Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Sistem Bilangan Real


Di sekolah, kita telah akrab dengan berbagai bentuk bilangan, seperti
bilangan rasional dan bilangan irrasional. Gabungan dari kumpulan bilangan
rasional dan irrasional disebut dengan bilangan real.
Simbol atau lambang-lambang baku untuk mengenali himpunan-himpunan
bilangan, antara lain:
R = {x| x bilangan real}
N = {x| x bilangan asli} = {1, 2, 3, 4, ....}
Z = {x| x bilangan bulat} = {...., -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, .... }
Q = {x| x bilangan rasional}
R\Q (Bilangan Irrasional) = {x| x bilangan real yang bukan bilangan
rasional}
𝒑
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk dimana p
𝒒

dan q bilangan bulat, q ≠ 0.


Perhatikan, bilangan rasional bila ditulis dalam bentuk desimal, maka desimal dari
bilangan ini akan selalu berulang, sebagai contoh
1 2
= 0,25000… = 0,250̅ ; = 0,66666… = 0,6̅; 5 = 10/2 = 5,000… = 5, 0̅
4 3

Dari contoh di atas, tampaklah bahwa bilangan bulat juga merupakan bilangan
rasional termasuk bilangan nol bukan?
Catatan: Tanda garis diatas desimal dibaca dengan bar yakni menyatakan desimal
yang berulang

CONTOH 1.1.1
̅̅̅̅ adalah
Tunjukkan bahwa bilangan desimal berulang x = 3,2464646… = 3, 246
bilangan rasional.
Penyelesaian:
𝒑
̅̅̅̅ dapat dinyatakan dalam bentuk
Harus kita tunjukkan bahwa x = 3, 246 dimana p
𝒒

dan q bilangan bulat, q ≠ 0.


̅̅̅̅, maka
Karena x = 3, 246
̅̅̅̅
1000x = 3246,46
10x = ̅̅̅̅
32,46

1
990x = 3214
3214
Jadi x = . Ini berarti bahwa x merupakan bilangan rasional.
990

Bilangan Irrasional atau Bilangan Tak Rasional adalah bilangan real yang tak
𝑝
dapat dinyatakan dalam bentuk dengan p , q bilangan bulat dan q ≠ 0.
𝑞

Bentuk desimal dari bilangan-bilangan tak rasional adalah tak berulang.


Misalnya √2 = 1,414213562...... ; 𝜋 = 3,141592… (desimalnya tak berulang)

CONTOH 1.1.2
Tunjukkan bahwa √2 adalah bilangan tak rasional.
Bukti: (Kita buktikan dengan cara kontradiksi)
Andaikan √2 bukan bilangan tak rasional.
𝑎
Berarti √2 adalah bilangan rasional. Akibatnya √2 dapat ditulis sebagai √2 =
𝑏

dengan a , b bilangan bulat, b ≠ 0, dan pembagi sekutu terbesar dari a dan b adalah
1. Dari sini diperoleh 2b2 = a2 . Karena a2 kelipatan dua, maka a juga merupakan
kelipatan 2. Namakan a=2k untuk suatu bilangan bulat k, sehingga diperoleh
2b2 = (2k)2 = 4k2
b2 = 2k2
Dengan cara yang sama dapat disimpulkan bahwa b kelipatan 2. Hal ini berarti
bahwa a dan b mempunyai sekutu terbesar berkelipatan 2 yang kontradiksi dengan
pengambilan a dan b di atas. Jadi, pengandaian √2 bilangan rasional adalah salah,
ini berarti bahwa √2 adalah bilangan tak rasional.

