Anda di halaman 1dari 16

Deteksi SARS-CoV-2 dalam

saliva dan karakterisasi gejala


oral pada pasien COVID-19
Hilma Haryafarty
J012 21 1003

Program Pendidikan Magister kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
PENGANTAR

• Sejak Desember 2019, wabah virus corona baru (SARSCoV-2),


yang ditemukan pertamakali di Wuhan, Cina, telah menyebar
dengan cepat dan mengakibatkan penyakit pernapasan virus
yang berpotensi mengancam jiwa yang dinamai penyakit
coronavirus 19 (COVID-19) oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO).

World Health Organization. Novel Coronavirus (2019-nCoV): sit_x0002_uation report, 22. Feb 27, 2020.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/330991/. Accessed March 3, 2020.
PENGANTAR

• Seperti darah, saliva merupakan penanda biologis seperti DNA, RNA,


protein, dengan tingkat mikroorganisme yang mudah dideteksi, karena
kedua biofluida memiliki banyak kesamaan dalam komponen molekuler
• Telah dilaporkan bahwa beberapa virus penyakit menular skala besar,
terutama penyakit pernapasan seperti sindrom pernapasan akut yang
parah (SARS) dan sindrom pernapasan timur tengah (MERS), dapat
dideteksi dalam saliva

Marsh PD, Do T, Beighton D, Devine DA. Influence of saliva on the oral microbiota. Periodontol 2000. 2016;70:80-92.
Khurshid Z, Zafar MS, Khan RS, Najeeb S, Slowey PD, Rehman IU.Role of salivary biomarkers in oral cancer detection. Adv Clin
Chem. 2018;86:23-70.
BAHAN DAN METODE

• Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etika Medis Rumah Sakit Union, Tongji
Medical College, Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Wuhan, Cina
(20200062).
• Waktu penelitian : 28 Februari 2020 hingga 4 Maret 2020

Akuisisi kumpulan data publik


• Profil RNA-seq yang dikumpulkan dari Protein manusia (GTEx dataset, HPA dataset,
FANTOM5 dataset and Consensus dataset) menunjukkan transkrip pengkodean
berjuta protein yang didapatkan)
• Fokus utama dari penelitian ini adalah pada distribusi jaringan dan ekspresi ACE2,
terutama di kelenjar saliva.
Kriteria inklusi

Inklusi pasien dalam penelitian ini sesuai dengan


A. Pedoman diagnostik untuk pneumonia coronavirus baru
(NCIP) edisi ketujuh
B. Deteksi asam nukleat SARS-CoV-2 pada hari pengumpulan
sampel dalam penelitian tersebut
Total Pasien : 31 pasien.
Menurut NCIP : 26 pasien kriteria ringan sedang , dan 5 pasien
kritis dengan menggunakan ventilator.
Pengambilan spesimen

1. Spesimen Saliva
• 30 menit setelah makan dan minum, rongga mulut
dibersihkan dengan normal saline sebelum dilakukan
pengambilan saliva.
• Kemudian lidah pasien diangkat dan dilipat agar ductus saliva
dapat mengeluarkan saliva murni dan pengumpulan cairan
sebanyak 1,5 mL.
Pengambilan spesimen

2. Pengambilan swab orofaringeal


• Swab orofaringeal dan sampel saliva dilakukan pada waktu
bersamaan.
• Sebuah swab sintetis dimasukkan ke tenggorokan pasien dari
mulut dan faring posterior diseka, menghindari lidah. Setelah
swabbing, masing-masing swab penyerap ditempatkan segera
ke dalam tabung steril.
Pengambilan spesimen

3. Ekstraksi asam nukleat dan RT-PCR


• Menurut pedoman terbaru yang dikeluarkan oleh WHO,
pengujian molekul asam nukleat virus sangat penting untuk
diagnosis, dengan target genetik ORF1ab dan nCoV-N.
• SARS-CoV-2 dideteksi menggunakan sistem RT-PCR dengan
mengikuti petunjuk test kit komersial (BioGerm.InC).
• Hasil pengujian diperoleh pada Roche Cobas z480 PCR
Analyzer. dengan nilai CT < 35 didefinisikan sebagai Positif.
Pengambilan spesimen

4. Kuesioner untuk gejala oral


• untuk menanyakan pada manifestasi 14 gejala terkait mulut
oleh pasien COVID-19.
• 108 pasien (konfirmasi infeksi SARS-CoV-2 di empat Rumah
Sakit di Wuhan (52 responden kelamin laki-laki dan 56
responden berjenis kelamin perempuan.
Hasil Data
HASIL
HASIL
DISKUSI

• Dalam penelitian diatas , peneliti menemukan 4


kasus dengan deteksi positif dari asam nukleat
SARSCoV-2 dalam saliva.
• Hasil ini dengan demikian mengkonfirmasi
kemungkinan SARS-CoV-2 terdapat di saliva. Oleh
karena itu, potensi risiko penularan cairan saliva tidak
boleh diabaikan.
To K-W, Tsang O-Y, Yip C-Y, et al. Consistent detection of 2019 novel coronavirus in saliva. Clin
Infect Dis. 2020;71(15):841-843.
DISKUSI

• Studi ini menegaskan bahwa ACE2 juga diekspresikan dalam


kelenjar saliva, tetapi lebih rendah dari janringan yang lain.
• Penelitian Ren dkk menyarankan bahwa dalam mendiagnosis
COVID-19 dapat mengembangkan gejala oral awal (kehilangan
rasa pengecapan dan mulut kering), bahkan sebelum demam
dan batuk kering

Ren YF, Rasubala L, Malmstrom H, Eliav E. Dental care and oral health under the clouds of COVID-19. JDR
Clin Trans Res. 2020;5(3):202-210.
DISKUSI

• Ekspresi ACE2 yang tinggi dapat ditemukan pada sel epitel


mukosa mulut, yang diperkaya dengan sel epitel lidah,
sehingga memberikan kemungkinan jalur masuk untuk SARS-
CoV-2. Oleh karena itu, mukosa mulut mungkin memiliki
potensi risiko infeksi oleh SARS-CoV-2, menunjukkan bahwa
gejala mulut juga dapat dianggap sebagai gejala awal infeksi
COVID-19
Xu H, Zhong L, Deng J, et al. High expression of ACE2 receptor of SARS-CoV-2 on the epithelial cells of oral
mucosa. Int J Oral Sci. 2020;12(1):8
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai