MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN iii
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISTILAH
1. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena
pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera dalam syarat
pembayaran.
2. Disbursement Journal atau Cash Payment Journal adalah Jurnal Pengeluaran Kas
digunakan untuk mencatat semua transaksi yang mngurangi kas atau tempat transaksi
yang menggunakan kas
3. Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok barang yang telah laku dijual
4. Jurnal Koreksi adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal yang salah
sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait.
5. Jurnal Khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat
rutin.
6. Jurnal Pembalik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke
akun temporer.
7. Laporan Arus Kas adalah informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu, menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang menyebabkan
bertambah atau berkurangnya kas
8. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO) adalah metode ini
mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama
terjual.
9. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO) adalah metode yang
diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang dijual pertama, sehingga
persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang paling awal diperoleh.
10. Metode Rata Rata adalah biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan
pembelian) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata
per unit.
11. Metode Perpetual adalah catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali
terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui
kuantitas dan nilai persediaanya setiap saat.
12. Metode Periodik adalah jumlah persediaan ditentukan secara berkala (periodik) dengan
melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan
untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu.
13. Metode identifikasi adalah sesuatu yang khusus lazimnya diaplikasikan untuk
perdagangan atau produksi barang dagang yang khusus atau unik dan lazimnya bernilai
tinggi.
14. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan
perusahaan (aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu.
15. Neraca Saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya. Saldo
akun diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada disetiap akun.
16. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian adalah berisi saldo-saldo setiap akun yang
terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai
17. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan
dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan.
18. Neraca Lajur (worksheet) adalah kertas kerja untuk membantu penyelesaian siklus
akuntansi akhir periode.
19. Rabat adalah pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, biasanya
mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga.
20. Retur Penjualan adalah pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan
(baik sebagian ataupun seluruhnya).
21. Trade Discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga resmi
yang tertera pada daftar harga atau katalog.
PENDAHULUAN
Relevansi
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar, dan disusun dengan urutan sebagai berikut.
• Kegiatan Belajar 1: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku
Jurnal Umum
• Kegiatan Belajar 2: Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku
Jurnal Khusus
• Kegiatan Belajar 3: Pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode
periodik/fisik dan perpetual dengan asumsi arus harga pokok FIFO,
LIFO, dan rata-rata/Average
• Kegiatan Belajar 4: Neraca Saldo, Penyesuaian Perusahaan Dagang, dan penyelesaian
Kertas kerja, penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang,
meliputi: Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, disertai pembuatan Jurnal
Penutup, serta pembuatan Jurnal Pembalik.
Petunjuk Belajar
Kegitan belajar materi Akuntansi Perusahaan Dagang yang sedang Anda ikuti saat ini dapat
berjalan lancar dan sesuai dengan harapan Anda jika Anda mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut:
1. Silahkan baca dan pahami setiap kegiatan belajar secara berutan mulai dari tahap awal
sampai akhir.
2. Pelajari kegiatan belajar secara berurutan. Selesaikan Kegiatan Belajar 1 terlebih dahulu
sampai tuntas, sebelum Anda melanjutkan pada kegiatan belajar yang berikutnya.
3. Perhatikan semua contoh soal dan jawaban secara seksama. Jika tidak cukup satu kali,
ulangi kembali sampai Anda benar-benar memahami soal tersebut.
4. Setelah Anda memahami materi dan contoh soal, kerjakan soal latihan yang ada di setiap
kegiatan belajar.
5. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bagian lampiran modul ini. Ingat,
jangan melihat jawaban terlebih dahulu sebelum Anda berusaha menyelesaikan soal
latihan.
6. Kerjakan semua tugas yang ada pada setiap kegiatan belajar. Hal ini dapat membantu
Anda untuk menambah pemahaman dan keterampilan Anda.
7. Kerjakan pula tes formatif pada setiap kegiatan belajar. Cocokkan jawaban Anda
dengan kunci jawaban. Nilailah jawaban Anda berdasarkan pedoman penilaian di
bagian lampiran modul. Jika nilai Anda memenuhi kriteria minimal, maka Anda berhak
untuk melanjutkan ke kegiatan belajar yang selanjutnya. Namun, bila belum memenuhi
kriteria minimal, sebaiknya Anda mempelajari kembali setiap bagian pada kegiatan
belajar yang bersangkutan sampai Anda memenuhi kriteria minimal.
8. Berdiskusilah dengan teman Anda jika Anda mengalami kesulitan. Sebaiknya Anda
juga berlatih untuk mengerjakan soal-soal, baik secara mandiri maupun secara
berkelompok.
9. Jika Anda masih menemui kesulitan dalam memahami setiap kegiatan belajar, silakan
hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat
ini.
Baiklah, selamat belajar. Semoga Anda dapat mempelajari dengan mudah setiap kegiatan
belajar yang ada di modul ini. Ingat, setiap langkah kecil yang Anda buat akan membawa Anda
ke tujuan yang Anda tetapkan. Yakinlah bahwa Anda dapat meraih semua yang Anda targetkan.
Semoga sukses.
KEGIATAN BELAJAR 1
Pokok-pokok Materi :
Materi yang dipelajari pada kegiatan belajar 1 ini meliputi:
1. Karakteristik Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
2. Gambaran dan Ilustrasi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
3. Akuntansi Pembelian Barang Dagangan
4. Akuntansi Penjualan Barang Dagangan
5. Akun-akun dalam Perusahaan Dagang
6. Posting
7. Menyusun Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Uraian Materi:
A. Pendahuluan
Dalam banyak hal, pencatatan dan prosedur-prosedur akuntansi dalam perusahaan
dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik dalam perusahaan jasa maupun
perusahaan dagang, semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara
periodik dibukukan ke dalam akun-akun di buku besar, yang dalam akuntansi dikenal
sebagai posting. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua akun dihitung dan
dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan-laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal tertutup juga dibuat dalam perusahaan dagang,
begitu pula halnya pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dikerjakan sebagai
tahap akhir dalam siklus akuntansi. Meskipun akuntansi untuk perusahaan jasa dalam
banyak hal tidak berbeda dengan akuntansi perusahaan dagang, namun dalam perusahaan
dagang diperlukan adanya akun dan metode tertentu untuk pembelian dan penjualan
barang dagangan. Dalam kegiatan belajar 1 ini, hanya akan dibahas siklus akuntansi
perusahaan dagang sampai tahapan penyusunan neraca saldo (sebelum penyesuaian).
kepada pemasok karena rusak pada tanggal 9 Januari. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut:
Jan. 9 Utang Dagang……………………………… Rp45.000,00
Retur dan Potongan Pembelian…………… Rp45.000,00
(Untuk mencatat pengembalian barang)
Transaksi retur pembelian oleh perusahaan biasanya dicatat dalam akun Retur
dan Potongan Pembelian, karena dari akun ini akan dapat diketahui jumlah retur
pembelian yang terjadi selama periode. Informasi mengenai hal ini berguna bagi
manajemen maupun pihak lainnya, karena retur pembelian ini merupakan sesuatu yang
harus dihindarkan. Proses pengembalian barang biasanya memakan waktu dan biaya.
Retur pembelian yang berlebihan menunjukkan indikasi bahwa bagian pembelian tidak
bekerja dengan baik, atau pemasok yang bersangkutan tidak dapat dipercaya.
Akun Retur dan Potongan Pembelian merupakan rekekning lawan
(pengurangan) terhadap akun pembelian. Saldo akun Retur dan Potongan Pembelian
harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketahui jumlah
pembelian bersihnya.
Kas………………………………. Rp132.300,00
(Untuk mencatat pembayaran atas Pembelian barang tanggal 3 Januari
dikurangi potongan 2%)
Potongan hanya dikenakan pada jumlah yang masih terutang kepada pemasok
setelah jumlah retur pembelian dikurangkan dari harga faktur bruto. Pemberian
potongan biasanya dirancang sedemikian rupa sehingga pembeli memanfaatkannya dan
membayar pada periode potongan. Dalam contoh ini diberikan syarat 2/10, n/30. Syarat
ini cukup menarik bagi pembeli, bahkan jika pembeli pada saat itu tidak memiliki uang,
mungkin ia akan mencari pinjaman dari bank agar dapat memanfaatkan potongan yang
ditawarkan penjual. Syarat 2/10, n/30 menawarkan potongan 2% apabila pembayaran
dilakukan 20 hari lebih awal dari batas waktu kredit.
