Anda di halaman 1dari 10

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

“Wirausaha Produk Kerajinan Untuk Pasar Global”

DISUSUN

ERNY MARITO BR.TOMPUL


XII MIA 4

SMA N 11 BINTAN UTARA


JALAN SAKERA NO.11
TANJUNG UBAN

TP: 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global
global ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Wirausaha
Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Tanjung Uban, 13 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................... ................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan……………........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan, Produksi, dan Perhitungan Kerajinan untuk Pasar Global


2.1 Perencanaan usaha kerajinan untuk pasar global............................................................ 3
a. pasar sebagai salah satu factor kunci wirausaha kerajinan …....................................
b. contoh kerajinan nusantara yang mendunia ……………………………………….
2.2 Perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar global..................................................... 3
a. Pencarian ide produk...............................................................................................
b. Rasionalisasi……………………………………………………............................ 5
c. Prototyping dan penentuan desain akhir..................................................................... 5
d. Produksi kerajinan untuk pasar global ……..………………………....................... 5
e. Kemasan sebagai bagian penting kerajinan untuk pasar global………………….
2.3 Penghitungan Harga Jual Produksi Kerajinan untuk Pasar Global …………………….

B. Promosi dan Penjualan Produk Kerajinan untuk Pasar Global ………………..


2.4 Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Global …………………………….
2.5 Penjualan Produk Kerajinan untuk Pasar Global secara Langsung dan Daring ……

BAB III CONTOH

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA....................................... ...................................................................


BAB I 
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di Indonesia terutama dalam menghadapi ekonomi pasar global
semakin menumbuhkan persaingan yang gencar. Kenyataan ini ditandai dengan semakin
banyaknya produsen yang menghasilkan berbagai produk barang dan jasa, baik yang berlainan
jenis maupun yang sejenis. Masing-masing produsen itu bersaing dalam menarik perhatian
konsumen untuk meningkatkan penjualan dengan komunikasi pemasaran. Fenomena ini bisa
dilihat antara lain dari usaha masing-masing produsen untuk menonjolkan karakteristiknya.
Kegiatan pemasaran merupakan bentuk bisnis yang sulit untuk stabil, karena pemasaran
senantiasa berubah seiring dengan keadaan atau situasi kondisi bisnis pasar, teknologi, sosial
ekonomi, dan budaya dari masyarakat dimana ia tumbuh dan berkembang
Indonesia terdiri dari bermacam macam kebudayaan dari setiap daerah nya, setiap daerah
memiliki ciri khasnya masing masing dan setiap daerah memiliki sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan. Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat
menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat
mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya
masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang
dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya. Kekayaan sumber daya alam dan
budaya ini dapat dimanfaatkan menjadi usaha produk kerajinan untuk pasar global sebagai cara
untuk menghadapi ekonomi pasar di kanca internasional atau global.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha kerajinan untuk pasar global?
2. Bagaimana perancangan kerajinan untuk pasar global ?
3. Bagaimana produksi kerajinan untuk pasar global ?
4. Bagaimana kemasan kerajinan untuk pasar global?
5. Bagaimana penghitungan hsrgs jusl produksi kerajinan untuk pasar global?
6. Bagaimana Penjualan Produk Kerajinan untuk Pasar Global secara Langsung dan
Daring?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Kerajinan Untuk Pasar
Global ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan usaha kerajinan untuk pasar global .
2. Untuk mengetahui perancangan kerajinan untuk pasar global
3. Untuk mengetahui produksi kerajinan untuk pasar global.
4. Untuk mengetahui kemasan kerajinan untuk pasar global.
5. Untuk mengetahui penghitungan biaya produksi kerajinan untuk pasar global
6. Untuk mengetahui Penjualan Produk Kerajinan untuk Pasar Global secara Langsung dan
Daring.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Global


Pada prinsipnya, pasar terjadi karena adanya permintaan (dari pembeli) dan penawar (dari
penjual). Potensi pasar dapat diketahui melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan permintaan
dan pendekatan penawaran. Pendekatan permintaan adalah dengan mencari tahu kebutuhan
dari pasar sasaran, sedangkan pendekatan penawaran mengandalkan pada kemampuan
wirausaha membuat produk inovatif. Kedua pendekatan ini dapat digunakan untuk mengenali
potensi pasar.
Perencanaan kerajinan harus sesuai dengan keinginan pasar global agar barang yang
dibuat dapat menarik perhatian konsumen agar dapat menjadi produk yang bersaing di pasar
dan dibeli oleh konsumen3 tahapan perencanaan usaha kerajinan untuk pasar global adalah
Menentukan karya (Membuat sketsa), Membuat karya (Menyiapkan alat-bahan),
Menyempurnakan karya (Membungkus karya)
Kebutuhan pasar global dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap pasar
sasaran.Selain pengamatan, kita juga dapat wewancarai pasar sasaran untuk mengetahui
kebutuhan dan selera target konsumen.