1.1.1. Sifat Lapangan Bilangan Real


Operasi penjumlahan dan perkalian pada R memenuhi sifat lapangan atau
sifat medan bilangan real. Adapun sifat lapangan bilangan real adalah sebagai
berikut:
Untuk setiap x,y,z R, berlaku

1. Sifat komutatif
x+y=y+x
x.y =y.x

2
2. Sifat asosiatif
x + (y + z) = (x+y) + z
x(yz) = (xy) z
3. Sifat distributif kali terhadap tambah
x(y + z) = xy + xz
4. Unsur kesatuan
Terdapat unsur 0 (unsur kesatuan tambah atau unsur nol) dan 1 (unsur kesatuan
kali atau unsur satuan) yang memenuhi x + 0 = 0 + x = x dan x.1 = 1.x = x
5. Unsur balikan (invers)
(i) Untuk setiaap x R, terdapat - x R sehingga x + (-x)=0 (-x lawan dari x

)
(ii) Untuk setiap x R, x 0 terdapat x-1 R sehingga x. x-1 = 1 (x-1 kebalikan

dari x )
Berdasarkan sifat lapangan pada bilangan real dapat didefinisikan operasi
biner lainnya, yaitu operasi pengurangan (-) dan pembagian (÷).

Definisi 1.1.1 ( Pengurangan dan Pembagian Bilangan Real)


Misalkan x,y  R.
a). Pengurangan bilangan real x dan y ditulis x – y didefinisikan dengan x – y =
x + (-y)
b). Pembagian bilangan real x oleh y (y  0) ditulis x : y didefinisikan dengan x :
𝑥
y = = x.y-1
𝑦

Perlu diingat bahwa operasi pengurangan saling invers dengan operasi


penjumlahan, dan operasi pembagian saling invers dengan operasi perkalian. Selain
itu, dari sifat lapangan pada R dapat diturunkan rumus-rumus aljabar elementer
yang disajikan pada teorema berikut.

Teorema 1.1.2 ( Sifat-sifat Aljabar Elementer Bilangan Real)


Misalkan a, b, c adalah bilangan real.
(a) Jika a = b, maka a + c = b + c dan ac = bc

3
(b) Jika a + c = b + c, maka a = b
(c) Jika ac = bc dan c 0 , maka a = b

(d) -(-a) = a
(e) (a-1)-1 = a, a 0

(f) a(b-c) = ab – ac
(g) a . 0 = 0. a = 0
(h) a(-b) = (-a)b = -ab, khususnya (-1)a = -a
(i) (-a)(-b) = ab
(j) Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0
𝑎 𝑐
(k) Jika = , maka ad = bc, b 0, d 0
𝑏 𝑑

𝑎 𝑐 𝑎𝑑+𝑏𝑐
(l) + = , b 0, d 0
𝑏 𝑑 𝑏𝑑

1.1.2 Sifat Urutan pada Billangan Real


Sifat urutan pada bilangan real menurunkan suatu konsep yang
membandingkan di antara bilangan real, sehingga diperoleh suatu bilangan real
lebih dari atau kurang dari bilangan real lainnya. Jjika b terletak di sebelah kanan
dari a pada garis bilangan, dikatakan b lebih dari a dan ditulis b > a.
Sedangkan sebaliknya dikatakan a kurang dari b dan ditulis a < b.
Bilangan real bukan nol dibedakan menjadi bilangan real positif dan bilangan real
negatif. Dari fakta tersebut dapat diperkenalkan relasi urutan “<” yang disajikan
pada definisi-definisi berikut.

Definisi 1.1.3
Diberikan a,b  R.
(1) a < b berarti b – a positif atau b – a > 0
(2) a ≤ b berarti a = b atau a < b
(3) b > a berarti a < b atau b – a positif

Berikut ini diperkenalkan aksioma urutan yang sering disebut dengan sifat
trikhotomi. Adapun aksioma urutan tersebut disajikan seperti di bawah ini.

4
Aksioma 1.1.4 (Aksioma urutan)
(1) Jika a  R , maka salah satu dari pernyataan-pernyataan berikut
berlaku:
a = 0 atau a positif atau a negatif ATAU a < 0; a = 0; a > 0
(2) Jumlah dua bilangan real positif adalah bilangan positif
(3) Perkalian dua bilangan real positif adalah bilangan positif.

