
sampai tuntas, sebelum Anda melanjutkan pada kegiatan belajar yang berikutnya.
3. Perhatikan semua contoh soal dan jawaban secara seksama. Jika tidak cukup satu kali,
ulangi kembali sampai Anda benar-benar memahami soal tersebut.
4. Setelah Anda memahami materi dan contoh soal, kerjakan soal latihan yang ada di setiap
kegiatan belajar.
5. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bagian lampiran modul ini. Ingat,
jangan melihat jawaban terlebih dahulu sebelum Anda berusaha menyelesaikan soal
latihan.
6. Kerjakan semua tugas yang ada pada setiap kegiatan belajar. Hal ini dapat membantu
Anda untuk menambah pemahaman dan keterampilan Anda.
7. Kerjakan pula tes formatif pada setiap kegiatan belajar. Cocokkan jawaban Anda
dengan kunci jawaban. Nilailah jawaban Anda berdasarkan pedoman penilaian di
bagian lampiran modul. Jika nilai Anda memenuhi kriteria minimal, maka Anda berhak
untuk melanjutkan ke kegiatan belajar yang selanjutnya. Namun, bila belum memenuhi
kriteria minimal, sebaiknya Anda mempelajari kembali setiap bagian pada kegiatan
belajar yang bersangkutan sampai Anda memenuhi kriteria minimal.
8. Berdiskusilah dengan teman Anda jika Anda mengalami kesulitan. Sebaiknya Anda
juga berlatih untuk mengerjakan soal-soal, baik secara mandiri maupun secara
berkelompok.
9. Jika Anda masih menemui kesulitan dalam memahami setiap kegiatan belajar, silakan
hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat
ini.
Baiklah, selamat belajar. Semoga Anda dapat mempelajari dengan mudah setiap kegiatan
belajar yang ada di modul ini. Ingat, setiap langkah kecil yang Anda buat akan membawa Anda
ke tujuan yang Anda tetapkan. Yakinlah bahwa Anda dapat meraih semua yang Anda targetkan.
Semoga sukses.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

KEGIATAN BELAJAR 1

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang.

Pokok-pokok Materi :
Materi yang dipelajari pada kegiatan belajar 1 ini meliputi:
1. Karakteristik Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
2. Gambaran dan Ilustrasi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
3. Akuntansi Pembelian Barang Dagangan
4. Akuntansi Penjualan Barang Dagangan
5. Akun-akun dalam Perusahaan Dagang
6. Posting
7. Menyusun Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)

Uraian Materi:
A. Pendahuluan
Dalam banyak hal, pencatatan dan prosedur-prosedur akuntansi dalam perusahaan
dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik dalam perusahaan jasa maupun
perusahaan dagang, semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara
periodik dibukukan ke dalam akun-akun di buku besar, yang dalam akuntansi dikenal
sebagai posting. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua akun dihitung dan
dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan-laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal tertutup juga dibuat dalam perusahaan dagang,
begitu pula halnya pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dikerjakan sebagai
tahap akhir dalam siklus akuntansi. Meskipun akuntansi untuk perusahaan jasa dalam
banyak hal tidak berbeda dengan akuntansi perusahaan dagang, namun dalam perusahaan
dagang diperlukan adanya akun dan metode tertentu untuk pembelian dan penjualan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 3


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

barang dagangan. Dalam kegiatan belajar 1 ini, hanya akan dibahas siklus akuntansi
perusahaan dagang sampai tahapan penyusunan neraca saldo (sebelum penyesuaian).

B. Akuntansi Untuk Pembelian Barang Dagangan


1. Pembelian Barang Dagangan
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pembelian
barang-barang untuk dijual kembali (barang dagangan) dicatat dengan mendebet akun
pembelian. Akun pembelian merupakan sebuah akun yang digunakan untuk
mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode. Sebagai
contoh, misalkan pada tanggal 3 Januari, sebuah perusahaan yang menggunakan metode
periodik, membeli barang dagangan seharga Rp450.000,00 secara kredit. Transaksi ini
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 3 Pembelian………………………………… Rp450.000,00
Utang Dagang…………………… Rp450.000,00
(Untuk mencatat Pembelian barang dengan syarat 2/10, n/30)
Akun Pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan
untuk dijual kembali. Apabila perusahaan membeli barang-barang untuk digunakan
sendiri dalam operasi perusahaan (bukan barang dagangan), seperti misalnya membeli
peralatan kantor atau mebel untuk digunakan sendiri, maka yang didebet adalah akun
aset yang bersangkutan, bukan akun pembelian.

2. Retur dan Potongan Pembelian


Dalam transaksi pembelian dapat juga terjadi retur pembelian. Apabila barang
dagangan yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau kondisinya tidak memuaskan,
maka biasanya pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok
menjadi berkurang. Kemungkinan lain ialah bahwa barang tersebut tidak dikembalikan
oleh si pembeli, tetapi ia mendapat pengurangan (potongan) harga dari si penjual yang
disebut potongan pembelian. Untuk mencatat transaksi retur pembelian dan penerimaan
potongan harga dalam transaksi pembelian biasanya digunakan sebuah akun khusus
yang disebut akun retur dan potongan pembelian. Sebagai contoh, misalkan
Rp45.000,00 dari barang yang dibeli pada tanggal 3 Januari di atas, dikembalikan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 4


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

kepada pemasok karena rusak pada tanggal 9 Januari. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut:
Jan. 9 Utang Dagang……………………………… Rp45.000,00
Retur dan Potongan Pembelian…………… Rp45.000,00
(Untuk mencatat pengembalian barang)
Transaksi retur pembelian oleh perusahaan biasanya dicatat dalam akun Retur
dan Potongan Pembelian, karena dari akun ini akan dapat diketahui jumlah retur
pembelian yang terjadi selama periode. Informasi mengenai hal ini berguna bagi
manajemen maupun pihak lainnya, karena retur pembelian ini merupakan sesuatu yang
harus dihindarkan. Proses pengembalian barang biasanya memakan waktu dan biaya.
Retur pembelian yang berlebihan menunjukkan indikasi bahwa bagian pembelian tidak
bekerja dengan baik, atau pemasok yang bersangkutan tidak dapat dipercaya.
Akun Retur dan Potongan Pembelian merupakan rekekning lawan
(pengurangan) terhadap akun pembelian. Saldo akun Retur dan Potongan Pembelian
harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketahui jumlah
pembelian bersihnya.

3. Potongan Tunai Pembelian


Apabila barang dagangan dibeli secara kredit, maka syarat pembayarannya
ditulis pada faktur pembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada para
pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditetapkan. Seperti telah dijelaskan di
atas, jika penjual memberi potongan tunai, maka potongan tersebut oleh penjual
dinamakan potongan tunai penjualan. Sebaliknya, jika pembeli mendapat potongan
tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.
Untuk menjelaskan penerapan potongan tunai, marilah kita lanjutkan contoh
yang lalu. Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli barang dagangan secara kredit
seharga Rp150.000,00, dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 9 Januari, barang
dagangan yang dibeli tanggal 3 Januari tersebut seharga Rp15.000,00, dikembalikan
karena cacat. Seandainya saldo sebesar Rp135.000,00 (Rp150.000,00 – Rp15.000,00)
dibayar pada tanggal 11 Januari (belum melewati 10 hari sejak tanggal faktur), maka
transaksi pembayaran tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 11 Utang Dagang…………………………… Rp135.000,00
Potongan Tunai Pembelian……… Rp2.700,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 5


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Kas………………………………. Rp132.300,00
(Untuk mencatat pembayaran atas Pembelian barang tanggal 3 Januari
dikurangi potongan 2%)
Potongan hanya dikenakan pada jumlah yang masih terutang kepada pemasok
setelah jumlah retur pembelian dikurangkan dari harga faktur bruto. Pemberian
potongan biasanya dirancang sedemikian rupa sehingga pembeli memanfaatkannya dan
membayar pada periode potongan. Dalam contoh ini diberikan syarat 2/10, n/30. Syarat
ini cukup menarik bagi pembeli, bahkan jika pembeli pada saat itu tidak memiliki uang,
mungkin ia akan mencari pinjaman dari bank agar dapat memanfaatkan potongan yang
ditawarkan penjual. Syarat 2/10, n/30 menawarkan potongan 2% apabila pembayaran
dilakukan 20 hari lebih awal dari batas waktu kredit.
Saldo akun Potongan Tunai Pembelian menunjukkan jumlah yang akan
mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama periode karena pembayaran
dilakukan pada periode potongan yang ditawarkan penjual. Akun Potongan Tunai
Pembelian merupakan akun lawan (pengurang) yang saldonya akan digunakan utnuk
menetapkan harga pokok pembelian bersih pada periode yang bersangkutan.

4. Potongan Rabat
Perusahaan penghasil barang atau grosir biasanya menerbitkan daftar atau
katalog yang berisi harga barang-barang yang dihasilkan atau dijualnya. Pembeli-
pembeli tertentu, seperti dealer, atau pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah
yang besar, biasanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam
daftar harga. Potongan semacam ini disebut rabat. Perlu diingat bahwa rabat tidak sama
dengan potongan tunai. Seperti telah dijelaskan di atas, ptoongan tunai atau dalam hal
ini disebut juga potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena
perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian,
sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar
harga yang resmi. Rabat diberikan oleh penjual dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya
perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat
dilakukan dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan
mengedarkan katalog yang baru.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 6


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian


dalam jumlah besar.
c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda.
Sebagai contoh pabrik penghasil suatu barang bisa memberikan harga yang berbeda
untuk golongan pengecer, dealer, dan grosir.

Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk suatu tarif tunggal atau tarif berganda. Bila
ditetapkan dalam bentuk tarif berganda, maka harga resmi dikurangi lebih dari sekali
secara berurutan. Sebagai contoh, misalkan barang dengan harga menurut daftar sebesar
Rp300.000,00 dijual dengan rabat 30%. Harga jual sesungguhnya menjadi
Rp210.000,00, dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga menurut daftar……………………………………………. Rp300.000,00
Dikurangi: Rabat 30% x Rp300.00,00………………………….. 90.000,00

Harga Jual………………………………………………………… Rp210.000,00

Untuk konsumen tertentu, kadang-kadang penjual memberikan rabat berganda,


misalnya 30% dan 10%. Setiap potongan dikenakan pada harga bersih setelah dikurangi
potongan sebelumnya. Dalam keadaaan seperti ini, maka pembeli hanya akan dikenakan
harga sebesar Rp189.000,00, dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga menurut daftar………………………………………… Rp300.000,00
Dikurangi: Rabat pertama 30% x Rp300.000,00……………. 90.000,00

Tersisa setelah dikurangi rabat pertama………………………. Rp210.000,00


Dikurangi: Rabat kedua 10% x Rp210.000,00………………… 21.000,00
Harga jual……………………………………………………… Rp189.000,00

Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun
penjual. Potongan ini hanya digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan
yang sesungguhnya. Dalam contoh kedua di atas, harga jual sesungguhnya adalah
Rp189.000,00. Angka ini digunakan untuk mencatat transaksi, baik dalam pembukuan
pembeli maupun pembukuan penjual. Seandainya dalam transaksi ini ditawarkan
potongan tunai, maka potongan tersebut dikenakan pada harga Rp189.000,00.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 7


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

5. Biaya Angkut Pembelian


Apabila terjadi suatu transaksi pembelian, biasanya timbul biaya untuk
mengangkut barang dari tempat penjual ke tempat pembeli. Biaya angkut barang ini
kadang-kadang menjadi beban penjual, atau mungkin juga dibebankan kepada pembeli,
tergantung pada kesepakatan di antara mereka. Apabila biaya pengangkutan barang
menjadi beban pembeli, maka biaya ini akan menambah harga pokok barang yang dibeli
dan oleh karenanya dapat didebet langsung ke dalam akun pembelian. Akan tetapi
banyak perusahaan lebih menyukai untuk mencatat biaya angkut atas barang yang dibeli
dalam suatu akun khusus yang disebut akun Biaya Angkut Pembelian. Pemakaian akun
khusus ini memungkinkan kita untuk mendapat informasi tentang biaya angkut
pembelian yang sering diperlukan manajemen untuk memonitor dan mengawasinya.
Seandainya perusahaan melakukan pembelian sejumlah barang, dan untuk itu
harus membayar biaya angkut sebesar Rp22.500,00, maka jurnal yang harus dibuat
untuk mencatat transaksi pembayaran biaya pengangkutan pada tanggal 15 Januari
adalah sebagai berikut:
Jan. 15 Biaya Angkut Pembelian…………………………. Rp22.5000,00
Kas………………………………………… Rp22.500,00
(Untuk mencatat pembayaran biaya pengangkutan atas pembelian barang
dagangan)
Akun Biaya Angkut Pembelian dilaporkan dalam laporan Laba Rugi pada
bagian harga pokok penjualan, sebagai penambah atas pembelian bersih sehingga dapat
ditentukan harga pokok pembelian.

C. Harga Pokok Barang yang Tersedia Untuk Dijual


Harga pokok pembelian dari sleuruh barang yang dibeli selama periode, ditambah
dengan harga pokok persediaan yang ada pada awal periode (persediaan awal), merupakan
jumlah harga pokok dari seluruh barang dagangan yang tersedia untuk dijual selama
periode. Jumlah ini disebut harga pokok barang yang tersedia dijual. Misalkan harga pokok
barang yang tersedia dijual berjumlah Rp2.760.000,00. Angka ini berasal dari harga pokok
persediaan barang pada awal periode senilai Rp360.000,00 ditambah dengan harga pokok
persediaan barang yang dibeli pada periode yang bersangkutan sebesar Rp2.400.000,00.

D. Persediaan Akhir

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 8


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metode periodik


harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik
persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat
ditentukan harga pokok persediaan akhir periode. Misalkan harga pokok barang yang
belum terjual pada akhir periode (persediaan barang dagangan akhir) sebesar
Rp420.000,00. Dengan mengurangkan angka ini dari harga pokok barang yang tersedia
untuk dijual Rp2.760.000,00, maka kita dapat menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)
adalah sebesar Rp2.340.000,00.

E. Harga Pokok Penjualan


Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan
harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual
dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan. Seperti terlihat dalam
laporan Laba Rugi, hubungan ini dapat diringkas sebagai berikut:
Harga Pokok Barang yang tersedia dijual=Persediaan Awal + Harga Pokok Pembelian

HPP = Harga Pokok Barang yang tersedia dijual - Harga Pokok persediaan akhir

(HPP adalah Harga Pokok Penjualan)

Laba Kotor Penjualan = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Akun-akun yang diperlukan untuk mengumpulkan harga pokok (cost) barang


dagangan dalam perusahaan yang menggunakan metode persediaan periodik adlah
Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, Potongan Tunai Pembelian, dan Biaya
Angkut Pembelian.

F. Akuntansi Untuk Penjualan Barang Dagangan


1. Penjualan Barang Dagangan
Agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan menguntungkan, maka harga
jual barang harus lebih tinggi dari harga belinya. Harga jual yang menguntungkan harus
meliputi tiga hal, yaitu:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 9


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

a. Harga pokok barang yang dijual.


b. Biaya operasi perusahaan, seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya asuransi, dan
sebagainya.
c. Laba bersih yang diinginkan perusahaan.

Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat pula secara
kredit. Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu periode
merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat suatu
transaksi penjualan terdiri atas pendebetan atas akun aktiva dan pengkreditan atas akun
pendapatan seperti dilukiskan dalam contoh berikut:

1) Penjualan Tunai:
Kas…………………………………………………. Rp36.000,00
Penjualan……………………………………….. Rp36.000,00
(untuk mencatat penjualan tunai barang dagangan)
2) Penjualan Kredit:
Apabila penjualan dilakukan secara kredit, yaitu bilamana pembayarannya baru
diterima beberapa waktu kemudian, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Piutang Dagang………………………………………… Rp36.000,00


Penjualan……………………………………………. Rp36.000,00
(untuk mencatat penjualan kredit barang dagangan)

Akun Penjualan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan.


Apabila sebuah perusahaan dagang menjual peralatan kantornya (bukan barang
dagangan), maka yang dikredit adalah akun Peralatan Kantor, bukan akun
Penjualan.

