Anda di halaman 1dari 19

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

“wirausaha produk kerajinan untuk pasar global”

DISUSUN

ERNY MARITO BR.TOMPUL


XII MIA 4

SMA N 11 BINTAN UTARA


JALAN SAKERA NO.11
TANJUNG UBAN

TP: 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global
global ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Tanjung Uban, 13 Februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................... ................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan…………….............................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan usaha kerajinan untuk pasar lokal............................................................. 3


2.2 Perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal....................................................... 3
a. Pencarian ide produk................................................................................................. 4
b. Membuat gambar atau
sketsa…………………………………………………............................ 4
c. Pilih ide terbaik (Rasionalisasi)
………………………………………………............................ 5
d. Prototyping atau membuat studi model..................................................................... 5
e. Penentuan desain akhir dan perencanaan
produksi………………………....................... 5
2.3 Produksi kerajinan dengan inspirasi pasar lokal............................................................. 5
a. Tahap
Pembahanan…………………………………………………………..............................
... 5
b. Tahap Pembentukan dan
Perakitan………………………………………............................. 5
c. Tahap
Finishing………………………………………………………………...........................
...... 5
2.4 Metode produksi dan keselamatan
kerja……………………………………………..................... 6
2.5 Kemasan kerajinan dengan inspirasi objek pasar lokal
……………………………................ 6
2.6 Perhitungan biaya produksi kerajinan dengan inpisrasi pasar lokal…………………..........
7
a. Full
Costing………………………………………………………………….........................
............ 7
b. Variable
Costing……………………………………………………………….............................
.... 7
2.7 Pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi objek pasar
lokal…………………............. 8

BAB III CONTOH

3.1 Perencanaan usaha kerajinan untuk pasar lokal....................................... .............. 9


3.2 Perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal....................................... ........ 9
a. Persiapan
Produksi……………………………………………………………...................
9
b. Proses
Produksi………………………………………………………………................
..... 10
c. Strategi Pemasaran
Produk………………………………………………….................. 11
d. Analisi Biaya
Produksi……………………………………………………...................... 11
e. Analisi
SWOT………………………………………………………………..................
.... 12
f. Desain cermin rias lainnya............................................................................ 12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................................
13

DAFTAR PUSTAKA....................................... ...................................................................


14
Ii
BAB I 
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di Indonesia terutama dalam menghadapi ekonomi pasar


global semakin menumbuhkan persaingan yang gencar. Kenyataan ini ditandai dengan
semakin banyaknya produsen yang menghasilkan berbagai produk barang dan jasa, baik
yang berlainan jenis maupun yang sejenis. Masing-masing produsen itu bersaing dalam
menarik perhatian konsumen untuk meningkatkan penjualan dengan komunikasi pemasaran.
Fenomena ini bisa dilihat antara lain dari usaha masing-masing produsen untuk
menonjolkan karakteristiknya. Kegiatan pemasaran merupakan bentuk bisnis yang sulit
untuk stabil, karena pemasaran senantiasa berubah seiring dengan keadaan atau situasi
kondisi bisnis pasar, teknologi, sosial ekonomi, dan budaya dari masyarakat dimana ia
tumbuh dan berkembang
Indonesia terdiri dari bermacam macam kebudayaan dari setiap daerah nya, setiap
daerah memiliki ciri khasnya masing masing dan setiap daerah memiliki sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan. Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek
budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan.
Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari
budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan
lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya. Kekayaan
sumber daya alam dan budaya ini dapat dimanfaatkan menjadi usaha produk kerajinan untuk
pasar global sebagai cara untuk menghadapi ekonomi pasar di kanca internasional atau
global.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?
2. Bagaimana perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?
3. Bagaimana produksi kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?
4. Bagaimana kemasan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?
5. Bagaimana penghitungan biaya produksi kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?
6. Bagaimana pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi pasar lokal?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi pasar lokal.
2. Untuk mengetahui perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal.
3. Untuk mengetahui produksi kerajinan dengan inspirasi pasar lokal.
4. Untuk mengetahui kemasan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal.
5. Untuk mengetahui penghitungan biaya produksi kerajinan dengan inspirasi pasar
lokal.
6. Untuk mengetahui pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi pasar lokal.