Saldo akun Potongan Tunai Pembelian menunjukkan jumlah yang akan
mengurangi harga pokok barang yang dibeli selama periode karena pembayaran
dilakukan pada periode potongan yang ditawarkan penjual. Akun Potongan Tunai
Pembelian merupakan akun lawan (pengurang) yang saldonya akan digunakan utnuk
menetapkan harga pokok pembelian bersih pada periode yang bersangkutan.
4. Potongan Rabat
Perusahaan penghasil barang atau grosir biasanya menerbitkan daftar atau
katalog yang berisi harga barang-barang yang dihasilkan atau dijualnya. Pembeli-
pembeli tertentu, seperti dealer, atau pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah
yang besar, biasanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam
daftar harga. Potongan semacam ini disebut rabat. Perlu diingat bahwa rabat tidak sama
dengan potongan tunai. Seperti telah dijelaskan di atas, ptoongan tunai atau dalam hal
ini disebut juga potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena
perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian,
sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar
harga yang resmi. Rabat diberikan oleh penjual dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena adanya
perubahan harga. Dengan adanya kebijakan rabat, maka perubahan harga dapat
dilakukan dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat dan
mengedarkan katalog yang baru.
Rabat bisa ditetapkan dalam bentuk suatu tarif tunggal atau tarif berganda. Bila
ditetapkan dalam bentuk tarif berganda, maka harga resmi dikurangi lebih dari sekali
secara berurutan. Sebagai contoh, misalkan barang dengan harga menurut daftar sebesar
Rp300.000,00 dijual dengan rabat 30%. Harga jual sesungguhnya menjadi
Rp210.000,00, dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga menurut daftar……………………………………………. Rp300.000,00
Dikurangi: Rabat 30% x Rp300.00,00………………………….. 90.000,00
Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun
penjual. Potongan ini hanya digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan
yang sesungguhnya. Dalam contoh kedua di atas, harga jual sesungguhnya adalah
Rp189.000,00. Angka ini digunakan untuk mencatat transaksi, baik dalam pembukuan
pembeli maupun pembukuan penjual. Seandainya dalam transaksi ini ditawarkan
potongan tunai, maka potongan tersebut dikenakan pada harga Rp189.000,00.
D. Persediaan Akhir
HPP = Harga Pokok Barang yang tersedia dijual - Harga Pokok persediaan akhir
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat pula secara
kredit. Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu periode
merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat suatu
transaksi penjualan terdiri atas pendebetan atas akun aktiva dan pengkreditan atas akun
pendapatan seperti dilukiskan dalam contoh berikut:
1) Penjualan Tunai:
Kas…………………………………………………. Rp36.000,00
Penjualan……………………………………….. Rp36.000,00
(untuk mencatat penjualan tunai barang dagangan)
2) Penjualan Kredit:
Apabila penjualan dilakukan secara kredit, yaitu bilamana pembayarannya baru
diterima beberapa waktu kemudian, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
atau sebab lain sehingga pembeli tidak puas. Jika barang dikembalikan oleh konsumen,
maka konsumen akan menerima pengembalian uang atau mendapat pengkreditan
(pengurangan) atas akunnya. Kemungkinan lain adalah barang tidak dikembalikan,
tetapi pembeli mendapat potongan harga yang disebut potongan penjualan.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang
telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya), oleh karena itu
pembatalan ini sebenarnya dapat dicatat dengan jurnal berikut (dimisalkan barang
seharga Rp7.500,00 dikembalikan konsumen):
Penjualan…………………………………………. Rp7.500,00
Walaupun ayat jurnal di atas tidak keliru, namun banyak perusahaan lebih
menyenangi untuk menggunakan sebuah akun khusus yang disebut akun Retur dan
Potongan Penjualan. Akun ini merupakan akun lawan atau pengurang atas akun
penjualan.
Penggunaan akun Retur dan Potongan Penjualan sangat dianjurkan karena
catatan akuntansi akan dapat menunjukkan jumlah penjualan yang telah terjadi dan
pengembalian atau pembatalan atas penjualan. Dengan adanya informasi ini, maka
manajer atau pihak lain akan dapat memonitor jumlah dan perkembangan retur
penjualan, dan membandingkannya dengan penjualan pada periode yang bersangkutan.
Angka perbandingan ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan konsumen atas barang
yang dijual perusahaan.
Oleh karena itu ayat jurnal untuk mencatat retur penjualan seharga Rp7.500,00
di atas sebaiknya dicatat dengan cara sebagai berikut:
Retur dan Potongan Penjualan………………….. Rp7.500,00
Piutang Dagang…………………………. Rp7.500,00
(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)
Akun Retur Penjualan selalu didebet bila terjadi pengembalian barang oleh
konsumen. Akun yang harus dikredit untuk mencatat transaksi retur penjualan,
tergantung apakah konsumen mendapat pengembalian uang atau mendapat
membayar penuh seluruh harga faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki setelah
lewat akhir bulan, akan tetapi tidak lebih dari 60 hari sejak tanggal faktur.
Pada saat transaksi penjualan terjadi, penjual belum mengetahui apakah pembeli
akan memanfaatkan kesempatan mendapat potongan atau tidak, oleh karena itu
biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto, dan pencatatan
potongan (jika ada) ditunda sampai pembeli melakukan pembayaran. Misalkan pada
tanggal 10 Oktober UD MENTARI menjual barang dagangan kepada seorang pembeli
seharga Rp30.000,00 secara kredit, dengan syarat 2/10, n/30. Jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan ini adalah sebagai berikut:
dapat diketahui jumlah penjualan bersih untuk periode yang bersangkutan. Contoh
penyajian akun-akun tersebut dalam laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut:
UD MENTARI
Laporan Laba Rugi
Periode berakhir……….
Penjualan……………………………………………………… Rp42.060.000,00
Kurangi: Retur dan Potongan Penjualan…Rp390.000,00
Potongan Tunai Penjualan……..Rp720.000,00 +
1.110.000,00 -
Penjualan Bersih…………………………………Rp40.950.000,00
periode akuntansi disebut persediaan akhir. Sudah barang tentu persediaan akhir suatu
periode akan menjadi persediaan awal untuk periode akuntansi berikutnya. Persediaan
akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancer.
Penentuan kuantitas dan harga pokok barang yanga da dalam persediaan akhir
periode (persediaan akhir), dan harga pokok barang yang sudah dijual selama periode
(harga pokok penjualan) merupakan masalah yang cukup pelik dalam pelaporan keuangan.
Hal ini menjadi masalah yang sulit karena angka persediaan akhir di satu pihak akan
dicantumkan dalam neraca sebagai persediaan, dan di lain pihak akan dicantumkan dalam
laporan Laba Rugi sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba
bersih perusahaan.
Dalam pencatatan persediaan, ada dua metode akuntansi yang digunakan, yaitu
metode periodik dan metode perpetual. Dari kedua metode ini, metode persediaan periodik
lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode
perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan,
metode perpetual jauh lebih unggul. Penentuan persediaan dan harga pokok penjualan yang
akan diuraikan dalam bab ini akan didasarkan pada metode periodik, sedangkan metode
persediaan perpetual akan dibahas dalam Kegiatan Belajar 3.
barang yang dijual tidak dapat diketahui untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi.
Metode persediaan periodik menjawab kedua hal tersebut melalui perhitungan fisik atas
persediaan yang ada di gudang. Perhitungan fisik biasanya dilakukan pada saat
perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik
persediaan memegan peranan yang sangat penting. Karena tanpa perhitungan fisik
laporan keuangan tidak dapat disusun., oleh karena itu metode ini disebut juga metode
fisik.
Apabila jumlah (kuantitas) fisik persediaan telah dihitung, maka harga pokok
persediaan yang ada dapat ditentukan. Selanjutnya data persediaan akhir ini dapat
digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan, dengan cara mengurangkan
persediaan akhir dari harga pokok persediaan yang tersedia dijual. Hal-hal yang
berpengaruh pada penentuan harga pokok penjualan terdiri atas:
a. Harga pokok barang yang ada pada awal periode (persediaan awal)
b. Harga pokok barang yang dibeli selama periode (harga pokok pembelian)
c. Harga pokok barang yang belum terjual dan ada dalam persediaan pada akhir
periode (persediaan akhir)
mengetahui jumlah barang yang telah laku dijual atau harga pokok penjualan, yaitu
Rp2.760.000,00 – Rp420.000,00 = Rp2.340.000,00.
