Anda di halaman 1dari 6

Bronkoskopi Serat Optik

Pada Saluran Nafas Bawah

Mulyadi

Abstrak. Bronkoskopi serat optik (BSO) terdiri dari ribuan serat optik dengan diameter kurang dari 10 um
dibungkus fiberglass padat fleksibel, terdapat satu set lensa obyektif pada distal serta lensa okuler pada ujung
proksimal. Lensa akan memberikan gambaran jelas tentang lumen endo tracheal, tergantung pada kasus dan operator
- insersi BSO dapat secara nasal atau oral.
BSO pada saluran nafas dipakai untuk tindakan diagnostik, terapi, atau terapi dan diagnostik, sesuai kebutuhan dan
kasus yang dihadapi. Prosedur tindakan dilakukan dengan general anestesi pada anak kecil dan penderita yang tidak
kooperatif, atau lokal anestesi pada penderita yang dapat bekerja sama. Observasi terhadap kemungkinan penyulit
sesudah tindakan, minamal dua jam sesudah selesai pemeriksaan.(JKS 2011;1:28-33)

Kata kunci : bronkoskopi serat optik, saluran nafas bawah.

Abstract. Fiber optic bronchoscopy (BSO) is comprised of thousands of optical fibers with a diameter of less than
10 um solid fiberglass wrapped flexible, there is a set ofobjective lens on the eyepiece at the distal and proximal end.
The lens will give a clear picture of the endo tracheal lumen, depending on the case and the operator - the insertion
of BSO may be nasal or oral. BSO on the respiratory tract is used for diagnostic measures, therapy, or therapy and
diagnostic, as needed and the case at hand. Action procedures performed by general anesthesia in children and
uncooperative patients, or local anesthesia in patients who can work together.Observations of possible complications
after the action, minimal two hours after completion inspection. .(JKS 2011;1:28-33)

Key words : fiber optic bronchoscopy, lower respiratory tract

Pendahuluan1 Pemakaian Bronkoskopi Serat Optik

Bronkoskopi merupakan upaya untuk Bronkoskopi serat optik (BSO) terdiri dari
pemeriksaan langsung kelainan patologi tibuan serat optic yang amat halus, dengan
pada trakhea dan bronkus. Berdasar pada diameter kurang dari 10 um yang dibungkus
jenisnya dikenal rigid bronchoscopy, dan fiberglass padat namun fleksibel, terdapat
flexible fiber optic bronchoscopy satu set lensa obyektif pada ujung distal,
(bronkoskopi serat optik). Sejak lensa okuler pada ujung proksimal, kedua
bronkoskopi serat optik (BSO) dipakai, lensa ini memberikan gambaran yang jelas
hingga saat ini telah memberi banyak tentang keadaan lumen endo-tracheal. 1-3
perkembangan dan kemudahan dalam Bagian distal BSO dihubungkan kawat yang
tindakan diagnostik dan terapetik kelainan berhubungan dengan bagian proksimal yang
pada saluran nafas.1 akan mengatur posisi BSO. Pada bagian
Pemakaian bronkoskopi untuk diagnostik distal dibungkus oleh karet tipis untuk
penyakit paru pertama kali dilakukan memeperoleh fleksibilitas yang maksimal,
dengan memakai bronkoskopi rigid oleh sedang sisa dari tabung insersi yang
Killian 1897, dalam perkembangannya, fleksibel dibungkus oleh polyurethane. 1, 2
Jakson 1940 memperkenalkan berbagai BSO yang dipakai pada umumnya dengan
bentuk desain optimal bronkoskopi. Dalam diameter 2 - 4,9 mm, pemakaian BSO
tindakannya Vincent memasukkan kateter dengan diameter kurang dari 2 mm dapat
melalui bronkoskopi untuk memperoleh mencapai bagian yang lebih distal dari
bahan lavage bronchus, Stitt melakukan bronchus, namun dipihak lain akan
lavage bronchus dengan menambah 240 mengakibatkan resiko yang lebih besar
hingga 480 ml air.1,2 Ikeda 1966 terjadinya kolaps bronchus. 1, 4
memperkenalkan bronkoskopi serat optic Keuntungan FOB dibandingkan
yang fleksibel, sejak itu bronkoskopi serat bronkoskopi rigid. 1, 4
optik dipakai secara luas dalam tindakan 1. Rentang pandangan (visibilitas) lebih
kelainan pada saluran nafas. 1 luas, yaitu dapat mencapai cabang
bronkus (orde IV) (diameter 5 mm), dan
segmen / sub segmen (orde V-VI)
(diameter 4 mm).
Mulyadi adalah dosen pada Bagian 2. Mengurangi ketidak nyamanan
Pulmonologi Fakultas Kedokteran penderita.
Universitas Syiah Kuala 3. Ketetapan dalam diagnosis sitologi dan
histologi.

