Sistem Dan Dinamika Demokrasi Di Indonesia: 36 - Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1
Sistem Dan Dinamika Demokrasi Di Indonesia: 36 - Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Semester 1
Demokrasi Di Indonesia
2
Kompetensi kalian pada saat ini tentu saja semakin berkembang setelah
mempelajari satu bab awal pada buku ini. Kompetensi tersebut dapat kalian
jadikan sebagai modal berharga dalam memahami materi pembelajaran pada
bab berikutnya, termasuk materi pada bab dua ini. Itu semua merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri dengan cara meningkatkan kualitas
belajar kalian secara terus menerus.
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mendalami materi tentang system
dan dinamika demokrasi di Indonesia. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan
kalian mampu merasakan manfaat pelaksanakan demokratisasi di negara kita.
Sebagai langkah awal dalam mempelajari materi pada bab ini, coba kalian amati
gambar 2.1 di bawah ini.
A. Hakikat Demokrasi
1. Makna Demokrasi
Memahami makna demokrasi sangat penting dilakukan, supaya
kalian tidak terjebak kepada penafsiran yang salah dalam mengartikan
demokrasi. Jika kalian salah dalam menafsirkan makna demokrasi, maka
dalam mewujudkannya pun akan salah. Nah, untuk membantu kalian
dalam memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi berikut ini
disajikan puisi karya Taufik Ismail dalam bukunya yang berjudul Katastrofi
Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba halaman
282-285. Simaklah dan maknailah.
PPKn | 37
Demokrasi Kebun Binatang
Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama,
Karena kita ingin mendengar gagasan pimpinan baru kota para hewan itu.
Pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang
dan kandang itu kandang yang penting posisinya.
Kandang itu berpagar kawat yang cantik ornamennya,
Tinggi oleh siapapun tak terlompati,
Kekar oleh siapapun tak tergoyahkan,
Luasnya sepuluh hektar,
Di dalamya ada danau, gua, padang rumput dan belukar.
Penduduk kandang itu kambing, kelinci, kijang, kucing, kuda, kerbau,keledai,
anjung, domba, sapi, gajah, rusa, monyet, perkutut, burung hantu dan jerapah.
Pak kepala kebun binatang berminat benar memasukkan serigala ke dalam
kandang besar itu, Karena katanya sudah 34 tahun lamanya makhluk ini berada
di luar sana.
Alasannya adalah bahwa demokrasi hewan harus ditegakkan,
Termasuk demokrasi serigala.
Menurut serigala, ukuran demokrasi adalah “sama-sama hewan”
Dan gagasan ini dengan gigih di didukung kepala kebun binatang.
Ke-17 hewan lainnya itu tak setuju.
Menurut mereka, definisi demokrasi adalah “sama-sama hewan yang tidak
memakan satu sama lain, tidak memangsa satu sama lain”.
Pak kepala, ganjilnya, tak menerima logika ini dan tetap memihak definisi
demokrasi serigala.
Keesokan harinya, selepas acara makan pagi para penghuni kebun
binatang,
Dia membawa seekor hewan berkaki empat ke depan kandang itu.
”kalian tengoklah makhluk penyabar ini. Perhatikan bulunya yang bersih
berkilat, telinganya yang lemas terkulai dan bahasa badannya yang sopan.
Nah kan dia jinak dan baik hati,”kata pak kepala,
Ke-17 hewan berteriak. “Lho, itu kan serigala yang memakai jaket kulit kambing
dan memakai telinga kambing palsu.” seru mereka. ”Biar menyamar seperti apa,
pak kepala, kami tetap kenal betul bau keringat badannya.”
Dua puluh empat jam kemudian, kepala kebun binatang datang ke
depan pintu kandang dan menuntun lagi makhluk itu. “saya minta
kalian dengan hati terbuka memperhatikan ciptaan Tuhan ini. Perhatikan
tingkah lakunya yang mandiri, matanya yang bening dan suci, ekspresi
luhurnya budi pekerti. Nah bukankah dia jinak dan baik hati?”tanyanya.
Ke-17 hewan penghuni kandang bersorak. “Yaaah, itu kan serigala menyamar
Apabila kalian cermati, kondisi yang diutarakan dalam puisi di atas mirip
dengan kondisi yang terjadi saat ini. Di saat orang saling berebut pandangan
mengenai arti demokrasi. Tiap orang mengemukakan sudut pandang berbeda
yang tidak jarang tidak mau menerima sudut pandang orang lain. Tidak jarang ada
orang atau kelompok yang mendasarkan arti demokrasi dari sudut agama, politik
dan sebagainya. Oleh karena pada bagian ini akan diuraikan pengertian demokrasi
secara sistematis mulai dari asal kata sampai pada taraf pelaksanaanya.
