Dosen Pembimbing :
Kholid Zamzami, M. Si.
Disusun oleh :
Nama : Alfira Izza Aulia
NIM : 200606110111
Kelas : Teosofi D
Jurusan : Teknik Arsitektur
1
Ikrom Shaliadi, Khawarij: Arti, Asal-Usul, Fiqrah-Fiqrah, dan Pendapatnya. Jurnal Islamuna,
Vol. 2, No. 1, 2015, Hlm. 17.
mana mereka menerima arbitase kafir karena tidak kembali ke al-Quran dalam
penyelesaian tersebut.2
2
Rijal, Syamsul Rijal, Radikalisme Klasik dan Kontemporer: Membanding Khawarij dan Hizbut
Tahrir. Jurnal Al-Fikr. Vol. 14, No. 2, 2010, Hlm. 218.
4. Al-‘Ajaridah
Kaum ini merupakan pengikut dari ‘Abd al-Karim bin ‘Ajrad. Asal mula
aliran ini yaitu mereka merupakan pengikut ‘Athiyyah bin al-Aswad, Abd al
Karim yang mulanya anggota dari kelompok Athiyyah. Kelompok ini adalah
pengikut Al-Najadat yang merupakan induk dari kelompok ini. Perbedaannya
ialah kelompok Al-‘Ajaridah memiliki pandangan yang lebih moderat, orang
lain tidak wajib hijrah ke wilayah mereka, tidak boleh merampas harta perang
kecuali harta orang yang mati terbunuh, anak kecil dianggap tidak kafir, dan
menganggap surat yusuf bukan bagian dari al-Quran karena tak pantas
memuat kisah percintaan.
5. Al‐Tha’alibah
Kelompok ini adalah mereka yang mengikuti
Tha’labah bin Mishkan. Sekte ini masih berhubungan dengan Al-‘Ajaridah.
Namun, terdapat perselisihan paham mengenai hukum tentang anak-anak
sehingga ia memisahkan diri dan membuat sekte baru.
6. Al-Shafariyah
Kaum ini merupakan pengikut Ziad ibn Al-Ashfar, disebut-sebut bahwa
Al-Shafariyah bernisabah kepada seorang laki-laki yang bernama Ubaidah,
orang yang berselisih dengan Najdah pergi dari Yamamah. Al- Baghdadi
mengatakan bahwa pandangan-pandangan Al-Shafariyah mirip dengan
pandangan Al-Azariqoh. Pendapat yang penting adalah istilah kufr atau kafir
mengandung dua arti yaitu kufr al-ni’mah (mengingkari nikmat Tuhan) kafir
tidak berarti keluar dari Islam dan kufr bi Alloh (meningkari Tuhan) Taqiyah
hanya boleh dalam bentuk perkataan, tidak boleh dalam bentuk tindakan
kecuali bagi wanita Islam boleh menikah dengan laki-laki kafir bila terancam
keimanan dirinya.
7. Al-Ibadhiyyah
Kaum ini merupakan pengikut Abdullah bin Ibadh. Abdullah bin Ibadh
hidup pada penggal kedua abad pertama Hijriyah. Sekte ini hampr mirip
dengan aliran Sunni dan paham-paham yang digunakan lebih toleran
dibandingkan dengan sekte Khawarij lainnya. Orang yang berdosa besar tidak
dianggap sebagai mukmin, tetapi mereka disebut sebagai muwahhid atau kafir
nikmat. Pendapat ini menyatakan pelaku dosa seperti ini tidak membuatnya
keluar dari Islam.
DAFTAR PUSTAKA