DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
KEGIATAN BELAJAR 1 ..................................................................................................... 4
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................................................................... 4
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan .......................................................................... 4
Pokok-pokok Materi : ......................................................................................................... 4
Uraian Materi...................................................................................................................... 4
A. Konsep Dasar Akuntansi ......................................................................................... 4
B. Asumsi dalam Akuntansi......................................................................................... 9
C. Prinsip Dasar Akuntansi ........................................................................................ 17
Rangkuman ....................................................................................................................... 21
Tugas ................................................................................................................................ 23
Tes Formatif ..................................................................................................................... 24
KEGIATAN BELAJAR 2 ................................................................................................... 28
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................................................................. 28
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ........................................................................ 28
Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 28
Uraian Materi.................................................................................................................... 28
A. Tahap Siklus Akuntansi ........................................................................................ 28
B. Pelaporan Keuangan ............................................................................................. 35
Lampiran Laporan Keuangan ............................................................................................ 39
Rangkuman ....................................................................................................................... 45
Tugas ................................................................................................................................ 46
Tes Formatif ..................................................................................................................... 46
KEGIATAN BELAJAR 3 ................................................................................................... 50
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : ............................................................................. 50
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ........................................................................ 50
Pokok-pokok Materi : ....................................................................................................... 50
Uraian Materi.................................................................................................................... 50
A. Persamaan Dasar Akuntansi .................................................................................. 50
B. Sifat Akun............................................................................................................. 55
C. Bagan Akun .......................................................................................................... 56
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN iii
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISTILAH
1. Accrual Basis artinya suatu transaksi atau kejadian dibukukan dan dilaporkan pada saat
terjadinya dan mempunyai dampak atas sumberdaya dan/atau kewajiban suatu entitas,
dan tidak semata-mata berdasarkan saat terjadinya penerimaan atau pengeluaran kas
atau setara kas.
2. Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah untuk menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik yang
dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik – dalam
mengambil pilihan-pilihan yang tepat di antara beberapa alternatif tindakan (Accounting
Principles Boards (APB) dan American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), 1970).
3. Akuntan adalah profesi akuntansi yang dapat bekerja pada dua bidang dalam akuntansi
yakni akuntansi interen dan akuntansi publik.
4. Aset (assets) adalah sumber daya yang dikuasai entitas bisnis sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas (IAI, 2016).
5. Auditing adalah suatu proses sitematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002).
6. Beban (expenses) merupakan pengorbanan atau hasil dari penggunaan aset dalam
rangka menghasilkan pendapatan.
7. Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi dan merupakan
penggolongan rekening sejenis.
8. Daftar saldo adalah suatu daftar yang memuat saldo-saldo setiap akun buku besar.
9. Double-entry bookkeeping yaitu istem pembukuan berpasangan yang menunjukkan
bahwa setiap transaksi keuangan dicatat dengan mendebit dan mengkredit dua akun
dalam jumlah yang sama.
10. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas (IAI,
2016).
11. Going concern maksudnya bahwa entitas diasumsikan tidak akan dilikuidasi atau
dikurangi secara signifikan skala usahanya. Atas dasar asumsi kelangsungan usaha ini
maka dalam keadaan normal suatu aset tetap lazimnya dilaporkan di neraca berdasarkan
nilai buku, yaitu harga historis dikurangi akumulasi penyusutan, dan tidak dilaporkan
berdasarkan nilai pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan.
12. Jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang dicatat
secara kronologis dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di dalamnya jumlah
transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu
transaksi berjalan
13. Laporan keuangan (financial statement) merupakan catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut.
14. Liabilitas (liabilities) merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi (IAI, 2016).
15. Pendapatan (revenues) adalah kenaikan dalam ekuitas pemilik sebagai hasil dari
menjual barang atau jasa ke pelanggan.
16. Posting merupakan suatu proses memindahkan catatan yang telah dilakukan di dalam
jurnal ke akun-akun dalam buku besar.
17. Prive adalah penarikan pemilik (drawing) yang menunjukkan jumlah penarikan yang
dilakukan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi. Akun Prive merupakan akun kontra
dari akun Ekuitas.
18. Siklus akuntansi (accounting cycle) ialah tahapan-tahapan yang dijalani dalam proses
Akuntansi untuk menyediakan informasi keuangan.
PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan sistem informasi yang memproses data keuangan yang berasal dari
transaksi usaha/kegiatan ekonomi suatu perusahaan (entitas ekonomi) menjadi laporan
keuangan yang digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan oleh para pemangku
kepentingan. Akuntansi diajarkan mulai tingkatan pendidikan menengah atas khususnya pada
jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Akuntansi. Guru Akuntansi di
SMK saat ini dituntut profesionalitasnya. Dalam rangka pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam
jabatan, guru Akuntansi dapat melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan. Salah
satu alur penyelenggaraan PPG dalam Jabatan dengan model hybrid learning maka terdapat
tahap pendalaman materi yang dibantu dengan modul.
Dalam Bidang Keahlian Akuntansi terdapat 6 modul, salah satunya adalah modul ini
dengan judul Modul 1: Pengantar Akuntansi dan Keuangan yang membahas mengenai
asumsi akuntansi, prinsip akuntansi, konsep dasar akuntansi, tahapan siklus akuntansi,
persamaan dasar akuntansi, mekanisme debit-kredit, serta analisis dokumen transaksi keuangan
perusahaan.
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar yang disusun dengan urutan sebagai
berikut:
§ Kegiatan Belajar 1 : Asumsi, prinsip, dan konsep dasar akuntansi.
§ Kegiatan Belajar 2 : Tahapan siklus akuntansi.
§ Kegiatan Belajar 3 : Persamaan dasar akuntansi berbagai transaksi keuangan
perusahaan dan mekanisme debit-kredit.
§ Kegiatan Belajar 4 : Analisis atas dokumen transaksi keuangan perusahaan.
§ Tes Formatif
Modul ini juga dilengkapi dengan Tugas Akhir, Test Akhir, Kunci Jawaban Tes Formatif
untuk Kegiatan Belajar 1 sampai dengan 4, dan Daftar Pustaka. Setelah mempelajari modul ini
Anda akan dapat: 1) memahami asumsi, prinsip, konsep dasar akuntansi; b) memahami tahapan
siklus akuntansi; 3) menerapkan persamaan dasar akuntansi untuk berbagai transaksi keuangan
perusahaan; dan 4) menganalisis dokumen transaksi keuangan perusahaan. Kompetensi-
kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda sebagai pendidik dalam bidang keahlian
Akuntansi di SMK.
Proses pembelajaran untuk materi Pengantar Akuntansi dan Keuangan yang sedang Anda
ikuti saat ini dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut:
1) Pahami dahulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal
sampai akhir.
2) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 secara menyeluruh baru silakan lanjutkan ke
Kegiatan Belajar 2, 3, dan 4 secara berurutan.
3) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dengan menggunakan modul ini sangat
tergantung pada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah
secara mandiri ataupun berkelompok dengan rekan sejawat.
4) Kerjakan soal tes formatif pada setiap akhir Kegiatan Belajar dan soal tes akhir (tes
sumatif) pada bagian akhir modul. Ingat, jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
mencoba mengerjakannya.
Akhir kata kami sampaikan ucapan selamat melaksanakan kegiatan PPG dalam Jabatan.
Semoga tugas dan pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi
guru agar menjadi guru dan pendidik yang profesional.
KEGIATAN BELAJAR 1
Pokok-pokok Materi :
1. Konsep dasar Akuntansi
2. Asumsi Akuntansi
3. Prinsip dasar Akuntansi
Uraian Materi
Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran seperti tersebut diatas, silakan Anda pelajari
materi berikut:
A. Konsep Dasar Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Accounting Principles Boards (APB) dan American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) pada tahun 1970 mendefinisikan Akuntansi yang
diterjemahkan sebagai berikut: ”Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya
adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,
tentang entitas ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan
keputusan ekonomik – dalam mengambil pilihan-pilihan yang tepat di antara
beberapa alternatif tindakan.”
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang
pemakai dan sudut pandang proses kegiatan.
a. Definisi Akuntansi dari sudut pandang pemakai
2. Bidang-Bidang Akuntansi
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan secara teori dan praktik
dapat dibedakan menjadi:
a. Akuntansi Sektor Mikro
Akuntansi dibutuhkan dalam setiap organisasi atau entitas, baik dalam kegiatan
bisnis, sosial, budaya, politik, dan keagamaan yang tidak lepas dari kegiatan
pengelolaan sumber daya ekonominya.
1) Akuntansi Bisnis
Akuntansi Bisnis untuk entitas bisnis yang disesuaikan dengan dinamika
dunia usaha dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dunia bisnis,
sehingga informasi keuangan yang diperlukan menjadi sangat kompleks.
Akuntansi bisnis dibagi dalam empat bidang yang tergambar dalam bagan
berikut:
Akuntansi
Keuangan
Akuntansi Akuntansi
Akuntansi
Manajemen Pajak
Biaya
3. Profesi Akuntansi
Dari waktu ke waktu kebutuhan akan jasa akuntansi semakin meningkat
akibat dari perkembangan dunia bisnis. Maka profesi akuntansi juga semakin
berkembang, menarik minat banyak orang untuk menekuni bidang karir akuntansi.
Profesi akuntansi atau disebut akuntan dapat bekerja pada dua bidang dalam
akuntansi yakni akuntansi interen dan akuntansi publik. Kedua bidang akuntansi
sebagai profesi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Akuntansi Interen
Akuntan yang bekerja pada perusahaan yang bertujuan mencari laba
(profit oriented) ataupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) disebut
bekerja dalam bidang akuntansi interen atau biasa disebut juga akuntansi
privat. Akuntan interen disebut juga akuntan manajemen. Bila mereka bekerja
dalam perusahaan manufaktur, maka mereka biasa disebut akuntan beban (cost
accountant) karena beban yang seringkali kompleks dalam perusahaan
manufaktur sehingga dibutuhkan akuntan khusus untuk menanganinya. Untuk
menjadi akuntan manajemen yang handal, maka dituntut memiliki sertifikat
yang diterbitkan oleh Asosiasi Akuntan Manajemen yang menyelenggarakan
program pelatihan dan ujian sertifikasi. Untuk menjadi akuntan manajemen
bersertifikat haruslah seorang sarjana yang telah berpengalaman kerja di
bidang akuntansi interen dan telah lulus uji sertifikasi.