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang
berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah
satu kosakata dalam bahasa Inggris yaitu democracy. Konsep demokrasi menjadi
sebuah kata kunci dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Tapi tidak
menutup kemungkinan masih ada yang salah mempersepsikan istilah demokrasi
ini. Bahkan tidak hanya itu, konsep demokrasi bisa saja disalahgunakan oleh
PPKn | 39
para penguasa terutama penguasa yang
Info Kewarganegaraan otoriter untuk memperoleh dukungan
rakyat supaya kekuasaannya tetap
Salah satu pilar demokrasi langgeng.
adalah prinsip trias politica yang
membagi ketiga kekuasaan Menurut Kamus Besar Bahasa
politik negara (legislatif, Indonesia, demokrasi merupakan istilah
eksekutif, dan yudikatif) untuk politik yang berarti pemerintahan rakyat.
diwujudkan dalam tiga jenis Hal tersebut bisa diartikan bahwa dalam
lembaga negara yang saling
lepas (independen) dan berada sebuah negara demokrasi kekuasaan
dalam peringkat yang sejajar tertinggi berada di tangan rakyat dan
satu sama lain. Kesejajaran dijalankan langsung oleh mereka atau
dan independensi ketiga jenis wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
lembaga negara ini diperlukan
agar ketiga lembaga negara sistem pemilihan bebas.
ini bisa saling mengawasi dan
saling mengontrol berdasarkan
prinsip checks and balances.
Negara
No Negara Otoriter
Demokrasi
1.
2.
3.
4.
5.
PPKn | 41
2. Klasifikasi Demokrasi
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian
besar negara di dunia. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda
tergantung dari sudut pandang masing-masing. Keanekaragaman sudut pandang
inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai macam bentuk.
Berikut ini dipaparkan beberapa macam bentuk demokrasi.
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
Dilihat dari titik berat yang menjadi perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan
ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi
atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk
demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal.
2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan
dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang
dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara komunis
3. Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan
serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material.
Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara non-blok.
b. Berdasarkan ideologi
Berdasarkan ideologi yang menjadi landasannya, demokrasi dapat dibedakan
kedalam dua bentuk, yaitu:
1. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Ciri khas pemerintahan
demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas
dan tidak diperkenankan banyak melakukan campur tangan dan bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaan pemerintah dibatasi
oleh konstitusi.
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-
citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan
dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan
serta paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut, apabila
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Berbicara mengenai demokrasi maka tidak akan terlepas dari pembicaraan
tentang kekuasaan rakyat. Seperti yang diungkapkan pada bagian sebelumnya
bahwa demokrasi itu merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat, maka secara eksplisit ditegaskan bahwa rakyatlah pemegang kekuasaan
yang sebenarnya
Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut oleh sebagian besar
negara di dunia tentu saja memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem
yang lain. Henry B. Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam
bukunya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik mengungkapkan prinsip dari
demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis. Adapun
prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
PPKn | 43
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
Kemudian, menurut Alamudi sebagaimana dikutip oleh Sri Wuryan dan
Syaifullah dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kewarganegaraan, suatu negara
dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru demokrasi sebagai
berikut:
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hak-hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
j. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Prinsip-prinsip demokrasi yang diuraikan di atas sesungguhnya merupakan
nilai-nilai yang diperlukan untuk mengembangkan suatu bentuk pemerintahan
yang demokratis. Berdasarkan prinsip-prinsip inilah, sebuah pemerintahan yang
demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya tanpa prinsip-prinsip tersebut, bentuk
pemerintah yang demokratis akan sulit ditegakkan.
PPKn | 45
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara. Artinya, demokrasi
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
bukan saja mengakui kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak tak
terbatas secara hukum, melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan
pemisahan kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara
yang bertanggung jawab. Jadi demokrasi menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenal semacam pembagian
dan pemisahan kekuasaan (division and separation of power), dengan
sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia, Artinya, demokrasi menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui
hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asas
tersebut, melainkan terlebih-lebih untuk meningkatkan martabat dan
derajat manusia seutuhnya
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka. Artinya, demokrasi
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka
(independen) yang memberi peluang seluas-luasnya kepada semua
pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang
seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang merdeka itu penggugat dengan
pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya
mempunyai hak yang sama untuk mengajukan konsiderans (pertimbangan),
dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian, dan petitumnya.