2. Retur dan Potongan Penjualan


Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para konsumen, perusahaan
dagang biasanya memberikan jaminan-jaminan tertentu. Salah satu bentuk jaminan
yang lazim diberikan perusahaan dagang adalah pemberian kesempatan untuk
mengembalikan barang jika barang tidak memuaskan. Pengembalian barang bisa
dilakukan oleh konsumen karena barang tersebut cacat, atau rusak dalam pengiriman,

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 10


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

atau sebab lain sehingga pembeli tidak puas. Jika barang dikembalikan oleh konsumen,
maka konsumen akan menerima pengembalian uang atau mendapat pengkreditan
(pengurangan) atas akunnya. Kemungkinan lain adalah barang tidak dikembalikan,
tetapi pembeli mendapat potongan harga yang disebut potongan penjualan.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang
telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya), oleh karena itu
pembatalan ini sebenarnya dapat dicatat dengan jurnal berikut (dimisalkan barang
seharga Rp7.500,00 dikembalikan konsumen):

Penjualan…………………………………………. Rp7.500,00

Piutang Dagang…………………………... Rp7.500,00

(untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)

Walaupun ayat jurnal di atas tidak keliru, namun banyak perusahaan lebih
menyenangi untuk menggunakan sebuah akun khusus yang disebut akun Retur dan
Potongan Penjualan. Akun ini merupakan akun lawan atau pengurang atas akun
penjualan.
Penggunaan akun Retur dan Potongan Penjualan sangat dianjurkan karena
catatan akuntansi akan dapat menunjukkan jumlah penjualan yang telah terjadi dan
pengembalian atau pembatalan atas penjualan. Dengan adanya informasi ini, maka
manajer atau pihak lain akan dapat memonitor jumlah dan perkembangan retur
penjualan, dan membandingkannya dengan penjualan pada periode yang bersangkutan.
Angka perbandingan ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan konsumen atas barang
yang dijual perusahaan.
Oleh karena itu ayat jurnal untuk mencatat retur penjualan seharga Rp7.500,00
di atas sebaiknya dicatat dengan cara sebagai berikut:
Retur dan Potongan Penjualan………………….. Rp7.500,00
Piutang Dagang…………………………. Rp7.500,00
(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)

Akun Retur Penjualan selalu didebet bila terjadi pengembalian barang oleh
konsumen. Akun yang harus dikredit untuk mencatat transaksi retur penjualan,
tergantung apakah konsumen mendapat pengembalian uang atau mendapat

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 11


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

pengkreditan (pengurangan) akunnya. Dalam contoh di atas, dimisalkan bahwa


konsumen mendapat pengkreditan akunnya, sehingga jurnal dilakukan dengan
mendebet akun Retur dan Potongan Penjualan dan mengkredit Piutang Dagang. Akan
tetapi jika seandainya perusahaan memberikan pengembalian uang kepada konsumen,
maka jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
Retur dan Potongan Penjualan………………….. Rp7.500,00
Kas………………………………………. Rp7.500,00
(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)

3. Potongan Tunai Penjualan


Apabila penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran di waktu
yang akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengerti berapa
jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran harus dilakukan. Syarat penjualan
biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian
penjualan. Pada cabang-cabang perusahaan tertentu, kadang-kadang diinginkan agar
pembeli membayar secepat mungkin. Syarat penjualan semacam itu misalnya
dinyatakan dengan simbol n/30 (net adalah singkatan dari netto), yang artinya harga
faktur netto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah
tanggal faktur, cara lain untuk menyatakan syarat penjualan, misalnya n,10/EOM (EOM
adalah singkatan dari end of month atau akhir bulan). Ini berarti bahwa faktur harus
dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada
faktur.
Apabila jangka waktu kredit yang diberikan cukup panjang, perusahaan
biasanya menawarkan potongan tunai untuk merangsang agar pembeli mau membayar
secepatnya. Potongan tunai yang ditawarkan dicantumkan dalam faktur dengan
berbagai cara, misalnya 2/10, n/30 atau 2/EOM, n/60. Syarat 2/10, n/30 berarti bahwa
pembeli dimungkinkan untuk (1) mendapat potongan 2% dari harga faktur bruto, jika
pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah tanggal faktur, atau (2) menunda
dan membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki
sesudah lewat 10 hari, tetapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur. Syarat 2/EOM,
n/60 berarti bahwa pembeli dimungkinkan untuk (1) mendapat potongan 2% dari harga
faktur bruto, jika ia membayar tidak melewati akhir bulan, atau (2) menunda dan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 12


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki setelah
lewat akhir bulan, akan tetapi tidak lebih dari 60 hari sejak tanggal faktur.
Pada saat transaksi penjualan terjadi, penjual belum mengetahui apakah pembeli
akan memanfaatkan kesempatan mendapat potongan atau tidak, oleh karena itu
biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto, dan pencatatan
potongan (jika ada) ditunda sampai pembeli melakukan pembayaran. Misalkan pada
tanggal 10 Oktober UD MENTARI menjual barang dagangan kepada seorang pembeli
seharga Rp30.000,00 secara kredit, dengan syarat 2/10, n/30. Jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan ini adalah sebagai berikut:

Okt. 10 Piutang Dagang……………………………… Rp30.000,00


Penjualan…………………………….. Rp30.000,00
(Untuk mencatat penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10, n/30)

Syarat penjualan di atas mengandung arti bahwa pembeli akan mendapat


potongan 2% apabila ia melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 20 Oktober, atau
pembeli harus membayar penuh jika pembayaran dilakukan melewati tanggal 20
Oktober tetapi tidak melewati tanggal 9 November. Seandainya pembeli melakukan
pembayaran pada tanggal 19 Oktober (masih dalam periode potongan), maka jurnal
untuk mencatat transaksi penerimaan piutang adalah sebagai berikut:

Okt. 19 Kas………………………………………….. Rp29.400,00


Potongan Tunai Penjualan…………………… Rp600,00
Piutang Dagang……………………… Rp30.000,00
(Untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum


pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi
dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh, seandainya konsumen yang melakukan
pembelian pada tanggal 10 Oktober seharga Rp30.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, pada
tanggal 15 Oktober mengembalikan barang yang rusak seharga Rp6.000,00, maka harga
faktur bruto atas barang yang dibelinya adalah Rp24.000,00 (Rp30.000,00 –
Rp6.000,00). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 13


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Rp24.000,00. Misalkan pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19 Oktober, maka


ia akan mendapat potongan sebesar Rp480,00 (2% x Rp24.000,00 = Rp480,00). Jurnal
untuk mencatat transaksi penerimaan piutang ini adalah sebagai berikut:

Okt. 19 Kas………………………………………….. Rp23.520,00


Potongan Tunai Penjualan…………………… 480,00
Piutang Dagang……………………… Rp24.000,00
(Untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)
Seandainya si pembeli tidak memanfaatkan kesempatan untuk mendapat
potongan yang ditawarkan, maka ia harus membayar penuh sebesar harga faktur bruto.
Sebagai contoh pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 31 Oktober (21 hari
sesudah tanggal faktur, atau 11 hari sesudah tanggal akhir periode potongan), maka
jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan piutang ini adalah sebagai
berikut:

Okt. 31 Kas………………………………………….. Rp30.000,00


Piutang Dagang…………………….. Rp30.000,00
(Untuk mencatat Penerimaan piutang dagang)

Seperti telah disebutkan di atas, potongan penjualan ditawarkan kepada pembeli


dengan maksud agar pembeli membayar secepatnya, walaupun harus mendapat
beberapa manfaat, sebagai berikut:
a. Kas akan segera diterima, sehingga bisa segera digunakan kembali, tanpa
harus menunggu sampai akhir periode kredit.
b. Jumlah rupiah yang tertanam dalam piutang akan menurun.
c. Resiko kerugian karena piutang tidak dapat ditagih dapat dikurangi.

Akun Potongan Tunai Penjualan menghimpun jumlah potongan tunai yang


diambil oleh para pembeli dalam satu periode. Seperti halnya akun Retur dan Potongan
Penjualan, akun Potongan Tunai Penjualan juga merupakan akun lawan (akun
pengurang) atas akun pendapatan, dan oleh karenanya mempunyai saldo debet. Baik
akun Retur dan Potongan Penjualan, maupun akun Potongan Tunai Penjualan, dalam
laporan Laba Rugi keduanya harus dikurangkan terhadap penjualan kotor, sehingga

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 14


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

dapat diketahui jumlah penjualan bersih untuk periode yang bersangkutan. Contoh
penyajian akun-akun tersebut dalam laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut:
UD MENTARI
Laporan Laba Rugi
Periode berakhir……….
Penjualan……………………………………………………… Rp42.060.000,00
Kurangi: Retur dan Potongan Penjualan…Rp390.000,00
Potongan Tunai Penjualan……..Rp720.000,00 +
1.110.000,00 -

Penjualan Bersih…………………………………Rp40.950.000,00

G. Harga Pokok Penjualan


Seperti telah disebutkan di atas, kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli
barang jadi dan menjualnya kembali kepada para konsumen. Sesuai dengan prinsip
penandingan (matching principle), laba bersih suatu perusahaan dagang dihitung dengan
cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode
yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual
dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok
barang yang telah laku dijual biasa disebut harga pokok penjualan (HPP). Dalam suatu toko
pakaian, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk
membeli kemeja, celana, rok, blouse, sweaters, T-shirts, dan barang dagangan lain yang
telah laku dijual dalam suatu periode. Biaya operasi suatu toko pakaian meliputi semua
biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko, seperti biaya
sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik, dan biaya telepon.

H. Persediaan Barang Dagangan


Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau
kadang-kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang-barang yang disediakan
untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama) suatu periode akuntansi,
disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada hari terakhir dari suatu

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 15


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

periode akuntansi disebut persediaan akhir. Sudah barang tentu persediaan akhir suatu
periode akan menjadi persediaan awal untuk periode akuntansi berikutnya. Persediaan
akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancer.
Penentuan kuantitas dan harga pokok barang yanga da dalam persediaan akhir
periode (persediaan akhir), dan harga pokok barang yang sudah dijual selama periode
(harga pokok penjualan) merupakan masalah yang cukup pelik dalam pelaporan keuangan.
Hal ini menjadi masalah yang sulit karena angka persediaan akhir di satu pihak akan
dicantumkan dalam neraca sebagai persediaan, dan di lain pihak akan dicantumkan dalam
laporan Laba Rugi sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba
bersih perusahaan.
Dalam pencatatan persediaan, ada dua metode akuntansi yang digunakan, yaitu
metode periodik dan metode perpetual. Dari kedua metode ini, metode persediaan periodik
lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode
perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan,
metode perpetual jauh lebih unggul. Penentuan persediaan dan harga pokok penjualan yang
akan diuraikan dalam bab ini akan didasarkan pada metode periodik, sedangkan metode
persediaan perpetual akan dibahas dalam Kegiatan Belajar 3.

1. Metode Persediaan Periodik


Metode persediaan periodik pada umumnya digunakan pada perusahaan-
perusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi
penjualannya sangat sering. Pada perusahaan semacam itu pemakaian metode perpetual
dianggap terlalu mahal dan merepotkan.
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan perpetual, maka akun
persediaan tidak didebet untuk mencatat pembelian, dan tidak dikredit apabila terjadi
penjualan. Dalam metode ini, pembelian dicatat dengan mendebet akun pembelian (dan
dikredit akun Kas atau Utang Dagang), sedangkan jika terjadi penjualan maka yang
didebet adalah akun Kas atau Piutang Dagang dan dikredit akun penjualan (seperti telah
diterangkan di atas). Jadi dalam metode persediaan periodik, akun persediaan tidak
digunakan untuk mencatat untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya
transaksi pembelian, dan tidak digunakan untuk mencatat pengurangan persediaan
karena adanya transaksi penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu
saat tertentu, tidak dapat diperoleh dari akun persediaan, demikian pula harga pokok

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 16


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

barang yang dijual tidak dapat diketahui untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi.
Metode persediaan periodik menjawab kedua hal tersebut melalui perhitungan fisik atas
persediaan yang ada di gudang. Perhitungan fisik biasanya dilakukan pada saat
perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik
persediaan memegan peranan yang sangat penting. Karena tanpa perhitungan fisik
laporan keuangan tidak dapat disusun., oleh karena itu metode ini disebut juga metode
fisik.
Apabila jumlah (kuantitas) fisik persediaan telah dihitung, maka harga pokok
persediaan yang ada dapat ditentukan. Selanjutnya data persediaan akhir ini dapat
digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan, dengan cara mengurangkan
persediaan akhir dari harga pokok persediaan yang tersedia dijual. Hal-hal yang
berpengaruh pada penentuan harga pokok penjualan terdiri atas:
a. Harga pokok barang yang ada pada awal periode (persediaan awal)
b. Harga pokok barang yang dibeli selama periode (harga pokok pembelian)
c. Harga pokok barang yang belum terjual dan ada dalam persediaan pada akhir
periode (persediaan akhir)

Contoh perhitungan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut (dimisalkan


persediaan awal periode Rp360.000,00, harga pokok pembelian selama periode
Rp2.400.000,00, dan persediaan akhir periode Rp420.000,00):

Persediaan awal……………………………………………………. Rp 360.000,00


Tambah: Harga pokok pembelian selama periode ………………… Rp2.400.000,00

Harga Pokok barang yang tersedia untuk dijual…………………… Rp2.760.000,00


Kurang: Persediaan akhir…………………………………………… Rp 420.000,00

Harga Pokok Penjualan……………………………………………... Rp2.340.000,00

Jumlah persediaan awal sebesar Rp360.000,00 (diperoleh dari hasil perhitungan


fisik periode yang lalu) ditambah dengan jumlah harga pokok pembelian selama periode
ini, merupakan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual pada periode ini
(Rp360.000,00 + Rp2.400.000,00 = Rp2.760.000,00). Apabila kita mengetahui jumlah
barang yang belum terjual pada periode ini (persediaan akhir), maka kita akan dapat

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 17


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

mengetahui jumlah barang yang telah laku dijual atau harga pokok penjualan, yaitu
Rp2.760.000,00 – Rp420.000,00 = Rp2.340.000,00.

I. Harga Pokok Pembelian


Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pada akhir
periode harus dihitung pula jumlah harga pokok pembelian selama tahun yang
bersangkutan. Angka-angka untuk menghitungnya dapat diperoleh dari buku besar. Harga
pokok pembelian ditentukan oleh:
1. Harga pokok barang-barang yang dibeli (angkanya dapat diperoleh dari
rekekning pembelian)
2. Dikurangi penyesuaian karena adanya retur dan potongan pembelian (angka
mengenai transaksi ini dicatat dalam rekning khusus yang terpisah dari akun
pembelian)
3. Dikurangi penyesuaian karena adanya potongan tunai pembelian (angka
mengenai transaksi ini juga dicatat dalam rekekning khusus yang terpisah dari
rekekning pembelian)
4. Ditambah penyesuaian karena adanya biaya pengangkutan untuk mengangkut
barang sampai di gudang perusahaan (angka mengenai transaksi ini juga dicatat
dalam akun yang terpisah dari akun pembelian)
Keempat hal yang membentuk harga pokok pembelian di atas dicatat di buku
besar dalam empat buah akun yang terpisah yang akan diuraikan di bawah ini.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 18


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

UD Merapi
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir 30 September 2015

Penjualan Bersih…………………………………………………………….Rp2.850.000,00
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan, 1 September 2015…………………………………Rp360.000,00
Pembelian…………………….................. Rp2.355.000,00
Retur dan Pot.Pembelian….Rp15.000,00
Potongan Tunai Pembelian..Rp45.000,00 +
60.000,00 -
Pembelian Bersih……………………………Rp2.295.000,00
Biaya Angkut Pembelian……………. 105.000,00 +

Harga Pokok Pembelian………………………………… Rp2..400.000,00 +

Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual .…………Rp2.760.000,00


Persediaan, 30 September 2015 …………………………………..420.000,00
_______________-
Harga Pokok Penjualan……………………………………………… Rp2.340.000,00
Laba Kotor Penjualan……………………………………………………….. Rp510.000,00

Berikut adalah ilustrasi transaksi yang terjadi di UD Merapi, yang diawali dengan
data mengenai Neraca Saldo setelah tutup buku UD Merapi per 30 September 2015 adalah
sebagai berikut:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 19


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

“UD Merapi”
Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
30 September 2015

Kas………………………………………………… Rp 114.000,00
Piutang Dagang…………………………………… 56.000,00
Persediaan Barang Dagangan……………………… 200.000,00
Asuransi Dibayar di Muka………………………… 36.000,00
Tanah………………………………………………. 3.000.000,00
Gedung……………………………………………. 6.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung……………………. 2.000.000,00
Utang Dagang……………………………………… 40.000,00
Modal, Andi…………………………… 7.366.000,00

Rp 9.406.000,00 9.406.000,00
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober 2015 adalah sebagai berikut:

Okt. 1 Dibayar biaya pemasangan advertensi bulan Oktober 2015 Rp 16.000,00.


2 Dijual barang dagangan secara tunai kepada UD. Rajawali seharga
Rp 575.000,00
4 Dibeli barang dagangan dari PT Mulia Yogyakarta seharga Rp 275.000,00
Dengan Syarat 2/10, n/30.
6 Dibayar biaya pengangkutan barang dagangan yang dibeli dari PT Mulia
Sebesar Rp 25.000,00.
10 Dibeli barang dagangan seharga Rp 50.000,00 secara tunai.
12 Dari barang dagangan yang dibeli pada tanggal 4 Oktober 2015, sebagian di
antaranya dikembalikan kepada penjual karena rusak. Harga barang-barang
dagangan yang dikembalikan tersebut adalah Rp 30.000,00
14 Dibayar utang kepada PT Mulia yang timbul dari transaksi tanggal 4 Oktober.
15 Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu pertama bulan Oktober sebesar
Rp 90.000,00.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 20


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

17 Dijual barang dagangan secara kredit kepada CV Rahayu Surabaya seharga


Rp 350.000,00
19 Dibayar sewa kantor bulan Oktober 2015 sebesar Rp 20.000,00.
21 Diterima kembali sebagian dari barang dagangan yang dijual pada tanggal 17
Oktober karena rusak. Harga barang tersebut adalah Rp 40.000,00.
27 Diterima pembayaran dari CV Rahayu Surabaya, yaitu sebagai pelunasan atas
transaksi penjualan tanggal 17 Oktober.
30 Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu terakhir bulan Oktober sebesar
Rp 90.000,00.
30 Andi (pemilik perusahaan) mengambil uang dari perusahaan sebesar
Rp 10.000,00 untuk keperluan pribadi.
31 Dibayar utang kepada CV Abadi sebesar Rp 25.000,00. Utang ini timbul dari
transaksi pembelian bulan yang lalu, tanpa syarat potongan.

Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi selama bulan Oktober 2015 adalah


sebagai berikut:
JURNAL
Jumlah
Tanggal Keterangan Nomor
Rek D K

2015 1 Biaya administrasi Rp 16.000,00


Okt. Kas Rp 16.000,00
(Pembayaran biaya
advertensi bulan Oktober
2015)
2 Kas 575.000,00
Penjualan 575.000,00
(penjualan barang dagangan
pada UD Rajawali)
4 Pembelian 275.000,00
Utang Dagang 275.000,00
(pembelian barang
dagangan dari PT Mulia –
Yogya, syarat 2/10,n/30)

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 21


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

6 Biaya Angkut Pembelian 25.000,00


Kas 25.000,00
(Pembayaran biaya
pengangkutan barang dari
PT Mulia)
10 Pembelian 50.000,00
Kas 50.000,00
(pembelian tunai barang-
barang dagangan)
12 Utang Dagang 30.000,00
Retur & Pot. Pembelian 30.000,00
(untuk mencatat
pengembalian barang
dagangan pada PT Mulia –
Yogyakarta)

15 Gaji Pegawai 90.000,00


Kas 90.000,00
(pembayaran gaji pegawai
untuk 2 minggu pertama
bulan Oktober 2015)
17 Piutang Dagang 350.000,00
Penjualan 350.000,00
(untuk mencatat penjualan
barang kepada CV Rahayu –
Surabaya, syarat 2/10, n/30)
19 Biaya Sewa 20.000,00
Kas 20.000,00
(pembayaran biaya sewa
bulan Oktober 2015)
21 Kas 40.000,00
Piutang Dagang 40.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 22


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

(untuk mencatat retur


penjualan dari CV Rahayu-
Surabaya)
27 Kas 303.800,00
Pot.Tunai Penjualan 6.200.00
Piutang Dagang 310.000,00
(penerimaan piutang dari
CV Rahayu, dikurangi
potongan)
30 Gaji Pegawai 90.000,00
Kas 90.000,00
(pembayaran gaji pegawai
untuk 2 minggu terakhir
bulan Oktober 2015)
30 Prive, Andi 10.000,00
Kas 10.000,00
(untuk mencatat
pengambilan prive hak
milik)
31 Utang Dagang 25.000,00
Kas 25.000,00
(untuk mencatat
pembayaran utang kepada
CV Abadi)

Setelah jurnal-jurnal di atas dibukukan ke rekekning-akun yang bersangkutan di


buku besar, maka buku besar UD Merapi akan nampak sebagai berikut:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 23


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

BUKU BESAR

Kas

1/10 Saldo 114.000 1/10 16.000


2/10 575.000 6/10 25.000
27/10 303.800 10/10 50.000
14/10 240.100
15/10 90.000
19/10 20.000
30/10 90.000
30/10 10.000
31/10 25.000

Piutang Dagang

1/10 Saldo 58.000 21/10 40.000


17/10 350.000 27/10 310.000

Persediaan Barang Dagang

1/10 Saldo 200.000

Asuransi Dibayar di Muka

1/10 Saldo 36.000

Tanah

1/10 Saldo 3.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 24


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Gedung

1/10 Saldo 6.000.000

Akumulasi Depresiasi Gedung

1/10 Saldo 2.000.000

Utang Dagang

12/10 30.000 1/10 Saldo 40.000


14/10 245.000 4/10 275.000
31/10 25.000

Modal, Andi

1/10 Saldo 7.366.000

Prive, Andi

30/10 10.000

Penjualan

2/10 575.000
17/10 350.000

Retur dan Potongan Penjualan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 25


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

21/10 40.000

Potongan Tunai Penjualan

27/10 6.200

Pembelian

4/10 275.000
10/10 50.000

Biaya Angkut Pembelian

6/10 25.000

Retur dan Potongan Pembelian

12/10 30.000

Potongan Tunai Pembelian

14/10 4.900

Biaya Advertensi

1/10 Saldo 16.000

Gaji Pegawai

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 26


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

15/10 90.000
30/10 90.000

Biaya Sewa

19/10 20.000

Apabila dari buku besar UD Merapi di atas disusun Neraca Saldo per 31 Oktober 2015,
maka neraca saldo tersebut akan nampak sebagai berikut:

UD Merapi

Neraca Saldo

31 Oktober 2015

AKUN DEBIT KREDIT

Kas Rp 426.700,00

Piutang Dagang 56.000,00

Persediaan Barang Dagangan 200.000,00

Asuransi Dibayar di Muka 36.000,00

Tanah 3.000.000,00 Rp 2.000.000,00

Gedung 6.000.000,00 15.000,00

Akumulasi Depresiasi Gedung 7.366.000,00

Utang Dagang

Modal, Andi 925.000,00

Prive, Andi 10.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 27


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Penjualan

Retur dan Potongan Penjualan 40.000,00

Potongan Tunai Penjualan 6.200,00

Pembelian 325.000,00 30.000,00

Biaya Angkut Pembelian 25.000,00 4.900,00

Retur dan Potongan Pembelian

Potongan Tunai Pembelian

Biaya Advertensi 16.000,00

Gaji Pegawai 180.000,00

Biaya Sewa 20.000,00

JUMLAH Rp 10.340.900,00 Rp 10.340.900,00

Rangkuman
1. Aktivitas utama Perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan dan menjual
kembali tanpa mengubah esensi barang dagangan tersebut.
2. Barang dagangan yang tidak terjual selama periode waktu tertentu akan dicatat sebagai
asset lancar pada akhir periode yang bersangkutan.
3. Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga
pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual
dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan.
4. Penjualan barang dagangan secara tunai maupun kredit akan dicatat dengan mengkredit
akun Penjualan.
5. Pembelian barang dagang secara tunai maupun kredit, dengan metode pencatatan
persediaan periodic, akan dicatat dengan mendebit akun Pembelian.
6. Ketika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB shipping point, maka pembeli akan
menanggung biaya angkut, dan pembeli akan mendebit biaya angkut pembelian (metode
pencatatan persediaan periodik).

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 28


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Sebaliknya jika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB destination, maka penjual
akan menanggung biaya angkut, dan penjual akan mendebit biaya angkut penjualan
(metode pencatatan persediaan periodik).

Tugas
Agar Anda lebih memahami karakteristik perusahaan dagang dan jenis-jenis transaksi yang
terjadi di perusahaan dagang, silahkan lakukan observasi di perusahaan dagang yang ada di
lingkungan sekitar Anda. Catat berbagai karakteristik perusahaan tersebut sebagai pembeda
dengan perusahaan dagang yang lain. Analisis transaksi yang ada di perusahaan tersebut selama
1 perioda (1 bulan). Buatlah jurnal yang diperlukan selama 1 perioda tersebut. Diskusikan hasil
tugas Anda bersama dengan teman.

Tes Formatif
1. Apa kegiatan utama perusahaan dagang?
A. membeli barang untuk disewakan
B. membeli barang untuk dipakai sendiri
C. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang setengah jadi
D. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi
E. membeli barang dengan tujuan dijual kembali tanpa mengolahnya lebih dahulu.

2. Apa saja yang dalam pilihan perusahaan berikut ini yang merupakan perusahaan
dagang ?
A. toko buku, kafetaria
B. rumah makan, toko bangunan
C. pedagang rokok, penjahit pakaian
D. pasar swalayan bioskop
E. toko sepatu, toko buku .

3. Akun apa saja dalam pilihan berikut ini yang hanya dijumpai pada perusahaan dagang
saja?
A. beban listrik, beban penjualan
B. beban angkut pembelian, pendapatan bunga
C. pembelian barang dagang, penjualan barang dagang, potongan pembelian

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 29


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

D. pembelian barang dagang, pendapatan sewa, retur pembelian


E. penjualan, beban iklan, pembelian, potongan penjualan.

4. Apabila semua resiko dalam perjalanan sampai ke gudang pembeli menjadi


tanggungan pembeli, maka syarat penyerahan barang tersebut dalam akuntansi disebut
apa?
A. Cost and Freight (C&F)
B. Cost and Insurance (C&I)
C. Cost Insurance and Freight (CIF)
D. FOB destination
E. FOB Shipping point

5. Pada tanggal 10 Agustus 2015 PT Makmur menerima pelunasan piutang dari UD


Sejati atas faktur tertanggal 5 Agustus 2015 senilai Rp100.000.000,00 dengan syarat
2/10,n/30. Transaksi ini oleh PT Makmur akan dicatat ….

A. K as Rp36.000.000,00
Potongan Penjualan Rp4.000.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00
B. Kas Rp40.000.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00

C. Piutang Usaha Rp40.000.000,00


Kas Rp40.000.000,00

D. Kas Rp40.000.000,00
Piutang Usaha Rp39.200.000,00
Potongan Penjualan Rp800.000,00

E. Kas Rp39.200.000,00
Potongan Penjualan Rp800.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 30


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

6. Harga faktur dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan, tanpa mendapat
potongan. Bagaimana syarat pembayaran tersebut akan ditulis?
A. 2/10 n/30
B. n/10 EOM
C. EOM
D. n/30
E. n/10.

7. Dalam Laporan Laba-Rugi perusahaan dagang, Bagaimana cara menghitung perolehan


HPP (Harga Pokok Penjualan)?
A. Persediaan awal barang + Persediaan akhir barang
B. Barang yang tersedia untuk dijual - Persediaan akhir barang
C. Persediaan awal barang – Persediaan akhir barang
D. Barang yang tersedia untuk dijual + Persediaan akhir barang
E. Barang yang tersedia untuk dijual – Persediaan awal barang

8. Perhatikan matrik berikut ini:


No A B C

1 Cash Account Payable Mortgage Liability

2 Account Receivable Sales Withdraw

3 Purchase Freight-in expense Service revenue

4 Capital Salary expense Sales return

5 Rent accrued Interest revenue Interest expense

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 31


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Dari akun-akun di atas, yang merupakan akun pada perusahaan dagang dan tidak ada
pada perusahaan jasa adalah ?
A. A 1, B 2, C 4, C 5
B. A 3, B 2, B 3, C 4
C. A 3, A 5, B 2, C 4
D. A 3, A 4, B 2, C 5
E. A 2, B 2, B 5, C 3

9. Perusahaan dagang menjual barang dangan sebesar Rp250.000,00 secara kredit,


Bagaimana jurnal yang dibuat bila menggunakan metode perpetual (cost persediaan
barang dagangan Rp200.000,00)?
A. Piutang Dagang Rp25.000,00
Penjualan Rp25.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp200.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00

B. Harga Pokok Penjualan Rp250.000,00


Persediaan Barang Dagangan Rp250.000,00
Piutang Dagang Rp200.000,00
Penjualan Rp200.000,00

C. Piutang Dagang Rp250.000,00


Penjualan Rp250.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp200.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00
D. Harga Pokok Penjualan Rp250.000,00
Penjualan Rp250.000,00
Piutang Dagang R200.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00

E. Piutang Dagang Rp250.000,00


Penjualan Rp.250.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp200.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 32


MODUL 3 KB 1 : PRINSIP DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN

Harga Pokok Penjualan Rp200.000,00


10. Neraca saldo sebagian PD Langgeng per 31 Desember 2015 sebagai berikut:
(dalam ribuan rupiah)
No Nama Akun Saldo
D K
103 Barang dagangan (dari Neraca 31/12/2014) 25.000 -
401 Penjualan - 42.000
402 Retur Penjualan 1.000 -
501 Pembelian 22.500 -
502 Beban Angkut Pembelian 1.500 -
503 Retur Pembelian 1.400
504 Potongan Pembelian 600
601 Beban Angkut Penjualan 700 -

Jika pada akhir tahun per 31 Desember 2015 diketahui persediaan barang dagangan
sebesar Rp20.000.000,00, berapa besarnya harga pokok penjualan?

A. Rp16.000.000,00 D. Rp27.000.000,00
B. Rp23.500.000,00 E. Rp46.000.000,00
C. Rp26.000.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 33


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

KEGIATAN BELAJAR 2

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang.

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Khusus

Pokok-pokok Materi
Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Pembelian, Jurnal
Penjualan, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas.

Uraian Materi
A. JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin.
Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan,
diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke buku
besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi
disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal khusus
merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak (multi
coloumn). Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk
mencatat suatu transaksi yaitu :

1. Jurnal Penjualan
2. Jurnal Pembelian
3. Jurnal Penerimaan Kas
4. Jurnal Pengeluaran Kas

1. Jurnal Penjualan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 34


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

Buku jurnal penjualan atau disebut juga sales journal hanya dicatat penjualan kredit.
Buku ini digunakan untuk mencatat Penjualan barang dagang secara kredit . Dalam buku
harian ini akan terlibat perkiraan Piutang dagang dan Penjualan.

Penjualan kontan (tunai) dicatat langsung dalam buku jurnal penerimaan kas, oleh
karena uangnya diterima pada waktu barang diserahkan, sehingga tidak terjadi piutang
(tagihan). Bentuk jurnal penjualan disajikan sebagai berikut :

a. Jurnal Penjualan Tidak Tabelaris (Sederhana)

Nama Perusahaan
Jurnal Penjualan / Buku Harian Penjualan
Tanggal No. Faktur Akun yang didebit Ref. Piutang (Debit)
Penjualan (Kredit)
(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan :
1. Tempat mencatat tanggal transaksi
2. Tempat mencatat No. Faktur Penjualan (No. Invoice)
3. Tempat mencatat Nama diri atau nama perusahaan kepada siapa kita menjual
4. Tempat mencatat nomor buku besar pembantu piutang atau tanda (V) setelah buku besar
pembantu dicatat.
5. Tempat mencatat Jumlah transaksi
Contoh :
Berikut ini transaksi penjualan yang terjadi di TOKO ANDALAS :
Tanggal Uraian Transaksi
1 Feb 2012 Dijual kredit kepada PT. Bintang Rp. 500.000 No. Faktur :1nv-1
6 Feb 2012 Dijual kredit kepada CV. Bulan Rp. 400.000 No. Faktur : Inv-2
17 Feb 2012 Dijual Kredit kepada Tuan Taufik Rp. 300.000 No. Faktur : Inv-3
29 Feb 2012 Dijual kkredit kepada PT. Sari Husada Rp. 600.000 No. Faktur : Inv-4

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 35


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 36


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

TOKO ANDALAS
JURNAL PENJUALAN
Tgl No. Faktur Akun yang didebit / Ref. Piutang (Debit)
Keterangan
Penjualan (Kredit)
2012 1 Inv-1 PT. Bintang v 500.000
Februari 6 Inv-2 CV. Bulan 400.000
17 Inv-3 Tuan Taufik 300.000
29 Inv-4 PT. Sari Husada 600.000

b. Jurnal Penjualan Tabelaris (Terinci)


Contoh :
Toko HARIMAN di jakarta melakukan transaksi-transaksi penjualan kredit sebagai
berikut
Tanggal Uraian Transaksi
1 Feb 2012 Dijual dengan kredit barang dagangan kepada Suherman seharga Rp.
5.000.000 Faktur No. 5
Dijual dengan kredit sebidang tanah seharga Rp. 3.000.000 kepada Bejo
8 Feb 2012
Dijual dengan kredit Inventaris kantor bekas kepada Danang seharga Rp.
11 Feb 2012
150.000 Faktur No. 7
Dijual dengan kredit mesin tulis bekas seharga Rp. 500.000 kepada
25 Feb 2012 Riany, Faktur no.10

Jawab :
TOKO HARIMAN
Jurnal Penjualan
TGL No Perkiraan Ref Debit Kredit
Faktur yang
didebit / Piutang Penjualan Tanah Serba-serbi
Keterangan Ref Akun Jumlah

2012 1 5 Suherman V 5.000.000 5.000.000


Feb 8 - Bejo V 3.000.000 3.000.000
11 7 Danang V 150.000 121 Inventaris
25 10 Riany V 500.000 123 Mesin 150.000
500.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 37


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

8.650.000 5.000.000 3.000.000 650.000

2. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)


Jurnal Penerimaan Kas atau Cash Receipt Journal yaitu Buku yang dipakai untuk
mencatat semua transaksi yang meliputi penerimaan kas. Contohnya adalah penjualan tunai,
penerimaan bunga, investasi dan penjualan tunai aktiva. Secara khusus terdapat kolom-
kolom terpisah dalam jurnal penerimaan kas, berikut contoh dari Jurnal penerimaan kas :

Berikut ini transaksi yang terjadi Pada Toko ARIJAYA


Tanggal Uraian Transaksi
2 Feb 2012 Diterima Piutang PT. Bintang Rp. 500.000 dari penjualan kredit
6 Feb 2012 Mengembalikan barang rusak yang dibeli per kas dan menerima pergantian
Rp. 100.000
Penjualan tunai selama dua minggu pertama Rp. 3.800.000
17 Feb 2012
Menerima Cek dari CV. Bulan untuk pembayaran sisa utangnya Rp. 400.000
20 Feb 2012
Penjualan tunai selama dua minggu kedua Rp. 3.500.000
29 Feb 2012

Toko ARIJAYA
Jurnal Penerimaan Kas
Tgl Keterangan / Ref. Debet Kredit
Akun yang
Kas Piutang Penjualan Serba-
dikredit
serbi
2012 2 PT. Bintang 500.000 500.000
Feb 6 Return pembelian 100.000 100.000
17 Penjualan 3.800.000 3.800.000
20 CV. Bulan 400.000 400.000
29 Penjualan 3.500.000 3.500.000
8.300.000 900.000 7.300.000 100.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 38


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

3. Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian ini digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit.

a. Jurnal Pembelian Tidak Tabelaris (Sederhana)

Contoh Soal :
Selama bulan Januari 2012 TOKO BAGUS di Batam melakukan transaksi
pembelian kredit seperti di bawah ini :