UD Merapi
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir 30 September 2015
Penjualan Bersih…………………………………………………………….Rp2.850.000,00
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan, 1 September 2015…………………………………Rp360.000,00
Pembelian…………………….................. Rp2.355.000,00
Retur dan Pot.Pembelian….Rp15.000,00
Potongan Tunai Pembelian..Rp45.000,00 +
60.000,00 -
Pembelian Bersih……………………………Rp2.295.000,00
Biaya Angkut Pembelian……………. 105.000,00 +
Berikut adalah ilustrasi transaksi yang terjadi di UD Merapi, yang diawali dengan
data mengenai Neraca Saldo setelah tutup buku UD Merapi per 30 September 2015 adalah
sebagai berikut:
“UD Merapi”
Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
30 September 2015
Kas………………………………………………… Rp 114.000,00
Piutang Dagang…………………………………… 56.000,00
Persediaan Barang Dagangan……………………… 200.000,00
Asuransi Dibayar di Muka………………………… 36.000,00
Tanah………………………………………………. 3.000.000,00
Gedung……………………………………………. 6.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung……………………. 2.000.000,00
Utang Dagang……………………………………… 40.000,00
Modal, Andi…………………………… 7.366.000,00
Rp 9.406.000,00 9.406.000,00
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Oktober 2015 adalah sebagai berikut:
BUKU BESAR
Kas
Piutang Dagang
Tanah
Gedung
Utang Dagang
Modal, Andi
Prive, Andi
30/10 10.000
Penjualan
2/10 575.000
17/10 350.000
21/10 40.000
27/10 6.200
Pembelian
4/10 275.000
10/10 50.000
6/10 25.000
12/10 30.000
14/10 4.900
Biaya Advertensi
Gaji Pegawai
15/10 90.000
30/10 90.000
Biaya Sewa
19/10 20.000
Apabila dari buku besar UD Merapi di atas disusun Neraca Saldo per 31 Oktober 2015,
maka neraca saldo tersebut akan nampak sebagai berikut:
UD Merapi
Neraca Saldo
31 Oktober 2015
Kas Rp 426.700,00
Utang Dagang
Penjualan
Rangkuman
1. Aktivitas utama Perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan dan menjual
kembali tanpa mengubah esensi barang dagangan tersebut.
2. Barang dagangan yang tidak terjual selama periode waktu tertentu akan dicatat sebagai
asset lancar pada akhir periode yang bersangkutan.
3. Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga
pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual
dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan.
4. Penjualan barang dagangan secara tunai maupun kredit akan dicatat dengan mengkredit
akun Penjualan.
5. Pembelian barang dagang secara tunai maupun kredit, dengan metode pencatatan
persediaan periodic, akan dicatat dengan mendebit akun Pembelian.
6. Ketika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB shipping point, maka pembeli akan
menanggung biaya angkut, dan pembeli akan mendebit biaya angkut pembelian (metode
pencatatan persediaan periodik).
Sebaliknya jika syarat jual beli disepakati menggunakan FOB destination, maka penjual
akan menanggung biaya angkut, dan penjual akan mendebit biaya angkut penjualan
(metode pencatatan persediaan periodik).
Tugas
Agar Anda lebih memahami karakteristik perusahaan dagang dan jenis-jenis transaksi yang
terjadi di perusahaan dagang, silahkan lakukan observasi di perusahaan dagang yang ada di
lingkungan sekitar Anda. Catat berbagai karakteristik perusahaan tersebut sebagai pembeda
dengan perusahaan dagang yang lain. Analisis transaksi yang ada di perusahaan tersebut selama
1 perioda (1 bulan). Buatlah jurnal yang diperlukan selama 1 perioda tersebut. Diskusikan hasil
tugas Anda bersama dengan teman.
Tes Formatif
1. Apa kegiatan utama perusahaan dagang?
A. membeli barang untuk disewakan
B. membeli barang untuk dipakai sendiri
C. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang setengah jadi
D. membeli bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi
E. membeli barang dengan tujuan dijual kembali tanpa mengolahnya lebih dahulu.
2. Apa saja yang dalam pilihan perusahaan berikut ini yang merupakan perusahaan
dagang ?
A. toko buku, kafetaria
B. rumah makan, toko bangunan
C. pedagang rokok, penjahit pakaian
D. pasar swalayan bioskop
E. toko sepatu, toko buku .
3. Akun apa saja dalam pilihan berikut ini yang hanya dijumpai pada perusahaan dagang
saja?
A. beban listrik, beban penjualan
B. beban angkut pembelian, pendapatan bunga
C. pembelian barang dagang, penjualan barang dagang, potongan pembelian
A. K as Rp36.000.000,00
Potongan Penjualan Rp4.000.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00
B. Kas Rp40.000.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00
D. Kas Rp40.000.000,00
Piutang Usaha Rp39.200.000,00
Potongan Penjualan Rp800.000,00
E. Kas Rp39.200.000,00
Potongan Penjualan Rp800.000,00
Piutang Usaha Rp40.000.000,00
6. Harga faktur dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan, tanpa mendapat
potongan. Bagaimana syarat pembayaran tersebut akan ditulis?
A. 2/10 n/30
B. n/10 EOM
C. EOM
D. n/30
E. n/10.
Dari akun-akun di atas, yang merupakan akun pada perusahaan dagang dan tidak ada
pada perusahaan jasa adalah ?
A. A 1, B 2, C 4, C 5
B. A 3, B 2, B 3, C 4
C. A 3, A 5, B 2, C 4
D. A 3, A 4, B 2, C 5
E. A 2, B 2, B 5, C 3
Jika pada akhir tahun per 31 Desember 2015 diketahui persediaan barang dagangan
sebesar Rp20.000.000,00, berapa besarnya harga pokok penjualan?
A. Rp16.000.000,00 D. Rp27.000.000,00
B. Rp23.500.000,00 E. Rp46.000.000,00
C. Rp26.000.000,00
KEGIATAN BELAJAR 2
Pokok-pokok Materi
Pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang ke dalam Buku Jurnal Pembelian, Jurnal
Penjualan, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas.
Uraian Materi
A. JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin.
Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan,
diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke buku
besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi
disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal khusus
merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak (multi
coloumn). Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk
mencatat suatu transaksi yaitu :
1. Jurnal Penjualan
2. Jurnal Pembelian
3. Jurnal Penerimaan Kas
4. Jurnal Pengeluaran Kas
1. Jurnal Penjualan
Buku jurnal penjualan atau disebut juga sales journal hanya dicatat penjualan kredit.
Buku ini digunakan untuk mencatat Penjualan barang dagang secara kredit . Dalam buku
harian ini akan terlibat perkiraan Piutang dagang dan Penjualan.
Penjualan kontan (tunai) dicatat langsung dalam buku jurnal penerimaan kas, oleh
karena uangnya diterima pada waktu barang diserahkan, sehingga tidak terjadi piutang
(tagihan). Bentuk jurnal penjualan disajikan sebagai berikut :
Nama Perusahaan
Jurnal Penjualan / Buku Harian Penjualan
Tanggal No. Faktur Akun yang didebit Ref. Piutang (Debit)
Penjualan (Kredit)
(1) (2) (3) (4) (5)
Keterangan :
1. Tempat mencatat tanggal transaksi
2. Tempat mencatat No. Faktur Penjualan (No. Invoice)
3. Tempat mencatat Nama diri atau nama perusahaan kepada siapa kita menjual
4. Tempat mencatat nomor buku besar pembantu piutang atau tanda (V) setelah buku besar
pembantu dicatat.
