Hasnaeni
1
TESIS
HASNAENI
2
ABSTRAK
4
ABSTRACT
The results showed that the mean of interleukin-8 serum infertile group
with endometriosis 324.1751 ± 99.97643 while mean serum interleukin-8
level in infertile without endometriosis 260.3062 ± 70.76830. Determination
of cut off point based on ROC curve test is 315,4650 pg / mL. Serum
interleukin-8 levels were higher in infertile mothers with endometriosis
dibading on infertile without endometrisos. There was association of serum
interleukin-8 with infertile with endometriosis and infertile without
endometriosis with p value 0.001 α <0.05
5
PRAKATA
Penulis tesis ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina, MA, sebagai Rektor Universitas Hasanuddin
2. Prof. Dr. Muhammad Ali, SE, MS., selaku Dekan Sekolah Pasca
3. Prof. Dr. dr. Suryani As’ad., M.Sc sel kebidanan, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
6
4. Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, PhD dan Dr. Werna Nontji, S.Kp.,
selesai.
5. Dr. dr. Sarvianti, M.Kes, Dr. Dr Saidah, dan Dr. dr. Burhanuddin
7
kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
tulisan ini selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
Makassar, 2017
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ..................................................................................................... i
DAFTAR SINGKATAN........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
9
f. Kerangka Teori .............................................................................56
g. Hipotesis .......................................................................................57
h. Kerangka Konsep........................................................................58
a. Hasil ..............................................................................................70
b. Pembahsan ..................................................................................77
a. Kesimpulan ..................................................................................86
b. Saran .............................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTRA TABEL
Tabel 4.2. Rerata umur , Lama infertil, Dismenore, dan Siklus haid pada
Endometriosis..........................................................................................72
Tabel 4.4 Perbedaan Kadar rerata Interleukin-8 Serum pada kelompok ibu
Endometriosis..........................................................................................74
Tabel 4.5 : Hubungan kadar Interleukin-8 serum pada ibu Infertil dengan
11
DAFTAR GAMBAR
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Hasil SPSS
4. Lembar observasi
CA : Cancer Antigen
HSG : Histerosalpingografi
IL : Interleukin
KS : Klomifen Sitrat
LH : Luteinizing Hormone
mL : Mililiter
NK : Natural Killer
pH : Potential of Hydrogen
14
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
USG : Ultrasonography
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah yang cukup sensitif bagi pasangan suami istri yang sulit
di mana seseorang tidak dapat hamil secara alami atau tidak dapat
(Sarwono, 2008)
Tuba fallopi (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33% dan endometriosis
30. Hal ini berarti sebagian besar masalah infertil pada perempuan
16
Infertil terjadi pada banyak pasangan di seluruh dunia, yaitu
sebanyak 50 juta hingga 80 juta pasangan dengan usia wanita yang masih
tahun 2007, dari sekitar 30 juta pasangan usia subur terdapat 3-4, 5 juta
Tahun 2011).
(Djuwantono, 2010).
faktor perempuan 40% dan 20% dari faktor lain. Faktor-faktor yang
adhesi/endometriosis.
17
Di Indonesia ditemukan 20%-40% wanita infertil yang disebabkan
umum dan 35-50% pasien mengalami rasa nyeri dan atau infertilitas
(Jacoeb dkk., 2009). Preciado Ruiz dkk pada tahun 2005 meneliti wanita
tissue) yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu reaksi
yang didefinisikan sebagai adanya jaringan yang terdiri dari kelenjar dan
18
hasil yang rendah, sekitar 20 –25 % dan membutuhkan biaya yang cukup
besar. Beban biaya dirasakan sangat berat oleh penduduk negara yang
19
yang meningkat yang mensekresi berbagai produk lokal, seperti faktor-
penderita endometriosis
B. Rumusan Masalah
pada penelitian ini yaitu bagaimana profil interleukin-8 serum pada ibu
20
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Gowa
2. Tujuan Khusus
endometriosis
endometriosis
dengan endometriosis
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
21
2. Manfaat Aplikatif
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Infertil
1. Definisi
2008).
kontrasepsi.
23
2. Klasifikasi Infertil Menurut Wiknjosastro (2005)
a) Infertil primer
b) Infertil sekunder
3. Epidemiologi
ini lah yang disebut sebagai pasangan infertil. Prevalensi infertil yang
24
Growth (NSFG) menjadi 10,2 % (6,2 juta) pada tahun 1995. Menurut
5,4-7,7 juta pada tahun 2025. Dalam suatu studi populasi dari tahun
Akour dkk melaporkan 155 (46,3%) wanita dengan infertil primer dan
Akhter dkk dari 3184 wanita infertil, 61,9 % wanita dengan infertil
4. Etiologi Infertil
20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia pernikahannya.
Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3
suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses
25
manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
dipenuhi adalah:
(Djuwantono, 2008).