Selanjutnya, akan dibicarakan sifat-sifat urutan yang disajikan pada teorema


berikut.

Teorema 1.1.5 (Sifat-sifat Urutan)


Diberikan x, y, z, c  R .
(1) Jika x < y dan y < z, maka x < z ( Sifat Transitif)
(2) Jika x < y, maka x + c < y + c (Sifat Penambahan )
(3) Jika x < y dan c > 0, maka cx < cy (Sifat Perkaaliaan )
(4) Jika x < y dan c < 0, maka cx> cy (Sifat Perkalian )
Teorema ini akan dibuktikan hanya no (2), sedangkan bagian yang lainnya
dikerjakan para pembaca sebagai latihan.
Bukti:
(2) x < y berarti y – x > 0 (definisi),
y < z berarti z – y > 0 (definisi).
Dari sini diperoleh (y – x) + (z – y) > 0 ( jumlah dua bilangan positif)
⇒y–x+z–y>0
⇒ –x + z > 0
⇒z–x>0 (komutatif)
⇒x<z (definisi)

Sifat kerapatan (density) bilangan real menyatakan bahwa diantara


sebarang dua bilangan real yang berbeda (bagaimanapun dekatnya) terdapat
suatu bilangan real bahkan takhingga banyak bilangan real.

5
Misalkan x dan y dua bilangan real yang berlainan, kemudian dibentuk bilangan
real z = (x+y)/2 yang merupakan bilangan pertengahan di antara x dan y. Situasi
ini diperlihatkan pada gambar berikut ini.

x z= (x+y)/2 y
Gambar 1.1.2
Dengan cara yang sama, diperoleh suatu bilangan s diantara x dan z, dan
bilangan lain t di antara z dan y. Proses ini dapat diulangi sampai tak berhingga kali,
sehingga diantara dua bilangan real sebarang (tidak perduli berapapun dekatnya)
terdapat tak berhingga banyaknya bilangan real lain. Akibatnya bahwa diantara dua
bilangan rasional terdapat suatu bilangan rasional, dan di antara setiap dua bilangan
tak rasional terdapat suatu bilangan tak rasional. Dengan kata lain, bahwa bilangan
rasional dan tak rasional keduanya rapat sepanjang garis bilangan real. Hal ini
berarti bahwa setiap bilangan mempunyai tetangga bilangan rasional dan bilangan
tak rasional yang cukup dekat dengannya.

6
Latihan 1.1 14. Hasil perkalian dua bilangan tak

Untuk soal nomor 1 sampai dengan rasional adalah bilangan tak

nomor 9, buktikan kebenaran dari rasional.

setiap pernyataan yang di berikan. Untuk soal nomor 15 sd 17, tunjukkan


bahwa desimal berulang berikut
1. √3 adalah bilangan tak rasional .
bilangan rasional
2. Jumlah dua bilangan rasional
15. 2, 56565656....
adalah rasional.
16. 0, 217171717....
3. 0 < a <b jika hanya jika a 2 < b2
1 1 17. 3,9292929.....
4. 0 < a < b jika dan hanya jika >
𝑎 𝑏 18. Apakah
a+b
5. Jika a< b, maka a < <b 0,1234567891011121314
2

6. Hasil kali sebuah bilangan rasional atau tak rasional?


rasional yang tak nol dengan Jelaskan!
sebuah bilangan tak rasional 19. Cari dua bilangan tak rasional
adalah tak rasional yang jumlahnya rasional.
7. Jika bilangan asli m bukan
merupakan bentuk kuadrat
sempurna, maka √𝑚 tak rasional.
8. √6 + 3 adalah bilangan tak
rasional.