Selain akuntan manajemen, terdapat akuntan yang mengaudit akuntansi
dan prosedur operasi yang dilaksanakan oleh entitas tempatnya bekerja.
Akuntan ini disebut auditor interen dan harus bersertifikat auditor interen.
b. Akuntansi Publik
Akuntan beserta stafnya yang bekerja untuk memberikan jasa akuntansi
bagi masyarakat atau publik disebut bekerja dalam bidang akuntansi publik.
Seorang akuntan bisa memiliki praktik secara perorangan atau bisa juga
sebagai anggota dari suatu kantor akuntan publik. Untuk menjadi akuntan
Selain kedua profesi akuntansi tersebut, terdapat dua bidang akuntansi lain
yakni akuntan pemerintahan dan akuntan pendidik yang dijelaskan sebagai berikut:
• Akuntan Pemerintahan
Akuntan pemerintahan merupakan seseorang yang bekerja di pemerintahan
yang menyusun laporan keuangan termasuk perhitungan atas pajak.
• Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan
penelitian di bidang akuntansi.
Dua asumsi diatas secara eksplisit dalam SAK ETAP yang ditetapkan oleh IAI
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK).
Sedangkan secara implisit, akuntansi di dunia ini menggunakan dua asumsi dasar yang
utama yakni entitas akuntansi (accounting entity) dan unit moneter (monetary unit) yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Entitas Akuntansi atau Asumsi Kesatuan Usaha (Economic/Business Entity
Assumption)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas adalah satuan yang berwujud
atau wujud. Dalam Akuntansi, istilah entitas digunakan untuk menyebut lembaga
atau organisasi apapun baik yang berorientasi laba maupun tidak. Konsep entitas
akuntansi atau disebut juga konsep kesatuan usaha memandang sebuah entitas
sebagai unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak lain (pemilik,
kreditor, manajemen, karyawan, dan entitas lainnya) yang mempunyai kepentingan
keuangan dengan entitas tersebut. Misalnya saja Tuan Ali sebagai pemilik usaha
percetakan, tidak diperbolehkan memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban
usaha percetakannya. Maksudnya biaya pribadi contohnya adalah biaya sewa
rumah tempat tinggal, biaya sekolah anak Tuan Ali, dan sebagainya. Demikian juga
ketika Tuan Ali mempunyai lebih dari satu jenis usaha, misalnya selain usaha
percetakan Tuan Ali juga memiliki usaha bengkel maka harus dipisahkan antara
beban pribadi, beban usaha percetakan, dan beban usaha bengkel.
Jenis-jenis entitas bisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
keluarannya, diantaranya adalah:
a. Perusahaan jasa (service businesses).
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa tertentu artinya
produk yang dihasilkan tidak berwujud tetapi berupa pelayanan, berupa
memberikan keindahan dan kesenangan kepada konsumen. Perusahaan jasa
terbagi dalam profesi (pengacara, akuntan, konsultan pajak, notaris);
perjalanan dan akomodasi (perusahaan angkutan, hotel, apartemen); reparasi
dan pemeliharaan (bengkel mobil, cleaning service); persewaan (sewa mobil,
sewa gedung pertokoan); komunikasi (surat kabar, telepon, televisi); pelatihan
dan keterampilan (kursus komputer, kursus bahasa); keuangan (perbankan,
leasing, kartu kredit); dan pelayanan (biro perjalanan, biro iklan, fotografer,
salon kecantikan, penjahit). Di Indonesia sendiri contohnya adalah Bank
Mandiri Tbk., PT Global Jet Express (J&T), dan PO Bandung Express.
b. Perusahaan dagang (merchandising businesses).
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang yang
diperolehnya dari pemasok dan tidak memproses lebih lanjut barang-barang
tersebut seperti kios kelontong, minimarket, pasar swalayan, toko, grosir
(wholeseller), dan sebagainya. Di Indonesia contoh perusahaan dagang adalah
Matahari Putra Prima Tbk. dan PT Trans Retail Indonesia.
c. Perusahaan manufaktur atau perusahaan industri (manufacturing businesses).
Perusahaan manufaktur mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
siap jual. Contohnya pabrikasi (pabrik semen, pabrik sepatu, pabrik roti);
Namun, bisa saja sebuat perusahaan beroperasi sekaligus pada tiga jenis bidang
tersebut yakni jasa, dagang, dan manufaktur. Misalnya sebuah perusahaan pembuat
mobil dapat menjual sendiri mobil-mobil hasil produksinya dan memberikan
layanan jasa purnajual berupa perawatan, pemeliharaan, maupun perbaikan.
Jenis entitas bisnis juga dapat diklasifikasikan ditinjau dari sudut
kepemilikannya yakni:
Sumber: http://omahpaijolaundry.blogspot.co.id/
b. Perusahaan Persekutuan • Bentuk perusahaan persekutuan
(Partnership) adalah firma (Fa) dan persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah komanditer (comandiataire
perusahaan yang dimiliki oleh dua orang veunootschap/CV).
atau lebih yang menjalankan usahanya • Firma merupakan persekutuan yang
dengan nama bersama untuk mencapai terdiri atas dua orang atau lebih dan
tujuan bersama. sepakat untuk menjalankan usaha
Contoh: CV Karya Hidup Sentosa bersama dengan penuh
sebagai perusahaan manufaktur alat-alat tanggungjawab dan menggunakan
pertanian. satu nama.
• Persekutuan komanditer adalah
persekutuan yang terdiri atas dua
orang atau lebih dan masing-masing
sekutu memiliki tanggungjawab yang
berbeda (sekutu aktif dan sekutu
pasif). Sekutu aktif bertindak keluar
dan bertanggungjawab penuh
termasuk kekayaan pribadinya pada
Sumber: http://ft.uns.ac.id pihak ketiga, sedangkan sekutu pasif
memiliki tanggungjawab hanya
sebatas modal yang disetor.
• Menggabungkan kemampuan dan
sumberdaya lebih dari satu orang.
c. Perusahaan Perseroan/ Perseroan • Pemegang saham merupakan pemilik
Terbatas/ Korporasi (Corporation) perusahaan yang tanggungjawabnya
terbatas pada modal yang disetor.
Sumber: www.indofood.com
adalah rupiah dengan simbol Rp tanpa tanda titik setelah huruf p kecil. Konsep unit
moneter ini menghendaki bahwa yang dicatat oleh akuntansi hanyalah data
transaksi yang dapat dinyatakan dengan satuan moneter. Uang merupakan alat
pertukaran yang lazim digunakan, maka asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk
mengkuantitatifkan (mengukur) kejadian-kejadian ekonomik. Asumsi ini
digunakan untuk menerapkan prinsip biaya historis. Contoh data transaksi yang
tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam satuan mata uang adalah banyaknya jumlah
karyawan, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan karyawan, jumlah
karyawan yang resign, dan kesehatan karyawan.
Selain asumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, laporan
keuangan haruslah memenuhi karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) agar
dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai. Karakteristik kualitatif
tersebut adalah:
1. Dapat Dipahami (Understandability)
Suatu informasi yang dapat dipahami maka informasi tersebut bermanfaat
bagi penerimanya. Untuk dapat memahami laporan keuangan, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis serta asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
Untuk itu, laporan keuangan yang disusun juga harus merujuk sesuai standar
akuntansi yang berlaku. Dengan demikian, sama sekali tidak berarti bahwa
informasi akuntandi harus dapat dimengerti oleh semua orang.
2. Relevan (Relevance)
Agar informasi bermanfaat, haruslah relevan bagi penerima atau pengguna
dalam pengambilan suatu keputusan sehingga dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini, atau masa depan serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
pengguna di masa lalu. Apakah suatu informasi dianggap relevan untuk dilaporkan
atau tidak, akan dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Relevan bagi suatu
laporan keuangan artinya informasi yang disajikan memiliki nilai prediktif, umpan
balik, dan tepat waktu. Nilai prediktif maksudnya adalah informasi dapat membantu
3. Materialitas (Materiality)
Materialitas merupakan tolok ukur apakah suatu informasi dianggap relevan.
Suatu informasi dianggap material atau signifikan bila suatu kesalahan/error, salah
saji/misstatement, atau kelalaian mencantumkan/omission informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna informasi tersebut.
4. Keandalan (Reliability)
Informasi dalam laporan keuangan juga harus andal (reliable). Dikatakan
berkualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
presentation) tentang sesuatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan maka informasi harus
memenuhi beberapa persyaratan yakni penyajian jujur (faithful representation),
substansi mengungguli bentuk (substance over form), netralitas (neutrality),
pertimbangan sehat (prudence), dan kelengkapan (completeness).
Penyajian jujur maksudnya adalah informasi yang disediakan akuntansi harus
menggambarkan dengan jujur transaksi, kejadian, atau keadaan menurut apa adanya
sesuai dengan prinsip atau pengertian yang berlaku umum. Substansi mengungguli
bentuk digunakan ketika substansi dan realita ekonomi suatu transaksi atau kejadian
dibandingkan bentuk hukumnya tidak selalu sejalan sehingga harus diutamakan
substansinya, bukan bentuk hukumnya. Netralitas artinya informasi akuntansi
bersifat netral yang harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
diutamakan kebutuhan atau keinginan pihak tertentu. Pertimbangan sehat
diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian peristiwa atau keadaan tertentu dalam
penyusunan laporan keuangan, misalnya kolektibilitas piutang, masa manfaat
pabrik dan peralatan, serta tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
Pertimbangan sehat tersebut merupakan pemilihan metode, menghitung, dan
melaporkan ketidakpastian peristiwa tersebut. Kelengkapan informasi harus
disajikan dengan batasan relevan dan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan.
Harus dihindarkan kelalaian mengungkapkan suatu informasi yang relevan (baik
karena kelalaian maupun sengaja).
3. Standar Akuntansi Syariah (SAK Syariah) khusus untuk entitas dan transaksi
syariah yakni berdasar syariat Islam degan acuan fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) misalnya saja bank syariah dan BMT (baitulmal wattamwil).
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang kini dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 yang berbasis kas, kas menuju akrual (cash towards accrual) sampai
berbasis akrual. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi
Pemerintahan dan disusun mengacu pada Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan (KKAP). SAP digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Poin 1 dan 2 diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Poin 3
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah. Keduanya berada di bawah naungan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Poin ke 4 diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan.
Pada awalnya, PABU di setiap negara tidak sepenuhnya sama tetapi sejalan
dengan perkembangan di era globalisasi dirasa perlu untuk melakukan harmonisasi
antara prinsip-prinsip akuntansi dari berbagai negara. Harmonisasi ini berproses selama
bertahun-tahun yang dipelopori oleh International Accounting Standards Board (IASB)
bersama dengan European Commission (EC), International Organization of Securities
Commissions (IOSOC), dan International Federation of Accountants (IFAC) yang
merumuskan International Financial Reporting Standards (IFRS). IAI sendiri
memutuskan memberlakukan IFRS bagi perusahaan-perusahaan publik mulai tahun
2011 sedangkan untuk yang bukan perusahaan publik diberlakukan SAK ETAP.
Tujuan adanya standar akuntansi keuangan ialah:
1. Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliabel.
2. Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun.
3. Memudahkan auditor dalam mengaudit.
4. Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
Sedangkan untuk SAK ETAP, berikut adalah prinsip dasar Akuntansi nya:
1. Prinsip Biaya Historis
Prinsip biaya historis (historical cost principle) yang menyatakan bahwa aset,
kewajiban, beban (atau elemen-elemen lainnya) harus dicatat sebesar harga (nilai)
pertukaran pada saat terjadi transaksi.
2. Prinsip Nilai Wajar
Prinsip nilai wajar (fair value principles) menyatakan bahwa aset, kewajiban, beban
(ataupun elemen-elemen lainnya) harus dicatat sebesar nilai wajar. Nilai wajar ialah
jumlah rupiah yang disepakati oleh kedua pihak independen dalam transaksi
pertukaran barang atau jasa.
Rangkuman
Selamat, Anda telah selesai mempelajari tentang asumsi, prinsip, dan konsep dasar Akuntansi.
Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi yang dapat dirangkum menjadi beberapa
hal berikut:
• Accounting Pinciples Boards (APB) dan American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) pada tahun 1970 mendefinisikan Akuntansi yang diterjemahkan
sebagai berikut: ”Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas
ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik –
dalam mengambil pilihan-pilihan yang tepat di antara beberapa alternatif tindakan.”
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang pemakai dan
sudut pandang proses kegiatan.
• Akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan secara teori dan praktik dapat
dibedakan menjadi:
a. Akuntansi sektor mikro
1) Akuntansi bisnis
a) Akuntansi keuangan
b) Akuntansi manajemen
c) Akuntansi pajak
d) Akuntansi biaya
2) Akuntansi organisasi nirlaba atau nonbisnis
b. Akuntansi sektor makro
1) Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
2) Akuntansi Pendapatan Nasional (National Income Accounting)
3) Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting)
• Asumsi dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual (accrual
basis) dan kelangsungan usaha (going concern). Dua asumsi tersebut secara eksplisit dalam
SAK ETAP yang ditetapkan oleh IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPPLK). Sedangkan secara implisit, akuntansi di dunia ini
menggunakan dua asumsi dasar yang utama yakni entitas akuntansi (accounting entity) dan
unit moneter (monetary unit).
• Jenis-jenis entitas bisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis keluarannya, diantaranya
adalah perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur atau perusahaan
industri. Jenis entitas bisnis juga dapat diklasifikasikan ditinjau dari sudut kepemilikannya
yakni perusahaan perseorangan (proprietorship), perusahaan persekutuan (partnership),
perusahaan perseroan atau perseroan terbatas (corporation), dan koperasi.
• Selain asumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, laporan keuangan
haruslah memenuhi karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) agar dapat
memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai. Karakteristik kualitatif tersebut
adalah dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), materialitas (materiality),
keandalan (reliability), dan dapat diperbandingkan (comparability).
• Saat ini di Indonesia berlaku 4 set standar akuntansi untuk akuntansi keuangan yakni
Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum), Standar Akuntansi Keuangan khusus
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Syariah (SAK
Syariah), dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
• Prinsip dasar Akuntansi untuk SAK Umum adalah prinsip reliabilitas (objektivitas) dan
prinsip beban perolehan. Sedangkan untuk SAK ETAP prinsip dasarnya adalah prinsip
biaya historis dan prinsip nilai wajar.
Tugas
Setelah Anda mempelajari materi diatas, silakan kerjakan tugas berikut:
1. Jika Anda perhatikan dalam banyak referensi yang membahas asumsi dasar Akuntansi,
terdapat perbedaan baik isi maupun jumlahnya. Tugas Anda adalah kumpulkan asumsi-
asumsi dasar yang dirumuskan oleh beberapa ahli dengan menyertakan sumber rujukannya
dengan mengisikannya pada tabel berikut ini, serta analisislah mengapa beberapa penulis
tersebut mengajukan konsep dasar yang berbeda-beda!
No. Nama Ahli Asumsi Dasar Penjelasan Sumber Rujukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst.
internet untuk mencari homepage perusahaan tersebut sehingga Anda mengetahui jenis
usaha yang dilakukan.
Tes Formatif
Untuk mengukur keberhasilan belajar Anda pada Kegiatan Belajar ini, silakan Anda kerjakan
tes formatif berikut:
1. Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan dan
melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Pernyataan
tersebut merupakan definisi Akuntansi dilihat dari sudut pandang...
a. Pemakai
b. Proses kegiatan
c. Entitas ekonomi
d. Sistem informasi
e. Kesatuan usaha
3. Unilever Indonesia berdiri pada 5 Desember 1933 dan tumbuh menjadi salah satu
perusahaan terdepan untuk produk Home & Personal Care serta Foods & Ice Cream di
Indonesia. Unilever menghadirkan produk produk dengan merk dunia seperti Sunsilk,
Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Pepsodent, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Lux,
Lifebuoy, Dove, Molto, Bango, dan sekitar 43 brand utama lainnya. Bila dipandang dari
jenis keluarannya, Unilever Indonesia yang salah satu kantor cabangnya ada di Semarang
termasuk dalam jenis entitas bisnis....
a. Perusahaan perseroan
b. Perusahaan jasa
c. Perusahaan manufaktur
d. Perusahaan dagang
e. Perusahaan persekutuan
4. Akuntan yang bekerja pada perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented)
ataupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) disebut:
a. Akuntan bisnis
b. Akuntan publik
c. Auditor intern
d. Auditor
e. Akuntan manajemen
6. Data dalam laporan keuangan harus disajikan sesuai data yang dapat dipercaya, kondisi ini
dalam karakteristik kualitatif disebut...
a. Substance over form
b. Going concern
c. Reliability
d. Relevance
e. Business entity assumption
7. CV Handoko ingin membeli sebuah tanah dan memperkirakan bahwa harga tanah tersebut
adalah Rp1.500.000.000,00. CV Handoko menyewa dua appraiser yang memperkirakan
harga tanah tersebut adalah Rp950.000.000,00. Nilai yang digunakan oleh CV Handoko
adalah Rp950.000.000,00. Dari contoh tersebut CV Handoko menerapkan prinsip dasar
Akuntansi:
a. Prinsip materiality
b. Prinsip comparability
c. Prinsip beban perolehan
d. Prinsip objektivitas
e. Prinsip nilai wajar
8. Akuntansi yang menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk memenuhi
kebutuhan manajer dan karyawan dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut merupakan
salah satu cabang Akuntansi Bisnis yakni:
a. Business Accounting
b. Financial Accounting
c. Tax Accounting
d. Cost Accounting
e. Management Accounting
9. Perusahaan di Indonesia seperti Telkom Tbk., Indofood Sukses Makmur Tbk.dan Semen
Indonesia Tbk. merupakan contoh entitas bisnis berbentuk korporasi. Berikut merupakan
ciri-ciri korporasi kecuali:
a. Pemegang saham merupakan pemilik perusahaan yang tanggungjawabnya terbatas
pada modal yang disetor.
b. Kekayaan pribadi pemilik terpisah dari kekayaan perusahaan.
c. Diterapkan oleh usaha berskala besar.
d. Dikelola oleh dan untuk anggota.
e. Perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham yang dapat dipindahtangankan
melalui bursa.
10. Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum) adalah standar akuntansi untuk entitas
berakuntabilitas publik. Berikut adalah tujuan adanya standar akuntansi keuangan, kecuali:
a. Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliabel.
b. Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun.
c. Memudahkan siapapun dalam menggunakan laporan keuangan.
d. Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
e. Memudahkan auditor dalam mengaudit.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pokok-pokok Materi :
1. Tahap Siklus akuntansi
2. Pelaporan Keuangan
Uraian Materi
A. Tahap Siklus Akuntansi
Pengambilan keputusan ekonomik dan bisnis suatu entitas memerlukan
informasi keuangan yang disediakan oleh Akuntansi. Untuk menyediakan informasi
keuangan tersebut dibutuhkan data keuangan dan diproses dengan cara tertentu.
Tahapan-tahapan yang dijalani dalam proses Akuntansi disebut siklus Akuntansi
(accounting cycle). Secara berurutan, siklus Akuntansi dalam kegiatan akuntansi secara
manual meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
(1) TAHAP 1: Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti transaksi
dan melakukan ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN tersebut.
(2) TAHAP 2: Mencatat transaksi keuangan kedalam BUKU JURNAL, tahapan
ini disebut MENJURNAL (jurnalizing).
Tahap (1) dan (2) merupakan langkah awal dalam siklus akuntansi yang
secara ringkas dapat kita gabungkan menjadi “menganalisis dan mencatat transaksi-
transaksi kedalam jurnal” dengan menggunakan langkah-langkah kerja sebagai
berikut:
(a) Baca dengan hati-hati penjelasan transaksi untuk menentukan apakah transaksi
tersebut memengaruhi akun Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik, Pendapatan,
Beban, atau Prive.
(b) Untuk setiap akun yang dipengaruhi oleh transaksi, tentukan apakah saldo akun
tersebut naik atau turun.
(c) Tentukan apakah setiap kenaikan atau penurunan tersebut harus dicatat sebagai
debit atau kredit dengan mengikuti aturan debit dan kredit.
(d) Catat transaksi tersebut dengan menggunakan ayat jurnal (journal entry).
Berikut adalah contoh jurnal:
Jurnal Halaman 1
Ref.
Tanggal Deskripsi Debit Kredit
Post.
Debit Kredit
• Pendapatan yang diakru (accrued income), yakni pendapatan yang masih akan
diterima.
• Beban dibayar di muka (prepaid expenses).
• Pendapatan diterima di muka (unearned income).
• Penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful accounts).
• Penyusutan aset tetap (depreciation expenses) kecuali tanah.
• Amortisasi aset tak berwujud (amortization of intangibles).
Ayat jurnal penyesuaian disiapkan berdasarkan data penyesuaian yang setiap
ayatnya memengaruhi paling tidak satu akun laporan laba rugi dan satu akun
laporan posisi keuangan. Penjelasan setiap penyesuaian termasuk perhitungannya
biasanya disertakan dalam setiap ayat jurnal penyesuaian. Tergambar dalam jurnal
penyesuaian berikut sebagai contoh salah satu ayat jurnal penyesuaian:
Jurnal Halaman 4
Ref.
Tanggal Jurnal Debit Kredit
Post.
April
berasal dari transaksi yang memengaruhi investasi dalam aset nonlancar; dan
(c) arus kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)
adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi utang dan
ekuitas perusahaan.
• Catatan atas laporan keuangan: menampung catatan, skedul tambahan, dan
informasi lainnya yang dianggap relevan. Unsur-unsur yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas seringkali
perlu didukung lebih lanjut dengan rincian dan/atau penjelasan agar lebih
informatif dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Perlu diungkapkan
antara lain tentang kebijakan akuntansi, resiko, dan ketidakpastian yang
memengaruhi entitas dan setiap sumber daya dan kewajiban yang tidak
tersajikan dalam laporan posisi keuangan.
Laporan laba-rugi dan Laba atau rugi bersih muncul di laporan laba-rugi
laporan perubahan ekuitas dan juga dalam laporan perubahan ekuitas
sebagai penambahan (laba bersih) atau
pengurangan (rugi bersih) dari ekuitas pemilik
awal dan tambahan investasi lain oleh pemilik
selama periode berjalan.
Laporan posisi keuangan dan Kas di laporan posisi keuangan juga muncul
laporan arus kas sebagai kas akhir periode di laporan arus kas.
(Nama Perusahaan)
Daftar Saldo Setelah Penutupan
(Periode)
Saldo Debit Saldo Kredit
(1)
Analisis Transaksi
Keuangan
MODUL PPG DALAM JABATAN BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN 34
(9) (2)
MODUL 1 KB 2 : TAHAPAN SIKLUS AKUNTANSI
B. Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan pada suatu entitas merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi. Informasi tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi sangat berguna bagi berbagai pihak, baik internal
maupun eksternal. Oleh karena itu, laporan keuangan dijadikan sebagai alat
Sumber: www.insideevs.com
Sumber: https://id.linkedin.com/in/selviagofar
Sumber: https://www.linkedin.com/in/maulana-jumantara-22a27510/
b. Pihak Eksternal
Rangkuman
Selamat, Anda telah selesai mempelajari tentang siklus Akuntansi dalam Kegiatan Belajar 2.
Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi yang dapat dirangkum menjadi beberapa
hal berikut:
• Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan yang dijalani dalam proses akuntansi untuk
menyediakan informasi keuangan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomik dan bisnis suatu entitas.
• Siklus akuntansi meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap 1: Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti transaksi dan
melakukan analisis transaksi keuangan tersebut.
2. Tahap 2: Mencatat transaksi keuangan kedalam buku jurnal, tahapan ini disebut
menjurnal (jurnalizing).
3. Tahap 3: Transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal, diringkas dalam buku
besar, tahapan ini disebut posting.
4. Tahap 4: Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya
kedalam daftar saldo (trial balance).
5. Tahap 5: Menyesuaikan buku besar berdasarkan informasi yang paling up-to-date atau
mutakhir.
6. Tahap 6: Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan
menuangkannya kedalam daftar saldo yang disesuaikan.
7. Tahap 7: Menyusun laporan keuangan (financial statement).
8. Tahap 8: Menutup buku besar.
9. Tahap 9: Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam daftar saldo
setelah penutupan.
• Laporan keuangan pada suatu entitas merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang
mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi. Informasi tentang kondisi keuangan
dan hasil operasi sangat berguna bagi berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.
• Pihak internal yang berkepentingan dengan laporan keuangan adakag pihak manajemen,
pemilik perusahaan. Sedangkan pihak eksternal yang berkepentingan dengan laporan
keuangan ialah investor, kreditur, pemeritah, karyawan, dan masyarakat.
Tugas
Setelah Anda mempelajari materi diatas, silakan kerjakan tugas berikut:
Jelaskan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK) yang terdiri atas:
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan laporan keuangan
Dan carilah contoh-contoh laporan keuangan tersebut yang disusun oleh suatu perusahaan yang
ada di Indonesia!
Tes Formatif
1. Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses akuntansi untuk
menyediakan informasi keuangan bagi para pengambil keputusan ekonomik dan bisnis
suatu entitas. Salah satu tahap dalam siklus akuntansi adalah posting atau pemindahbukuan
yakni proses pemindahan informasi dari...
a. Jurnal ke daftar saldo yang belum disesuaikan
b. Jurnal ke buku besar
c. Buku besar ke laporan keuangan
d. Buku besar ke daftar saldo yang belum disesuaikan
e. Daftar saldo ke laporan keuangan
2. Dalam urutan bukti transaksi berikut, tahap apa sajakah yang terlewatkan?
Analisis transaksi keuangan → mencatat transaksi keuangan kedalam buku jurnal →
posting ke buku besar → ................. (1) ....................→ menyiapkan dan menganalisis data
penyesuaian → .................. (2) ....................... → menyiapkan laporan keuangan →
menutup buku besar → menyiapkan daftar saldo setelah penutupan.
a. (1) membuat jurnal umum, dan (2) menyiapkan daftar saldo yang belum disesuaikan
b. (1) membuat jurnal penyesuaian, dan (2) menyiapkan daftar saldo yang disesuaikan.
c. (1) membuat jurnal umum, dan (2) membuat jurnal penutup
d. (1) membuat jurnal penyesuaian, dan (2) menyiapkan daftar saldo yang belum
disesuaikan
e. (1) menyiapkan daftar saldo yang belum disesuaikan, dan (2) menyiapkan daftar saldo
yang disesuaikan
5. Akuntansi merupakan dasar untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar
perusahaan sebagai wajib pajak ke kas negara. Hal ini mencerminkan pihak yang
berkepentingan terhadap akuntansi dalam hal ini adalah laporan keuangan perusahaan
adalah...
a. Kreditur
b. Debitur
c. Pemerintah
d. Calon investor
e. Masyarakat
keuangan yang berisi daftar aset, liabilitas, dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu,
biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu adalah:
a. Laporan Laba-Rugi
b. Laporan Arus Kas
c. Laporan Posisi Keuangan
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
7. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan kita dapat melihat laporan
keuangannya yang dilaporkan minimal satu kali dalam satu periode. Salah satu laporan
keuangan yang dimaksud untuk mengukur kinerja perusahaan yang melibatkan unsur
pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) adalah...
a. Laporan Laba-rugi
b. Laporan Arus Kas
c. Laporan Posisi keuangan
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
9. Pada setiap akhir periode akuntansi, agar akun-akun siap digunakan kembali untuk periode
berikutnya, maka dibuatlah...
a. Ayat jurnal penyesuaian
b. Ayat jurnal pembalik
c. Ayat jurnal umum
d. Tidak ada yang perlu dibuat
e. Ayat jurnal penutup
10. Laporan arus kas melaporkan arus kas dari tiga jenis kegiatan yakni kegiatan operasi,
kegiatan investasi, dan kegiataan pendanaan. Berikut ini contoh transaksi yang dilaporkan
sebagai kegiatan pendanaan adalah:
a. Pembelian hak paten
b. Pembayaran deviden
c. Penjualan tunai
d. Pembayaran beban upah
e. Pembelian persediaan
KEGIATAN BELAJAR 3
Pokok-pokok Materi :
1. Persamaan Dasar Akuntansi
2. Akun Sebagai Alat Pencatatan
3. Sifat Akun
4. Bagan Akun
5. Pembukuan Berpasangan dan Saldo Normal Akun
6. Analisis Transaksi
Uraian Materi
A. Persamaan Dasar Akuntansi
Tahap awal dalam siklus akuntansi yaitu analisis terhadap transaksi keuangan
(transaction analysis). Fungsi analisis transaksi keuangan yaitu mengidentifikasi perubahan
dana akibat sebuah transaksi. Perubahan dana tersebut dapat bersifat penambahan maupun
pengurangan. Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan tidak langsung digambarkan
dalam laporan keuangan, namun terlebih dahulu melewati proses pencatatan yang merupakan
bagian dari siklus akuntansi. Proses pencatatan akuntansi tersebut diatur dalam suatu
pengelompokan supaya dapat diperoleh laporan keuangan yang teratur.