a.Pasar sebagai salah satu factor kunci wirausaha kerajinan


Berdasarkan luasnya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar local, pasar nasional, dan
pasar global atau pasar internasional. Pasar global dapat dipahami sebagai pasar diluar pasar
local dengan selera global. Perkembangan teknologi informasi memungkinkan kerajinan
memiliki pasar yang lebih luas, tidak hanya konsumen local, namun juga konsumen global.
Pada prinsipnya pasar terjadi karena  adanya permintaan (dari pembeli) dan penawaran (dari
penjual). Potensi pasar dapat diketahui mealui dua pendekatan, pendekatan permintaan dan
pendekatan penawaran.

b. Contoh kerajinan nusantara yang mendunia

1) Ukiran Kayu

Indonesia unggul akan kualitas kayunya karena tumbuh di negara tropis. Ditambah pula
dengan lihainya para pengukir kayu yang telah dikenal menciptakan kerajinan ukir kayu yang
telah terdengar kabarnya ke ujung dunia. Terbukti, kaligrafi, patung, dan relief dari kota
Jepara yang telah banyak diekspor, bahkan sampai ke Eropa. Selain Jepara, Gianyar juga
dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan dengan nilai seni tinggi. Satu di antaranya adalah
kerajinan ukiran kayu tradisional yang reputasinya telah tersebar hingga ke mancanegara.
Ukiran kayu asal Gianyar dikenal karena rancangan yang khas, detail ukiran yang rapi,
dan jenis bahan baku yang berkualitas tinggi. Tak heran jika harga jualnya pun dapat
menembus belasan dan bahkan puluhan juta. Kerajinan ukiran kayu asal Gianyar memang
bukan suvenir sembarangan. Proses pembuatan sebuah patung berkisar antara 1-4 bulan,
melalui beberapa tahapan. Lamanya proses pengerjaan ini bergantung pada besarnya patung
atau pahatan yang dibuat, jenis kayu, dan banyaknya detail ukiran dalam patung atau ukiran
yang dibuat. Selain itu, karena sentuhan dari setiap seniman pematung memiliki kekhasan
tersendiri, lama pengerjaan pahatan atau patung dari tiap seniman amat bervariasi.
Detail ornamen yang ada dalam tiap ukiran atau patung pun amat khas dan memiliki
tingkat kerumitan tersendiri, sehingga mempengaruhi harga jualnya. Sementara, jenis bahan
akan berpengaruh terhadap nilai setiap patung dalam jangka waktu yang panjang. Jenis kayu
yang paling umum digunakan para pengrajin di Gianyar adalah kayu suar (trembesi) yang
berasal dari Jawa dan Kalimantan.

2) Kerajinan Batik

Siapa yang tak mengenal batik? Eksistensinya sebagai warisan nenek moyang Indonesia
pun telah diakui oleh seluruh negara di dunia. Bahkan banyak selebriti Hollywood yang
pernah juga mengenakan rancangan batik hasil tangan desainer kenamaan tanah air untuk
menemaninya bergaya di karpet merah lho.
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada sebuah kain kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu
dan memiliki kekhasan dari motif masing-masing daerah. Selama ini kita mungkin mengira
bahwa batik hanya berasal dari daerah Jawa saja. Namun, daerah lain, seperti Sumatera,
Kalimantan dan daerah lainnya di Indonesia juga memiliki berbagai motif batik yang menjadi
khas masing-masing dan sudah dikenal hingga mancanegara.
Motif batik dari bumi Serambi Mekkah ini memang belum terlalu terkenal seperti
kebanyakan motif dari tanah Jawa lainnya. Namun, motif batik dari Aceh ini memiliki
keunikan dan kekhasan tersendiri sehingga membedakan dari motif batik kebanyakan
lainnya. Motif batik dari Aceh ini menampilkan unsur alam dan budaya Aceh dalam
perpaduan warnanya. Warna pada batik Aceh ini lebih dominan menggunakan warna-warna
yang cerah seperti merah, kuning, hijau, merah muda, orange dan lain sebagainya.

3) Kerajinan Kulit

Kulit adalah salah satu bahan dasar kerajinan untuk membuat produk – produk yang
bermaterialkan dari kulit itu sendiri. Kulit yang biasanya digunakan tentunya kulit hewan,
seperti kulit sapi, kulit kambing, kulit biawak, kulit ular, dan lainnya. Produk kerajinan kulit
pun bisa bermacam-macam, ada kerajianan untuk produk tas, dompet, sepatu, sendal, dan
masih banyak lagi lainnya.
Produk kerajinan kulit yang asli mempunyai harga yang lebih mahal atau berbeda dari
bahan kulit imitasi (yang familiar dengan bahan sintesis). Di Indonesia sendiri sekarang
sudah banyak pengrajin kulit dan produk-produk dari kulit. Soal kualitas produk kulit jangan
anggap remeh. Beberapa pengrajin bahkan sudah kerjasama atau mengirim produksi mereka
di luar negeri. Untuk kamu para pecinta fashion akan lebih tertarik untuk mengoleksi produk-
produk seperti, tas kulit, dompet kulit pria, dompet kulit wanita, sepatu kulit, sendal kulit,
dan masih banyak lainnya.