2
BAB II 
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Global

Pada prinsipnya, pasar terjadi karena adanya permintaan (dari pembeli) dan penawar
(dari penjual). Potensi pasar dapat diketahui melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan
permintaan dan pendekatan penawaran. Pendekatan permintaan adalah dengan mencari tahu
kebutuhan dari pasar sasaran, sedangkan pendekatan penawaran mengandalkan pada
kemampuan wirausaha membuat produk inovatif. Kedua pendekatan ini dapat digunakan
untuk mengenali potensi pasar.
perencanaan kerajinan harus sesuai dengan keinginan pasar global agar barang yang dibuat
dapat menarik perhatian konsumen agar dapat menjadi produk yang bersaing di pasar dan dibeli
oleh konsumen3 tahapan perencanaan usaha kerajinan untuk pasar global adalah Menentukan
karya (Membuat sketsa), Membuat karya (Menyiapkan alat-bahan), Menyempurnakan karya
(Membungkus karya)

Kebutuhan pasar global dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap


pasar sasaran.Selain pengamatan, kita juga dapat wewancarai pasar sasaran untuk mengetahui
kebutuhan dan selera target konsumen.

2.2 Perancangan Kerajinan dengan Inspirasi Pasar Global

Proses perancangan produk diawali dengan pencarian ide, dilanjutkan dengan


pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi model
darikerajianan yang akan dibuat,dilanjutkan dengan persiapan produksi. Produksi adalah
membuat produkdalam jumlah tertentu sehingga siap menjadi komoditi yang akan dijual.

3
1) Pencarian Ide Produk
Pasar sasaran telah ditetapkan, demikian juga dengan jenis material dan teknik
yang digunakan pada pembuatan produk kerajinan ini. Cara yang dapat dilakukan
adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok.
Setiap anggota harus membebasakan diri untuk menghasilkan ide yang beragam dan
sebanyak-sebanyaknya.Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok
adalah jangan ada perasaan takut salah. Ada beberapa hal yang dapat di diskusikan,
diantaranya sebagai berikut.
a. Perlengkapan apa saja yang dibawa?
b. Berapa berat total seluruh perlengkapan tersebut?
c. Sebeapa besar dan bagaimana bnetuknya?
d. Apakah alat bawa harus tahan air? Mengapa?
e. Bagaimana cara membawa tas tersebut? Di bahu? Di dada? Di punggung?
Dijinjing? Dengan tali?
f. Bagaimana cara membka,mengeluarkan, dan memasukkan perlengkapan ke
dalam tas?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam


kelompok dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses brainstorming
ini setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide
yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-
ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk
tulisan atau sketsa.
Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada
perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai
pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide
sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Curah pendapat
dilakukan dengan semangat untuk menemukan ide baru dan inovasi. Semangat dan
keberanian kita untuk mencoba membuat inovasi baru akan menjadi bekal kita
berkarya di masa depan.

2) Membuat Gambar atau Sketsa


Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan
atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan
dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan
pensil, spidol, atau bolpoin dan sebaiknya hindari penggunaan penghapus. Tariklah
garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah
garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya sehingga berani
menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan ide sebanyak-banyaknya, dapat
berupa variasi produk, satu produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk
yang berbeda, produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang
berbeda.

4
3) Pilih Ide Terbaik (Rasionalisasi)
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa
pertimbangan teknis.Setelah menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan
sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan
untuk dibuat.

4) Prototyping atau Membuat Studi Model


Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya
hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi.
Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi
model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya.