Tanggal Uraian Transaksi


1 Jan 2012 Dibeli dengan kredit dari TOKO MAJU barang dagangan seharga Rp.
300.000 faktur No. 10
Dibeli dengan kredit barang dagangan dari Fa. SUTOMO seharga Rp.
5 Jan 2012
400.000 Faktur No. 5
18 Jan 2012
Dibeli dengan kredit barang dagangan dari TOKO ANTON seharga Rp.
500.000 faktur No. 8
20 Jan 2012 Dibeli dengan kredit barang dari TOKO MAJU seharga Rp. 200.000 faktur
No. 13
Dibeli dari TOKO ANTON barang dagangan dengan kredit seharga Rp.
25 Jan 2012 600.000 faktur No. 12
29 Feb 2012 Dibeli dengan kredit barang dagangan dari Hartono sebesar Rp. 350.000
Faktur No. 10

Jawab :
TOKO BAGUS
Jurnal Pembelian PJ-1
Tanggal Faktur Perkiraan yang Ref. Pembelian (D)
No. harus dikredit /
Hutang Dagang (K)
Keterangan
2012 1 10 Toko Maju v 300.000
Jan 5 5 Fa. Sutomo v 400.000
18 8 Toko Anton v 500.000
20 13 Toko Maju v 200.000
25 12 Toko Anton v 600.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 39


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

29 17 Hartono v 350.000
2.350.000
BUKU BESAR
Uutang Dagang No. Akun :-
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 31 Utang Dagang PJ-1 2.350.000 k 2.350.000


Pembelian No. Akun :-
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 31 Utang Dagang PJ-1 2.350.000 D 2.350.000

Buku Pembantu Utang :


BP-TOKO ANTON
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 18 Jurnal pembeliaan PJ-1 500.000 K 500.000
25 Jurnal pembeliaan PJ-1 600.000 K 1.100.000

BP-TOKO HARTONO
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 29 Jurnal pembeliaan PJ-1 350.000 K 350.000


BP-TOKO MAJU
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 1 Jurnal pembeliaan PJ-1 300.000 K 300.000


20 Jurnal pembeliaan PJ-1 200.000 K 500.000

BP-Fa. Sutomo

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 40


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


Rp Rp D/K Rp

Jan 5 Jurnal pembeliaan PJ-1 400.000 K 400.000

Daftar Saldo Utang :


No. Urut Nama Kreditur Jumlah
1 Toko Anton 1.100.000
2 Toko Hartono 350.000
3 Toko Maju 500.000
4 Fa. Sutomo 400.000
Jumlah 2.350.000

b. Jurnal Pembelian Tabelaris (Lengkap)


Contoh Soal :
Selama bulan Januari 2012 TOKO MAKMUR JAYA di Bandung melakukan transaksi
pembelian kredit seperti dibawah ini :

Tanggal Uraian Transaksi


1 Jan 2012 Membeli Barang dagangan secara kredit dari PT. Cahaya Rp. 3.000.000
3 Jan 2012 Membeli perlengkapan secara kredit dari Abadi Makmur Rp. 700.000
5 Jan 2012 Membeli peralatan secara kredit dari Toko Sejahtera Rp. 4.000.000
18 Jan 2012 Membeli Tanah dari Pak Abu secara kredit Rp. 5.000.000
20 Jan 2012 Membeli tambahan perlengkapan secara kredit dari Abadi Makmur Rp. 300.000
29 Jan 2012 Membeli tambahan barang dagang secara kredit dari PT. Cahaya Rp. 1.500.000

TOKO MAKMUR JAYA


Jurnal Pembelian PJ-1
Debit
Tgl Perkiraan/ Ref Hutang Pembeli Perleng Serba-serbi
keterangan . Dagang an kapan
Akun Ref Jumlah
2012 1 PT. Cahaya 3.000.000 3.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 41


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

Jan 3 Abadi Makmur 700.000 700.000

5 Toko Sejahtera 4.000.000 Peralatan 121 4.000.000

18 Pak Abu 5.000.000 Tanah 124 5.000.000

20 Abadi Makmur 300.000 300.000

29 PT. Cahaya 1.500.000 1.500.000

14.500.000 4.500.000 1.000.000 9.000.000

Buku Besar :
Pembelian No. Akun : -
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 31 Jurnal pembeliaan PJ-1 4.500.000 D 4.500.000


Perlengkapan No. Akun : -
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 31 Jurnal pembeliaan PJ-1 1.000.000 D 1.000.000

Peralatan No. Akun : -


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 31 Jurnal pembeliaan PJ-1 4.000.000 D 4.000.000

Tanah No. Akun : -


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 31 Jurnal pembeliaan PJ-1 5.000.000 D 5.000.000


Hutang No. Akun : -
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 31 Jurnal pembeliaan PJ-1 14.500.000 D 14.500.000


Buku Pembantu Utang :

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 42


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

BP-PT. Cahaya
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 1 Jurnal pembeliaan PJ-1 3.000.000 K 3.000.000
29 Jurnal pembeliaan PJ-1 1.500.000 K 4.500.000

BP – Abadi Makmur
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 3 Jurnal pembeliaan PJ-1 700.000 K 700.000
20 Jurnal pembeliaan PJ-1 300.000 K 1.000.000

BP – Toko Sejahtera
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 5 Jurnal pembeliaan PJ-1 4.000.000 K 4.0000.000

BP – Pak Abu
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp

Jan 18 Jurnal pembeliaan PJ-1 5.000.000 K 5.000.000

Daftar Utang Dagang :


No. Urut Nama Kreditur Jumlah
1 PT. Cahaya 4.500.000
2 Abadi Makmur 1.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 43


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

3 Toko Sejahtera 4.000.000


4 Pak Abu 5.000.000
Jumlah 14.500.000

4. Jurnal Pengeluaran Kas


Jurnal Pengeluaran Kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mngurangi
kas atau tempat transaksi yang menggunakan kas. Jurnal ini disebut juga dengan
Disbursement Journal atau Cash Payment Journal.

Contoh Soal :
Selama bulan Januari 2012 TOKO KITA di Jakarta melakukan transaksi pembelian kredit
seperti di bawah ini :
Tanggal Uraian Transaksi
1 Jan 2012 Dibayar Hutang Kepada PT. Cahaya sebesar Rp. 4.500.000 Cek #1
5 Jan 2012 Dibayar tunai beban sewa untuk bulan Januari Rp. 600.000 Cek #2
10 Jan 2012 Dibayar tunai Beban Gaji sebesar Rp. 1.000.000 Cek #3
15 Jan 2012 Membeli tunai barang dagangan sebesar Rp. 1.600.000

Jawaban :
TOKO KITA
JURNAL PENGELUARAN KAS
Tgl No. Keterangan / Ref Kredit Debit
Check Perkiraan yang
didebit Kas Hutang Serba-
Dagang Serbi
Jan 1 1 PT. Cahaya 4.500.000 4.500.000
5 2 Beban Sewa 600.000 600.000
10 3 Beban Gaji 1.000.000 1.000.000
15 4 Pembelian 1.600.000 1.600.000

7.700.000 4.500.000 3.200.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 44


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

Setelah kegiatan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus selesai dilakukan,
tahap selanjutnya adalah posting ke buku besar, sama seperti posting dari buku jurnal
umum ke buku besar sebagaimana yang telah dijelaskan di KB 1.

Rangkuman
1. Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat
rutin.
2. Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan,
diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke
buku besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi
disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal
khusus merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak
(multi coloumn).
5. Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk mencatat suatu
transaksi yaitu : Jurnal Penjualan (Sales Journal), Jurnal Pembelian (Purchases
Journal), Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal), dan Jurnal Pengeluaran Kas
(Cash Receipt Journal). Transaksi-transaksi perusahaan dagang yang tidak dapat
dimasukkan ke dalam empat jurnal tersebut, maka akan dicatat ke dalam jurnal umum.
Tugas
Agar lebih memahami pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus, kerjakan tugas berikut
terkait dengan transaksi yang terjadi di UD ABADI selama bulan Mei 2015. Catatlah ke dalam
jurnal khusus untuk transaksi-transaksi sebagai berikut:
2: Diterima kiriman uang dari UD ABADI untuk melunasi pembelian barang dagang dengan
faktur no. 102 tertanggal 20 April 2015, syarat 2/15, n/30 seharga Rp 3.750.000,00.
3: Dibeli barang dari PD SEMAR dengan syarat 3/15, n/60 seharga Rp 5.000.000,00. Faktur
no. 67.
4: Dibayar ongkos angkut barang kepada PD LANCAR sebesar Rp 125.000,00.
6: Dijual barang dagang kepada Tn. Amir seharga Rp 1.750.000,00 dengan potongan tunai Rp
250.000,00. Faktur no. 124.
7: Diterima nota kredit untuk pengurangan harga sebesar Rp 1.500.000,00 dari PD SEMAR
karena mutu barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan.
10: Dibayar langganan telepon bulan April 2015 Rp 275.000,00.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 45


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

13: Dibeli barang dagang kepada UD RAPIH Rp 75.000,00 tunai.


15: Dibayar kepada PD SEMAR untuk pembelian barang dagang dengan faktur no. 67
tertanggal 3 Mei 2015.
16: Diterima dari Bank JAYA bunga deposito Rp 250.000,00.
25: Dibayar gaji pegawai bulan Mei 2015 sebesar Rp 625.000,00.
26:Dijual barang dagang kepada Mas Dinar dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp 2.000.000,00.
28: Retur pembelian tanggal 23 Mei 2015 sebesar Rp 500.000,00.
29: Dibayar sewa bulan Mei 2015 sebesar Rp 1.000.000,00.
Diminta:
1. Bukukan transaksi-transaksi di atas ke dalam lembaran jurnal khusus.
2. Pindahbukukan jurnal khusus tersebut ke dalam akun-akun buku besar bersangkutan.
3. Buatlah neraca saldo per 31 Mei 2015.

Tes Formatif
1. Pembelian barang dagangan secara kredit dicatat pada jurnal khusus apa?
A. Jurnal Pengeluaran Kas
B. Jurnal Umum
C. Jurnal Memorial
D. Jurnal Khusus
E. Jurnal Pembelian

2. Jurnal apa di bawah ini yang dikecualikan dari jurnal khusus yang biasa digunakan dalam
perusahaan dagang?
A. jurnal penerimaan kas
B. jurnal persediaan
C. jurnal pembelian
D. jurnal penjualan
E. jurnal pengeluaran kas

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 46


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

3. Pada waktu mencatat dalam jurnal penerimaan kas, selisih antara jumlah yang dikredit ke
akun piutang dagang dan jumlah yang didebet ke akun kas biasanya adalah
A. potongan penjualan
B. potongan pembelian
C. potongan perdagangan
D. beban angkut
E. potongan rabat

4. Apabila penjualan dilakukan pada tanggal 24 September 2016 dan syarat jual-beli adalah
2/10, n/30, maka paling lambat piutang tersebut harus sudah diterima tanggal
A. 4 Oktober 2016
B. 24 Oktober 2016
C. 31 Oktober 2016
D. 23 Oktober 2016
E. 25 Oktober 2016

5. Berikut ini yang merupakan transaksi perusahaan dagang adalah


A. pembelian bahan, pengeluaran uang, pemakai bahan, dan penjualan
B. pembelian, pembungkusan, penjualan, piutang, dan penerimaan uang
C. penerimaan uang, pengeluaran uang, pembelian, dan pemakai bahan
D. pembelian, pengeluaran uang, penjualan, dan penerimaan uang
E. pembelian, pengeluaran uang, penjualan, pembungkusan dan penerimaan uang

6. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat


A. Semua pembelian secara kredit
B. pembelian barang dagang secara kredit
C. penjualan barang dagang secara kredit
D. semua penjualan dengan kredit
E. semua pemasukan uang

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 47


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

7. Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat


A. penjualan peralatan kantor secara tunai
B. penjualan barang dagangan secara kredit
C. penjualan barang secara kredit
D. penjualan penlengkapan toko secara kredit
E. penjualan penlengkapan kantor secara kredit

8. Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat


A. pembelian secara tunal
B. pembelian barang dagang secara kredit
C. penjualan barang dagang secara kredit
D. semua penjualan dengan kredit
E. semua pengeluaran uang

9. Dikirim nota debit sebesar Rp250.000,00 kepada Toko Mandiri, pencatatan dalam buku
besar pembantu adalah
A. Utang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00
B. Piutang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00
C. Piutang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00
D. Utang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00
E. Piutang Wesel Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00

10. Perhatikan kutipan buku besar di bawah ini:


Pembelian
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Saldo

Debit Kredit

Januari 31 65.000.000 65.000.000

Utang Dagang
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Saldo

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 48


MODUL 3 KB 2 : BUKU JURNAL KHUSUS

Debit Kredit

Januari 31 65.000.000 65.000.000

Buku besar di atas diposting dari:


A. Jurnal Umum
B. Jurnal Pembelian
C. Jurnal Penjualan
D. Jurnal Penerimaan Kas
E. Jurnal Penjualan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 49


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

KEGIATAN BELAJAR 3

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode periodik/fisik dan perpetual dengan
asumsi arus harga pokok Pokok rata-rata, FIFO dan LIFO.

Pokok-pokok Materi :
1. Metode Pencatatan Periodik
2. Metode Pencatatan Perpetual
3. Asumsi arus biaya
4. Identifikasi Khusus (Specific Identification)
5. Rata-rata (Average)
6. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO)
7. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO)

Uraian Materi
A. Pendahuluan
Saat ini di Indonesia sudah tersebar sangat banyak perusahaan dagang seperti dealer,
toserba, toko kelontong, pasar, dan lain sebagainya. Berbagai usaha perdagangan sudah
menjamur di masyarakat baik yang sudah berkembang menjadi perusahaan besar maupun
yang masih menjadi perusahaan kecil dengan bermacam-macam produk yang dijual. Demi
kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan dagang, diperlukan pencatatan berbagai
transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat
diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut. Dalam praktiknya ada dua metode
pencatatan akuntansi terhadap persediaan (persediaan barang dagangan) yang
mempengaruhi prosedur akuntansinya, yaitu metode periodik/fisik dan metode perpetual.

Pada metode periodik kartu persediaan tidak diselenggarakan sehingga pada akhir
perioda harus dilakukan perhitungan fisik yang bertujuan untuk menentukan persediaan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 49


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

akhir, sedangkan pada metode perpetual, setiap jenis persediaan dibuatkan satu kartu yang
memonitor perubahan fisik persediaan dan biaya perolehannya. (Sodikin & Riyono, 2016).

B. Metode Periodik

Metode periodik, jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan


melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan
untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam metode ini, setiap kali
ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian. Sedangkan pada saat
penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung harga
pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan
keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai Persediaan
Akhir dan Harga Pokok Penjualan.

Ilustrasi Metode Periodik :

Toko Cat Panca Warna selama Januari 2017 menunjukkan saldo persediaan dan
transaksi perdagangan cat Vinex sebagai berikut:

Persediaan Awal 1 Januari Berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000,00 = Rp3.000.000,00

Pembelian kredit selama Januari 1.000 kaleng harga jual @ Rp30.000=Rp30.000.000

Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Pembelian D 30.000.000

Utang Usaha K 30.000.000

Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000

Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Kas D 28.000.000

Penjualan K 28.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 50


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Pada akhir Januari 2017 untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan
perhitungan fisik persediaan. Dari perhitungan fisik diketahui persediaan akhir adalah
sebanyak 300 kaleng. Nilai persediaan akhir dengan demikian adalah Rp 9.000.000,00
(300 x Rp30.000,00).

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat dilakukan perhitungan Persediaan


akhir dan Harga Pokok Penjualan selama Januari 2017 sebagai berikut:

Persediaan Awal 1 Januari 2017 Rp 3.000.000,00


Ditambah: Pembelian 30.000.000,00
Persediaan yang tersedia untuk dijual selama periode Rp33.000.000,00
Dikurangi: Persediaan Akhir ( 9.000.000,00)
Harga Pokok Penjualan Rp 24.000.000,00
=============

Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Persediaan Akhir D 9.000.000

Harga Pokok Penjualan D 24.000.000

Persediaan Awal K 3.000.000

Pembelian K 30.000.000

Kelebihan penggunaan metode periodik adalah mudah untuk diterapkan.


Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas
dan total biaya perolehan persediaan sampai dilakukannya penghitungan fisik.

Berikut penjelasan akuntansi pembelian dan penjualan barang dagangan dengan


menggunakan sistem periodik.