Sumber: www.
vhrmedia.com
Gambar 2.3
Peradilan yang
merdeka merupakan
perwujudan dari
prinsip-prinsip
Demokrasi
Pancasila
PPKn | 47
organisasi yang jadi anak emas, yang diberi berbagai keistimewaan atau
hak-hak khusus.
Apa sebenarnya yang menjadi karakter utama demokrasi Pancasila? Karakter
utama demokrasi Pancasila adalah sila keempat, yaitu Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dengan kata
lain, demokrasi Pancasila mengandung tiga karakter utama, yaitu kerakyatan,
permusyawaratan, dan hikmat kebijaksanaan.
Tiga karakter tersebut sekaligus berkedudukan sebagai cita-cita luhur penerapan
demokrasi di Indonesia. Cita-cita kerakyatan merupakan bentuk penghormatan
kepada rakyat Indonesia dengan member kesempatan kepada rakyat Indonesia
untuk berperan atau terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh pemerintah. Cita-cita permusyawaratan memancarkan keinginan untuk
mewujudkan negara persatuan yang dapat mengatasi paham perseorangan atau
golongan. Sedangkan cita-cita hikmat kebijaksanaan merupakan keinginan
bangsa Indonesia bahwa demokrasi yang diterapkan di Indonesia merupakan
demokrasi yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusian, persatuan,
permusyawaratan dan keadilan.
Hikmat kebijaksanaan itu adalah perpaduan antara kebenaran yang berasal
dari Tuhan dengan pemikiran manusia. Untuk menambah pemahaman kalian
mengenai nilai yang dikandung demokrasi Pancasila, simaklah ilustrasi berikut.
PPKn | 49
lima tahun sekali. Jangan sampai golput yang menang. Kalau
banyak yang memberikan suara, calon terpilih nanti jadi benar-
benar mendapat legitimasi,” kata Ahmad Zuhdi (28), warga
Jalan Kenari Raya, Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan,
Percut Sei Tuan, yang memilih di TPS 29.
Perubahan juga diharapkan Desta Tarigan, yang
datang bersama keluarganya ke lokasi TPS 15 di Kelurahan
Delitua, Kecamatan Namorambe. “Saya juga berharap terjadi
perubahan, walaupun saya pesimis,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan, proses pencoblosan di TPS
berlangsung lancar. Warga mendatangi lokasi-lokasi yang
ditetapkan sejak pagi. Hingga menjelang siang, warga terlihat
masih berdatangan.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlah
pemilih di Deliserdang 1.485.326 jiwa. Mereka diberi hak
memilih 11 pasangan calon bupati dan wakil bupati. Lima
pasangan kandidat dicalonkan partai politik, enam pasangan
calon lainnya maju dari jalur perseorangan. Sementara itu,
Pemilukada Langkat juga digelar hari ini. Empat pasangan
calon bupati dan wakil bupati akan memperebutkan suara
698.300 pemilih dalam DPT.
Sumber: http://www.merdeka.com
PPKn | 51
tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar
berikut ini:
a. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih
oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang
hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat
mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak
kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang,
bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban itu tidak hanya
menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas,
yaitu perilaku anak dan isterinya, juga sanak keluarganya terutama yang
berkaitan dengan jabatannya.
b. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi
kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak
hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang
lain tertutup sama sekali.
c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi
kekuasaan, diperlukan satu sistem rekruitmen politik yang terbuka.
Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu
jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai peluang yang sama dalam
melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik tersebut.
d. Pemilihan Umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan
secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk melaksanakan rotasi
kekuasaan dan rekruitmen politik. Setiap warga negara yang sudah dewasa
mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan
haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk
menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada
rasa takut atau paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti
segala macam akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan
penghitungan suara.
e. Pemenuhan hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis,
setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara
bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk
berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers yang bebas.
Kelima indikator di atas merupakan elemen umum dari demokrasi yang
menjadi ukuran dari sebuah negara demokratis. Dari indikator-indikator tersebut,
PPKn | 53
Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gambar 2.4 Para pejuang dalam perang kemerdekaan
PPKn | 55
Keempat, sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu
pada 1955, tetapi Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi. Kompetisi antar partai politik berjalan sangat intensif dan fair,
serta yang tidak kalah pentingnya adalah setiap pemilih dapat menggunakan hak
pilihnya dengan bebas tanpa ada tekan atau rasa takut.
Kelima, masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak
dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara
dapat memanfatkannya dengan maksimal. Hak untuk berserikat dan berkumpul
dapat diwujudkan dengan jelas, dengan terbentuknya sejumlah partai politik dan
organisasi peserta Pemilihan Umum. Kebebasan pers juga dirasakan dengan baik.
Demikian juga dengan kebesan berpendapat. Masyarakat mampu melakukannya
tanpa ada rasa takut untuk menghadapi resiko, sekalipun mengkritik pemerintah
dengan keras. Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh Dr. Halim mantan
Perdana Menteri yang menyampaikan surat terbuka dan mengeluarkan semua
isi hatinya dengan kritikan yang sangat tajam terhadap sejumlah langkah yang
dilakukan Presiden Soekarno. Surat tersebut tertanggal 27 Mei 1955. Petikan isi
surat tersebut adalah sebagai berikut.
PPKn | 57
Ketiga, dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap
pengelolaan konflik. Akibat politik aliran tersebut, setiap konflik yang terjadi
cenderung meluas melewati batas wilayah, yang pada akhirnya membawa dampak
yang sangat negatif terhadap stabilitas politik.
Keempat, basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah. Struktur sosial
yang dengan tegas membedakan kedudukan masyarakat secara langsung tidak
mendukung keberlangsungan demokrasi. Akibatnya semua komponen yang
di masyarakat sulit dipersatukan, sehinggal hal tersebut mengganggu stabilitas
pemerintahan yang berdampak pada begitu mudahnya pemerintahan yang sedang
berjalan dijatuhkan atau diganti sebelum masa jabatannya selesai.
Terpimpin
PPKn | 59
Keempat, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti
kebebasan pers. Sejumlah surat kabar dan majalah diberangus oleh pemerintah
seperti misalnya Harian Abadi dari Masyumi dan Harian Pedoman dari PSI.
Kelima, sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses hubungan
antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi yang
terbatas.
Dari lima karakter di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa demokrasi terpimpin
sudah keluar dari aturan yang benar. Bukan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan,
akan tetapi dipimpin oleh institusi kepresidenan yang sangat otoriter yang jauh
dari niali-nilai demokrasi universal. Masa ini bisa disebut sebagai masa suram
demokrasi di Indonesia.
PPKn | 61
Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Rekruitmen politik merupakan
proses pengisian jabatan politik di dalam penyelenggaraan pemerintah negara
baik itu untuk lembaga eksekutif (pemerintah pusat maupun daerah), legislatif
(MPR, DPR, dan DPRD) maupun lembaga yudikatif (Mahkamah Agung). Dalam
negara yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis, semua warga
negara yang mampu dan memenuhi syarat mempunyai peluang yang sama untuk
mengisi jabatan politik tersebut. Akan tetapi, yang terjadi di Indonesia pada masa
Orde Baru, sistem rekruitmen politik tersebut bersifat tertutup, kecuali anggota
DPR yang berjumlah 400 orang dipilih melalui Pemilihan Umum. Pengisian
jabatan tinggi negara seperti Mahkamah Agung, Dewan Pertimbangan Agung
dan jabatan-jabatan lainnya dalam birokrasi dikontrol sepenuhnya oleh lembaga
kepresidenan. Demikian juga dengan anggota badan legislatif. Anggota DPR
sejumlah 100 orang dipilih melalui proses pengangkatan dengan surat keputusan
Presiden. Sementara itu dalam kaitannya dengan rekruitmen politik lokal (seperti
gubernur dan bupati/walikota), masyarakat di daerah tidak mempunyai peluang
untuk ikut menentukan pemimpin mereka, karena kata akhir tentang siapa yang
akan menjabat diputuskan oleh Presiden. Jelas, sistem rekruitmen seperti sangat
bertentangan dengan semangat demokrasi.
Ketiga, Pemilihan Umum. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Pemilihan
Umum telah dilangsungkan sebanyak tujuh kali dengan frekuensi yang teratur
setiap lima tahun sekali. Tetapi kalau kita amati kualitas pelaksanaan pemilihan
umum tersebut masih jauh dari semangat demokrasi. Karena Pemilihan Umum
tidak melahirkan persaingan yang sehat, yang terjadi adalah kecurangan-
kecurangan yang sudah menjadi rahasia umum.
Keempat, pelaksanaan hak dasar warga negara. Sudah bukan menjadi rahasia
umum lagi, bahwa dunia internasional seringkali menyoroti politik Indonesia
berkaitan erat dengan perwujudan jaminan hak asasi manusia. Masalah kebebasan
pers sering muncul ke permukaan. Persoalan mendasar adalah selalu adanya
campur tangan birokrasi yang sangat kuat. Selama pemerintahan orde baru, sejarah
pemberangusan surat kabar dan majalah terulang kembali seperti yang terjadi pada
masa orde lama, misalnya beberapa media massa seperti Tempo, Detik, dan Editor
dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain dibredel setelah mereka
mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan oleh
pejabat-pejabat negara.
PPKn | 63
Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan Mahkamah Agung,
karena DPR tidak dapat berfungsi karena gedungnya diambil alih oleh mahasiswa.
Saat itu, kepimpinan nasional segera beralih dari Soeharto ke Habibie. Hal ini
merupakan jalan baru demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati
diliputi oleh kontroversi tentang status hukumnya, pemerintahan Presiden Habibie
mampu bertahan selama satu tahun kepemimpinan.
Dalam masa pemerintahan Presiden Habibie inilah muncul beberapa indikator
pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan
pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan.
Kedua, diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu tahun 1999. Habibie
dalam hal ini sebagai Presiden Republik Indonesia membuka kesempatan kepada
rakyat untuk berserikat dan berkumpul sesuai dengan ideologi dan aspirasi
politiknya.
Sumber: kepustakaan-presiden.pnri.go.id
Gambar 2.6 Pelantikan BJ. Habibie sebagai Presiden RI ke-3
Dua hal yang dilakukan Presiden Habibie di atas merupakan fondasi yang kuat
bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia pada masa selanjutnya. Demokrasi yang
diterapkan negara kita pada era reformasi ini adalah demokrasi Pancasila, tentu
saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi parlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan jauh
lebih demokratis dari yang sebelumnya. Sistem pemilu yang terus berkembang
memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan hak politiknya dalam pemilu,
Setelah kalian memahami materi di atas, coba kalian buat kesimpulan mengenai
karakteristik pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada setiap periodenya. Tuliskan
kesimpulan kalian dalam table di bawah ini.
1. Akuntabilitas
Rotasi
2.
kekuasaan
Pola
3. rekruitmen
politik
Pelaksanaan
4. Pemilihan
Umum
Pemenuhan
5. hak-hak dasar
warga negara
PPKn | 65
C. Membangun Kehidupan yang Demokratis di Indonesia
PPKn | 67
maka pemahaman kalian terhadap pelajaran menjadi kurang optimal. Dalam
masyarakat apabila penyelesaian perkara tidak melalui musyawarah, maka akan
terjadi main hakim sendiri dan pengambilan kebijakan yang sewenang-wenang,
akibatnya suasana di lingkungan masyarakat menjadi tidak nyaman dan tidak
aman.
Dalam lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara, seandaianya tidak ada
pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden, maka tentu saja tidak
akan terwujud kebebasan warga negara untuk memilih pemimpinnya. Bayangkan
pula seandainya warga Negara tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan kebijakan pemerintah, maka kebijakan yang dibuat pemerintah
kecenderungannya akan sewenang-wenang, artinya kebijakan tersebut tidak
sesuai dengan aspirasi warga negara.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kehidupan demokratis
penting dikembangkan dalam berbagai kehidupan, karena seandainya kehidupan
yang demokratis tidak terlaksana, maka asas kedaulatan rakyat tidak berjalan, tidak
ada jaminan hak-hak asasi manusia, tidak ada persamaan di depan hukum. Jika
demikian tampaknya kita akan semakin jauh dari tujuan mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Partisipasi dalam
pembuatan
keputusan
Kebebasan yang
bertanggung
jawab
PPKn | 69
k. membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.
Kalian sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai ujung tombak dalam
usaha menegakkan nilai-nilai demokrasi, sudah semestinya mendemonstrasikan
peran serta kalian dalam usaha mewujudkan kehidupan yang demokratis. Paling
tidak, kalian mencoba membiasakan hidup demokratis di lingkungan keluarga
dan di lingkungan sekolah maupun masyarakat tempat kalian tinggal, sehingga
pada akhirnya berkembang menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang
demokratis.Nah, sekarang coba kalian tuliskan contoh-contoh perilaku kalian
yang mencerminkan upaya menegakan nilai-nilai demokrasi.
a. Dalam kehidupan di lingkungan keluarga
1) Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga yang lain
2) ……………………………………………………………………………
……………………
3) ……………………………………………………………………………
……………………
4) ……………………………………………………………………………
……………………
5) ……………………………………………………………………………
……………………
Refleksi
PPKn | 71