Laporan Posisi Keuangan terdiri atas komponen akun Aset, Liabilitas, dan Ekuitas.
Sedangkan untuk Laporan Laba Rugi dibutuhkan informasi Pendapatan dan Beban. Hubungan
antara Aset, Liabilitas, dan Ekuitas ditunjukkan dalam persamaan akuntansi (accounting
equation) berikut:
Untuk selanjutnya, Modal dalam persamaan di atas akan disebut sebagai Ekuitas dan
persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi:
tersebut, yaitu potensi untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung
arus kas atau setara kas pada entitas. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif,
yang dapat menghasilkan kas atau setara kas, atau mampu mengurangi pengeluaran kas atau
menurunkan biaya. Aset dapat diperoleh berdasarkan produksi, pembelian, pertukaran, atau
sumbangan. Ditinjau dari segi hukum, hak atas suatu aset tidak semata berupa hak milik, tapi
dapat juga berupa hak sewa, hak pakai, maupun hak tagih. Adanya perbedaan hak tersebut akan
mempengaruhi jenis dan penggolongan aset dalam laporan keuangan.
Aset dapat diklasifikasikan berdasarkan likuiditasnya. Aset dikelompokkan dari aset
yang paling likuid, yaitu aset yang paling mudah dicairkan. Aset dibedakan menjadi Aset
Lancar dan Aset Tidak Lancar. Suatu aset diklasifikasikan ke dalam Aset Lancar apabila
memenuhi salah satu kriteria berikut: dalam bentuk kas atau setara kas yang penggunaannya
tidak dibatasi; atau diharapkan dapat direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan dari
tanggal laporan posisi keuangan; atau diharapkan dapat direalisasikan baik digunakan/
dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual kepada pihak lain dalam siklus operasi normal
perusahaan; atau dimiliki untuk maksud diperdagangkan. Dari kriteria tersebut, yang termasuk
ke dalam Aset Lancar antara lain yaitu Kas dan Setara Kas, Investasi Jangka Pendek untuk
Diperdagangkan, Piutang, Persediaan, dan Uang Muka Biaya (Biaya Dibayar di Muka).
Jika tidak satupun dari kriteria tadi dipenuhi, maka suatu aset diklasifikasikan menjadi
Aset Tak Lancar. Aset Tak Lancar mencakup Aset Berwujud dan Aset Tak Berwujud, baik itu
aset keuangan dan operasional, yang digunakan dalam jangka panjang. Aset yang termasuk ke
dalam klasifikasi Aset Tak Lancar antara lain yaitu:
a. Investasi yang Disimpan Hingga Jatuh Tempo (Held-to-Maturity) yaitu istrumen investasi
yang disimpan hingga jatuh tempo dan biasanya berjangka waktu panjang misalnya efek
hutang (debt securities), efek ekuitas, dan saham istimewa yang wajib ditebus oleh pihak
lain (redeemed preferred shares).
b. Property Investasi atau investasi berupa tanah/ bangunan/ gedung yang diperoleh bukan
untuk digunakan operasional perusahaan secara normal, melainkan dimiliki untuk
mendapat keuntungan tertentu misalnya disewakan.
c. Tanah, Bangunan, Mesin, Peralatan yang digunakan dalam operasioal perusahaan guna
menghasilkan barang/ jasa dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun buku.
d. Aset Tak Berwujud (intangible assets) adalah Aset Tak Lancar perusahaan yang tidak
memiliki wujud fisik, akan tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat baik di masa
kini maupun di masa yang akan datang. Aset yang termasuk ke dalam klasifikasi ini adalah
aset tak berwujud yang bisa diidentifikasi misalnya goodwill, dan aset tak berwujud yang
tidak bisa diidentifikasi misalnya merk dagang, hak paten, hak cipta, dan biaya
organisasional.
e. Aset Dimiliki untuk Dijual yaitu aset yang direncanakan untuk dijual oleh perusahaan.
f. Aktiva Lain yang tidak termasuk ke dalam lima klasifikasi di atas seperti misalnya uang
muka yang baru akan habis dibiayakan dalam jangka waktu yang panjang dan Aset Pajak
Tangguhan.
Liabilitas (liabilities) merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi (IAI, 2016). Penyelesaian suatu kewajiban dapat dilakukan
dalm berbagai cara antara lain yaitu dengan pembayaran kas, penyerahan aset lain, pemberian
jasa, penggantian dengan kewajiban lain, maupun konversi kewajiban menjadi ekuitas.
Liabilitas dapat diklasifikasikan menjadi Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas Jangka
Panjang. Liabilitas dapat dikatakan sebagai Liabilitas Jangka Pendek jika diharapkan bisa
diselesaikan dalam kurun waktu operasional normal perusahaan; atau jatuh tempo dalam jangka
waktu tidak lebih dari dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan; atau dimiliki untuk
maksud diperdagangkan; atau entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Yang termasuk ke dalam klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek antara lain yaitu
a. Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam operasional
normal perusahaan, di antaranya yaitu Utang Dagang, Utang Gaji, Utang Pajak, dan Utang
Lain-lain.
b. Pemabayaran Diterima di Muka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk
menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya yaitu Pendapatan
Diterima di Muka, Deposit dari Pelanggan, dan Sewa Diterima di Muka.
c. Kewajiban Lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan.
Liabilitas Jangka Panjang adalah kewajiban yang akan terselesaikan melebihi siklus
operasional normal perusahaan, yang termasuk ke dalam kategori ini antara lain yaitu
kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan berjangka panjang
misalnya Pinjaman Bank Jangka Panjang dan Kewajiban Sewa Jangka Panjang serta kewajiban
yang timbul tidak dari operasional normal perusahaan misalnya Kewajiban Premi Pensiun dan
Liabilitas Pajak Tangguhan yang penyelesaiannya belum diketahui secara pasti.
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas (IAI,
2016). Ekuitas juga dapat diartikan sebagai modal pemilik (owner’s equity) adalah sumber
pemerolehan dana yang berasal dari pemilik. Penyajian ekuitas bertujuan agar laporan
keuangan dapat memberikan informasi dengan jelas hak dan pembatasan yang ditetapkan
menurut hokum atau pembatasan lainnya atas ekuitas sehubungan dengan hak kepemilikan
masing-masing pemilik modal dalam hubungannya dengan pembagian laba, dividen, maupun
pengembalian modal.
Pendapatan (revenues) adalah kenaikan dalam ekuitas pemilik sebagai hasil dari menjual
barang atau jasa ke pelanggan. Contohnya yaitu pendapatan jasa, pendapatan penjualan,
pendapatan komisi, dan pendapatan sewa.
Beban (expenses) merupakan pengorbanan atau hasil dari penggunaan aset dalam rangka
menghasilkan pendapatan. Pengorbanan yang dimaksud dapat berupa beban gaji karyawan,
beban sewa, beban utilitas (listrik, air, dan telepon), beban bahan habis pakai, dan lain-lain.
Prive adalah penarikan pemilik (drawing) yang menunjukkan jumlah penarikan yang dilakukan
oleh pemilik untuk kepentingan pribadi. Akun Prive merupakan akun kontra dari akun Ekuitas.
Bagan berikut menunjukkan hubungan antara elemen laporan keuangan dengan akun:
Elemen Aset
Aset
Klasifikasi Aset
Lancar
Tidak
Lancar
Kumpulan akun yang digunakan dalam pembukuan disebut sebagai buku besar (ledger).
Terdapat berbagai macam bentuk akun, yang paling sederhana yaitu akun berbentuk huruf T.
Akun ini terdiri atas dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut dengan sisi debit dan sisi kanan yang
disebut dengan sisi kredit. Berikut adalah bentuk akun T:
Nama Akun
Saldo
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
Debit Kredit
01/01/2 Pembayaran premi 1 10000000 10000000 10000000 10000000
B. Sifat Akun
Akun-akun tersebut dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu Akun Riil dan
Akun Nominal. Akun Riil atau disebut juga Akun Permanen (permanent accounts) merupakan
akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan. Akun Nominal
sering disebut sebagai Akun Sementara karena pada akhir periode akuntansi, saldo Akun
Nominal dipindahkan ke akun Modal. Akun Nominal terdiri atas Pendapatan, Beban, dan Prive.
Saldo akun Pendapatan dan Beban pada akhir periode dipindahkan ke dalam akun Ikhtisar Laba
Rugi, kemudian saldo akun Ikhtisar Laba Rugi dipindahkan ke akun Modal. Sedangkan, saldo
akun Prive pada akhir periode langsung dipindahkan ke akun Modal. Proses pemindahan
tersebut menunjukkan bahwa saldo Akun Nominal hanya berlaku pada satu periode akuntansi.
Sehingga, pada awal periode berikutnya, akun Pendapatan, Beban, dan Prive akan diawali
dengan saldo nol. Berbeda dengan Akun Nominal, saldo Akun Riil akan dibawa ke periode
berikutnya, yang berarti saldo akhir periode akan menjadi saldo awal untuk periode akuntansi
berikutnya.