Untuk soal nomor 9 sd 14, selidiki


apakah pernyataan yang di berikan
benar? Jika benar buktikan, jika salah,
berikan contoh penyangkal.
9. Jika a ≤ b, maka a – 4 ≤ b – 4.
10. Jika a ≤ b, maka a – a ≤ -b.
11. Jika a ≤ b, maka a 2 ≤ ab.
12. Jika a ≤ b, maka a 3 ≤ a2 b.
13. Jumlah dua bilangan tak rasional
adalah tak rasional.

5
1.2 Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah hubungan matematika yang mengandung tanda
salah satu dari <, >, ≥, ≤, dan suatu variabel. Semua himpunan bilangan real yang
memenuhi pertidaksamaan dinamakan himpunan penyelesaian. Penyelesaian
pertidaksamaan dapat diperoleh dengan menggunakan sifat-sifat urutan yang telah
dibicarakan pada pasal sebelumnya. Himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan
dapat dituliskan dalam bentuk notasi himpunan atau dalam notasi interval.
Sebelum membicarakan pertidaksamaan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai
pengertian interval yang sangat erat kaitannya dengan penulisan himpunan
penyelesaian suatu pertidaksamaan .
Suatu interval adalah himpunan bagian tak kosong dari R yang memenuhi
ketaksamaan tertentu. Suatu interval terdiri dari interval terbatas dan interval tak
terbatas.
Definisi 1.2.1 ( Interval Terbatas)
(a,b) = { x ∈ R | a < x < b } ( )
a b
[ a, b ] = { x ∈ R | a ≤ x ≤ b } [ ]
a b
( a,b ] = { x ∈ R | a < x ≤ b } ( ]
a b
[a,b) = {x ∈ R | 𝒂 ≤ x < b } [ )
a b
Definisi 2.2.2 ( Interval Tak Terbatas )
(a,+ ∞) = { x ∈ R | x > a } (
a
[a,+ ∞) = { x ∈ R | x ≥ a } [
a
(- ∞, 𝒃) = { x ∈ R | x < b } )
b
(- ∞, 𝒃) = { x ∈ R | x ≤b } ]
b
(- ∞ + ∞) = { x ∈R | (- ∞< x < + (- ∞ } = R

6
Perlu diingat bahwa lambang +∞ berarti “membesar tanpa batas“ dan lambang -∞
berarti “mengecil tanpa batas“.

CONTOH 1.2.1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x2 – x – 2 ≥ 4
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa x2 – x – 2 ≥ 4
⇒ x2 – x – 6 ≥ 0
⇒ (x+2) (x-3) ≥ 0 .... (1)
Arti dari pernyataan (1) adalah bahwa terdapat dua variabel, yaitu x  2 dan

x  3, jika dikalikan bernilai positif. Agar hasil kali dua bilangan bernilai positif,
maka terdapat dua kemungkinan (pilihan) yang harus dipenuhi, yaitu:
(i) x  2  0 dan x  3  0 , atau
(ii) x  2  0 dan x  3  0 .
Pembahasan (i)
Jika x  2  0 dan x  3  0 , maka berlaku: x  2 dan x  3 . Sehingga

diperoleh: x  R x  3.

Pembahasan (ii)
Jika x  2  0 dan x  3  0 , maka berlaku: x  2 dan x  3 . Sehingga

diperoleh: x  R x  2.

Karena (i) dan (ii) adalah kemungkinan yang menyebabkan pernyataan (1) terjadi,
maka himpunan penyelesaian pernyataan (1) adalah: x  R x  3 atau

x  R x  2.

CONTOH 1.2.2
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x 3  x  1  x  2   0 .
2

Penyelesaian :
Bentuk pertidaksamaan x 3  x  1  x  2   0
2
(2)

7
dapat diartikan bahwa terdapat 3 variabel, yaitu x 3 , x  1 , dan x  2 , jika
2

dikalikan hasilnya bernilai positif. Terdapat 2 kemungkinan yang harus dipenuhi


sedemikian sehingga menyebabkan hasil kali ketiga variabel bernilai positif, yaitu:
x 3  0 ,  x  1  0 , dan x  2  0
2
(i)

(ii) x 3  0 ,  x  12  0 , dan x  2  0 .