5. Tempat mencatat Jumlah transaksi
Contoh :
Berikut ini transaksi penjualan yang terjadi di TOKO ANDALAS :
Tanggal Uraian Transaksi
1 Feb 2012 Dijual kredit kepada PT. Bintang Rp. 500.000 No. Faktur :1nv-1
6 Feb 2012 Dijual kredit kepada CV. Bulan Rp. 400.000 No. Faktur : Inv-2
17 Feb 2012 Dijual Kredit kepada Tuan Taufik Rp. 300.000 No. Faktur : Inv-3
29 Feb 2012 Dijual kkredit kepada PT. Sari Husada Rp. 600.000 No. Faktur : Inv-4
TOKO ANDALAS
JURNAL PENJUALAN
Tgl No. Faktur Akun yang didebit / Ref. Piutang (Debit)
Keterangan
Penjualan (Kredit)
2012 1 Inv-1 PT. Bintang v 500.000
Februari 6 Inv-2 CV. Bulan 400.000
17 Inv-3 Tuan Taufik 300.000
29 Inv-4 PT. Sari Husada 600.000
Jawab :
TOKO HARIMAN
Jurnal Penjualan
TGL No Perkiraan Ref Debit Kredit
Faktur yang
didebit / Piutang Penjualan Tanah Serba-serbi
Keterangan Ref Akun Jumlah
Toko ARIJAYA
Jurnal Penerimaan Kas
Tgl Keterangan / Ref. Debet Kredit
Akun yang
Kas Piutang Penjualan Serba-
dikredit
serbi
2012 2 PT. Bintang 500.000 500.000
Feb 6 Return pembelian 100.000 100.000
17 Penjualan 3.800.000 3.800.000
20 CV. Bulan 400.000 400.000
29 Penjualan 3.500.000 3.500.000
8.300.000 900.000 7.300.000 100.000
3. Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian ini digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit.
Contoh Soal :
Selama bulan Januari 2012 TOKO BAGUS di Batam melakukan transaksi
pembelian kredit seperti di bawah ini :
Jawab :
TOKO BAGUS
Jurnal Pembelian PJ-1
Tanggal Faktur Perkiraan yang Ref. Pembelian (D)
No. harus dikredit /
Hutang Dagang (K)
Keterangan
2012 1 10 Toko Maju v 300.000
Jan 5 5 Fa. Sutomo v 400.000
18 8 Toko Anton v 500.000
20 13 Toko Maju v 200.000
25 12 Toko Anton v 600.000
29 17 Hartono v 350.000
2.350.000
BUKU BESAR
Uutang Dagang No. Akun :-
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
BP-TOKO HARTONO
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
BP-Fa. Sutomo
Buku Besar :
Pembelian No. Akun : -
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
BP-PT. Cahaya
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 1 Jurnal pembeliaan PJ-1 3.000.000 K 3.000.000
29 Jurnal pembeliaan PJ-1 1.500.000 K 4.500.000
BP – Abadi Makmur
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Jan 3 Jurnal pembeliaan PJ-1 700.000 K 700.000
20 Jurnal pembeliaan PJ-1 300.000 K 1.000.000
BP – Toko Sejahtera
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
BP – Pak Abu
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Rp Rp D/K Rp
Contoh Soal :
Selama bulan Januari 2012 TOKO KITA di Jakarta melakukan transaksi pembelian kredit
seperti di bawah ini :
Tanggal Uraian Transaksi
1 Jan 2012 Dibayar Hutang Kepada PT. Cahaya sebesar Rp. 4.500.000 Cek #1
5 Jan 2012 Dibayar tunai beban sewa untuk bulan Januari Rp. 600.000 Cek #2
10 Jan 2012 Dibayar tunai Beban Gaji sebesar Rp. 1.000.000 Cek #3
15 Jan 2012 Membeli tunai barang dagangan sebesar Rp. 1.600.000
Jawaban :
TOKO KITA
JURNAL PENGELUARAN KAS
Tgl No. Keterangan / Ref Kredit Debit
Check Perkiraan yang
didebit Kas Hutang Serba-
Dagang Serbi
Jan 1 1 PT. Cahaya 4.500.000 4.500.000
5 2 Beban Sewa 600.000 600.000
10 3 Beban Gaji 1.000.000 1.000.000
15 4 Pembelian 1.600.000 1.600.000
Setelah kegiatan pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus selesai dilakukan,
tahap selanjutnya adalah posting ke buku besar, sama seperti posting dari buku jurnal
umum ke buku besar sebagaimana yang telah dijelaskan di KB 1.
Rangkuman
1. Jurnal khusus adalah jurnal yang hanya untuk mencatat satu jenis transaksi saja atau
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat
rutin.
2. Pencatatan dengan menggunakan jurnal khusus memberikan beberapa keuntungan,
diantaranya adalah: memungkinkan pembagian pekerjaan, memudahkan posting ke
buku besar, dan memungkinkan pengendalian internal lebih baik. Pencatatan transaksi
disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi, oleh karena itu bentuk dari jurnal
khusus merupakan pengembangan dari jurnal umum dimana kolom-kolomnya banyak
(multi coloumn).
5. Kebanyakan perusahaan menggunakan sedikitnya 4 jurnal khusus untuk mencatat suatu
transaksi yaitu : Jurnal Penjualan (Sales Journal), Jurnal Pembelian (Purchases
Journal), Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal), dan Jurnal Pengeluaran Kas
(Cash Receipt Journal). Transaksi-transaksi perusahaan dagang yang tidak dapat
dimasukkan ke dalam empat jurnal tersebut, maka akan dicatat ke dalam jurnal umum.
Tugas
Agar lebih memahami pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal khusus, kerjakan tugas berikut
terkait dengan transaksi yang terjadi di UD ABADI selama bulan Mei 2015. Catatlah ke dalam
jurnal khusus untuk transaksi-transaksi sebagai berikut:
2: Diterima kiriman uang dari UD ABADI untuk melunasi pembelian barang dagang dengan
faktur no. 102 tertanggal 20 April 2015, syarat 2/15, n/30 seharga Rp 3.750.000,00.
3: Dibeli barang dari PD SEMAR dengan syarat 3/15, n/60 seharga Rp 5.000.000,00. Faktur
no. 67.
4: Dibayar ongkos angkut barang kepada PD LANCAR sebesar Rp 125.000,00.
6: Dijual barang dagang kepada Tn. Amir seharga Rp 1.750.000,00 dengan potongan tunai Rp
250.000,00. Faktur no. 124.
7: Diterima nota kredit untuk pengurangan harga sebesar Rp 1.500.000,00 dari PD SEMAR
karena mutu barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan.
10: Dibayar langganan telepon bulan April 2015 Rp 275.000,00.
Tes Formatif
1. Pembelian barang dagangan secara kredit dicatat pada jurnal khusus apa?
A. Jurnal Pengeluaran Kas
B. Jurnal Umum
C. Jurnal Memorial
D. Jurnal Khusus
E. Jurnal Pembelian
2. Jurnal apa di bawah ini yang dikecualikan dari jurnal khusus yang biasa digunakan dalam
perusahaan dagang?
A. jurnal penerimaan kas
B. jurnal persediaan
C. jurnal pembelian
D. jurnal penjualan
E. jurnal pengeluaran kas
3. Pada waktu mencatat dalam jurnal penerimaan kas, selisih antara jumlah yang dikredit ke
akun piutang dagang dan jumlah yang didebet ke akun kas biasanya adalah
A. potongan penjualan
B. potongan pembelian
C. potongan perdagangan
D. beban angkut
E. potongan rabat
4. Apabila penjualan dilakukan pada tanggal 24 September 2016 dan syarat jual-beli adalah
2/10, n/30, maka paling lambat piutang tersebut harus sudah diterima tanggal
A. 4 Oktober 2016
B. 24 Oktober 2016
C. 31 Oktober 2016
D. 23 Oktober 2016
E. 25 Oktober 2016
9. Dikirim nota debit sebesar Rp250.000,00 kepada Toko Mandiri, pencatatan dalam buku
besar pembantu adalah
A. Utang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00
B. Piutang Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00
C. Piutang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00
D. Utang Toko Mandiri didebit Rp250.000,00
E. Piutang Wesel Toko Mandiri dikredit Rp250.000,00
Debit Kredit
Utang Dagang
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
KEGIATAN BELAJAR 3
Pokok-pokok Materi :
1. Metode Pencatatan Periodik
2. Metode Pencatatan Perpetual
3. Asumsi arus biaya
4. Identifikasi Khusus (Specific Identification)
5. Rata-rata (Average)
6. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out/FIFO)
7. Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO)
Uraian Materi
A. Pendahuluan
Saat ini di Indonesia sudah tersebar sangat banyak perusahaan dagang seperti dealer,
toserba, toko kelontong, pasar, dan lain sebagainya. Berbagai usaha perdagangan sudah
menjamur di masyarakat baik yang sudah berkembang menjadi perusahaan besar maupun
yang masih menjadi perusahaan kecil dengan bermacam-macam produk yang dijual. Demi
kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan dagang, diperlukan pencatatan berbagai
transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat
diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut. Dalam praktiknya ada dua metode
pencatatan akuntansi terhadap persediaan (persediaan barang dagangan) yang
mempengaruhi prosedur akuntansinya, yaitu metode periodik/fisik dan metode perpetual.