10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertil terjadi murni
5. Faktor-Faktor Infertil
26
kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat menghambat gerak
spermatozoa.
2) Serviks (1%-10%).
3) Uterus (4%-5%)
27
endometriosis, tuba yang memendek akibat peradangan
5) Ovarium (5%-10%)
6) Anovulasi (35%)
tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan. Ovulasi dan
c) Gabungan (20-30%)
Faktor ini sekitar 10% dari kejadian infertil setelah semua pemikiran
28
terdekteksi (Scott, 2004).
6. Patofisiologi Infertil
a) Wanita
perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi
29
b) Pria
30
memakan waktu dan biaya yang cukup besar. Maka yang terbaik
a. Umur
usia 30-34 tahun meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 64%
sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa
secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat
31
tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan
akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis dan wanita tidak
b. Lama Infertil
32
maju mencari bantuan pengobatan setelah waktu intertilitas yang
apakah masalah infertil ada pada pihak pria atau wanita. Pada
2014).
c. Gaya hidup
hidup yang serba cepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat
d. Kegemukan
tidak datang sama sekali dalam beberapa bulan meski tidak hamil,
33
atau sebaliknya justru keluar terus tapi tidak teratur. Padahal
(Kurniawan, 2008).
e. Sangat kurus
yang sangat kurus, misalnya pada atlet lari jarak jauh, model,
f. Lingkungan
34
terpapar zat-zat polutan terbukti mengalami penurunan kualitas
h. Obat-obatan
obat darah tinggi, obat sakit maag, obat anti kejang, maupun obat-
sperma.
i. Olahraga berlebihan
35
kortisol.
j. Gangguan ovulasi
telur dalam folikel. Waktu ovulasi akan singkat apabila sel telur
berada di dasar folikel dan akan lama apabila sel telur berada
k. Infeksi
36
kebersihan kebersihan diri saat buang air. Terutama kala terpaksa
9. Penatalaksanaan Infertil
hamil.
a. Gangguan Ovulasi
37
selama 3-6 siklus, tetapi tidak terjadi kehamilan. Lini kedua:
fertilisasi in vitro.
b. Faktor sperma
c. Endometriosis
fertilisasi in vitro.
38
terutama dilakukan pada kasus endometriosis dan infertil idiopatik.
B. Endometriosis
1. Definisi
tempat di dalam rongga panggul atau daerah lain pada tubuh. Definisi
(Alfaina, 2010)
2. Epidemiologi
39
karena dibutuhkan laparaskopi, laparatomi, dan histopatologi untuk
persen sampai tiga puluh lima persen dari jumlah tersebut ditemukan
16-31% dari laparaskopi, dan 53% dari remaja dengan keluhan nyeri
pelvis berat (DeCherney et al, 2007). Selain itu, Memardeh (2003) juga
inap di rumah sakit terutama usia 15-44 tahun yaitu sekitar 6% dari
40
dengan infertil daripada nyeri (Jacoeb dan Hadisaputra, 2009).
41
endometrium dan tidak berfungsi pada lesi endometriosis.
pada fakta bahwa hampir semua wanita dengan tuba falopi yang paten
jaringan pelvik pada wanita 40 tahun dengan tuba falopi paten dan
dan jaringan yang terdiri dari kelenjar dan stroma serta sifat-sifat
42
menyebabkan metaplasi dari sel-sel tersebut, sehingga terbentuk
pasien seperti infertil dan nyeri panggul. Inflamasi ini disebabkan oleh
bagian selanjutnya.
43
Gambar 1. Patogenesis Endometriosis
4. Faktor Risiko
e) Lama waktu menstruasi kurang dari 6 hari atau lebih dari 6 hari
(Mounsey et al., 2006)
44
g) Terpapar toksin dari lingkungan (Hoffman et al., 2012)
a. Klasifikasi
sebagai berikut :
45
3. Stadium IV (berat) >40
b. Lokasi Anatomi
46
penyokong angiogenesis. Telah dilaporkan pada baboon bahwa
cellActivation, Expresseddanon
tingkat lanjut, sementara ekspresi TGF-β menurun dengan penu keparahan penyakit.
47
normalnya meningkat pada akhir siklus menstruasi tetapi proses
dkk, 2014).
sehingga terjadi perubahan jumlah dan fungsi dari leukosit ini dalam
endometriosis.
48
7. Gejala Klinis
Nyeri panggul adalah gejala yang paling umum terjadi, gejala lain
a) Dismenorea
49
b) Dispareunia
2005).
c) Nyeri pelvis
50
e) Infertil
tuba falloppii dan dapat pula terjadi obstruksi dari tuba falloppii.
51
karena terganggunya proses folikulogenesis.
h) Penyumbatan Intestinal
52
namun pada kasus yang berat bisa melibatkan lapisan
53
minimal, hingga stadium IV yang menunjukkan penyakit parah)
54
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesis
2012).
