Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok ke-3

Week 8, Sesi 13

RICKY SUZANO – 2301975272


JANICE MALTA – 2301972043
SURYA PERMANA – 2301974452
HANDI JAYADI – 2301975410

Beberapa kebijakan moneter yang dapat digunakan Bank Sentral untuk mengendalikan jumlah
uang beredar di pasar uang adalah
1. Giro wajib minimum;
2. Tingkat diskonto; dan
3. Operasi pasar terbuka.

Jelaskan tentang instrumen tersebut dan mekanisme kerja dari masing-masing instrumen dalam
mempengaruhi perubahan jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekonomi.

1. Giro wajib minimum


Giro wajib minimum adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank
dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia. Besaran Giro Wajib
Minimum (GWM) ditetapkan oleh bank sentral berdasarkan persentase dana pihak ketiga yang
dihimpun perbankan.

GWM adalah instrumen moneter atau makroprudensial untuk mengatur uang beredar di
masyarakat yang secara langsung berpengaruh terhadap indeks inflasi. Menurut data bank
sentral, di Indonesia diterapkan tiga jenis kebijakan GWM sebagai instrumen kebijakan moneter
maupun kebijakan makroprudensial. Pertama, GWM primer yakni simpanan minimum
(rupiah) yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening giro di BI yang besarannya ditetapkan
dalam rasio terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan.

ECON6066 – Micro And Macro Economics-R2


Tingkat diskonto
Kebijakan diskonto merupakan bagian dari instrumen kebijakan moneter itu sendiri, yang
biasanya dilaksanakan oleh bank sentral sebagai lembaga keuangan yang berfungsi untuk
mengatur penambahan atau pengurangan peredaran uang dalam setiap ekonomi negara dan dapat
mengubah tingkat suku bunga.
Namun kebijakan diskonto dilakukan dengan cara ketika bank sentral merasa akan ada inflasi
atau jumlah uang yang beredar lebih besar dari kebutuhan, maka bank sentral akan menaikkan
suku bunga untuk mengatasinya. Tujuan diadakan bank diskonto diharapkan agar masyarakat
dapat menabung, sehingga harapannya uang yang beredar berkurang dan inflasi bisa ditekan.

Dengan menetapkan kebijakan diskonto berguna untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar, dengan tujuan untuk memperlancar likuiditas dan mengontrol kegiatan ekonomi
masyarakat.

Pengertian Kebijakan Diskonto


Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) definisi diskonto adalah potongan atau
bunga yang harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang diuangkan
sebelum waktunya.

Pada kebijakan diskonto juga memiliki hubungan yang erat pada politik diskonto, yang
merupakan komponen penting dari instrumen kebijakan moneter. Namun pada politik diskonto
merupakan suatu kebijakan yang akan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Sehingga untuk menerapkannya dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank
dilakukan oleh Bank Sentral atau yang disebut Bank Indonesia.

ECON6066 – Micro And Macro Economics-R2


Tujuan Penerapan Kebijakan Diskonto
Tujuan adanya kebijakan diskonto juga supaya dapat memperlancar likuiditas negara, sehingga
kebijakan diskonto bisa mengontrol kegiatan permasalahan ekonomi masyarakat dan
menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.

Ketika Bank Sentral sudah mengurangi jumlah uang yang beredar, dampak kebijakan diskonto
yang telah terjadi yaitu dengan menaikan suku bunga. Masyarakat diharapkan menyimpan uang
di bank, pada saat meningkatnya suku bunga. Dengan begitu, jumlah uang yang beredar akan
berkurang dan kebijakan untuk menaikkan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral
digunakan untuk menekan terjadinya inflasi.

Bagi Bank Sentral yang ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka tindakan selanjutnya
Bank Sentral akan menurunkan suku bunga. Adanya penurunan suku bunga atau suku bunga
bank yang rendah, masyarakat diharapkan untuk tidak senang atau kurang puas jika menyimpan
uang di bank, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.

Berbeda ketika Bank Sentral akan melakukan penurunan suku bunga, maka perekonomian
negara mengalami resesi. Bahkan, bisa juga terjadi saat perekonomian mengalami deflasi.

ECON6066 – Micro And Macro Economics-R2


Operasi pasar terbuka
Operasi Pasar Terbuka/Open Market Policy? Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah salah
satu kebijakan dari bank sentral dengan cara memperjualbelikan surat-surat berharga di
pasar uang, yaitu berupa obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU). Bila Bank Sentral bermaksud mengurangi jumlah uang beredar (kebijakan
moneter kontraktif atau kebijakan uang ketat) dilakukan dengan menjual surat berharga (open
market selling). Sebaliknya, bila jumlah uang yang beredar ingin ditambah (kebijakan moneter
ekspansif atau easy money policy) dilakukan dengan membeli surat-surat berharga (open market
buying).
Tujuan Operasi Pasar Terbuka

• Memengaruhi jumlah uang beredar, baik untuk memperbesar atau ekspansi dan
memperkecil atau kontraksi jumlah uang beredar.
• Mencapai dan memelihara kestabilan harga atau nilai rupiah.
• Mendorong pertumbuhan investasi.

Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen dari kebijakan moneter yang
sangat penting dalam mempengaruhi penawaran uang. Instrumen ini dapat dilaksanakan
sendiri atau secara bersama-sama dengan instrumen lainnya. Kebijakan ini dilakukan dengan
cara menjual dan membeli surat-surat berharga dan obligasi pemerintah. Pembelian sekuritas
menyuntikkan uang ke dalam sistem perbankan dan merangsang pertumbuhan, sementara
penjualan sekuritas melakukan sebaliknya, dan melakukan kontrak ekonomi.

ECON6066 – Micro And Macro Economics-R2


Daftar Pustaka :

- Lecture note 8
- https://www.zenius.net/prologmateri/ekonomi/a/1233/operasi-pasar-
terbuka#:~:text=Apa%20itu%20Operasi%20Pasar%20Terbuka,Berharga%20Pasar%20U
ang%20(SBPU).
- https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/333#:~:text=Secara%20harfiah%2
C%20giro%20wajib%20minimum,pihak%20ketiga%20yang%20dihimpun%20perbanka
n.
- https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-kebijakan-diskonto-dan-fungsi-penerapannya-
bagi-industri-bisnis
-

ECON6066 – Micro And Macro Economics-R2

Anda mungkin juga menyukai