Pada metode periodik kartu persediaan tidak diselenggarakan sehingga pada akhir
perioda harus dilakukan perhitungan fisik yang bertujuan untuk menentukan persediaan
akhir, sedangkan pada metode perpetual, setiap jenis persediaan dibuatkan satu kartu yang
memonitor perubahan fisik persediaan dan biaya perolehannya. (Sodikin & Riyono, 2016).
B. Metode Periodik
Toko Cat Panca Warna selama Januari 2017 menunjukkan saldo persediaan dan
transaksi perdagangan cat Vinex sebagai berikut:
Persediaan Awal 1 Januari Berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah 100 kaleng @ Rp30.000,00 = Rp3.000.000,00
Pembelian D 30.000.000
Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000
Kas D 28.000.000
Penjualan K 28.000.000
Pada akhir Januari 2017 untuk menyusun laporan keuangan, harus dilakukan
perhitungan fisik persediaan. Dari perhitungan fisik diketahui persediaan akhir adalah
sebanyak 300 kaleng. Nilai persediaan akhir dengan demikian adalah Rp 9.000.000,00
(300 x Rp30.000,00).
Pembelian K 30.000.000
2. Kegiatan Penjualan
Akun – akun yang digunakan untuk mencatat penjualan bagi perusahaan yang
menggunakan metode pencatatan persediaan barang dagangan periodik :
a. Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan.
Jumlah yang dicatat dalam akun ini adalah sebesar harga jual yang dibebankan
kepada pelanggan di luar trade discount, bukan sebesar biaya perolehan dari barang
yang dijual tersebut.
b. Potongan Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai atau cash discount yang
diberikan kepada pelanggan karena dia membayar dalam masa potongan
sebagaimanan tertera dalam syarat pembayaran.
c. Retur Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang diterima kembali dari
pelanggan karena alasan tertentu, seperti misalnya barang tidak cocok dengan
pesanan.
d. Biaya/Beban Angkut Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah beban pengangkutan barang-barang
yang dijual yang ditanggung perusahaan. Akun ini dilaporkan di laporan Laba Rugi
bukan sebagai pengurang akun penjualan, melainkan sebagai satu pos dalam
kelompok beban pemasaran/penjualan .
e. Harga Pokok Penjualan
Akun ini digunakan untuk mencatat biaya perolehan yang melekat pada persediaan
yang sudah dijual selama satu perioda akuntansi. Akun ini diselenggarakan pada
akhir perioda melalui jurnal penyesuaian, setelah diketahui beban pokok penjualan
pada akhir perioda.
C. Metode Perpetual
Jika toko Cat Panca Warna menggunakan metode perpetual, maka pencatatan persediaan
barang dagangan persediaan barang dagangan selama Januari 2017 adalah sebagai berikut:
Penjualan tunai selama Januari 800 kaleng harga jual @ Rp35.000 = Rp28.000.000
Kas D 28.000.000
Penjualan K 28.000.000
Selain jurnal di atas, juga harus segera dihitung dan dicatat dalam buku jurnal besarnya
harga pokok barang yang dijual (Harga Pokok Penjualan/HPP):
Persediaan K 24.000.000
Penilaian atas persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan berdasarkan
harga perolehan (acquisition cost) dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam metode:
Berikut adalah arus persediaan barang dagang Toko Mustika selama bulan
Januari 2017:
2. Metode Rata-Rata
Dalam metode rata rata atau metode rata rata tertimbang (weighted average),
harga perolehan barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi
dengan unit tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan harga perolehan rata-rata per
unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka biaya rata-
rata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja, sedangkan dalam metode
pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian, maka akan dihitung biaya rata-
rata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan perpetual, asumsi arus biaya rata-rata
dikenal dengan nama metode biaya rata-rata bergerak (moving average method).
Oleh karena metode pencatatan periodik menghitung harga perolehan rata-rata hanya 1
kali saja di akhir periode, sedangkan metode pencatatan perpetual menghitung harga
perolehan rata-rata setiap kali terjadi pembelian, maka nilai persediaan akhir dan harga
pokok penjualan akan berbeda antara metode pencatatan periodik dan metode
pencatatan perpetual.
Toko Bangunan Basuki Jaya berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari
2017 mulai berdagang produk baru yaitu semen dengan brand Empat Roda sebagai
berikut:
Penjualan
20 Januari 3.000
A. Metode Rata-Rata-Periodik
Rp 231.000.000
Biaya per unit rata-rata = Rp 21.000
11.000
B. Metode Rata-rata-Perpetual
Metode ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan
yang sama, baik menggunakan metode pencatatan periodik maupun metode pencatatan
perpetual.
A. Metode FIFO-Periodik
B. Metode FIFO-Perpetual
Dalam metode ini, diasumsikan barang yang dibeli terakhir adalah barang yang
dijual pertama, sehingga persediaan yang tersisa di persediaan akhir adalah barang yang
paling awal diperoleh. Hal ini umumnya tidak mencerminkan penyajian yang andal dari
arus aktual persediaan. IAS 2 dan PSAK 14 melarang penggunaan metode LIFO.
metode tersebut secara umum tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual
persediaan. Di beberapa negara, penggunaan metode LIFO diperbolehkan untuk tujuan
pajak hanya jika metode tersebut juga digunakan untuk tujuan akuntansi, tetapi IASB
berpendapat pertimbangan pajak tidak menjadi dasar konseptual yang memadai untuk
memilih perlakukan akuntansi yang sesuai, sehingga tidak dapat diterima untuk
memperbolehkan perlakuan akuntansi yang inferior semata-mata karena peraturan
perpajakan di negara-negara tertentu.
Rangkuman
Berbagai usaha perdagangan sudah menjamur di masyarakat baik yang sudah
berkembang menjadi perusahaan besar maupun yang masih menjadi perusahaan kecil dengan
bermacam-macam produk yang dijual. Demi kelancaran dan kemajuan bagi perusahaan
dagang, diperlukan pencatatan berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan sehingga dapat diketahui perkembangan dari perusahaan tersebut.
Ada dua metode untuk mencatat persediaan barang dagangan yaitu metode
Periodik/Fisik dan metode Perpetual. Metode periodik/fisik, jumlah persediaan ditentukan
secara berkala (periodik) dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit
tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada pada saat itu. Dalam
metode ini, setiap kali ada pembelian persediaan akan dicatat pada akun Pembelian. Sedangkan
pada saat penjualan hanya dibukukan Penjualan sejumlah harga penjualan, dan tidak dihitung
harga pokok penjualan untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun
laporan keuangan, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai
Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan.
Metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi
transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan
nilai persediaanya setiap saat. Setiap kali dilakukan pembelian barang maka perusahaan akan
mendebit akun Persediaan (bukan akun Pembelian). Setiap kali terjadi penjualan, selain
membukukan Penjualan sejumlah harga jual, sekaligus juga dihitung dan dibukukan Harga
Pokok Penjualan dengan mengurangi langsung akun Persediaan sejumlah harga pokok, dengan
mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan.
Tugas
Toko Bangunan BASUKI JAYA berdagang bahan dan peralatan bangunan. Selama Januari
2017 mulai berdagang produk baru semen Empat Roda sebagai berikut:
Penjualan
19 Januari 2.000
Hitunglah menggunakan:
Tes Formatif
2. Catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) setiap kali terjadi transaksi yang
melibatkan persediaan, sehingga perusahaan selalu mengetahui kuantitas dan nilai
persediaanya setiap saat. Dalam akuntansi, metode pencatatan persediaan tersebut
dikenal sebagai metode apa?
A. FIFO
B. Metode Perpetual
C. Metode Periodik
D. LIFO
E. Metode Khusus
3. Biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit
tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. Metode perhitungan
harga pokok tersebut, dalam akuntansi dikenal sebagai metode apa?
A. FIFO
B. Metode Rata-rata
C. Identifikasi Khusus
D. LIFO
E. Identifikasi Khusus
4. Metode LIFO tidak mencerminkan penyajian yang andal dari arus aktual persediaan.
Pelarangan penggunaan metode LIFO tersebut tercermin dalam PSAK nomor berapa?
