Anda di halaman 1dari 2

Tolak Ukur Kebijakan Moneter

Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan.
Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagian acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau
tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk menialai
kebijakan moneter adalah:

1. Jumlah Uang Beredar (JUB)


2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
3. Suku bunga pada tingkat yang wajar.
4. Nilai tukar rupiah yang realistis.
5. Ekspetasi/harapan masyarakat terhadap moneter.
Dari kelima indikator tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan langsung
oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif dapat terlihat dan
dirasakan langsung oleh masyarakat

Contoh Kebijakan Moneter


Lembaga pemerintah yang berhak mengeluarkan kebijakan moneter ialah bank sentral, dalam hal
ini Bank Indonesia. Sedangkan sarana yang digunakan untuk menjalankan kebijakan moneter
terdiri dari beragam instrumen, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Diskonto (Politik Diskonto)


Kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (dalam hal ini bank Indonesia) untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara menurunkan atau
menaikan suku bunga Bank. Kebijakan ini dikeluarkan dengan harapan agar masyarakat
menabungkan uangnya di Bank.

Contoh : Kebijakan diskonto ini dikeluarkan jika bank sentral telah menghitung dan
mengindikasikan jumlah uang yang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi).

Sehingga agar jumlah uang yang beredar stabil (jumlah uang yang beradar sama dengan jumlah
barang dan jasa di pasar) maka pihak bank sentral menaikkan suku bunga Bank agar masyarakat
berduyun-duyun menabungkan uangnya.

2. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka


Operasi pasar terbuka merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara menjual sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau membeli surat-surat berharga di pasar saham / pasar modal.
Contoh : Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat-surat berharga di
pasar modal.

3. Kebijakan Kredit Ketat


Kebijakan kredit ketat dikeluarkan dengan maksud mengawasi uang yang beredar saat
perekonomian mulai menunjukkan gejala inflasi.

Contoh : Pemberian kredit moneter ketat didasari oleh 5C, yaitu Capital, Collateral, Capability,
Character, dan Condition of Economy.

4. Kebijakan Cadangan KAS


Naik atau turunnya kas di suatu Bank, ditentukan oleh kebijakan bank sentral sebagai pemegang
wewenang untuk mengatur kas. Apabila ketentuan cadangan KAS minimum diturunkan, jumlah
uang beredar cenderung naik. Sedangkan jika cadangan KAS minimum dinaikkan, jumlah uang
akan cenderung turun.

Contoh : Kebijkan cadangan kas dilakukan dengan cara menahan atau melarang sebagian dari
tabungan dan uang masyarakat (giro, deposito, sertifikat deposito dll) untuk dipinjamkan.

5. Kebijakan Dorongan Moral


Kabijakan ini dikeluarkan Bank sentral melalui pidato, pengumuman atau edaran yang ditujukan
kepada Bank-Bank umum. Melalui pengumuman tersebut uang yang beredar dapat distabilkan.

Contoh : Isi pengumuman tersebut bisa berupa larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman
tabungan maupun melepaskan pinjaman

Anda mungkin juga menyukai