55
sering memberi kesan tidak ada tanda-tanda endometriosis.
dilihat pada serviks atau forniks posterior vagina. Lesi ini bisa lunak
(Chapron, 2003).
d. Pemeriksaan Bimanual
e. Uji Laboratorium
56
125 (CA125) merupakan sebuah penentu antigen pada
2012). Penanda ini tampaknya menjadi tes yang lebih baik dalam
f. Pencitraan Diagnostik
g. Laparaskopi Diagnostik
57
idealnya tetap dilakukan. Diagnosis histologis ditegakkan apabila
1. Implan Klasik
2. Implan Vesikular
58
hipervaskuler. Cairan menumpuk di antara permukaan implan
dan perdarahan.
3. Implan Papular
4. Implan Hemoragik
5. Implan Nodular
59
tidak mencapai aktivitas sekretori penuh. Tidak ada perdarahan
tersebut.
9. Penatalaksanaan Endometriosis
dengan substitusi gugus alkil pada atom C-17 ol. Efek anti-
gonadotropin Danazol ini terjadi dengan cara menekan FSH dan LH,
60
penyakit.
ginjal, dan jantung. Selain itu, hormon ini juga termasuk hormon pria
satu tablet dapat terdiri dari beberapa jenis obat (Selak V, 2012).
61
Pada endometriosis derajat berat dan luas pembedahan
mata telanjang atau dengan laparaskopi saja. Lesi ini juga dapat
62
dirusak dengan pembedahan atau koagulasi. Meskipun belum terlihat
yang paling utam dikeluhkan oleh pasien. Nyeri dan infertil merupakan
C. Interleukin-8
Sejauh ini, sebagian besar IL-1, IL-6 dan IL-8 telah diteliti dalam
dan produksi antibodi. IL-1 juga merangsang sekresi IL-2 melalui sel-T
dan sel NK, yang pada gilirannya menginduksi proliferasi sel NK dan
63
IL-6 adalah suatu sitokin pleiptropik yang dihasilkan oleh sejumlah
perlekatan sel. Dapat juga mengaktivasi neutrofil dan karena itu dapat
64
kontrol. Sementara penyakit ini berkembang, tingkat IL-8 lokal (yang
dengan massa sekitar 8-10 kDa yang digunakan untuk proses dasar,
Singer CA, Gerthoffer WT, 2008). Ciri khas Interleukin-8 terdapat pada
dua residu sisteina dekat N-terminus yang disekat oleh sebuah asam
glikoprotein.
monosit, neutrofil, sel T, fibroblas, sel endotelial dan sel epitelial. Dua
menjadi aktif dan berubah bentuk oleh karena aktivasi integrin dan
65
integrin yang dibutuhkan untuk adhesi dengan sel endotelial pada saat
migrasi.
66
berkembang menjadi endometriosis. Menstruasi merupakan keadaan
fisiologis yang dialami oleh setiap wanita pada masa reproduksi. Tetapi
67
juga mempunyai hubungan dengan kesuburan ovarium yang berakibat
pada infertile.
yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh negatif terhadap implantasi dan
68
endometriosis lebih tinggi dibandingkan wanita normal, keadaan ini
seperti enzim proteolitik, cytokines, dan growth factor. Hal ini akan
69
E. Penelitian Terkait
70
kadar interleukin 6 dan Interleukin-8 dalam zalir
Oepomo, peritoneal lebih tinggi pada infertile dengan
5 endometrisosis dengan rerata IL-8 5.21280±8.11607
2005
dibanding dengan infertile dengan non
endometriosis dengan rerata IL-8 0.55587±0.26333
71
Sugisaki ddk meneliti mengenai peningkatan produksi
interferon gamma, interleukin 12p40 dan interleukin-8
9 Sugisaki et pada spesimen darah penderita AV dan didapatkan
al., 2009
peningkatan sitokin yang lebih tinggi pada penderita
AV dibandingkan deng an non akne.
72
F. Kerangka Teori
Mengaktifkan
Makrofag
Faktor Lain
Risiko Infertil
Perlekatan sel Peningkatan aktifitas dan Pada Wanita
endometrium dan
Jumlah Interleukin-8
peritoneum
Infeksi organ
Perdarahan secara siklik pH Vagina ↑
Hormon Estrogen reproduksi
dalam rongga
Gangguan
Inflamasi kronik/ Anatomi
pembentukan
peritoneal fibrosis
Pola hidup
tidak sehat
ENDOMETRIOSIS
Stress,
Lingkungan,
Obat-
obatan
Merusak Gangguan
Distorsi Obstruksi
Jaringan pertumbuhan
Anatomi Tuba
Ovarium oosit
Folikel
Immatur
INFERTIL
73
G. Hipotesis
endometriosis
74
H. Kerangka Konsep
Infertil dengan
endometriosis
Interleukin-8
Serum
Infertil tanpa
endometriosis
- Umur ibu
- Lamanya infertil
- Dismenore
- Siklus Haid
Ket :
endometriosis
75