A. PSAK 69
B. PSAK 100
C. PSAK 15
D. PSAK 14
E. PSAK 96
6. Perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan
persediaan sampai dilakukannya penghitungan fisik. Hal tersebut merupakan
kelemahan dari metode pencatatan persediaan apa?
A. Metode Perpetual
B. Identifikasi Khusus
C. Metode Periodik
D. Metode rata-rata
E. Semua jawaban benar
7. Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31
Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00 total Rp 750.000,00.
Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00.
Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit tersebut dicatat, jika memakai metode
periodik?
A. Persediaan Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00
B. Utang Usaha Rp1.500.000,00
Persediaan Rp1.500.000,00
C. Pembelian Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp150.000,00
Penjualan Rp150.000,00
E. Penjualan Rp15.000,00
Kas Rp15.000,00
8. Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00. bagaimana
ayat penjualan tunai tersebut?
A. Persediaan Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00
B. Utang Usaha Rp1.700.000,00
Persediaan Rp1.700.000,00
C. Persediaan Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp 1.190.000,00
Penjualan Rp1.190.000,00
E. Utang Usaha Rp2.000.000,00
Persediaan Rp2.000.000,00
9. Berdasarkan soal 7 dan soal 8, hitunglah harga pokok penjualan selama januari 2017?
Persediaan awal 1 Januari 2017 berdasarkan perhitungan fisik akhir tahun lalu 31
Desember 2016 yaitu 50 galon air @Rp 15.000,00, total Rp750.000,00.
Pembelian kredit selama januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00
Terjadi penjualan tunai sebanyak 70 galon air dengan harga @Rp 17.000,00
A. Rp2.000.000,00
B. Rp1.500.000,00
C. Rp1.050.000,00
D. Rp1.000.000,00
E. Rp750.000,00
10. Pembelian kredit selama Januari 100 galon air, harga jual @ 15.000,00
Bagaimana ayat jurnal pembelian kredit jika memakai metode perpetual?
A. Persediaan Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
B. Utang Usaha Rp1.500.000,00
Persediaan Rp1.500.000,00
C. Pembelian Rp1.500.000,00
Utang Usaha Rp1.500.000,00
D. Kas Rp 150.000,00
Penjualan Rp150.000,00
E. Pembelian Rp150.000,00
Utang Usaha Rp150.000,00
KEGIATAN BELAJAR 4
Pokok-pokok Materi :
1. Siklus Akuntansi Akhir Periode
2. Neraca Saldo
3. Pembuatan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
4. Pencatatan Penyesuaian dan Jurnal Koreksi
5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Laba/Rugi
7. Pencatatan Penutup
8. Penyusunan Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Dan Neraca
9. Laporan Arus Kas
10. Pemanfaatan Neraca Lajur
11. Jurnal Pembalik
Uraian Materi
A. Pendahuluan:Siklus Akuntansi Akhir Periode
akhir periode terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) fungsi,
yaitu:
Pencatatan penutup
Pencatatan pembalik
B. Neraca Saldo
a. Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal, misalnya suatu transaksi penjualan jasa
lupa tidak dicatat.
b. Terdapat suatu kesalahan transposisi, yaitu suatu transaksi dicatat dalam jurnal
dengan satuan uang yang terbalik-balik susunannya.
c. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali.
d. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya.
7. Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi ribuan,
jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan pecahan
decimal, sehingga tidak terjadi salah meletakkan tanda tersebut.
Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo
sebelum penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger)
sebelum dilakukan pencatatan penyesuai. Tujuan—membuat NSSP adalah mengetahui
saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan
akuntansi.
Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian terdiri dari dua (2) kolom, yaitu debet dan
kredit. Berdasar akun—akun yang terdapat di buku besar utama, dilakukan langkah-
langkah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian sebagai berikut:
a. Menghitung saldo (selisih antara total debet dan total kredit) setiap akun di buku
besar utama. Jika total debet lebih besar dibanding total kredit maka akun
bersaldo debet, sedangkan jika total debet lebih kecil dibanding total kredit maka
akun bersaldo kredit.
b. Menuliskan nama—nama akun sebagaimana terdapat di buku besar utama, dan
mencantumkan saldo masing-masing akun tersebut sesuai posisinya (debet atau
kredit).
c. Menghitung total kolom Debet dan kolom Kredit, dan meyakinkan bahwa total
kolom Debet dan Kredit adalah seimbang.
UD. AMANAH
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Desember 2017
a. Berbasis akun Harga Pokok Penjualan (HPP); pencatatan penyesuaian terhadap akun
PBD dilakukan dengan menggunakan akun HPP. Penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo
akhir akun PBD- Menggunakan basis ini maka perusahaan sekaligus menetapkan
nilai moneter HPP dengan cara memindahkan akun-akun yang terkait dengan
transaksi pembelian (yaitu akun pembelian akun potongan pembelian, akun retur &
keringanan pembelian, dan akun biaya akun pembelian) ke akun HPP.
b. Berbasis akun Ikhtisar Laba/Rugi (ILR); pencatatan penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan menggunakan akun ILR. Penyesuaian terhadap akun PBD
dilakukan dengan cara meng-nol-kan saldo awal akun PBD dan memunculkan saldo
akhir akun PBD
kiri persamaan akuntansi sehingga bertambah di debet. Akun HPP berkurang maka di
kredit karena akun HPP merupakan elemen Biaya yang berada di sisi kiri persamaan
akuntansi sehingga berkurang di kredit
PEMBELIAN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-Jul ..... 400.000
01/08 10 HP A 10.000
02/08 5 HP B 7.500
03/08 20 Pulsa C 2.000
05/08 15 HP D 6.000
Sep-Des ..... 94.500
Saldo sebelum
31/12 penyesuaian 520.000 31/12 (c) Penyesuaian 520.000
2. Jurnal Koreksi
Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan transaksi dan jurnal
yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan penjurnalan dapat
berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah. Oleh karena jurnal yang salah
sudah terlanjur diposting, maka untuk membetulkan akun-akun diperlukan jurnal
koreksi dan jurnal koreksi tersebut harus diposting. Tiga langkah untuk menyusun jurnal
koreksi, yaitu:
a. Baliklah jurnal yang salah. Pembalikan ini berfungsi untuk menetralkan jurnal
yang salah.
b. Buatlah jurnal yang benar.
c. Gabungkanlah (1) dan (2) di atas.
a. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasi kesalahan ini adalah
transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk mengatasi kesalahan ini
cukup segera dilakukan penjurnalan atas transaksi yang bersangkutan, dengan
memberikan keterangan seperluya agar kesalahan tersebut dapat dierima oleh
pihak-pihak yang bersangkutan dengan pembukuan perusahaan.
b. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diakunkan. Untuk mengatasi
kesalahan ini, cukup segera dilakukan pengakunan kea kun yang bersangkutan.
c. Suatu transaksi jurnal pada akun atau dengan jumlah rupiah yang salah dan
diketahui sebelum dilakukan pengakunan ke buku besar. Perlu dilakukan koreksi
pada buku jurnal yaitu, pada nama akun yang salah, atau jumlah rupiah yang salah
buatlah sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif
mencolok, sehingga kesan tersebut segara dapat dilihat. Diatas nama akun atau
jumlah rupiah yang salah dan telah bergaris tersebut, bubuhkan nama akun atau
jumlah rupiah uyang seharusnya.