28
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

4. Komplikasi lebih sedikit. Metoda insersi BSO : 1


5. Dapat dimasukkan melalui mulut, 1. Trans nasal – dengan endotracheal tube.
hidung, pipa endotrakea, pipa 2. Trans oral, dengan atau tanpa
trakeostomi, atau melalui bronkoskopi endotracheal tube.
rigid, sedangkan bronkoskopi rigid 3. Melalui tracheostomi – tabung
harus melalui mulut. Prosedurnya lebih tracheostomi atau stoma.
sederhana. 4. Melalui open tube broncoscope.
6. Dapat dilakukan pada penderita dalam 5. Trans oral, dengan atau tanpa mouth
berbagai posisi: duduk, setengah piece.
duduk, tidur, terlentang, miring. Insersi trans nasal (tanpa endotracheal tube)
Kerugian FOB dibandingkan bronkoskopi dilakukan pada keadaan: 1, 4, 5
rigid:1, 4 1. Penderita yang menggigit bila
1. Pandangan seringkali kabur jika lensa dimasukkan BSO trans oral.
terutup oleh sekret atau darah, sehingga 2. Penderita yang tidak dapat diajak
perlu diangkat untuk dibersihkan dan kerjasama.
dimasukkan kembali. 3. Penderita yang hanya membutuhkan
2. Sekret yang tebal dan liat terutama yang pemeriksaan trachea bronchial
menyebabkan kolaps paru kadang sulit 4. Penderita yang akan dilakukan broncho
diangkat melalui lubang kecil pada alveolar lavage (BAL).
FOB. Kerugian insersi trans nasal : 1, 4, 5
3. Keterbatasan dalam mengangkat benda 1. Tidak stabilnya saluran nafas.
asing. 2. Apabila terjadi penumpukan darah atau
4. Sulit untuk mengatasi perdarahan yang bahan purulen lainnya tidak dapat
banyak. dikeluarkan secara effektif.
5. Tekanan parsial O2 akan menurun, 3. Menyempitnya ruang saluran nafas oleh
terutama pada penderita bronchitis karena terisi BSO, sehingga sering
kronisdan struktur trakea yang kaku. menyulitkan.
6. Pada bronkoskopi rigid, apabila 4. Plika vokalis yang terus menerus
bronkoskopi diarahkan mausk ke salah mengalami gesekan akan mengakibatkan
satu bronkus, maka pernapasan rangsangan batuk yang terus menerus.
sebagian besar terjadi melalui paru
dimana bronkoskopi tersebut masuk.

Gambar 1. Insersi FOB bersama dengan rigid bronkoskopi, secara general anestesi.1

Apabila insersi trans nasal tidak dilakukan, 1. Saluran nafas lebih terkontrol, terutama
karena berbagai pertimbangan (seperti pada keadaan sulit dan beresiko tinggi.
sinusitis, penyempitan rongga hidung, dan 2. Dapat dimasukkan kateter yang cukup
sebagainya), pilihan insersi lainnya adalah besar untuk menghisap perdarahan, atau
trans oral. bahan lain seperti bahan rupture dari
BSO dengan memakai endotracheal tube abses paru.
akan memberikan beberapa keuntungan : 3. BSO dapat dengan mudah diganti dalam
berbagai ukuran, termasuk

29
Mulyadi, Bronkoskopi Serat Optik Pada Saluran Nafas Bawah

membersihkan lensa serta multiple keterbatasan, oleh karena itu dianjurkan


biopsi. agar tidak terpaku pada satu metoda insersi
4. Biopsi transbronchial dapat lebih mudah saja, pemilihan metoda insersi tergantung
dilakukan. pada kondisi individu penderita serta
Setiap metode mempunyai keuntungan dan ketrampilan dari operator.3-5

Gambar 2. Insersi FOB dengan pendekatan trans oral dan trans nasal. 1

Untuk pemeriksaan bronkoskopi ini perlu Pada jantung bisa terjadi arrest jantung,
kooperatif dari penderita, yaitu dengan : sinkope, bradikardi, kontraksi
1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan premature, dan takikardi ventrikel.
kepada penderita. d. Tambahan pada tindakan pemeriksaan.
2. Memberitahukan penderita agar jangan Pneumotoraks dan perdarahan.
takut dengan tindakan tersebut. Indikasi tindakan BSO untuk diagnostik,
3. Menjamin bahwa dengan kooperasi terapi, terapi dan diagnostik, serta kontra
yang baik akan memudahkan indikasi dipertimbangkan pada beberapa
pemeriksaan. keadaan sebagai berikut:1-6, 8
4. Menghilangkan persaan tertekan atau Tindakan diagnostik:
takut pada penderita selama 1. Evaluasi lesi paru yang tidak jelas,
pemeriksaan dengan pengobatan namun pada gambaran radiologis
seperlunya. didapatkan kelainan seperti infiltrat,
5. Meyakinkan penderita untuk mencoba atelektasis, atau local hyperlucency.
bernapas normal selama pemeriksaan. 2. Untuk memastikan keadaan saluran
Pada penderita yang tidak kooperatif nafas.
dilakukan anestesi umum, terutama pada 3. Untuk evaluasi hemoptoe yang tidak
anak kecil. Evaluasi minimal dilakukan jelas asalnya, batuk, wheezing local,
minimal dua jam sesudah selesai stridor yang tidak jelas sebabnya.
pemeriksaan, kemungkinan adanya 4. Menentukan adanya kelainan di lokasi
1, 4, 5
kompliksi tindakan antara lain : yang dicurigai dan pengambilan bahan
a. Akibat premedikasi. sitologi pada proses keganasan paru dan
Depresi pernapasan, hipotensi, sinkope, mediastinum.
dan arrest napas. 5. Untuk menentukan adanya paralisa
b. Akibat anestesi lokal nervus laringeus dan kemungkinan
Kejang, arrest pernapasan, penyebabnya.
laringospasme, methemoglobinemia, 6. Evaluasi akibat yang ditimbulkan oleh
lemah, kesadaran menurun. pemasangan endotracheal tube, seperti
Reaksi toksik tersebut biasanya
berlangsung singkat.
c. Akibat tindakan FOB.
Spasme larings, kegagalan pernapasan,
demam, pneumonia, permukaan mukosa
saluran napas, diskinesia pita suara.

30
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

kerusakan mukosa trachea, sumbatan 2. Untuk mengeluarkan benda asing kecil


saluran nafas, serta intubasi pada yang masuk dalam saluran nafas.
bronchus utama kanan. Pemeriksaan 3. Untuk membantu tindakan intubasi
lesi nasopharyngeal serta lesi laryngeal. yang sulit seperti pada spondilitis
7. Menentukan stadium tumor paru cervicalis, kelainan gusi dan gigi,
sebelum operasi. myasthenia gravis, acromegali,
8. Pengambilan bahan kultur secara achalasia, full stomath, small bowel
selektif pada penderita pneumonia atau obstruction, trauma kepala – leher –
penderita abses paru, dengan memakai laring atau trachea.
pelindung khusus, double sheated dan Dignostik dan terapi:
brushing steril. 1. Untuk membantu tindakan bronkoskopi
9. Evaluasi bronchial pada trauma torak, bila diperlukan pada penderita yang
dimana dicurigai adanya luka tusuk memakai ventilator mekanis atau pada
pada bronchus. penderita yang mengalami trauma kepala,
10. Pemeriksaan kecurigaan adanya fistel rahang atau cervical.
trachea esofageal. 2. Untuk membantu dalam tindakan terapi
11. Untuk memastikan tempat dan keadaan serta diagnostic Brancho Alveolar
trauma saluran nafas pada inhalasi Lavage (BAL).
bahan kebakaran atau pada peristiwa Kontra indikasi BSO:
aspirasi makanan dan cairan lambung. 1. Gangguan pada sistim kardiologi yang
12. Evaluasi bronchus pasca operasi reseksi berat, misalnya infark miokard akut,
paru. aritmia yang berat.
Tindakan terapi: 2. Penyakit paru yang berat (spirometri
1. Untuk mengeluarkan secret atau plug yang tidak memenuhi syarat).
yang tidak dapat dikeluarkan dengan 3. Keadaan umum dan dibilitas yang buruk.
cara konvensional 4. Diatesis hemoragik yang sukar diatasi.

Gambar 3. Diagram lumen bronkhus. 1

31
Mulyadi, Bronkoskopi Serat Optik Pada Saluran Nafas Bawah

Premedikasi tindakan BSO memakai obat dipakai untuk BAL harus steril, bebas
pnenenang seperti Diazepam, bersama pirogen, isotonic serta suhu 370C yang akan
dengan Sulfas Atrofin. Atrofin diharapkan mengurangi reflek batuk dan
dapat mengurangi reaksi vasovagal serta bronkhospasme.
mengurangi sekresi saluran nafas. Sebagain BAL merupakan metoda yang dapat
besar (lebih dari 93%) BAL dengan BSO diandalkan untuk memperoleh bahan
yang dilakukan diberbagai tempat dewasa pemeriksaan dari saluran nafas bawah
ini, dikerjakan dengan memakai anestesi karena dapat memberikan bahan
lokal, tindakan BAL dengan memakai pemeriksaan yang cukup representative,
general anestesi akan memberi hasil yang serta memberikan hasil yang cukup tinggi
tidak banyak berbeda. Penelitian de Blasio terhadap pemeriksaan bebagai macam
dkk mendapati pemakaian local anestesi parasit, virus jamur dan bakteri. 6, 8
dengan Lidocain pada BAL dapat Indikasi dilakukan BAL dengan BSO
mempengaruhi viabilitas sel yang didapat, terutama pada : 2, 5
oleh karena itu pemakaian local anestesi 1. Penderita yang tidak dpat mengeluarkan
pada BAL dianjurkan seminimal mungkin. 2, dahak untuk pemeriksaan sputum
5
mikrobiologi atau sputum sitologi.
Pemakaian local anestesi memakai Lidocain 2. Sebagai tindakan pengobatan untuk
diberikan secara spray pada hidung, mulut mengeluarkan penumpukan cairan pada
dan laring, instilasi langsung Lidocain saluran nafas bawah.
melalui BSO bertujuan untuk anestesi Persiapan bahan BSO untuk analisa infeksi
trachea, carina dan bronchus. seperti mikobakterium atau jamur sama
Pada dasarnya BSO merupakan tindakan halnya dengan perlakuan terhadap bahan
yang relative aman,efek samping yang sputum, efusi pleura atau urine. Spesimen
terjadi berupa batuk selama tindakan, ditempatkan dalam tabung silicon atau
demam yang timbul setelah beberapa jam plastik, steril, segera dievaluasi, namun
setelah tindakan, ataupun perubahan apabila disimpan dalam suhu 40C
sementara dari faal paru seperti FEV1, dan pemeriksaan dapat hingga waktu 24 jam.
penurunan PaO2, akan kembali pulih setelah Berbagai hasil penelitian dengan bantuan
beberapa jam hingga 24 jam. 1, 2, 5 BSO, baik pengecatan langsung maupun
Komplikasi BSO yang disertai BAL maupun disertai dengan pembiakan akan
tindakan lainnya dapat dibagi dalam meningkatkan kemampuan cakupan –
komplikasi major (pneumothorak, deteksi berbagai mikobakteria, parasit,
perdarahan > 50 cc, gagal nafas), dan ataupun jamur. Penelitian retrospektif
komplikasi minor (laringospasme, mual- Baughman dkk terhadap kasus dengan
muntah, vasovagal, syncope, epistaksis, diagnosa tidak jelas dan dilakukan BAL
bronkhospasme). Dresin dkk mendapatkan BSO, mendapati angka kepositifan BTA
pada pemakaian BSO, komplikasi major 5% dahak pagi hari 34% dan hasil biakan 51%,
dengan angka kematian 0,5% sedangkan Pu dengan BAL BSO hasil kepositifan BTA
dkk mendapati komplikasi major 0,5%, sediaan langsung mencapai 38% dan hasil
komplikasi minor 0,8% angka kematian biakan mencapai 92% . Kepekaan penemuan
0%.5, 6 BTA dari hapusan dahak pagi hari dengan
Tindakan BSO pada orang yang mempunyai hapusan BAL mencapai 90% (lebih tinggi
penyakit penyerta yang berat, harus 60% dari hapusan dahak pagi hari), dan hasil
mendapat perhatian khusus seperti biakan BAL BSO mencapai 90% (lebih baik
pemberian dan monitoring O2 secara ketat, 45% dari hasil biakan dahak pagi hari). 2, 6, 8
monitoring EKG, merupakan hal yang
mutlak diperlukan. Pada penderita dengan Ringkasan
riwayat asma bronkhiale selain pemberi O2
dengan nasal prong dan monitorir EKG BSO merupakan alat sarana diagnostik, dan
secara ketatm juga dianjurkan untuk terapetik tergantung kasus yang dihadapi.
memberikan premedikasi dengan beta2 Keuntungan BSO sebagai penunjang
agonis. diagnose metode ini akan memberikan hasil
Pada keadaan dimana BAL dimaksudkan penemuan positivitas yang jauh lebih baik.
untuk mengumpulkan contoh yang dapat Hambatan BSO : diperlukan peralatan, serta
mewakili bagian terbesar paru (buka lesi tenaga yang trampil dalam mengerjakan
lokal), sebagian besar (lebih dari 95%) tindakan pengambilan sediaan.
memakai lokasi standart pada lobus tengah
atau lingula, karena pada bagian tersebut
dapat diperoleh sampel lebih besar hingga
20% dari tempat lainnya. Cairan yang
32
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 1 April 2011