AKUN
Riil Nominal
C. Bagan Akun
Jumlah akun yang digunakan perusahaan akan tergantung pada sifat operasi perusahaan,
volume kegiatan perusahaan, hingga seberapa rinci informasi yang dibutuhkan. Jika akun yang
terdapat dalam sebuah perusahaan cukup banyak, maka akun akan diberi nomor untuk
digunakan sebagai referensi. Nama akun beserta nomor referensinya disusun dalam suatu daftar
yang disebut sebagai Bagan Akun atau daftar kode akun (chart of accounts). Bagan Akun
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan. Pemberian kode
akun dapat dilakukan dengan berbagai cara dan variasi. Sistem penomoran yang fleksibel
biasanya digunakan sehingga akun baru dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi nomor akun
lain. Berikut adalah contoh Bagan Akun:
200 Liabilitas
210 Utang Usaha
211 Utang Gaji
212 Sewa Diterima di Muka
213 Wesel Bayar
300 Ekuitas
310 Modal
311 Prive
MODUL PPG DALAM
312JABATAN
IkhtisarBIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Laba Rugi 56
MODUL 1 KB 3 : PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
500 Beban
510 Beban Pokok Penjualan
511 Beban Gaji
512 Beban Iklan
513 Beban Penyusutan – Peralatan Kantor
514 Ongkos Kirim Penjualan
515 Beban Sewa
516 Beban Asuransi
517 Beban Bahan Habis Pakai
518 Beban Administrasi Lain
akun merupakan selisih antara jumlah sisi debit dengan jumlah sisi kredit di akhir periode.
Jumlah penambahan suatu akun bisa saja saja sama atau bahkan lebih besar daripada
pengurangannya, namun hampir semua akun pada umumnya bersaldo positif. Saldo positif
yang dimaksud yaitu jumlah penambahan lebih besar daripada jumlah pengurangan.
Debit tidak selalu berarti penambahan, dan kredit tidak selalu berarti pengurangan (Sony
Warsono dan Ratna Candrasari, 2013). Saldo normal akun bisa saja debit atau kredit tergantung
apakah penambahan tersebut dicatat di sebelah debit atau kredit. Ketika suatu akun yang
normalnya mempunyai saldo debit, ternyata bersaldo kredit atau sebaliknya; berarti telah terjadi
kesalahan atau terjadi situasi yang tidak biasa.
Aturan pendebitan dan pengkreditan serta saldo normalnya adalah sebagai berikut:
+ Akun
- Akun Prive Pendapatan
Debit Kredit Debit Kredit
untuk untuk untuk untuk
Penam Pengur Pengur Penam
bahan angan angan bahan
(+) (-) (-) (+)
- Akun Beban
Debit Kredit
untuk untuk
Penam Pengur
bahan angan
(+) (-)
E. Analisis Transaksi
Sistem pembukuan berpasangan menyatakan bahwa sebuah transaksi bisnis akan
mempengaruhi minimal dua akun, sehingga akan tercipta keseimbangan antara sisi sebelah kiri
(debit) dan sisi sebelah kanan (kredit). Apabila muncul ketidakseimbangan, maka terdapat
kesalahan pencatatan dalam persamaan. Pengaruh atas setiap transaksi tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk penambahan atau pengurangan Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan,
Beban, dan Prive.
Pada pembahasan berikut akan diuraikan beberapa contoh analisis transaksi dalam
dampaknya terhadap persamaan akuntansi serta bagaimana proses penjurnalan atas analisis
tersebut:
1. Transaksi A: Pada 5 Januari 2016, Irvan mendirikan sebuah usaha jasa pencucian baju yang
diberi nama “Laundry Bersih”. Pada tanggal tersebut Irvan menyerahkan uang tunai
sebesar Rp100.000.000,00 sebagai setoran modalnya.
• Analisis:
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
5 Jan 16 Kas Rp100.000.000,00
Modal, Irvan Rp100.000.000 ,00
(Mencatat setoran modal)
2. Transaksi B: Pada tanggal 8 Januari 2016 “Laundry Bersih” membeli mesin cuci seharga
Rp10.000.000,00 secara tunai.
• Analisis:
a. Transaksi ini mempengaruhi bertambahnya satu akun Aset dan mengurangi akun
Aset lainnya.
b. Nama akun aset terpengaruh adalah Peralatan dan Kas.
c. Debit: Peralatan Rp10.000.000,00 karena Aset bertambah.
Kredit: Kas Rp10.000.000,00 karena Aset berkurang.
Peralatan Kas
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
8 Jan 16 Peralatan Rp10.000.000,00
Kas Rp10.000.000,00
(Membeli peralatan)
3. Transaksi C: Pada tanggal 9 Januari 2016 “Laundry Bersih” membayar sewa ruko untuk
satu bulan sebesar Rp1.000.000,00 secara tunai.
• Analisis:
a. Transaksi ini menyebabkan akun Beban bertambah dan Aset berkurang.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Beban Sewa dan Kas.
c. Debit: Beban Sewa Rp1.000.000,00 karena Beban bertambah.
Kredit: Kas Rp1.000.000,00 karena Aset berkurang.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
= Liabilita Pendapata
Aset Beban Prive s Ekuitas n
(Rp1.000.000,00 Rp1.000.000,00
)
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
9 Jan 16 Beban Sewa Rp1.000.000,00
Kas Rp1.000.000,00
(Membayar sewa ruko)
4. Transaksi D: Pada 10 Januari 2016 “Laundry Bersih” membeli Bahan Habis Pakai berupa
deterjen dan pewangi senilai Rp500.000,00 secara kredit.
• Analisis:
a. Transaksi ini mempengaruhi bertambahnya akun Aset dan akun Liabilitas.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Bahan Habis Pakai dan Utang usaha.
c. Debit: Bahan Habis Pakai Rp500.000,00 karena Aset bertambah.
Kredit: Utang Usaha Rp500.000,00 karena Liabilitas bertambah.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
Rp500.000,00 Rp500.000,00
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
10 Jan 16 Bahan Habis Pakai Rp500.000,00
Utang Usaha Rp500.000,00
(Mencatat pembelian BHP)
5. Transaksi E: Pada tanggal 12 Januari 2016, Irvan selaku pemilik “Laundry Bersih”
menyerahkan Peralatan berupa setrika dan mebel sebagai setoran modal senilai
Rp5.000.000,00
• Analisis:
a. Transaksi ini menyebabkan akun Aset bertambah dan Ekuitas bertambah.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Peralatan dan Modal, Irvan.
c. Debit: Peralatan Rp5.000.000,00 karena Aset bertambah.
Kredit: Modal, Irvan Rp5.000.000,00 karena Ekuitas bertambah.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
Rp5.000.000,00 Rp5.000.000,00
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
12 Jan 16 Peralatan Rp5.000.000,00
Modal Rp5.000.000,00
(Mencatat setoran modal)
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
15 Jan 16 Piutang Usaha Rp1.200.000,00
Pendapatan Rp1.200.000,00
(Mencatat pendapatan kredit)
7. Transaksi G: Pada tanggal 22 Januari 2016, “Laundry Bersih” melunasi kewajiban yang
terjadi atas transaksi pada tanggal 10 Januari 2016 sebesar Rp500.000,00
• Analisis:
a. Transaksi ini menyebabkan Liabilitas berkurang dan Aset berkurang.
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
22 Jan 16 Utang Usaha Rp500.000,00
Ka Rp500.000,00
(Melunasi utang)
8. Transaksi H: Pada tanggal 25 Januari 2016, “Laundry Bersih” membayar gaji karyawan
sebesar Rp1.500.000,00 secara tunai.
• Analisis:
a. Transaksi ini menyebabkan Beban bertambah dan Aset berkurang.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Beban Gaji dan Kas.
c. Debit: Beban Gaji Rp1.500.000,00 karena Beban bertambah.
Kredit: Kas Rp1.500.000,00 karena Aset berkurang.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
(Rp1.500.000,00) Rp1.500.000,00
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
25 Jan 16 Beban Gaji Rp1.500.000,00
Kas Rp1.500.000,00
(Membayar gaji karyawan)
9. Transaksi I: Pada tanggal 30 Januari 2016, “Laundry Bersih” menerima pelunasan piutang
atas transaksi pada tanggal 15 Januari 2016 sebesar Rp1.200.000,00.
• Analisis:
a. Pada saat pelunasan piutang oleh pelanggan, terjadi pertukaran Aset dengan Aset
yang lain.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Kas dan Piutang Usaha.
c. Debit: Kas Rp1.200.000,00 karena Aset bertambah.
Kredit: Piutang Usaha Rp1.200.000,00 karena Aset berkurang.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
Rp1.200.000,00
(Rp1.200.000,00)_
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
30 Jan 16 Kas Rp1.200.000,00
Piutang Usaha Rp1.200.000,00
(Mencatat pelunasan piutang)
10. Transaksi J: Pada tanggal 31 Januari 2016, “Laundry Bersih” mencatat pendapatan tunai
yang diperoleh selama bulan Januari sebesar Rp2.150.000,00
• Analisis:
a. Transaksi tersebut mengakibatkan Aset bertambah dan Pendapatan bertambah.
b. Nama akun yang terpengaruh adalah Kas dan Pendapatan.
c. Debit: Kas Rp2.150.000,00 karena Aset bertambah.
Kredit: Pendapatan Rp2.150.000,00 karena Pendapatan bertambah.