5) Penentuan DesainAkhir dan Perencanaan Produksi


Studi model dapat menghasilkan 3 sampai 5 buah model. Penataan desain akhir dapat
dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang
bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses
pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-langkah kerja dituliskan secara jelas dan
detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

2.3 Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Pasar Lokal


Proses produksi kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat, yaitu bahan baku, teknik produksi, dan sumber daya manusia. Tahapan
produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta finishing.
1. Tahap Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk.
Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan.
2. Tahap Pembentukan dan Perakitan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan
bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu,
bambu, dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat.
Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan
pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti
menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan
rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan.
Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat
dibentuk dengan cara pengetokan.
3. Tahap Finishing
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke
dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan di antaranya penghalusan permukaan kayu dengan
ampelas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing
dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih
awet dan lebih menarik.
5
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (kesehatan
dan keselamatan kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada
bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan
dan pembentukan material solid sering kali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat
melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kaca mata
melindung dan masker anti debu. Proses pembahanan dan finishing, apabila
menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus
menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia.

2.4 . Metode Produksi dan Keselamatan Kerja


Pemanfaatan metode modern lebih efisien dalam penggunaan waktu sehingga
sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan
untuk produksijumlah banyakkarena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar
bentuk yang sama. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalammembuat produk,
sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pola. Pemanfaatan metode
produksi dan pengantar alur produksi mempengaruhi kualitas produkdan kelancaran
produksi.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3
(Keselamatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
dibuat berdasarkan bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan. Proses pembahanan dan
pembentukan material solid seringkali mengahsilkan sisa potongan atau debu yang dapat
melukai bagian tubuh pekerjanya, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata
pelindung, dan masker. Pada proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan
kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan, maka pekerja harus mengguakan
sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah penting adalah sikap
kerja yang rapi, hati-hati, teliti, dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung
kesehatan dan keselamatan kerja.

2.5 Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Global


Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta
memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen.
Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari
produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan
grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung
pada produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan
yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas
atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material
kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat
dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas
atau brand.
Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan
kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.
Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk
distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan
dan kotoran, berfungsi menampilkan daya tarik dari produk serta memberikan kemudahan
untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari
kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan
dikemas. Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut
atau dari produsennya.
6
Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau
plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap produk
membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama
dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya, dapat ditambahkan label
atau lembaran keterangan yang berisi informasi tentang budaya lokal yang menjadi inspirasi.

2.6 Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Pasar Lokal


Metode perhitungan Herga Pokok Produksi dapatdibuat dengan dua pendekatan.
Perndekatan pertama adalah fullcodting dan pendekatan kedua adalah variable costing.
1. Full Costing
Pendekatan yang memperhatikan semua unsur biaya produksi, yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya overhead (tetap dan variabel), serta
ditambah dengan biaya nonproduksi, seperti biaya pemasaran, serta biaya
administrasi dan umum.
Tabel 1.1 Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Full Costing
Biaya bahan baku Rp. …………………
Biaya tenaga kerja langsung Rp. ………………...
Biaya overhead variable Rp. ………………...
Biaya overhead tetap Rp. ………………… +
Harga Pokok Produksi Rp. ……………………
Biaya administrasi & umum Rp. …………………
Biaya pemasaran Rp…………………. +
Biaya nonproduksi Rp. …………………… +
Total HPP Rp. ……………………
2. Variable Costing
Pendekatan yang memisahkan perhitungan biaya produksi yang berlaku variable
dengan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
produksi, dan overhead variable ditambah dengan biaya pemasaran variabel dan
biaya uum variabel. Biaya tetap terdiri atas biaya overhead tetap, biaya pemasaran
tetap, biaya administrasi tetap, dan biaya umum tetap.
Tabel 1.2 Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Variable
Costing
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead variabel
HPP variabel
Biaya administrasi & umum
variable
Biaya pemasaran variabel
Biaya nonproduksi variabel
Total biaya variabel
Biaya overhead tetap
Biaya administrasi & umum
tetap
Biaya pemasaran tetap
Total biaya tetap
Total HPP
7
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi
barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak,
dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian
bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem
dan bahan-bahan lainnya dapat dimasukkan ke dalam biaya overhead. Metode penghitungan
biaya produksi adalah seperti pada tabel berikut ini.

