2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur kepada Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Perencanaan usaha kerajinan berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan
sekitar/pasar lokal” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran prakarya
yang dibimbing oleh ibu Bethsaba Kafomay.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam
mengelolah Usaha kerajinan.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
karya ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.....................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. PERENCANAAN USAHA KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL............................................................6
B. PERANCANGAN DAN PRODUKSI KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL..............................................7
C. PENGHITUNGAN HARGA JUAL PRODUK KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL...................................7
D. MEDIA PROMOSI PRODUK KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL.......................................................8
E. KEWIRAUSAHAAN LOKAL DI PAPUA..............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN................................................................................................................................11
B. KRITIK DAN SARAN.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajinan adalah suatu karya seni yang dibuat dengan tangan manusia. Kerajinan
dibuat dengan memperhatikan 6M, yakni Man, Money, Machine, Method, Material,
dan Market.Keberagaman sumber daya alam yang ada di suatu daerah tentunya bisa
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan suatu kerajinan. Dengan pemanfaatan
sumber daya alam yang ada di daerah setempat tentunya juga akan mendongkrak
kearifan lokal yang ada. Dalam kesempatan kali ini, kami membuat kerajinan yang
berbahan dasar alam, seperti bambu dan pelepah pisang. Pelepah pisang dan bambu
merupakan bahan alam yang sangat berlimpah keberadaanya di Kabupaten
Bangli. Sehingga dengan memanfaatkan bahan alam ini, kami sekaligus juga
memperkenalkan hasil produksi alam di daerah setempat. Namun sumber daya alam ini
belum banyak dilirik oleh orang banyak. Maka dari itu, kami berusaha
memanfaatkan bahan tersebut sembari meningkatkan keahlian yang kami miliki.
Dengan demikian, diharapkan produksi kerajinan dapat dilakukan semaksimal mungkin.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber daya alam yang berpotensi sebagai kerajinan lokal.
2. Untuk mengetahui peluang produk kerajinan di pasar lokal.
3. Bisa mengetahui proses mengolah sumber daya alam menjadi sebuah kerajinan
yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
4
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kewirausahawan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar lokal, pasar nasional,
dan pasar global atau pasar internasional. Kebutuhan pasar lokal dapat diketahui
dengan melakukan pengamatan terhadap pasar sasaran. Ide pengembangan produk
kerajinan untuk pasar lokal juga dapat diperoleh dengan mengenali kebiasaan di
daerah setempat, misalnya kebiasaan melepas alas kaki saat masuk ke dalam
rumah. Segmen pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Setiap kebutuhan yang berbeda merupakan peluang pasar bagi wirausahawan.Pasar
sasaran adalah kelompok pasar atau konsumen yang ditargetkan untuk membeli suatu
produk.
6
Sumber Daya Material, Teknik, dan Ide Produk Kerajinan
Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha kerajinan adalah bahan baku
atau material, teknik dan alat, serta keterampilan.
Perancangan produk didasari beberapa faktor pertimbangan, yaitu fungsi produk,
pengguna produk, material, teknik pembuatan, nilai estetis, dan harga jual.
1. Full Costing
Pendekatan Full Costing memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya overhead, serta
ditambah dengan biaya nonproduksi, seperti biaya pemasaran, serta biaya
administrasi dan umum.
2. Variable Costing
Pendekatan variable costing memisahkan penghitungan biaya produksi yang
berlakuvariabel dengan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenagakerja produksi, dan overhead variable ditambah dengan biaya
pemasaran variabel dan biaya umum variable
7
D. MEDIA PROMOSI PRODUK KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL
Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran. Strategi pemasaran produk
memanfaatkan bauran dari strategi product, place, price, dan promotion atau dikenal
pula dengan sebutan 4P.
Tujuan promosi adalah untuk mengenalkan produk kepada calon pembeli dan
membuat pembeli membeli produk.
Media promosi dapat dikelompokkan menjadi promosi Above The Line dan Bellow
The Line. Promosi Above The Line adalah promosi melalui iklan, seperti iklan di
media cetak, iklan radio, poster. Promosi Bellow the Line adalah promosi melalui
kegiatan promosinya, contohnya mengadakan peragaan busana untuk
mempromosikan produk-produk fashion atau menyelenggarakan lomba kreativitas
untuk mempromosikan produk alat gambar.