• Dampak Persamaan Akuntansi:
Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
Rp2.150.000,00 Rp2.150.000,00
Kas Pendapatan
Rp2.150.000.0 ccccccccc cccccccccc 31 Jan Rp2.150.000,0
31 Jan 16 0 c 16 0
• Jurnal
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
31 Jan 16 Kas Rp2.150.000,00
Pendapatan Rp2.150.000,00
(Mencatat pendapatan tunai)
Ringkasan transaksi di atas dan pengaruhnya terhadap persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Transaksi Aset Beban Prive = Liabilitas Ekuitas Pendapatan
Kas Piutang Bahan Habis Pakai Peralatan
A 100.000.000 100.000.000
B (10.000.000) 10.000.000
C (1.000.000) 1.000.000
D 500.000 500.000
E 5.000.000 5.000.000
F 1.200.000 1.200.000
G (500.000) (500.000)
H (1.500.000) 1.500.000
I 1.200.000 (1.200.000)
J 2.150.000 2.150.000
Saldo 90.350.000 - 500.000 15.000.000 2.500.000 - 105.000.000 3.350.000
Rangkuman
Selamat, Anda telah selesai mempelajari tentang Persamaan Dasar Akuntansi dalam
Kegiatan Belajar 3. Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi yang dapat dirangkum
menjadi beberapa hal berikut:
Fungsi analisis transaksi keuangan yaitu mengidentifikasi perubahan dana akibat sebuah
transaksi. Untuk mempermudah pemahaman transaksi keuangan maka digunakan sebuah
persamaan akuntansi yaitu Aset = Liabilitas + Ekuitas. Ekuitas terbentuk dari setoran modal
awal, dan bertambah jika ada setoran modal berikutnya atau karena adanya laba akibat selisih
lebih antara pendapatan dan beban, serta berkurang jika terdapat transaksi pengambilan modal
(prive). Akun yang muncul di dalam Laporan Posisi Keuangan disebut dengan Akun Riil atau
Akun Permanen terdiri dari Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Sedangkan, akun yang disebut sebagai
Akun Nominal atau Akun Sementara terdiri dari Pendapatan, Beban, Prive. Akun Nominal
hanya berlaku satu periode akuntansi, berbeda dengan Akun Riil yang akan selalu dibawa ke
periode berikutnya.
Sistem pencatatan akuntansi menggunakan sistem pembukuan berpasangan (double-
entry bookkeeping) yang menggunakan mekanisme Debit-Kredit. Saldo normal akun bisa saja
di Debit atau di Kredit tergantung penambahan tersebut dicatat sebelah Debit atau Kredit.
Berikut akun yang bersaldo normal di sebelah Debit yaitu Aset, Beban, dan Prive. Akun yang
bersaldo normal di sebelah Kredit adalah Liabilitas, Ekuitas, dan Pendapatan. Sistem
pembukuan berpasangan menyatakan bahwa sebuah transaksi bisnis akan mempengaruhi
setidaknya paling sedikit dua akun, sehingga akan tercipta keseimbangan antara sisi sebelah
kiri (Debit) dan sisi sebelah kanan (Kredit).
Tugas
Untuk memastikan pemahaman Anda tentang materi Persamaan Dasar Akuntansi,
kerjakanlah tugas berikut!
Hamish Daud, seorang arsitek, membuka kantor pada tanggal 6 Juni 2017. Selama bulan
berjalan, ia telah menyelesaikan transaksi berikut yang berhubungan dengan praktik profesinya:
a. Memindahkan kas dari rekening pribadi ke rekening bank yang digunakan untuk
usahanya sebesar Rp75.000.000,00
b. Membayar sewa kantor untuk bulan Juni sebesar Rp1.500.000,00
c. Membeli kendaraan untuk operasional senilai Rp25.000.000,00 dengan membayar tunai
sebesar Rp5.000.000,00 dan menerbitkan wesel bayar untuk sisanya.
Tes Formatif
1. Perusahaan membeli 100 unit bahan habis pakai dengan harga beli Rp25.000,00/ unit.
Nilai moneter yang akan dicantumkan dalam akun Bahan Habis Pakai adalah...
a. Rp25.000,00
b. Rp2.500.000,00
c. Rp250.000,00
d. Rp100.000,00
e. Rp1.000.000,00
3. Akun-akun ini dibentuk selama periode berjalan dan akan ditutup ketika penyusunan
laproan keuangan. Akun-akun ini disebut dengan...
a. Akun Kontra
b. Akun Sementara
c. Akun Kliring
d. Akun Permanen
e. Akun Riil
7. Sebuah transaksi menyebabkan 2 akun berubah. Jika salah satu akun yang berubah
adalah akun Utang Usaha (berkurang), maka kemungkinan yang terjadi atas akun yang
lainnya adalah...
a. Akun Kas (berkurang)
8. Contoh transaksi yang menyebabkan akun pada elemen Beban bertambah sedangkan
akun pada elemen Aset berkurang adalah...
a. Pelunasan utang gaji
b. Pembayaran tunai gaji karyawan
c. Pembayaran dividen
d. Pelunasan piutang
e. Pengambilan prive pemilik
9. Abdul Dilan menyerahkan uang tunai Rp150.000.000,00 sebagai setoran modal Resto
Bakso Akung. Akun yang berubah dari transaksi ini adalah...
a. Kas di Debit, Pendapatan di Kredit
b. Ekuitas di Debit, Pendapatan di Kredit
c. Kas di Debit, Ekuitas di Kredit
d. Pendapatan di Debit, Ekuitas di Kredit
e. Kas di Debit, Prive di Kredit
10. Percetakan Rapi membeli peralatan kantor senilai Rp20.000.000,00 secara kredit. Akun
yang berubah adalah...
a. Peralatan Kantor di Debit, Kas di Kredit
b. Peralatan Kantor di Debit, Utang Usaha di Kredit
c. Utang Usaha di Debit, Kas di Kredit
d. Utang Usaha di Debit, Peralatan Kantor di Kredit
e. Kas di Debit, Peralatan Kantor di Kredit
KEGIATAN BELAJAR 4
Pokok-pokok Materi :
1. Analisis Bukti Transaksi
2. Jenis Bukti Transaksi
Uraian Materi
A. Analisis Bukti Transaksi
Analisis bukti transaksi keuangan merupakan kegiatan yang dilakukan pertama kali
dalam siklus akuntansi. Transaksi keuangan yang timbul dari aktivitas bisnis akan
memunculkan bukti transaksi berupa dokumen yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam
pencatatan jurnal. Misalnya, pada saat penjualan barang maka entitas bisnis akan menerbitkan
formulir faktur penjualan dan untuk transaksi pengeluaran uang menerbitkan formulir bukti
pengeluaran kas. Hal tersebut berfungsi sebagai pengendalian bahwa tidak ada pencatatan
transaksi yang terjadi tanpa adanya bukti transaksi.
Mengingat tujuan proses akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan bagi
pengguna dalam mengambil keputusan, maka catatan akuntansi harus dibuat berdasarkan data
yang dapat dipercaya. Data harus dapat dikonfirmasi kebenarannya sehingga laporan keuangan
sebagai produk akhir proses akuntansi dapat menyediakan informasi yang berguna. Oleh karena
itu, sebuah transaksi dapat dikatakan absah apabila telah melalui prosedur formal yang
ditunjukkan dengan adanya bukti transaksi yang sudah diotorisasi atau ditandatangani oleh
pihak yang memiliki kewenangan serta dapat ditentukan kebenaran penghitungan nilai
uangnya. Bukti transaksi yang telah dinyatakan abash baik secara formil maupun materiil
kemudian dapat dijadikan sebagai sumber pencatatan akuntansi. Bukti transaksi yang telah
dicatat tersebut kemudian dijadikan sebagai dokumen pencatatan.
Bukti transaksi dapat digolongkan menjadi bukti intern dan bukti ekstern. Bukti intern
adalah bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan,
sehingga yang dijadikan sumber dan dokumen pencatatan oleh perusahaan biasanya adalah
lembar kedua sedangkan lembar satu atau lembar aslinya diserahkan kepada pihak luar yang
terkait. Bukti ekstern adalah bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar yang
membuat dan mengeluarkan bukti transaksi yang bersangkutan. Kegiatan analisis bukti
transakasi meliputi:
1. Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti transaksi, artinya menentukan pihak mana
yang mengeluarkan (intern atau ekstern) serta meneliti kebenaran identitas fisik bukti
transaksi yang bersangkutan.
2. Identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tanda tangan pihak yang terkait
dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan.
3. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu dengan meneliti penghitungan yang
dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang digunakan serta peraturan perpajakan
yang berlaku (jika transaksi terkait dengan metode dan peraturan perpajakan).
4. Menentukan akun-akun buku besar dan jumlah rupiah yang harus didebit dan dikredit
sebagai akibat terjadinya transaksi.
lengkap dari pihak yang membayar, nama lengkap serta tandatangan ataupun cap
dari pihak yang menerima, tanggal transaksi, serta nominal uang yang ditulis dengan
angka dan huruf.
2. Cek
Menurut Bank Indonesia, Cek merupakan surat perintah tidak bersyarat dari
nasabah kepada bank penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada
saat ditunjukkan. Terdapat dua jenis cek yaitu Cek Atas Nama dan Cek Atas Unjuk.
Cek Atas Nama mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan
pembayaran kepada nama yang tertera pada Cek tersebut, sedangkan Cek Atas
Unjuk tidak mencantumkan nama penerima dan bank akan melakukan pembayaran
kepada siapa saja yang membawa cek tersebut. Cek memiliki masa kadalursa
dihitung enam bulan sejak mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran,
sedangkan tenggang waktu pengunjukan cek adalah 70 hari sejak tanggal penarikan.
Jika saat Cek ditunjukkan pada masa pengunjukan dananya tidak mencukupi, maka
Cek tersebut dikategorikan sebagai Cek Kosong. Cek harus memenuhi beberapa
syarat formal yaitu nama “Cek” harus termuat dalam teks, merupakan perintah tidak
bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu, nama terdapat pihak yang harus
membayar (tertarik), terdapat penunjukan tempat dimana pembayaran harus
dilakukan, tercantum pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik, serta terdapat
tandatangan pihak yang mengeluarkan Cek (penarik).