Biaya bahan baku Rp. ………………………


Biaya tenaga produksi Rp. ………………………
Biaya overhead Rp. ……………………… +
Biaya Produksi Rp. ………………………

2.7 Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Objek Pasar Lokal


Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada
konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung
yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Sistem penjualan langsung dapat berupa
penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat (multi level marketing).
Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara
langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa
membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan
cara pemesanan. Konsumen dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari
produk kerajinan, dan kemudian memesannya.
Kelompok penjual dapat terdiri atas beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat
kelompok penjual, disebut multi level marketing. Produk perusahaan memiliki usaha di
bidang penjualan langsung (direct selling) baik yang menggunakan single level maupun multi
level marketing wajib memiliki surat izin usaha penjualan langsung yang dikeluarkan oleh
BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2008.
8
BAB III
CONTOH

3.1 Perencanaan usaha kerajinan pasar local


Produk kerajinan yang dapat dipasarkan dipasar lokal adalah produk kerajinan yang
memiliki nilai ekonomi dan nilai guna. Penulis mengambil satu bahan yang mudah
didapat dan murah tetapi dapat di buat menjadi berbagai macam produk kerajinan
pasar lokal yaitu bambu.
Melihat banyak masyarakat yang menyampingkan fungsi dan kegunaan bambu, maka
pengrajin memilikiide untuk membuat bambu menjadi sebuah kerajinan yang bernilai
dipasar lokal dengan menjadikan bambu sebaga sesuatu yang dapat bemanfaat. Oleh
karena itu pengrajin miliki rencana untuk menjadikan bambu sebagai bahan untuk
membuat:
“Cermin Rias Dari Bambu”

3.2 Perancangan kerajinan dengan inspirasi pasar lokal

A. Persiapan Produksi
1. Menentukan Bahan Dan Fungsi Kerajinan
Bahan yang digunakan adalah bahan limbah yang jumlahnya melimpah
dilingkungan sekitar, yaitu limbah bambu bekas. Dan fungsi kerajinan lebih
mengutamakan segi kegunaan tetapi tetap memperhatikan segi keindahan.

2. Menentukukan Ide Produk


a) Riset Bahan Limbah
Bambu adalah bahan utama yang dapat ditemukan dengan
mudah dan murah tetapi meskipun murah bambu juga memiliki
kualitas yang cukup bagus dan kuat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membuat suatu usaha kerajinan pasar lokal.

9
b)  Menentukan calon pembeli dan selera pembeli
Sekarang ini semua orang pasti mengikuti perkembangan
zaman, terutama remaja remaja muda yang tidak ingin ketinggalan
zaman, semakin berkembangnya zaman orang orang semakin
mementingkan estetika dalam segala aspek. Banyak anak muda yang
mementingkan keindahan rumah atau kamarnya, produk kerajinan saya
merupakan produk interior rumah yang sangat berguna tetapi juga
sangat estetik dan sangat murah. Oleh karena itu, saya yakin produk
kerajinan yang saya buat ini bisa bermanfaat bagi remaja muda atau
bahkan orang tua yang sangat mementingkan nilai fungsi dan estetika
dalam membeli suatu barang. Merekalah yang akan menjadi target
calon pembeli produk saya.

c) Mengenali Tempat Produk


Produk kerajinan yang saya buat sangat cocok sebagai interior
rumah dan bisa diletakkan di rumang tamu, kamar, kamar mandi atau
ditempat tempat yang membutuhkan cermin.

3. Membuat Rancangan Desain Produk


Awalnya saya membuat rancangan desain produk dengan bahan
limbah bambu dan kayu bekas. Tapi, kemudian saya akhirnya memutuskan
untuk tidak menggunakan bahan kayu bekas dan hanya menggunakan bahan
bambu. Desain produk awal yang akan dibuat lebih ke arah fungsi peralatan
rumah tangga. Kemudian, saya membuat rancangan desain produk baru lagi
dengan lebih estetik. Hal itu disebabkan supaya semakin banyak yang tertarik
dengan produk kerajinan saya.