Daftar Pustaka

1. Stradling P. Diagnostic Bronchoscopy. 4th ed.


Churchill Livingstone New York 1981.
2. Bughman RP, Dohn MN, Loudon RG, Frame
PT. Bronchoscopy with cronchoalveolar lavage
in Tuberculosis and fungal infections. Chest
1991.99 : 92 – 97 Oulette DR. The savety of
Bronchoscopy in a Pulmonary Fellowship
Program. Chest. 2006. 130 (4) : 1185 – 1190
3. Elston WJ, Whittaker AJ, Khan LN, et al. Safety
of research bronchoscopy, biopsi, and
bronchoalveolar lavage in asthma. Eur Respir J
2004. 24 : 375-377
4. Hattotuwa K, Gamble EA, O’Shaughnessy T et
al. Safety of bronchoscopy, biopsi, and BAL in
research patients with COPD. Chest 2002. 122 :
1909-1912
5. Drent M, Wagenaan SS, Mulder PHG, van
Velzen – Blad H, Diament M, van den Bosch
JMM. Brochoalveolar lavage fluid profiles in
sarcoidosis, Tuberculosis and non Hodgkin’s and
Hodgkin disease. An evaluation of differences.
Chest 1994. 105 : 514 – 519
6. Metha AC, Curtis PS, Scaltzith ML, Meeker Dp.
The high price of bronchoscopy Maintenance
and repair of the flexible fiber optic
bronchoscope. Chest 1990.98 : 448 – 454
7. Peu CA, Pacht ER. Complication of fiber optic
bronchoscopy at a University hospital. Chest
1995.107 : 430 – 432

33

Anda mungkin juga menyukai