Berikut adalah contoh Cek:
(Sumber: www.danamon.co.id)
3. Bilyet Giro
Bank Indonesia mendefinisikan Bilyet Giro sebagai surat perintah dari penarik
kepada bank tertarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada
rekening penerima. Melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/41/PBI/2016,
Bank Indonesia merubah beberapa aturan mengenai Bilyet Giro. Jangka waktu
Bilyet Giro yang semula berlaku maksimal 70 hari ditambah 6 bulan, sejak 1 April
2017 berubah menhadi 70 hari saja. Selain itu, BI juga menetapkan besaran kliring
giro yang awalnya tidak terbatas menjadi maksimal Rp500.000.000,-. Cek berbeda
dengan Bilyet Giro karena Bilyet Giro tidak bisa dipindahtangankan. Dalam aturan
terbarunya, nama penerima pada Bilyet Giro wajib diisi. Apabila nama penerima
dikosongkan dan bank tetap memprosesnya maka bank yang bersangkutan akan
mendapatkan denda. Peraturan baru ini diterapkan untuk meminimalkan kejahatan
yang mungkin terjadi (fraud) atas transaksi Bilyet Giro seperti misalnya pemalsuan
tandatangan, pemalsuan authorized signature card untuk perusahaan, hingga
pemalsuan tanda pengenal.
(Sumber: www.danamon.co.id)
4. Faktur
Faktur (invoice) adalah perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh
penjual kepada pembeli atau konsumen. Faktur merupakan tanda bukti yang
menyatakan bahwa barang yang tercantum di dalamnya telah diperjualbelikan.
Faktur biasanya dibuat sebanyak tiga rangkap. Lembar pertama atau lembar asli
diberikan kepada pembeli, lembar kedua (salinan) disimpan penjual setelah
ditandatangani pembeli yang akan dijadikan lampiran saat penagihan di kemudian
hari, dan lembar (salinan) ketiga disimpan di dalam bukti faktur. Faktur biasanya
memuat informasi mengenai pemesan (nama, alamat, nomor pemesanan), barang
(jumlah, jenis, model, kuantitas), harga satuan, jumlah harga, dan lain-lain.
Berikut adalah contoh faktur:
(Sumber: www.zahiraccounting.com)
5. Nota Kontan
Nota Kontan digunakan sebagai bukti transaksi untuk pembelian atau penjualan
secara tunai. Nota Kontan dibuat sebanyak dua salinan. Lembar pertama atau asli
diberikan kepada pembeli sedangkan lembar kedua yang merupakan salinan
disimpan oleh pihak penjual untuk dijadikan sumber pencatatan akuntansi
perusahaan. Berikut adalah contoh Nota Kontan:
6. Nota Kredit
Nota Kredit merupakan surat bukti terjadinya pengurangan piutang usaha karena
adanya pengembalian barang dagangan atau penurunan harga karena terjadinya
kerusakan atau ketidaksesuaian kualitas barang yang dikirim dengan yang dipesan
(retur penjualan). Nota Kredit dibuat dan ditandatangani oleh penjual lalu
dikirimkan kepada pihak pembeli. Nota Kredit dibuat sebanyak 2 salinan. Lembar
asli diberikan kepada pembeli sedangkan salinannya disimpan penjual sebagai bukti
telah terjadi retur penjualan. Berikut adalah contoh Nota Kredit:
7. Nota Debit
Nota Debit adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang usaha karena
adanya pengembalian barang dagangan atau penurunan harga yang dibuat oleh
pembeli. Nota Debit dapat diartikan sebagai mendebit atau mengurangi utang usaha
pembeli yang harus dilunasi. Nota Debit dibuat setidaknya dua salinan. Lembar
pertama atau asli dikirimkan oleh pembeli kepada penjual bersamaan dengan
kembalinya barang yang dibeli. Sedangkan lembar kedua atau salinannya disimpan
oleh pembeli sebagai arsip dan bukti pencatatan.
Berikut adalah contoh Nota Debit:
8. Bukti Memorial
Bukti Memorial merupakan bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan sebuah
perusahaan atau orang yang memiliki wewenang untuk mencatat kejadian yang
terjadi di dalam internal perusahaan. Bukti memorial biasanya terjadi di akhir
periode seperti Memo untuk mencatat adanya gaji pegawai yang masih harus
dibayar, adanya pekerjaan jasa yang telah selesai tetapi belum diserahkan kepada
pemesan, pengakuan atas penyusutan aktiva tetap, dan transaksi internal lainnya.
Rangkuman
Selamat, Anda telah selesai mempelajari tentang siklus Akuntansi dalam Kegiatan
Belajar 4. Dengan demikian Anda telah menguasai kompetensi yang dapat dirangkum menjadi
beberapa hal berikut:
Transaksi keuangan yang timbul dari aktivitas bisnis akan memunculkan bukti transaksi
berupa dokumen yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam pencatatan jurnal. Bukti
transaksi berfungsi sebagai pengendalian bahwa tidak ada pencatatan transaksi yang terjadi
tanpa adanya bukti transaksi. Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah baik secara formal
maupun materiil kemudian dapat dijadikan sebagai sumber pencatatan akuntansi. Bukti intern
adalah bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan,
sehingga yang dijadikan sumber dan dokumen pencatatan oleh perusahaan biasanya adalah
lembar kedua sedangkan lembar satu atau lembar aslinya diserahkan kepada pihak luar yang
terkait. Bukti ekstern adalah bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar yang
membuat dan mengeluarkan bukti transaksi yang bersangkutan.
Kegiatan analisis bukti transakasi meliputi: identifikasi (penentuan) keabsahan fisik
bukti transaksi; identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan; menentukan kebenaran penghitungan nilai uang;
serta menentukan akun-akun buku besar dan jumlah rupiah yang harus didebit dan dikredit
sebagai akibat terjadinya transaksi.
Tugas
Untuk memastikan pemahaman Anda tentang materi Analisis Bukti Transaksi,
kerjakanlah tugas berikut!
1. Jelaskan bahwa bukti transaksi pembayaran hutang kepada kreditor telah memenuhi
syarat untuk dicatat dalam buku catatan akuntansi!
2. Jelaskan informasi (data) yang dimuat dalam bukti transaksi berikut:
a. Faktur yang dikirim kepada pihak lain
b. Kuitansi yang diserahkan kepada pihak lain
c. Bilyet Giro yang diserahkan kepada pihak lain
3. Sebutkan jenis bukti transaksi untuk mendukung transaksi berikut ini:
a. Pembelian barang dagang secara kredit
b. Penjualan barang dagang secara tunai
Tes Formatif
1. Penyetoran modal oleh pemilik dalam bentuk uang tunai Rp100.000.000,00
didokumentasikan dengan...
a. Memo
b. Bon
c. Faktur
d. Kuitansi
e. Nota
2. Sahnya bukti transaksi adalah bukti transaksi yang berisi data tentang...
a. Tanggal, nomor bukti, keterangan, pihak yang terlibat
b. Jumlah uang, nomor bukti, keterangan, pihak yang terlibat
c. Tanggal, jumlah uang, nomor bukti, alamat
d. Tanggal, jumlah uang, nomor bukti, pihak yang terlibat
e. Tanggal, nomor bukti, keterangan
c. Kuitansi
d. Bukti memorial
e. Faktur
e. Bagian Gudang
Abdul Halim dkk. (2012). Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat.
Agus Riyanto. (2016). Mengapa Harus Tetap Menjadi Perusahaan Terbuka? Diakses melalui
http://business-law.binus.ac.id/2016/03/14/mengapa-harus-tetap-menjadi-perusahaan-
terbuka/ pada 23 April 2018 pukul 11.28 WIB
Al Haryono Jusup. (2014). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid I Edisi Ke-7. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Arief S., Yanuari N. S., dan Synthia M. K. (2009). Akuntansi & Pelaporan Keuangan untuk
Bisnis Skala Kecil dan Menengah. Jakarta: Grasindo.
Carl S. Warren, dkk. (2016). Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Cek dan Bilyet Giro Bank Danamon Desain Baru. Diakses melalui
https://www.danamon.co.id/id/Tentang-
Danamon/BeritaDanamon/Berita/2017/11/24/08/10/Penggunaan-Buku-Cek-dan-
Bilyet-Giro-Bank-Danamon-Design-Baru diakses pada 16 April 2018 pukul 07.03 WIB
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran. (2011). Mengenal Cek dan Bilyet Giro. Bank
Indonesia
Elizabeth L. M., dkk. (2008). Akuntansi Dasar 1 Ringkasan Teori dan Soal. Jakarta: Grasindo.
Diakses melalui
https://books.google.co.id/books?id=NJQlNQbKgyoC&pg=PR8&dq=akuntansi+peng
antar&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjS0e3yjq_aAhWBp48KHes7CCk4ChDoAQgmM
AA#v=onepage&q=akuntansi%20pengantar&f=false pada tanggal 13 April 2018.
Enny S.M., dan Badingatus S. (2014). Profesionalisme Akuntan Pendidik: Perspektif atau
Triger Kualitas Lulusan Akuntansi di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal
Akuntansi & Auditing. Vol. 11 No. 1 Hal. 103-119.
Hans Kartikahadi, dkk. (2016). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS Edisi
kedua Buku 1. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Indra Bastian. (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit Jakarta:
Erlangga
Khusnaini. (2014). Modul Pengantar Akuntansi dalam Diklat Teknis Substantif Dasar Pajak
II. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak Kementerian
Keuangan RI.
Laporan Keuangan Konsolidasian PT Wijaya Karya Beton Tbk. tahun 2016. Diakses melalui
http://web.idx.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
pada tanggal 22 April 2018.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten
atau Perusahaan Publik
Slamet Sugiri S. dan Bogat Agus R. (2016). Akuntansi Pengantar 1 Edisi Kesembilan.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Sony Warsono, Arif D., M.Arsyadi R (2009). Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika
Edisi 2. Yogyakarta: Asgard Chapter.
Sony Warsono dan Ratna Chandrasari. (2013). Dasar-dasar Akuntansi: TPA (Tes Potensi
Akuntansi). Yogyakarta: AB Publisher.
Wibowo dan Abubakar A. (2008). Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Ikhtisar Teori, Soal-Soal, dan
Materi Praktik). Jakarta: Cikal Sakti.
https://id.wikipedia.org/