JIMMY AFFAR
8
Batik telah menjadi kekayaan budaya nasional Indonesia dan dunia. Bukan hanya di
bagian barat seperti di Pulau Jawa saja, ternyata wilayah timur Indonesia seperti
Papua pun, memiliki batik khas sendiri. Selain dikembangkan sebagai kekayaan
budaya, batik cukup menjanjikan untuk dikembangkan secara bisnis.
Adalah Jimmy Affar, warga asli Papua yang berhasil mengembangkan bisnis berbasis
budaya yang tergolong baru dan inovatif, yakni 'Batik Papua'. Bermula dari kecintaan
lokal atas kearifan lokal berupa motif-motif khas suku pedalaman Papua yang banyak
digoreskan di atas batu, kayu, dan kulit. Ia pun memutar otak, agar motif-motif
tersebut bisa memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat Papua. Lalu lahirlah ide,
menuangkan kearifan lokal itu ke dalam selembar kain. Pada 2007, pria berperawakan
hitam tinggi dan gagah ini memulai mempelajari seni membatik.
"Saya belajar ke Pekalongan waktu itu. Belajar 4 bulan sampai saya bisa
menggunakan canting (alat tulis khusus membatik), dan mengolah warna," ujarnya
kepada detikFinance, di tengah acara Citi Micro-Entrepreneurship Awards (CMA)
yang digelar Citi Peka bekerjasama dengan UKM Center FEUI di Graha CIMB Niaga
pekan lalu. Hasil belajar membatiknya itu lantas ditularkan kepada para 'Mama',
sebutan untuk ibu rumah tangga di Papua. Kegiatan membatik diperkenalkan sebagai
kesibukan, dan sumber mata pencaharian baru. Bermodalkan Rp 6 juta dari hasil
bekerjanya dengan seorang desainer kondang almarhum Ramli, Jimmy memberanikan
diri memulai usahanya, dibantu para 'Mama' tersebut.
Dari kegiatan tersebut, para 'Mama' ini mendapat penghasilan Rp 100.000 untuk
setiap potong kain yang mereka gambar, dengan ukuran sekitar 2 meter persegi.
Sementara, untuk sepotong kain tersebut, Jimmy mengaku bisa menjualnya dengan
harga Rp 450.000 per potong kain. Harga tersebut setelah mempertimbangkan biaya
produksi lain seperti membeli pewarna, kain, dan lainnya.
9
Saat ini, Jimmy dibantu 15 tenaga kerja aktif dan 40 orang masyarakat binaan dari
pelatihan membatik. Untuk urusan motif, Jimmy punya cara unik memperoleh motif
yang benar-benar menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Papua, yang
menjadikan batik produksinya sebagai batik khas Papua.
Hasil dari kerja kerasnya itu, ia berhasil menarik minat pembeli dari berbagai negara
di dunia yang memesannya secara online. Batik kreasi Jimmy ini dijual dengan merek
dagang Port Numbay."Yang beli nggak hanya warga Indonesia, tapi juga luar negeri.
Ke Australia, Florida, Amerika Texas," tutur dia.
Dalam satu bulan, ia mengaku bisa menjual 20-30 potong kain batik. Dengan harga
jual Rp 450.00 per potong, bisa diasumsikan dari bisnisnya ini ia bisa meraup omzet
sekitar Rp 13,5 juta per bulan.
Skalanya masih kecil karena keterbatasan sumberdaya. Untuk bahan baku saja
sebagian besar masih impor dari Pulau Jawa. Seperti obat pewarna, kain, hingga
peralatan seperti tungku lilin dan canting. Selain itu ada juga kendala tenaga kerja.
"Tantangannya tenaga kerja dan sumber daya manusia. Masih memilih jadi PNS,
batik tidak memiliki gengsi dan penghasilannya tidak sesuai, yang sudah menikah
dilarang suami, itu buat batik Papua terancam punah," keluhnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan usaha adalah proses penentuan visi, misi dan tujuan,strategi,
kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan untuk
menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu. Beberapa manfaat perencanaan usaha
adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan
yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta
penggunaan sumberdaya yang lebih efisien, menyediakan alat evaluasi untuk
menentukan berhasilan usaha, serta menyediakan landasan untuk pengawasan
dan upaya perbaikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Wirausaha Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal Sumber Buku Prakarya dan Kewirausahaan,
Kemendikbud Edisi Revisi 2018..
12