Daftar Saldo
Nama Akun
Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kas 15.000.000
Piutang Dagang 60.000.000
Persediaan Barang
75.000.000
Dagangan
Utang Dagang 23.000.000
Pribadi 18.000.000
Modal Ibu Aminah 22.000.000
Penjualan 720.000.000
Retur & Keringanan
14.000.000
Penjualan
Potongan Penjualan 6.000.000
Pendapatan lain-lain 10.000.000
Biaya Gaji 24.000.000
Biaya Sewa 27.000.000
Biaya Pengiriman Penjualan 6.000.000
Biaya Lain-lain 5.000.000
Harga Pokok Penjualan 525.000.000
Total 775.000.000 775.000.000
2. Dasar Akrual
Bagaimana agar penyajian laba rugi periodik dapat terpenuhi pada laporan laba rugi.
a. Nama perusahaan
b. Laporan laba rugi sebagai judul laporan
c. Periode laporan
d. Elemen – elemen laba rugi
UD AMANAH
HPP (Harga Pokok Penjualan)
Periode berakhir 31 Desember 2017
UD AMANAH
Laporan Laba Rugi
Periode berakhir 31 Desember 2017
Penjualan Rp 720.000.000
(-) Retur & keringanan penjualan Rp (14.000.000)
(-) Potongan penjualan Rp (6.000.000)
Penjualan bersih Rp 700.000.000
(-) Harga pokok penjualan Rp (525.000.000)
Laba bruto Rp 175.000.000
(-) Biaya operasional Rp (57.000.000)
Laba operasional Rp 118.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 10.000.000
(-) Biaya lain-lain Rp (5.000.000)
Laba (rugi) non-operasional Rp 5.000.000
Laba (rugi) bersih Rp 123.000.000
G. Pencatatan Penutup
1. Akun Permanen Dan Akun Temporer
Pada penutupan akun terlebih dahulu meliputi empat tahap. Di samping itu harus
dibentuk akun baru yaitu ikhtisar laba-rugi, sebagai akun lawan dari akun-akun
pendapatan dan beban yang ditutup. Perusahaan dapat menyelenggarakan penutupan
akun dengan melakukan satu kali penjurnalan saja. Akun ikhtiar laba-rugi tidak perlu
dibentuk dan dampaknya laba-rugi dan prive langsung dipindahkan ke ekuitas.
Akun-akun yang dipindahkan (ditutup) ke modal setiap akhir periode terdiri dari
akun-akun yang merupakan elemen Pendapatan, Biaya, Pengambilan modal, dan akun
kliring (menggunakan metode Periodik, akun kliring terdiri dari akun Ikhtisar laba/rugi
dan akun HPP). Oleh karena itu empat jenis akun tersebut lazim disebut dengan akun
temporer/sementara (temporary accounts).
Akun HPP bersaldo normal debet. Oleh karena itu penutupan akun HPP ke akun
ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun HPP. Akun ILR di
debet _untuk menampung akun HPP yang bersaldo normal debet.
Akun Penjualan bersaldo normal kredit, sedangkan akun kontra-nya, yaitu akun
Potongan penjualan dan akun Retur Penjualan, bersaldo normal kredit, oleh karena itu
penutupan akun dilakukan dengan cara mendebet akun Penjualan, dan mengkredit
akun—akun Potongan penjualan dan Retur Penjualan. Akun ILR di kredit sebesar nilai
bersih penjualan. Akun ILR di kredit untuk menampung penjualan bersih yang bersaldo
normal kredit
Akun pendapatan lain-lain bersaldo normal kredit, oleh karena itu penutupan
akun pendapatan lain-lain ke akun ILR dilakukan dengan cara mendebet akun
pendapatan lain-lain, dan mengkredit akun ILR. Akun ILR di kredit untuk menampung
saldo akun Pendapatan lain-lain yang bersaldo normal kredit.
Akun—akun biaya bersaldo normal debet, oleh karena itu penutupan akun—
akun biaya ke akun ILR dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun—
akun biaya. Akun ILR di debet untuk menampung akun-akun biaya yang bersaldo
normal debet.
UD. AMANAH memperoleh laba untuk periode 2017 sehingga akun ILR
bersaldo kredit, oleh karena itu, menutup akun ILR ke akun Modal berarti mendebet
akun ILR dan mengkredit akun Modal. Akun Modal di kredit karena laba menambah
modal yang berarti akun Modal bertambah (di kredit)
Akun Prive bersaldo normal debet. Menutup akun Prive ke akun Modal berarti
mendebet akun Modal dan mengkredit akun Prive. Akun Modal di debet karena
pengambilan pribadi mengurang modal yang berarti akun Modal berkurang (di debet).
Berikut ini akun-akun nominal di UD. AMANAH per 31 Desember 2017 terkait
setelah dilakukan pencatatan penutup.
PENJUALAN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
PENDAPATAN LAIN-LAIN
(Dalam ribuan Rp)
Tgl Deskripsi Debet Tgl Deskripsi Kredit
Jan-
Des ..... 10.000
Saldo sebelum
31/12 (c) Penutup 10.000 31/12 penyesuaian 10.000
31/12 Saldo setelah penutupan 0
(d)
31/12 Saldo sebelum penyesuaian 6.000 31/12 Penutup 6.000
31/12/ Saldo setelah penutupan 0
UD AMANAH
Laporan Perubahan Modal)
Untuk Periode berakhir 31 Desember 2017
UD AMANAH
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2017
sisi debet dan kredit) yaitu kolom untuk menampung daftar saldo sebelum penyesuaian,
pencatatan penyesuai, daftar saldo setelah penyesuaian, laba/rugi, pencatatan penutup,
dan neraca.
a. Akun Prive merupakan akun pengambilan modal yang bersifat sementara dan
tidak tercantum di neraca karena ditutup pada saat pencatatan penutup tetapi di
neraca lajur 10 kolom justru tercantum di kolom Neraca.
b. Saldo akun Modal setelah dilakukan pencatatan penutup seharusnya berubah
tetapi di neraca lajur 10 kolom tercantum di kolom Neraca sebesar saldo awal.
Dengan demikian, kolom Neraca tidak sepenuhnya membantu dalam pembuatan
laporan keuangan, khususnya pembuatan neraca dan laporan perubahan modal.
c. Akun Ikhtisar laba/rugi, yang merupakan akun kliring yang dibuka dan langsung
ditutup untuk kepentingan proses pencatatan penutup, tidak tercantum di neraca
lajur 10 kolom. Hal ini berarti tidak membantu dalam penyusunan laporan
laba/rugi. Ketidak-tersediaan akun Ikhtisar laba/rugi ini juga menjadikan
penghitungan laba/rugi mengandalkan jumlah penghitungan yang terdapat di
kolom Laba/rugi; tidak terdapat alat yang berfungsi sebagai cross-check tentang
penghitungan laba/rugi perusahaan.
d. Penempatan nilai moneter “Penghitungan laba/rugi” yang tercantum di kolom
Laba/rugi neraca lajur 10
e. kolom harus ditulis pada posisi yang berkebalikan ketika dicantumkan di kolom
Neraca. Jika perusahaan menghasilkan laba maka “Penghitungan laba/rugi”
dicantumkan di kolom Laba/rugi di sisi Debet tetapi dicantumkan di kolom
Neraca di sisi Kredit. Hal sebaliknya juga terjadi jika pamsahaan mengalami
rugi. Perlakuan ini mencerminkan ketidak-konsistenan dengan perlakuan
terhadap akun-akun yang lain. “Penghitungan laba/rugi” bukan sebuah akun
tetapi justru dicantumkan di kolom Neraca.
f. Dibandingkan daftar saldo setelah penyesuaian, pencatatan penutup adalah
fungsi akuntansi yang lebih penting karena harus dilakukan pada saat
penyusunan laporan keuangan. Di neraca lajur 10 kolom, yang terjadi adalah
Neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP) adalah neraca saldo yang sudah
memuat penyesuaian. Tata cara penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian adalah
dengan menggabungkan angka-angka pada neraca saldo dengan angka-angka yang ada
di kolom penyesuaian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Debit,
maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi debit di
neraca saldo setelah penyesuaian.
b. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit, dan penyesuaiannya adalah Kredit,
maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan
pastikanlah sisi yang berkompeten.
c. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Kredit,
maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada sisi kredit di
neraca saldo setelah penyesuaian.
d. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit, dan penyesuaiannya adalah Debit,
maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih debit atau selisih kredit, dan
pastikanlah sisi yang berkompeten.
Apabila di dalam kolom penyesuaian tidak ada yang perlu disesuaikan, maka
angka yang tercantum pada Neraca Saldo langsung menjadi angka pada Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Angka-angka pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian inilah yang
akan menjadi dasar pada laporan keuangan.
c. Jumlah Kredit sama dengan jumlah Debit, berarti pendapatan yang diterima sama besar
dengan beban yang dikeluarkan. Ini berarti perusahaan tidak memperoleh laba maupun
mengalami rugi.
Setelah menemukan selisih debit dan kredit maka letakkan selisih tersebut ke
akun Ikhtisar Laba-Rugi yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memperolah
laba atau rugi.
Tahap yang dimaksud adalah penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian
kembali. Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun
permanen ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal
penyesuaian.
Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula
dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya, yang semula disisi debit dipindahkan ke
sisi kredit Neraca lajur 12 kolom dan 10 kolom untuk UD. AMANAH sebagai berikut:
UD. AMANAH
Neraca Lajur (12 kolom)
(Pencatatan Penyesuai Berbasis HPP - Metode Periodik)
31 Desember 2017
UD. AMANAH
Neraca Lajur (10 Kolom)
Pencatatan Penyesuaian Berbasis HPP - Metode Periodik
31 Desember 2017
K. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalikan adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen
ke akun temporer. Bunyi jurnal pembalikan adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian.
Jadi baik akun maupun jumlah yang bersangkutan adalah sama, namun yang semula
dikredit dipindahkan ke debit dan sebaliknya. Jurnal pembalikan ini dibuat manakala
diperlukan, dengan tujuan agar tidak mengganggu pencatatan akuntansi periode
berikutnya.
Rangkuman
a. Siklus akuntansi akhir periode dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus
akuntansi akhir periode dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat dibuat
secara efektif, efisien, dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
b. Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyartainya. Saldo akun
diambil dari saldo terakhir yang ada dis etiap akun di Buku Besar. Neraca saldo yang benar
menuntut adanya kesamaan seluruh jumlah pendebitan dengan seluruh jumlah
pengkreditan.
c. Fungsi pertama siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo sebelum
penyesuaian (unadjested trial balance). Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (NSSP) berisi
saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum
dilakukan pencatatan penyesuaian. Tujuan pembuatan membuat NSSP adalah mengetahui
saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan akuntansi.
d. Pencatatan penyesuaian di perusahaan dagang sebenarnya sama dengan yang dilakukan
dalam di perusahaan jasa. Menggunakan metode Periodik, satu (1) transaksi tambahan
yang memerlukan pencatatan penyesuaian yaitu yang berkaitan dengan akun Persediaan
barang dagangan (PBD). Salah satu tipe kesalahan adalah kesalahan dalam penjurnalan
transaksi dan jurnal yang salah sudah terlanjur diposting ke akun-akun terkait. Kesalahan
penjurnalan dapat berupa kesalahan nama akun ataupun jumlah rupiah.
e. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian adalah saldo buku besar setelah disesuaikan dengan
keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan. Yang disesuaikan
adalah nilai saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa yang dinilai dan bagaimana cara
menyesuaikan diatur dalam kaidah akuntansi. Penyesuaian saldo pada akhir tahun atas
sebagian saldo rekening yang ada dalam neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan
jurnal penyesuaian.
f. Laporan laba rugi menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu dan
penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh
penghasilan tersebut pada periode yang sama. Penghasilan meliputi penjualan sebagai
sumber pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain), sedangkan beban meliputi beban-
beban yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan dan kerugian (loss).
g. Proses penutupan akun temporer dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap pertama
menutup akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi, tahap kedua menutup akun beban ke
akun ikhtisar laba-rugi, tahap ketiga menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun ekuitas,
tahap empat menutup akun prive ke akun ekuitas
h. Laporan perubahan modal (ekuitas) menyajikan informasi perubahan ekuitas perusahaan
akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi
tertentu. Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi
keuangan perusahaan( aset, kewajiban, dan ekuitas) pada suatu tanggal tertentu. Neraca
disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk meyajikan informasi
keuangan yang relevan dan dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan. Masing-masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas selanjutnya dikelompokan
menjadi kelompok-kelompok yang menyajikan informasi tambahan kepada para pemakai
laporan keuangan.
i. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu. laporan arus kas menggambarkan 3 kelompok kegiatan yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya kas. Tiga kelompok tersebut adalah kegiatan
operasi, investasi, dan pendanaan. Kegiatan operasi mencakup seluruh kegiatan pokok dan
rutin perusahaan. Kegiatan investasi meliputi transaksi yang terkait dengan pembelian dan
penjualan aset untuk investasi yang dilakukan selama tahun buku. Kegiatan pendanaan
meliputi seluruh transaksi pemerolehan dan penggunaan dana perusahaan.
j. Siklus akuntansi akhir periode membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan kecepatan dalam
penyusunan laporan keuangan. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir
periode ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur
(worksheet). Sebagai alat bantu neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan sepanjang
penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan
Jurnal pembalik diselenggarakan apabila diperlukan, dalam arti ini adalah
optimal/bukan prosedur yang wajib dalam siklus akuntansi. Apabila tahap ini
diselenggarakan dan berlangsung pada hari pertama tahap yang dimaksud adalah
penyelengaraan jurnal pembalikan atau jurnal penyesuaian kembali. Jurnal pembalikan
adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer.
Jurnal pembalikan ini dibuat manakala diperlukan, dengan tujuan agar tidak
mengganggu pencatatan akuntansi periode berikutnya.
Tugas
Informasi berikut ini menunjukkan sebagian Informasi dari neraca saldo milik PT Bunaken
Indah per 28 Februari 2018
Kas 25.000.000
Penjualan 6.750.000
Pembelian 8.000.000
Informasi dari hasil perhitungan persedian per 28 Februari 2018 menunjukkan jumlah
Rp60.000
Diminta:
1. Hitunglah beban pokok penjualan sejak awal tahun hingga akhir bulan Februari 2018
2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat beban pokok penjualan dengan membentuk
akun beben pokok penjualan
Tes Formatif
1. Daftar akun-akun beserta saldo-saldo yang menyertainya, yang jumlah dalam saldo akhir
tersebut diambil dari saldo terakhir yang ada di setiap akun di buku besar, dalam akuntansi
dikenal sebagai apa?
A. Neraca Saldo
B. Pencatatan penyesuaian
C. Laba rugi
D. Jurnal penutup
E. Saldo Laba
2. Laporan keuangan apa yang menyajikan hasil usaha perusahan dalam rentang waktu dan
penghasilan (income) selama satu periode serta beban (expense) untuk memperoleh
penghasilan tersebut pada periode yang sama?
A. Neraca
B. Laporan perubahan modal
C. Saldo Laba
D. Neraca Lajur
E. Laporan laba rugi
3. Berikut ini, yang tidak termasuk dalam tipe kesalahan dalam posting neraca saldo adalah
A. Terlewat tidak di posting
B. Menganggap transaksi non kas dengan mendebit kas
C. Terlalu banyak angka 0 dalam transaksi
D. Daftar akun tidak sesuai dengan standar akuntansi
E. Sengaja tidak dicatat
4. Yang perlu dibuat ketika terjadi kekeliruan dalam melakukan pencatatan transaksi
A. Jurnal transaksi
B. Jurnal koreksi
C. Jurnal penyesuaian
D. Jurnal pembalik
E. Jurnal pengembalian
6. Akun yang digunakan untuk mencatat transaksi dan tidak perlu di balik pada akhir periode
A. Akun laba-rugi
B. Akun neraca
C. Akun permanen
D. Akun temporer
E. Akun pendapatan
7. Laporan keuangan yang berfungsi untuk melaporkan hal terkait dengan pihak pemilik
A. Neraca
B. Laba rugi
C. Aliran kas
D. Perubahan ekuitas
E. Catatan atas laporan keuangan
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 100
MODUL 3 KB 4 : NERACA SALDO, PENYESUAIAN, KERTAS KERJA, DAN LAP. KEUANGAN
B. balik angka pada jurnal penyesuaian lalu pindahkan ke neraca saldo setelah
penyesuaian
C. selisihkan angka pada neraca saldo dengan laba rugi untuk diisikan pada neraca saldo
setelah penyesuaian
D. tidak ada yang benar
E. A,B, dan C benar
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 101
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Principles Board. (1970). “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements of Business Enterprises”. Accounting Principles Board Statement
No. 4. New York: AICPA.
Dyson, J.R. (2010). Accounting for non-accounting students. 8th edition. England: Pearson
Education Limited.
Kartikahadi, Hans. Dkk. (2016) Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Jakarta.
Warren, Fess, and Reeve. (2016). Accounting Principles. 21th ed. Ohio: South-Western
Publishing, Co.
Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi di Perusahaan Dagang.
Yogyakarta. Penerbit: Asghard Chapter.
Warsono, S. W., Darmawan, A., & Ridha, M. A., (2009). Akuntansi Itu Ternyata Logis dan
Mudah. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit: Asghard Chapter.
Yusuf, Al. Haryono. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi7. Yogyakarta: STIE YKPN.
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 100
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 115