1. Persediaan dan Pengadaan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 51


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Berikut merupakan akun-akun yang digunakan untuk mencatat kegiatan pengadaan


barang dagangan :
a. Persediaan
Akun ini digunakan untuk mencatat nilai persediaan yang masih tersisa pada awal
dan akhir perioda. Di dalam akun ini, pembelian dan penjualan yang mengakibatkan
bertambah dan berkurangnya persediaan tidak dicatat, namun penambahan dan
pengurangan yang timbul dari setoran tambahan dan pengambilan pribadi pemilik
dicatat.
b. Pembelian
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga beli barang dagangan yang dibeli
selama satu perioda. Harga beli adalah harga beli bersih diluar trade discount.

c. Biaya Angkut Pembelian/Pengangkutan Pembelian


Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah biaya angkut barang – barang yang
dibeli jika ditanggung oleh perusahaan. Di dalam laporan laba rugi, akun ini
dilaporkan sebagai penambah akun pembelian (adjunct account → akun bersifat
menambah akun lain).
d. Potongan Pembelian
Akun ini digunakan untuk mencatat potongan harga yang diterima dari penjual
karena perusahaan membayar harga barang dalam masa potongan (potongan tunai).
Potongan pembelian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Trade discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga
resmi yang tertera pada daftar harga atau katalog. Alasan pemberian potongan
ini karena pembelian dalam partai besar, dan bisa juga karena harga beli dari
pemasok sering berfluktuasi sehingga harga jual harus sering disesuaikan.
2. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
karena pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera
dalam syarat pembayaran.
e. Retur Pembelian
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang dikembalikan
kepada pemasok karena alasan tertentu.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 52


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

2. Kegiatan Penjualan
Akun – akun yang digunakan untuk mencatat penjualan bagi perusahaan yang
menggunakan metode pencatatan persediaan barang dagangan periodik :
a. Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan.
Jumlah yang dicatat dalam akun ini adalah sebesar harga jual yang dibebankan
kepada pelanggan di luar trade discount, bukan sebesar biaya perolehan dari barang
yang dijual tersebut.
b. Potongan Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai atau cash discount yang
diberikan kepada pelanggan karena dia membayar dalam masa potongan
sebagaimanan tertera dalam syarat pembayaran.

c. Retur Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang diterima kembali dari
pelanggan karena alasan tertentu, seperti misalnya barang tidak cocok dengan
pesanan.
d. Biaya/Beban Angkut Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah beban pengangkutan barang-barang
yang dijual yang ditanggung perusahaan. Akun ini dilaporkan di laporan Laba Rugi
bukan sebagai pengurang akun penjualan, melainkan sebagai satu pos dalam
kelompok beban pemasaran/penjualan .
e. Harga Pokok Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat biaya perolehan yang melekat pada persediaan
yang sudah dijual selama satu perioda akuntansi. Akun ini diselenggarakan pada
akhir perioda melalui jurnal penyesuaian, setelah diketahui beban pokok penjualan
pada akhir perioda.

HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir

C. Metode Perpetual

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 53


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Dalam metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap


kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui
kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat. Setiap kali dilakukan pembelian barang maka
perusahaan akan mendebit akun Persediaan (bukan akun Pembelian). Setiap kali terjadi
penjualan, selain membukukan Penjualan sejumlah harga jual, sekaligus juga dihitung dan
dibukukan Harga Pokok Penjualan dengan mengurangi langsung akun Persediaan sejumlah
harga pokok, dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun
Persediaan. Untuk dapat melaksanakan metode perpetual, akun kontrol (controlling
account) Persediaan harus ditunjang dengan Buku Tambahan Persediaan (Inventory
Subsidiary Ledger) untuk mencatat setiap arus masuk keluar masing-masing jenis barang
baik unit maupun harga satuan.

Tetapi untuk meningkatkan pengendalian intern, perhitungan fisik sebaiknya tetap


dilakukan, walaupun perusahaan menggunakan metode perpetual. Mengapa? Karena
metode apa pun yang digunakan oleh perusahaan, selalu ada risiko barang yang hilang atau
kesalahan dalam pencatatan yang menyebabkan terdapat perbedaan antara catatan
persediaan dan nilai aktual persediaan. Sebaliknya jika digunakan metode perhitungan
fisik, tetap harus dibuat kartu gudang dan Buku Tambahan Persediaan untuk mencatat arus
barang dan harga pokok setiap pembelian, selain untuk tujuan pengendalian, juga akan
memudahkan menghitung nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan pada akhir
periode.

Jika toko Cat Panca Warna menggunakan metode perpetual, maka pencatatan persediaan
barang dagangan persediaan barang dagangan selama Januari 2017 adalah sebagai berikut:

llustrasi Metode Perpetual

Persediaan cat per 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000=Rp3.000.000,00,


sehingga persediaan barang dagangan (cat) menunjukkan saldo awal 1 Januari 2017
sebesar Rp 3.000.000,00.
Pembelian kredit selama Januari 1.000 kaleng. Harga beli @ Rp30.000 = Rp30.000.000
Ayat jurnal untuk pembelian kredit selama Januari:
Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Persediaan Barang Dagangan D 30.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 54


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Utang Usaha K 30.000.000

Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000

Ayat jurnal untuk penjualan tunai selama Januari:

Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Kas D 28.000.000

Penjualan K 28.000.000

Selain jurnal di atas, juga harus segera dihitung dan dicatat dalam buku jurnal besarnya
harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan/HPP):

Keterangan D/K Debit (Rp) Kredit (Rp)

Harga Pokok Penjualan D 24.000.000

Persediaan K 24.000.000

D. Asumsi Arus Biaya

Umumnya, dalam suatu periode tertentu, perusahaan membeli persediaan barang


dagangan sebanyak beberapa kali dengan harga beli atau harga perolehan yang berbeda-
beda. Pertanyaan yang timbul adalah harga beli/harga perolehan mana yang digunakan
perusahaan untuk menilai persediaan dan untuk mencatat harga pokok penjualan?

Penilaian atas persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan berdasarkan
harga perolehan (acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode:

• Identifikasi Khusus (Specific Identification)


• Rata-rata (Average)
• Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO)

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 55


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Metode Identifikasi Khusus, hanya cocok dan diperlukan untuk perdagangan


barang yang bersifat heterogen/bervariasi, tapi unik dan spesifik, misalnya gaun malam
atau stelan jas rancangan khusus. Permasalahannya adalah cara tersebut menimbulkan
biaya yang cukup mahal dan sulit untuk dilakukan apa jumlah persediaan sangat banyak
dan terdapat perputaran persediaan yang tinggi. Pada hal metode identifikasi khusus
memang tidak perlu digunakan untuk penghitungan persediaan barang dagangan yang
homogen, misalnya kemeja atau stelan jas yang diproduksi secara massal. Untuk itu
perusahaan lazimnya menggunakan asumsi arus biaya untuk menentukan nilai
persediaan dan harga pokok penjualan.

Perusahaan dapat memilih metode manapun untuk menentukan nilai persediaan,


tapi perusahaan harus menerapkan secara konsisten (memenuhi prinsip konsistensi).
Satu hal penting yang juga harus diingat adalah asumsi arus harga pokok persediaan tidak
harus sama dengan arus fisik barang. Jadi terlepas dari metode arus harga pokok mana
yang akan digunakan, menurut logika yang benar, untuk barang yang mudah rusak atau
berlaku tanggal kedaluwarsa (expired date), arus fisik umumnya berlaku masuk pertama
keluar pertama, tapi untuk besi beton atau barang lain yang berat dan tak mudah rusak,
arus fisik barang yang dikeluarkan pertama adalah yang paling mudah diangkut pada
saat itu, lazimnya terdepan atau tertumpuk paling atas.

1. Metode Identifikasi Khusus

Metode identifikasi khusus lazimnya diaplikasikan untuk persediaan barang


dagangan yang memiliki ciri khusus atau unik dan lazimnya bernilai tinggi, misalnya
barang antik, barang-barang kerajinan yang merupakan hand made, perhiasan, baju atau
gaun dengan rancangan khusus, dan lain lain barang dagangan yang unik dan variatif
yang dimiliki perusahaan dagang. Dalam akuntansi biaya kita kenal metode biaya
pesanan (job order costing) untuk menghitung biaya pokok produk khusus sejenis ini.

Ilustrasi Metode Identifikasi Khusus

Berikut adalah arus persediaan barang dagang Toko Mustika selama bulan
Januari 2017:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 56


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Tanggal Transaksi Jenis/Kode Unit Harga Satuan Harga


Barang (Rp) Perolehan
(Rp)

5 Jan Pembelian Cincin mirah C1 1 5.000.000 5.000.000

8 Jan Pembelian Gelang intan G1 1 25.000.000 30.000.000

10 Jan Pembelian Cincin saphir C2 1 7.000.000 37.000.000

11 Jan Pembelian Cincin mirah C2 1 6.000.000 43.000.000

15 Jan Penjualan Cincin mirah C1 1 (5.000.000) 38.000.000

18 Jan Pembelian Cincin mutiara C3 2 1.000.000 40.000.000

23 Jan Penjualan Cincin mutiara C3 1 (1.000.000) 39.000.000

26 Jan Penjualan Cincin saphir C2 1 (7.000.000) 32.000.000

31 Jan Pembelian Gelang Mutiara G2 1 2.000.000 34.000.000

2. Metode Rata-Rata
Dalam metode rata rata atau metode rata rata tertimbang (weighted average),
harga perolehan barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi
dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan harga perolehan rata-rata per
unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka biaya rata-
rata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja, sedangkan dalam metode
pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian, maka akan dihitung biaya rata-
rata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan perpetual, asumsi arus biaya rata-rata
dikenal dengan nama metode biaya rata-rata bergerak (moving average method).

Oleh karena metode pencatatan periodik menghitung harga perolehan rata-rata hanya 1
kali saja di akhir periode, sedangkan metode pencatatan perpetual menghitung harga
perolehan rata-rata setiap kali terjadi pembelian, maka nilai persediaan akhir dan harga
pokok penjualan akan berbeda antara metode pencatatan periodik dan metode
pencatatan perpetual.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 57


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Ilustrasi Metode Rata-Rata Periodik versus Perpetual

Toko Bangunan Basuki Jaya berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari
2017 mulai berdagang produk baru yaitu semen dengan brand Empat Roda sebagai
berikut:

Pembelian Jumlah Unit Harga Satuan Total Harga


Perolehan

2 Januari 3.000 Rp 20.000 Rp 60.000.000

15 Januari 5.000 Rp 21.000 Rp 105.000.000

31 Januari 3.000 Rp 22.000 Rp 66.000.000

Penjualan

20 Januari 3.000

A. Metode Rata-Rata-Periodik

Tanggal Faktur Jumlah Unit Harga Satuan Total Harga


Perolehan

2 Januari 3.000 Rp 20.000 Rp 60.000.000

15 Januari 5.000 Rp 21.000 Rp 105.000.000

31 Januari 3.000 Rp 22.000 Rp 66.000.000

Total barang tersedia 11.000 Rp 231.000.000

Rp 231.000.000
Biaya per unit rata-rata = Rp 21.000
11.000

Persediaan akhir, dalam unit 8000 unit

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 58


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Nilai pesediaan akhir = Rp 21.000 x 8000 unit = Rp 168.000.000

Barang tersedia untuk dijual Rp 231.000.000

Dikurangi: Persediaan akhir (Rp 168.000.000)

Harga Pokok Penjualan Rp 63.000.000

B. Metode Rata-rata-Perpetual

Persediaan Masuk/Dibeli Persediaan keluar/Dijual Saldo


Tanggal
Total
Harga Kuantitas Total Harga Kuantitas Total Harga Kuantitas

Jan, 2 3.000 20.000 60.000.000 3.000 20.000 60.000.000

15 5.000 21.000 105.000.000 8.000 20.625 165.000.000

20 3.000 20.625 61.875.000 5.000 20.625 103.125.000

31 3.000 22.000 66.000.000 8.000 21.140,63 169.125.000

3. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO)


Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan
barang yang pertama terjual. Keunggulan metode ini terletak pada nilai persediaan yang
dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca). Karena barang yang dibeli pertama
diasumsikan dijual pertama, maka nilai barang yang dilaporkan sebagai persediaan di
neraca mencerminkan harga perolehan yang terbaru, sehingga dalam keadaan
perputaran persediaan normal, nilai persediaan di neraca lazimnya lebih mendekati nilai
sekarang dari persediaan. Tetapi, kelemahan metode ini adalah pada nilai harga pokok
penjualan yang dilaporkan di laporan laba rugi. Harga pokok penjualan merupakan
biaya perolehan masa lalu yang ditandingkan dengan pendapatan sekarang. Sehingga
jika tingkat inflasi cukup tinggi dapat timbul laba semu, terutama untuk barang yang
perputarannya agak lambat.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 59


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Metode ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan
yang sama, baik menggunakan metode pencatatan periodik maupun metode pencatatan
perpetual.

Ilustrasi Metode FIFO Periodik versus Perpetual

A. Metode FIFO-Periodik

Tanggal Faktur Jumlah Unit Harga Satuan Total Harga


Perolehan

2 Januari 3.000 Rp 20.000 Rp 60.000.000

15 Januari 5.000 Rp 21.000 Rp 105.000.000

31 Januari 3.000 Rp 22.000 Rp 66.000.000

Total barang tersedia 11.000 Rp 231.000.000

Persediaan akhir, dalam unit 8.000 unit

Nilai persediaan akhir =

Rp 21.000 x 5.000 unit

Rp 22.000 x 3.000 unit Rp 171.000.000

Barang tersedia untuk dijual Rp 231.000.000

Dikurangi persediaan akhir (Rp 171.000.000)

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 60


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Harga Pokok Penjualan Rp 60.000.000

B. Metode FIFO-Perpetual

Persediaan Masuk/Dibeli Persediaan keluar/Dijual Saldo


Tanggal
Total
Harga Kuantitas Total Harga Kuantitas Total Harga Kuantitas

Jan, 2 3.000 20.000 60.000.000 3.000 20.000 60.000.000

15 5.000 21.000 105.000.000 3.000 20.000 60.000.000


5.000 21.000 105.000.000

20 3.000 20.000 60.000.000 5.000 21.000 105.000.000

31 3.000 22.000 66.000.000 5.000 21.000 105.000.000


3.000 22.000 66.000.000

B. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO)

Dalam metode ini, diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang
dijual pertama, sehingga persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang
paling awal diperoleh. Hal ini umumnya tidak mencerminkan penyajian yang andal dari
arus aktual persediaan. IAS 2 dan PSAK 14 melarang penggunaan metode LIFO.

Penggunaan LIFO dalam pelaporan keuangan seringkali disebabkan karena faktor


pajak. Dalam keadaan tren harga barang menunjukkan kenaikan, khususnya dalam inflasi,
metode LIFO umumnya menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dan laba
netto yang lebih rendah dibandingkan metode lainnya, sehingga beban pajak perusahaan
juga lebih rendah.

International Accounting Standard Board (IASB) sebagai Dewan Penyusun


Standard Akuntansi Internasional memutuskan untuk menghilangkan metode LIFO karena

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 61


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

metode tersebut secara umum tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual
persediaan. Di beberapa negara, penggunaan metode LIFO diperbolehkan untuk tujuan
pajak hanya jika metode tersebut juga digunakan untuk tujuan akuntansi, tetapi IASB
berpendapat pertimbangan pajak tidak menjadi dasar konseptual yang memadai untuk
memilih perlakukan akuntansi yang sesuai, sehingga tidak dapat diterima untuk
memperbolehkan perlakuan akuntansi yang inferior semata-mata karena peraturan
perpajakan di negara-negara tertentu.

Rangkuman
Berbagai usaha perdagangan sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah
berkembang menjadi perusahaan besar maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan
bermacam-macam produk yang dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan
dagang, diperlukan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut.

Ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagangan yaitu metode
Periodik/Fisik dan metode Perpetual. Metode periodik/fisik, jumlah persediaan ditentukan
secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit
tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam
metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian. Sedangkan
pada saat penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung
harga pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun
laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai
Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan.

Metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi
transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan
nilai persediaanya setiap saat. Setiap kali dilakukan pembelian barang maka perusahaan akan
mendebit akun Persediaan (bukan akun Pembelian). Setiap kali terjadi penjualan, selain
membukukan Penjualan sejumlah harga jual, sekaligus juga dihitung dan dibukukan Harga
Pokok Penjualan dengan mengurangi langsung akun Persediaan sejumlah harga pokok, dengan
mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 62


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Penilaian persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan biaya perolehan


(acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode: Identifikasi Khusus (Specific
Identification), Rata-rata (Average), Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO). Metode
LIFO menurut IAS 2 dan PSAK 14 dilarang untuk digunakan. Metode LIFO umumnya tidak
mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan. Penggunaan LIFO dalam
pelaporan keuangan seringkali disebabkan karena faktor pajak. Dalam keadaan tren harga
barang menunjukkan kenaikan, khususnya dalam inflasi, metode LIFO umumnya
menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dan laba netto yang lebih rendah
dibandingkan metode lainnya, sehingga beban pajak perusahaan juga lebih rendah, oleh karena
itu IASB memutuskan untuk menghilangkan metode LIFO karena metode tersebut secara
umum tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan.

Tugas
Toko Bangunan BASUKI JAYA berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari
2017 mulai berdagang produk baru semen Empat Roda sebagai berikut:

Pembelian Jumlah Unit Harga Satuan Total Harga


Perolehan

1 Januari 2.000 Rp 12.000 Rp 24.000.000

14 Januari 6.000 Rp 13.000 Rp 78.000.000

31 Januari 2.000 Rp 15.000 Rp 30.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 63


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Penjualan

19 Januari 2.000

Hitunglah menggunakan:

a. Metode rata-rata periodik versus perpetual


b. Metode FIFO Periodik versus perpetual

Tes Formatif

1. Jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan melakukan


penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk
memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Metode pencatatan persediaan
tersebut dalam akuntansi dikenal sebagai metode apa?
A. Metode Periodik
B. Metode Perpetual
C. FIFO
D. LIFO
E. Metode Khusus

2. Catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang
melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai
persediaanya setiap saat. Dalam akuntansi, metode pencatatan persediaan tersebut
dikenal sebagai metode apa?
A. FIFO
B. Metode Perpetual
C. Metode Periodik
D. LIFO
E. Metode Khusus

3. Biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit
tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. Metode perhitungan
harga pokok tersebut, dalam akuntansi dikenal sebagai metode apa?

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 64


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

A. FIFO
B. Metode Rata-rata
C. Identifikasi Khusus
D. LIFO
E. Identifikasi Khusus
4. Metode LIFO tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan.
Pelarangan penggunaan metode LIFO tersebut tercermin dalam PSAK nomor berapa?
A. PSAK 69
B. PSAK 100
C. PSAK 15
D. PSAK 14
E. PSAK 96

5. Apa kelebihan penggunaan metode periodik dalam perusahaan dagang?


A. Sulit Diterapkan
B. Mudah Diterapkan
C. Tidak bisa diterapkan
D. Semua jawaban salah
E. Tidak bisa di identifikasi

6. Perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan
persediaan sampai dilakukannya penghitungan fisik. Hal tersebut merupakan
kelemahan dari metode pencatatan persediaan apa?
A. Metode Perpetual
B. Identifikasi Khusus
C. Metode Periodik
D. Metode rata-rata
E. Semua jawaban benar

7. Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31
Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00 total Rp 750.000,00.
Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 65


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit tersebut dicatat, jika memakai metode
periodik?
A. Persediaan Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00
B. Utang Usaha Rp1.500.000,00
Persediaan Rp1.500.000,00
C. Pembelian Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp150.000,00
Penjualan Rp150.000,00
E. Penjualan Rp15.000,00
Kas Rp15.000,00

8. Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00. bagaimana
ayat penjualan tunai tersebut?
A. Persediaan Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00
B. Utang Usaha Rp1.700.000,00
Persediaan Rp1.700.000,00
C. Persediaan Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp 1.190.000,00
Penjualan Rp1.190.000,00
E. Utang Usaha Rp2.000.000,00
Persediaan Rp2.000.000,00

9. Berdasarkan soal 7 dan soal 8, hitunglah harga pokok penjualan selama januari 2017?
Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31
Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00, total Rp750.000,00.
Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00
Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00
A. Rp2.000.000,00
B. Rp1.500.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 66


MODUL 3 KB 3 : PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

C. Rp1.050.000,00
D. Rp1.000.000,00
E. Rp750.000,00

10. Pembelian kredit selama Januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00
Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit jika memakai metode perpetual?
A. Persediaan Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
B. Utang Usaha Rp1.500.000,00
Persediaan Rp1.500.000,00
C. Pembelian Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp 150.000,00
Penjualan Rp150.000,00
E. Pembelian Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 67


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

KEGIATAN BELAJAR 4

Pokok-pokok Materi :
1. Siklus Akuntansi Akhir Periode

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Menerapkan prinsip dan prosedur pelaporan transaksi keuangan perusahaan dagang

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan :


Penyusunan Neraca Saldo, Penyesuaian Perusahaan Dagang, dan penyelesaian Kertas kerja,
penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, meliputi: Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, dan pembuatan Jurnal Penutup,
serta pembuatan Jurnal Pembalik.

2. Neraca Saldo
3. Pembuatan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
4. Pencatatan Penyesuaian dan Jurnal Koreksi
5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Laba/Rugi
7. Pencatatan Penutup
8. Penyusunan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Dan Neraca
9. Laporan Arus Kas
10. Pemanfaatan Neraca Lajur
11. Jurnal Pembalik

Uraian Materi
A. Pendahuluan:Siklus Akuntansi Akhir Periode

Siklus akuntansi akhir periode dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan.


Siklus akuntansi akhir periode dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat
dibuat secara efektif, efisien, dan sesuai dengan PABU. Pada dasarnya, siklus akuntansi

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 67


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

akhir periode terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) fungsi,
yaitu:

a. Fungsi pencatatan, dan


b. Fungsi penyusunan laporan keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian

Pencatatan penyesuaian (termasuk pencatatan


koreksi)

Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian

Penyusunan laba rugi

Pencatatan penutup

Penyusunan laporan perubahan modal, neraca,


dan laporan arus kas

Pencatatan pembalik

B. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya.


Saldo akun diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada disetiap akun. Neraca saldo
yang benar menuntut adanya kesamaan seluruh jumlah pendebitan dengan seluruh
jumlah pengkreditan. Belum tentu jumlah yang sama antara antara sisi debit dan sisi
kredit pasti menjamin bahwa suatu neraca saldo sudah seratus persen benar. Ada
beberapa kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut
tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo. Ada beberapa tipe
kesalahan berikut ini:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 68


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

a. Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal, misalnya suatu transaksi penjualan jasa
lupa tidak dicatat.
b. Terdapat suatu kesalahan transposisi, yaitu suatu transaksi dicatat dalam jurnal
dengan satuan uang yang terbalik-balik susunannya.
c. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali.
d. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya.

Dari kesalahan-kesalahan diatas terdapat pengaruh yang bermakna, yaitu

1. Suatu transaksi yang tidak dicatat akan menyebabkan jumlah keseluruhan


pendebitan dan pengkreditan lebih kecil sejumlah nilai transaksi yang tidak dicatat.
2. Suatu transaksi yang dicatat salah menyebabkan akun-akun yang bersangkutan
tidak menunjukkan saldo yang semestinya, terlalu besar (overstated) atau terlalu
kecil (understated)
3. Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali menyebabkan jumlah yang
tercantum dalam suatu akun dan saldo akhirnya terlalu besar atau teralu kecil.
4. Pencatatan trensaksi ke akun yang salah menyebabkan saldo akun tersebut terlalu
besar, sedangkan saldo akun yang seharusnya menjadi terlalu kecil.

Untuk menangkal terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal,


suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh para pemegang pembukuan. Agar tidak
terjadi kesalahan, maka perlu tindak pencegahan, berikut cara-caranya:

1. Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh suatu transaksi, apakah


itu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban.
2. Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen yang bersangkutan, apakah
transaksi tersebut akan menambah atau mengurangi elemen tersebut.
3. Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan.
4. Menguji kebenaran pengakuan yang dilakukan, dengan membandingkan angka-
angka pada jurnal dengan yang tercantum pada akun.
5. Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan keseluruhan
jumlah kredit dalam jurnal.
6. Menyusun daftar akun pada neraca saldo secara urut sesuai dengan nomor tiap-
tiap akun.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 69


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

7. Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi ribuan,
jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan pecahan
decimal, sehingga tidak terjadi salah meletakkan tanda tersebut.

C. Pembuatan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo
sebelum penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger)
sebelum dilakukan pencatatan penyesuai. Tujuan—membuat NSSP adalah mengetahui
saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan
akuntansi.

Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian terdiri dari dua (2) kolom, yaitu debet dan
kredit. Berdasar akun—akun yang terdapat di buku besar utama, dilakukan langkah-
langkah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian sebagai berikut:

a. Menghitung saldo (selisih antara total debet dan total kredit) setiap akun di buku
besar utama. Jika total debet lebih besar dibanding total kredit maka akun
bersaldo debet, sedangkan jika total debet lebih kecil dibanding total kredit maka
akun bersaldo kredit.
b. Menuliskan nama—nama akun sebagaimana terdapat di buku besar utama, dan
mencantumkan saldo masing-masing akun tersebut sesuai posisinya (debet atau
kredit).
c. Menghitung total kolom Debet dan kolom Kredit, dan meyakinkan bahwa total
kolom Debet dan Kredit adalah seimbang.

Sebagai ilustrasi, anggaplah bahwa pada 31 Desember 2017 UD. AMANAH


telah menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian sebagaimana tersaji dalam ilustrasi
berikut ini :

UD. AMANAH
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Desember 2017

Nama Akun Daftar Saldo

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 70


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Debet (Rp) Kredit (Rp)


Kas 15.000.000
Piutang Dagang 60.000.000
Persediaan Barang Dagangan 100.000.000
Utang Dagang 23.000.000
Pribadi 18.000.000
Modal Ibu Aminah 22.000.000
Penjualan 720.000.000
Retur & Keringanan Penjualan 14.000.000
Potongan Penjualan 6.000.000
Pendapatan lain-lain 10.000.000
Pembelian 520.000.000
Retur & Keringanan Pembelian 5.000.000
Potongan Pembelian 25.000.000
Biaya Angkut Pembelian 10.000.000
Biaya Gaji 24.000.000
Biaya Sewa 27.000.000
Biaya Pengiriman Penjualan 6.000.000
Biaya Lain-lain 5.000.000
Total 805.000.000 805.000.000

Menggunakan pencatatan akuntansi metode Periodik maka akun PBD di neraca


saldo sebelum penyesuaian (unadjusted trial balance) bersaldo debet sebesar nilai saldo
awal periode karena selama periode berjalan tidak dilakukan pembaruan di akun PBD.

D. Pencatatan Penyesuaian dan Jurnal Koreksi


1. Pencatatan Penyesuaian

Pencatatan penyesuai di perusahaan dagang sebenarnya sama dengan yang


dilakukan dalam di perusahaan jasa. Menggunakan metode Periodik, satu (1) transaksi
tambahan yang memerlukan pencatatan penyesuai, yaitu yang berkaitan dengan akun
Persediaan barang dagangan (PBD).

Terdapat 2 (dua) basis untuk pencatatan penyesuaian terhadap PBD di perusahaan


dagang, yaitu:

a. Berbasis akun Harga Pokok Penjualan (HPP); pencatatan penyesuaian terhadap akun
PBD dilakukan dengan menggunakan akun HPP. Penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 71


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

akhir akun PBD- Menggunakan basis ini maka perusahaan sekaligus menetapkan
nilai moneter HPP dengan cara memindahkan akun-akun yang terkait dengan
transaksi pembelian (yaitu akun pembelian akun potongan pembelian, akun retur &
keringanan pembelian, dan akun biaya akun pembelian) ke akun HPP.
b. Berbasis akun Ikhtisar Laba/Rugi (ILR); pencatatan penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan menggunakan akun ILR. Penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo
akhir akun PBD

Pada ilustrasi ini membahas tentang pencatatan penyesuaian berbasis akun


Harga Pokok Penjualan (HPP). Berikut ini informasi tentang persediaan barang
dagangan yang diperlukan untuk pencatatan penyesuai berbasis akun HPP. UD.
AMANAH melakukan penghitungan fisik pada akhir periode dalam rangka penyusunan
laporan keuangan. Penghitungan fisik persediaan barang dagangan pada tanggal 31
Desember 2017

31/12 (a) Harga pokok penjualan 100.000.000


Persediaan barang dagangan 100.000.000
(Memindahkan/meng-nolkan saldo
awal PBD ke akun)

Berbasis akun HPP, pemindahan akun PBD dilakukan dengan meng—nol-kan


akun PBD ke akun HPP. Hal ini berarti HPP bertambah. Akun HPP bertambah maka di
debet karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan
akuntansi sehingga bertambah di debet. Oleh karena saldo akun PBD adalah elemen
Aset yang bersaldo normal debet maka peng-nol-an akun PBD di kredit sebesar saldo
akun PBD yang terdapat pada daftar saldo sebelum penyesuaian.

31/12 (b) Persediaan barang dagangan 75.000.000


Harga pokok penjualan 75.000.000
(Mencantumkan persediaan akhir PBD
berdasar perhitungan fisik)

Berbasis akun HPP, pengakuan penghitungan fisik BD ke akun PBD dilakukan


dengan cara mengurangi akun HPP. Hal ini berarti akun PBD bertambah. Akun PBD
bertambah maka di debet karena akun PBD merupakan elemen Aset yang berada di sisi

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 72


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun HPP berkurang maka di
kredit karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan
akuntansi sehingga berkurang di kredit

31/12 (c) Harga pokok penjualan 520.000.000


Pembelian 520.000.000
(Memindahkan akun pembelian ke
HPP)

Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuai dilakukan untuk memindahkan akun


Pembelian ke akun HPP. Akun HPP bertambah maka di debet karena akun HPP
merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga
bertambah di debet. Akun Pembelian berkurang maka di kredit.

31/12 (d) Potongan Pembelian 25.000.000


Harga Pokok Pembelian 25.000.000
(Memindahkan akun porongan pembelian
ke HPP)

Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuaian dilakukan untuk memindahkan


akun Potongan pembelian ke akun HPP. Akun Potongan pembelian bersaldo normal
kredit karena merupakan akun kontra dari akun Pembelian maka peng-nol-an akun
Potongan pembelian di debet. Potongan pembelian mengurangi HPP sehingga akun
HPP berkurang yang berarti akun HPP di kredit.

31/12 (e) Retur & Potongan Pembelian 5.000.000


Harga Pokok Penjualan 5.000.000
(Memindahkan akun retur & potongan
pembelian ke HPP)

Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuaian dilakukan untuk memindahkan


akun Retur & Potongan Pembelian ke akun HPP. Akun Retur & Potongan Pembelian
bersaldo normal kredit karena merupakan akun kontra dari akun Pembelian maka peng-
nol-an akun Retur & Potongan Pembelian di debet.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 73


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

31/12 (f) Harga pokok penjualan 10.000.000


Biaya angkut pembelian 10.000.000
(Memindahkan akun pembelian ke
HPP)

Berbasis akun HPP, pencatatan penyesuaian dilakukan untuk


memindahkan/meng-nol-kan akun Biaya angkut pembelian ke akun HPP. Akun HPP
bertambah maka di debet karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di
sisi kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun Biaya angkut
pembelian berkurang maka di kredit karena akun Biaya angkut pembelian merupakan
elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi sehingga berkurang di kredit.

Berdasar penjurnalan penyesuaian di atas maka UD. AMANAH melakukan


pemindahbukuan ke akun-akun yang sesuai sebagaimana yang tersaji berikut ini:

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
01/01 Awal 100.000 31/12 (a) Penyesuaian 100.000
31/12 (b) Penyesuaian 75.000
Saldo setelah
31/12
penyesuaian 75.000

HARGA POKOK PENJUALAN


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
31/12 (a) Saldo awal 100.000 31/12 (b) Saldo akhir 75.000
(d) Pot.
31/12 31/12
(c) Pembelian 520.000 Pembelian 25.000
(e) Retur &
31/12 31/12
(f) Biaya angkut 10.000 keringanan 5.000
Total 630.000 Total 105.000
Saldo setelah
31/12
penyesuaian 525.000

PEMBELIAN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ..... 400.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 74


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

01/08 10 HP A 10.000
02/08 5 HP B 7.500
03/08 20 Pulsa C 2.000
05/08 15 HP D 6.000
Sep-Des ..... 94.500
Saldo sebelum
31/12 penyesuaian 520.000 31/12 (c) Penyesuaian 520.000

POTONGAN PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ...... 20.000
06/08 Pot. Tunai 150
Sep-Des ...... 4.850
Saldo sebelum
31/12 (d) Penyesuaian 25.000 31/12 penyesuaian 25.000

RETUR & KERINGANAN PEMBELIAN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ...... 4.000
07/08 Pulsa C 100
Sep-Des ..... 900
Saldo sebelum
31/12 (e) Penyesuaian 5.000 31/12 penyesuaian 5.000

BIAYA ANGKUT PEMBELIAN


(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ...... 9.000
04/08 200
Sep-Des ...... 800
Saldo sebelum (f)
31/12 penyesuaian 10.000 31/12 Penyesuaian 10.000

2. Jurnal Koreksi
Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal
yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan penjurnalan dapat
berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah. Oleh karena jurnal yang salah
sudah terlanjur diposting, maka untuk membetulkan akun-akun diperlukan jurnal
koreksi dan jurnal koreksi tersebut harus diposting. Tiga langkah untuk menyusun jurnal
koreksi, yaitu:

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 75


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

a. Baliklah jurnal yang salah. Pembalikan ini berfungsi untuk menetralkan jurnal
yang salah.
b. Buatlah jurnal yang benar.
c. Gabungkanlah (1) dan (2) di atas.

Berikut dijelaskan 3 tipe kesalahan lainnya dengan cara-cara untuk


menanggulanginya:

a. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasi kesalahan ini adalah
transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk mengatasi kesalahan ini
cukup segera dilakukan penjurnalan atas transaksi yang bersangkutan, dengan
memberikan keterangan seperluya agar kesalahan tersebut dapat dierima oleh
pihak-pihak yang bersangkutan dengan pembukuan perusahaan.
b. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diakunkan. Untuk mengatasi
kesalahan ini, cukup segera dilakukan pengakunan kea kun yang bersangkutan.
c. Suatu transaksi jurnal pada akun atau dengan jumlah rupiah yang salah dan
diketahui sebelum dilakukan pengakunan ke buku besar. Perlu dilakukan koreksi
pada buku jurnal yaitu, pada nama akun yang salah, atau jumlah rupiah yang salah
buatlah sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif
mencolok, sehingga kesan tersebut segara dapat dilihat. Diatas nama akun atau
jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris tersebut, bubuhkan nama akun atau
jumlah rupiah uyang seharusnya.

E. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


1. Pengertian Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah
disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan
keuangan. Yang disesuaikan adalah nilai saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa
yang dinilai dan bagaimana cara menyesuaikan diatur dalam kaidah
akuntansi. Penyesuaian saldo pada akhir tahun atas sebagian saldo rekening yang
ada dalam neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan jurnal penyesuaian.
2. Tujuan dari Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Menurut aturan akuntansi, setelah Neraca Saldo disusun, tidak seluruh angka
saldo tersebut bisa dipakai untuk menyusun laporan keuangan karena sebagian

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 76


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

saldo Rekening/Perkiraan/Akun belum menunjukan nilai yang seharusnya. Oleh


karena itu sebagian saldo Rekening/Perkiraan/Akun perlu disesuaikan untuk
mendapatkan nilai yang seharusnya menurut aturan akuntansi.
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk ;
a. Mengoreksi kesalahan pembukuan/jurnal
b. Menilai kewajiban/hutang perusahaan yg harus dibayar (akrual)
c. Menilai pendapatan yang diterima perusahaan lebih awal dari yg seharusnya
(deferal)
d. Menilai penyusutan aktiva yang dimiliki perusahaan
3. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian
Berdasar akun-akun di buku besar setelah dilakukan pencatatan penyesuai maka
perusahaan membuat daftar saldo setelah penyesuaian sebagaimana tersaji dalam
ilustrasi berikut ini:

Daftar Saldo
Nama Akun
Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kas 15.000.000
Piutang Dagang 60.000.000
Persediaan Barang
75.000.000
Dagangan
Utang Dagang 23.000.000
Pribadi 18.000.000
Modal Ibu Aminah 22.000.000
Penjualan 720.000.000
Retur & Keringanan
14.000.000
Penjualan
Potongan Penjualan 6.000.000
Pendapatan lain-lain 10.000.000
Biaya Gaji 24.000.000
Biaya Sewa 27.000.000
Biaya Pengiriman Penjualan 6.000.000
Biaya Lain-lain 5.000.000
Harga Pokok Penjualan 525.000.000
Total 775.000.000 775.000.000

F. Penyusunan Laporan Laba/Rugi

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 77


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

1. Laporan laba rugi

Menyajikan hasil usaha perusaan dalam rentang waktu dan penghasilan


(income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh penghasilan
tersebut pada periode yang sama. Penghasilan meliputi pendapatan (revenue) dan
keuntungan (gain), sedangkan beban meliputi beban itu sendiri dan kerugian (loss).
Prosedur penentuan laba – rugi periodik adalah dengan menandingkan penghasilan
dengan beban – beban yang dikeluarkan dalam rangka mencapai penghasilan tersebut.

2. Dasar Akrual

Dalam menentukan elemen-elemen laba-rugi (pendapatan, biaya, untung dan


rugi), akuntansi menggunakan dasar akrual (Acrual basis), bukan dasar tunai (Cash
basis). Pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi penjualan barang dagangan bukan
sekedar saat diterimanya kas. Beban diakui ketika upaya untuk meciptakan pendapatan
telah selesai dilakukan bukan sekedar saat dikeluarkannya kas.

Bagaimana agar penyajian laba rugi periodik dapat terpenuhi pada laporan laba rugi.

a. Memuat segenap penghasilan dan beban pada periode yang bersangkutan


b. Disusun dalam posisi vertikal
c. Memisahkan pendapatan dan biaya usaha dari pendapat dan biaya di luar usaha.

Informasi yang dicantumkan pada laporan laba rugi

a. Nama perusahaan
b. Laporan laba rugi sebagai judul laporan
c. Periode laporan
d. Elemen – elemen laba rugi

3. Manfaat Laporan Laba – Rugi


Manfaat laporan laba rugi sebagai berikut:

a. Tolok ukur keberhasilan perusahaan


b. Titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada periode berikutnya
c. Media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 78


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Pada perusahaan dagang, elemen pengurang penjualan untuk memperoleh laba


kotor adalah Harga Pokok Penjualan (HPP). Selanjutnya perusahaan dapat menghitung
harga pokok penjualan, penghitungan laba/rugi, dan menyusun laporan laba/rugi.
Ilustrasi berikut adalah penghitungan HPP dan laporan laba/rugi UD. AMANAH untuk
periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2017.

UD AMANAH
HPP (Harga Pokok Penjualan)
Periode berakhir 31 Desember 2017

Persediaan Awal, 01/01/2017 Rp 100.000.000


Pembelian Rp 520.000.000
(-) Potongan pembelian Rp (25.000.000)
(-) Retur & keringanan pembelian Rp (5.000.000)
Rp 490.000.000
(+) Biaya angkut pembelian Rp 10.000.000
Harga perolehan BD yang dibeli 1 periode Rp 500.000.000
Barang dagangan siap dijual untuk 1 periode Rp 600.000.000
(-) Persediaan akhir, 31/12/2017 Rp (75.000.000)
Harga pokok penjualan Rp 525.000.000

UD AMANAH
Laporan Laba Rugi
Periode berakhir 31 Desember 2017

Penjualan Rp 720.000.000
(-) Retur & keringanan penjualan Rp (14.000.000)
(-) Potongan penjualan Rp (6.000.000)
Penjualan bersih Rp 700.000.000
(-) Harga pokok penjualan Rp (525.000.000)
Laba bruto Rp 175.000.000
(-) Biaya operasional Rp (57.000.000)
Laba operasional Rp 118.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 10.000.000
(-) Biaya lain-lain Rp (5.000.000)
Laba (rugi) non-operasional Rp 5.000.000
Laba (rugi) bersih Rp 123.000.000

G. Pencatatan Penutup
1. Akun Permanen Dan Akun Temporer

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 79


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Buku besar meliputi enam kelompok elemen laporan keuangan. Elemen-elemen


tersebut adalah aset ,kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, dan prive. Tiga elemen
terakhir (pendapatan, beban, dan prive) adalah kelompok akun temporer atau nominal
yang menyajikan tentang kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi tertentu.
Jurnal penutupan dilakukan untuk tiga elemen tersebut, karena akun-akun tersebut tidak
boleh dibawa keperiode selanjutnya. Dengan kata lain, penutupan digunakan untuk
membatasi periode kinerja perusahaan hanya pada tanggal tertentu, tidak untuk dibawa
ke periode selanjutnya.
2. Penyusunan Jurnal Penutup
Proses penutupan akun temporer dilakukan dengan empat tahap berikut.

a. Tahap pertama menutup akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi


b. Tahap kedua menutup akun beban ke akun ikhtisar laba-rugi
c. Tahap ketiga menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun ekuitas
d. Tahap empat menutup akun prive ke akun ekuitas
3. Prosedur Penutupan Alternatif

Pada penutupan akun terlebih dahulu meliputi empat tahap. Di samping itu harus
dibentuk akun baru yaitu ikhtisar laba-rugi, sebagai akun lawan dari akun-akun
pendapatan dan beban yang ditutup. Perusahaan dapat menyelenggarakan penutupan
akun dengan melakukan satu kali penjurnalan saja. Akun ikhtiar laba-rugi tidak perlu
dibentuk dan dampaknya laba-rugi dan prive langsung dipindahkan ke ekuitas.

Laba/rugi yang dihasilkan perusahaan selama satu periode merupakan bagian


dari pemilik sehingga setelah penyusunan laporan laba/rugi perusahaan memindahkan
laba/rugi tersebut ke modal pemilik. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan
pengembalian modal (di perusahaan perseorangan berupa pengambilan pribadi) ke
modal dengan cara memindahkan akun pribadi ke akun Modal. Untuk memindahkan
akun-akun di atas maka perusahaan melakukan pencatatan penutup (closing entries).

Akun-akun yang dipindahkan (ditutup) ke modal setiap akhir periode terdiri dari
akun-akun yang merupakan elemen Pendapatan, Biaya, Pengambilan modal, dan akun
kliring (menggunakan metode Periodik, akun kliring terdiri dari akun Ikhtisar laba/rugi
dan akun HPP). Oleh karena itu empat jenis akun tersebut lazim disebut dengan akun
temporer/sementara (temporary accounts).

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 80


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Berikut ini adalah pencatatan penutup (pernjurnalan dan pemindahbukuan) di


UD. Amanah

31/12 (a) Ikhtisar Laba Rugi (ILR) 525.000.000


HPP 525.000.000
(Menutup akun HPP ke akun ILR)

Akun HPP bersaldo normal debet. Oleh karena itu penutupan akun HPP ke akun
ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun HPP. Akun ILR di
debet _untuk menampung akun HPP yang bersaldo normal debet.

31/12 (b) Penjualan 720.000.000


Retur Penjualan 14.000.000
Potongan penjualan 6.000.000
Ikhtisar Laba Rugi (ILR) 700.000.000
(Menutup akun Penjualan & akun-
akun kontra dari akun penjualan ke
akun ILR)

Akun Penjualan bersaldo normal kredit, sedangkan akun kontra-nya, yaitu akun
Potongan penjualan dan akun Retur Penjualan, bersaldo normal kredit, oleh karena itu
penutupan akun dilakukan dengan cara mendebet akun Penjualan, dan mengkredit
akun—akun Potongan penjualan dan Retur Penjualan. Akun ILR di kredit sebesar nilai
bersih penjualan. Akun ILR di kredit untuk menampung penjualan bersih yang bersaldo
normal kredit

31/12 (c) Pendapatan lain-lain 10.000.000


Ikhtisar Laba Rugi (ILR) 10.000.000
(Menutup akun pendapatan non-
penjualan ke akun ILR)

Akun pendapatan lain-lain bersaldo normal kredit, oleh karena itu penutupan
akun pendapatan lain-lain ke akun ILR dilakukan dengan cara mendebet akun
pendapatan lain-lain, dan mengkredit akun ILR. Akun ILR di kredit untuk menampung
saldo akun Pendapatan lain-lain yang bersaldo normal kredit.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 81


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

31/12 (d) Ikhtisar Laba Rugi (ILR) 62.000.000


Biaya Gaji 24.000.000
Biaya Sewa 27.000.000
Biaya Pengiriman penjualan 6.000.000
Biaya lain-lain 5.000.000
(Menutup akun-akun biaya ke ILR)

Akun—akun biaya bersaldo normal debet, oleh karena itu penutupan akun—
akun biaya ke akun ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun—
akun biaya. Akun ILR di debet untuk menampung akun-akun biaya yang bersaldo
normal debet.

31/12 (e) Ikhtisar Laba Rugi (ILR) 123.000.000


Modal Ibu Aminah 123.000.000
(Menutup akun ILR ke modal)

UD. AMANAH memperoleh laba untuk periode 2017 sehingga akun ILR
bersaldo kredit, oleh karena itu, menutup akun ILR ke akun Modal berarti mendebet
akun ILR dan mengkredit akun Modal. Akun Modal di kredit karena laba menambah
modal yang berarti akun Modal bertambah (di kredit)

31/12 (f) Modal Ibu Aminah 18.000.000


Prive Ibu Aminah 18.000.000
(Menutup akun pribadi ke modal)

Akun Prive bersaldo normal debet. Menutup akun Prive ke akun Modal berarti
mendebet akun Modal dan mengkredit akun Prive. Akun Modal di debet karena
pengambilan pribadi mengurang modal yang berarti akun Modal berkurang (di debet).

Berikut ini akun-akun nominal di UD. AMANAH per 31 Desember 2017 terkait
setelah dilakukan pencatatan penutup.

PENJUALAN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 82


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Jan-Jul ..... 600.000


19/08 5 HP A 6.000
20/08 3 HP B 4.800
21/08 10 Pulsa C 1.010
23/08 Tunai 2.500
Sep-Des ..... 85.690
Saldo sebelum
31/12 (b) Penutup 700.000 31/12 penyesuaian 700.000
Saldo setelah
31/12 penyesuaian 0

HARGA POKOK PENJUALAN


(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
31/12 (a) Saldo awal 100.000 31/12 (b) Saldo akhir 75.000
(d) Pot.
31/12 (c) Pembelian 520.000 31/12 Pembelian 25.000
(e) Retur
31/12 (f) Biaya angkut 10.000 31/12 Pembelian 5.000
Total 630.000 Total 105.000
Saldo sebelum
31/12 penyesuaian 525.000 31/12 (a) Penutup 525.000
Saldo setelah
31/12 penyesuaian 0

Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit


31/12 (a) HPP 525.000 31/12 (b) Penjualan net. 700.000
31/12 (d) Biaya-biaya 62.000 31/12 (c) Pendapatan lain-lain 10.000
(e) ke laba
31/12 ditahan 123.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

POTONGAN PENJUALAN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ...... 5.000
24/08/2008 Potongan tunai 96
Sep-Des ...... 904
(b)
31/12/2008 Saldo sebelum penyesuaian 6.000 31/12/2008 Penutup 6.000
31/12/2008 Saldo setelah penutupan 0

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 83


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

RETUR PENJUALAN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ...... 10.000
25/08 HP A 1.200
Sep-Des ..... 2.800
(b)
31/12 Saldo sebelum penyesuaian 14.000 31/12 Penutup 14.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

BIAYA GAJI (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Des ..... 24.000
Saldo sebelum (d)
31/12 penyesuaian 24.000 31/12 Penutup 24.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

PENDAPATAN LAIN-LAIN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-
Des ..... 10.000
Saldo sebelum
31/12 (c) Penutup 10.000 31/12 penyesuaian 10.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

BIAYA SEWA (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Des ..... 27.000 .....
Saldo sebelum (d)
31/12 penyesuaian 27.000 31/12 Penutup 27.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

BIAYA PENGIRIMAN PENJUALAN


(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ..... 5.000
22/08 50
Sep-Des ..... 950

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 84


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

(d)
31/12 Saldo sebelum penyesuaian 6.000 31/12 Penutup 6.000
31/12/ Saldo setelah penutupan 0

PRIVE Ibu Aminah (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Des Pengambilan 18.000
Saldo sebelum (f)
31/12 penyesuaian 18.000 31/12 Penutup 18.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

BIAYA LAIN-LAIN (Dalam ribuan Rp)


Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
... Des ... 27.000
Saldo sebelum (d)
31/12 penyesuaian 27.000 31/12 Penutup 27.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0

MODAL IBU AMINAH


(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
01/01 Saldo awal 22.000
31/12 (f) Penutup 18.000 31/12 (e) Penutup 123.000
Total (setelah Total (setelah
31/12 penutupan) 18.000 31/12 penutupa) 125.000
Saldo setelah
31/12 penutupan 127.000

H. Penyusunan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Dan Neraca


1. Laporan perubahan ekuitas
Menyajikan informasi perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan
dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu.

Laporan perubahan ekuitas terbagi menjadi tiga, yaitu:


1. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseorangan
Pemilih perusahaan perseoraang adalah individu tertentu. Pada saat pertama
kali perusahaan didirikan dan mulai beroprasi, ekuitas perusahaan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 85


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

merupakan kontribusi dari pemiliknya. Tambahan ekuitas dapat diperoleh


dari laba bersih yang diperoleh dan setoran tambahan dari pemilik.
2. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseketuan
Pemilik perusahaan persekutuan adalah dua orang atau lebih. Dengan
demikian harus diikuti dengan seksama setoran modal dan prive para sekutu.
Selain itu perlu diperhatikan secara intens tata cara pembagian laba rugi yang
disepakati.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseroan
Pemilik dalam perusahaan perseroan ditandai dengan kepemilikan saham.
Laba perusahaan perseroan di alokasikan menjadi :
a. Deviden, yakni laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.
b. Saldo laba, yaitu laba yang tidak dibagi dan tetap berada di perusahaan

Setelah menyelesaikan pencatatan penutup maka UD. AMANAH


menyusun laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Untuk
penyederhanaan, laporan arus kas tidak ditampilkan untuk bab ini, demikian
pula untuk catatan pembalik tidak dibuat karena dianggap tidak ada transaksi
yang perlu diantisipasi kesalahan pencatatannya di masa datang ataupun juga
tidak ada transaksi yang dicatat menggunakan metode laba/rugi (nominal).

Berikut ini akan disajikan ilustrasi mengenai laporan perubahan modal


untuk periode 2017. Ilustrasi selanjutnya disajikan juga neraca per 31 Desember
2017 UD AMANAH:

UD AMANAH
Laporan Perubahan Modal)
Untuk Periode berakhir 31 Desember 2017

Modal, Ibu Amanah per 1 Januari 2017 Rp 22.000.000


Laba (Rugi) bersih untuk periode 2017 Rp 123.000.000
(-) Pengambilan prive Rp (18.000.000)
Tambahan bersih Rp 107.000.000

Modal, Ibu Amanah per 31 Desember 2017 Rp 127.000.000

2. Laporan Posisi keuangan/Neraca

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 86


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah laporan keuangan yang secara


sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan( aset, kewajiban, dan ekuitas)
pada suatu tanggal tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan
ini dibuat untuk meyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya
mengenai aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Masing-masing unsur aset,
kewajiban dan ekuitas selanjutnya dikelompokan menjadi kelompok-kelompok
yang menyajikan informasi tambahan kepada para pemakai laporan keuangan.

A. Laporan Posisi Keuangan/Neraca Format Akun


NERACA

Aset Kewajiban dan Ekuitas


Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Aset Taklancar: Kewajiban Jangka Panjang
• Investasi jangka panjang Ekuitas
• Aset Tetap
• Aset Takberwujud

B. Laporan Posisi Keuangan/Neraca Format Laporan


NERACA
Aset
Aset Lancar
Aset Taklancar:
• Investasi jangka panjang
• Aset Tetap
• Aset Tak berwujud
Kewajiban
• Kewajiban Jangka Pendek
• Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas

UD AMANAH
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2017

Kas 15.000.000 Utang dagang 23.000.000

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 87


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Piutang Dagang 60.000.000 Modal Ibu Aminah 127.000.000


Persediaan barang dagangan 75.000.000
Total 150.000.000 Total 150.000.000

I. Laporan Arus Kas


Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu. laporan arus kas menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas. Tiga kelompok tersebut adalah
kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Kegiatan operasi mencakup seluruh
kegiatan pokok dan rutin perusahaan. Kegiatan investasi meliputi transaksi yang terkait
dengan pembelian dan penjualan aset untuk investasi yang dilakukan selama tahun
buku. Kegiatan pendanaan meliputi seluruh transaksi pemerolehan dan penggunaan
dana perusahaan.
Laporan arus kas menggunakan metode cash basis, sehingga berdasar pada
informasi yang terdapat pada akun kas walaupun secara metode arus kas dapat dibuat
dengan pendekatan laba/rugi. Saldo kas yang terdapat di neraca memiliki nilai yang
sama dengan saldo awal dan saldo akhir kas yang dilaporkan pada laporan arus kas.
Perlu dipahami juga kegiatan utama perusahaan pelapor untuk menghasilkan
laporan arus kas yang tepat. Pembelian kendaraan sebagai contoh, tidak selalu masuk
ke dalam kegiatan investasi. Bagi perusahaan yang bergerak dalam jual beli kendaraan,
kendaraan yang dibeli dengan tujuan dijual kempbali dicatat dalam kelompok arus kas
dari kegiatan operasi. Beda halnya jika perusahaan tersebut membeli kendaraan untuk
kegiatan operasional, maka dicatat ke dalam kelompok arus kas untuk kegiatan
investasi.