Pembahasan (i)
Jika x 3  0 ,  x  1  0 , dan x  2  0 , maka
2

 x 3  0 jika dan hanya jika x  0 , dan


  x  1  0 jika dan hanya jika untuk setiap x bilangan real dengan x  1,
2

dan
 x  2  0 jika dan hanya jika x  2 .
Dengan demikian, bilangan real yang memenuhi pada Kemungkinan (i) adalah
x  R x  2.
Pembahasan (ii)
Jika x 3  0 ,  x  1  0 , dan x  2  0 , maka
2

 x 3  0 jika dan hanya jika x  0 , dan


 x  12  0 jika dan hanya jika untuk setiap x bilangan real, dengan x  1
dan
 x  2  0 jika dan hanya jika x  2 .
Dengan demikian, bilangan real yang memenuhi pada Kemungkinan (ii) adalah
x  R x  0, dengan x  1.
Dari pembahasan (i) dan pembahasan (ii), maka himpunan penyelesaian yang
memenuhi pertidaksamaan (2) adalah: x  R x  2 atau x  R x  0, dengan

x  1.

Catatan:
Penghubung pernyataan “ jika dan hanya jika” dinotasikan  .

8
CONTOH 1.2.3
2
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  x 1.
x
Penyelesaian:
Pada kasus ini, x  0 (mengapa ?). Disini tidak boleh mengalikan kedua ruas
pertidaksamaan dengan faktor x (mengapa ?)
2 x2  x  2
Perhatikan bahwa  x  1 dapat dinyatakan menjadi  0.
x x
x2  x  2
Pertidaksamaan  0 dapat diartikan bahwa, terdapat dua variabel, yaitu
x
x 2

 x  2 dan x  x  0 , dengan hasil kali kedua variabel tersebut bernilai
negatif. Agar hasil kali kedua variabel tersebut bernilai negatif, terdapat dua
kemungkinan yang harus dipenuhi, yaitu:
(i) x 2

 x  2  0 dan x  0 .

(ii) x 2
 x  2  0 dan x  0 .
Pembahasan (i)
 
Jika x 2  x  2  0 dan x  0 , maka x  2
. x  1  0 dan x  0 .
Agar x  2
. x  1  0 dan x  0 , maka terdapat dua kemungkinan yang harus
dipenuhi, yaitu:
(a) x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 .
Jika x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 , maka berlaku

x  2 dan x  1  dan x  0  x  1 dan x  0


    .

Artinya tidak ada bilangan real yang memenuhi x  2  0 dan x  1  0 


dan x  0 .
(b) x  2  0 dan x  1  0  dan x  0
Jika x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 , maka berlaku:

x  2 dan x  1  dan x  0  x  2 dan x  0


 x  2.

9
Artinya bilangan real yang memenuhi x  2  0 dan x  1  0  dan

x  0 adalah x  2.
Berdasarkan pembahasan Kemungkinan (a) dan (b), maka diperoleh
 
bilangan real yang memenuhi x 2  x  2  0 dan x  0 adalah  atau

x  2. Sesuai dengan sifat himpunan, maka   x  2  x  2.


 
Oleh karena itu, bilangan real yang memenuhi x 2  x  2  0 dan x  0

adalah x  R x  2.

Pembahasan (ii)
 
Jika x 2  x  2  0 dan x  0 , maka x  2
. x  1  0 dan x  0 .
Agar x  2
. x  1  0 dan x  0 , maka terdapat dua kemungkinan yang harus
dipenuhi, yaitu:
(c) x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 .
Jika x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 , maka berlaku

x  2 dan x  1  dan x  0   2  x  1 dan x  0


 0  x  1 .

Artinya bilangan real yang memenuhi x  2  0 dan x  1  0  dan

x  0 adalah 0  x  1.
(d) x  2  0 dan x  1  0  dan x  0

Jika x  2  0 dan x  1  0  dan x  0 , maka berlaku:

x  2 dan x  1  dan x  0   dan x  0


  . (Sifat himpunan:   A  A     )

Artinya tidak ada bilangan real yang memenuhi x  2  0 dan x  1  0 


dan x  0 .
Berdasarkan pembahasan Kemungkinan (c) dan (d), maka diperoleh
 
bilangan real yang memenuhi x 2  x  2  0 dan x  0 adalah 0  x  1

atau  . Sesuai dengan sifat himpunan, maka 0  x  1   0  x  1.

 
Oleh karena itu, bilangan real yang memenuhi x 2  x  2  0 dan x  0 adalah

x  R 0  x  1.

10
Jadi, dari Pembahasan (i) dan (ii), himpunan penyelesaian pertidaksamaan
x2  x  2
 0 adalah x  R x  2 atau x  R 0  x  1.
x

CONTOH 1.2.4
x 1 x
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan  .
2 x x3
Penyelesaian :
x 1 x
Perhatikan bahwa  dapat dinyatakan menjadi:
2 x x3
x 1 x x 1 x
   0
2 x x3 2 x x3


x  1x  3  x2  x   0
2  x x  3
2x 2  2x  3
 0 (3)
x  2x  3
 
Perhatikan bahwa 2 x 2  2 x  3 definit positif ((bernilai positif untuk setiap x

bilangan real). Akibatnya, pertidaksamaan (3) bernilai negatif, jika x  2x  3

bernilai negatif atau x  2x  3  0 (mengapa tidak menggunakan

x  2x  3  0.


Jika x  2x  3  0, maka terdapat dua kemungkinan yang harus dipenuhi,
yaitu:
(i) x  2  0 dan x  3  0 dan semua x bilangan real (R).
Jika x  2  0 dan x  3  0 dan R, maka berlaku:

x  2 dan x  3 dan R   dan R


.
Artinya, tidak ada bilangan real yang memenuhi
x  2  0 dan x  3  0 dan semua x bilangan real (R).
(ii) x  2  0 dan x  3  0 dan semua x bilangan real (R)
Jika x  2  0 dan x  3  0 dan R, maka berlaku:

x  2 dan x  3 dan R   3  x  2 dan R

11
  3  x  2.

Artinya, bilangan real yang memenuhi x  2  0 dan x  3  0 dan

semua x bilangan real (R) adalah  3  x  2.


Berdasarkan pembahasan (i) dan (ii), maka himpunan penyelesaian pertidaksamaan
x 1
adalah  atau  3  x  2. Dengan mengggunakan sifat himpunan,
x

2 x x3
diperoleh x  R  3  x  2.

Latihan 1.2
Carilah semua nilai x yang memenuhi setiap sistem pertidaksamaan yang
diberikan.
1. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 < 3 4. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 > –4
2. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 < –5 5. 3x + 7 > 1 atau 2x + 1 < –5
3. 3x + 7 ≤ 1 atau 2x + 1 < –8 6. 3x + 7 ≤ 1 atau 2x + 1 > –8
Tentukan himpunan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikut.
4. x4 – x2 < 0 8. 2 ≤ x2 – x < 6
5. (𝑥 + 1)( 𝑥 2 + 2x – 7 )≥ x2 – 1 9. (𝑥 2+ 1)2 – 7( x2 + 1) + 10 < 0
2 4
6. 1 + 𝑥 + 𝑥2 + x2 + ....+ x 99 ≤ 0 10. .
𝑥+ ≥2+
𝑥 𝑥
𝑥+3 𝑥−2 𝑥+1
1≤ ≤2 11. ≤
𝑥2 𝑥2 𝑥+3

12

Anda mungkin juga menyukai