4) Kerajinan Perak

Kalau menyebut daerah pengrajin perak, biasanya langsung terbersit di Kotagede, sebuah
kecamatan di Kota Jogja. Sejarah daerah pengrajin di kota wisata ini berkat pengaruh
Belanda. Pada abad ke-16 mereka datang untuk memesan alat-alat rumah tangga yang terbuat
dari perak kepada penduduk Kotagede kala itu. Semenjak saat ini, kerajinan perak mulai
berkembang hingga kini menjadi kawasan wisata perak di Indonesia.
Kerajinan yang dihasilkan berupa cincin, gantungan kunci, replika Candi Borobudur, dan
banyak lagi. Kamu bisa menemukan deretan toko penjual hasil kerajinan perak di Kotagede,
bisa mendapatkan cendera mata berbahan perak dengan bermodalkan kurang lebih Rp100
ribu per suvenir.
Selain Jogja, daerah pengrajin perak di Bali salah satunya adalah Desa Celuk yang telah
beroperasi semenjak tahun 1976. Hampir seluruh penduduk desa ini berprofesi sebagai
pengrajin perak, menghasilkan produk berupa perhiasan, perlengkapan makan, seperti sendok
garpu, patung, dan lainnya.

2.2 Perancangan Kerajinan dengan Inspirasi Pasar Global


Proses perancangan produk diawali dengan pencarian ide, dilanjutkan dengan pembuatan
gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi model darikerajianan
yang akan dibuat,dilanjutkan dengan persiapan produksi. Produksi adalah membuat
produkdalam jumlah tertentu sehingga siap menjadi komoditi yang akan dijual.

a. Pencarian Ide Produk


Pasar sasaran telah ditetapkan, demikian juga dengan jenis material dan teknik yang
digunakan pada pembuatan produk kerajinan ini. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui
curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. Setiap anggota harus
membebasakan diri untuk menghasilkan ide yang beragam dan sebanyak-sebanyaknya.Kunci
sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah.
Ada beberapa hal yang dapat di diskusikan, diantaranya sebagai berikut.
a. Perlengkapan apa saja yang dibawa?
b. Berapa berat total seluruh perlengkapan tersebut?
c. Seberapa besar dan bagaimana bnetuknya?
d. Apakah alat bawa harus tahan air? Mengapa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam kelompok


dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses brainstorming ini setiap anggota
kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-
banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun.
Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan atau sketsa.
Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut
salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh
memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa
mencatat setiap ide yang muncul. Curah pendapat dilakukan dengan semangat untuk
menemukan ide baru dan inovasi. Semangat dan keberanian kita untuk mencoba membuat
inovasi baru akan menjadi bekal kita berkarya di masa depan.

b. Pilih Ide Terbaik (Rasionalisasi)


Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa
pertimbangan teknis.Setelah menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan
sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan
untuk dibuat.

c. Prototyping Penentuan DesainAkhir


Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya
hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi.
Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi
model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya. Studi model dapat menghasilkan 3 sampai 5 buah model. Penataan desain akhir
dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik
yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.

d. Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Pasar Lokal


Proses produksi kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat, yaitu bahan baku, teknik produksi, dan sumber daya manusia. Tahapan
produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta finishing.
1. Tahap Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk.
Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan.
2. Tahap Pembentukan dan Perakitan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan
bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu,
bambu, dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan
bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga
biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-
bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan
pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat
menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan.
3. Tahap Finishing
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke
dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan di antaranya penghalusan permukaan kayu dengan ampelas
atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga
berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan
lebih menarik.

e. Kemasan sebagai bagian penting kerajinan untuk pasar global

Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta
memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen.
Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari
produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan
grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung
pada produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan
yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas
atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material
kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat
dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas
atau brand.
Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan
kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.
Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk
distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan
dan kotoran, berfungsi menampilkan daya tarik dari produk serta memberikan kemudahan
untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari
kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan
dikemas.
Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut
atau dari produsennya. Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa
lembaran kertas atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi
setiap produk membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton
yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya, dapat
ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi informasi tentang budaya lokal yang
menjadi inspirasi

2.3 Penghitungan Harga Jual Produksi Kerajinan untuk Pasar Global

Anda mungkin juga menyukai