4. Menyiapkan Alat dan Bahan


 Bahan-Bahan :
a. Bambu ( diamter yang berbeda beda )
b. Cermin bulat atau lonjong
c. Cat pernis
 Alat-Alat :
a. Gergaji
b. Lem
c. Amplas
d. tali

B. Proses Produksi Tempat Pensil Dari Bambu Bekas


1. Nama Produk : Cermin Rias Dari Bambu
2.  Cara Membuat :
o Tahapan Produksi:
a. Pembahanan
1. Siapkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan digunakan.
2. Membersihkan bambu dengan sabun pembersih sampai bersih.
b. Pembentukan
1. Menggergaji bambu menjadi pendek pendek tetapi tidak terlalu tipis,
haluskan dengan amplas 10
c. Perakitan
1. Talilah potongan potongan bambu tersebut hingga menjadi sebuah
lingkaran yang besar (sesuaikan dengan ukuran cermin)
2. Buatlah menjadi 4 lingkaran.
3. Satukan 4 lingkaran bambu tersebut dengan tali sehingga menjadi lingkaran
besar
4. Tempelkan cermin pada bagian belakang lingkaran bambu dengan lem yang
kuat.
d. Finishing
1. Cat bagian luar bambu dengan cat pernis (jangan sampai terkena cermin)
2. Membersihkan sisa lem di produk
3. Menempelkan brand produk.
C. Strategi Pemasaran Produk
Produk akan dipasarkan kepada konsumen yaitu, orang tua dan remaja. Dalam
pemasaran produk ini, digunakan media promosi media sosial.

D. Analisis Biaya Produksi


Nama Produk       : Cermin RiasDari Bambu
Waktu Produksi   : 3 Minggu
Jumlah Produk     : 100 Produk
NO Keperluan/Kebutuhan Jumlah Harga Biaya (Rp.)
Satuan/Kg(Rp.)
Produksi
Bahan Baku
1. Bambu 400 buah 1.000 400.000
2. Cermin  100 buah 30.000 300.000
3. Cat pernis 5 kg 30.000    150.000
4. Tali 10 gulung 5.000 50.000
5. Lem  2 kaleng 20.000 40.000
6. Tenaga Kerja 2 orang 200.000 400.000
Overhead 300.000
         Total Biaya Produksi 1.640.000

      Harga Produk/ biji = Rp.200.000


Total pendapatan = Rp. 200.000 x 100 buah
= Rp. 20.000.000
Keuntungan = Rp. 20.000.000 – 1.640.000
= Rp. 18. 360.000         11

E.  Analisis SWOT Tempat Pensil Dari Bambu Bekas

a. Kekuatan (Strenght)
1.  Menghemat biaya dan waktu produksi, karena dalam proses produksi
tidak memakan banyak biaya (biaya sedikit) dan tidak begitu rumit
dalam membuat produk.
2. Produk tidak mudah hancur karena bahan utamanya kuat
b. Kelemahan (Weakness)
1. Cermin mungkin bisa lepas karena perekat kurang kuat
c. Peluang (Opportunity)
1. Konsumen sangat menyukai dan membutuhkan produk.
2. Lebih cepat terjual karena harganya yang bersaudara tetapi tidak kalah
kualitas.
d. Ancaman Dari Luar (Treath)
Produk dengan bahan serupa yang memiliki nilai hias dan pakai menjadi
pesaing.

DESAIN CERMIN RIAS LAINNYA:


12

BAB IV 
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian
ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan
dengan pembuatan petunjuk produksi. Tahapan produksi secara umum terbagi atas
pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta finishing.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan
sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi
disebut kemasan tersier. Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat
(single level marketing) atau multi tingkat (multi level marketing).
3.2 Saran
Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi,
hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan
keselamatan kerja.

13
DAFTAR PUSTAKA

Soedirman, Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes &


Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tambunan, T. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Penerbit
LP3ES.
Yuyun dan Gunarsa, D. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman.
Bogor: Agro Media Pustaka.
14

Anda mungkin juga menyukai