J. Pemanfaatan Neraca Lajur (Worksheet)

Siklus akuntansi akhir periode membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan


kecepatan dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk membantu penyelesaian siklus
akuntansi akhir periode ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai
neraca lajur (worksheet). Sebagai alat bantu neraca lajur dapat dirancang sesuai
kebutuhan sepanjang penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan
keuangan. Salah satu bentuk neraca lajur yang diharapkan dapat membantu adalah
neraca lajur 12 kolom yang terdiri dari 6 pasang kolom (masing—masing terdiri dari

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 88


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

sisi debet dan kredit) yaitu kolom untuk menampung daftar saldo sebelum penyesuaian,
pencatatan penyesuai, daftar saldo setelah penyesuaian, laba/rugi, pencatatan penutup,
dan neraca.

Sebagian besar pembelajar akuntansi mengenal dan mempraktikkan


penggunaan neraca lajur 10 kolom. Namun demikian, neraca lajur 10 kolom sebenarnya
berisiko memunculkan beberapa ketidak-konsistenan sebagai berikut:

a. Akun Prive merupakan akun pengambilan modal yang bersifat sementara dan
tidak tercantum di neraca karena ditutup pada saat pencatatan penutup tetapi di
neraca lajur 10 kolom justru tercantum di kolom Neraca.
b. Saldo akun Modal setelah dilakukan pencatatan penutup seharusnya berubah
tetapi di neraca lajur 10 kolom tercantum di kolom Neraca sebesar saldo awal.
Dengan demikian, kolom Neraca tidak sepenuhnya membantu dalam pembuatan
laporan keuangan, khususnya pembuatan neraca dan laporan perubahan modal.
c. Akun Ikhtisar laba/rugi, yang merupakan akun kliring yang dibuka dan langsung
ditutup untuk kepentingan proses pencatatan penutup, tidak tercantum di neraca
lajur 10 kolom. Hal ini berarti tidak membantu dalam penyusunan laporan
laba/rugi. Ketidak-tersediaan akun Ikhtisar laba/rugi ini juga menjadikan
penghitungan laba/rugi mengandalkan jumlah penghitungan yang terdapat di
kolom Laba/rugi; tidak terdapat alat yang berfungsi sebagai cross-check tentang
penghitungan laba/rugi perusahaan.
d. Penempatan nilai moneter “Penghitungan laba/rugi” yang tercantum di kolom
Laba/rugi neraca lajur 10
e. kolom harus ditulis pada posisi yang berkebalikan ketika dicantumkan di kolom
Neraca. Jika perusahaan menghasilkan laba maka “Penghitungan laba/rugi”
dicantumkan di kolom Laba/rugi di sisi Debet tetapi dicantumkan di kolom
Neraca di sisi Kredit. Hal sebaliknya juga terjadi jika pamsahaan mengalami
rugi. Perlakuan ini mencerminkan ketidak-konsistenan dengan perlakuan
terhadap akun-akun yang lain. “Penghitungan laba/rugi” bukan sebuah akun
tetapi justru dicantumkan di kolom Neraca.
f. Dibandingkan daftar saldo setelah penyesuaian, pencatatan penutup adalah
fungsi akuntansi yang lebih penting karena harus dilakukan pada saat
penyusunan laporan keuangan. Di neraca lajur 10 kolom, yang terjadi adalah

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 89


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

justru daftar saldo setelah penyesuaian mengesankan lebih penting dibanding


pencatatan penutup.

Dengan menggunakan neraca lajur 12 kolom, beberapa ketidak-konsistenan


yang terdapat di neraca lajur 10 kolom dapat dihilangkan. Ketersediaan kolom
Pencatatan penutup membantu perusahaan dalam proses pencatatan penutup, dan
kolom Neraca dapat difungsikan untuk penyusunan neraca. Artinya, penggunaan
neraca lajur 12 kolom akan memudahkan perusahaan dalam. Penyusunan laporan
keuangan, bukan justru mempersulit.

Berikut adalah langkah-langkah pengisian neraca lajur:


Langkah 1: Masukkan nama rekening buku besar dan saldonya ke kolom nama
akun dan ke kolom neraca saldo.
Setelah semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan di posting, neraca
saldo disiapkan untuk memverifikasi bahwa saldo debit dan saldo kredit rekening adalah
sama, sebagaimana pada tabel neraca saldo sebelum penyesuaian di atas. Pada neraca
lajur, kolom neraca saldo diisikan sesuai saldo yang terdapat di buku besar atau dari
neraca saldo di atas.
Langkah 2: Masukkan ayat penyesuaian yang perlu ke dalam kolom penyesuaian.
Ayat penyesuaian dimasukkan pertama kali ke dalam neraca lajur pada kolom
penyesuaian. Setelah neraca lajur dilengkapi, ayat penyesuaian dicatat ke dalam jurnal.
Untuk mempermudah di dalam penjurnalan dan melokalisir kesalahan, setiap ayat
penyesuaian diberikan tanda huruf sehingga bagian debit ayat penyesuaian dapat dicek
silang dengan bagian kredit ayat penyesuaian.
Pemuatan penyesuaian diselenggarakan sebelum penjurnalan penyesuaian tersebut.
Sehingga, pemuatan penyesuaian arus dilakukan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Lakukanlah satu per satu secara urut, dan kaitkanlah dengan akun-akun yang tepat.
Setelah semua penyesuaian termuat pada lajur yang seharusnya, pastikanlah jumlah
keseluruhan sisi debit sama dengan jumlah keseluruhan sisi kreditnya.
Langkah 3: Menyiapkan neraca saldo setelah dilakukan penyesuaian.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 90


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP) adalah neraca saldo yang sudah
memuat penyesuaian. Tata cara penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian adalah
dengan menggabungkan angka-angka pada neraca saldo dengan angka-angka yang ada
di kolom penyesuaian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Debit,
maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi debit di
neraca saldo setelah penyesuaian.
b. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Kredit,
maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan
pastikanlah sisi yang berkompeten.
c. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Kredit,
maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi kredit di
neraca saldo setelah penyesuaian.
d. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Debit,
maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan
pastikanlah sisi yang berkompeten.
Apabila di dalam kolom penyesuaian tidak ada yang perlu disesuaikan, maka
angka yang tercantum pada Neraca Saldo langsung menjadi angka pada Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Angka-angka pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian inilah yang
akan menjadi dasar pada laporan keuangan.

Langkah 4: Isikan angka-angka yang masuk ke dalam kolom Laba-Rugi


Langkah pengisian kolom laba-rugi dilakukan dengan memindahkan angka-angka dari
akun pendapatan dan beban dari neraca saldo setelah penyesuaian. Lakukan secara urut
dari akun yang posisinya terletak di paling atas, seterusnya ke akun-akun dibawahnya.
Kemudian jumlahkan sisi debit dan kredit lajur laba-rugi.
Jika:
a. Jumlah Kredit lebih besar daripada Debit, berarti pendapatan selama periode tersebut
lebih besar daripada beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan memperoleh Laba.
b. Jumlah Kredit lebih kecil daripada Debit, berarti pendapatan selama periode tersebut
lebih kecil daripada beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan mengalami Rugi

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 91


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

c. Jumlah Kredit sama dengan jumlah Debit, berarti pendapatan yang diterima sama besar
dengan beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan tidak memperoleh laba maupun
mengalami rugi.
Setelah menemukan selisih debit dan kredit maka letakkan selisih tersebut ke
akun Ikhtisar Laba-Rugi yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memperolah
laba atau rugi.

Langkah 5: Isikan angka-angka yang masuk ke dalam kolom Neraca


Tata cara pengerjaan kolom Neraca adalah :
a. Pindahkan semua akun-akun aktiva, kewajiban, modal, dan prive yang terdapat di
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ke lajur Neraca sesuai dengan debit dan kreditnya
b. Pindahkan akun ikhtisar laba-rugi yang ada di lajur Laba-Rugi baris terbawah ke lajur
Neraca. Apabila akun ikhtisar laba rugi di lajur Laba-Rugi terletak di debit, maka
pindahkan ke sisi kredit di lajur Neraca. Sebaliknya, jika akun ikhtisar laba rugi pada
lajur Laba-Rugi berada di sisi kredit, maka pindahkan ke sisi debit di lajur Neraca.
Sesudah penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan, ada saru proses akuntansi yang
dapat dilakukan. Tahapan ini diselenggarakan apabila diperlukan, dalam arti ini adalah
optional atau bukan prosedur yang wajib dalam siklus akuntansi. Apabila tahap ini
diselenggarakan dan berlangsung pada hari pertama periode akuntansi yang baru.

Tahap yang dimaksud adalah penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian
kembali. Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun
permanen ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal
penyesuaian.

Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula
dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya, yang semula disisi debit dipindahkan ke
sisi kredit Neraca lajur 12 kolom dan 10 kolom untuk UD. AMANAH sebagai berikut:

UD. AMANAH
Neraca Lajur (12 kolom)
(Pencatatan Penyesuai Berbasis HPP - Metode Periodik)
31 Desember 2017

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 92


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 93


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

UD. AMANAH
Neraca Lajur (10 Kolom)
Pencatatan Penyesuaian Berbasis HPP - Metode Periodik
31 Desember 2017

K. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen
ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian.
Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula
dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya. Jurnal pembalikan ini dibuat manakala
diperlukan, dengan tujuan agar tidak mengganggu pencatatan akuntansi periode
berikutnya.

Rangkuman
a. Siklus akuntansi akhir periode dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus
akuntansi akhir periode dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat dibuat
secara efektif, efisien, dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 94


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

b. Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyartainya. Saldo akun
diambil dari saldo terakhir yang ada dis etiap akun di Buku Besar. Neraca saldo yang benar
menuntut adanya kesamaan seluruh jumlah pendebitan dengan seluruh jumlah
pengkreditan.
c. Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo sebelum
penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (NSSP) berisi
saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum
dilakukan pencatatan penyesuaian. Tujuan pembuatan membuat NSSP adalah mengetahui
saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan akuntansi.
d. Pencatatan penyesuaian di perusahaan dagang sebenarnya sama dengan yang dilakukan
dalam di perusahaan jasa. Menggunakan metode Periodik, satu (1) transaksi tambahan
yang memerlukan pencatatan penyesuaian yaitu yang berkaitan dengan akun Persediaan
barang dagangan (PBD). Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan
transaksi dan jurnal yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan
penjurnalan dapat berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah.
e. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan dengan
keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan. Yang disesuaikan
adalah nilai saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa yang dinilai dan bagaimana cara
menyesuaikan diatur dalam kaidah akuntansi. Penyesuaian saldo pada akhir tahun atas
sebagian saldo rekening yang ada dalam neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan
jurnal penyesuaian.
f. Laporan laba rugi menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu dan
penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh
penghasilan tersebut pada periode yang sama. Penghasilan meliputi penjualan sebagai
sumber pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain), sedangkan beban meliputi beban-
beban yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan dan kerugian (loss).
g. Proses penutupan akun temporer dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap pertama
menutup akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi, tahap kedua menutup akun beban ke
akun ikhtisar laba-rugi, tahap ketiga menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun ekuitas,
tahap empat menutup akun prive ke akun ekuitas
h. Laporan perubahan modal (ekuitas) menyajikan informasi perubahan ekuitas perusahaan
akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi
tertentu. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 95


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

keuangan perusahaan( aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu. Neraca
disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk meyajikan informasi
keuangan yang relevan dan dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan. Masing-masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas selanjutnya dikelompokan
menjadi kelompok-kelompok yang menyajikan informasi tambahan kepada para pemakai
laporan keuangan.
i. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu. laporan arus kas menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas. Tiga kelompok tersebut adalah kegiatan
operasi, investasi, dan pendanaan. Kegiatan operasi mencakup seluruh kegiatan pokok dan
rutin perusahaan. Kegiatan investasi meliputi transaksi yang terkait dengan pembelian dan
penjualan aset untuk investasi yang dilakukan selama tahun buku. Kegiatan pendanaan
meliputi seluruh transaksi pemerolehan dan penggunaan dana perusahaan.
j. Siklus akuntansi akhir periode membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan kecepatan dalam
penyusunan laporan keuangan. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir
periode ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur
(worksheet). Sebagai alat bantu neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan sepanjang
penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan
Jurnal pembalik diselenggarakan apabila diperlukan, dalam arti ini adalah
optimal/bukan prosedur yang wajib dalam siklus akuntansi. Apabila tahap ini
diselenggarakan dan berlangsung pada hari pertama tahap yang dimaksud adalah
penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian kembali. Jurnal pembalikan
adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer.
Jurnal pembalikan ini dibuat manakala diperlukan, dengan tujuan agar tidak
mengganggu pencatatan akuntansi periode berikutnya.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 96


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Tugas
Informasi berikut ini menunjukkan sebagian Informasi dari neraca saldo milik PT Bunaken
Indah per 28 Februari 2018

Nama Akun Jumlah (Rp)

Persediaan per 31 Januari 2018 12.000.000

Retur penjualan 750.000

Kas 25.000.000

Piutang usaha 15.000.000

Penjualan 6.750.000

Potongan penjualan 675.000

Pembelian 8.000.000

Biaya angkut pembelian 600.000

Beban sewa gudang 1.000.000

Beban sewa gedung 1.500.000

Beban administrasi 1.000.000

Beban penjualan 900.000

Beban pajak penghasilan 1.500.000

Informasi dari hasil perhitungan persedian per 28 Februari 2018 menunjukkan jumlah
Rp60.000

Diminta:

1. Hitunglah beban pokok penjualan sejak awal tahun hingga akhir bulan Februari 2018
2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat beban pokok penjualan dengan membentuk
akun beben pokok penjualan

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 97


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

3. Hirunglah laba bersih selama dua bulan


4. Susunlah neraca saldo setelah penyesuaian
5. Buatlah neraca lajur.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 98


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

Tes Formatif
1. Daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya, yang jumlah dalam saldo akhir
tersebut diambil dari saldo terakhir yang ada di setiap akun di buku besar, dalam akuntansi
dikenal sebagai apa?
A. Neraca Saldo
B. Pencatatan penyesuaian
C. Laba rugi
D. Jurnal penutup
E. Saldo Laba

2. Laporan keuangan apa yang menyajikan hasil usaha perusahan dalam rentang waktu dan
penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh
penghasilan tersebut pada periode yang sama?
A. Neraca
B. Laporan perubahan modal
C. Saldo Laba
D. Neraca Lajur
E. Laporan laba rugi

3. Berikut ini, yang tidak termasuk dalam tipe kesalahan dalam posting neraca saldo adalah
A. Terlewat tidak di posting
B. Menganggap transaksi non kas dengan mendebit kas
C. Terlalu banyak angka 0 dalam transaksi
D. Daftar akun tidak sesuai dengan standar akuntansi
E. Sengaja tidak dicatat

4. Yang perlu dibuat ketika terjadi kekeliruan dalam melakukan pencatatan transaksi
A. Jurnal transaksi
B. Jurnal koreksi
C. Jurnal penyesuaian
D. Jurnal pembalik
E. Jurnal pengembalian

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 99


MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

5. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian, kecuali


A. Menilai depresiasi, amortisasi, dan deplesi
B. Memperbaiki kesalahan pembukuan
C. Menilai kewajiban yang masih terutang
D. Menilai pendapatan yang akan diterima
E. Semua jawaban benar

6. Akun yang digunakan untuk mencatat transaksi dan tidak perlu di balik pada akhir periode
A. Akun laba-rugi
B. Akun neraca
C. Akun permanen
D. Akun temporer
E. Akun pendapatan

7. Laporan keuangan yang berfungsi untuk melaporkan hal terkait dengan pihak pemilik
A. Neraca
B. Laba rugi
C. Aliran kas
D. Perubahan ekuitas
E. Catatan atas laporan keuangan

8. Format neraca lajur yang berpotensi untuk menimbulkan permasalahan


A. 8 kolom
B. 10 kolom
C. 12 kolom
D. 3 kolom
E. Semuanya benar

9. Yang harus dilakukan ketika tidak ada penyesuaian


A. pindahkan angka neraca saldo ke neraca saldo setelah penyesuaian

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 100
MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN

B. balik angka pada jurnal penyesuaian lalu pindahkan ke neraca saldo setelah
penyesuaian
C. selisihkan angka pada neraca saldo dengan laba rugi untuk diisikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian
D. tidak ada yang benar
E. A,B, dan C benar

10. Manfaat jurnal pembalik adalah


A. Memastikan seluruh transaksi sudah tercatat
B. Memudahkan pencatatatan laba rugi
C. Menghindari salah penilaian
D. Melengkapi siklus akuntansi
E. Meng-nolkan saldo akun temporer

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 101
DAFTAR PUSTAKA

Accounting Principles Board. (1970). “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements of Business Enterprises”. Accounting Principles Board Statement
No. 4. New York: AICPA.

Dyson, J.R. (2010). Accounting for non-accounting students. 8th edition. England: Pearson
Education Limited.

Kartikahadi, Hans. Dkk. (2016) Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Jakarta.

Suwardjono. (2002). Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data – Pendekatan Sistem.


Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.

Warren, Fess, and Reeve. (2016). Accounting Principles. 21th ed. Ohio: South-Western
Publishing, Co.

Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi di Perusahaan Dagang.
Yogyakarta. Penerbit: Asghard Chapter.

Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi Itu Ternyata Logis dan
Mudah. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit: Asghard Chapter.

Yusuf, Al. Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi7. Yogyakarta: STIE YKPN.

MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 100
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 115

Anda mungkin juga menyukai